Anda di halaman 1dari 192

Apakah Anda ingin memberikan umpan balik/masukan mengenai Program

Pengembangan Keprofesian Tenaga Kependidikan ini?


Pemerintah Indonesia mengajak para individu dan organisasi untuk memberikan
umpan balik/ masukan, baik positif atau negatif, tentang standar layanan, mengenai
tindakan, atau tidak adanya tindakan terkait dengan program Pengembangan
Keprofesian Tenaga Kependidikan ini.
Dalam hal ini, Anda diajak untuk memberikan umpan balik / masukan atau
mengajukan keluhan ke BPSDMPK&PMP dengan:
Mengisi lembar evaluasi pelatihan
Mengirimkan surat elektronik ke alamat cho.prodep@gmail.com
Mengisi form online dalam laman http://prodep.tendik.net
Melalui telpon ke nomor 0813 2721 7744
Mengirimkan SMS ke nomor 0813 2721 7733
Faksimili ke nomor (021) 5797 4172
Surat pos ke PO.BOX 111 SAWANGAN 16500

PENGELOLAAN KEUANGAN

ii

BPU PKB TINGKAT I KS/M

KATA
PENGANTAR

PENGELOLAAN KEUANGAN

iii

SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL GURU
DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa dan visi Kemdikbud
2025 untuk menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif (Insan Kamil/Insan
Paripurna), tema pembangunan pendidikan nasional 2010-2014 difokuskan pada
penguatan layanan pendidikan dan kebudayaan.
Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Renstra Kemdikbud) 20102014, menjabarkan bahwa sejalan dengan fokus tersebut, visi Kemdikbud 2014 adalah
terselenggaranya layanan prima pendidikan dan kebudayaan untuk membentuk insan
Indonesia cerdas dan beradab. Untuk mencapai visi Kemdikbud 2014, misi Kemdikbud
2010-2014 dikemas dalam Misi: Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan dan
kebudayaan (M1); Memperluas keterjangkauan layanan pendidikan (M2); Kualitas
layanan pendidikan dan kebudayaan (M3); Mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh
layanan pendidikan (M4); Menjamin kepastian/keterjaminan memperoleh layanan
pendidikan (M5), dan Mewujudkan kelestarian dan memperkukuh kebudayaan Indonesia
(M6).
Tujuan strategis telah dirumuskan berdasarkan jenjang layanan pendidikan dan sistem
tata kelola yang diperlukan untuk menghasilkan layanan prima pendidikan sebagaimana
dikehendaki dalam rumusan visi dengan memperhatikan rumusan misi. Salah satu
tujuan strategis untuk mencapai visi-misi Kemendiknas 2010-2014 adalah terjaminnya
kepastian memperoleh layanan pendidikan dasar bermutu dan berkesetaraan (T2),
dengan strategi umum penyediaan manajemen satuan pendidikan pendidikan dasar
berkompeten yang merata di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota (ST1.2) serta arah
kebijakan pemberdayaan kepala sekolah dan pengawas sekolah.
Upaya pemberdayaan kepala sekolah dan pengawas sekolah diantaranya dilakukan
dengan menyelenggarakan diklat manajemen dan kepemimpinan yang berkualitas untuk
kepala sekolah dan diklat pengawasan yang berkualitas bagi pengawas sekolah.
Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah (Direktorat
PTK Dikdasmen), sebagai koordinator dan sekretariat yang ditunjuk oleh Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), serta didukung oleh Kemitraan
Pendidikan antara pemerintah Republik Indonesia dengan pemerintah Australia melalui

iv

BPU PKB TINGKAT I KS/M

program Australia Education Partnership with Indonesia School System Quality (AEPISSQ) telah mengembangkan sistem nasional pengembangan keprofesian bagi tenaga
kependidikan, khususnya kepala sekolah dan pengawas sekolah. Dukungan pemerintah
Australia ini diberikan dalam bentuk hibah kepada pemerintah Republik Indonesia mulai
tahun 2013-2016.
Di samping dana hibah, pemerintah Republik Indonesia juga telah menyediakan APBN
untuk pengembangan dan pelaksanaan sistem nasional tersebut. Sistem nasional
pengembangan keprofesian tersebut selanjutnya disebut Program Professional
Develompment for Education Personnel (ProDEP), yang terdiri dari empat program
sebagai berikut
1. Program Penyiapan Calon Kepala Sekolah (PPCKS),
2. Program Pengembangan Kapasitas Pendidikan Pemerintah Daerah (PPKPPD),
3. Program Pendampingan Kepala Sekolah oleh Pengawas Sekolah (PPKSPS),
4. Pengembangan Keprofesian Kepala Sekolah/Madrasah (PKB KS/M)
Kerjasama dan dukungan dari semua pihak sangat dibutuhkan untuk kelancaran Program
ProDEP ini demi terbentuknya sistem nasional Pengembangan Keprofesian Tenaga
Kependidikan.
Atas nama pemerintah Republik Indonesia, kami mengucapkan terima kasih kepada
pemerintah Australia melalui Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) yang
dahulu dikenal dengan AusAID atas dukungan dana hibah yang disediakan untuk Program
ProDEP. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang mendukung
keterlaksanaan sistem nasional Pengembangan Keprofesian Tenaga Kependidikan ini.

Jakarta, Agustus 2015


Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Sumarna Surapranata, Ph.D.


NIP. 19590801 198503 1 002

PENGELOLAAN KEUANGAN

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa Direktorat Pembinaan
Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah (Direktorat PTK Dikdasmen),
sebagai koordinator dan sekretariat yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan
dukungan dari MCPM-AIBEP AusAID dan AEPI-SSQ AusAID, telah berhasil menyusun
Bahan Pembelajaran Utama (BPU). BPU yang digunakan untuk Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) kepala sekolah/madrasah, terdiri atas tujuh BPU Tingkat
I, tujuh BPU Tingkat II, sepuluh BPU Tingkat III serta enam BPU Generik.
BPU PKB kepala sekolah/madrasah tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan
kompetensi, kinerja, dan kepemimpinan kepala sekolah/madrasah sesuai dengan
amanat Permendiknas nomor 28 tahun 2010 mengenai Penugasan Guru sebagai Kepala
Sekolah/Madrasah dan Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah.
Direktorat PTK Dikdasmen, Ditjen GTK,
mengucapkan terima kasih kepada:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

1. Component-2 AEPI-SSQ DFAT (Department of Foreign Affairs and Trade yang dahulu
dikenal dengan AusAID) yang telah dan sedang memberikan dukungan terhadap
upaya pengembangan Sistem PKB Kepala Sekolah/Madrasah.
2. MCPM-AIBEP-AusAID yang telah memberikan dukungan terhadap upaya
pengembangan Sistem PKB Kepala Sekolah/Madrasah.
3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang menyediakan peserta uji coba dan
mengorganisasi kegiatan di tingkat daerah.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan dan menyediakan fasilitas uji
coba BPU.
Semoga kebaikan Bapak dan Ibu sekalian dicatat sebagai amal ibadah yang baik oleh
Tuhan Yang Maha Esa, amin.
Terakhir, Direktorat PTK Dikdasmen, memohon maaf apabila dalam BPU ini terdapat halhal yang kurang berkenan bagi Bapak dan Ibu.
Jakarta, Desember 2014
Direktur PTK Dikdasmen Ditjen GTK

Dra. Garti Sri Utami, M.Ed.


NIP. 19600518 198703 2 002

vi

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Petunjuk Penggunaan
Bahan Pembelajaran Utama (BPU)
Bahan Pembelajaran Utama (BPU) Keuangan ini berisi pembelajaran tentang:
sumber-sumber pendapatan sekolah/madrasah; review RKAS/M; pembelanjaan
dan pembukuan; dan laporan pertanggungjawaban keuangan sekolah/madrasah.
Setelah mempelajari BPU ini, kepala sekolah/madrasah diharapkan dapat:
a. mengidentifikasi sumber-sumber pendapatan sekolah/madrasah
b. mereview Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKAS/M)
c. melaksanakan pembelanjaan dan pembukuan keuangan sekolah/madrasah
d. membuat laporan pertanggungjawaban keuangan sekolah/madrasah.
BPU ini terdiri atas 5 (lima) bagian yaitu: Penjelasan Umum BPU; Kegiatan
Pembelajaran; Lembar Kerja (LK); Penilaian; dan Bahan Bacaan.
Sebelum mempelajari BPU ini, Saudara harus memiliki dokumen-dokumen berikut:
a. Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM)
b. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKAS/M)
c. Petunjuk Teknis atau Surat Kesepahaman (Memorandum of Understanding/
MoU) berbagai bantuan dana.
BPU ini berkaitan dengan BPU yang lain yaitu: BPU RKJM dan RKAS/M.
Waktu yang dipergunakan untuk mempelajari BPU ini diperkirakan 123 Jam
Pelajaran (JP) untuk diselesaikan maksimal 1 semester yang terbagi dalam kegiatankegiatan berikut.
a. In-1 diperkirakan 18 JP
b. On diperkirakan 100 JP
c. In-2 diperkirakan 5 JP
1 JP setara dengan 45 menit. Perkiraan waktu ini sangat fleksibel sehingga bisa
disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan. Penyelenggara pembelajaran
bisa menyesuaikan waktu dengan Moda Langsung atau Moda Online.

PENGELOLAAN KEUANGAN

vii

Untuk melakukan kegiatan pembelajaran, Saudara harus mulai dengan membaca


petunjuk dan Penjelasan Umum BPU, menyiapkan dokumen-dokumen yang
diperlukan/diminta, mengikuti tahap demi tahap kegiatan pembelajaran secara
sistematis dan mengerjakan perintah-perintah kegiatan pembelajaran pada
Lembar Kerja (LK). Untuk melengkapi pengetahuan, Saudara dapat membaca
bahan bacaan dan sumber-sumber lain yang relevan. Pada akhir dari kegiatan
Saudara akan dinilai oleh pengawas dengan menggunakan rubrik penilaian dan
format penilaian BPU.
BPU ini dilaksanakan melalui tiga tahap pembelajaran yaitu In Service Learning 1 (In-1),
On The Job Learning (On), dan In Service Learning 2 (In-2). Pada tahap kegiatan In-1,
Saudara bersama kepala sekolah/madrasah yang lain akan dipandu oleh fasilitator
untuk mengenal BPU ini secara umum dan menyiapkan dasar pengetahuan
dan pengalaman Saudara sebagai bahan melaksanakan kegiatan pembelajaran
di sekolah/madrasah saat On. Pada tahap On, Saudara menerapkan kegiatan
pembelajaran di tempat tugas Saudara dengan didampingi oleh pengawas. Pada
tahap In-2, Saudara bersama kepala sekolah/madrasah lain melaporkan tagihan
dan mempresentasikan berbagai temuan, hikmah, kendala, dan solusi yang
Saudara lakukan selama proses pembelajaran. Saudara juga bisa mendapatkan
pelajaran dan berbagi pengalaman dengan kepala sekolah/madrasah lain.
Waktu pelaksanaan yang direkomendasikan pada akhir tahun pelajaran yaitu
sekitar bulan Juni.

Dalam melaksanakan setiap kegiatan pada BPU ini, Saudara harus
mempertimbangkan inklusi sosial tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan,
jenis kelamin, status sosial ekonomi, orang dengan HIV/AIDS dan yang berkebutuhan
khusus. Inklusi sosial ini juga diberlakukan bagi pendidik, tenaga kependidikan dan
peserta didik.
Selain itu, Saudara harus memperhatikan Undang-undang perlindungan anak yang
bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi
terwujudnya anak Indonesia yang berkuali tas, berakhlak mulia, dan sejahtera.

