PENGELOLAAN KEUANGAN
ii
KATA
PENGANTAR
PENGELOLAAN KEUANGAN
iii
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL GURU
DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa dan visi Kemdikbud
2025 untuk menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif (Insan Kamil/Insan
Paripurna), tema pembangunan pendidikan nasional 2010-2014 difokuskan pada
penguatan layanan pendidikan dan kebudayaan.
Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Renstra Kemdikbud) 20102014, menjabarkan bahwa sejalan dengan fokus tersebut, visi Kemdikbud 2014 adalah
terselenggaranya layanan prima pendidikan dan kebudayaan untuk membentuk insan
Indonesia cerdas dan beradab. Untuk mencapai visi Kemdikbud 2014, misi Kemdikbud
2010-2014 dikemas dalam Misi: Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan dan
kebudayaan (M1); Memperluas keterjangkauan layanan pendidikan (M2); Kualitas
layanan pendidikan dan kebudayaan (M3); Mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh
layanan pendidikan (M4); Menjamin kepastian/keterjaminan memperoleh layanan
pendidikan (M5), dan Mewujudkan kelestarian dan memperkukuh kebudayaan Indonesia
(M6).
Tujuan strategis telah dirumuskan berdasarkan jenjang layanan pendidikan dan sistem
tata kelola yang diperlukan untuk menghasilkan layanan prima pendidikan sebagaimana
dikehendaki dalam rumusan visi dengan memperhatikan rumusan misi. Salah satu
tujuan strategis untuk mencapai visi-misi Kemendiknas 2010-2014 adalah terjaminnya
kepastian memperoleh layanan pendidikan dasar bermutu dan berkesetaraan (T2),
dengan strategi umum penyediaan manajemen satuan pendidikan pendidikan dasar
berkompeten yang merata di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota (ST1.2) serta arah
kebijakan pemberdayaan kepala sekolah dan pengawas sekolah.
Upaya pemberdayaan kepala sekolah dan pengawas sekolah diantaranya dilakukan
dengan menyelenggarakan diklat manajemen dan kepemimpinan yang berkualitas untuk
kepala sekolah dan diklat pengawasan yang berkualitas bagi pengawas sekolah.
Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah (Direktorat
PTK Dikdasmen), sebagai koordinator dan sekretariat yang ditunjuk oleh Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), serta didukung oleh Kemitraan
Pendidikan antara pemerintah Republik Indonesia dengan pemerintah Australia melalui
iv
program Australia Education Partnership with Indonesia School System Quality (AEPISSQ) telah mengembangkan sistem nasional pengembangan keprofesian bagi tenaga
kependidikan, khususnya kepala sekolah dan pengawas sekolah. Dukungan pemerintah
Australia ini diberikan dalam bentuk hibah kepada pemerintah Republik Indonesia mulai
tahun 2013-2016.
Di samping dana hibah, pemerintah Republik Indonesia juga telah menyediakan APBN
untuk pengembangan dan pelaksanaan sistem nasional tersebut. Sistem nasional
pengembangan keprofesian tersebut selanjutnya disebut Program Professional
Develompment for Education Personnel (ProDEP), yang terdiri dari empat program
sebagai berikut
1. Program Penyiapan Calon Kepala Sekolah (PPCKS),
2. Program Pengembangan Kapasitas Pendidikan Pemerintah Daerah (PPKPPD),
3. Program Pendampingan Kepala Sekolah oleh Pengawas Sekolah (PPKSPS),
4. Pengembangan Keprofesian Kepala Sekolah/Madrasah (PKB KS/M)
Kerjasama dan dukungan dari semua pihak sangat dibutuhkan untuk kelancaran Program
ProDEP ini demi terbentuknya sistem nasional Pengembangan Keprofesian Tenaga
Kependidikan.
Atas nama pemerintah Republik Indonesia, kami mengucapkan terima kasih kepada
pemerintah Australia melalui Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) yang
dahulu dikenal dengan AusAID atas dukungan dana hibah yang disediakan untuk Program
ProDEP. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang mendukung
keterlaksanaan sistem nasional Pengembangan Keprofesian Tenaga Kependidikan ini.
PENGELOLAAN KEUANGAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa Direktorat Pembinaan
Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah (Direktorat PTK Dikdasmen),
sebagai koordinator dan sekretariat yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan
dukungan dari MCPM-AIBEP AusAID dan AEPI-SSQ AusAID, telah berhasil menyusun
Bahan Pembelajaran Utama (BPU). BPU yang digunakan untuk Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) kepala sekolah/madrasah, terdiri atas tujuh BPU Tingkat
I, tujuh BPU Tingkat II, sepuluh BPU Tingkat III serta enam BPU Generik.
BPU PKB kepala sekolah/madrasah tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan
kompetensi, kinerja, dan kepemimpinan kepala sekolah/madrasah sesuai dengan
amanat Permendiknas nomor 28 tahun 2010 mengenai Penugasan Guru sebagai Kepala
Sekolah/Madrasah dan Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah.
Direktorat PTK Dikdasmen, Ditjen GTK,
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Component-2 AEPI-SSQ DFAT (Department of Foreign Affairs and Trade yang dahulu
dikenal dengan AusAID) yang telah dan sedang memberikan dukungan terhadap
upaya pengembangan Sistem PKB Kepala Sekolah/Madrasah.
2. MCPM-AIBEP-AusAID yang telah memberikan dukungan terhadap upaya
pengembangan Sistem PKB Kepala Sekolah/Madrasah.
3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang menyediakan peserta uji coba dan
mengorganisasi kegiatan di tingkat daerah.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan dan menyediakan fasilitas uji
coba BPU.
Semoga kebaikan Bapak dan Ibu sekalian dicatat sebagai amal ibadah yang baik oleh
Tuhan Yang Maha Esa, amin.
Terakhir, Direktorat PTK Dikdasmen, memohon maaf apabila dalam BPU ini terdapat halhal yang kurang berkenan bagi Bapak dan Ibu.
Jakarta, Desember 2014
Direktur PTK Dikdasmen Ditjen GTK
vi
Petunjuk Penggunaan
Bahan Pembelajaran Utama (BPU)
Bahan Pembelajaran Utama (BPU) Keuangan ini berisi pembelajaran tentang:
sumber-sumber pendapatan sekolah/madrasah; review RKAS/M; pembelanjaan
dan pembukuan; dan laporan pertanggungjawaban keuangan sekolah/madrasah.
Setelah mempelajari BPU ini, kepala sekolah/madrasah diharapkan dapat:
a. mengidentifikasi sumber-sumber pendapatan sekolah/madrasah
b. mereview Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKAS/M)
c. melaksanakan pembelanjaan dan pembukuan keuangan sekolah/madrasah
d. membuat laporan pertanggungjawaban keuangan sekolah/madrasah.
BPU ini terdiri atas 5 (lima) bagian yaitu: Penjelasan Umum BPU; Kegiatan
Pembelajaran; Lembar Kerja (LK); Penilaian; dan Bahan Bacaan.
Sebelum mempelajari BPU ini, Saudara harus memiliki dokumen-dokumen berikut:
a. Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM)
b. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKAS/M)
c. Petunjuk Teknis atau Surat Kesepahaman (Memorandum of Understanding/
MoU) berbagai bantuan dana.
BPU ini berkaitan dengan BPU yang lain yaitu: BPU RKJM dan RKAS/M.
Waktu yang dipergunakan untuk mempelajari BPU ini diperkirakan 123 Jam
Pelajaran (JP) untuk diselesaikan maksimal 1 semester yang terbagi dalam kegiatankegiatan berikut.
a. In-1 diperkirakan 18 JP
b. On diperkirakan 100 JP
c. In-2 diperkirakan 5 JP
1 JP setara dengan 45 menit. Perkiraan waktu ini sangat fleksibel sehingga bisa
disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan. Penyelenggara pembelajaran
bisa menyesuaikan waktu dengan Moda Langsung atau Moda Online.
PENGELOLAAN KEUANGAN
vii
viii
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR..................................................................................................... iii
Petunjuk Penggunaan Bahan Pembelajaran Utama (BPU)..........................................vii
DAFTAR ISI..................................................................................................................ix
PENJELASAN UMUM BPU PENGELOLAAN KEUANGAN................................................ 1
Pengantar...................................................................................................................... 2
Target Kompetensi ........................................................................................................ 3
Hasil Pembelajaran yang Diharapkan............................................................................ 3
Organisasi Pembelajaran...............................................................................................3
Isi Bahan Pembelajaran Utama.................................................................................. 4
Strategi Pembelajaran................................................................................................4
Prinsip Penilaian Kompetensi Peserta........................................................................... 5
Tagihan.......................................................................................................................... 6
Tugas 1 : Mengidentifikasi Sumber Pendapatan dan Menyusun Rencana
Usaha Peningkatan Sumber Pendapatan Sekolah/Madrasah.....................6
Tugas 2 : Mereview RKAS/M dan Menyusun RKAS/M Perubahan............................. 6
Tugas 3 : Melakukan Perencanaan Pembelanjaan dan Pembukuan..........................7
Tugas 4 : Membuat Laporan Pertanggungjawaban Keuangan
Sekolah/Madrasah...................................................................................... 8
KEGIATAN PEMBELAJARAN....................................................................................... 11
TOPIK I
MENGIDENTIFIKASI SUMBER-SUMBER PENDAPATAN SEKOLAH/ MADRASAH........... 12
Pengantar.................................................................................................................... 12
Kegiatan In Service Learning 1............................................................................... 13
Kegiatan Pengantar : Mengidentifikasi Isi BPU (Diskusi Kelompok, 1JP)..................13
Kegiatan 1 : Berpikir Reflektif tentang Sumber-Sumber
Pendapatan Sekolah/Madrasah (Berpikir Reflektif, 1 JP)...................14
Kegiatan 2 : Mengatasi Keterbatasan Pendapatan Sekolah
(Pemecahan Masalah - 2 JP)............................................................... 14
Kegiatan 3 : Menyusun Rencana Tindak Lanjut (Praktik, 25 Menit).......................16
Kegiatan On the Job Learning................................................................................ 17
Kegiatan 4 : Memetakan Sumber-Sumber Pendapatan Sekolah/Madrasah
Berdasarkan Dokumen Pendapatan Sekolah/Madrasah
(Praktik, 3 JP)...................................................................................... 17
Kegiatan 5 : Menyusun Rencana Usaha Peningkatan Pendapatan
Sekolah/Madrasah (Praktik, 3 JP)....................................................... 17
Kegiatan 6 : Membuat Perkiraan Pendapatan Berdasarkan
Sumber-Sumber Pendapatan (Praktik, 1 JP)...................................... 18
Kegiatan 7 : Penyusunan Laporan dan Persiapan
Presentasi Topik I (Praktik, 2 JP)......................................................... 18
PENGELOLAAN KEUANGAN
ix
Kegiatan 2 : Pendalaman tentang Pembelanjaan dan Pembukuan
(Diskusi, 2 JP)...................................................................................... 28
Kegiatan 3 : Pembelanjaan dan Pembukuan (Studi Kasus, 3 JP 30 menit).............29
Kegiatan 4 : Pengawasan Keuangan (Simulasi, 1 JP).............................................. 34
Kegiatan 5 : Rencana Tindak Lanjut (Praktik, 20 Menit)........................................ 34
Kegiatan On the Job Learning................................................................................ 34
Kegiatan 6 : Perencanaan, Pembelanjaan dan Pengawasan (Praktik, 4 JP)............35
Kegiatan 7 : Pembukuan Pembelanjaan dan Pengawasan (Diskusi, 2 JP)..............36
Kegiatan 8 : Menyusun dan atau Memperbaiki Pembukuan (Praktik, 30 JP).........36
Kegiatan 9 : Pengawasan Keuangan Sekolah/Madrasah (Praktik, 12 JP)................38
Kegiatan 10 : Penyusunan Laporan dan Persiapan Presentasi Topik III
(Praktik, 2 JP)...................................................................................... 38
Kegiatan In Service Learning 2............................................................................... 39
Kegiatan 11 : Melaporkan Hasil Belajar Topik III (Presentasi, 25 menit)..................39
Kegiatan 12 : Diskusi tentang Topik III (Berbagi Pengalaman, 30 Menit).................39
Kegiatan 13 : Menyusun Rencana Tindak Lanjut (Praktik, 20 menit).......................40
Kegiatan 14 : Melakukan Penilaian Diri terhadap Ketercapaian
Kompetensi BPU (Praktik, 20 menit).................................................. 40
Refleksi........................................................................................................................ 40
Kesimpulan.................................................................................................................. 41
TOPIK IV
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN SEKOLAH/MADRASAH.................. 42
Pengantar.................................................................................................................... 42
Kegiatan In Service Learning 1............................................................................... 43
Kegiatan 1 : Berpikir Reflektif tentang Pentingnya Laporan Pertanggungjawaban
Keuangan Sekolah/Madrasah (Berpikir Reflektif, 25 menit)...............43
Kegiatan 2 : Menelaah Laporan Keuangan (Studi Dokumen, 1 JP).........................43
Kegiatan 3 : Publikasi Laporan Keuangan Sekolah/Madrasah (Praktik, 1 JP) ........46
Kegiatan 4 : Rencana Tindak Lanjut (Praktik, 20 Menit)........................................ 46
Kegiatan On the Job Learning................................................................................ 47
Kegiatan 5 : Mengkaji Laporan Keuangan (Diskusi, 5 JP)........................................ 47
Kegiatan 6 : Membuat Laporan Keuangan (Praktik, 19 JP)..................................... 47
Kegiatan 7 : Membuat Publikasi Laporan Keuangan (Praktik, 3 JP)........................48
Kegiatan 8 : Penyusunan Laporan dan Persiapan Presentasi Topik IV
(Praktik, 2 JP)...................................................................................... 49
Kegiatan In Service Learning 2............................................................................... 49
Kegiatan 9 : Laporan Hasil Belajar Topik IV (Presentasi, 25 menit)........................49
Kegiatan 10 : Diskusi Hasil Belajar Topik IV (Berbagi Pengalaman, 30 Menit)..........50
PENGELOLAAN KEUANGAN
xi
Kegiatan 11 : Menyusun Rencana Tindak Lanjut (Praktik, 20 Menit)......................50
Kegiatan 12 : Melakukan Penilaian Diri terhadap Ketercapaian
Kompetensi BPU (Praktik, 20 Menit).................................................. 50
Refleksi........................................................................................................................ 51
Kesimpulan.................................................................................................................. 51
KESIMPULAN BPU PENGELOLAAN KEUANGAN..................................................... 52
LEMBAR KERJA......................................................................................................... 51
LK-1a Mengidentifikasi Isi BPU.................................................................................. 54
LK-1b Berpikir Reflektif Sumber-sumber Pendapatan Sekolah/Madrasah................57
LK-2 Mengatasi Keterbatasan Pendapatan Sekolah................................................ 60
LK-3 Menyusun Rencana Tindak Lanjut................................................................... 61
LK-4 Sumber-Sumber Pendapatan Sekolah/Madrasah........................................... 62
LK-5a Menyusun Rencana Usaha/Aksi Dalam Meningkatkan Pendapatan Sekolah.. 63
LK-5b Membuat Perkiraan Pendapatan Berdasarkan Sumber-sumber
Pendapatan.....................................................................................................64
LK-6 Upaya Penanganan Kondisi Tertentu Sekolah/Madrasah................................ 66
LK-7a Rencana Tindak Lanjut In-2............................................................................. 67
LK-7b Refleksi............................................................................................................68
LK-8 Berpikir Reflektif..............................................................................................69
LK-9 Menetapkan Prioritas Kegiatan dan Besaran Anggaran RKAS/M....................70
LK-10 Menelaah Prioritas Kegiatan RKAS/M............................................................. 71
LK-11 Menyusun RKAS/M.......................................................................................... 72
LK-12 Refleksi............................................................................................................73
LK-13 Berpikir Reflektif tentang Pembelanjaan dan Pembukuan..............................74
LK-14 Pendalaman tentang Pembelanjaan dan Pembukuan..................................... 75
LK-15 Studi Kasus Pembelanjaan dan Pembukuan.................................................... 76
LK-16 Melaporkan Pembukuan dan Pembelanjaan.................................................. 77
LK-17 Melaporkan Pembukuan dan Pembelanjaan.................................................. 78
LK-18 Melaporkan Pembukuan dan Pembelanjaan.................................................. 79
LK-19 Melaporkan Pembukuan dan Pembelanjaan.................................................. 80
LK-20a Instrumen Pengawasan Perencanaan
Pembelanjaan Keuangan Sekolah/Madrasah ................................................. 81
LK-20b Instrumen Pengawasan Realisasi
Pembelanjaan Keuangan Sekolah/Madrasah ................................................. 82
LK-20c Instrumen Pengawasan Pembukuan Keuangan Sekolah/Madrasah . .............83
LK-21 Pendalaman tentang Pembukuan Pembelanjaan . ......................................... 84
LK-22 Refleksi............................................................................................................85
LK-23 Berpikir Reflektif tentang Pentingnya Laporan Pertanggungjawaban
Keuangan Sekolah/Madrasah.......................................................................... 87
LK-24 Menelaah Laporan Keuangan.......................................................................... 89
LK-25 Mengkaji Laporan Keuangan........................................................................... 90
LK-26 Publikasi Laporan Keuangan Sekolah/Madrasah ............................................ 91
LK-27 Refleksi............................................................................................................92
xii
BAHAN BACAAN....................................................................................................... 95
Tabel Bahan Bacaan..................................................................................................... 96
Bahan Bacaan 1........................................................................................................... 98
Bahan Bacaan 2........................................................................................................... 98
Bahan Bacaan 3........................................................................................................... 99
Bahan Bacaan 4......................................................................................................... 100
Bahan Bacaan 5......................................................................................................... 101
Bahan Bacaan 6......................................................................................................... 102
Bahan Bacaan 7......................................................................................................... 106
Bahan Bacaan 8......................................................................................................... 107
Bahan Bacaan 9......................................................................................................... 113
Bahan Bacaan 10....................................................................................................... 117
Bahan Bacaan 11....................................................................................................... 119
Bahan Bacaan 12....................................................................................................... 120
Bahan Bacaan 13....................................................................................................... 121
Bahan Bacaan 14....................................................................................................... 126
Bahan Bacaan 15....................................................................................................... 127
Bahan Bacaan 16....................................................................................................... 130
Bahan Bacaan 17....................................................................................................... 131
Bahan Bacaan 18....................................................................................................... 136
Bahan Bacaan 19....................................................................................................... 137
Bahan Bacaan 20....................................................................................................... 138
Bahan Bacaan 21....................................................................................................... 142
PENILAIAN...............................................................................................................167
Penilaian Diri Kepala Sekolah/Madrasah................................................................... 168
Penilaian Pengawas/Assessor.................................................................................... 170
REFERENSI...............................................................................................................172
DAFTAR ISTILAH.......................................................................................................174
PENGELOLAAN KEUANGAN
xiii
xiv
PENGELOLAAN KEUANGAN
Pengantar
Bahan Pembelajaran Utama (BPU) ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan Saudara sebagai kepala sekolah/madrasah dalam mengelola keuangan
sekolah/madrasah sesuai prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan dan efisien.
Pengelolaan keuangan merupakan serangkaian proses perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi penggunaan keuangan secara efektif dengan menggunakan prinsip-prinsip
transparansi, akuntabilitas dan efisien.
Pengelolaan keuangan sekolah/madrasah secara akuntabel, transparan, dan efisien
akan menciptakan suasana sekolah/madrasah yang kondusif bagi peningkatan kualitas
sekolah/madrasah Suasana sekolah/madrasah yang demikian, akan membuat guru,
siswa, dan orang tua dapat memberikan dukungan dengan penuh kesungguhan yang
akhirnya dapat meningkatkan prestasi peserta didik tanpa membedakan jenis kelamin,
suku, agama, atau golongan. Dengan demikian, kepercayaan orangtua dan masyarakat
pada sekolah/madrasah yang Saudara pimpin akan semakin meningkat.
Berdasarkan alasan di atas, kompetensi pengelolaan keuangan sekolah/madrasah
sangatlah penting untuk Saudara kuasai. Dengan memahami kompetensi ini, Saudara bisa
lebih mudah mempertahankan keberlangsungan beberapa kegiatan sekolah/madrasah
yang memang perlu dilakukan karena dana tersedia. Ketersediaan dana ini sebagai
dampak pengaturan dan pengelolaan keuangan sekolah/madrasah secara efisien.
BPU ini akan memfasilitasi Saudara untuk mengelola keuangan sekolah/madrasah
berdasarkan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKAS/M) melalui
identifikasi sumber-sumber pendapatan sekolah/madrasah, mereview RKAS/M,
melaksanakan pembelanjaan dan pembukuan keuangan sekolah/madrasah, dan
membuat laporan pertanggungjawaban keuangan sekolah/madrasah.
Lokasi sekolah/madrasah pada contoh kasus tidak dinyatakan secara jelas agar memberi
persepsi sama untuk semua wilayah Indonesia. Nama kepala sekolah/madrasah atau
pejabat lain dalam berbagai contoh tidak disebutkan.
Kegiatan ini dapat Saudara lakukan melalui beberapa strategi seperti berpikir reflektif,
workshop, tanya-jawab, studi dokumen, studi kasus, kerjasama tim, refleksi dan penilaian
diri, diskusi kelompok, diskusi kelas, pendampingan (mentoring), membuat dan presentasi
laporan, serta kegiatan lain yang relevan. Kegiatan ini juga wajib mempertimbangkan
perlindungan keamanan dan kesejahteraan anak, serta memperhatikan anak yang
berkebutuhan khusus.
Pencapaian target kompetensi BPU ini dilakukan melalui pendekatan kegiatan In Service
Learning 1 (In-1), On the Job Learning (On) dan In Service Learning 2 (In-2).
Target Kompetensi
Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang
akuntabel, transparan, dan efisien. (Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 kompetensi
2.11)
Organisasi Pembelajaran
Melalui BPU ini, Saudara akan melakukan kegiatan-kegiatan, baik secara individu
maupun secara kelompok. Kegiatan-kegiatan yang harus Saudara lakukan terdiri dari
mengidentifikasi sumber-sumber pendapatan sekolah/madrasah, mereview RKAS/M,
melaksanakan pembelanjaan dan pembukuan keuangan sekolah/madrasah, dan
membuat laporan pertangungjawaban keuangan sekolah/madrasah.
In Service Learning 1 (In-1), On the Job Learning (On) dan In Service Learning 2 (In-2)
pada BPU ini akan Saudara lakukan secara bertahap dan berkelanjutan.
Pada tahap In-1, Saudara akan melakukan identifikasi sumber-sumber pendapatan
sekolah/madrasah, mereview RKAS/M, pembelanjaan dan pembukuan keuangan
sekolah/madrasah, dan pelaporan pertanggungjawaban keuangan sekolah/madrasah.
