Anda di halaman 1dari 2

Contoh lainnya yang menunjukkan dampak negatif dari Desentralisasi adalah hasil Penelitian

Smeru di Sulawesi selatan pada tahun 2003. Dalam laporan penelitian tersebut, disebutkan
bahwa desentralisasi telah telah memberikan ruang bagi anggota DPRD yang korup untuk
mengkorupsi hak-hak rakyat. Hal ini berimbas pada menurunnya pelayanan publik. Dari total
pengaduan yang masuk kepada YLKI Sulawesi Selatan pada tahun 2000-2001, 70 persen
diataranya adalah pengaduan menyangkut pelayanan publik, selain itu adanya desentralisasi.
Setelah UU No. 22/1999 dilaksanakan banyak tulisan yang menunjukkan kemacetan dalam
hubungan antara propinsi dan kabupaten/kota dirasakan menurun. Hal ini disebabkan oleh
tingginya tingkat “pembangkangan” pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat. Hasil
penelitian lainnya di Provinsi Lampung menunjukkan bahwa selama dua tahun pelaksanaan
desentralisasi dan otonomi daerah belum ada tanda-tanda kecenderungan pelayanan pemerintah
kepada masyarakat akan menjadi lebih baik. Sementara itu laporan dari Sarwadi, salah satu
anggota SPI yang menjadi anggota BPD di Jambi menyebutkan bahwa kecenderungan korupsi di
lingkungan penyelenggara negara memiliki kecendurangan yang meningkat. Desentralisasi juga
telah memunculkan raja-raja kecil yang memiliki kekuasaan di daerah.
Menurut Bank Dunia (2006) Indonesia menjadi satu-satunya negara yang melakukan
desentralisasi dengan proses yang sangat cepat apabila dibandingkan negara lainnya dikawasan
asia timur dan asia pasifik. Terlalu cepatnya proses desentralisasi di Indonesia pada akhirnya
menunjukkan bahwa otonomi daerah yang merangsang pemekaran daerah ini menimbulkan
kesan disintegrasi NKRI, padahal merubah struktur kepemerintahan dan menciptakan keakraban
sosial baik dalam lingkungan desa ataupun dalam wilayah makro nasional dibutuhkan dalam
jangka waktu yang lama (Tjondronegoro, 2007). Tergesa-gesanya desentralisasi yang dilakukan
di Indonesia patut dicurigai sebagai salah satu upaya penyerobotan kekayaan bangsa oleh
segelintir orang tertententu.
Dari dampak-dampak negatif desentralisasi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan
semakin terbukanya kewenangan daerah maka semakin terbuka pula kapitalisme global datang
menyusupi dan menggerogoti kekayaan alam nusantara yang seharusnya menjadi milik rakyat.
Ketika otonomi daerah sudah mulai berlaku, maka lembaga keuangan internasional dengan
mudahnya memberikan pinjaman kepada pemerintah daerah secara langsung, selain itu, investasi
disektor –sektor strategis dan ekstratif sudah semakin sulit dikendalikan. Alih-alih menjadikan
rakyat semakin sejahtera, desentralisasi dan otonomi daerah yang terjadi saat ini justru malah
membuat rakyat bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar dalam mengakses kekayaan alam
Indonesia. Hal ini juga terkait dengan aturan dan kewenangan daerah dalam mengatur masalah
investasi. Pada PP. No.38/2007 tertulis bahwa khusus untuk urusan pemerintahan bidang
penanaman modal, penetapan kebijakan dilakukan sesuai peraturan yang berlaku. Artinya, ada
kemungkinan dan celah bagi kapitalisme global melalui peraturan ini.
Kapitalisme adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya
untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat
melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama. Walaupun demikian, kapitalisme
sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa diterima secara luas. Beberapa ahli
mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai berlaku di Eropa pada abad ke-16
hingga abad ke-19, yaitu pada masa perkembangan perbankan komersial Eropa di mana
sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat
memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal, seperti
tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang jadi. Untuk mendapatkan
modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan baku dan mesin dahulu, baru
buruh sebagai operator mesin dan juga untuk mendapatkan nilai lebih dari bahan baku tersebut.
Ciri-ciri Kapitalisme :
• Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi
• Pemilikan alat-alat produksi di tangan individu
• Inidividu bebas memilih pekerjaan/ usaha yang dipandang baik bagi dirinya.
• Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar
• Pasar berfungsi memberikan “signal” kepda produsen dan konsumen dalam bentuk
harga-harga.
• Campur tangan pemerintah diusahakan sekecil mungkin. “The Invisible Hand” yang
mengatur perekonomian menjadi efisien.
...
Sumber :
wiki dan http://id.answers.yahoo.com
TS Newbie
Sistem ekonomi Kapitalis memiliki beberapa kebaikan :
1. Alur Modal yang SANGAT BESAR.
2.
3. Penciptaan pasar tenaga kerja yang SANGAT BESAR.
4. Penciptaan produk MASSAL yg dibuat oleh INDUSTRI2 BESAR.
Ketiganya tidak mungkin ada tanpa adanya sistem Kapitalistik (Modal Besar), namun efek
negatifnya juga banyak...

Anda mungkin juga menyukai