Penjelasan lebih lanjut mengenai inklusi sosial dan Undang-Undang RI No 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak, dapat dilihat pada Bahan Bacaan.

viii

BPU PKB TINGKAT I KS/M

DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR..................................................................................................... iii
Petunjuk Penggunaan Bahan Pembelajaran Utama (BPU)..........................................vii
DAFTAR ISI..................................................................................................................ix
PENJELASAN UMUM BPU PENGELOLAAN KEUANGAN................................................ 1
Pengantar...................................................................................................................... 2
Target Kompetensi ........................................................................................................ 3
Hasil Pembelajaran yang Diharapkan............................................................................ 3
Organisasi Pembelajaran...............................................................................................3
Isi Bahan Pembelajaran Utama.................................................................................. 4
Strategi Pembelajaran................................................................................................4
Prinsip Penilaian Kompetensi Peserta........................................................................... 5
Tagihan.......................................................................................................................... 6
Tugas 1 : Mengidentifikasi Sumber Pendapatan dan Menyusun Rencana
Usaha Peningkatan Sumber Pendapatan Sekolah/Madrasah.....................6
Tugas 2 : Mereview RKAS/M dan Menyusun RKAS/M Perubahan............................. 6
Tugas 3 : Melakukan Perencanaan Pembelanjaan dan Pembukuan..........................7
Tugas 4 : Membuat Laporan Pertanggungjawaban Keuangan
Sekolah/Madrasah...................................................................................... 8
KEGIATAN PEMBELAJARAN....................................................................................... 11
TOPIK I
MENGIDENTIFIKASI SUMBER-SUMBER PENDAPATAN SEKOLAH/ MADRASAH........... 12
Pengantar.................................................................................................................... 12
Kegiatan In Service Learning 1............................................................................... 13

Kegiatan Pengantar : Mengidentifikasi Isi BPU (Diskusi Kelompok, 1JP)..................13

Kegiatan 1 : Berpikir Reflektif tentang Sumber-Sumber
Pendapatan Sekolah/Madrasah (Berpikir Reflektif, 1 JP)...................14

Kegiatan 2 : Mengatasi Keterbatasan Pendapatan Sekolah
(Pemecahan Masalah - 2 JP)............................................................... 14

Kegiatan 3 : Menyusun Rencana Tindak Lanjut (Praktik, 25 Menit).......................16
Kegiatan On the Job Learning................................................................................ 17

Kegiatan 4 : Memetakan Sumber-Sumber Pendapatan Sekolah/Madrasah
Berdasarkan Dokumen Pendapatan Sekolah/Madrasah
(Praktik, 3 JP)...................................................................................... 17

Kegiatan 5 : Menyusun Rencana Usaha Peningkatan Pendapatan
Sekolah/Madrasah (Praktik, 3 JP)....................................................... 17

Kegiatan 6 : Membuat Perkiraan Pendapatan Berdasarkan
Sumber-Sumber Pendapatan (Praktik, 1 JP)...................................... 18

Kegiatan 7 : Penyusunan Laporan dan Persiapan
Presentasi Topik I (Praktik, 2 JP)......................................................... 18

PENGELOLAAN KEUANGAN

ix

Kegiatan In Service Learning 2............................................................................... 19



Kegiatan 8 : Melaporkan Hasil Belajar Topik I (Presentasi, 25 menit)....................19

Kegiatan 9 : Diskusi tentang Pengalaman Belajar Topik I
(Berbagi Pengalaman, 30 Menit)........................................................ 19

Kegiatan 10 : Menyusun Rencana Tindak Lanjut (Praktik, 20 Menit).......................19

Kegiatan 11 : Melakukan Penilaian Diri terhadap Ketercapaian
Kompetensi BPU (Praktik, 20 Menit).................................................. 20
Refleksi........................................................................................................................ 20
Kesimpulan.................................................................................................................. 20
TOPIK II
MEREVIEW RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN
SEKOLAH/MADRASAH (RKAS/M).............................................................................. 21
Pengantar.................................................................................................................... 21
Kegiatan In Service Learning 1............................................................................... 22

Kegiatan 1 : Berpikir Reflektif tentang Penting dan Manfaat RKAS/M
(Berpikir Reflektif, 1 JP) . .................................................................... 22

Kegiatan 2 : Menetapkan Prioritas Kegiatan dan Besaran Anggaran RKAS/M
(Diskusi, 2 JP)...................................................................................... 22

Kegiatan 3 : Menyusun Rencana Tindak Lanjut (Praktik, 20 Menit).......................23
Kegiatan On the Job Learning..................................................................................... 23

Kegiatan 4 : Menelaah Prioritas Kegiatan RKAS/M (Diskusi, 5 JP) . .......................23

Kegiatan 5 : Menyusun RKAS/M Perubahan (Praktik, 9 JP) . ................................. 24

Kegiatan 6 : Penyusunan Laporan dan Persiapan Presentasi Topik II
(Praktik, 2 JP) ..................................................................................... 24
Kegiatan In Service Learning 2............................................................................... 25

Kegiatan 7 : Melaporkan Hasil Belajar Topik II (Presentasi, 25 Menit)...................25

Kegiatan 8 : Diskusi Hasil Belajar Topik II (Berbagi Pengalaman, 30 Menit)...........25

Kegiatan 9 : Menyusun Rencana Tindak Lanjut (Praktik, 20 menit).......................25

Kegiatan 10 : Melakukan Penilaian Diri terhadap Ketercapaian
Kompetensi BPU (Praktik, 20 menit).................................................. 26
Refleksi........................................................................................................................ 26
Kesimpulan.................................................................................................................. 26
TOPIK III
PEMBELANJAAN DAN PEMBUKUAN KEUANGAN
SEKOLAH/MADRASAH (RKAS/M).............................................................................. 27
Pengantar.................................................................................................................... 27
Kegiatan In Service Learning 1............................................................................... 28

Kegiatan 1 : Berpikir Reflektif tentang Pembelanjaan dan
Pembukuan (Berpikir Reflektif, 25 Menit) ......................................... 28

BPU PKB TINGKAT I KS/M


Kegiatan 2 : Pendalaman tentang Pembelanjaan dan Pembukuan
(Diskusi, 2 JP)...................................................................................... 28

Kegiatan 3 : Pembelanjaan dan Pembukuan (Studi Kasus, 3 JP 30 menit).............29

Kegiatan 4 : Pengawasan Keuangan (Simulasi, 1 JP).............................................. 34

Kegiatan 5 : Rencana Tindak Lanjut (Praktik, 20 Menit)........................................ 34

Kegiatan On the Job Learning................................................................................ 34

Kegiatan 6 : Perencanaan, Pembelanjaan dan Pengawasan (Praktik, 4 JP)............35

Kegiatan 7 : Pembukuan Pembelanjaan dan Pengawasan (Diskusi, 2 JP)..............36

Kegiatan 8 : Menyusun dan atau Memperbaiki Pembukuan (Praktik, 30 JP).........36

Kegiatan 9 : Pengawasan Keuangan Sekolah/Madrasah (Praktik, 12 JP)................38

Kegiatan 10 : Penyusunan Laporan dan Persiapan Presentasi Topik III
(Praktik, 2 JP)...................................................................................... 38

Kegiatan In Service Learning 2............................................................................... 39

Kegiatan 11 : Melaporkan Hasil Belajar Topik III (Presentasi, 25 menit)..................39

Kegiatan 12 : Diskusi tentang Topik III (Berbagi Pengalaman, 30 Menit).................39

Kegiatan 13 : Menyusun Rencana Tindak Lanjut (Praktik, 20 menit).......................40

Kegiatan 14 : Melakukan Penilaian Diri terhadap Ketercapaian
Kompetensi BPU (Praktik, 20 menit).................................................. 40
Refleksi........................................................................................................................ 40
Kesimpulan.................................................................................................................. 41
TOPIK IV
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN SEKOLAH/MADRASAH.................. 42
Pengantar.................................................................................................................... 42
Kegiatan In Service Learning 1............................................................................... 43

Kegiatan 1 : Berpikir Reflektif tentang Pentingnya Laporan Pertanggungjawaban
Keuangan Sekolah/Madrasah (Berpikir Reflektif, 25 menit)...............43

Kegiatan 2 : Menelaah Laporan Keuangan (Studi Dokumen, 1 JP).........................43

Kegiatan 3 : Publikasi Laporan Keuangan Sekolah/Madrasah (Praktik, 1 JP) ........46

Kegiatan 4 : Rencana Tindak Lanjut (Praktik, 20 Menit)........................................ 46
Kegiatan On the Job Learning................................................................................ 47

Kegiatan 5 : Mengkaji Laporan Keuangan (Diskusi, 5 JP)........................................ 47

Kegiatan 6 : Membuat Laporan Keuangan (Praktik, 19 JP)..................................... 47

Kegiatan 7 : Membuat Publikasi Laporan Keuangan (Praktik, 3 JP)........................48

Kegiatan 8 : Penyusunan Laporan dan Persiapan Presentasi Topik IV
(Praktik, 2 JP)...................................................................................... 49

Kegiatan In Service Learning 2............................................................................... 49

Kegiatan 9 : Laporan Hasil Belajar Topik IV (Presentasi, 25 menit)........................49

Kegiatan 10 : Diskusi Hasil Belajar Topik IV (Berbagi Pengalaman, 30 Menit)..........50

PENGELOLAAN KEUANGAN

xi


Kegiatan 11 : Menyusun Rencana Tindak Lanjut (Praktik, 20 Menit)......................50

Kegiatan 12 : Melakukan Penilaian Diri terhadap Ketercapaian
Kompetensi BPU (Praktik, 20 Menit).................................................. 50
Refleksi........................................................................................................................ 51
Kesimpulan.................................................................................................................. 51
KESIMPULAN BPU PENGELOLAAN KEUANGAN..................................................... 52
LEMBAR KERJA......................................................................................................... 51
LK-1a Mengidentifikasi Isi BPU.................................................................................. 54
LK-1b Berpikir Reflektif Sumber-sumber Pendapatan Sekolah/Madrasah................57
LK-2 Mengatasi Keterbatasan Pendapatan Sekolah................................................ 60
LK-3 Menyusun Rencana Tindak Lanjut................................................................... 61
LK-4 Sumber-Sumber Pendapatan Sekolah/Madrasah........................................... 62
LK-5a Menyusun Rencana Usaha/Aksi Dalam Meningkatkan Pendapatan Sekolah.. 63
LK-5b Membuat Perkiraan Pendapatan Berdasarkan Sumber-sumber

Pendapatan.....................................................................................................64
LK-6 Upaya Penanganan Kondisi Tertentu Sekolah/Madrasah................................ 66
LK-7a Rencana Tindak Lanjut In-2............................................................................. 67
LK-7b Refleksi............................................................................................................68
LK-8 Berpikir Reflektif..............................................................................................69
LK-9 Menetapkan Prioritas Kegiatan dan Besaran Anggaran RKAS/M....................70
LK-10 Menelaah Prioritas Kegiatan RKAS/M............................................................. 71
LK-11 Menyusun RKAS/M.......................................................................................... 72
LK-12 Refleksi............................................................................................................73
LK-13 Berpikir Reflektif tentang Pembelanjaan dan Pembukuan..............................74
LK-14 Pendalaman tentang Pembelanjaan dan Pembukuan..................................... 75
LK-15 Studi Kasus Pembelanjaan dan Pembukuan.................................................... 76
LK-16 Melaporkan Pembukuan dan Pembelanjaan.................................................. 77
LK-17 Melaporkan Pembukuan dan Pembelanjaan.................................................. 78
LK-18 Melaporkan Pembukuan dan Pembelanjaan.................................................. 79
LK-19 Melaporkan Pembukuan dan Pembelanjaan.................................................. 80
LK-20a Instrumen Pengawasan Perencanaan

Pembelanjaan Keuangan Sekolah/Madrasah ................................................. 81
LK-20b Instrumen Pengawasan Realisasi

Pembelanjaan Keuangan Sekolah/Madrasah ................................................. 82
LK-20c Instrumen Pengawasan Pembukuan Keuangan Sekolah/Madrasah . .............83
LK-21 Pendalaman tentang Pembukuan Pembelanjaan . ......................................... 84
LK-22 Refleksi............................................................................................................85
LK-23 Berpikir Reflektif tentang Pentingnya Laporan Pertanggungjawaban

Keuangan Sekolah/Madrasah.......................................................................... 87
LK-24 Menelaah Laporan Keuangan.......................................................................... 89
LK-25 Mengkaji Laporan Keuangan........................................................................... 90
LK-26 Publikasi Laporan Keuangan Sekolah/Madrasah ............................................ 91
LK-27 Refleksi............................................................................................................92

xii

BPU PKB TINGKAT I KS/M

BAHAN BACAAN....................................................................................................... 95
Tabel Bahan Bacaan..................................................................................................... 96
Bahan Bacaan 1........................................................................................................... 98
Bahan Bacaan 2........................................................................................................... 98
Bahan Bacaan 3........................................................................................................... 99
Bahan Bacaan 4......................................................................................................... 100
Bahan Bacaan 5......................................................................................................... 101
Bahan Bacaan 6......................................................................................................... 102
Bahan Bacaan 7......................................................................................................... 106
Bahan Bacaan 8......................................................................................................... 107
Bahan Bacaan 9......................................................................................................... 113
Bahan Bacaan 10....................................................................................................... 117
Bahan Bacaan 11....................................................................................................... 119
Bahan Bacaan 12....................................................................................................... 120
Bahan Bacaan 13....................................................................................................... 121
Bahan Bacaan 14....................................................................................................... 126
Bahan Bacaan 15....................................................................................................... 127
Bahan Bacaan 16....................................................................................................... 130
Bahan Bacaan 17....................................................................................................... 131
Bahan Bacaan 18....................................................................................................... 136
Bahan Bacaan 19....................................................................................................... 137
Bahan Bacaan 20....................................................................................................... 138
Bahan Bacaan 21....................................................................................................... 142
PENILAIAN...............................................................................................................167
Penilaian Diri Kepala Sekolah/Madrasah................................................................... 168
Penilaian Pengawas/Assessor.................................................................................... 170
REFERENSI...............................................................................................................172
DAFTAR ISTILAH.......................................................................................................174