Pada tahap On, Saudara akan melakukan studi dokumentasi sumber-sumber pendapatan
sekolah/madrasah, kerja tim untuk mereview dokumen RKAS/M yang telah dimiliki, kerja
tim untuk membuat Buku Kas Umum (BKU), Buku Kas Pembantu (BKP), Buku Pembantu
Pajak (BPP), Buku Pembantu Bank (BPB), serta membuat laporan pertanggungjawaban
keuangan sekolah/madrasah.
Pada tahap In-2, Saudara harus memiliki portofolio dokumen yang direkomendasikan
penting dalam pelaksanaan In-1 dan On serta melakukan presentasi dan diskusinya.
Selanjutnya Saudara harus menyusun rencana tindak lanjut dan melaksanakan penilaian diri.
Di samping itu, Saudara juga harus melakukan refleksi pembelajaran di setiap akhir
kegiatan In-1, On, dan In-2.
PENGELOLAAN KEUANGAN
TOPIK
SUB TOPIK
IN-1
ON
Sumber-Sumber Pendapatan
Sekolah/Madrasah
4 JP 25'
9 JP
3 JP 20'
16 JP
Pembelanjaan
Pembukuan keuangan
sekolah/madrasah
7 JP 20'
48 JP
Laporan Pertanggungjawaban
Pembuatan laporan
pertanggungjawaban dari
kegiatan pada RKAS/M yang
sudah terlaksana.
3 JP 25'
27 JP
19 JP
100 JP
Jumlah
IN-2
2 JP
2 JP
Strategi Pembelajaran
Untuk mencapai target kompetensi, Saudara akan menggunakan strategi-strategi seperti
berikut:
NO
KEGIATAN PEMBELAJARAN
IN-1
ON
IN-2
Berpikir reflektif
Studi dokumen
Studi kasus
Workshop
Diskusi kelompok
Diskusi Kelas
Presentasi Laporan
Presentasi Laporan
Tanya-jawab
10
Pendampingan (mentoring)
11
Refleksi
12
Pemecahan masalah
13
Praktik
BELAJAR
MANDIRI
PENGELOLAAN KEUANGAN
Tagihan
Agar para pemangku kepentingan yang terlibat dalam mereview RKAS/M memiliki
gambaran tentang hal-hal yang akan direview serta langkah-langkah mereview, maka
sebaiknya undangan yang disampaikan juga disertai dokumen RKJM dan RKAS/M.
Dengan demikian, pemangku kepentingan dapat membaca lebih dahulu sebelum
kegiatan review dilaksanakan.
Dalam kegiatan review, Saudara bersama pemangku kepentingan perlu melakukan halhal berikut: 1) menelaah prioritas kegiatan RKAS/M; 2) menyusun RKAS/M perubahan
berdasarkan hasil. Tagihan dalam bentuk fisik adalah:
LK-10
LK-11
Dokumen RKAS/M Perubahan
Dengan berakhirnya kegiatan ini, Saudara telah memiliki RKAS/M perubahan. Dokumen
tersebut harus dikumpulkan sebagai portofolio dan sebagai pedoman pelaksanaan
program kegiatan sekolah/madrasah Saudara.
Pada tugas 3, Saudara diarahkan untuk dapat melaksanakan pembelanjaan barang atau
jasa untuk sekolah/madrasah dengan efisien dan efektif. Sebagai bukti pembelanjaan
dari semua transaksi, Saudara bersama tim sekolah/madrasah yang terdiri dari Kepala
Sekolah/Madrasah, Guru, Komite Sekolah/Madrasah, dan Pengawas Sekolah/Madrasah
harus membukukan semua transaksi baik pemasukan maupun pengeluaran. Tugas 3
tersebut adalah:
1. Melakukan pembelanjaan bersama tim belanja/pengadaan barang/jasa. Tim belanja
harus memiliki bukti-bukti sah transaksi seperti: nota, kuitansi, faktur dan surat
setoran pajak. Tagihan dalam bentuk bukti fisik adalah:
Dokumen rencana pembelanjaan (sesuai ketentuan sumber dana/pemberi dana,
misalnya BOS, DAK, RKD, MoU dan lain-lain)
Dokumen bukti transaksi seperti nota, kuitansi, faktur dan surat setoran pajak (di
fotokopi sebagian)
2. Menyusun pembukuan Buku Kas Umum (BKU), Buku Kas Pembantu (BKP), Buku
Pembantu Pajak (BPP), dan Buku Pembantu Bank (BPB) berdasarkan bukti sah transaksi
bersama tim dan bendahara. Tagihan dalam bentuk bukti fisik adalah:
Buku BKU, BKP, PBP, BPP (di fotokopi sebagian)
PENGELOLAAN KEUANGAN
Pada tugas 4, Saudara diarahkan untuk dapat menyusun laporan keuangan sekolah/
madrasah secara benar. Pengertian benar dimaksud yakni sesuai dengan aturan yang
berlaku, sesuai petunjuk teknis pelaporan keuangan dari pemberi dana, maupun sesuai
dengan kesepakatan bersama yang tertulis. Saudara juga akan diarahkan bagaimana
menetapkan jenis media publikasi yang boleh digunakan untuk menyajikan laporan
keuangan sesuai peruntukkan masing-masing. Tugas 4 tersebut adalah:
1. Melakukan pengkajian terhadap laporan-laporan keuangan pada sekolah/madrasah.
Pengkajian laporan disesuaikan dengan petunjuk teknis yang diberikan oleh pemberi
dana. Tagihan dalam bentuk bukti fisik adalah:
LK-26
2. Saudara, bersama Tim Pengembang Sekolah/madrasah memperbaiki laporan-laporan
yang sudah ada maupun menyiapkan laporan yang harus dibuat secara benar. Tagihan
dalam bentuk bukti fisik adalah:
Laporan Keuangan Bulanan (1 buah)
Laporan Keuangan Program/Kegiatan (1 buah)
3. Saudara menetapkan dan membuat media publikasi laporan keuangan sesuai aturan
yang berlaku. Tagihan dalam bentuk bukti fisik adalah:
Media publikasi laporan keuangan sekolah (minimal 1 buah)
CATATAN:
Laporan keuangan sekolah/madrasah disusun sesuai apa yang ada pada RKAS/M ataupun
sesuai dengan pemberi dana/sumber keuangan. Ketika Saudara mengerjakan tugas ini,
Saudara sebaiknya bekerja bersama bendahara sekolah/madrasah serta didampingi
oleh seorang mentor/fasilitator. Saudara juga dapat membuatnya bersama-sama kepala
sekolah/madrasah lain dalam MKKS/KKM, KKKS/M (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah/
Kelompok Kerja Madrasah/Kelompok Kerja Kepala Sekolah/Madrasah) atau meminta
bantuan pengawas sekolah/madrasah.
PENGELOLAAN KEUANGAN
10
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
PENGELOLAAN KEUANGAN
11
TOPIK I
MENGIDENTIFIKASI SUMBERSUMBER PENDAPATAN SEKOLAH/
MADRASAH
Waktu: 14 JP 30 Menit
Pengantar
Pada kegiatan pembelajaran topik I ini, Saudara akan mempelajari tentang sumbersumber pendapatan sekolah/madrasah. Saudara mengidentifikasi sumber-sumber
pendapatan sekolah/madrasah dan mengupayakan peningkatan pendapatan dari
berbagai sumber yang ada di lingkungan sekolah/madrasah.
Topik ini penting bagi Saudara sebagai kepala sekolah/madrasah yang bertanggung
jawab atas terlaksananya semua kegiatan pelayanan di sekolah/madrasah. Jika Saudara
dapat mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan keuangan sekolah/madrasah,
maka layanan pembelajaran bagi peserta didik menjadi optimal, dan harapannya akan
mendukung pencapaian dan peningkatan prestasi dan kualitas peserta didik.
Pada kegiatan In-1, Saudara mempelajari tentang pentingnya sumber-sumber pendapatan
sekolah/madrasah serta cara mengatasi keterbatasan pendapatan sekolah/madrasah.
Pada kegiatan On, Saudara mempelajari cara memetakan dan memperkirakan besaran
sumber-sumber pendapatan, dan mengupayakan peningkatan pendapatan sekolah/
madrasah.
Untuk mempelajari topik 1, Saudara akan menggunakan beberapa strategi pembelajaran
seperti berfikir reflektif, studi kasus, studi dokumen dan diskusi dengan sesama kepala
sekolah/madrasah.
12
Kegiatan Pengantar:
Mengidentifikasi Isi BPU (Diskusi Kelompok, 1JP)
Sebelum memulai pembelajaran tentang pengelolaan keuangan sekolah/madrasah,
silahkan berdiskusi tentang Isi BPU dengan sesama kepala sekolah/madrasah di kelompok
Saudara. Kelompok mengidentifikasi hal-hal berikut ini:
1. Ada berapa dokumen yang ada di dalam BPU pengelolaan keuangan? Sebutkan!
2. Apa topik yang akan dipelajari oleh kepala sekolah/madrasah di BPU pengelolaan
keuangan? Sebutkan!
3. Apa kompetensi yang seharusnya dicapai oleh kepala sekolah/madrasah dalam
mempelajari BPU pengelolaan keuangan? Jelaskan!
4. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh kepala sekolah/madrasah bahwa dia
telah mencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan!
5. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh kepala sekolah/madrasah sebelum
mempelajari BPU pengelolaan keuangan? Sebutkan!
6. Bagaimana cara kepala sekolah/madrasah mempelajari BPU pengelolaan keuangan
ini? Jelaskan!
7. Kapan sebaiknya BPU pengelolaan keuangan ini dipelajari oleh kepala sekolah/
madrasah?
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas dengan menggunakan LK 01a.
Jika Saudara bisa menjawab pertanyan-pertanyaan di atas dengan baik, maka Saudara
bisa melanjutkan pembelajaran dengan melakukan kegiatan 1.
PENGELOLAAN KEUANGAN
13
Berpikir Reflektif tentang Sumber-Sumber Pendapatan
Sekolah/Madrasah (Berpikir Reflektif, 1 JP)
Sebagai kegiatan awal dalam mempelajari topik I, jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut dan tuliskan jawaban Saudara pada LK-1b.
1. Apakah Saudara sebagai kepala sekolah/madrasah harus mengetahui dan memahami
sumber-sumber pendapatan di sekolah/madrasah? Mengapa?
2. Apa manfaatnya bagi Saudara mengetahui sumber-sumber pendapatan sekolah/
madrasah?
3. Apa yang mungkin terjadi, jika Saudara sebagai kepala sekolah/madrasah tidak
memahami sumber-sumber pendapatan sekolah/madrasah?
4. Mungkinkah ada sumber-sumber pendapatan sekolah/madrasah yang belum digali
atau tidak tercatat di RKAS/M atau pembukuan sekolah/madrasah Saudara? Mengapa?
5. Sumber-sumber pendapatan sekolah/madrasah apa saja yang seharusnya dapat digali
oleh sekolah/madrasah? Sebutkan minimal 5 sumber pendapatan yang mungkin digali
oleh sekolah/madrasah!
6. Apa yang harus Saudara lakukan agar dapat mengetahui dan memahami sumbersumber pendapatan sekolah/madrasah?
Diskusikan jawaban Saudara bersama dengan kepala sekolah/madrasah lain yang
sedang mempelajari BPU yang sama dan atau dengan mentor Saudara. Hasil diskusi
tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam memikirkan cara mengatasi
keterbatasan pendapatan sekolah/madrasah. Untuk dapat memikirkan bagaimana cara
mengatasi keterbatasan pendapatan sekolah/madrasah, Saudara dapat membaca Bahan
Bacaan no 1, 2, 3 dan 4 tentang pengaturan pengelolaan keuangan di sekolah yang diatur
oleh regulasi.
14
PENGELOLAAN KEUANGAN
15
Jika Saudara Kepala SMA/MA atau SMK/MAK, silakan cermati kasus berikut.
SMK X memiliki 1200 siswa. Bantuan untuk sekolah melalui Dana Rintisan Bantuan
Operasional Sekolah (R-BOS) diperoleh sebesar Rp.125.000,00 per siswa per bulan.
Anggaran kebutuhan per siswa sebesar Rp.560.000,00 per bulan. Selain itu dana
R-BOS baru dapat dicairkan antara bulan Januari dan Juni. Apa upaya yang dapat
dilakukan Kepala Sekolah/Madrasah dalam mengatasi permasalahan keuangan
sekolah/madrasah tersebut? Jika ada usaha yang ingin dilakukan, seperti apa
rencana usaha tersebut? Saudara dapat menggunakan Bahan Bacaan 15 untuk
memahami cara mengembangkan rencana usaha.
16
PENGELOLAAN KEUANGAN
17
18
Pada kegiatan 8, Saudara diminta melaporkan hasil kerja untuk topik I. Dokumen yang
harus Saudara laporkan antara lain LK-4, LK-5a dan LK-5b.
Setelah melaporkan hasil belajar topik I, selanjutnya pada kegiatan diskusi, Saudara akan
berdiskusi dengan teman kepala sekolah/madrasah lainnya atau dengan pembimbing/
pengawas.
Setelah Saudara menyelesaikan kegiatan In-1, On dan In-2 topik I tentang sumbersumber pendapatan sekolah/madrasah, selanjutnya buatlah rencana tindak lanjut yang
Saudara akan lakukan di sekolah/madrasah tempat Saudara bertugas. Identifikasilah
sumber-sumber pendapatan keuangan sekolah/madrasah Saudara dan lakukan upaya
peningkatan pendapatan keuangan sekolah/madrasah secara rutin. Rencana tindak
lanjut tersebut silakan Saudara susun menggunakan LK-7a.
PENGELOLAAN KEUANGAN
19
Saudara telah melakukan semua rangkaian kegiatan In-On-In untuk mencapai hasil
pembelajaran yang diharapkan dari topik ini. Di akhir On, Saudara harus mengisi
penilaian diri yang terdapat pada bagian penilaian BPU. Hasil penilaian diri akan Saudara
diskusikan dengan pengawas/assessor pada waktu In-2.
Bukalah Penjelasan Umum BPU dan lihat kembali tagihan apa saja yang diminta.
Periksalah tagihan-tagihan yang telah Saudara buktikan dan Saudara unjuk kerjakan.
Saudara diminta secara profesional menilai diri apakah semua tagihan telah Saudara
buktikan dan unjukkerjakan. Saudara juga diminta secara profesional menilai diri
apakah hasil yang diharapkan dari topik ini telah dicapai atau belum. Penilaian diri disini
didasarkan pada kinerja yang diunjukkerjakan serta bukti fisik yang diminta.
Setelah melengkapi penilaian diri terhadap hasil yang diharapkan untuk semua topik,
Saudara diminta menilai, apakah Saudara sudah kompeten atau belum dalam mencapai
target kompetensi BPU ini. Saudara hanya boleh memilih Sudah Kompeten jika telah
berhasil mencapai semua hasil yang diharapkan.
Refleksi
Setelah menyelesaikan dalam mempelajari topik I, Saudara diminta merefleksikan
apa pengaruh positif hasil belajar Saudara terhadap tugas di sekolah/madrasah serta
bagaimana Saudara dapat meningkatkan pendapatan keuangan sekolah/madrasah.
Silakan Saudara gunakan pertanyaan berikut untuk melakukan refleksi dan kerjakan
refleksi pada LK-7b.
1. Apa yang Saudara peroleh setelah mempelajari topik I?
2. Apa pengaruh positif terhadap tugas Saudara sebagai kepala sekolah/madrasah?
3. Bagaimana usaha Saudara untuk meningkatkan pendapatan sekolah/madrasah?
4. Apakah tindak lanjut yang akan Saudara lakukan?
Saudara telah mengetahui sumber-sumber pendapatan dan prakiraan besarnya
pendapatan yang mungkin diterima dalam satu tahun pelajaran, sehingga Saudara
dapat memastikan besaran anggaran pada setiap kegiatan. Akhirnya Saudara mampu
melaksanakan semua kegiatan pelayanan pembelajaran dengan baik dan secara pasti
akan menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas.
Kesimpulan
Topik I menekankan pada usaha pengembangan sumber-sumber pendapatan keuangan
sekolah/madrasah dan melakukan tindakan peningkatan sumber pendapatan keuangan
sekolah/madrasah dalam rangka mengatasi keterbatasan pendapatan keuangan
sekolah/madrasah. Hal ini sangat penting dikuasai oleh Saudara sebagai kepala sekolah/
madrasah agar mampu merencanakan kegiatan dengan mengoptimalkan pendapatan
keuangan sekolah. Selanjutnya untuk melakukan perencanaan kegiatan Saudara akan
melakukan review RKAS/M pada topik berikutnya.
20
TOPIK II
MEREVIEW RENCANA KEGIATAN DAN
ANGGARAN SEKOLAH/MADRASAH
(RKAS/M)
Waktu: 20 JP 25 Menit
Pengantar
Sebelum Saudara
melakukan pembelajaran
pada topik II ini, pastikan
Saudara telah memiliki RKAS/M
hasil pembelajaran BPU RKJM dan
RKAS/M atau yang telah dimiliki
sekolah/madrasah
selama ini
PENGELOLAAN KEUANGAN
21
Pada kegiatan In-1, Saudara harus mempelajari terlebih dahulu RKAS/M yang sudah
dimiliki untuk mempermudah Saudara dalam melakukan review RKAS/M.
Agar dapat mereview RKAS/M secara optimal, Saudara perlu melakukan kegiatankegiatan berikut dengan seksama, dimulai dengan kegiatan berfikir reflektif tentang
penting dan manfaatnya RKAS/M.
Pada awal kegiatan 2, Saudara perlu memiliki dokumen hasil Evaluasi Diri Sekolah
(EDS) khususnya bagian rekomendasi dan prioritas. Prioritas program/kegiatan harus
mempertimbangkan keterlaksanaan SNP terutama standar isi, standar kompetensi
lulusan, standar proses dan standar penilaian. Untuk menetapkan prioritas program/
kegiatan sekolah/madrasah, silahkan Saudara pelajari Bahan Bacaan 6 (memahami
penganggaran RKAS/M dan langkah-langkah review RKAS/M). Dalam menentukan
prioritas juga harus memperhatikan visi dan misi sekolah/madrasah, kebutuhan nyata
sekolah/madrasah, dan kesiapan sumber daya manusia di sekolah/madrasah Saudara.
22
Di akhir pembelajaran In-1 tentang review RKAS/M, silahkan Saudara buat rencana
kegiatan yang akan dilakukan di sekolah dalam rangka pelaksanaan kegiatan On dan
tuliskan pada LK-3.
Setelah menyelesaikan kegiatan In-1 tentang manfaat dan pentingnya RKAS/M serta
diskusi prioritas kegiatan dan besaran anggaran RKAS/M, Saudara bersama tim di
sekolah/madrasah dipersilahkan melakukan kegiatan selanjutnya di sekolah/madrasah
tempat tugas Saudara. Kegiatan-kegiatan dimaksud tercantum di bawah ini.
PENGELOLAAN KEUANGAN
23
Setelah melakukan seluruh kegiatan In-1 dan On, Saudara akan menyusun laporan
secara tertulis tentang review RKAS/M meliputi hasil telaah RKAS/M bersama pemangku
kepentingan dan RKAS yang sudah diperbaiki. Laporan disusun secara tertulis sebanyak
2 halaman yang dilampirkan dengan SK pembentukan tim, notulen pertemuan.
Laporan tersebut akan Saudara kumpulkan pada saat kegiatan In-2. Selain itu Saudara
menyiapkan bahan presentasi laporan hasil belajar topik II tersebut. Presentasi dapat
berbentuk slide powerpoint atau bentuk presentasi lainnya. Dengan selesainya laporan
dan bahan presentasi topik II, Saudara sudah siap untuk mengikuti tahapan In-2.
SELAMAT! Saatnya Saudara melanjutkan pembelajaran pada topik selanjutnya.
24
Saudara telah selesai melaksanakan kegiatan In-1 dan kegiatan On untuk topik ini.
Selanjutnya Saudara perlu memaparkan pada kegiatan In-2 terkait hal penting yang
telah Saudara pelajari selama pelaksanaan In-1 dan On. Kegiatan In-2 yang akan Saudara
lakukan adalah sebagai berikut.
Melaporkan Hasil Belajar Topik II (Presentasi, 25 Menit)
Setelah melakukan review RKAS/M, selanjutnya laporkan hasil kerja Saudara di hadapan
pengawas/pembimbing dan atau teman kepala sekolah lainnya. Hasil kerja yang Saudara
laporkan antara lain isian LK-10, LK-11 dan dokumen RKAS/M Perubahan. Karena waktu
yang tersedia untuk menyampaikan laporan terbatas, maka Saudara diminta membuat
ringkasan dan bahan presentasi. Setelah memberi laporan hasil pembelajaran topik II,
Saudara akan melanjutkan dengan kegiatan 8 yakni diskusi.
Bagian akhir dari kegiatan In-2 topik II, Saudara akan melakukan kegiatan 9 yakni
menyusun rencana tindak lanjut berkaitan dengan peningkatan kemampuan Saudara
dalam menjalankan RKAS/M dalam keseharian. Untuk rencana tindak lanjut tersebut
silakan Saudara menggunakan LK-7a.
PENGELOLAAN KEUANGAN
25
Melakukan Penilaian Diri terhadap Ketercapaian
Kompetensi BPU (Praktik, 20 Menit)
Saudara telah melakukan semua rangkaian kegiatan In-On-In untuk mencapai hasil
pembelajaran yang diharapkan dari topik ini. Di akhir On, Saudara harus mengisi
penilaian diri yang terdapat pada bagian penilaian BPU. Hasil penilaian diri akan Saudara
diskusikan dengan pengawas/assessor pada waktu In-2.
Bukalah Penjelasan Umum BPU dan lihat kembali tagihan apa saja yang diminta.
Periksalah tagihan-tagihan yang telah Saudara buktikan dan Saudara unjukkerjakan.
Saudara diminta secara profesional menilai diri apakah semua tagihan telah Saudara
buktikan dan unjukkerjakan. Saudara juga diminta secara profesional menilai diri
apakah hasil yang diharapkan dari topik ini telah dicapai atau belum. Penilaian diri disini
didasarkan pada kinerja yang diunjukkerjakan serta bukti fisik yang diminta.
Setelah melengkapi penilaian diri terhadap hasil yang diharapkan untuk semua topik,
Saudara diminta menilai, apakah Saudara sudah kompeten atau belum dalam mencapai
target kompetensi BPU ini. Saudara hanya boleh memilih Sudah Kompeten jika telah
berhasil mencapai semua hasil yang diharapkan.
Refleksi
Saudara dapat menggunakan LK-12 untuk melakukan refleksi sebagai berikut:
1. Apa yang Saudara peroleh setelah mempelajari topik II?
2. Apa pengaruh positif hasil belajar topik II terhadap tugas Saudara sebagai kepala
sekolah/madrasah?
3. Apa kendala yang Saudara hadapi ketika melakukan review RKAS/M? Bagaimana
Saudara mengatasinya?