PENGELOLAAN KEUANGAN

xiii

xiv

BPU PKB TINGKAT I KS/M

PENJELASAN UMUM BPU


PENGELOLAAN
KEUANGAN

PENGELOLAAN KEUANGAN

Pengantar
Bahan Pembelajaran Utama (BPU) ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan Saudara sebagai kepala sekolah/madrasah dalam mengelola keuangan
sekolah/madrasah sesuai prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan dan efisien.
Pengelolaan keuangan merupakan serangkaian proses perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi penggunaan keuangan secara efektif dengan menggunakan prinsip-prinsip
transparansi, akuntabilitas dan efisien.
Pengelolaan keuangan sekolah/madrasah secara akuntabel, transparan, dan efisien
akan menciptakan suasana sekolah/madrasah yang kondusif bagi peningkatan kualitas
sekolah/madrasah Suasana sekolah/madrasah yang demikian, akan membuat guru,
siswa, dan orang tua dapat memberikan dukungan dengan penuh kesungguhan yang
akhirnya dapat meningkatkan prestasi peserta didik tanpa membedakan jenis kelamin,
suku, agama, atau golongan. Dengan demikian, kepercayaan orangtua dan masyarakat
pada sekolah/madrasah yang Saudara pimpin akan semakin meningkat.
Berdasarkan alasan di atas, kompetensi pengelolaan keuangan sekolah/madrasah
sangatlah penting untuk Saudara kuasai. Dengan memahami kompetensi ini, Saudara bisa
lebih mudah mempertahankan keberlangsungan beberapa kegiatan sekolah/madrasah
yang memang perlu dilakukan karena dana tersedia. Ketersediaan dana ini sebagai
dampak pengaturan dan pengelolaan keuangan sekolah/madrasah secara efisien.
BPU ini akan memfasilitasi Saudara untuk mengelola keuangan sekolah/madrasah
berdasarkan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKAS/M) melalui
identifikasi sumber-sumber pendapatan sekolah/madrasah, mereview RKAS/M,
melaksanakan pembelanjaan dan pembukuan keuangan sekolah/madrasah, dan
membuat laporan pertanggungjawaban keuangan sekolah/madrasah.
Lokasi sekolah/madrasah pada contoh kasus tidak dinyatakan secara jelas agar memberi
persepsi sama untuk semua wilayah Indonesia. Nama kepala sekolah/madrasah atau
pejabat lain dalam berbagai contoh tidak disebutkan.
Kegiatan ini dapat Saudara lakukan melalui beberapa strategi seperti berpikir reflektif,
workshop, tanya-jawab, studi dokumen, studi kasus, kerjasama tim, refleksi dan penilaian
diri, diskusi kelompok, diskusi kelas, pendampingan (mentoring), membuat dan presentasi
laporan, serta kegiatan lain yang relevan. Kegiatan ini juga wajib mempertimbangkan
perlindungan keamanan dan kesejahteraan anak, serta memperhatikan anak yang
berkebutuhan khusus.
Pencapaian target kompetensi BPU ini dilakukan melalui pendekatan kegiatan In Service
Learning 1 (In-1), On the Job Learning (On) dan In Service Learning 2 (In-2).

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Target Kompetensi
Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang
akuntabel, transparan, dan efisien. (Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 kompetensi
2.11)

Hasil Pembelajaran yang Diharapkan


Setelah mempelajari BPU ini, Saudara sebagai kepala sekolah/madrasah diharapkan
mampu:
1. Mengidentifikasi sumber-sumber pendapatan sekolah/madrasah;
2. Mereview Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKAS/M);
3. Melaksanakan pembelanjaan dan pembukuan keuangan sekolah/madrasah;
4. Membuat laporan pertanggungjawaban keuangan sekolah/madrasah.

Organisasi Pembelajaran
Melalui BPU ini, Saudara akan melakukan kegiatan-kegiatan, baik secara individu
maupun secara kelompok. Kegiatan-kegiatan yang harus Saudara lakukan terdiri dari
mengidentifikasi sumber-sumber pendapatan sekolah/madrasah, mereview RKAS/M,
melaksanakan pembelanjaan dan pembukuan keuangan sekolah/madrasah, dan
membuat laporan pertangungjawaban keuangan sekolah/madrasah.
In Service Learning 1 (In-1), On the Job Learning (On) dan In Service Learning 2 (In-2)
pada BPU ini akan Saudara lakukan secara bertahap dan berkelanjutan.
Pada tahap In-1, Saudara akan melakukan identifikasi sumber-sumber pendapatan
sekolah/madrasah, mereview RKAS/M, pembelanjaan dan pembukuan keuangan
sekolah/madrasah, dan pelaporan pertanggungjawaban keuangan sekolah/madrasah.
Pada tahap On, Saudara akan melakukan studi dokumentasi sumber-sumber pendapatan
sekolah/madrasah, kerja tim untuk mereview dokumen RKAS/M yang telah dimiliki, kerja
tim untuk membuat Buku Kas Umum (BKU), Buku Kas Pembantu (BKP), Buku Pembantu
Pajak (BPP), Buku Pembantu Bank (BPB), serta membuat laporan pertanggungjawaban
keuangan sekolah/madrasah.
Pada tahap In-2, Saudara harus memiliki portofolio dokumen yang direkomendasikan
penting dalam pelaksanaan In-1 dan On serta melakukan presentasi dan diskusinya.
Selanjutnya Saudara harus menyusun rencana tindak lanjut dan melaksanakan penilaian diri.
Di samping itu, Saudara juga harus melakukan refleksi pembelajaran di setiap akhir
kegiatan In-1, On, dan In-2.

PENGELOLAAN KEUANGAN

Isi Bahan Pembelajaran Utama


BPU ini terdiri dari empat topik dan waktu yang diperlukan sesuai keluasan tugas masingmasing topik. Secara detail Saudara baca pada tabel berikut:
NO

TOPIK

SUB TOPIK

IN-1

ON

Sumber-Sumber Pendapatan
Sekolah/Madrasah

Pengidentifikasian sumbersumber pendapatan sekolah

4 JP 25'

9 JP

Rencana Kegiatan dan Anggaran


Sekolah/Madrasah

Review Rencana Kegiatan


dan Anggaran Sekolah/
Madrasah

3 JP 20'

16 JP

Pembelanjaan dan Pembukuan

Pembelanjaan
Pembukuan keuangan
sekolah/madrasah

7 JP 20'

48 JP

Laporan Pertanggungjawaban

Pembuatan laporan
pertanggungjawaban dari
kegiatan pada RKAS/M yang
sudah terlaksana.

3 JP 25'

27 JP

19 JP

100 JP

Jumlah

IN-2

2 JP

2 JP

Strategi Pembelajaran
Untuk mencapai target kompetensi, Saudara akan menggunakan strategi-strategi seperti
berikut:
NO

KEGIATAN PEMBELAJARAN

IN-1

ON

IN-2

Berpikir reflektif

Studi dokumen

Studi kasus

Workshop

Diskusi kelompok

Diskusi Kelas

Presentasi Laporan

Presentasi Laporan

Tanya-jawab

10

Pendampingan (mentoring)

11

Refleksi

12

Pemecahan masalah

13

Praktik

BPU PKB TINGKAT I KS/M

BELAJAR
MANDIRI

Prinsip Penilaian Kompetensi Peserta


Penilaian berbasis kompetensi dalam BPU ini didasarkan pada bukti fisik yang
menunjukkan pencapaian hasil pembelajaran yang memuaskan terkait dengan target
kompetensi berdasarkan Permendiknas No 13 tahun 2007 tentang kompetensi kepala
sekolah/madrasah.

Untuk masing-masing BPU, kepala sekolah/madrasah menyelesaikan tugas-tugas dari


sejumlah tagihan yang disyaratkan. Pengawas sekolah/madrasah melakukan penilaian
profesional terhadap kompetensi kepala sekolah/madrasah berdasarkan bukti fisik
dari tagihan-tagihan tersebut. Bukti fisik hendaknya sesuai dan mencerminkan praktik
profesional di tempat kerja yang meningkat serta peningkatan hasil pendidikan di
sekolah/madrasah.
Pada bagian Penilaian telah disediakan petunjuk bagi kepala sekolah/madrasah dan
pengawas agar dapat membuat keputusan penilaian berbasis bukti fisik. Petunjuk ini
digunakan untuk menentukan apakah kepala sekolah/madrasah mampu menunjukkan
tingkat memuaskan yang diperoleh melalui kinerja dan kompetensi yang dipersyaratkan.
Bukti fisik didasarkan pada tagihan-tagihan spesifik pada materi pembelajaran;
diselesaikan dalam waktu OJL; dikaitkan dengan kegiatan peningkatan sekolah/madrasah;
dan dipresentasikan pada saat In-2.
Sebagai tambahan, penilaian dalam BPU ini tidak didasarkan pada kehadiran, tugas
atau kegiatan selama pembelajaran In-1, post test, volume atau jumlah laporan yang
dikumpulkan.

PENGELOLAAN KEUANGAN

Tagihan

Mengidentifikasi Sumber Pendapatan dan Menyusun Rencana


Usaha Peningkatan Sumber Pendapatan Sekolah/Madrasah

Pada tugas 1, Saudara diminta untuk melaksanaan tugas-tugas berikut:


1. Mengidentifikasi sumber-sumber pendapatan sekolah/madrasah yang terdapat pada
sumber pembelajaran. Tagihan dalam bentuk fisik adalah:
LK-4
2. Menentukan upaya peningkatan pendapatan sekolah/madrasah dengan membuat
suatu rencana usaha sederhana (untuk SD/MI), pembuatan rencana usaha (untuk
SMP/MTS) dan rencana usaha atau business plan (untuk SMA/MA, SMK/MAK).
Tagihan dalam bentuk fisik adalah:
LK-5a
3. Memperkirakan pendapatan dan persentase masing-masing sumber pendapatan
yang mungkin dapat diterima sekolah/madrasah. Tagihan dalam bentuk fisik adalah:
LK-5b
Setelah menyelesaikan tugas 1, Saudara berarti telah mengetahui sumber-sumber
pendapatan sekolah/madrasah, hal ini dapat mempermudah Saudara dalam
merencanakan kegiatan yang harus diselesaikan pada Tugas 2.

Mereview RKAS/M dan Menyusun RKAS/M Perubahan

Setelah mempelajari bagaimana mengidentifikasi sumber-sumber pendapatan sekolah/


madrasah, selanjutnya Saudara laksanakan tugas 2. Dalam tugas 2, Saudara akan
mereview RKAS/M. Untuk kepentingan tersebut, Saudara perlu melakukan review
dokumen RKAS/M tahun lalu atau yang sudah ada. Sebelum mereview, dokumen
tersebut, silahkan menelaah terlebih dahulu bersama pemangku kepentingan sekolah/
madrasah.
Pemangku kepentingan sekolah/madrasah terdiri dari kepala sekolah/madrasah, guru,
karyawan, komite sekolah/madrasah, wali murid, pengawas, dan jika mungkin terutama
untuk SMK/MAK mengundang dari dunia usaha dan dunia industri.

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Agar para pemangku kepentingan yang terlibat dalam mereview RKAS/M memiliki
gambaran tentang hal-hal yang akan direview serta langkah-langkah mereview, maka
sebaiknya undangan yang disampaikan juga disertai dokumen RKJM dan RKAS/M.
Dengan demikian, pemangku kepentingan dapat membaca lebih dahulu sebelum
kegiatan review dilaksanakan.
Dalam kegiatan review, Saudara bersama pemangku kepentingan perlu melakukan halhal berikut: 1) menelaah prioritas kegiatan RKAS/M; 2) menyusun RKAS/M perubahan
berdasarkan hasil. Tagihan dalam bentuk fisik adalah:
LK-10
LK-11
Dokumen RKAS/M Perubahan
Dengan berakhirnya kegiatan ini, Saudara telah memiliki RKAS/M perubahan. Dokumen
tersebut harus dikumpulkan sebagai portofolio dan sebagai pedoman pelaksanaan
program kegiatan sekolah/madrasah Saudara.

Melakukan Perencanaan Pembelanjaan dan Pembukuan

Pada tugas 3, Saudara diarahkan untuk dapat melaksanakan pembelanjaan barang atau
jasa untuk sekolah/madrasah dengan efisien dan efektif. Sebagai bukti pembelanjaan
dari semua transaksi, Saudara bersama tim sekolah/madrasah yang terdiri dari Kepala
Sekolah/Madrasah, Guru, Komite Sekolah/Madrasah, dan Pengawas Sekolah/Madrasah
harus membukukan semua transaksi baik pemasukan maupun pengeluaran. Tugas 3
tersebut adalah:
1. Melakukan pembelanjaan bersama tim belanja/pengadaan barang/jasa. Tim belanja
harus memiliki bukti-bukti sah transaksi seperti: nota, kuitansi, faktur dan surat
setoran pajak. Tagihan dalam bentuk bukti fisik adalah:
Dokumen rencana pembelanjaan (sesuai ketentuan sumber dana/pemberi dana,
misalnya BOS, DAK, RKD, MoU dan lain-lain)
Dokumen bukti transaksi seperti nota, kuitansi, faktur dan surat setoran pajak (di
fotokopi sebagian)
2. Menyusun pembukuan Buku Kas Umum (BKU), Buku Kas Pembantu (BKP), Buku
Pembantu Pajak (BPP), dan Buku Pembantu Bank (BPB) berdasarkan bukti sah transaksi
bersama tim dan bendahara. Tagihan dalam bentuk bukti fisik adalah:
Buku BKU, BKP, PBP, BPP (di fotokopi sebagian)

PENGELOLAAN KEUANGAN

3. Melakukan pengawasan internal terhadap perencanaan pembelanjaan, pembelanjaan


dan pembukuan keuangan sekolah/madrasah. Tagihan dalam bentuk bukti fisik adalah:
LK-20a untuk perencanaan pembelanjaan
LK 20b untuk pembelanjaan
LK 20c untuk pembukuan

Membuat Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Sekolah/Madrasah

Pada tugas 4, Saudara diarahkan untuk dapat menyusun laporan keuangan sekolah/
madrasah secara benar. Pengertian benar dimaksud yakni sesuai dengan aturan yang
berlaku, sesuai petunjuk teknis pelaporan keuangan dari pemberi dana, maupun sesuai
dengan kesepakatan bersama yang tertulis. Saudara juga akan diarahkan bagaimana
menetapkan jenis media publikasi yang boleh digunakan untuk menyajikan laporan
keuangan sesuai peruntukkan masing-masing. Tugas 4 tersebut adalah:
1. Melakukan pengkajian terhadap laporan-laporan keuangan pada sekolah/madrasah.
Pengkajian laporan disesuaikan dengan petunjuk teknis yang diberikan oleh pemberi
dana. Tagihan dalam bentuk bukti fisik adalah:
LK-26
2. Saudara, bersama Tim Pengembang Sekolah/madrasah memperbaiki laporan-laporan
yang sudah ada maupun menyiapkan laporan yang harus dibuat secara benar. Tagihan
dalam bentuk bukti fisik adalah:
Laporan Keuangan Bulanan (1 buah)
Laporan Keuangan Program/Kegiatan (1 buah)
3. Saudara menetapkan dan membuat media publikasi laporan keuangan sesuai aturan
yang berlaku. Tagihan dalam bentuk bukti fisik adalah:
Media publikasi laporan keuangan sekolah (minimal 1 buah)
CATATAN:
Laporan keuangan sekolah/madrasah disusun sesuai apa yang ada pada RKAS/M ataupun
sesuai dengan pemberi dana/sumber keuangan. Ketika Saudara mengerjakan tugas ini,
Saudara sebaiknya bekerja bersama bendahara sekolah/madrasah serta didampingi
oleh seorang mentor/fasilitator. Saudara juga dapat membuatnya bersama-sama kepala
sekolah/madrasah lain dalam MKKS/KKM, KKKS/M (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah/
Kelompok Kerja Madrasah/Kelompok Kerja Kepala Sekolah/Madrasah) atau meminta
bantuan pengawas sekolah/madrasah.