Kesimpulan
Topik II ini menekankan pada peningkatan kemampuan kepala sekolah/madrasah dalam
melakukan review terhadap RKAS/M sehingga dapat disesuaikan dengan kondisi nyata
keuangan sekolah/madrasah. Review dimaksud terkait prioritas program/kegiatan dan
besaran anggaran. Pembelajaran ini bermanfaat bagi kepala sekolah/madrasah dalam
mengelola dan meningkatkan efisiensi anggaran dan
pembelanjaan keuangan sekolah/madrasah.
Dalam BPU pengelolaan keuangan sekolah/madrasah,
terdapat pula kegiatan berkaitan dengan pembelanjaan
baik berupa barang atau jasa serta kegiatan pembukuan
keuangan sekolah/madrasah. Hal tersebut akan dipelajari
pada topik III.
26
TOPIK III
PEMBELANJAAN DAN
PEMBUKUAN KEUANGAN
SEKOLAH/MADRASAH
Waktu: 56 JP 25 Menit
Pengantar
Pada topik III Saudara akan mempelajari bagaimana seorang kepala sekolah/madrasah
melakukan pembelanjaan maupun pembukuan sesuai dengan ketentuan/peraturan yang
berlaku. Saudara juga akan melakukan kajian terhadap pembelanjaan dan pembukuan
yang telah Saudara lakukan di sekolah/madrasah, dengan mencermati Buku Kas Umum
maupun Buku Kas Pembantu.
Topik III ini penting Saudara pelajari agar dalam kegiatan pembelanjaan keuangan,
sekolah/madrasah selalu mengacu pada perencanaan. Selain itu, dalam pelaksanaan
pembelanjaan dan pembukuan Saudara perlu melakukan secara benar, efisien dan
efektif mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku baik secara nasional maupun
lokal. Mengenai pembukuan terhadap transaksi-transaksi keuangan sekolah/madrasah,
sudah menjadi keharusan bagi setiap kepala sekolah/madrasah untuk melakukannya
secara cermat dan transparan. Dengan Saudara mempelajari dan melakukan pembukuan
transaksi keuangan sekolah/madrasah, maka diharapkan kinerja Saudara sebagai
kepala sekolah/madrasah, maupun kinerja para guru dan pegawai meningkat. Upaya
peningkatan kinerja pada semua pelaku di sekolah/madrasah diharapkan akan membawa
dampak pada peningkatan mutu pembelajaran, yang pada akhirnya akan menghasilkan
peserta didik yang berkualitas.
Strategi pembelajaran yang digunakan untuk topik III ini antara lain: berfikir reflektif,
diskusi kelompok, studi kasus, kerja tim, presentasi laporan.
Selanjutnya, untuk memperdalam pengetahuan dan pengalaman Saudara tentang
pembelanjaan dan pembukuan keuangan sekolah/madrasah, Saudara perlu melakukan
kegiatan In-1 berikut.
PENGELOLAAN KEUANGAN
27
Pada kegiatan 2, Saudara harus membaca Bahan Bacaan 9, 11, 12, 17 juga Peraturan
Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden
Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Bahan bacaan
dimaksud berkaitan dengan permasalahan perpajakan. Dengan membaca bahan bacaan
tersebut, diharapkan Saudara memahami aturan pembelanjaan yang dikenai pajak.
28
PENTING!
SANGAT PENTING!
Hasil diskusi diharapkan memperkaya pengetahuan dan pengalaman Saudara dalam
menyelesaikan kasus pembelanjaan di sekolah/madrasah.
Berikut, Saudara diminta berlatih membuat rencana pembelanjaan yang benar melalui
studi kasus pada kegiatan 3.
PENGELOLAAN KEUANGAN
29
30
PENGELOLAAN KEUANGAN
31
32
NO
TANGGAL
TRANSAKSI
SUMBER
DANA
BANK/
KAS
NOMOR
BUKTI
PENERIMAAN
PENGELUARAN
1-12-2012
BOSPusat
Bank
BBM01
10.000.000
1-12-2012
BOSPusat
Kas
Dibayar bantuan
Transport siswa
miskin
BKK01
1.800.000
1-12-2012
BOSPusat
Kas
Dibayar honor
Pembina Ekskul Nop
2012
BKK2
1.277.500
1-12-2012
BOSPusat
Kas
BKM1
91.875
1-12-2012
BOSPusat
Kas
170.000
2-12-2012
BOSPusat
Kas
50.000
9-12-2012
BOSPusat
Kas
426.500
12-12-2012 BOSPusat
Kas
25.000
3-12-2012
BOSPusat
Kas
60.000
10 4-12-2012
BOSPusat
Kas
75.000
11 5-12-2012
BOSPusat
Kas
12 7-12-2012
BOSPusat
Kas
13 8-12-2012
BOSPusat
Kas
14 8-12-2012
BOSPusat
Kas
15 9-12-2012
BOSPusat
Kas
Dibayar Transport
BKK3
Turnamen Karate
Dibayar Transport
BKK4
MGMP
B.Indonesia di SMP A,
2 orang guru
Dibayar Belanja
BKK5
Pemasangan
Langganan Internet
Dibayar Transport
BKK6
MGMP
B.Inggris di SMP C ,
satu orang
Dibayar Belanja
BKK7
Fotocopy
Administrasi BP/BK
Dibayar langganan
BKK8
Koran
untuk Nopember 2012
Dibayar Transport
BKK9
Olympiade
Matematika tingkat
Komisariat di SMP B
Dibayar Transport
BKK10
MGMP
B.Indonesia
2 orang di SMP A
Dibayar Langganan
BKK11
Listrik
November 2012
Dibayar Langganan
BKK12
Telepon
Desember 2012
Dibayar Transport dan BKK13
obat-obatan dalam
mengikuti Kegiatan
Pramuka
URAIAN
50.000
50.000
377.360
96.598
300.000
NO
TANGGAL
TRANSAKSI
SUMBER
DANA
BANK/
KAS
16
11-12-2012 BOSPusat
Bank
17
11-12-2012 BOSPusat
Kas
18
11-12-2012 BOSPusat
Kas
19
11-12-2012 BOSPusat
Kas
20
16-12-2012 BOSPusat
Kas
21
19-12-2012 BOSPusat
Kas
22
19-12-2012 BOSPusat
Kas
23
21-12-2012 BOSPusat
24
25
22-12-2012 BOSPusat
23-12-2012 BOSPusat
26
23-12-2012 BOSPusat
27
23-12-2012 BOSPusat
28
23-12-2012 BOSPusat
Kas
29
23-12-2012 BOSPusat
Kas
30
23-12-2012 BOSPusat
Kas
31
26-12-2012 BOSPusat
Kas
URAIAN
NOMOR
BUKTI
PENERIMAAN
PENGELUARAN
BKM2
5.270.000
BKK14
150.000
BKM3
127.272
BKM4
19.090
BKK15
1.000.000
BKM5
51.000
BKK16
460.000
BKK17
375.000
BKM 6
BKK18
1.000.000
0
0
720.000
BKM7
103.000
BKK19
194.875
BKK20
127.272
BKK21
19.090
BKK22
200.000
BKK23
410.000
PENGELOLAAN KEUANGAN
33
Setelah Saudara selesai mempelajari topik III melalui kegiatan In-1 tentang pembelanjaan
dan pembukuan keuangan sekolah/madrasah, Saudara tentunya telah siap untuk
mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut di kegiatan On berikut.
34
PENGELOLAAN KEUANGAN
35
Pada kegiatan 8 ini, Saudara akan banyak bekerja dengan bendahara sekolah/madrasah
dan atau tim pengadaan barang dan jasa. Saudara dan tim Saudara dipersilakan, melalui
36
Perhatian...!
PENGELOLAAN KEUANGAN
37
Hal penting yang perlu Saudara ketahui bahwa semua kesalahan dan penyimpangan
pengelolaan keuangan di sekolah/madrasah menjadi tanggung jawab kepala sekolah/
madrasah. Oleh karena itu Saudara perlu memiliki kemampuan melakukan pengawasan
terhadap keuangan sekolah/madrasah mulai perencanaan, pembelanjaan, pembukuan
maupun pelaporan.
Dalam mengelola keuangan sekolah/madrasah, pada umumnya Kepala SMP/MTs, SMA/
MA, SMK/MAK dibantu oleh bendahara dan atau tim belanja sementara sementara
kepala SD/MI dibantu tenaga administrasi atau guru yang diberikan tugas tambahan
sebagai bendahara.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan Saudara dalam hal pengawasan keuangan
sekolah/madrasah, maka Saudara diminta untuk mencermati kembali indikatorindikator pada LK-20a, LK-20b, LK-20c yang berupa instrumen pengawasan internal
perencanaan pembelanjaan, realisasi pembelanjaan dan pembukuan keuangan sekolah/
madrasah. Saudara dapat menambahkan dan memperbaiki indikator-indikator pada
instrumen tersebut agar semakin lengkap. Jika Saudara telah memiliki LK-20a, LK-20b,
LK-20c hasil perbaikan, maka selanjutnya dapat Saudara gunakan untuk melakukan
pengawasan terhadap kegiatan keuangan di sekolah/madrasah Saudara selama kegiatan
On berlangsung maupun setelahnya.
Dengan selesainya kegiatan perbaikan instrumen pengawasan keuangan sekolah dan
digunaknya instrumen tersebut, maka Saudara telah selesai mengerjakan kegiatankegiatan On. Saatnya Saudara menyiapkan laporan hasil belajar serta pengalaman
tentang pembelanjaan dan pembukuan pada topik III untuk dipaparkan pada kegiatan
In-2.
Setelah melakukan seluruh kegiatan In-1 dan On, Saudara akan menyusun laporan
secara tertulis tentang pembelanjaan, pembukuan dan pengawasan keuangan sekolah/
madrasah yang perencanaan pembelanjaan dan pengawasannya, realisasi pembelanjaan
dan pengawasannya, pembukuan BKU, BKP, BPB, BPP, dan pengawasannya, serta hasil
review indikator pengawasan pengelolaan keuangan sekolah/madrasah. Laporan
tersebut disusun secara tertulis sebanyak 2 halaman yang dilampirkan dengan hasil
pertemuan dengan pihak sekolah maupun stakeholder lain. Laporan tersebut akan
Saudara kumpulkan pada saat kegiatan In-2. Selain itu Saudara menyiapkan bahan
presentasi laporan hasil belajar topik III tersebut. Presentasi dapat berbentuk slide
powerpoint atau bentuk presentasi lainnya.
38
Dengan selesainya laporan dan bahan presentasi topik III Saudara sudah siap untuk
mengikuti tahapan In-2. SELAMAT! Saatnya Saudara melanjutkan pembelajaran pada
topik selanjutnya.
Selanjutnya hasil kerja dalam kegiatan On, Saudara laporkan pada kegiatan In-2.
Pada kegiatan 11, Saudara diminta untuk melaporkan kesesuaian antara rencana dan
realisasi pembelanjaan, penyusunan dan atau perbaikan BKU, BKP, BPP, dan BPB.
Selain itu juga Saudara perlu melaporkan pengalaman melakukan pengawasan internal
keuangan sekolah/madrasah. Semua hal yang akan dilaporkan harus sudah terisi pada
LK-15, LK-16, LK-17. LK-18, LK-19, dan LK-20.
Setelah Saudara melaporkan semua hasil belajar pada kegiatan In-1 dan On, Saudara
dapat memberi kesempatan kepada kepala sekolah/madrasah lain atau pengawas
Pembina untuk berdiskusi atau berbagi pengalaman terkait pembelanjaan.
Jika Saudara sudah dapat melakukan semua kegiatan tersebut dengan baik, dipastikan
bahwa Saudara telah memiliki kemampuan dan keterampilan melakukan pembelanjaan
dan pembukuan serta pengawasan internal keuangan sekolah/madrasah. Jempol Buat
Saudara...!
Dengan selesainya pelaporan pada kegiatan In-2, Saudara diminta untuk menyusun
rencana tindak lanjut yang akan Saudara lakukan di sekolah/madrasah Saudara
sebagaimana kegiatan 13.
PENGELOLAAN KEUANGAN
39
Pada kegiatan 13, Saudara akan menyusun rencana tindak lanjut tentang bagaimana
menerapkan kemampuan menyusun rencana pembelanjaan, pembukuan serta
pengawasan internal. Rencana tindak lanjut tersebut dapat Saudara tuliskan pada LK-3.
Selanjutnya pada kegiatan 14, Saudara akan melakukan penilaian diri untuk mengetahui
sejauhmana kompetensi yang telah Saudara miliki setelah mempelajari topik III tentang
pembelanjaan dan pembukuan keuangan sekolah/madrasah.
Melakukan Penilaian Diri terhadap
Ketercapaian Kompetensi BPU (Praktik, 20 Menit)
Saudara telah melakukan semua rangkaian kegiatan In-On-In untuk mencapai hasil
pembelajaran yang diharapkan dari topik ini. Di akhir On, Saudara harus mengisi
penilaian diri yang terdapat pada bagian penilaian BPU. Hasil penilaian diri akan Saudara
diskusikan dengan pengawas/assessor pada waktu In-2.
Bukalah Penjelasan Umum BPU dan lihat kembali tagihan apa saja yang diminta.
Periksalah tagihan-tagihan yang telah Saudara buktikan dan Saudara unjukkerjakan.
Saudara diminta secara profesional menilai diri apakah semua tagihan telah Saudara
buktikan dan unjukkerjakan. Saudara juga diminta secara profesional menilai diri
apakah hasil yang diharapkan dari topik ini telah dicapai atau belum. Penilaian diri disini
didasarkan pada kinerja yang diunjukkerjakan serta bukti fisik yang diminta.
Setelah melengkapi penilaian diri terhadap hasil yang diharapkan untuk semua topik,
Saudara diminta menilai, apakah Saudara sudah kompeten atau belum dalam mencapai
target kompetensi BPU ini. Saudara hanya boleh memilih Sudah Kompeten jika telah
berhasil mencapai semua hasil yang diharapkan.
Refleksi
Setelah Saudara melakukan pembelajaran mengenai perencanaan pembelanjaan,
pembukuan dan pengawasan internal keuangan sekolah/madrasah, selanjutnya silakan
Saudara menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dan tuliskan pada LK-22.
1. Apa manfaat yang telah peroleh setelah mempelajari topik III?
2. Hal apa yang belum Saudara pahami dari topik III? Apa rencana Saudara selanjutnya
berkaitan dengan hal tersebut?
3. Apa pengaruh terhadap tugas keseharian Saudara setelah belajar topik ini ?
4. Apa rencana Saudara selanjutnya dalam meningkatkan kompetensi terkait perencanaan
pembelanjaan, pembukuan dan pengawasan keuangan sekolah/madrasah?
40
Kesimpulan
Topik III menekankan pada peningkatan kemampuan kepala sekolah/madrasah dalam
hal pembelanjaan, pembukuan dan mengontrol keuangan sekolah/ madrasah. Hal ini
bermanfaat bagi implementasi prinsip akuntabel, transparan, dan efisien.
Setelah memperoleh pengalaman dalam hal pembelanjaan dan pembukuan serta
pengawasan internal keuangan sekolah/madrasah, maka Saudara telah memiliki modal
dalam menyusun laporan keuangan sekolah/madrasah secara menyeluruh atau sesuai
dengan petunjuk teknis pemberi dana.
Selanjutnya Saudara diharapkan dapat membuat laporan penggunaan keuangan
baik secara menyeluruh maupun sesuai petunjuk teknis pemberi dana secara baik,
sebagaimana akan dipelajari pada topik IV.
PENGELOLAAN KEUANGAN
41
TOPIK IV
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
KEUANGAN SEKOLAH/MADRASAH
Waktu: 31 JP 25 Menit
Pengantar
Sebagai kepala sekolah/madrasah, Saudara adalah orang yang paling bertanggung jawab
terhadap pengelolaan keuangan di sekolah/madrasah. Jika Saudara dapat mengelola
keuangan dengan menggunakan prinsip akuntabel, transparan dan efisien, maka
kegiatan-kegiatan sekolah/madrasah akan terlaksana dengan baik pula. Pengelolaan
keuangan yang baik sesungguhnya dapat dilihat dari kelengkapan, dan kebenaran laporan
pertanggungjawaban keuangan. Jika Saudara melakukan pengelolaan keuangan sekolah/
madrasah dengan benar, maka pada tahap penyusunan laporan pertanggungjawaban
keuangan akan menjadi mudah.
Pada topik IV, Saudara akan mempelajari hal-hal berkaitan dengan laporan
pertanggungjawaban keuangan sekolah/madrasah misalnya sistematika laporan, waktu
pelaporan, peruntukkan laporan serta bentuk publikasi laporan melalui kegiatan In1. Selanjutnya Saudara akan diminta untuk membuat laporan pertanggungjawaban
keuangan sekolah/madrasah selama kegiatan On, dan melaporkan hasilnya pada
kegiatan In-2.
Saudara akan mempelajari topik IV pada kegiatan In-1, On dan In-2 melalui berbagai
strategi pembelajaran seperti berfikir reflektif, studi dokumen, diskusi kelompok,
mentoring, praktik membuat laporan dan melakukan presentasi hasil kerja yang saudara
lakukan.
Untuk mengetahui pentingnya laporan pertanggungjawaban keuangan sekolah maka
Saudara akan mempelajarinya pada kegiatan In-1 berikut.
42
Pada kegiatan 2, Saudara diminta melakukan telaah laporan keuangan. Telaah difokuskan
pada kesesuaian rencana dan realisasi pembelanjaan, serta kebenaran isi laporan. Telaah
dokumen Laporan Bulanan Keuangan berikut:
PENGELOLAAN KEUANGAN
43
CONTOH
LAPORAN BULANAN
REALISASI PENGGUNAAN ANGGARAN SD/MI SEKARWANGI
TAHUN 2013/2014
SUMBER DANA : BANTUAN RUTIN PEMERINTAH
UNIT KERJA
: SD/MI SEKARWANGI
BULAN
: MARET 2014
Transaksi
1. Tanggal 6 Maret 2014 pembelian ATK kertas hvs 70 gram 10 rim @ Rp. 40.000 dan 5
pack tinta @ Rp. 35.000.
2. Tanggal 15 Maret 2014 pembelian 1 unit laptop Rp. 5.500.000.
3. Tanggal 20 Maret 2014 pembayaran Listrik untuk bulan Maret Rp 250.000 dan air
Rp. 125.000.
4. Tanggal 24 Maret 2014 pembelian cat 4 kaleng 25 kg @ Rp 100.000.
5. Tanggal 28 Maret 2014 perjalanan lokal untuk 10 orang @ Rp.50.000. SUMBER
44
NO
MAK
URAIAN
ALOKASI
ANGGARAN
BOSDA
RKAS
REALISASI
SALDO
REALISASI
%
s.d. BULAN
LALU
BULAN INI
JUMLAH
521111
Belanja
keperluan
sehari-hari
12.000.000
1.500.000
575.000
2.075.000
9.025.000
24.80
521114
Belanja
barang untuk
pelaksanaan
tupoksi
18.000.000
3.000.000
5.500.000
9.500.000
8.500.000
52.77
522111
Belanja
langganan
dan daya
6.000.000
500.000
375.000
875.000
5.125.000
14.58
523111
Belanja
biaya
pemeliharaan
gedung dan
bangunan
18.000.000
2.000.000
1.000.000
3.000.000 15.000.000
16.66
NO
MAK
URAIAN
ALOKASI
ANGGARAN
BOSDA
RKAS
REALISASI
s.d. BULAN
LALU
BULAN INI
JUMLAH
SALDO
REALISASI
%
524111
Belanja
perjalanan
biasa
4.000.000
500.000
500.000
3.000.000
12.50
571111
Belanja
bantuan sosial
3.000.000
100.000
100.000
2.900.000
3.33
Rudi Hartono
PENGELOLAAN KEUANGAN
45
Sebagai bahan untuk mempelajari kebenaran isi laporan keuangan, maka Saudara perlu
terlebih dahulu mempelajari juknis yang diberikan oleh pemberi dana, aturan/sistematika
laporan keuangan sekolah/madrasah, dokumen RKAS/M. Selanjutnya silakan Saudara
telaah laporan keuangan kegiatan pada bulan Maret tersebut dengan mengisi LK-24.
Saudara telah selesai melakukan telaah terhadap laporan pertanggungjawaban keuangan
sekolah/madrasah. Nah, selanjutnya Saudara akan mempelajari cara membuat laporan
keuangan sekolah/madrasah untuk keperluan publikasi laporan keuangan sekolah/
madrasah melalui kegiatan 3.
Publikasi Laporan Keuangan Sekolah/Madrasah (Praktik, 1 JP)
Sebagai tanggung jawab Saudara terhadap masyarakat secara umum terkait akuntabilitas
pengelolaan keuangan sekolah/madrasah, maka Saudara perlu membuat laporan yang
dapat diinformasikan menggunakan media kepada publik baik secara umum maupun
terbatas. Dalam menentukan media, Saudara perlu memahami jenis media publikasi
laporan keuangan yang sesuai peruntukkan.
Saatnya Saudara menyiapkan laporan keuangan sekolah/madrasah yang akan
dipublikasikan. Sebaiknya Saudara pelajari jenis-jenis laporan dan batasan-batasan
dokumen laporan keuangan sekolah/madrasah yang boleh dan tidak boleh dipublikasikan.
Hal-hal yang akan Saudara siapkan dalam menyusun laporan yang akan dipublikasikan
sebaiknya didiskusikan dengan tim pengembang sekolah/madrasah, bendahara dan
pihak yang berkepentingan. Saudara dapat menggunakan pernyataan pengarah di bawah
untuk melakukan diskusi. Hasil diskusi Saudara tulis pada LK-25. Adapun penyataan
pengarah dimaksud sebagai berikut.
1. Identifikasi batasan-batasan dokumen keuangan sekolah/madrasah yang dapat
dipublikasikan secara umum dan yang hanya untuk kalangan terbatas.
2. Tentukan media publikasi laporan keuangan yang relevan dengan pertimbangan
keterbacaan, akses, biaya publikasi.
Setelah menyelesaikan seluruh kegiatan In-1 tentang penting dan manfaatnya laporan
pertanggungjawaban keuangan sekolah/madrasah, telaah dokumen laporan keuangan
serta publikasi laporan keuangan, selanjutnya Saudara perlu membuat rencana tindak
lanjut yang akan Saudara lakukan pada kegiatan On. Rencana tersebut dikerjakan pada
LK-3.
46
Pada bagian awal kegiatan On, Saudara diminta untuk melakukan kajian terhadap
laporan keuangan sekolah tahun sebelumnya. Saudara mengkaji 1 (satu) laporan
keuangan semester dan 1 (satu) laporan keuangan kegiatan/program. Tuangkan hasil
kajian Saudara pada LK -26. Hasil temuan kajian laporan keuangan ini akan bermanfaat
bagi Saudara untuk penyusunan program dan laporan berikutnya.
Setelah melakukan kajian laporan keuangan sekolah/madrasah, Saudara akan menyusun
laporan keuangan sesungguhnya melalui kegiatan 6 berikut ini.
PENGELOLAAN KEUANGAN
47
48
Setelah melakukan seluruh kegiatan In-1 dan On, Saudara akan menyusun laporan secara
tertulis tentang pelaporan dan publikasi laporan keuangan sekolah/madrasah meliputi
hasil telaah laporan keuangan bulanan maupun per program/kegiatan, hasil perbaikan
laporan keuangan sekolah/madrasah dan media pelaporan keuangan. Laporan disusun
secara tertulis sebanyak 2 halaman yang dilampirkan dengan hasil telaah laporan
keuangan, 1 dokumen laporan bulanan dan 1 laporan per kegiatan yang merupakan hasil
perbaikan, SK tim perbaikan laporan keuangan sekolah. Laporan tersebut akan Saudara
kumpulkan pada saat kegiatan In-2. Selain itu Saudara menyiapkan bahan presentasi
laporan hasil belajar topik IV tersebut. Presentasi dapat berbentuk slide powerpoint atau
bentuk presentasi lainnya.
Dengan selesainya laporan dan bahan presentasi topik II Saudara sudah siap untuk
mengikuti tahapan In-2. SELAMAT! Saatnya Saudara melanjutkan pembelajaran pada
topik selanjutnya.
Pada kegiatan 9, Saudara diminta untuk melaporkan hasil kegiatan On antara lain
mengenai laporan bulanan dan laporan program/kegiatan. Selain itu, Saudara perlu
melaporkan Laporan keuangan sekolah/madrasah yang saudara publikasikan secara
umum maupun terbatas. Waktu presentasi Saudara sangat terbatas, namun yakinkan
Saudara dapat menuntaskan laporan dengan teknis yang Saudara kuasai.
Setelah melaporkan hasil pembelajaran tentang pelaporan keuangan sekolah/madrasah,
secara bersama-sama dengan teman kepala sekolah yang lain maupun pembimbing/
pengawas Saudara akan melaksanakan diskusi pada kegiatan 10.
PENGELOLAAN KEUANGAN
49
Saudara telah melakukan semua rangkaian kegiatan In-On-In untuk mencapai hasil
pembelajaran yang diharapkan dari topik ini. Di akhir On, Saudara harus mengisi
penilaian diri yang terdapat pada bagian penilaian BPU. Hasil penilaian diri akan Saudara
diskusikan dengan pengawas/assessor pada waktu In-2.
Bukalah Penjelasan Umum BPU dan lihat kembali tagihan apa saja yang diminta.
Periksalah tagihan-tagihan yang telah Saudara buktikan dan Saudara unjukkerjakan.
Saudara diminta secara profesional menilai diri apakah semua tagihan telah Saudara
buktikan dan unjukkerjakan. Saudara juga diminta secara profesional menilai diri
apakah hasil yang diharapkan dari topik ini telah dicapai atau belum. Penilaian diri disini
didasarkan pada kinerja yang diunjukkerjakan serta bukti fisik yang diminta.
Setelah melengkapi penilaian diri terhadap hasil yang diharapkan untuk semua topik,
Saudara diminta menilai, apakah Saudara sudah kompeten atau belum dalam mencapai
target kompetensi BPU ini. Saudara hanya boleh memilih Sudah Kompeten jika telah
berhasil mencapai semua hasil yang diharapkan.
50
Refleksi
Setelah Saudara menyelesaikan topik IV tentang laporan keuangan sekolah/madrasah,
Saudara dapat melakukan refleksi menggunakan LK-27. Jawablah secara jujur pertanyaanpertanyaan berikut:
1. Pelajaran apa yang bermanfaat yang telah Saudara peroleh melalui topik pelaporan
keuangan sekolah/madrasah?
2. Adakah hal yang belum Saudara mengerti? Apa itu? Apa rencana Saudara selanjutnya
berkaitan dengan hal tersebut?
3. Menurut Saudara apakah belajar topik IV ada pengaruhnya terhadap tugas Saudara?
Jelaskan!
4. Apa rencana Saudara dalam meningkatkan kompetensi terkait pelaporan keuangan
sekolah/madrasah?
Kesimpulan
Topik IV ini menekankan pada peningkatan kemampuan kepala sekolah/madrasah dalam
menyusun laporan keuangan sekolah/madrasah serta kemampuan memanfaatkan media
untuk mempublikasikan laporan keuangan sekolah/madrasah sesuai peruntukkan. Hasil
belajar topik IV sangat bermanfaat untuk meningkatkan sikap kepala sekolah/madrasah
dalam menghargai prinsip akuntabilitas dan transparansi laporan keuangan sekolah/
madrasah.
PENGELOLAAN KEUANGAN
51
KESIMPULAN BPU
PENGELOLAAN KEUANGAN
52
LEMBAR
KERJA
PENGELOLAAN KEUANGAN
53
LK-1a
Mengidentifikasi Isi BPU
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, berdiskusilah dengan sesama kepala
sekolah/madrasah di kelompok Saudara untuk mengidentifikasi hal-hal berikut ini:
1. Ada berapa dokumen yang ada di dalam BPU Pengelolaan Keuangan? Sebutkan!
2. Apa topik yang akan Saudara pelajari sebagai kepala sekolah/madrasah di BPU
Pengelolaan Keuangan? Sebutkan!
54
4. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh kepala sekolah/madrasah bahwa dia telah
mencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan!
PENGELOLAAN KEUANGAN
55
5. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh kepala sekolah/madrasah sebelum
mempelajari BPU Pengelolaan Keuangan? Sebutkan!
7. Kapan sebaiknya BPU Pengelolaan Keuangan ini dipelajari oleh kepala sekolah/
madrasah?
56
LK-1b
Berpikir Reflektif Sumber-sumber Pendapatan Sekolah/Madrasah.
1. Apakah Saudara sebagai kepala sekolah/madrasah harus mengetahui dan memahami
sumber-sumber pendapatan di sekolah/madrasah? Mengapa?
PENGELOLAAN KEUANGAN
57
3. Apa yang mungkin bisa terjadi jika Saudara sebagai kepala sekolah/madrasah tidak
memahami sumber-sumber pendapatan di sekolah/madrasah?
58
6. Apa yang harus Saudara lakukan agar Saudara mengetahui dan memahami sumbersumber pendapatan di sekolah/madrasah Saudara? Tuliskan langkah-langkah yang
harus Saudara lakukan!
PENGELOLAAN KEUANGAN
59
LK-2
Mengatasi Keterbatasan Pendapatan Sekolah
Selesaikan studi kasus di bawah ini bersama kepala sekolah/madrasah yang lain
(jika ada).
Sampaikan hasil kerja Saudara teman kepala sekolah/madrasah yang lain dan mintalah
pendapat dan masukan mereka!
60
LK-3
Menyusun Rencana Tindak Lanjut
RENCANA TINDAK LANJUT
NO
KEGIATAN
TAGIHAN
PENANGGUNG
JAWAB
WAKTU
PENGELOLAAN KEUANGAN
61
LK-4
Memetakan Sumber-sumber Pendapatan Sekolah/Madrasah
NO.
1.
SUMBER
PENDAPATAN
BOS APBN
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
62
DOKUMEN
SEKOLAH/MADRASAH
Surat Kesepahaman
Penerima BOS APBN
KETERANGAN
Besaran bantuan
ditentukan oleh
banyaknya siswa
LK-5a
MENYUSUN RENCANA USAHA/AKSI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN SEKOLAH
NAMA SEKOLAH/MADRASAH
: ...........................................................................
NAMA KEPALA SEKOLAH/MADRASAH : ...........................................................................
ALAMAT SEKOLAH/MADRASAH
: ...........................................................................
NO
ASPEK
NAMA RENCANA
PENANGGUNG JAWAB
PELAKSANA
GAMBARAN RENCANA
TAHAPAN PELAKSANAAN
RENCANA
WAKTU PELAKSANAAN
10
PERKIRAAN PENDAPATAN
11
TINDAK LANJUT
URAIAN
Kepala Sekolah/Madrasah,
.......................................
PENGELOLAAN KEUANGAN
63
LK-5b
Membuat Perkiraan Pendapatan Berdasarkan Sumber-sumber Pendapatan
1. Apakah Saudara merasa perlu mengetahui dan mengestimasi sumber-sumber
pendapatan yang mungkin bisa didapatkan oleh sekolah/madrasah Saudara?
Mengapa?
64
SUMBER PENDAPATAN
ESTIMASI BESAR
PENDAPATAN/BANTUAN
PERSENTASE
1.
Rp ..........................
..................... %
2.
APBN
Rp ..........................
..................... %
3.
Rp ..........................
..................... %
4.
Rp ..........................
..................... %
5.
Rp ..........................
..................... %
6.
Rp ..........................
..................... %
Jumlah
Rp .
100 %
PENGELOLAAN KEUANGAN
65
LK-6
Upaya Penanganan Kondisi Tertentu Sekolah/Madrasah
Upaya Penanganan Kondisi Tertentu Sekolah /Madrasah
66
NO.
KONDISI
1.
Menerima siswa
pindahan
PENGARUH TERHADAP
JENIS SUMBER
PEMBIAYAAN
a. Kebutuhan operasional
bertambah
2.
...
3.
Bencana Alam
a. ..
....
4.
.....
UPAYA/TINDAKAN
KONKRIT SEKOLAH
a) Melaporkan kepada dinas
agar ada tambahan dana BOS
(SD/MI, SMP/MTs) dan dana
RBOS (SMA/MA, SMK/MAK)
pada triwulan, semester atau
tahun berikut.
b) Melakukan efisiensi
c) ...
LK-7a
Rencana Tindak Lanjut In-2
NO.
KEGIATAN
TARGET
WAKTU
KETERANGAN
PENGELOLAAN KEUANGAN
67
LK-7
Refleksi
1. Apa yang Saudara peroleh setelah mempelajari topik ini?
68
LK-8
Berpikir Reflektif
1. Apakah RKAS/M itu penting bagi sekolah/madrasah Saudara? Mengapa?
3. Apa yang akan terjadi jika suatu sekolah/madrasah dikelola tanpa ada RKAS/M?
Diskusikan pertanyaan-pertanyaan di atas dengan kelompok Saudara.
PENGELOLAAN KEUANGAN
69
LK-9
Menetapkan Prioritas Kegiatan dan Besaran Anggaran RKAS/M
1. Apa saja kegiatan yang dapat menunjang pencapaian SNP menurut EDS Saudara?
70
LK-10
Menelaah Prioritas Kegiatan RKAS/M
NO
1
SKALA PRIORITAS
SP
P
K/TP
REKOMENDASI
2.
3.
1.
2.
1.
2.
4
5
...
PENGELOLAAN KEUANGAN
71
LK-11
Menyusun RKAS/M
JUMLAH
(RUPIAH)
PROGRAM DAN
KEGIATAN
SPESIFIKASI,
SATUAN,
VOL,JMLH,
UNIT, OR/
BLN, DLL
I. PEMENUHAN
STANDAR ISI
a.
b.
II. PENINGKATAN
SKL
a.........
b............
III. PEMENUHAN
DAN
PENINGKATAN
STANDAR
PROSES
IV. PEMENUHAN
STANDAR PTK
V. PEMENUHAN
STANDAR
PENGELOLAAN
VI. PEMENUHAN
STANDAR
SARPRAS
VII. PEMENUHAN
STANDAR
PEMBIAYAAN
VIII.PEMENUHAN
STANDAR
PENILAIAN
JUMLAH (RUPIAH)
Mengetahui/Menyetujui
Kepala Dinas Pendidikan
Kab/kota
(..............................)
72
Komite Sekolah
(..............................)
................... 20........
Kepala Sekolah
(..............................)
LK-12
Refleksi
1. Apa yang Saudara peroleh setelah mempelajari topik II?
2. Apa pengaruh positif hasil belajar topik II terhadap tugas Saudara sebagai kepala
sekolah/madrasah?
3. Apa kendala yang Saudara hadapi ketika melakukan review RKAS/M? dan bagaimana
bagaimana Saudara mengatasinya?
PENGELOLAAN KEUANGAN
73
LK-13
Berpikir Reflektif tentang Pembelanjaan dan Pembukuan
1. Apa pentingnya bagi Saudara sebagai kepala sekolah/madrasah untuk memahami
pembelanjaan dan pembukuan keuangan sekolah/madrasah?
2. Apa akibat-akibat yang mungkin dapat terjadi, jika Saudara sebagai kepala sekolah/
madrasah tidak memahami dan mengerti pembelanjaan dan pembukuan keuangan
sekolah/madrasah?
3. Apa yang akan Saudara lakukan agar memahami dan mengerti pembelanjaan dan
pembukuan keuangan sekolah/madrasah?
74
LK-14
Pendalaman tentang Pembelanjaan dan Pembukuan
1. Hal-hal apa yang harus diperhatikan oleh kepala sekolah/madrasah ketika melakukan
pembelanjaan sesuai Mata Anggaran Keluaran (MAK)?
2. Gambarkan mekanisme pembelanjaan barang dan atau jasa yang pernah Saudara
lakukan di sekolah/madrasah Saudara. Bandingkan dengan mekanisme yang ada pada
peraturan yang berlaku.
PENGELOLAAN KEUANGAN
75
LK-15
Studi Kasus Pembelanjaan dan Pembukuan
Matriks Pembelanjaan yang Dipungut Pajak
Nama
Sekolah
76
Jenis
Transaksi
Jenis
Pajak
Total
Pungutan
Pajak
Waktu
Setoran ke
Kas Negara
Waktu Lapor
ke Kantor
Pajak
Keterangan
LK-16
Melaporkan Pembelanjaan dan Pembukuan
Format PU-01
Diisi oleh Bendahara
: ........................................................
: ........................................................
: ........................................................
: ........................................................
Disimpan di Sekolah
Tanggal
No Kode
No
Bukti
Uraian
Penerimaan
(Debet)
Pengeluaran
(Kredit)
Saldo
Pada hari initanggal..Buku Kas Umum ditutup dengan keadaan/posisi buku sebagai berikut:
Saldo Buku Kas Umum..Rp..
Terdiri dari:
Saldo Bank
: Rp
Saldo Kas Tunai
: Rp.
Jumlah
: Rp.
Perbedaan
: Rp
Mengetahui Dibuat oleh
Kepala Sekolah/Madrasah Bendahara
( ) ( )
PENGELOLAAN KEUANGAN
77
LK-17
Melaporkan Pembelanjaan dan Pembukuan
BUKU Pembantu Kas
Bulan :
Nama Sekolah
Desa/Kecamatan
Kabupaten
Provinsi
: ...............................................................................
: ...............................................................................
: ...............................................................................
: ...............................................................................
Tanggal
No Kode
No
Bukti
Uraian
Penerimaan
Pengeluaran
Saldo
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Bendahara
( ) ( )
78
LK-18
Melaporkan Pembelanjaan dan Pembukuan
Buku Pembantu Bank
Bulan :
Nama Sekolah
Desa/Kecamatan
Kabupaten
Provinsi
: ...............................................................................
: ...............................................................................
: ...............................................................................
: ...............................................................................
Tanggal
No Kode
No
Bukti
Uraian
Penerimaan
Pengeluaran
Saldo
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Bendahara
( ) ( )
PENGELOLAAN KEUANGAN
79
80
Uraian
PPh21
5
PPh21
8
Bendahara
Penerimaan
(Debit)
PPh21 PPh21
6
7
Kepala Sekolah
No Bukti
( ) ( )
Mengetahui,
No Kode
Tanggal
Nama Sekolah
Desa/Kecamatan
Kabupaten
Provinsi
Pengeluaran
(Kredit)
10
Saldo
LK-19
LK-20a
Instrumen Pengawasan Perencanaan
Pembelanjaan Keuangan Sekolah/Madrasah
Komponen
Kegiatan
Kondisi Temuan
1.
Keseuaian
Juknis dan
rencana
pembelanjaaan
PENGELOLAAN KEUANGAN
Tindak
Lanjut
81
LK-20b
Instrumen Pengawasan Realisasi
Pembelanjaan Keuangan Sekolah/Madrasah
82
No
Komponen
Kegiatan
1.
Keseuaian
Juknis dan
rencana
pembelanjaaan
Kondisi Temuan
Tindak
Lanjut
LK-20c
Instrumen Pengawasan Pembukuan Keuangan Sekolah/Madrasah
Catatan: Instrumen ini akan digunakan pada kegiatan On
No
1.
Komponen
Pemeriksaan
Kas Umum
2. Pemeriksaan
Tata Usaha
Keuangan
Bendaharawan
Pemeriksaan
Pungutan Pajak
Kegiatan
Kondisi Temuan
Tindak
Lanjut
PENGELOLAAN KEUANGAN
83
LK-21
Pendalaman tentang Pembukuan Pembelanjaan
1. Apa saja pembukuan keuangan yang dimiliki sekolah/madrasah Saudara?
84
LK-22
Refleksi
1. Apa manfaat yang telah Saudara peroleh setelah mempelajari topik III?
2. Hal apa yang belum Saudara pahami dari topik III? Apa rencana Saudara selanjutnya
berkaitan dengan hal tersebut?
PENGELOLAAN KEUANGAN
85
3. Apa pengaruh terhadap tugas keseharian Saudara setelah belajar topik ini ?
86
LK-23
Berpikir Reflektif tentang Pentingnya Laporan Pertanggungjawaban
Keuangan Sekolah/Madrasah
1. Apakah menurut Saudara laporan pertanggungjawaban keuangan sekolah/madrasah
penting? Jika ya, mengapa? Jika tidak, mengapa?
PENGELOLAAN KEUANGAN
87
3. Apa yang dapat terjadi jika sekolah/madrasah Saudara tidak memiliki laporan
pertanggungjawaban keuangan?
88
LK-24
Menelaah Laporan Keuangan
Aspek
Kesesuaian
Sesuai/ada
Nama laporan
Sumber dana
kegiatan
Kesesuaian dengan
rencana
Waktu pembuatan
Bukti transaksi/
lampiran-lampiran
Bukti penyetoran
pajak
Peruntukan laporan
Temuan
Tidak
PENGELOLAAN KEUANGAN
89
LK-25
Publikasi Laporan Keuangan Sekolah/Madrasah
1. Identifikasi batasan-batasan dokumen keuangan sekolah/madrasah yang dapat
dipublikasikan secara umum dan yang hanya untuk kalangan terbatas
90
LK-26
Mengkaji Laporan Keuangan
Saudara ambil 1 (satu) laporan keuangan semester dan 1 (satu) laporan keuangan
kegiatan/program, kemudian lakukan telaah dengan menggunakan form berikut:
No
Komponen Laporan
Isi laporan
Kelengkapan lampiran
Saran/masukan
Laporan Semester
Laporan kegiatan
PENGELOLAAN KEUANGAN
91
LK-27
Refleksi
1. Pelajaran apa yang bermanfaat yang telah Saudara peroleh melalui topik pelaporan
keuangan sekolah/madrasah?
2. Adakah hal yang belum Saudara mengerti? Apa itu? Apa rencana Saudara
selanjutnyaberkaitan dengan hal tersebut?
92
3. Menurut Saudara apakah belajar topik IV ada pengaruhnya terhadap tugas Saudara?
Jelaskan!
PENGELOLAAN KEUANGAN
93
94
BAHAN BACAAN
PENGELOLAAN KEUANGAN
95
BAHAN BACAAN
Tabel Bahan Bacaan
No
96
BAHAN BACAAN
FOKUS BACAAN
Pasal 9 dan 48
Bab IX Pasal 62
Lampiran Bagian B butir 8 b
Pasal 1 s.d. 11
Pasal 2
RKAS/M
BKU BOS
BKP Bank
Format BOS K-5
Format BOS-K4
Buku Pembantu Kas
Buku Kas Pajak
No
BAHAN BACAAN
FOKUS BACAAN
10
11
12
Penerimaan
Pengeluaran
Laporan Bulanan
15 Rencana Usaha
16 Pentingnya Pengelolaan Keuangan
Sekolah/Madrasah
17 Bahan pendidikan dan pelatihan
manajemen keuangan
Sekolah dasar, direktorat tenaga
kependidikan
Direktorat jenderal
Peningkatan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan
Departemen pendidikan nasional
Tahun 2007
PENGELOLAAN KEUANGAN
97
Bahan Bacaan 1
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 9
Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan
pendidikan.
Pasal 48
(1) Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi,
transparansi, dan akuntabilitas publik.
(2) Ketentuan mengenai pengelolaan dana pendidikan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Bahan Bacaan 2
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
BAB IX pasal 62 disebutkan standar pembiayaan meliputi:
1. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal.
2. Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya
penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal
kerja tetap.
3. Biaya personal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya pendidikan yang
harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran
secara teratur dan berkelanjutan.
4. Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada
gaji,
b. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan
c. Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak,
asuransi, dan lain sebagainya.
98
Bahan Bacaan 3
Permendikbud Nomor 60 Tahun 2011 Tentang Larangan Pungutan Biaya Pendidikan
Pada Sekolah/Madrasah Dasar dan Sekolah/Madrasah Menengah Pertama
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
3. Biaya pendidikan adalah sumber daya keuangan yang disediakan dan/atau diperlukan
untuk menyelenggarakan dan mengelola pendidikan.
Pasal 2
(1) Biaya pendidikan pada sekolah yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan pemerintah
daerah bersumber dari:
a. anggaran pendapatan dan belanja negara; dan/atau
b. anggaran pendapatan dan belanja daerah.
(2) Biaya pendidikan pada sekolah pelaksana program wajib belajar menjadi tanggung
jawab Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sampai terpenuhinya SNP.
(3) Pemenuhan biaya pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui
bantuan operasional sekolah.
Pasal 5
(1) Sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menerima bantuan operasional
tidak boleh memungut biaya operasi.
(2) Dalam keadaan tertentu jika sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat melakukan
pungutan biaya operasi maka sekolah harus:
a. memperoleh persetujuan tertulis dari orang tua atau wali peserta didik;
b. memperoleh persetujuan tertulis dari komite sekolah;
c. memperoleh persetujuan tertulis dari kepala dinas pendidikan provinsi dan
kepala dinas pendidikan kabupaten/kota, sesuai kewenangan masing-masing;
dan
d. memenuhi persyaratan :
1) perencanaan investasi dan/atau operasi yang jelas dan dituangkan dalam
rencana strategis, rencana kerja tahunan, serta anggaran tahunan yang
mengacu pada SNP;
2) perencanaan investasi dan/atau operasi diumumkan secara transparan
kepada pemangku kepentingan sekolah;
3) perolehan dana disimpan dalam rekening atas nama sekolah;
PENGELOLAAN KEUANGAN
99
4) perolehan dana dibukukan secara khusus oleh sekolah, terpisah dari dana
yang diterima dari penyelenggara sekolah; dan
5) penggunaan sesuai dengan perencanaan.
Bahan Bacaan 4
Permendikbud Nomor 44 Tahun 2012
Tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya Pendidikan pada Satuan Pendidikan Dasar
Pasal 2
Biaya satuan pendidikan terdiri atas:
a. biaya investasi;
b. biaya operasi;
c. bantuan biaya pendidikan; dan
d. beasiswa.