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Apabila di sekolah/madrasah Saudara tidak disediakan petunjuk teknisnya untuk


sistematika laporannya, maka Saudara dapat menggunakan sistematika di bawah ini
sebagai alternatif laporan keuangan.
Sistematika laporan tersebut minimal berisi:
Pendahuluan
Pelaksanaan
Hasil yang dicapai
Kendala dan hambatan
Penutup
Lampiran-lampiran
Laporan yang dibuat selanjutnya disampaikan kepada pemberi bantuan keuangan,
Dinas Pendidikan atau Kantor Kemenag Kabupaten/Kota, Komite Sekolah/Madrasah dan
disimpan sebagai dokumen sekolah/madrasah.

PENGELOLAAN KEUANGAN

10

BPU PKB TINGKAT I KS/M

KEGIATAN
PEMBELAJARAN

PENGELOLAAN KEUANGAN

11

TOPIK I
MENGIDENTIFIKASI SUMBERSUMBER PENDAPATAN SEKOLAH/
MADRASAH
Waktu: 14 JP 30 Menit

Pengantar

Pada kegiatan pembelajaran topik I ini, Saudara akan mempelajari tentang sumbersumber pendapatan sekolah/madrasah. Saudara mengidentifikasi sumber-sumber
pendapatan sekolah/madrasah dan mengupayakan peningkatan pendapatan dari
berbagai sumber yang ada di lingkungan sekolah/madrasah.
Topik ini penting bagi Saudara sebagai kepala sekolah/madrasah yang bertanggung
jawab atas terlaksananya semua kegiatan pelayanan di sekolah/madrasah. Jika Saudara
dapat mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan keuangan sekolah/madrasah,
maka layanan pembelajaran bagi peserta didik menjadi optimal, dan harapannya akan
mendukung pencapaian dan peningkatan prestasi dan kualitas peserta didik.
Pada kegiatan In-1, Saudara mempelajari tentang pentingnya sumber-sumber pendapatan
sekolah/madrasah serta cara mengatasi keterbatasan pendapatan sekolah/madrasah.
Pada kegiatan On, Saudara mempelajari cara memetakan dan memperkirakan besaran
sumber-sumber pendapatan, dan mengupayakan peningkatan pendapatan sekolah/
madrasah.
Untuk mempelajari topik 1, Saudara akan menggunakan beberapa strategi pembelajaran
seperti berfikir reflektif, studi kasus, studi dokumen dan diskusi dengan sesama kepala
sekolah/madrasah.

12

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Saudara akan memulai mempelajari pentingnya sumber-sumber pendapatan sekolah/


madrasah melalui kegiatan In-1 berikut:

Kegiatan In Service Learning 1


Dalam upaya mengetahui sumber-sumber pendapatan sekolah/madrasah dan cara
meningkatkan pendapatan sekolah/madrasah, Saudara perlu melakukan kegiatankegiatan berikut:

Kegiatan Pengantar:
Mengidentifikasi Isi BPU (Diskusi Kelompok, 1JP)
Sebelum memulai pembelajaran tentang pengelolaan keuangan sekolah/madrasah,
silahkan berdiskusi tentang Isi BPU dengan sesama kepala sekolah/madrasah di kelompok
Saudara. Kelompok mengidentifikasi hal-hal berikut ini:
1. Ada berapa dokumen yang ada di dalam BPU pengelolaan keuangan? Sebutkan!
2. Apa topik yang akan dipelajari oleh kepala sekolah/madrasah di BPU pengelolaan
keuangan? Sebutkan!
3. Apa kompetensi yang seharusnya dicapai oleh kepala sekolah/madrasah dalam
mempelajari BPU pengelolaan keuangan? Jelaskan!
4. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh kepala sekolah/madrasah bahwa dia
telah mencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan!
5. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh kepala sekolah/madrasah sebelum
mempelajari BPU pengelolaan keuangan? Sebutkan!
6. Bagaimana cara kepala sekolah/madrasah mempelajari BPU pengelolaan keuangan
ini? Jelaskan!
7. Kapan sebaiknya BPU pengelolaan keuangan ini dipelajari oleh kepala sekolah/
madrasah?
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas dengan menggunakan LK 01a.
Jika Saudara bisa menjawab pertanyan-pertanyaan di atas dengan baik, maka Saudara
bisa melanjutkan pembelajaran dengan melakukan kegiatan 1.

PENGELOLAAN KEUANGAN

13



Berpikir Reflektif tentang Sumber-Sumber Pendapatan

Sekolah/Madrasah (Berpikir Reflektif, 1 JP)
Sebagai kegiatan awal dalam mempelajari topik I, jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut dan tuliskan jawaban Saudara pada LK-1b.
1. Apakah Saudara sebagai kepala sekolah/madrasah harus mengetahui dan memahami
sumber-sumber pendapatan di sekolah/madrasah? Mengapa?
2. Apa manfaatnya bagi Saudara mengetahui sumber-sumber pendapatan sekolah/
madrasah?
3. Apa yang mungkin terjadi, jika Saudara sebagai kepala sekolah/madrasah tidak
memahami sumber-sumber pendapatan sekolah/madrasah?
4. Mungkinkah ada sumber-sumber pendapatan sekolah/madrasah yang belum digali
atau tidak tercatat di RKAS/M atau pembukuan sekolah/madrasah Saudara? Mengapa?
5. Sumber-sumber pendapatan sekolah/madrasah apa saja yang seharusnya dapat digali
oleh sekolah/madrasah? Sebutkan minimal 5 sumber pendapatan yang mungkin digali
oleh sekolah/madrasah!
6. Apa yang harus Saudara lakukan agar dapat mengetahui dan memahami sumbersumber pendapatan sekolah/madrasah?
Diskusikan jawaban Saudara bersama dengan kepala sekolah/madrasah lain yang
sedang mempelajari BPU yang sama dan atau dengan mentor Saudara. Hasil diskusi
tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam memikirkan cara mengatasi
keterbatasan pendapatan sekolah/madrasah. Untuk dapat memikirkan bagaimana cara
mengatasi keterbatasan pendapatan sekolah/madrasah, Saudara dapat membaca Bahan
Bacaan no 1, 2, 3 dan 4 tentang pengaturan pengelolaan keuangan di sekolah yang diatur
oleh regulasi.

Mengatasi Keterbatasan Pendapatan Sekolah


(Pemecahan Masalah - 2 JP)

Sebelum Saudara memikirkan cara mengatasi keterbatasan pendapatan keuangan


sekolah/madrasah, Saudara perlu memahami peraturan-peraturan yang dapat menjadi
acuan tentang sumber-sumber pendapatan sekolah/madrasah. Untuk itu Saudara perlu
mencermati berbagai peraturan terkait yang tercantum dalam kotak di bawah ini!

14

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Sudahkah Saudara Paham?

Sebelum menyelesaikan kasus yang disediakan di bawah, Saudara harus sudah


membaca Bahan Bacaan 3 tentang Permendiknas Nomor 60 Tahun 2011 tentang
Larangan Pungutan Biaya Pendidikan pada SD dan SMP; Bahan Bacaan 4 tentang
Permendikbud Nomor 44 Tahun 2012 tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya
Pendidikan pada Satuan Pendidikan Dasar Bahan Bacaan 5 tentang Permendiknas
Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Pembiayaan; serta Peraturan dan Kebijakan
Gubernur, Bupati atau Walikota, Dinas Pendidikan yang berkaitan dengan pembiayaan
pendidikan di daerah, agar dalam meningkatkan pendapatan keuangan sekolah/
madrasah tidak menyalahi peraturan.
Setelah mengetahui peraturan yang berkaitan dengan pendapatan keuangan sekolah/
madrasah, Saudara menjadi lebih bijak dan terhindar dari menyalahi peraturan.
Langkah selanjutnya, Saudara diminta untuk menyelesaikan kasus berikut ini.
Bacalah terlebih dahulu kasus dengan cermat, kemudian carikan pemecahan atas
permasalahannya. Silakan Saudara kerjakan studi kasus pada LK-2.
Kasus
Jika Saudara Kepala SD/MI, silakan cermati kasus berikut.
Sampai saat ini sumber dana sekolah/madrasah Saudara hanya bersumber pada
APBD dan APBN yang tidak memadai untuk menutupi semua kebutuhan sekolah/
madrasah. Dengan mempertimbangkan Permendikbud Nomor 44 Tahun 2012
tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya Pendidikan pada Satuan Pendidikan
Dasar, menurut Saudara upaya apa kira-kira yang dapat Saudara lakukan agar dapat
menambah sumber pendapatan sekolah/madrasah?
Jika ada teman yang dapat diajak berdiskusi, maka silakan kasus tersebut
didiskusikan. Jika tidak ada teman untuk berdiskusi, maka kerjakan secara mandiri
dan hasilnya disampaikan kepada teman dan atau mentor untuk mendapatkan
tanggapan dan masukan. Sesungguhnya hasil dari penyelesaian kasus ini akan sangat
membantu Saudara meningkatkan sikap inovatif dan kreatif yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan On, terutama ketika Saudara akan memetakan sumbersumber pendapatan, memprakirakan pendapatan sekolah/madrasah Saudara, dan
membuat rencana usaha peningkatan pendapatan sekolah/madrasah.

PENGELOLAAN KEUANGAN

15

Jika Saudara Kepala SMP/MTs, silakan cermati kasus berikut.


Kepala SMP Y mengalami kebingungan dalam mengatasi permasalahan sekolahnya,
dikarenakan sekolah/madrasah tidak mampu memberikan honorarium bagi guru
tidak tetap dan tenaga tidak tetap dimana setiap bulannya membutuhkan sebesar
Rp. 8.000.000,00. Dana yang teralokasikan sesuai anggaran BOS hanya tersedia
sebesar Rp. 5.000.000,00 setiap bulannya. Hal ini terjadi disebabkan karena
adanya peraturan pada petunjuk teknis penggunaan dana BOS yang menyatakan
bahwa untuk honorarium bagi guru dan tenaga lain hanya boleh sebesar maksimal
20% dari keseluruhan dana. Permasalahan berlanjut ketika para guru tersebut
tidak mau melaksanakan tugas membimbing kegiatan pengembangan diri untuk
ekstrakurikuler pada sore hari dengan alasan mereka tidak memperoleh ongkos
transportasi dan honorarium dari sekolah/madrasah. Menurut Saudara, apa upaya
yang paling relevan dan strategis yang akan Saudara lakukan untuk mengatasi
masalah tersebut.

Jika Saudara Kepala SMA/MA atau SMK/MAK, silakan cermati kasus berikut.
SMK X memiliki 1200 siswa. Bantuan untuk sekolah melalui Dana Rintisan Bantuan
Operasional Sekolah (R-BOS) diperoleh sebesar Rp.125.000,00 per siswa per bulan.
Anggaran kebutuhan per siswa sebesar Rp.560.000,00 per bulan. Selain itu dana
R-BOS baru dapat dicairkan antara bulan Januari dan Juni. Apa upaya yang dapat
dilakukan Kepala Sekolah/Madrasah dalam mengatasi permasalahan keuangan
sekolah/madrasah tersebut? Jika ada usaha yang ingin dilakukan, seperti apa
rencana usaha tersebut? Saudara dapat menggunakan Bahan Bacaan 15 untuk
memahami cara mengembangkan rencana usaha.

Menyusun Rencana Tindak Lanjut (Praktik, 25 Menit)

Setelah Saudara mengetahui pentingnya sumber-sumber pendapatan sekolah/madrasah


dalam pengelolaan keuangan, buatlah rencana kegiatan yang akan Saudara lakukan di
sekolah/madrasah dalam rangka kegiatan On. Silakan Saudara kerjakan tugas tersebut
menggunakan LK-3.
Saudara telah menyelesaikan kegiatan bepikir reflektif tentang sumber-sumber
pendapatan dan kegiatan mengatasi keterbatasan pendapatan sekolah/madrasah.
Selanjutnya, praktikkan kegiatan tersebut dalam kegiatan On.

16

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Kegiatan On the Job Learning

Setelah Saudara mengetahui pentingnya sumber-sumber pendapatan sekolah/madrasah


dan mengetahui cara mengatasi keterbatasan pendapatan sekolah/madrasah, lakukanlah
kegiatan pemetaan sumber-sumber pendapatan, memprakirakan pendapatan, dan
meningkatkan pendapatan bersama tim Saudara di sekolah/madrasah.
Melalui kegiatan berikut ini, Saudara akan mulai memetakan sumber-sumber pendapatan
sekolah/madrasah berdasarkan dokumen pendapatan sekolah/madrasah.

Memetakan Sumber-Sumber Pendapatan Sekolah/Madrasah


Berdasarkan Dokumen Pendapatan Sekolah/Madrasah (Praktik, 3 JP)

Setelah menyelesaikan kegiatan In-1, lakukanlah pemetaan sumber-sumber pendapatan


sekolah/madrasah didasarkan pada berbagai dokumen sumber pendapatan sekolah/
madrasah sebelumnya atau peluang yang Saudara dapat pikirkan.
Silakan didiskusikan dengan pemangku kepentingan sekolah/madrasah mengenai hasil
pemetaan sumber-sumber pendapatan keuangan sekolah/madrasah paling potensial
dan strategis serta yang paling mungkin untuk dikembangkan. Tuliskan hasil diskusi
Saudara pada LK-4.

Menyusun Rencana Usaha Peningkatan


Pendapatan Sekolah/Madrasah (Praktik, 3 JP)

Berdasarkan hasil identifikasi sumber-sumber pendapatan keuangan sekolah/madrasah


yang telah Saudara lakukan pada kegiatan 4, Saudara dapat mendiskusikan bersama para
pemangku kepentingan sekolah/madrasah yaitu guru, tenaga administrasi keuangan,
komite sekolah/madrasah, tokoh masyarakat dan pelaku usaha mengenai bagaimana
rencana usaha yang sebaiknya segera dikembangkan. Untuk lebih memahami pola
perencanaan usaha, maka sebelum berdiskusi Saudara sebaiknya telah membaca Bahan
Bacaan 15 agar Saudara memahami tentang proses dan sistematika penyusunan rencana
usaha.
Jika Saudara sebagai Kepala SD/MI, susunlah rencana usaha sederhana sebagai upaya
peningkatan pendapatan sekolah/madrasah.
Jika Saudara sebagai Kepala SMP/MTs, susunlah rencana aksi peningkatan pendapatan
sekolah/madrasah.

PENGELOLAAN KEUANGAN

17

Jika Saudara sebagai kepala sekolah SMA/MA/SMK/MAK, susunlah rencana usaha


peningkatan pendapatan sekolah/madrasah.
Dalam menyusun rencana usaha/aksi dalam meningkatkan pendapatan sekolah/
madrasah, Saudara dapat menggunakan LK-5a.
Selanjutnya Saudara dapat memperkirakan persentase pendapatan keuangan sekolah/
madrasah yang berasal dari berbagai sumber termasuk rencana usaha pada kegiatan 6.

Membuat Perkiraan Pendapatan


Berdasarkan Sumber-Sumber Pendapatan (Praktik, 1 JP)

Setelah memetakan sumber-sumber pendapatan sekolah/madrasah dan membuat


rencana usaha, Saudara perlu melakukan perkiraan besaran pendapatan keuangan
sekolah/madrasah yang diperoleh dari sumber-sumber pendapatan tersebut.
Silakan Saudara susun perkiraan pendapatan keuangan sekolah/madrasah tersebut dalam
persentase untuk masing-masing sumber pendapatan. Silakan Saudara kerjakan pada
LK-5b.
Selanjutnya Silahkan Saudara pikirkan upaya mengatasi kondisi tertentu yang memiliki
pengaruh pada pengelolaan keuangan sekolah/madrasah dan hasilnya dituliskan pada
LK-6.
Setelah menyelesaikan kegiatan menyusun rencana usaha pendapatan sekolah/
madrasah dan memetakan sumber-sumber pendapatan, memperkirakan dan mengatasi
kondisi tertentu pada On, selanjutnya paparkan dan laporkan kegiatan tersebut pada In-2.


Penyusunan Laporan dan Persiapan Presentasi Topik I (Praktik, 2 JP)
Setelah melakukan seluruh kegiatan In-1 dan On, Saudara akan menyusun laporan secara
tertulis tentang identifikasi sumber-sumber pendapatan keuangan sekolah/madrasah yang
meliputi identifikasi sumber-sumber pendapatan sekolah/madrasah, rencana usaha peningkatan
pendapatan sekolah/madrasah, prakiraan pendapatan sekolah/madrasah dan upaya mengatasi
masalah keuangan sekolah/madrasah. Laporan disusun secara tertulis sebanyak 2 halaman yang
dilampirkan dengan SK pembentukan tim, notulen pertemuan. Laporan tersebut akan Saudara
kumpulkan pada saat kegiatan In-2. Selain itu Saudara menyiapkan bahan presentasi laporan
hasil belajar topik I tersebut. Presentasi dapat berbentuk slide powerpoint atau bentuk presentasi
lainnya.
Dengan selesainya laporan dan bahan presentasi topik 1 Saudara sudah siap untuk mengikuti
tahapan In-2. SELAMAT! Saatnya Saudara melanjutkan pembelajaran pada topik selanjutnya.

18

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Kegiatan In Service Learning 2


Setelah Saudara menyelesaikan kegiatan In-1 dan On pada topik I, maka Saudara
perlu melaporkan dan memaparkan kegiatan tersebut.
CATATAN: Saudara akan melihat kegiatan-kegiatan pada In-2 seperti: 1) melaporkan
hasil belajar, 2) diskusi pengalaman hasil belajar, 3) menyusun RTL, serta 4) melakukan
penilaian diri. Waktu pada masing-masing kegiatan merupakan waktu indikatif yang
bersifat fleksibel dalam pelaksanaannya. Sesungguhnya waktu untuk kegiatan In-2 pada
keseluruhan topik hanya 2 JP. Dengan demikian maka waktu dihitung hanya sekali saja
meskipun tercantum pada setiap kegiatan In-2 pada semua topik.

Melaporkan Hasil Belajar Topik I (Presentasi, 25 menit)

Pada kegiatan 8, Saudara diminta melaporkan hasil kerja untuk topik I. Dokumen yang
harus Saudara laporkan antara lain LK-4, LK-5a dan LK-5b.
Setelah melaporkan hasil belajar topik I, selanjutnya pada kegiatan diskusi, Saudara akan
berdiskusi dengan teman kepala sekolah/madrasah lainnya atau dengan pembimbing/
pengawas.

Diskusi tentang Pengalaman Belajar Topik I


(Berbagi Pengalaman, 30 Menit)

Pada kegiatan 9, Saudara mendapatkan kesempatan berdiskusi bersama kepala sekolah/


madrasah lain atau dengan pembimbing atau pengawas. Saudara dapat terlebih dahulu
mengajukan pertanyaan atau permasalahan yang Saudara hadapi berkaitan dengan
proses identifikasi sumber-sumber pendapatan sekolah/madrasah, ataupun penyusunan
rencana usaha ketika melakukan kegiatan pada In-1 maupun On.

Menyusun Rencana Tindak Lanjut In-2


(Praktik, 20 Menit)

Setelah Saudara menyelesaikan kegiatan In-1, On dan In-2 topik I tentang sumbersumber pendapatan sekolah/madrasah, selanjutnya buatlah rencana tindak lanjut yang
Saudara akan lakukan di sekolah/madrasah tempat Saudara bertugas. Identifikasilah
sumber-sumber pendapatan keuangan sekolah/madrasah Saudara dan lakukan upaya
peningkatan pendapatan keuangan sekolah/madrasah secara rutin. Rencana tindak
lanjut tersebut silakan Saudara susun menggunakan LK-7a.

PENGELOLAAN KEUANGAN

19

Melakukan Penilaian Diri terhadap Ketercapaian


Kompetensi BPU (Praktik, 20 Menit)

Saudara telah melakukan semua rangkaian kegiatan In-On-In untuk mencapai hasil
pembelajaran yang diharapkan dari topik ini. Di akhir On, Saudara harus mengisi
penilaian diri yang terdapat pada bagian penilaian BPU. Hasil penilaian diri akan Saudara
diskusikan dengan pengawas/assessor pada waktu In-2.
Bukalah Penjelasan Umum BPU dan lihat kembali tagihan apa saja yang diminta.
Periksalah tagihan-tagihan yang telah Saudara buktikan dan Saudara unjuk kerjakan.
Saudara diminta secara profesional menilai diri apakah semua tagihan telah Saudara
buktikan dan unjukkerjakan. Saudara juga diminta secara profesional menilai diri
apakah hasil yang diharapkan dari topik ini telah dicapai atau belum. Penilaian diri disini
didasarkan pada kinerja yang diunjukkerjakan serta bukti fisik yang diminta.
Setelah melengkapi penilaian diri terhadap hasil yang diharapkan untuk semua topik,
Saudara diminta menilai, apakah Saudara sudah kompeten atau belum dalam mencapai
target kompetensi BPU ini. Saudara hanya boleh memilih Sudah Kompeten jika telah
berhasil mencapai semua hasil yang diharapkan.

Refleksi
Setelah menyelesaikan dalam mempelajari topik I, Saudara diminta merefleksikan
apa pengaruh positif hasil belajar Saudara terhadap tugas di sekolah/madrasah serta
bagaimana Saudara dapat meningkatkan pendapatan keuangan sekolah/madrasah.
Silakan Saudara gunakan pertanyaan berikut untuk melakukan refleksi dan kerjakan
refleksi pada LK-7b.
1. Apa yang Saudara peroleh setelah mempelajari topik I?
2. Apa pengaruh positif terhadap tugas Saudara sebagai kepala sekolah/madrasah?
3. Bagaimana usaha Saudara untuk meningkatkan pendapatan sekolah/madrasah?
4. Apakah tindak lanjut yang akan Saudara lakukan?
Saudara telah mengetahui sumber-sumber pendapatan dan prakiraan besarnya
pendapatan yang mungkin diterima dalam satu tahun pelajaran, sehingga Saudara
dapat memastikan besaran anggaran pada setiap kegiatan. Akhirnya Saudara mampu
melaksanakan semua kegiatan pelayanan pembelajaran dengan baik dan secara pasti
akan menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas.

Kesimpulan
Topik I menekankan pada usaha pengembangan sumber-sumber pendapatan keuangan
sekolah/madrasah dan melakukan tindakan peningkatan sumber pendapatan keuangan
sekolah/madrasah dalam rangka mengatasi keterbatasan pendapatan keuangan
sekolah/madrasah. Hal ini sangat penting dikuasai oleh Saudara sebagai kepala sekolah/
madrasah agar mampu merencanakan kegiatan dengan mengoptimalkan pendapatan
keuangan sekolah. Selanjutnya untuk melakukan perencanaan kegiatan Saudara akan
melakukan review RKAS/M pada topik berikutnya.

20

BPU PKB TINGKAT I KS/M

TOPIK II
MEREVIEW RENCANA KEGIATAN DAN
ANGGARAN SEKOLAH/MADRASAH
(RKAS/M)
Waktu: 20 JP 25 Menit

Pengantar

Topik II ini akan membekali Saudara agar mampu


melakukan review terhadap Rencana Kegiatan
dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKAS/M)
yang Saudara miliki. Mereview RKAS/M
merupakan tanggung jawab kepala sekolah/
madrasah sebagai manajer sekolah/madrasah.
Tetapi akan menjadi lebih realistis dan obyektif
jika RKAS/M direview dan disusun kembali
bersama pemangku kepentingan sekolah/
madrasah pada setiap tahun pelajaran. RKAS/M
tidak boleh menyimpang dari Rencana Kegiatan
Tahunan dan Rencana Kerja Jangka Menengah
(RKJM) yang telah lebih dahulu ditetapkan.

Sebelum Saudara
melakukan pembelajaran
pada topik II ini, pastikan
Saudara telah memiliki RKAS/M
hasil pembelajaran BPU RKJM dan
RKAS/M atau yang telah dimiliki
sekolah/madrasah
selama ini

Topik II ini penting Saudara pelajari karena


RKAS/M merupakan pedoman sekolah/madrasah dalam penyelenggaraan pelayanan
kegiatan pembelajaran selama satu tahun pelajaran serta akan ikut menentukan
tercapainya target/tujuan yang ditentukan. Dengan pelayanan pembelajaran yang
optimal akan menghasilkan peserta didik yang berkualitas.
Saudara mempelajari topik II melalui kegiatan In-1 menggunakan beberapa strategi
pembelajaran seperti: berfikir reflektif, diskusi. Sedangkan pada kegiatan On, strategi
pembelajaran antara lain studi dokumen, kerja tim dan dilanjutkan dengan pelaporan
pada kegiatan In-2.

PENGELOLAAN KEUANGAN

21

Kegiatan In Service Learning 1

Pada kegiatan In-1, Saudara harus mempelajari terlebih dahulu RKAS/M yang sudah
dimiliki untuk mempermudah Saudara dalam melakukan review RKAS/M.
Agar dapat mereview RKAS/M secara optimal, Saudara perlu melakukan kegiatankegiatan berikut dengan seksama, dimulai dengan kegiatan berfikir reflektif tentang
penting dan manfaatnya RKAS/M.