Pasal 3
Pendanaan pendidikan bersumber dari Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat.
Pasal 4
(1) Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan,
kecukupan, dan keberlanjutan.
(2) Prinsip keadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berarti bahwa
besarnya pendanaan pendidikan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
(3) Prinsip kecukupan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berarti bahwa
pendanaan pendidikan cukup untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan
yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan.
(4) Prinsip keberlanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berarti bahwa
pendanaan pendidikan dapat digunakan secara berkesinambungan untuk
memberikan layanan pendidikan yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan.
Pasal 5
Sumber biaya pendidikan pada satuan pendidikan dasar yang diselenggarakan
oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah:
100
Bahan Bacaan 5
Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009 Tentang Standar Pembiayaan
Pasal 2
(1) Standar biaya operasi nonpersonalia tahun 2009 per sekolah/program keahlian,
per rombongan belajar, dan per peserta didik untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
SMK, SDLB, SMPLB, dan SMALB menggunakan basis biaya operasi nonpersonalia per
sekolah/program keahlian, per rombongan belajar, dan per peserta didik untuk SD/
MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, SDLB, SMPLB, dan SMALB di Daerah Khusus Ibukota
(DKI) Jakarta.
(2) Besaran standar biaya operasi non personalia tahun 2009 per sekolah/program
keahlian, per rombongan belajar, dan per peserta didik, serta besaran presentase
minimum biaya alat tulis sekolah (ATS) dan bahan dan alat habis pakai (BAHP), untuk
SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, SDLB, SMPLB, dan SMALB adalah sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini.
PENGELOLAAN KEUANGAN
101
Bahan Bacaan 6
Review RKAS/M
A. Langkah-langkah mereview RKAS/M
Diadopsi dari Bahan Presentasi Modul Pelatihan BOS dengan judul Manajemen
Keuangan Sekolah
1. Mencermati apakah RKAS/M telah mencantumkan delapan standar nasional
pendidikan (SNP).
2. Memeriksa apakah setiap SNP dalam RKAS/M telah memuat rincian program/
kegiatan.
3. Mengidentifikasi rincian program/kegiatan yang telah terlaksana pada tahun
berjalan.
4. Mengidentifikasi rincian program/kegiatan yang sedang dilaksanakan pada tahun
berjalan.
5. Mengidentifikasi rincian program/kegiatan yang belum dilaksanakan pada tahun
berjalan.
6. Mengidentifikasi rincian program/kegiatan yang kemungkinan tidak dapat
dilaksanakan pada tahun berjalan.
7. Menghapus atau mengganti rincian program/kegiatan yang tidak sesuai dan
menambahkan dan atau memindahkan ke SNP yang lebih tepat (silahkan cetak
miring perubahan yang dilakukan)
8. Mencermati besaran anggaran yang telah dianggarkan pada setiap program/
kegiatan dalam RKAS/M untuk dijadikan pertimbangan dalam penyusunan
anggaran perubahan.
9. Merubah besaran anggaran setiap program/kegiatan agar sesuai dengan kondisi
nyata di sekolah Saudara (silahkan cetak miring perubahan yang dilakukan)
B. Memahami Penganggaran dalam RKAS/M
Diadopsi dari Modul Diklat Manajemen Keuangan Sekolah Dasar
Direktorat Tenaga Kependidikan, Dirjen PMPTK, Depdiknas, 2007
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKAS/M) merupakan rencana
pembiayaan program/kegiatan secara rinci untuk satu tahun anggaran. Rencana
pembiayaan ini bersifat terpadu yang berisi rencana penerimaan dan pengeluaran.
Rencana pembiayaan ini menjadi pedoman pembiayaan penyelenggaraan pendidikan
di sekolah sehingga terwujud tertib administrasi pengelolaan keuangan sekolah.
Penganggaran dalam RKAS/M harus dilandasi prinsip/asas transparansi, akuntabilitas,
efisien dan efektif sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
102
PENGELOLAAN KEUANGAN
103
Program adalah penjabaran kebijakan sekolah dalam bentuk upaya yang berisi satu
atau lebih kegiatan. Program dalam RKAS/M meliputi upaya pencapaian delapan
standar pendidikan, yaitu (1) pengembangan kompetensi kelulusan; (2) pengembangan
standar isi; (3) pengembangan standar proses; (4) pengembangan standar pendidik
dan tenaga kependidikan; (5) pengembangan standar sarana dan prasarana; (6)
pengembangan standar pengelolaan; (7) pengembangan standar pembiayaan;
dan (8) pengembangan dan implementasi sistem penilaian. Pelaksanaan programprogram tersebut menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil
yang terukur sesuai dengan misi sekolah.
Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh sekolah. Sebagai bagian
dari program, pelaksanaan kegiatan merupakan sekumpulan tindakan pengerahan
sumber daya yang dimiliki sekolah. Sumber daya itu meliputi personalia (SDM), barang
modal (termasuk peralatan dan teknologi), dana, atau kombinasi dari beberapa atau
semua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan
keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.
Setiap program sekolah dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan. Berikut ini contoh
RKAS/M yang memuat rincian kegiatan pada setiap program:
104
: ....................................................
: ....................................................
: ....................................................
: ....................................................
PENERIMAAN
Jumlah
4
II
2
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
PENDAPATAN RUTIN
Gaji PNS
Gaji Pegawai tidak tetap
Belanja barang dan jasa
Belanja pemeliharaan
Belanja lain - lain
III
BANTUAN OPERASIONAL
SEKOLAH
BOS Pusat
BOS Provinsi
BOS Kabupaten/Kota
IV
4
4.1
4.2
4.3
4.4
PENGELUARAN/BELANJA
No. No.
Uraian
Urut Kode
1
2
3
1
I
SISA TAHUN LALU
3.1
3.2
3.3
Formulir BOS - K1
BANTUAN
Dana Dekonsentrasi
Dana Tugas Pembantuan
Dana Alokasi Khusus
Lain - lain (bantuan luar
negeri/hibah)
No. No.
Uraian
urut Kode
5
6
7
I
1
PROGRAM SEKOLAH
1.1 Pengembangan kompetensi lulusan
1.2 Pengembangan standar isi
1.3 Pengembangan standar proses
1.4 Pengembangan pendidik dan tenaga
kependidikan
1.5 Pengembangan sarana dan
prasarana sekolah
1.6 Pengembangan standar pengelolaan
1.7 Pengembangan standar pembiayaan
1.8 Pengembangan dan implementasi
sistem penilaian
II
2
2.1
2.2
2.3
Jumlah
8
BELANJA LAINNYA
Belanja.....
Belanja.....
Belanja.....
SUMBER PENDAPATAN
LAINNYA
5.1
5.2
Jumlah Penerimaan
*Sebutkan jika ada
Jumlah Pengeluaran
Mengetahui,
Menyetujui,
Kepala Sekolah
Bendahara/Penanggungjawab kegiatan
...................................
..............................
NIP . .....................
.................................
NIP. ..........................
PENGELOLAAN KEUANGAN
105
Bahan Bacaan 7
Permendikbud Nomor 76 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Dana BOS 2013
BAB III Bagian E tentang Tim Manajemen BOS
3. Tugas dan Tanggung Jawab Tim Manajemen BOS Sekolah
a. Mengisi, mengirim dan meng-update data pokok pendidikan (Formulir BOS01A, BOS-01B dan BOS-01C) secara lengkap kedalam sistem yang telah
disediakan oleh Kemdikbud;
b. Membuat RKAS yang mencakup seluruh sumber penerimaan sekolah
(Formulir BOS-K1 dan BOS-K2);
c. Melaporkan perubahan data siswa setiap triwulan kepada Tim BOS
Kabupaten/Kota (jika ada);
d. Memverifikasi jumlah dana yang diterima dengan data siswa yang ada;
e. Mengelola dana BOS secara bertanggung jawab dan transparan;
f. Mengumumkan besar dana yang diterima dan dikelola oleh sekolah dan
rencana penggunaan dana BOS (RKAS) di papan pengumuman sekolah yang
ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Bendahara dan Ketua Komite Sekolah
g. Mengumumkan penggunaan dana BOS di papan pengumuman (Formulir
BOS-04);
h. Bertanggung jawab secara formal dan material atas penggunaan dana BOS
yang diterimanya;
i. Membuat laporan realisasi penggunaan dana BOS triwulanan (Formulir
BOS-K7 dan BOS-K7A) sebagai bentuk pertanggungjawaban penggunaan
dana dan disimpan di sekolah untuk keperluan monitoring dan audit;
j. Memasukkan data penggunaan dana BOS setiap triwulan kedalam sistem
k. Membuat laporan tahunan diserahkan ke SKPD PendidikanKabupaten/Kota
paling lambat tanggal 5 Januari tahun berikutnya;
l. Melakukan pembukuan secara tertib (Formulir BOS-K3, BOS-K4, BOS-K5
dan BOS-K6);
m.Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat;
n. Memasang spanduk di sekolah terkait kebijakan pendidikan bebaspungutan
(Formulir BOS-05);
o. Bagi sekolah negeri, wajib melaporkan hasil pembelian barang investasi dari
dana BOS ke SKPD Pendidikan Kabupaten/Kota;
106
PENGELOLAAN KEUANGAN
107
1-12-2012 11-22150216-3.1
2-12-2012 13-22150120-3.1
3-12-2012 12-22060216-3.1
4-12-2012 22-22030416-3.1
5-12-2012 11-22150116-3.1
7-12-2012 13-22150120-3.1
8-12-2012 22-22030301-3.1
8-12-2012 22-22030122-3.1
9-12-2012 12-23250316-3.1
9-12-2012 11-22150116-3.1
1-12-2012
3.1-3.1
1-12-2012 11-22150116-3.1
1-12-2012 13-21010516-3.1
1-12-2012
2.5-3.1
No. Kode
Tanggal
BKK 8
BKK 9
BKK 11
BKK 12
BKK 5
BKK 13
BKK 10
BKK 7
BKK 4
BKM 1
Dibayar Transport Turnamrn Karate
BKK 2
BKK 3
BBM 01
BKK 01
Uraian
Saldo Bulan Lalu
Diterima per Bank
Dibayar bantuan Transport siswa miskin
No. Bukti
91.875,00
10.000.000,00
Penerimaan
(Debit)
Bahan Bacaan 8
300.000,00
426.500,00
96.598,00
377.360,00
50.000,00
50.000,00
75.000,00
60.000,00
50.000,00
170.000,00
1.277.500,00
1.800.000,00
Pengeluaran
(Kredit)
35.858.917,00
36.158.917,00
36.585.417,00
36.682.015,00
37.059.375,00
37.109.375,00
37.159.375,00
37.234.375,00
37.294.375,00
37.344.375,00
37.514.375,00
37.422.500,00
30.500.000,00
40.500.000,00
38.700.000,00
Jumlah
(Rp)
5
Diisi oleh
Bendahara/ Guru
108
BKK 15
BKM 5
8.414.195,00
10.392.237,00
Total
103.000,00
410.000,00
BKK 23
BKK 22
BKK 21
BKK 20
BKK 19
BKM 7
BKK 18
, 20.
Bendahara
( ) ( )
Kepala Sekolah
Mengetahui
200.000,00
19.090,00
127.272,00
194.875,00
720.000,00
375.000,00
BKK 17
460.000,00
1.000.000,00
25.000,00
51.000,00
19.090,00
150.000,00
BKK 16
BKK 6
127.272,00
Pada hari ini tanggal Buku Kas Umum ditutup dengan keadaan/posisi buku sebagai berikut:
23-12-2012 11-21010516-3.1
23-12-2012 12-6.2.116-3.1
23-12-2012 12-6.2.316-3.1
23-12-2012 13-22150220-3.1
26-12-2012 22-220116-3.1
19-12-2012 13-21010516-3.1
21-12-2012 13-21010520-3.1
23-12-2012 22-21010501-3.1
23-12-2012
2.5-3.1
12-12-2012 13-22150116-3.1
16-12-2012 11-220116-3.1
19-12-2012 6.1.2-3.1
BKM 4
11-12-2012
6.1.3-3.1
BKM 3
BKK 14
11-12-2012 22-22030216-3.1
11-12-2012 6.1.1-3.1
32.478.042,00
32.478.042,00
32.888.042,00
33.088.042,00
33.107.132,00
33.234.404,00
33.429.279,00
33.326.279,00
34.046.279,00
34.421.279,00
34.881.279,00
34.830.279,00
35.830.279,00
35.855.279,00
35.836.189,00
35.708.917,00
PENGELOLAAN KEUANGAN
109
3.1-3.1
B2-3.1
B2-3.1
11-12-2012
22-12-2012
1-12-2012
No. Kode
Tanggal
BKM 6
BKM 2
BBM 01
SALDO AWAL
No Bukti
4
Uraian
Diterima perbank
tunai
10.000.000,00
10.000.000,00
(Debet)
Penerimaan
6.270.000,00
1.000.000,00
5.270.000,00
(Kredit)
Pengeluaran
CONTOH
BUKU PEMBANTU BANK
Periode Tanggal: 1-12-2012 s/d 28-12-2012
Sumber Pendanaan: BOS Pusat
29.230.000,00
29.230.000,00
30.230.000,00
35.500.000,00
25.500.000,00
Saldo
110
1-12-2012
1-12-2012
1-12-2012
1-12-2012
2-12-2012
3-12-2012
4-12-2012
5-12-2012
7-12-2012
8-12-2012
8-12-2012
9-12-2012
9-12-2012
11-122012
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
1
2
3
Tanggal
No.
B2-3.1
13-221501-20-3.1
22-220303-01-3.1
22-220301-22-3.1
12-232503-16-3.1
11-221501-16-3.1
12-220602-16-3.1
22-220304-16-3.1
11-221501-16-3.1
11-221502-16-3.1
13-221501-20-3.1
11-221501-16-3.1
13-210105-16-3.1
2.5-3.1
No. Kode
BKM 2
BKK 10
BKK 11
BKK 12
BKK 5
BKK 13
BKK 7
BKK 8
BKK 9
BKK 3
BKK 4
BKK 01
BKK 2
BKM 1
No Bukti
5
Uraian
SALDO AWAL
Dibayar bantuan Transport siswa miskin
Dibayar honor Pembina Ekskul Nop 2012
Diterima PPh 21 atas BKK 2
CONTOH
BUKU PEMBANTU KAS
PERIODE TANGGAL :1-12-2012. s/d 28-12-2012
Sumber Dana :BOS Pusat
5.270.000,00
91.875,00
Penerimaan
(Debet)
50.000,00
377.360,00
96.598,00
60.000,00
75.000,00
50.000,00
170.000,00
50.000,00
1.800.000,00
1.277.500,00
Pengeluaran
(Kredit)
5.628.917,00
1.559.375,00
1.182.015,00
1.085.417,00
658.917,00
358.917,00
1.734.375,00
1.659.375,00
1.609.375,00
1.844.375,00
1.794.375,00
8
5.000.000,00
3.200.000,00
1.922.500,00
2.014.375,00
Saldo
PENGELOLAAN KEUANGAN
111
2
11-122012
11-122012
11-122012
12-122012
16-122012
19-122012
19-122012
21-122012
22-122012
23-122012
23-122012
23-122012
23-122012
23-122012
23-122012
26-122012
1
15
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
Tanggal
No.
22-2201-16-3.1
13-221502-20-3.1
12-6.2.3-16-3.1
12-6.2.1-16-3.1
11-210105-16-3.1
2.5-3.1
22-210105-01-3.1
B2-3.1
13-210105-20-3.1
13-210105-16-3.1
6.1.2-3.1
11-2201-16-3.1
13-221501-16-3.1
6.1.3-3.1
6.1.1-3.1
3
22-220302-16-3.1
No. Kode
BKK 23
BKK 22
BKK 21
BKK 20
BKK 19
BKM 7
BKK 18
BKM 6
BKK 17
BKK 16
BKM 5
BKK 15
BKK 6
BKM 4
BKM 3
4
BKK 14
No Bukti
Diterima perbank
5
Dibayar Langganan Air Desember 2012
Uraian
6.662.237,00
103.000,00
1.000.000,00
51.000,00
19.090,00
127.272,00
Penerimaan
(Debet)
8.414.195,00
410.000,00
200.000,00
19.090,00
127.272,00
194.875,00
720.000,00
375.000,00
460.000,00
1.000.000,00
25.000,00
7
150.000,00
Pengeluaran
(Kredit)
3.248.042,00
3.248.042,00
3.658.042,00
3.858.042,00
3.877.132,00
4.004.404,00
4.199.279,00
4.096.279,00
4.816.279,00
3.816.279,00
4.191.279,00
4.651.279,00
4.600.279,00
5.600.279,00
5.625.279,00
5.606.189,00
8
5.478.917,00
Saldo
112
6.1.2-3.1
6.1.1-3.1
6.1.3-3.1
6.1.2-3.1
126.2.116-
3.1
126.2.316-
1-12-2012
11-12-2012
11-12-2012
19-12-2012
23-12-2012
23-12-2012
3.1
No.
Kode
Tanggal
BKK 21
BKK 20
BKM 1
BKM 3
BKM 4
BKM 5
Nomor
Bukti
PENERIMAAN PAJAK
PENERIMAAN PAJAK
Diterima PPh 21 atas BKK 2
Diterima PPN atas BKK 5
Diterima PPh 22 atas Belanja Pemasangan
Langganan Internet
Uraian
0,00
127.272,00
127.272,00
127.272,00
0,00
127.272,00
0,00
0,00
PPN
CONTOH
BUKU PEMBANTU PAJAK
0,00
0,00
0,00
142.875,00
91.875,00
0,00
0,00
51.000,00
PPh Pasal 21
19.090,00
19.090,00
0,00
19.090,00
0,00
0,00
19.090,00
0,00
PPh Pasal 22
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
PPh Pasal 23
142.875,00
19.090,00
146.362,00
127.272,00
289.237,00
91.875,00
127.272,00
19.090,00
51.000,00
JUMLAH
Bahan Bacaan 9
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: Per-31/Pj/2012 Tentang Pedoman Teknis
Tata Cara Pemotongan, Penyetoran Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/
atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, Dan Kegiatan
Orang Pribadi Direktur Jenderal Pajak.
BAB II
PEMOTONG PPh PASAL 21 DAN/ATAU PPh PASAL 26
Pasal 2
(1) Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26, meliputi:
a. pemberi kerja yang terdiri dari:
1. orang pribadi dan badan;
2. cabang, perwakilan, atau unit, dalam hal yang melakukan sebagian atau
seluruh administrasi yang terkait dengan pembayaran gaji, upah, honorarium,
tunjangan,dan pembayaran lain adalah cabang, perwakilan, atau unit tersebut.
b. bendahara atau pemegang kas pemerintah, termasuk bendahara atau pemegang
kas pada Pemerintah Pusat termasuk institusi TNI/POLRI, Pemerintah Daerah,
instansi atau lembaga pemerintah, lembaga-lembaga negara lainnya, dan
Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar negeri, yang membayarkan gaji, upah,
honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk
apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan;
c. dana pensiun, badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja, dan badan-badan
lain yang membayar uang pensiun secara berkala dan tunjangan hari tua atau
jaminan hari tua;
d. orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta badan
yang membayar:
1. honorarium, komisi, fee, atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan
dengan jasa yang dilakukan oleh orang pribadi dengan status Subjek Pajak
dalam negeri, termasuk jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas
dan bertindak untuk dan atas namanya sendiri, bukan untuk dan atas nama
persekutuannya;
2. honorarium, komisi, fee, atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan
dengan jasa yang dilakukan oleh orang pribadi dengan status Subjek Pajak luar
negeri;
3. honorarium, komisi, fee, atau imbalan lain kepada peserta pendidikan dan
pelatihan, serta pegawai magang;
e. penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah, organisasi yang bersifat
nasional dan internasional, perkumpulan, orang pribadi serta lembaga lainnya
PENGELOLAAN KEUANGAN
113
114
* K/1 = Rp. 28.350.000,* K/2 = Rp. 30.375.000,* K/3 = Rp. 32.400.000,PENYELESAIAN KASUS
Kasus 1
Menggunakan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 162/PMK.011/2012 tentang
Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak yang ditetapkan pada tanggal 22
Oktober 2012.
a. Jenis pajak adalah penghasilan berdasarkan PPh Ps 21
b . Besarnya pajak yang dipungut oleh bendahara sekolah sebesar:
Rp. 30.000.000,00
Rp. 28.350.000,00
Rp 1.650.000,00
PENGELOLAAN KEUANGAN
115
c. PPh Ps 21 tersebut dipungut tanggal 11, maka PPh Ps 21 tersebut wajib disetor ke
kas Negara paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
d. PPh Ps 21 tersebut dipungut tanggal 11 maka PPh 21 tersebut wajib dilaporkan ke
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
Kasus 3
Menggunakan Bahan Bacaan 12
a. Sumber dana bukan BOS
b. Jenis pajak adalah PPN dan PPh. PPN dibayar oleh Penjual.
Harga Barang Rp 5.000.000,00
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) 100/110 x Rp. 5.000.000,00 = Rp 4.545.454,00
PPN = 10%x DPP = 10/100 x Rp. 4.545.454,00 = Rp. 454.545,00
PPh Ps 22 = 1,5% x DPP = 15/100 x Rp. 4.545.454,00 = Rp. 68.181,00
c. PPN yang dipungut pada tanggal 15 dan wajib disetor paling lambat tanggal 7
bulan takwim berikutnya.
d. PPN yang dipungut wajib dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
selambat- lambatnya 14 hari setelah bulan takwim berakhir.
Kasus 4
a. Jenis pajak adalah PPh 21 dan PPh 22, sedangkan PPN tidak perlu dipungut karena
membeli kepada toko yang bukan PKP.
b. Besarnya pajak yang dipungut oleh bendahara sekolah berdasarkan PPh Ps 21
ketika dipungut membayar tukang harian maka pembayaran pajak = 5% x (Rp
160.000,00Rp 150.000,00) = Rp 500,00
Besarnya pajak yang dipungut oleh bendahara sekolah berdasarkan PPh Ps 22
dipungut ketika membeli material renovasi sebesar Rp. 4.000.000,00 adalah:
DPP 100/110 x Rp. 4.000.000,00 = Rp. 3.636.363,00
PPN = 10% x DPP = 10/100 x Rp. 3.636.363,00 = Rp. 363.636,00 (tidak dipungut
karena bukan PKP), maka PPh Ps 22 sebesar 1,5% x DPP = 1,5/100 x Rp. 3.636.363,00
= Rp. 54.545,00
c. PPh 21 yang dipungut pada tanggal 18 dan wajib disetor paling lambat tanggal 10
bulan berikutnya dan PPh Ps 22 dibayarkan langsung pada hari yang sama dengan
pembayaran atas penyerahan barang
d. SPT PPh Ps 21 wajib dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) selambatlambatnya tanggal 20 bulan berikutnya dan SPT PPh Ps 22 diserahkan paling lambat
14 hari setelah akhir Masa Pajak
Kasus 5
Peraturan Menteri Keuangan No. 244/PMK.3/2008 Pasal 1 ayat 2 huruf aa disebutkan
116
bahwa Jasa Boga atau Katering adalah termasuk dalam jenis jasa lain yang kenakan PPh
Pasal 23
a. Jenis pajak adalah PPh 23
b. Besarnya pajak berdasarkan PPh Ps 23 oleh bendahara sekolah sebesar yang
dipungut :
PPh Ps. 23 = Rp 2.000.000,00 x 2% = Rp 40.000,00
Apabila rekanan tidak memiliki NPWP, maka perhitungan menjadi :
PPh Ps. 23 = Rp 2.000.000,00 x 4% = Rp 80.000,00
c. PPh 23 dipungut tanggal 24 dan disetor paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
d. PPh 23 yang dipungut wajib dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
selambat- lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya.