Berpikir Reflektif tentang Penting dan Manfaat RKAS/M



(Berpikir Reflektif, 1 JP)
Silahkan Saudara awali kegiatan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini
dan tulislah jawabannya pada LK-8.
1. Apakah RKAS/M itu penting bagi sekolah/madrasah Saudara? Mengapa?
2. Apa manfaat RKAS/M bagi Saudara dan sekolah/madrasah?
3. Apa yang akan terjadi jika suatu sekolah/madrasah dikelola tanpa ada RKAS/M?
Diskusikan pertanyaan-pertanyaan di atas dengan kelompok kepala sekolah/madrasah
dan atau dengan pengawas/pembimbing Saudara. Hasil diskusi tentang penting dan
manfaat RKAS/M tersebut menekankan tentang prinsip-prinsip pengelolaan keuangan
yakni transparansi, akuntabilitas dan efisiensi. Selain itu, hasil diskusi di atas dapat
membantu Saudara dalam melakukan review dan mengembangkan RKAS/M secara
menyeluruh sesuai kondisi sekolah/madrasah.

Menetapkan Prioritas Kegiatan dan


Besaran Anggaran RKAS/M (Diskusi, 2 JP)

Pada awal kegiatan 2, Saudara perlu memiliki dokumen hasil Evaluasi Diri Sekolah
(EDS) khususnya bagian rekomendasi dan prioritas. Prioritas program/kegiatan harus
mempertimbangkan keterlaksanaan SNP terutama standar isi, standar kompetensi
lulusan, standar proses dan standar penilaian. Untuk menetapkan prioritas program/
kegiatan sekolah/madrasah, silahkan Saudara pelajari Bahan Bacaan 6 (memahami
penganggaran RKAS/M dan langkah-langkah review RKAS/M). Dalam menentukan
prioritas juga harus memperhatikan visi dan misi sekolah/madrasah, kebutuhan nyata
sekolah/madrasah, dan kesiapan sumber daya manusia di sekolah/madrasah Saudara.

22

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Dengan mempertimbangkan rekomendasi dan prioritas pada dokumen EDS, selanjutnya


Saudara dipersilahkan berdiskusi dengan teman kepala sekolah/madrasah lain atau
pengawas/pembimbing mengenai pertanyaan-pertanyaan berikut ini dan jawabannya
silahkan ditulis pada LK-9.
1. Apa saja kegiatan yang dapat menunjang pencapaian SNP menurut EDS/M Saudara?
2. Bagaimana urutan prioritas kegiatan menurut EDS berdasarkan SNP?
3. Bagaimana perbandingan besaran anggaran masing-masing SNP?

Menyusun Rencana Tindak Lanjut (Praktik, 20 Menit)

Di akhir pembelajaran In-1 tentang review RKAS/M, silahkan Saudara buat rencana
kegiatan yang akan dilakukan di sekolah dalam rangka pelaksanaan kegiatan On dan
tuliskan pada LK-3.
Setelah menyelesaikan kegiatan In-1 tentang manfaat dan pentingnya RKAS/M serta
diskusi prioritas kegiatan dan besaran anggaran RKAS/M, Saudara bersama tim di
sekolah/madrasah dipersilahkan melakukan kegiatan selanjutnya di sekolah/madrasah
tempat tugas Saudara. Kegiatan-kegiatan dimaksud tercantum di bawah ini.

Kegiatan On the Job Learning


Saudara telah mengetahui manfaat RKAS/M serta bagaimana mengembangkan delapan
Standar Nasional Pendidikan menjadi program/kegiatan yang harus dilaksanakan oleh
sekolah/madrasah. Selanjutnya untuk mereview RKAS/M dengan baik, silakan Saudara
laksanakan kegiatan On dengan terlebih dahulu menelaah kesesuaian antara RKJM dan
RKAS/M berikut ini.

Menelaah Prioritas Kegiatan RKAS/M (Diskusi, 5 JP)

Kegiatan 4 merupakan tahapan awal melakukan review RKAS/M. Silahkan kegiatan


telaah ini Saudara lakukan di sekolah/madrasah tempat bertugas bersama pemangku
kepentingan sekolah/madrasah antara lain: komite sekolah/madrasah, guru dan
karyawan, wali murid serta dapat juga melibatkan pengawas sekolah/madrasah sebagai
pembina. Sebaiknya sebelum kegiatan penelaahan dilakukan, semua peserta telah
memiliki pemahaman yang sama tentang isi RKAS/M. Untuk itu, ketika menyampaikan

PENGELOLAAN KEUANGAN

23

undangan, Saudara perlu melampirkan RKAS/M sekolah/madrasah yang ada. Hasil


telaah dimasukkan pada LK-10. Setelah Saudara mendapat hasil telaah prioritas kegiatan
selanjutnya Saudara memanfaatkan hasil tersebut sebagai rujukan dalam menyusun
RKAS/M Perubahan secara menyeluruh dengan mengikuti kegiatan berikut.

Menyusun RKAS/M Perubahan (Praktik, 9 JP)

Setelah selesai menelaah prioritas program/kegiatan terhadap dokumen RKAS/M,


selanjutnya Saudara akan melakukan review dan perubahan terhadap RKAS/M sesuai
dengan kondisi nyata. Dalam melakukan review dan perubahan RKAS/M, Saudara dapat
menggunakan Bahan Bacaan 6 yang berisi langkah-langkah review RKAS/M.
Secara bersama, Saudara dan pemangku kepentingan sekolah/madrasah mengkritisi
program/kegiatan ada pada RKAS/M menggunakan pertanyaan pengarah seperti: a)
apakah program/kegiatan sudah disusun berdasarkan delapan SNP; b) apakah program/
kegiatan sudah sesuai dengan visi, misi dan tujuan sekolah/madrasah.
Saudara perlu mempertimbangkan besaran anggaran per program/kegiatan yang
diprioritaskan. Selanjutnya Saudara dapat melakukan perubahan dengan cara
menghapus, mengganti dan atau memindahkan program/kegiatan ke SNP yang relevan.
Jika Saudara belum memiliki format RKAS/M yang baku, silakan menggunakan LK-11
atau gunakan format yang berlaku di daerah masing-masing.
Hasil perubahan RKAS/M yang Saudara buat bersama tim di sekolah/madrasah menjadi
RKAS/M Perubahan yang dapat dijadikan pedoman pelaksanaan kegiatan sekolah/
madrasah selanjutnya. RKAS/M Perubahan tersebut harus mendapat persetujuan pejabat
yang berwenang seperti Kepala UPTD atau Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Kota.

Penyusunan Laporan dan Persiapan Presentasi Topik II


(Praktik, 2 JP)

Setelah melakukan seluruh kegiatan In-1 dan On, Saudara akan menyusun laporan
secara tertulis tentang review RKAS/M meliputi hasil telaah RKAS/M bersama pemangku
kepentingan dan RKAS yang sudah diperbaiki. Laporan disusun secara tertulis sebanyak
2 halaman yang dilampirkan dengan SK pembentukan tim, notulen pertemuan.
Laporan tersebut akan Saudara kumpulkan pada saat kegiatan In-2. Selain itu Saudara
menyiapkan bahan presentasi laporan hasil belajar topik II tersebut. Presentasi dapat
berbentuk slide powerpoint atau bentuk presentasi lainnya. Dengan selesainya laporan
dan bahan presentasi topik II, Saudara sudah siap untuk mengikuti tahapan In-2.
SELAMAT! Saatnya Saudara melanjutkan pembelajaran pada topik selanjutnya.

24

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Saudara telah selesai melaksanakan kegiatan In-1 dan kegiatan On untuk topik ini.
Selanjutnya Saudara perlu memaparkan pada kegiatan In-2 terkait hal penting yang
telah Saudara pelajari selama pelaksanaan In-1 dan On. Kegiatan In-2 yang akan Saudara
lakukan adalah sebagai berikut.


Melaporkan Hasil Belajar Topik II (Presentasi, 25 Menit)
Setelah melakukan review RKAS/M, selanjutnya laporkan hasil kerja Saudara di hadapan
pengawas/pembimbing dan atau teman kepala sekolah lainnya. Hasil kerja yang Saudara
laporkan antara lain isian LK-10, LK-11 dan dokumen RKAS/M Perubahan. Karena waktu
yang tersedia untuk menyampaikan laporan terbatas, maka Saudara diminta membuat
ringkasan dan bahan presentasi. Setelah memberi laporan hasil pembelajaran topik II,
Saudara akan melanjutkan dengan kegiatan 8 yakni diskusi.

Diskusi Hasil Belajar Topik II (Berbagi Pengalaman, 30 Menit)


Pada kegiatan 8, Saudara berdiskusi dengan teman kepala sekolah/madrasah dan
pengawas/pembimbing mengenai hal positif serta kendala yang dihadapi ketika
melakukan kegiatan In-1 dan On. Tujuan diskusi adalah agar Saudara dapat berbagi
pengalaman, mendapat masukan, dan mendapat pemecahan masalah berkaitan dengan
proses review RKAS/M.
Luar Biasa...! Saudara telah sukses berbagi pengalaman berharga dengan teman kepala
sekolah/madrasah lainnya tentang proses mereview RKAS/M. Sebagai tindak lanjut
pembelajaran topik II, Saudara perlu menyusun rencana tindak lanjut melalui kegiatan 9.

Menyusun Rencana Tindak Lanjut (Praktik, 20 menit)

Bagian akhir dari kegiatan In-2 topik II, Saudara akan melakukan kegiatan 9 yakni
menyusun rencana tindak lanjut berkaitan dengan peningkatan kemampuan Saudara
dalam menjalankan RKAS/M dalam keseharian. Untuk rencana tindak lanjut tersebut
silakan Saudara menggunakan LK-7a.

PENGELOLAAN KEUANGAN

25



Melakukan Penilaian Diri terhadap Ketercapaian

Kompetensi BPU (Praktik, 20 Menit)
Saudara telah melakukan semua rangkaian kegiatan In-On-In untuk mencapai hasil
pembelajaran yang diharapkan dari topik ini. Di akhir On, Saudara harus mengisi
penilaian diri yang terdapat pada bagian penilaian BPU. Hasil penilaian diri akan Saudara
diskusikan dengan pengawas/assessor pada waktu In-2.
Bukalah Penjelasan Umum BPU dan lihat kembali tagihan apa saja yang diminta.
Periksalah tagihan-tagihan yang telah Saudara buktikan dan Saudara unjukkerjakan.
Saudara diminta secara profesional menilai diri apakah semua tagihan telah Saudara
buktikan dan unjukkerjakan. Saudara juga diminta secara profesional menilai diri
apakah hasil yang diharapkan dari topik ini telah dicapai atau belum. Penilaian diri disini
didasarkan pada kinerja yang diunjukkerjakan serta bukti fisik yang diminta.
Setelah melengkapi penilaian diri terhadap hasil yang diharapkan untuk semua topik,
Saudara diminta menilai, apakah Saudara sudah kompeten atau belum dalam mencapai
target kompetensi BPU ini. Saudara hanya boleh memilih Sudah Kompeten jika telah
berhasil mencapai semua hasil yang diharapkan.

Refleksi
Saudara dapat menggunakan LK-12 untuk melakukan refleksi sebagai berikut:
1. Apa yang Saudara peroleh setelah mempelajari topik II?
2. Apa pengaruh positif hasil belajar topik II terhadap tugas Saudara sebagai kepala
sekolah/madrasah?
3. Apa kendala yang Saudara hadapi ketika melakukan review RKAS/M? Bagaimana
Saudara mengatasinya?

Kesimpulan
Topik II ini menekankan pada peningkatan kemampuan kepala sekolah/madrasah dalam
melakukan review terhadap RKAS/M sehingga dapat disesuaikan dengan kondisi nyata
keuangan sekolah/madrasah. Review dimaksud terkait prioritas program/kegiatan dan
besaran anggaran. Pembelajaran ini bermanfaat bagi kepala sekolah/madrasah dalam
mengelola dan meningkatkan efisiensi anggaran dan
pembelanjaan keuangan sekolah/madrasah.
Dalam BPU pengelolaan keuangan sekolah/madrasah,
terdapat pula kegiatan berkaitan dengan pembelanjaan
baik berupa barang atau jasa serta kegiatan pembukuan
keuangan sekolah/madrasah. Hal tersebut akan dipelajari
pada topik III.