Bahan Bacaan 10
Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan Sekolah/Madrasah 1.5
Penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah/madrasah harus dilaporkan dan
dipertanggungjawabkan secara rutin sesuai peraturan yang berlaku. Pelaporan dan
pertanggungjawaban anggaran yang berasal dari orang tua siswa dan masyarakat
dilakukan secara rinci dan transparan sesuai dengan sumber dananya. Pelaporan
dan pertanggungjawaban anggaran yang berasal dari usaha mandiri sekolah/
madrasah dilakukan secara rinci dan transparan kepada dewan guru dan staf sekolah/
madrasah. Pertanggungjawaban anggaran rutin dan pembangunan dilakukan dengan
memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
1. Selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulan Bendaharawan mengirimkan Surat
Pertanggungjawaban(SPJ) kepada Walikota/ Bupati melalui Bagian Keuangan
Sekretariat Daerah.
2. Apabila tanggal 10 bulan berikutnya SPJ belum diterima oleh Bagian KeuanganSekretariat
Daerah maka tanggal 11 dikirimkan Surat Peringatan I.
3. Apabila sampai dengan tanggal 20 bulan berikutnya SPJ juga belum dikirimkan pada
Bagian Keuangan Sekretariat Daerah, maka dibuatkan Surat Peringatan II.
4. Kelengkapan Lampiran SPJ:
a. Surat pengantar
b. Sobekan BKU lembar 2 dan 3
c. Daftar Penerimaan dan Pengeluaran per pasal/komponen
d. Daftar Penerimaan dan Pengeluaran UUDP
e. Laporan Keadaan Kas Rutin/ Pembangunan (LKKR/LKKP) Tabel I dan II
PENGELOLAAN KEUANGAN
117
118
Bahan Bacaan 11
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep-382/Pj./2002Tanggal 13 Agustus 2002
Pedoman Pelaksanaan Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Bagi Pemungut Pajak Pertambahan Nilai
dan Pengusaha Kena Pajak Rekanan
Lampiran 1
i. Jumlah PPN dan atau PPn BM Yang Dipungut
a. PPN
a. Dalam hal penyerahan BKP dan atau JKP yang hanya terutang PPN, maka jumlah
PPN yang dipungut adalah 10/110 bagian dari jumlah pembayaran.
b. Contoh :
- Jumlah pembayaran
Rp. 11.000.000,00
- PPN yang dipungut 10/110 X Rp. 11.000.000,00 Rp. 1.000.000,00
- Yang dibayarkan kepada PKP Rekanan
Rp. 10.000.000,00
(Rp. 11.000.000,00 - Rp. 1.000.000.00)
j. Pelaporan
b. Bendaharawan Pemerintah:
a. Bendaharawan Pemerintah wajib melaporkan PPN dan PPn BM yang dipungut
dan disetor kepada KPP dan KPKN.
b. Laporan sebagaimana dimaksud diatas dilakukan dengan menggunakan SPT
Masa Bagi Pemungut PPN (Formulir 1101 PUT) sebagaimana dimaksud dalam
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-511/PJ/2001 tentang Bentuk
dan Isi SPT Masa Bagi Pemungut PPN, Keterangan dan Dokumen yang harus
Dilampirkan, serta Buku Petunjuk Pengisiannya.
c. Laporan tersebut dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dengan peruntukkan masingmasing adalah sebagai berikut:
- lembar ke-1 untuk KPP dengan dilampiri Faktur Pajak lembar ke- lembar ke-2 untuk KPKN
- lembar ke-3 untuk arsip Bendaharawan Pemerintah
d. Penyampaian Laporan
Laporan disampaikan paling lambat hari ke 14 (empat belas) setelah bulan
dilakukan pembayaran tagihan.
PENGELOLAAN KEUANGAN
119
Bahan Bacaan 12
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 154/PMK.03/2010 TENTANG PEMUNGUTAN
PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 SEHUBUNGAN DENGAN PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN
BARANG DAN KEGIATAN DI BIDANG IMPOR ATAU KEGIATAN USAHA DI BIDANG LAIN
Pasal 3
(1) Dikecualikan dari pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22:
e. Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1 huruf b, huruf c dan, huruf d, berkenaan dengan:
1. Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah)
dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah;
2. Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, pelumas, air
minum/PDAM dan benda-benda pos.
h. Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
(2)
Pengecualian dari pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas barang impor
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tetap berlaku dalam hal barang impor
tersebut dikenakan tarif bea masuk sebesar 0% (nol persen).
(3) Pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf g dinyatakan
dengan Surat Keterangan Bebas Pajak Penghasilan Pasal 22 yang diterbitkan oleh
Direktur Jenderal Pajak.
(4) Pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, huruf e, huruf f, dan huruf
h dilakukan tanpa Surat Keterangan Bebas (SKB).
CATATAN:
Perubahan penting dari Peraturan Menteri Keuangan yang baru di atas dari sudut
kegiatan pemungutan PPh Pasal 22 yang dikecualikan dari pemungutan, terdapat
dua perubahan penting :
1. batas pembelian barang yang tidak dipungut PPh Pasal 22 yang semula Rp 1.000.000,00
dinaikkan menjadi Rp. 2.000.000,00
2. seluruh pembelian barang dalam rangka penggunaan dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) tidak perlu dipungut PPh Pasal 22.
120
Bahan Bacaan 13
CONTOH PEMBUKUAN TRANSAKSI KEUANGAN SEKOLAH/MADRASAH
Penggunaan Dana Sekolah
1. Pembelian ATK, Bahan dan Penggandaan
Sekolah melakukan pembelian ATK/bahan/penggandaan, pembelian bahan bahan
habis pakai, seperti buku tulis, kapur tulis, pensil dan bahan praktikum, pembelian
bahan-bahan untuk perawatan/perbaikan ringan gedung sekolah.
Contoh: Sekolah X melakukan pembelian tunai bahan-bahan bangunan dari Toko
Bangunan (ber NPWP dan PKP) yaitu cat tembok, tripleks, dll. untuk rehab ringan
kamar mandi senilai Rp 3.300.000,00 (termasuk PPN). Bagaimana membukukan
transaksi tersebut termasuk pajaknya. Asumsi sumber dana bukan BOS
Harga tidak termasuk PPN Rp 3.000.000 (100/110 x Rp. 3.300.000) dan PPN sebesar
Rp 300.000 (10/110 x Rp 3.300.000)
Harga pembelian dicatat senila bruto atau termasuk PPN didalamnya atau senilai
Rp 3.300.000
PPh 22 dihitung 1,5% dari DPP (Rp 3.000.000) atau senilai Rp 45.000
BUKU KAS UMUM
Tanggal
No.
Kode
No.
Bukti
Uraian
Penerimaan
(Rp)
Pengeluaran
(Rp)
Saldo
(Rp)
3.300.000
345.000
BUKU PEMBANTU KAS
Tanggal
No.
Kode
No.
Bukti
Uraian
Penerimaan
(Rp)
Pengeluaran
(Rp)
Saldo
(Rp)
3.300.000
345.000
BUKU PEMBANTU PAJAK
Tanggal
No.
Kode
Uraian
PPh
21
PPh 22
45.000
PPh 23
PPN
TOTAL
300.000
345.000
PENGELOLAAN KEUANGAN
121
Tanggal
No.
Kode
No.
Bukti
Uraian
Penerimaan
(Rp)
Pengeluaran
(Rp)
Saldo
(Rp)
10.000.000
Tanggal
No.
Kode
No.
Bukti
Uraian
Penerimaan
(Rp)
Pengeluaran
(Rp)
10.000.000
122
Saldo
(Rp)
3. Pembiayaan Pembelajaran
Membiayai kegiatan pembelajaran remedial, pembelajaran pengayaan,
pemantapan persiapan ujian, olah raga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka,
palang merah remaja, UKS
Contoh:
Sekolah melakukan pembayaran kepada guru (PNS Gol IV/a) atas kegiatan remedial
sebesar Rp 250.000,00
Bagaimana cara membukukan transaksi tersebut termasuk pajaknya?
Honor yang dibagikan kepada guru remedial dicatat dinilai brutonya
atau sebesar Rp 250.000
PPh 21 dihitung 15% dari Rp 250.000 atau senilai Rp 37.500
BUKU KAS UMUM
Tanggal
No.
Kode
No.
Bukti
Uraian
Penerimaan
(Rp)
Pengeluaran
(Rp)
Saldo
(Rp)
250.000
37.500
BUKU PEMBANTU KAS
Tanggal
No.
Kode
No.
Bukti
Uraian
Penerimaan
(Rp)
Pengeluaran
(Rp)
Saldo
(Rp)
250.000
37.500
BUKU PEMBANTU PAJAK
Tanggal
No.
Kode
Uraian
PPh 21
37.500
PPh 22
PPh 23
PPN
TOTAL
37.500
PENGELOLAAN KEUANGAN
123
4. Pembayaran Honorarium
Sekolah membayar honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan
honorer.
Contoh:
ekolah melakukan pembayaran kepada guru honorer atas honorarium bulanan
(rutin) sebesar Rp 1.000.000,00.
Bagaimana membukukan transaksi tersebut termasuk pajaknya?
Pembayaran honorarium sebesar Rp 1.000.000 tidak dipotong PPh 21 karena
honorarium yang diterima masih dibawah PTKP Rp 1.320.000 (per orang)
BUKU KAS UMUM
Tanggal
No.
Kode
No.
Bukti
Uraian
Penerimaan
(Rp)
Pengeluaran
(Rp)
Saldo
(Rp)
1.000.000
BUKU PEMBANTU KAS
Tanggal
No.
Kode
No.
Bukti
Uraian
Penerimaan
(Rp)
Pengeluaran
(Rp)
1.000.000
124
Saldo
(Rp)
Tanggal
No.
Kode
No.
Bukti
Uraian
Penerimaan
(Rp)
Pengeluaran
(Rp)
Saldo
(Rp)
150.000.000
4.500.000
4.500.000
BUKU PEMBANTU KAS
Tanggal
No.
Kode
No.
Bukti
Uraian
Penerimaan
(Rp)
Pengeluaran
(Rp)
Saldo
(Rp)
Pengeluaran
(Rp)
Saldo
(Rp)
4.500.000
BUKU PEMBANTU BANK
Tanggal
No.
Kode
No.
Bukti
Uraian
Penerimaan
(Rp)
150.000.000
4.500.000
PENGELOLAAN KEUANGAN
125
Bahan Bacaan 14
1.6 CONTOH
LAPORAN BULANAN REALISASI PENGGUNAAN ANGGARAN (nama sekolah/
madrasah) TAHUN ... MENURUT MAK
SUMBER DANA
UNIT KERJA
BAGIAN BULAN
: ADMINISTRASI UMUM
: ...........................................................
: ........................................................
Uraian
No MAK Baru
1
1
2
2
512311
521111
521114
522111
523111
523121
7
8
524111
532111
533111
10
571111
JUMLAH
3
Belanja Vakasi
Belanja Keperluan Seharihari Perkantoran
Belanja Barang Untuk
Pelaksanaan TUPOKSI
Belanja Langganan dan
Daya
Belanja Biaya Pemeliharaan
Gedung dan Bangunan
Belanja Biaya Pemeliharaan
Peralatan dan Mesin
Belanja Perjalanan Biasa
Belanja Modal Peralatan
dan Mesin
Belanja Modal Gedung dan
Bangunan
Belanja Bantuan Sosial
Realisasi
Penggunaan
Anggaran
Alokasi
Saldo-(4-7)
Anggaran S.D. BLN Jumlah
Bln
INI (5 +6)
Lalu
4
5
6
7
8
126
%
Realisasi
(7/4*100
9
Bahan Bacaan 15
RENCANA USAHA (BUSINESS PLAN)
DIADOPSI DARI HTTP://EN.WIKIPEDIA.ORG/WIKI/BUSINESS_PLAN
Rencana usaha adalah pernyataan resmi dari serangkaian tujuan bisnis beserta alasanalasan yang diyakini dapat dicapai, serta juga berupa rencana untuk mencapai tujuan
tersebut dan juga berisi informasi latar belakang organisasi atau tim yang berusaha untuk
mencapai tujuan tersebut. Bisnis yang direncanakan dengan mengasumsikan perubahan
yang akan terjadi dalam 3 sampai 5 tahun, dan juga perlu mengasumsikan kebutuhankebutuhan diperlukan agar investor dapat melihat kapan terjadi return dalam waktu
yang ditetapkan.
Konten
Rencana usaha adalah alat pengambilan keputusan. Tidak ada konten yang baku untuk
sebuah rencana bisnis. Sebaliknya, isi dan format dari rencana bisnis ditentukan oleh
tujuan dan audience. Sebuah rencana bisnis mewakili semua aspek bisnis proses
perencanaan yang berisi visi dan strategi serta berbagai sub-rencana berkaitan dengan
aspek pemasaran, keuangan, operasi, sumber daya manusia serta rencana hukum jika
diperlukan. Sebuah rencana bisnis adalah ringkasan dari rencana-rencana.
Sebagai contoh, sebuah rencana bisnis untuk non-profit membahas kesesuaian antara
rencana bisnis dan misi organisasi. Bank akan sangat memperhatikan suatu rencana
bisnis karena terkait dengan pinjaman bank agar meyakinkan Bank bahwa organisasi
mampu membayar kembali pinjaman.
Mempersiapkan rencana bisnis mengacu pada berbagai pengetahuan dari berbagai
disiplin ilmu bisnis yang berbeda seperti: keuangan, manajemen sumber daya manusia,
manajemen properti intelektual, manajemen rantai suplai, manajemen operasi, dan
pemasaran. Hal ini dapat membantu untuk melihat rencana bisnis sebagai kumpulan subrencana terhadap bisnis utama. Sebuah rencana bisnis yang baik tidak dapat menjamin
kesuksesan, tetapi dapat mengarah pada mengurangi kemungkinan kegagalan.
Format presentasi
Format rencana bisnis tergantung pada konteks presentasi. Merupakan hal umum
untuk bisnis, terutama start-up untuk memiliki tiga atau empat format untuk rencana
bisnis yang sama:
1. Tiga menit pertama presentasi dikenal dengan "Elevator pitch" berupa penyampaian
ringkasan rencana bisnis (ringkasan eksekutif). Hal ini sering digunakan sebagai
tahap membangkitkan perhatian penyandang dana potensial, pelanggan, atau
mitra bisnis yang strategis.
PENGELOLAAN KEUANGAN
127
128
PENGELOLAAN KEUANGAN
129
Bahan Bacaan 16
Pentingnya Pengelolaan Keuangan Sekolah/Madrasah
Diadopsi dari Diktat Pengelolaan Keuangan dan Sumber Dana
Oleh H. Johar Permana, M.A.
Beberapa hal penting dalam pengelolaan keuangan sekolah/madrasah yang perlu
menjadi perhatian yakni:
1. Uang merupakan dinamisator untuk keberhasilan organisasi (madrasah), baik untuk
peningkatan mutu, perluasan akses ataupun kepentingan efesiensi manajemen.
2. Uang yang banyak lebih baik daripada uang yang sedikit. Tetapi, signifikansi hubungan
antara pengeluaran uang dengan keberhasilan penyelenggaraan sekolah harus jelas.
3. Manajemen semestinya mencegah kekeliruan dan menghindari penyimpangan atau
kebocoran-kebocoran keuangan.
Beberapa akibat yang dapat terjadi jika kepala sekolah/madrasah kurang memahami
peraturan maupun ketentuan dalam pengelolaan, pembelanjaan maupun pembukuan
keuangan sekolah/madrasah antara lain:
1. Tidak mampu menjelaskan kepada pihak lain pembelajaan yang benar.
2. Pembukuan salah, pelaporan salah, hasil pemeriksaan tidak sesuai kenyataan
cenderung akan merugikan kepala sekolah/madrasah.
3. Mudah ditipu oleh bawahan
4. Tidak mampu memberikan arahan untuk membuat laporan yang benar
5. Akan mudah dimanfaatkan oleh pihak lain.
Langkah untuk mengetahui dan mengerti pembelanjaan dan pembukuan yang benar:
1. Memahami regulasi yang berhubungan dengan pembelanjaan dan pembukuan
2. Menelaah dokumen pembelajaan dan pembukuan yang benar
3. Mencatat hal-hal yang perlu diperbaiki (hasil telaah)
4. Konfirmasi asumsi yang diperoleh dengan kepala sekolah berpengalaman
5. Mempraktikan dalam kegiatan keseharian
130
Bahan Bacaan 17
MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH DASAR
Diadopsi dari Modul Diklat Manajemen Keuangan Sekolah Dasar
Direktorat Tenaga Kependidikan, Dirjen PMPTK, Depdiknas, 2007
BAB IV Pelaksanaan Pembelanjaan Keuangan Sekolah
Pelaksanaan kegiatan pembelanjaan keuangan mengacu kepada perencanaan yang
telah ditetapkan. Mekanisme yang ditempuh di dalam pelaksanaan kegiatan harus
benar, efektif dan efisien. Pembukuan uang yang masuk dan keluar dilakukan secara
cermat dan transparan. Untuk itu tenaga yang melakukan pembukuan dipersyaratkan
menguasai teknis pembukuan yang benar sehingga hasilnya bisa tepat dan akurat.
Penggunaan anggaran memperhatikan asas umum pengeluaran negara, yaitu manfaat
penggunaan uang negara minimal harus sama apabila uang tersebut dipergunakan
sendiri oleh masyarakat. Asas ini tercermin dalam prinsip-prinsip yang dianut dalam
pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara, seperti prinsip efisien, pola hidup
sederhana, dan sebagainya. Setiap melaksanakan kegiatan yang memberatkan anggaran
belanja, ada ikatan-ikatan yang berupa: pembatasan-pembatasan, larangan-larangan,
keharusan-keharusan dan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan setiap petugas yang
diberi wewenang dan kewajiban mengelola uang negara.
Ketentuan yang berupa pembatasan dan larangan-larangan terdapat dalam peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara antara
lain: Undang-Undang Perbendaharaan Negara pasal 24, 28, 30, yaitu pengeluaran yang
melampaui kredit anggaran atau tidak tersedia anggarannya, tidak boleh terjadi. Kreditkredit yang disediakan dalam anggaran tidak boleh ditambah baik langsung maupun tidak
langsung karena adanya keuntungan bagi negara. Barang-barang milik negara berupa
apapun tidak boleh diserahkan kepada mereka yang mempunyai tagihan terhadap
negara. Ketentuan-ketentuan tersebut pada hakikatnya mengacu pada hal yang sama
yaitu membatasi penggunaan anggaran oleh pemerintah dalam jumlah seperti yang
diterapkan tercantum dalam anggaran dan hanya untuk kegiatan seperti yang dimaksud
dalam kedit anggaran masing-masing (Widjanarko, Sahertian, 1996/1997).
Di dalam bab IX pasal 62 Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan disebutkan standar pembiayaan meliputi:
1. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal.
2. Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya
penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal
kerja tetap.
3. Biaya personal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya pendidikan yang
harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran
secara teratur dan berkelanjutan.
PENGELOLAAN KEUANGAN
131
4. Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada
gaji,
b. bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan
c. biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak,
asuransi, dan lain sebagainya.
5. Standar biaya operasi satuan pendidikan ditetapkan dengan Peraturan Menteri
berdasarkan usulan BSNP.
Penjabaran program di tingkat sekolah mengacu pada standar minimal yang telah
disebutkan di atas.
Di tingkat nasional, alokasi anggaran pemerintah terdiri dari anggaran rutin dan
pembangunan. Sebagian besar anggaran rutin di Departemen Pendidikan Nasional
digunakan untuk membayar gaji guru dan pegawai. Sedangkan sebagian lainnya untuk
membiayai kegiatan pembelajaran dan kegiatan lainnya.
Pelaksanaan pengeluaran anggaran di sekolah disesuaikan dengan sumbernya, yaitu dana
rutin, BOS, Komite sekolah dan sebaginya. Selanjutnya melalui Kebijakan Pemerintah yang
ada, di tahun 2007 dalam pengelolaan keuangan dikenal sumber anggaran yang disebut
Dana Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). DIPA meliputi Administrasi Umum, penerimaan
dari pajak, alokasi dari pemerintah yang bersumber dari APBN,dan Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) yang bersumber dari dana masyarakat. Sumber dana DIPA digunakan
untuk:
1. Belanja Pegawai, berupa:
- Pengelolaan Belanja Gaji dan Honorarium
2. Belanja Barang, berupa:
- Penyelenggaraan Operasional Perkantoran
- Perawatan Gedung Kantor
- Perawatan Sarana Prasarana Kantor
- Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan
- Penyusunan Program Kerja/Rencana Kerja
- Pengembangan Sistem Apresiasi Keuangan
- Penelitian dan Pengembangan Ilmu dan Teknologi
- Peningkatan tata Ketentuan dan SDM
3. Belanja Modal, berupa:
- Pembangunan gedung Pendidikan
- Pengelolaan Kendaraan
132
2. Belanja Barang
MAK 521111
MAK 521114
MAK 522111
MAK 523111
MAK 523121
MAK 524111
3. Belanja Modal
MAK 532111
MAK 533111
4. Belanja Sosial
MAK 571111
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di sekolah, perlu pengelolaan sumber daya
terpadu antara sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta dana. Ketiganya saling
terkait satu sama lain. Dalam hal ini kepala sekolah dituntut untuk mengatur keuangan
sekolah dengan sebaik-baiknya sehingga tidak ada kegiatan yang semestinya mendapat
prioritas pendanaan tapi tidak memperoleh anggaran.
Selanjutnya Bendaharawan sekolah dalam mengelola keuangan hendaknya
memperhatikan beberapa hal berikut ini :
1. Hemat dan sesuai dengan kebutuhan
2. Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana
3. Tidak diperkenankan untuk kebutuhan yang tidak menunjang proses belajar mengajar,
seperti ucapan selamat, hadiah, pesta.
PENGELOLAAN KEUANGAN
133
Berkaitan dengan hal tersebut, perlu diterapkan manajemen yang tertib meliputi tertib
program, tertib anggaran, tertib administrasi, tertib pelaksanaan, dan tertib pengendalian
dan pengawasan.
134
PENGELOLAAN KEUANGAN
135
Bahan Bacaan 18
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2010TENTANG
TARIF PEMOTONGAN DAN PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS
PENGHASILAN YANG MENJADI BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
NEGARA ATAU ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
Pasal 4
1. (1) Pajak Penghasilan Pasal 21 yang terutang atas penghasilan selain penghasilan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) berupa honorarium atau imbalan
lain dengan nama apapun yang menjadi beban APBN atau APBD, dipotong oleh
bendahara pemerintah yang membayarkan honorarium atau imbalan lain tersebut.
2. (2) Pajak Penghasilan Pasal 21 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat final
dengan tarif:
1. sebesar 0% (nol persen) dari jumlah bruto honorarium atau imbalan lain bagi
PNS Golongan I dan Golongan II, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan
Pangkat Tamtama dan Bintara, dan Pensiunannya;
2. sebesar 5% (lima persen) dari jumlah bruto honorarium atau imbalan lain bagi
PNS Golongan Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Perwira
Pertama, dan Pensiunannya;
3. sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto honorarium atau imbalan
lain bagi Pejabat Negara, PNS Golongan IV, Anggota TNI dan Anggota POLRI
Golongan Pangkat Perwira Menengah dan Perwira Tinggi, dan Pensiunannya.
136
Bahan Bacaan 19
LAPORAN KEUANGAN
Diadopsi dari http://fatih-io.biz/tujuan-laporan-keuangan.html
Laporan keuangan sekolah/madrasah mempunyai dua tujuan yakni Tujuan Umum dan
Tujuan Kualitatif.
Tujuan Umum
Sebagai informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan sumber pendapatan
sekolah/madrasah yang timbul dalam rangka pelaksanaan program/kegiatan.
Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai kondisi keuangan sekolah/
madrasah.
Membantu pengelola sekolah/madrasah maupun para pemberi dana dalam
memperkirakan potensi sekolah/madrasah dalam melaksanakan program/
kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Memberi informasi penting lainnya mengenai perubahan sumber-sumber
pendapatan sekolah/madrasah serta kewajiban seperti informasi mengenai
pembelanjaan.
Mengungkapkan informasi lain yg berhubungan dengan laporan keuangan yang
relevan untuk kebutuhan pemakai laporan keuangan.
Tujuan Kualitatif
1. Relevan
Biasanya relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud
penggunaannya karena jika informasi tersebut tidak relevan maka informasi
tersebut tidak ada gunanya bagi pemakai informasi tersebut. Terkadang suatu
informasi mempunyai tingkat relevansi yg tinggi untuk satu pengguna tetapi belum
tentu untuk pengguna yang lainnya.
2. Dapat Dimengerti
Informasi dalam laporan keuangan harus dapat dimengerti dan telah disesuaikan
dengan batas pengertian pemakainya, sehingga pemakai laporan mampu
memahami program/kegiatan sekolah/madrasah, transaksi serta laporan
keuangan.
3. Daya Uji
Untuk dapat meningkatkan manfaatnya maka harus dapat diuji kebenarannya oleh
pengukur yang independen menggunakan metode pengukuran yang sama, namun
ini bersifat subyektif.
PENGELOLAAN KEUANGAN
137
4. Netral
Informasi harus untuk kepentingan umum pemakai tidak boleh tergantung pada
kebutuhan atau keinginan pihak tertentu.
5. Tepat Waktu
Hal ini dimaksudkan supaya laporan dapat digunakan secepat mungkin serta
menghindari tertundanya suatu keputusan hanya karena tidak tepat waktu.
6. Daya Saing
Laporan akan lebih berguna jika disajikan secara komparatif, misalnya
dikomparasikan dengan tahun sebelumnya atau dengan laporan keuangan sekolah/
madrasah sejenis pada tahun yang sama.
7. Lengkap
Laporan lengkap dimaksudkan bahwa laporan tidak hanya menghendaki
pengungkapan fakta keuangan yang penting-penting saja melainkan juga
menghendaki penyajian fakta tersebut sedemikian rupa sehingga tidak
menyesatkan bagi para pemakainya.
Bahan Bacaan 20
Mengembangkan Pendidikan Inklusi untuk Anak yang Berkebutuhan Khusus
(Penyandang Disabilitas)
A. Latar Belakang
Setiap individu pada dasarnya memiliki keunikannya masing-masing. Berdasar pada
prinsip tersebut maka kini dikembangkan sistem pendidikan inklusi. Di dalam sekolah
inklusi terdapat peserta didik dengan berbagai macam latar belakang dari yang reguler
(biasa) sampai anak berkebutuhan khusus. Pelayananan pendidikan yang diberikan
secara bersamaan, sehingga akan terjadi interaksi antara keduanya, saling memahami,
mengerti adanya perbedaan, dan meningkatkan empati bagi anak-anak reguler.
B. Landasan Hukum
Pada tanggal 18 Oktober 2011, Pemerintah telah meratifikasi Konvensi PBB tentang Hak
Penyandang Disabilitas (United Nation Convention on Rights of Persons with Disabilities).
Pada pasal 24 tentang Pendidikan disebutkan bahwa negara-negara pihak mengakui
hak orang-orang penyandang cacat atas pendidikan. Dalam rangka mewujudkan hak
tersebut tanpa diskriminasi dan atas dasar kesetaraan kesempatan, maka negara-negara
pihak harus menjamin suatu sistem pendidikan yang inklusif di semua tingkatan dan
pembelajaran jangka panjang yang ditujukan untuk:
138
PENGELOLAAN KEUANGAN
139
C. Teknik Pelaksanaan
1. Input siswa
Kemampuan awal dan karakteristik siswa menjadi acuan utama dalam
mengembangkan kurikulum dan bahan ajar serta penyelenggaraan proses belajarmengajar. Implikasinya antara lain perlu dipikirkan:
a. Siapa input siswanya, apakah semua peserta didik berkelainan dapat mengikuti
kelas reguler bercampur anak lainnya anak normal?
b. Bagaimana identifikasinya?
c. Apa alat identifikasi yang digunakan?
d. Siapa yang terlibat dalam identifikasi?
2. Kurikulum
Kurikulum (bahan ajar) yang dikembangkan hendaknya mengacu kepada
kemampuan awal dan karakteristik siswa. Implikasinya antara lain perlu dipikirkan:
a. Bagaimana model kurikulum (bahan ajarnya) untuk kemampuan anak yang
beragam dalam kelas reguler yang sama?
b. Siapa yang mengembangkannya?
c. Bagaimana pengembangannya?
3. Tenaga kependidikan
Tenaga kependidikan (guru/instruktur/pelatih/therapist dsb.) yang mengajar
hendaknya memiliki kualifikasi yang dipersyaratkan, yaitu memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap tentang materi yang akan diajarkan/dilatihkan, dan
memahami karakteristik siswa. Implikasinya antara lain perlu dipikirkan:
a. Siapa saja tenaga kependidikan yang terlibat?
b. Apa peran serta masing-masing?
c. Bagaimana kualifikasi gurunya?
d. Persyaratan apa yang harus dimiliki?
4. Sarana-prasarana
Sarana-prasarananya hendaknya disesuaikan dengan tuntutan kurikulum (bahan
ajar) yang telah dikembangkan. Implikasinya antara lain perlu dipikirkan:
a. Prasarana apa yang diperlukan?
b. Sarana apa yang diperlukan?
5. Pembiayaan
Penyelenggaraan pendidikan inklusif di sekolah reguler memerlukan dukungan
dana yang memadai. Untuk itu dapat ditanggung bersama antara pemerintah,
masyarakat, dan orang tua siswa, serta sumbangan suka rela dari berbagai pihak.
Implikasinya antara lain perlu dipikirkan:
a. Dari mana sumber dana untuk operasional sekolah inklusi?
b. Untuk keperluan apa saja dana tersebut?
140
6. Manajemen
Penyelenggaraan pendidikan inklusif memerlukan manajemen yang berbeda
dengan sekolah reguler. Implikasinya antara lain perlu difikirkan:
a. Bagaimana manajemennya?
b. Siapa saja yang dilibatkan?
c. Apa tugas dan fungsinya?
7. Lingkungan
Agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan maka lingkungan belajar dibuat
sedemikian rupa sehingga proses belajar-mengajar dapat berlangsung secara
aman dan nyaman. Implikasinya antara lain perlu difikirkan:
a. Bagaimana lingkungan sekolahnya? Bangunan sekolah dan lingkungan apakah
aksesibel bagi anak berkebutuhan khusus?
b. Bagaimana lingkungan sekitaranya?Bagaimana lingkungan rumah tangganya?
c. Upaya apa yang dilakukan dalam rangka meningkatkan peranserta masyarakat dan
orang tua untuk meningkatkan mutu pendidikan di sini?
8. Proses belajar-mengajar
Proses belajar-mengajar lebih banyak memberikan kesempatan belajar kepada
siswa melalui pengalaman nyata. Implikasinya antara lain perlu dipikirkan:
a. Bagaimana perencanaan kegiatan belajar-mengajar?
b. Bagaimana pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar?
c. Bagaimana evaluasi kegiatan belajar-mengajar?
Sumber : Pusat Kajian Perlindungan Anak & Pusat Kajian Disabilitas UI (PUSKAPA)
PENGELOLAAN KEUANGAN
141
Bahan Bacaan 21
142
PENGELOLAAN KEUANGAN
143
7. Anak yang menyandang cacat adalah anak yang mengalami hambatan fisik dan/atau
mental sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya secara wajar.
8. Anak yang memiliki keunggulan adalah anak yang mempunyai kecerdasan luar biasa,
atau memiliki potensi dan/atau bakat istimewa.
9. Anak angkat adalah anak yang haknya dialihkan dari lingkungan kekuasaan keluarga
orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan,
pendidikan, dan membesarkan anak tersebut, ke dalam lingkungan keluarga orang tua
angkatnya berdasarkan putusan atau penetapan pengadilan.
10. Anak asuh adalah anak yang diasuh oleh seseorang atau lembaga, untuk diberikan
bimbingan, pemeliharaan, perawatan, pendidikan, dan kesehatan, karena orang
tuanya atau salah satu orang tuanya tidak mampu menjamin tumbuh kembang anak
secara wajar.
11. Kuasa asuh adalah kekuasaan orang tua untuk mengasuh, mendidik, memelihara,
membina, melindungi, dan menumbuhkembangkan anak sesuai dengan agama yang
dianutnya dan kemampuan, bakat, serta minatnya.
12. Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan
dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara.
13. Masyarakat adalah perseorangan, keluarga, kelompok, dan organisasi sosial dan/
atau organisasi kemasyarakatan.
14. Pendamping adalah pekerja sosial yang mempunyai kompetensi profesional dalam
bidangnya.
15. Perlindungan khusus adalah perlindungan yang diberikan kepada anak dalam situasi
darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan
terisolasi, anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, anak yang
diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), anak korban penculikan, penjualan,
perdagangan, anak korban kekerasan baik fisik dan/atau mental, anak yang
menyandang cacat, dan anak korban perlakuan salah dan penelantaran.
16. Setiap orang adalah orang perseorangan atau korporasi.
17. Pemerintah adalah Pemerintah yang meliputi Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
Penyelenggaraan perlindungan anak berasaskan Pancasila dan berlandaskan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta prinsip-prinsip dasar
Konvensi Hak-Hak Anak meliputi:
a. non diskriminasi;
b. kepentingan yang terbaik bagi anak;
c. hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan
d. penghargaan terhadap pendapat anak.
144
Pasal 3
Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat
hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi,
demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN ANAK
Pasal 4
Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara
wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 5
Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan.
Pasal 6
Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai
dengan tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan orang tua.
Pasal 7
1) Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh oleh
orang tuanya sendiri.
2) Dalam hal karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang
anak, atau anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau
diangkat sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 8
Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan
kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial.
Pasal 9
1) Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan
bakatnya.
PENGELOLAAN KEUANGAN
145
2) Selain hak anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), khusus bagi anak yang
menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan bagi
anak yang memiliki keunggulan juga berhak mendapatkan pendidikan khusus.
Pasal 10
Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari,
dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi
pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.
Pasal 11
Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan
anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan
tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri.
Pasal 12
Setiap anak yang menyandang cacat berhak memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial,
dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial.
Pasal 13
1) Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang
bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan:
a. diskriminasi;
b. eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual;
c. penelantaran;
d. kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan;
e. ketidakadilan; dan
f. perlakuan salah lainnya.
2) Dalam hal orang tua, wali atau pengasuh anak melakukan segala bentuk perlakuan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka pelaku dikenakan pemberatan hukuman.
Pasal 14
Setiap anak berhak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan
dan/atau aturan hukum yang sah menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah demi
kepentingan terbaik bagi anak dan merupakan pertimbangan terakhir.
146
Pasal 15
Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari :
a. penyalahgunaan dalam kegiatan politik;
b. pelibatan dalam sengketa bersenjata;
c. pelibatan dalam kerusuhan sosial;
d. pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan;dan
e. pelibatan dalam peperangan.
Pasal 16
1) Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan, penyiksaan,
atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi.
2) Setiap anak berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum.
3) Penangkapan, penahanan, atau tindak pidana penjara anak hanya dilakukan apabila
sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir.
Pasal 17
1) Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk :
a. mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan penempatannya dipisahkan dari
orang dewasa;
b. memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif dalam setiap
tahapan upaya hukum yang berlaku; dan
c. membela diri dan memperoleh keadilan di depan pengadilan anak yang objektif
dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum.
2) Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual atau yang berhadapan
dengan hukum berhak dirahasiakan.
Pasal 18
Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapatkan
bantuan hukum dan bantuan lainnya.
Pasal 19
Setiap anak berkewajiban untuk :
a. menghormati orang tua, wali, dan guru;
b. mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi teman;
c. mencintai tanah air, bangsa, dan negara;
d. menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya; dan
e. melaksanakan etika dan akhlak yang mulia.
PENGELOLAAN KEUANGAN
147
BAB IV
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 20
Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang tua berkewajiban dan bertanggung
jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak.
Bagian Kedua
Kewajiban dan Tanggung Jawab
Negara dan Pemerintah
Pasal 21
Negara dan pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab menghormati dan
menjamin hak asasi setiap anak tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis
kelamin, etnik, budaya dan bahasa, status hukum anak, urutan kelahiran anak, dan
kondisi fisik dan/atau mental.
Pasal 22
Negara dan pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab memberikan dukungan
sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan perlindungan anak.
Pasal 23
1) Negara dan pemerintah menjamin perlindungan, pemeliharaan, dan kesejahteraan
anak dengan memperhatikan hak dan kewajiban orang tua, wali, atau orang lain yang
secara hukum bertanggung jawab terhadap anak.
2) Negara dan pemerintah mengawasi penyelenggaraan perlindungan anak.
Pasal 24
Negara dan pemerintah menjamin anak untuk mempergunakan haknya dalam
menyampaikan pendapat sesuai dengan usia dan tingkat kecerdasan anak.
Bagian Ketiga
Kewajiban dan Tanggung Jawab Masyarakat
Pasal 25
Kewajiban dan tanggung jawab masyarakat terhadap perlindungan anak dilaksanakan
melalui kegiatan peran masyarakat dalam penyelenggaraan perlindungan anak.
148
Bagian Keempat
Kewajiban dan Tanggung Jawab
Keluarga dan Orang Tua
Pasal 26
1) Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk :
a. mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak;
b. menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya;
dan
c. mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak.
2) Dalam hal orang tua tidak ada, atau tidak diketahui keberadaannya, atau karena
suatu sebab, tidak dapat melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya, maka
kewajiban dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat beralih
kepada keluarga, yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
BAB V
KEDUDUKAN ANAK
Bagian Kesatu
Identitas Anak
Pasal 27
1) Identitas diri setiap anak harus diberikan sejak kelahirannya.
2) Identitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dituangkan dalam akta kelahiran.
3) Pembuatan akta kelahiran didasarkan pada surat keterangan dari orang yang
menyaksikan dan/atau membantu proses kelahiran.
4) Dalam hal anak yang proses kelahirannya tidak diketahui, dan orang tuanya tidak
diketahui keberadaannya, pembuatan akta kelahiran untuk anak tersebut didasarkan
pada keterangan orang yang menemukannya.
Pasal 28
1) Pembuatan akta kelahiran menjadi tanggung jawab pemerintah yang dalam
pelaksanaannya diselenggarakan serendah-rendahnya pada tingkat kelurahan/desa.
2) Pembuatan akta kelahiran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus diberikan
paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal diajukannya permohonan.
3) Pembuatan akta kelahiran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak dikenai biaya.
4) Ketentuan mengenai tata cara dan syarat-syarat pembuatan akta kelahiran sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), diatur dengan peraturan perundang-undangan.
PENGELOLAAN KEUANGAN
149
Bagian Kedua
Anak yang Dilahirkan dari
Perkawinan Campuran
Pasal 29
1) Jika terjadi perkawinan campuran antara warga negara Republik Indonesia dan warga
negara asing, anak yang dilahirkan dari perkawinan tersebut berhak memperoleh
kewarganegaraan dari ayah atau ibunya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan yang berlaku.
2) Dalam hal terjadi perceraian dari perkawinan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
anak berhak untuk memilih atau berdasarkan putusan pengadilan, berada dalam
pengasuhan salah satu dari kedua orang tuanya.
3) Dalam hal terjadi perceraian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), sedangkan
anak belum mampu menentukan pilihan dan ibunya berkewarganegaraan Republik
Indonesia, demi kepentingan terbaik anak atau atas permohonan ibunya, pemerintah
berkewajiban mengurus status kewarganegaraan Republik Indonesia bagi anak
tersebut.
BAB VI
KUASA ASUH
Pasal 30
1) Dalam hal orang tua sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, melalaikan kewajibannya,
terhadapnya dapat dilakukan tindakan pengawasan atau kuasa asuh orang tua dapat
dicabut.
2) Tindakan pengawasan terhadap orang tua atau pencabutan kuasa asuh sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilakukan melalui penetapan pengadilan.
Pasal 31
1) Salah satu orang tua, saudara kandung, atau keluarga sampai derajat ketiga, dapat
mengajukan permohonan ke pengadilan untuk mendapatkan penetapan pengadilan
tentang pencabutan kuasa asuh orang tua atau melakukan tindakan pengawasan
apabila terdapat alasan yang kuat untuk itu.
2) Apabila salah satu orang tua, saudara kandung, atau keluarga sampai dengan derajat
ketiga, tidak dapat melaksanakan fungsinya, maka pencabutan kuasa asuh orang
tua sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat juga diajukan oleh pejabat yang
berwenang atau lembaga lain yang mempunyai kewenangan untuk itu.
3) Penetapan pengadilan sebagaimana dimaksud dalam ayat dapat menunjuk orang
perseorangan atau lembaga pemerintah/masyarakat untuk menjadi wali bagi yang
bersangkutan.
4) Perseorangan yang melaksanakan pengasuhan anak sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3) harus seagama dengan agama yang dianut anak yang akan diasuhnya.
150
Pasal 32
Penetapan pengadilan sebagaimana di?maksud dalam Pasal 31 ayat (3) sekurangkurangnya memuat ketentuan :
a. tidak memutuskan hubungan darah antara anak dan orang tua kandungnya;
b. tidak menghilangkan kewajiban orang tuanya untuk membiayai hidup anaknya; dan
c. batas waktu pencabutan.
BAB VII
PERWALIAN
Pasal 33
1) Dalam hal orang tua anak tidak cakap melakukan perbuatan hukum, atau tidak
diketahui tempat tinggal atau keberadaannya, maka seseorang atau badan hukum
yang memenuhi persyaratan dapat ditunjuk sebagai wali dari anak yang bersangkutan.
2) Untuk menjadi wali anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan melalui
penetapan pengadilan.
3) Wali yang ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) agamanya harus sama
dengan agama yang dianut anak.
4) Untuk kepentingan anak, wali sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) wajib mengelola
harta milik anak yang bersangkutan.
5) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penunjukan wali sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan
6) Peraturan Pemerintah.
Pasal 34
Wali yang ditunjuk berdasarkan penetapan pengadilan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 33, dapat mewakili anak untuk melakukan perbuatan hukum, baik di dalam maupun
di luar pengadilan untuk kepentingan yang terbaik bagi anak.
Pasal 35
1) Dalam hal anak belum mendapat penetapan pengadilan mengenai wali, maka harta
kekayaan anak tersebut dapat diurus oleh Balai Harta Peninggalan atau lembaga lain
yang mempunyai kewenangan untuk itu.
2) Balai Harta Peninggalan atau lembaga lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
bertindak sebagai wali pengawas untuk mewakili kepentingan anak.
3) Pengurusan harta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) harus mendapat
penetapan
PENGELOLAAN KEUANGAN
151
Pasal 36
1) Dalam hal wali yang ditunjuk ternyata di kemudian hari tidak cakap melakukan
perbuatan hukum atau menyalahgunakan kekuasaannya sebagai wali, maka status
perwaliannya dicabut dan ditunjuk orang lain sebagai wali melalui penetapan
pengadilan.
2) Dalam hal wali meninggal dunia, ditunjuk orang lain sebagai wali melalui penetapan
pengadilan.
BAB VIII
PENGASUHAN DAN PENGANGKATAN ANAK
Bagian Kesatu
Pengasuhan Anak
Pasal 37
1) Pengasuhan anak ditujukan kepada anak yang orang tuanya tidak dapat menjamin
tumbuh kembang anaknya secara wajar, baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial.
2) Pengasuhan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh lembaga yang
mempunyai kewenangan untuk itu.
3) Dalam hal lembaga sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) berlandaskan agama, anak
yang diasuh harus yang seagama dengan agama yang menjadi landasan lembaga yang
bersangkutan.
4) Dalam hal pengasuhan anak dilakukan oleh lembaga yang tidak berlandaskan agama,
maka pelaksanaan pengasuhan anak harus memperhatikan agama yang dianut anak
yang bersangkutan.
5) Pengasuhan anak oleh lembaga dapat dilakukan di dalam atau di luar Panti Sosial.
6) Perseorangan yang ingin berpartisipasi dapat melalui lembagalembaga sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3), ayat (4), dan ayat (5).
Pasal 38
1) Pengasuhan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, dilaksanakan tanpa
membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik, budaya dan bahasa,
status hukum anak, urutan kelahiran anak, dan kondisi fisik dan/atau mental.
2) Pengasuhan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diselenggarakan
melalui kegiatan bimbingan, pemeliharaan, perawatan, dan pendidikan secara
berkesinambungan, serta dengan memberikan bantuan biaya dan/atau fasilitas lain,
untuk menjamin tumbuh kembang anak secara optimal, baik fisik, mental, spiritual
maupun sosial, tanpa mempengaruhi agama yang dianut anak.
152
Bagian Kedua
Pengangkatan Anak
Pasal 39
1) Pengangkatan anak hanya dapat dilakukan untuk kepentingan yang terbaik bagi
anak dan dilakukan berdasarkan adat kebiasaan setempat dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2) Pengangkatan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tidak memutuskan
hubungan darah antara anak yang diangkat dan orang tua kandungnya.