26

BPU PKB TINGKAT I KS/M

TOPIK III
PEMBELANJAAN DAN
PEMBUKUAN KEUANGAN
SEKOLAH/MADRASAH
Waktu: 56 JP 25 Menit

Pengantar

Pada topik III Saudara akan mempelajari bagaimana seorang kepala sekolah/madrasah
melakukan pembelanjaan maupun pembukuan sesuai dengan ketentuan/peraturan yang
berlaku. Saudara juga akan melakukan kajian terhadap pembelanjaan dan pembukuan
yang telah Saudara lakukan di sekolah/madrasah, dengan mencermati Buku Kas Umum
maupun Buku Kas Pembantu.
Topik III ini penting Saudara pelajari agar dalam kegiatan pembelanjaan keuangan,
sekolah/madrasah selalu mengacu pada perencanaan. Selain itu, dalam pelaksanaan
pembelanjaan dan pembukuan Saudara perlu melakukan secara benar, efisien dan
efektif mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku baik secara nasional maupun
lokal. Mengenai pembukuan terhadap transaksi-transaksi keuangan sekolah/madrasah,
sudah menjadi keharusan bagi setiap kepala sekolah/madrasah untuk melakukannya
secara cermat dan transparan. Dengan Saudara mempelajari dan melakukan pembukuan
transaksi keuangan sekolah/madrasah, maka diharapkan kinerja Saudara sebagai
kepala sekolah/madrasah, maupun kinerja para guru dan pegawai meningkat. Upaya
peningkatan kinerja pada semua pelaku di sekolah/madrasah diharapkan akan membawa
dampak pada peningkatan mutu pembelajaran, yang pada akhirnya akan menghasilkan
peserta didik yang berkualitas.
Strategi pembelajaran yang digunakan untuk topik III ini antara lain: berfikir reflektif,
diskusi kelompok, studi kasus, kerja tim, presentasi laporan.
Selanjutnya, untuk memperdalam pengetahuan dan pengalaman Saudara tentang
pembelanjaan dan pembukuan keuangan sekolah/madrasah, Saudara perlu melakukan
kegiatan In-1 berikut.

PENGELOLAAN KEUANGAN

27

Kegiatan In Service Learning 1

Pembelanjaan dan pembukuan keuangan merupakan kegiatan penting dalam


pengelolaan keuangan sekolah/madrasah. Untuk itu Saudara perlu melakukan kegiatan
berfikir reflektif terkait pentingnya pembelanjaan dan pembukuan keuangan sekolah/
madrasah.

Berpikir Reflektif tentang Pembelanjaan dan Pembukuan


(Berpikir Reflektif, 25 Menit)

Pada kegiatan 1 topik III, Saudara dipersilakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan


di bawah ini secara bersama-sama dengan teman kepala sekolah/madrasah lain atau
dengan pengawas. Jawaban pertanyaan tersebut dapat dipelajari melalui Bahan Bacaan
16, kemudian silakan tuliskan jawaban dimaksud pada LK-13. Pertanyaan-pertanyaan
dimaksud antara lain:
1. Apa pentingnya bagi Saudara sebagai kepala sekolah/madrasah untuk memahami
pembelanjaan dan pembukuan keuangan sekolah/madrasah?
2. Apa akibat-akibat yang mungkin dapat terjadi, jika Saudara sebagai kepala sekolah/
madrasah tidak memahami dan mengerti pembelanjaan dan pembukuan keuangan
sekolah/madrasah?
3. Apa yang akan Saudara lakukan agar memahami dan mengerti pembelanjaan dan
pembukuan keuangan sekolah/madrasah?
Dengan mengetahui pentingnya pembelanjaan dan pembukuan, selanjutnya pada
kegiatan berikut Saudara diminta mendiskusikan bagaimana pembelanjaan dan
pembukuan keuangan sekolah/madrasah itu dilaksanakan.

Pendalaman tentang Pembelanjaan dan Pembukuan (Diskusi, 2 JP)

Pada kegiatan 2, Saudara harus membaca Bahan Bacaan 9, 11, 12, 17 juga Peraturan
Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden
Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Bahan bacaan
dimaksud berkaitan dengan permasalahan perpajakan. Dengan membaca bahan bacaan
tersebut, diharapkan Saudara memahami aturan pembelanjaan yang dikenai pajak.

28

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Setelah Saudara selesai membaca bahan bacaan dimaksud, Silakan Saudara


mendiskusikan dengan kepala sekolah/madrasah lain atau pengawas/pembimbing
pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dan hasil diskusi dituliskan pada LK-14.
1. Hal-hal apa yang harus diperhatikan oleh kepala sekolah/madrasah ketika melakukan
pembelanjaan?
2. Gambarkan mekanisme pembelanjaan barang dan atau jasa yang pernah Saudara
lakukan di sekolah/madrasah Saudara. Bandingkan dengan mekanisme yang ada pada
peraturan yang berlaku.

PENTING!

Saudara dalam melakukan pembelanjaan, pembukuan dan pelaporan


harus sesuai Peraturan-peraturan maupun Petunjuk Teknis dari jenis
sumber pendapatan keuangan atau berdasarkan Surat Kesepahaman
yang telah ditandatangani bersama antara pemberi dan sekolah/
madrasah. Kesepakatan antara pemberi dan sekolah/madrasah juga dapat
digunakan sebagai dasar pembelanjaan apabila petunjuk teknis atau surat
kesepahaman tidak ada.

SANGAT PENTING!

Semua pembelanjaan harus disertai dengan bukti-bukti sah yaitu: nota,


kuitansi, faktur dan surat setoran pajak. Selanjutnya kepala sekolah/
madrasah bersama tim dan bendahara membuat BKU, BKP, BPB, BPP
dalam rangka pembukuan keseluruhan transaksi.


Hasil diskusi diharapkan memperkaya pengetahuan dan pengalaman Saudara dalam
menyelesaikan kasus pembelanjaan di sekolah/madrasah.
Berikut, Saudara diminta berlatih membuat rencana pembelanjaan yang benar melalui
studi kasus pada kegiatan 3.

Pembelanjaan dan Pembukuan (Studi Kasus, 3 JP 30 menit)

Saudara dipersilakan membaca kasus-kasus di bawah serta mencermati Bahan Bacaan 9


mengenai cara penghitungan pembelanjaan yang dipungut pajak.

PENGELOLAAN KEUANGAN

29

Silakan kerjakan kasus-kasus pada LK-15.


KASUS 1
1. Pada tanggal 1, Sekolah/Madrasah A memberikan honor kepada seorang guru
honorer/bukan PNS dengan status kawin dan mempunyai 1 anak, besarnya honor
Rp. 2.500.000,00/bulan.
a. Sebutkan jenis pajak apa yang dikenakan atas pengeluaran honor tersebut dan
berapa besarnya pajak yang dipungut?
b. Kapan pajak tersebut harus disetorkan ke kas negara dan kapan pajak tersebut
harus dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak setempat?
2. Pada tanggal 11, Sekolah/Madrasah B memberikan honor kepada guru PNS
Golongan IV/A batas kegiatan pembuatan laporan hasil belajar siswa dengan
besaran Rp. 200.000,00
a. Sebutkan jenis pajak apa yang dikenakan atas pengeluaran honor tersebut dan
berapa besarnya pajak yang dipungut?
b. Kapan pajak tersebut harus disetor ke kas negara dan kapan pajak tersebut harus
dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak setempat?
3. Pada tanggal 15, Sekolah/Madrasah C membeli ATK dengan nilai pembelian Rp.
5.000.000,00 (harga sudah termasuk PPN) pada toko/pengusaha kena pajak.
Diketahui bahwa sumber dana pembelian ATK .
a. Sebutkan jenis pajak apa saja yang dikenakan atas pembelian ATK tersebut dan
berapa besarnya pajak yang dipungut?
b. Kapan pajak tersebut harus disetor ke kas negara dan kapan pajak tersebut harus
dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak setempat?
4. Pada tanggal 18, Sekolah/Madrasah D melakukan renovasi kamar mandi dengan
rincian biaya sebagai berikut: 1) membeli material sebesar Rp. 4.000.000,00 di
toko bahan bangunan yang bukan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP); 2) ongkos
tukang sebesar Rp.160.000,00 perhari selama 8 hari dan total ongkos tukang yang
dikeluarkan selama 8 hari menjadi Rp.1.280.000,00.
a. Sebutkan jenis pajak apa saja yang dikenakan atas renovasi kamar mandi tersebut
dan berapa besarnya pajak yang dipungut?
b. Kapan pajak tersebut harus disetor ke kas negara dan kapan pajak tersebut harus
dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak setempat?

30

BPU PKB TINGKAT I KS/M

5. Tanggal 22-24, Sekolah/Madrasah E menyelenggarakan in house training selama


3 hari, untuk konsumsi diserahkan jasanya kepada pengusaha katering/jasa boga.
Total biaya konsumsi sebesar Rp. 2.000.000,00
a. Sebutkan jenis pajak apa saja yang dikenakan atas konsumsi tersebut dan berapa
besarnya pajak yang dipungut?
b. Kapan pajak tersebut harus disetor ke kas negara dan kapan pajak tersebut harus
dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak setempat?
KASUS 2

Setelah Saudara mempelajari kasus pembelanjaan, silahkan Saudara berkonsentrasi


pada kasus pembukuan. Sebelum mengerjakan kasus pembukuan, silakan diminta
membaca Bahan Bacaan 8 dan 13 berkaitan dengan tata cara pembukuan transaksi dan
contoh pembukuan.
Sudah selesai membaca?
Jika sudah selesai membaca, Saudara dipersilahkan mencermati tabel di bawah berupa
contoh transaksi-transaksi yang dilakukan oleh sekolah/madrasah. Saudara diminta
untuk mempelajari cara membukukan transaksi-transaksi tersebut ke dalam BKU, BKP,
BPB, dan BPP.
Sebagai saldo awal keuangan sekolah/madrasah ditetapkan sebesar Rp 30.500.000,00
(Sumber dana adalah dari dana BOS Pusat)

PENGELOLAAN KEUANGAN

31

32

NO

TANGGAL
TRANSAKSI

SUMBER
DANA

BANK/
KAS

NOMOR
BUKTI

PENERIMAAN

PENGELUARAN

1-12-2012

BOSPusat

Bank

Diterima per Bank

BBM01

10.000.000

1-12-2012

BOSPusat

Kas

Dibayar bantuan
Transport siswa
miskin

BKK01

1.800.000

1-12-2012

BOSPusat

Kas

Dibayar honor
Pembina Ekskul Nop
2012

BKK2

1.277.500

1-12-2012

BOSPusat

Kas

Diterima PPh 21 atas


BKK 2

BKM1

91.875

1-12-2012

BOSPusat

Kas

170.000

2-12-2012

BOSPusat

Kas

50.000

9-12-2012

BOSPusat

Kas

426.500

12-12-2012 BOSPusat

Kas

25.000

3-12-2012

BOSPusat

Kas

60.000

10 4-12-2012

BOSPusat

Kas

75.000

11 5-12-2012

BOSPusat

Kas

12 7-12-2012

BOSPusat

Kas

13 8-12-2012

BOSPusat

Kas

14 8-12-2012

BOSPusat

Kas

15 9-12-2012

BOSPusat

Kas

Dibayar Transport
BKK3
Turnamen Karate
Dibayar Transport
BKK4
MGMP
B.Indonesia di SMP A,
2 orang guru
Dibayar Belanja
BKK5
Pemasangan
Langganan Internet
Dibayar Transport
BKK6
MGMP
B.Inggris di SMP C ,
satu orang
Dibayar Belanja
BKK7
Fotocopy
Administrasi BP/BK
Dibayar langganan
BKK8
Koran
untuk Nopember 2012
Dibayar Transport
BKK9
Olympiade
Matematika tingkat
Komisariat di SMP B
Dibayar Transport
BKK10
MGMP
B.Indonesia
2 orang di SMP A
Dibayar Langganan
BKK11
Listrik
November 2012
Dibayar Langganan
BKK12
Telepon
Desember 2012
Dibayar Transport dan BKK13
obat-obatan dalam
mengikuti Kegiatan
Pramuka

BPU PKB TINGKAT I KS/M

URAIAN

50.000

50.000

377.360

96.598

300.000

NO

TANGGAL
TRANSAKSI

SUMBER
DANA

BANK/
KAS

16

11-12-2012 BOSPusat

Bank

17

11-12-2012 BOSPusat

Kas

18

11-12-2012 BOSPusat

Kas

19

11-12-2012 BOSPusat

Kas

20

16-12-2012 BOSPusat

Kas

21

19-12-2012 BOSPusat

Kas

22

19-12-2012 BOSPusat

Kas

23

21-12-2012 BOSPusat

24
25

22-12-2012 BOSPusat
23-12-2012 BOSPusat

26

23-12-2012 BOSPusat

27

23-12-2012 BOSPusat

28

23-12-2012 BOSPusat

Kas

29

23-12-2012 BOSPusat

Kas

30

23-12-2012 BOSPusat

Kas

31

26-12-2012 BOSPusat

Kas

URAIAN

Diterima uang tunai


perbank
Dibayar Langganan Air
November 2012
Diterima PPN atas
BKK5
Diterima PPh 22 atas
Belanja
Pemasangan
Langganan Internet
Dibayar Belanja
Kegiatan Classmeeting
Diterima PPh 21 atas
Kegiatan
Classmeeting

Dibayar Honor GTT dan


TUTT Desember
Kas
Dibayar Dana Rapat
Pembinaan Guru dan
Pegawai
Bank Diterima perbank tunai
Kas
Dibayar Uang lelah
Pembuatan Laporan
Hasil Evaluasi
Kas
Diterima PPh 21 atas
Uang lelah Pembuatan
Laporan Hasil
Kas
Disetor PPh 21 atas
Honor Pembina
Ekskul dan Uang lelah
Pembuatan
Laporan Hasil Evaluasi
Disetor PPN atas
Belanja Pemasangan
Langganan Internet
Disetor PPh 22 atas
Belanja Pemasangan
Langganan Internet
Transport Program
MGMP PKn ke Kantor
Mahkamah Konstitusi
di Jakarta
Belanja habis pakai
gula,kopi

NOMOR
BUKTI

PENERIMAAN

PENGELUARAN

BKM2

5.270.000

BKK14

150.000

BKM3

127.272

BKM4

19.090

BKK15

1.000.000

BKM5

51.000

BKK16

460.000

BKK17

375.000

BKM 6
BKK18

1.000.000
0

0
720.000

BKM7

103.000

BKK19

194.875

BKK20

127.272

BKK21

19.090

BKK22

200.000

BKK23

410.000

PENGELOLAAN KEUANGAN

33

Setelah Saudara berlatih menyusun pembukuan transaksi-transaksi sekolah/madrasah,


selanjutnya Saudara akan melakukan simulasi pengawasan keuangan sekolah/madrasah
melalui kegiatan 4.