3) Calon orang tua angkat harus seagama dengan agama yang dianut oleh calon anak
angkat.
4) Pengangkatan anak oleh warga negara asing hanya dapat dilakukan sebagai upaya
terakhir.
5) Dalam hal asal usul anak tidak diketahui, maka agama anak disesuaikan dengan
agama mayoritas penduduk setempat.
Pasal 40
1) Orang tua angkat wajib memberitahukan kepada anak angkatnya mengenai asal
usulnya dan orang tua kandungnya.
2) Pemberitahuan asal usul dan orang tua kandungnya sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan kesiapan anak yang bersangkutan.
Pasal 41
1) Pemerintah dan masyarakat melakukan bimbingan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan pengangkatan anak.
2) Ketentuan mengenai bimbingan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
BAB IX
PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN
Bagian Kesatu
Agama
Pasal 42
1) Setiap anak mendapat perlindungan untuk beribadah menurut agamanya.
2) Sebelum anak dapat menentukan pilihannya, agama yang dipeluk anak mengikuti
agama orang tuanya.
PENGELOLAAN KEUANGAN
153
Pasal 43
1) Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, orang tua, wali, dan lembaga sosial
menjamin perlindungan anak dalam memeluk agamanya.
2) Perlindungan anak dalam memeluk agamanya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
meliputi pembinaan, pembimbingan, dan pengamalan ajaran agama bagi anak.
Bagian Kedua
Kesehatan
Pasal 44
1) Pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan menyeleng-garakan upaya kesehatan
yang komprehensif bagi anak, agar setiap anak memperoleh derajat kesehatan yang
optimal sejak dalam kandungan.
2) Penyediaan fasilitas dan penyelenggaraan upaya kesehatan secara komprehensif
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didukung oleh peran serta masyarakat.
3) Upaya kesehatan yang komprehensif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, baik untuk pelayanan kesehatan
dasar maupun rujukan.
4) Upaya kesehatan yang komprehensif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diselenggarakan secara cumacuma bagi keluarga yang tidak mampu.
5) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan
ayat (4) disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 45
1) Orang tua dan keluarga bertanggung jawab menjaga kesehatan anak dan merawat
anak sejak dalam kandungan.
2) Dalam hal orang tua dan keluarga yang tidak mampu melaksanakan tang?gung jawab
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka pemerintah wajib memenuhinya.
3) Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), pelaksanaannya dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 46
Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib mengusahakan agar anak yang lahir
terhindar dari penyakit yang mengancam kelangsungan hidup dan/atau menimbulkan
kecacatan.
Pasal 47
1) Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib melindungi anak dari upaya
transplantasi organ tubuhnya untuk pihak lain.
2) Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib melindungi anak dari perbuatan :
154
a. pengambilan organ tubuh anak dan/atau jaringan tubuh anak tanpa memperhatikan
kesehatan anak;
b. jual beli organ dan/atau jaringan tubuh anak; dan penelitian kesehatan yang
menggunakan anak sebagai objek penelitian tanpa seizin orang tua dan tidak
mengutamakan kepentingan yang terbaik bagi anak.
Bagian Ketiga
Pendidikan
Pasal 48
Pemerintah wajib menyelenggarakan pendidikan dasar minimal 9 (sembilan) tahun
untuk semua anak.
Pasal 49
Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada anak untuk memperoleh pendidikan.
Pasal 50
Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 diarahkan pada :
a. pengembangan sikap dan kemam?puan kepribadian anak, bakat, kemampuan mental
dan fisik sampai mencapai potensi mereka yang optimal;
b. pengembangan penghormatan atas hak asasi manusia dan kebebasan asasi;
c. pengembangan rasa hormat terha?dap orang tua, identitas budaya, bahasa dan nilainilainya sendiri, nilai-nilai nasional di mana anak bertempat tinggal, dari mana anak
berasal, dan peradaban-peradaban yang berbeda-beda dari peradaban sendiri;
d. persiapan anak untuk kehidupan yang bertanggung jawab; dan
e. pengembangan rasa hormat dan cinta terhadap lingkungan hidup.
Pasal 51
Anak yang menyandang cacat fisik dan/atau mental diberikan kesempatan yang sama
dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan biasa dan pendidikan luar biasa.
Pasal 52
Anak yang memiliki keunggulan diberikan kesempatan dan aksesibilitas untuk
memperoleh pendidikan khusus.
Pasal 53
1) Pemerintah bertanggung jawab untuk memberikan biaya pendidikan dan/atau
bantuan cuma-cuma atau pelayanan khusus bagi anak dari keluarga kurang mampu,
anak terlantar, dan anak yang bertempat tinggal di daerah terpencil.
PENGELOLAAN KEUANGAN
155
156
Pasal 58
1) Penetapan pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 sekaligus menetapkan
tempat penampungan, pemeliharaan, dan perawatan anak terlantar yang
bersangkutan.
2) Pemerintah atau lembaga yang diberi wewenang wajib menyediakan tempat
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
Bagian Kelima
Perlindungan Khusus
Pasal 59
Pemerintah dan lembaga negara lainnya berkewajiban dan bertanggung jawab
untuk memberikan perlindungan khusus kepada anak dalam situasi darurat, anak
yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak
tereksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang
menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya
(napza), anak korban penculikan, penjualan dan perdagangan, anak korban kekerasan
baik fisik dan/atau mental, anak yang menyandang cacat, dan anak korban perlakuan
salah dan penelantaran.
Pasal 60
Anak dalam situasi darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 terdiri atas :
a. anak yang menjadi pengungsi;
b. anak korban kerusuhan;
c. anak korban bencana alam; dan
d. anak dalam situasi konflik bersenjata.
Pasal 61
Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi pengungsi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 60 huruf a dilaksanakan sesuai dengan ketentuan hukum humaniter.
Pasal 62
Perlindungan khusus bagi anak korban kerusuhan, korban bencana, dan anak dalam
situasi konflik bersenjata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 huruf b, huruf c, dan
huruf d, dilaksanakan melalui :
a. pemenuhan kebutuhan dasar yang terdiri atas pangan, sandang, pemukiman,
pendidikan, kesehatan, belajar dan berekreasi, jaminan keamanan, dan persamaan
perlakuan; dan
b. pemenuhan kebutuhan khusus bagi anak yang menyandang cacat dan anak yang
mengalami gangguan psikososial.
PENGELOLAAN KEUANGAN
157
Pasal 63
Setiap orang dilarang merekrut atau memperalat anak untuk kepentingan militer dan/
atau lainnya dan membiarkan anak tanpa perlindungan jiwa.
Pasal 64
1) Perlindungan khusus bagi anak yang berhadapan dengan hukum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59 meliputi anak yang berkonflik dengan hukum dan anak
korban tindak pidana, merupakan kewajiban dan tanggung jawab pemerintah dan
masyarakat.
2) Perlindungan khusus bagi anak yang berhadapan dengan hukum sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan melalui :
a. perlakuan atas anak secara manusiawi sesuai dengan martabat dan hak-hak anak;
b. penyediaan petugas pendamping khusus anak sejak dini;
c. penyediaan sarana dan prasarana khusus;
d. penjatuhan sanksi yang tepat untuk kepentingan yang terbaik bagi anak;
e. pemantauan dan pencatatan terus menerus terhadap perkembangan anak yang
berhadapan dengan hukum;
f. pemberian jaminan untuk mempertahankan hubungan dengan orang tua atau
keluarga; dan
g. perlindungan dari pemberitaan identitas melalui media massa dan untuk
menghindari labelisasi.
3) Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi korban tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan melalui :
a. upaya rehabilitasi, baik dalam lembaga maupun di luar lembaga;
b. upaya perlindungan dari pemberitaan identitas melalui media massa dan untuk
menghindari labelisasi;
c. pemberian jaminan keselamatan bagi saksi korban dan saksi ahli, baik fisik, mental,
maupun sosial; dan
d. pemberian aksesibilitas untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan
perkara.
Pasal 65
1) Perlindungan khusus bagi anak dari kelompok minoritas dan terisolasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59 dilakukan melalui penyediaan prasarana dan sarana untuk
dapat menikmati budayanya sendiri, mengakui dan melaksanakan ajaran agamanya
sendiri, dan menggunakan bahasanya sendiri.
2) Setiap orang dilarang menghalang-halangi anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
untuk menikmati budayanya sendiri, mengakui dan melaksanakan ajaran agamanya,
dan menggunakan bahasanya sendiri tanpa mengabaikan akses pembagunan
asyarakat dan budaya.
158
Pasal 66
1) Perlindungan khusus bagi anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 merupakan kewajiban dan tanggung jawab
pemerintah dan masyarakat.
2) Perlindungan khusus bagi anak yang dieksploitasi sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dilakukan melalui :
a. penyebarluasan dan/atau sosialisasi ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan perlindungan anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/
atau seksual;
b. pemantauan, pelaporan, dan pemberian sanksi; dan
c. pelibatan berbagai instansi pemerintah, perusahaan, serikat pekerja, lembaga
swadaya masyarakat, dan masyarakat dalam penghapusan eksploitasi terhadap
anak secara ekonomi dan/atau seksual.
3) Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan,
atau turut serta melakukan eksploitasi terhadap anak sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1).
Pasal 67
1) Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika,
alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 59, dan terlibat dalam produksi dan distribusinya, dilakukan melalui upaya
pengawasan, pencegahan, perawatan, dan rehabilitasi oleh pemerintah dan
masyarakat.
2) Setiap orang dilarang dengan sengaja menempatkan, membiarkan, melibatkan,
menyuruh melibatkan anak dalam penyalahgunaan, produksi dan distribusi napza
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
Pasal 68
1) Perlindungan khusus bagi anak korban penculikan, penjualan, dan perdagangan
anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 dilakukan melalui upaya pengawasan,
perlindungan, pencegahan, perawatan, dan rehabilitasi oleh pemerintah dan
masyarakat.
2) Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan,
atau turut serta melakukan penculikan, penjualan, atau perdagangan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1).
Pasal 69
1) Perlindungan khusus bagi anak korban kekerasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
59 meliputi kekerasan fisik, psikis, dan seksual dilakukan melalui upaya :
PENGELOLAAN KEUANGAN
159
160
BAB XI
KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA
Pasal 74
Dalam rangka meningkatkan efektivitas penyelenggaraan perlindungan anak, dengan
undang-undang ini dibentuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia yang bersifat
independen.
Pasal 75
1) Keanggotaan Komisi Perlindungan Anak Indonesia terdiri dari 1 (satu) orang ketua, 2
(dua) orang wakil ketua, 1 (satu) orang sekretaris, dan 5 (lima) orang anggota.
2) Keanggotaan Komisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari unsur
pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi sosial, organisasi
kemasyarakatan, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha, dan
kelompok masyarakat yang peduli terhadap perlindungan anak.
3) Keanggotaan Komisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diangkat
dan diberhentikan oleh Presiden setelah mendapat pertimbangan Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia, untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun, dan dapat diangkat
kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kelengkapan organisasi, mekanisme kerja, dan
pembiayaan ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
Pasal 76
Komisi Perlindungan Anak Indonesia bertugas :
a. melakukan sosialisasi seluruh ketentuan peraturan perundangundangan yang
berkaitan dengan perlindungan anak, mengumpulkan data dan informasi, menerima
pengaduan masyarakat, melakukan penelaahan, pemantauan, evaluasi, dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan anak;
b. memberikan laporan, saran, masukan, dan pertimbangan kepada Presiden dalam
rangka perlindungan anak.
BAB XII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 77
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan tindakan :
a. diskriminasi terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami kerugian, baik
materiil maupun moril sehingga menghambat fungsi sosialnya; atau
b. penelantaran terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami sakit atau
penderitaan, baik fisik, mental, maupun sosial,
PENGELOLAAN KEUANGAN
161
c. dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 78
Setiap orang yang mengetahui dan sengaja membiarkan anak dalam situasi darurat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60, anak yang berhadapan dengan hukum, anak
dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang tereksploitasi secara ekonomi dan/
atau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan
narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), anak korban penculikan,
anak korban perdagangan, atau anak korban kekerasan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 59, padahal anak tersebut memerlukan pertolongan dan harus dibantu, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 79
Setiap orang yang melakukan pengangkatan anak yang bertentangan dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1), ayat (2), dan ayat (4), dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 80
1) Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan, atau
penganiayaan terhadap anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp 72.000.000,00 (tujuh puluh
dua juta rupiah).
2) (2)Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) luka berat, maka pelaku
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
3) (3)Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) mati, maka pelaku dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
4) (4)Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
ayat (2), dan ayat (3) apabila yang melakukan penganiayaan tersebut orang tuanya.
Pasal 81
1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan
memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga)
162
tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling
sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).
2) Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula bagi setiap
orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau
membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain.
Pasal 82
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan,
memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak
untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp
60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).
Pasal 83
Setiap orang yang memperdagangkan, menjual, atau menculik anak untuk diri sendiri
atau untuk dijual, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan
paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).
Pasal 84
Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan transplantasi organ dan/atau
jaringan tubuh anak untuk pihak lain dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri
atau orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/
atau denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Pasal 85
1) Setiap orang yang melakukan jual beli organ tubuh dan/atau jaringan tubuh anak
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
2) Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan pengambilan organ tubuh dan/
atau jaringan tubuh anak tanpa memperhatikan kesehatan anak, atau penelitian
kesehatan yang menggunakan anak sebagai objek penelitian tanpa seizin orang tua
atau tidak mengutamakan kepentingan yang terbaik bagi anak, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
PENGELOLAAN KEUANGAN
163
Pasal 86
Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan tipu muslihat, rangkaian kebohongan,
atau membujuk anak untuk memilih agama lain bukan atas kemauannya sendiri, padahal
diketahui atau patut diduga bahwa anak tersebut belum berakal dan belum bertanggung
jawab sesuai dengan agama yang dianutnya dipidana dengan pidana penjara paling lama
5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 87
Setiap orang yang secara melawan hukum merekrut atau memperalat anak untuk
kepentingan militer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 atau penyalahgunaan
dalam kegiatan politik atau pelibatan dalam sengketa bersenjata atau pelibatan dalam
kerusuhan sosial atau pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan
atau pelibatan dalam peperangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 88
Setiap orang yang mengeksploitasi ekonomi atau seksual anak dengan maksud untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama
10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah).
Pasal 89
1) Setiap orang yang dengan sengaja menempatkan, membiarkan, melibatkan, menyuruh
melibatkan anak dalam penyalahgunaan, produksi atau distribusi narkotika dan/atau
psikotropika dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau
pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun dan denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan
paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
2) Setiap orang yang dengan sengaja menempatkan, membiarkan, melibatkan, menyuruh
melibatkan anak dalam penyalahgunaan, produksi, atau distribusi alkohol dan zat
adiktif lainnya dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan
paling singkat 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah) dan denda paling sedikit Rp 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah).
Pasal 90
1) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77, Pasal 78, Pasal 79,
Pasal 80, Pasal 81, Pasal 82, Pasal 83, Pasal 84, Pasal 85, Pasal 86, Pasal 87, Pasal
88, dan Pasal 89 dilakukan oleh korporasi, maka pidana dapat dijatuhkan kepada
pengurus dan/atau korporasinya.
164
2) Pidana yang dijatuhkan kepada korporasi hanya pidana denda dengan ketentuan
pidana denda yang dijatuhkan ditambah 1/3 (sepertiga) pidana denda masing-masing
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 91
Pada saat berlakunya undang-undang ini, semua peraturan perundangundangan yang
berkaitan dengan perlindungan anak yang sudah ada dinyatakan tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dengan undangundang ini.
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 92
Pada saat berlakunya undang-undang ini, paling lama 1 (satu) tahun, Komisi Perlindungan
Anak Indonesia sudah terbentuk.
Pasal 93
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
PENGELOLAAN KEUANGAN
165
166
PENILAIAN
PENGELOLAAN KEUANGAN
167
168
Isilah nama, unit kerja, alamat, no telepon/HP Saudara dan nama penilai/
pengawas Saudara, serta no telepon/HP-nya.
Berilah tanda centang () pada kolom penilaian diri. Apakah hasil belajar yang
diharapkan Sudah Tercapai atau Belum Tercapai, dengan cara, memeriksa
bukti-bukti hasil pembelajaran yang Saudara miliki.
Tanda tanganilah hasil penilaian diri dan diskusikan hasil penilaian diri ini
dengan assessor/pengawas pada saat pelaksanaan In-2. Untuk kasus remidi,
buatlah perjanjian dengan assessor/pengawas agar hal tersebut dapat
diselesaikan dalam rentang waktu dua minggu.
Nama BPU
Pengelolaan Keuangan
Nama Kepala
Sekolah/
Madrasah dan
Telepon/HP
Nama
Pengawas
Sekolah/
Madrasah dan
Telepon/HP
Target
Kompetensi
1. Mengidentifikasi sumber-sumber
pendapatan sekolah/madrasah
2. Mereview Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah/Madrasah
(RKAS/M)
3. Melaksanakan pembelanjaan dan
pembukuan keuangan sekolah/
madrasah
4. Membuat laporan
pertanggungjawaban keuangan
sekolah/madrasah
Kolom Komentar
.........................................................,................
Kepala Sekolah/Madrasah
(......................................................)
PENGELOLAAN KEUANGAN
169
170
Nama BPU
Pengelolaan Keuangan
Nama Kepala
Sekolah/
Madrasah dan
Telepon/HP
Nama
Pengawas
Sekolah/
Madrasah dan
Telepon/HP
(Bersama ini saya menyatakan bahwa, saya telah mengkaji bukti-bukti fisik yang
dilampirkan dalam penyelesaian tagihan dan saya menyatakan bahwa nama kepala
sekolah/madrasah tersebut di atas)
KOMPETEN/BELUM KOMPETEN*
mencapai hasil yang diharapkan dan target kompetensi
Kolom Komentar
.........................................................,................
Pengawas Sekolah/Madrasah
(......................................................)
PENGELOLAAN KEUANGAN
171
REFERENSI
Anonim, 2013. Business Plan. http://en.wikipedia.org/wiki/business_plan, (Online)
diakses tanggal 3 Juni 2013
Anonim, 2013. Perpajakan. http://www.pajak.go.id/blog-entry/kp2kptrenggalek/ptkpbaru-berlaku-mulai-tgl-01-januari-2013 (Online), diakses tanggal 4 Juni 2013
Departemen Pendidikan Nasional, 2007. Manajemen Keuangan Sekolah. Jakarta:
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
Dan Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional, 2007. Manajemen Keuangan Sekolah Dasar. Jakarta:
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
Dan Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Administrasi dan Pengelolaan Sekolah. Jakarta:
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
Dan Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional, 2009. Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jendral
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Fatih, 2013. Tujuan Laporan Keuangan. http://fatih-io.biz/tujuan-laporan-keuangan.
html, (Online) diakses tanggal 3 Juni 2013
Keputusan Dirjen Pajak, 2002. Pedoman Pelaksanaan Pemungutan, Penyetoran, dan
Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
Bagi Pemungut Pajak Pertambahan Nilai dan Pengusaha Kena Pajak Rekanan,
Nomor KEP-382/PJ./2002 Tanggal 13 Agustus 2002; Jakarta
Mulyana, E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosda
(hal.198-207)
Peraturan Menteri Keuangan, 2008. Pajak Penghasilan Nomor 244/PMK.3/2008. Jakarta:
Kementerian Keuangan
Peraturan Menteri Keuangan, 2010. Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22, Nomor
154/PMK.03/2010. Jakarta: Kementerian Keuangan
172
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2010. Tarif Pemotongan Dan Pengenaan Pajak
Penghasilan Pasal 21, Nomor 80 Tahun 2010. Jakarta: Kementerian Keuangan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2010. Tarif Pemotongan Dan Pengenaan
Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Penghasilan Yang Menjadi Beban Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Negara Atau Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Daerah, Nomor 80 Tahun 2010. Jakarta: Kementerian Keuangan
Peraturan Menteri Keuangan 2010. Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22, Nomor
154/PMK.03/2010. Jakarta: Kementerian Keuangan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak, 2012. Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan,
Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak
Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang
Pribadi Direktur Jenderal Pajak, Nomor:PER-31/PJ/2012. Jakarta: Dirjen Pajak.
Peraturan Menteri Keuangan, 2012. Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena
Pajak, Nomor 162/PMK.011/2012. Jakarta: Kementerian Keuangan
Permana, J. 2005. Pengelolaan Keuangan Dan Penggunaan Sumber Dana, Bahan Diklat
Manajemen Berbasis Sekolah MTs Angkatan III, Departemen Agama Propinsi
Jawa Barat.
Permendiknas, 2009. Standar Pembiayaan, Nomor 69 Tahun 2009. Jakarta: Depdiknas
Permendikbud, 2011. Larangan Pungutan Biaya Pendidikan pada SD dan SMP, Nomor 60
Tahun 2011.Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Permendikbud, 2012. Petunjuk Teknis Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan
Dana BOS 2013, Nomor 76 Tahun 2012. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Permendikbud, 2012. Pungutan dan Sumbangan Biaya Pendidikanpada Satuan
Pendidikan Dasar, Nomor 44 Tahun 2012. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Undang-undang, 2003. Sistem Pendidikan Nasional, Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta:
Kementerian Pendidikan Nasional
PENGELOLAAN KEUANGAN
173
DAFTAR ISTILAH
SINGKATAN/ISTILAH
Akuntabel
Blog
Booklet
BOS
Block Grant
BOS-APBD
Buletin
DAK
174
KEPANJANGAN/PENGERTIAN
SINGKATAN/ISTILAH
Efektif
KEPANJANGAN/PENGERTIAN
Leaflet
Majalah
Mentor
Efisien
Laporan Bulanan
Laporan Kegiatan
MKKS/M
R-BOS
Rencana Aksi (Action
Plan)
Rencana Usana
(Bussiness Plan)
RKAS/M
RKJM
RKT
Standar Pembiayaan
Surat Kesepahaman
(Memorandum of
Understanding)
PENGELOLAAN KEUANGAN
175
SINGKATAN/ISTILAH
Tim Pengembang
Sekolah/madrasah
Transaksi
Transparan
Website
176
KEPANJANGAN/PENGERTIAN
Tim yang dibentuk oleh kepala sekolah/madrasah yang minimal
terdiri dari: kepala sekolah/madrasah, pengawas sekolah/
madrasah pembina, salah satu pengurus komite sekolah/
madrasah, salah satu guru, dan wakil orang tua.
proses/kegiatan pertukaran barang/jasa yang mengakibatkan
aliran uang dari satu pihak kepada pihak lain.
Memiliki sifat bahwa sebuah teori atau praktik terbuka kepada
publik, karenanya mengurangi peluang untuk korupsi.
alamat-alamat dalam jaringan internet yang berisi halamanhalaman virtual untuk mempublikasikan berbagai informasi
kepada khalayak umum.