Pengawasan Keuangan (Simulasi, 1 JP)

Pada kegiatan 4, Saudara akan melakukan simulasi mengenai pengawasan keuangan


sekolah/madrasah. Sebelum melakukan simulasi, Saudara dipersilakan membaca
instrumen pengawasan keuangan (LK-20a, b dan c). Setelah instrumennya dipahami,
silahkan Saudara melakukan simulasi pengawasan keuangan. Adapun proses simulasi
seperti berikut:
Baca dan cermati terlebih dahulu setiap indikator yang ada pada LK-20. Pastikan bahwa
simulasi pengawasan terhadap pengelolaan keuangan sekolah meliputi 3 (tiga) hal yakni:
1) perencanaan pembelanjaan (periksa kesesuaian dengan spesifikasi/peruntukkan),
2) pembelanjaan (tersedia bukti-bukti transaksi), serta 3) pembukuan bukti transaksi
(dimasukkan pada BKU, BPU, BPB dan BPP). Selanjutnya periksa semua dokumen terkait
ketiga hal diatas. Beri masukan/saran terhadap hal yang harus diperbaiki.
Setelah dilaksanakan simulasi, selanjutnya silahkan hasilnya didiskusikan bersama kepala
sekolah/madrasah yang lain atau dengan pengawas pembina.

Rencana Tindak Lanjut (Praktik, 20 Menit)

Saudara telah menyelesaikan pembelajaran In-1 mengenai pembelanjaan dan pembukuan


keuangan sekolah/madrasah. Selanjutnya buatlah rencana kegiatan tentang pembelanjaan
dan pembukuan yang akan Saudara lakukan pada kegiatan On di sekolah/madrasah
dalam bentuk rencana tindak lanjut. Silakan masukkan rencana Saudara ke dalam LK-3.
Sebagai kelanjutan dari kegiatan pemahaman tentang pembelanjaan dan pembukuan
keuangan sekolah/madrasah secara baik dan benar, saatnya Saudara melakukan telaah
kesesuaian antara pembelanjaan dan hasil pembelanjaan sekolah/madrasah periode
yang lalu. Saudara akan melakukan itu melalui kegiatan On seperti berikut.

Kegiatan On the Job Learning

Setelah Saudara selesai mempelajari topik III melalui kegiatan In-1 tentang pembelanjaan
dan pembukuan keuangan sekolah/madrasah, Saudara tentunya telah siap untuk
mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut di kegiatan On berikut.

34

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Perencanaan, Pembelanjaan dan Pengawasan (Praktik, 4 JP)

Saudara sebagai kepala sekolah/madrasah tentunya memiliki akses untuk dapat


mengetahui semua hal yang berlangsung di sekolah/madrasah Saudara. Tentu harus
berangkat dari pemahaman bahwa kehebatan warga sekolah/madrasah merupakan
kehebatan Saudara juga. Namun kesalahan yang dilakukan warga sekolah/madrasah
juga menjadi kelalaian Saudara.
Salah satu bagian penting yang tidak boleh dilalaikan adalah mengenai ketaatan Saudara
dalam melakukan pembelanjaan yang harus sesuai petunjuk teknis yang disediakan
oleh pemberi bantuan dan atau sesuai dengan surat kesepahaman atau kesepakatan
bersama antara sekolah/madrasah dan pemberi bantuan. Dengan mempertahankan
sesuai standar prosedur, Saudara akan terhindar dari penyimpangan pembelanjaan.
Dalam praktik pembelanjaan, Saudara silakan melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Membuat SK tim pengadaan belanja barang atau jasa baik untuk belanja rutin maupun
per kegiatan/program.
2. Menyusun perencanaan pembelanjaan (bersama tim) berpedoman pada standar
yang berlaku di daerah maupun petunjuk teknis yang disediakan oleh pemberi
dana. Silahkan menggunakan buku perencanaan belanja yang dimiliki sekolah.
3. Melakukan pengawasan terhadap perencanaan dan pembelanjaan menggunakan LK20.
PENTING:
Ketika Saudara dan tim pengadaan barang dan jasa melakukan pembelanjaan sesuai
rencana pembelanjaan, Saudara harus pastikan bahwa setiap pembelanjaan memiliki
bukti-bukti sah dan disimpan dengan baik.
Dengan melakukan perencanaan pembelanjaan dan pengawasan terhadap rencana
pembelanjaan tadi, maka Saudara telah memahami bagaimana seharusnya yang
dilakukan sebelum melakukan pembelanjaan. Pembelanjaaan harus sesuai dengan
petunjuk teknis dan atau surat kesepahaman/kesepakatan antara pemberi dan penerima
dana. Dokumen hasil pengawasan harus juga mencantumkan tindakan perbaikan
terhadap pembelanjaan yang tidak sesuai.
Dengan selesainya melakukan kegiatan perencanaan, pembelanjaan dan pengawasan
pembelanjaan, Saudara selanjutnya dapat berkonsentrasi tentang pembukuan
keuangan sekolah/ madrasah melalui diskusi pada kegiatan 7 berikut ini.

PENGELOLAAN KEUANGAN

35

Pembukuan Pembelanjaan dan Pengawasan (Diskusi, 2 JP)

Sebagaimana diketahui bahwa pembelanjaan tidak dapat dilepaskan dari pembukuan.


Akuntabilitas pengelolaan keuangan sangat tergantung pada bagaimana sekolah/
madrasah melakukan pembukuan secara teliti, rapi dan benar sehingga pihak ketiga,
yang ingin mengetahui/memeriksa pembelanjaan keuangan sekolah/madrasah, dapat
menemukannya dengan mudah.
Pada kegiatan 6 Saudara telah melakukan pengawasan terhadap rencana pembelanjaan
dan realisasi pembelanjaan. Selanjutnya silahkan Saudara mendiskusikan tentang
pembukuan
transaksi-transaksi yang dibuat oleh sekolah/madrasah selama ini apakah sudah teliti,
rapi, dan benar. Saudara dapat menggunakan Bahan Bacaan 8 dan 13 untuk melihat
contoh pembelanjaan dan pembukuan yang benar. Sebagaimana dimaksudkan di atas
bahwa Saudara akan berdiskusi bersama bendahara dan tim belanja sekolah/madrasah,
maka dibawah ini ada dua pertanyaan yang perlu didiskusikan, dan hasil diskusi tuliskan
pada LK-21.
1. Apa saja pembukuan keuangan yang dimiliki sekolah/madrasah Saudara?
2. Apakah seluruh pembelanjaan sekolah/madrasah Saudara sudah dibukukan dengan
teliti, rapi dan benar? Tuliskan ciri-ciri pembukuan keuangan yang teliti, rapi dan
benar!
Saudara dapat meminta umpan balik dari pengawas/pembimbing mengenai kebenaran
jawaban Saudara. Selain itu, Saudara juga dapat belajar langsung dari pengalaman
kepala sekolah/madrasah lain yang telah melaksanakan pembukuan keuangan secara
teliti, rapi dan benar.
Hasil diskusi tentang pembelanjaan dan pembukuan sekolah/madrasah akan Saudara
gunakan sebagai acuan menyusun BKU, BKP, BPB, dan BPP di sekolah/madrasah Saudara.
Nah, saatnya Saudara mengalami langsung bagaimana menyusun BKU, BKP, BPB, dan
BPP melalui kegiatan 8 berikut.

Menyusun dan atau Memperbaiki Pembukuan (Praktik, 30 JP)

Pada kegiatan 8 ini, Saudara akan banyak bekerja dengan bendahara sekolah/madrasah
dan atau tim pengadaan barang dan jasa. Saudara dan tim Saudara dipersilakan, melalui

36

BPU PKB TINGKAT I KS/M

kegiatan 8 mencermati pembukuan yang dimiliki sekolah/madrasah, apakah sudah


tersedia atau belum. Apabila buku-buku kas telah tersedia, maka langkah selanjutnya
Saudara dan tim mencermati apakah pembukuan selama ini sudah teliti, rapi dan
benar. Apabila buku-buku kas belum tersedia, maka diharapkan Saudara dengan rela
menyediakan buku-buku tersebut. Adapun pembukuan dimaksud meliputi:
1. Buku Kas Umum (BKU)
2. Buku Kas Pembantu (BKP)
3. Buku Pembantu Pajak (BPP), dan
4. Buku Pembantu Bank.

Perhatian...!

Saudara dimohon untuk melakukan kegiatan ini dengan


penuh kecermatan, kesungguhan dan kejujuran. Saudara dapat memulai dengan
melakukan pencatatan/pencatatan kembali semua transaksi secara teliti dan rapi.
Untuk memahami bagaimana melakukan pembukuan dengan teliti dan rapi, Saudara
dapat membaca kembali Bahan Bacaan 8 dan 13 tentang contoh pembukuan serta
peraturan terkait dengan pengelolaan keuangan sekolah/madrasah.

Jika Saudara telah menyusun dan atau memperbaiki pembukuan sekolah/madrasah


secara teliti, rapi dan benar, maka Saudara sudah dapat bernafas lega, karena sudah
menghindarkan diri dari salah satu kesalahan pengelolaan keuangan.
Selanjutnya Saudara perlu pahami bahwa dalam pengelolaan keuangan sekolah/
madrasah seringkali harus bekerja sama dengan pihak internal seperti tim belanja,
bendahara maupun pihak eksternal seperti dinas pendidikan, pemberi dana, bank,
kantor pajak dan penyedia barang dan jasa, dll. Oleh sebab itu, Saudara harus memiliki
kemampuan mengawasi proses keuangan mulai tahap perencanaan pembelanjaan,
pelaksanaan pembelanjaan sampai tahap pembukuan.
Selama proses pembukuan dilakukan, Saudara juga melakukan pengawasan sebagaimana
yang Saudara lakukan pada kegiatan perencanaan pembelanjaan dan realisasi
pembelanjaan. Untuk tindakan pengawasan terhadap pembukuan, Saudara dapat juga
menggunakan LK-20 untuk indikator pengawasan pembukuan. Amati proses pembukuan,
dan beri saran atau masukan pada LK-20 untuk rencana perbaikan selanjutnya.
Pada kegiatan 9 Saudara akan mengalami langsung bagaimana seharusnya pengawasan
keuangan sekolah/madrasah dilakukan. Oleh sebab itu Saudara akan mengkaji instrumen
pengawasan dan memberi masukan sera perbaikan terhadap instrumen tersebut.

PENGELOLAAN KEUANGAN

37

Pengawasan Keuangan Sekolah/Madrasah (Praktik, 12 JP)

Hal penting yang perlu Saudara ketahui bahwa semua kesalahan dan penyimpangan
pengelolaan keuangan di sekolah/madrasah menjadi tanggung jawab kepala sekolah/
madrasah. Oleh karena itu Saudara perlu memiliki kemampuan melakukan pengawasan
terhadap keuangan sekolah/madrasah mulai perencanaan, pembelanjaan, pembukuan
maupun pelaporan.
Dalam mengelola keuangan sekolah/madrasah, pada umumnya Kepala SMP/MTs, SMA/
MA, SMK/MAK dibantu oleh bendahara dan atau tim belanja sementara sementara
kepala SD/MI dibantu tenaga administrasi atau guru yang diberikan tugas tambahan
sebagai bendahara.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan Saudara dalam hal pengawasan keuangan
sekolah/madrasah, maka Saudara diminta untuk mencermati kembali indikatorindikator pada LK-20a, LK-20b, LK-20c yang berupa instrumen pengawasan internal
perencanaan pembelanjaan, realisasi pembelanjaan dan pembukuan keuangan sekolah/
madrasah. Saudara dapat menambahkan dan memperbaiki indikator-indikator pada
instrumen tersebut agar semakin lengkap. Jika Saudara telah memiliki LK-20a, LK-20b,
LK-20c hasil perbaikan, maka selanjutnya dapat Saudara gunakan untuk melakukan
pengawasan terhadap kegiatan keuangan di sekolah/madrasah Saudara selama kegiatan
On berlangsung maupun setelahnya.
Dengan selesainya kegiatan perbaikan instrumen pengawasan keuangan sekolah dan
digunaknya instrumen tersebut, maka Saudara telah selesai mengerjakan kegiatankegiatan On. Saatnya Saudara menyiapkan laporan hasil belajar serta pengalaman
tentang pembelanjaan dan pembukuan pada topik III untuk dipaparkan pada kegiatan
In-2.

Penyusunan Laporan dan Persiapan Presentasi Topik III (Praktik, 2 JP)

Setelah melakukan seluruh kegiatan In-1 dan On, Saudara akan menyusun laporan
secara tertulis tentang pembelanjaan, pembukuan dan pengawasan keuangan sekolah/
madrasah yang perencanaan pembelanjaan dan pengawasannya, realisasi pembelanjaan
dan pengawasannya, pembukuan BKU, BKP, BPB, BPP, dan pengawasannya, serta hasil
review indikator pengawasan pengelolaan keuangan sekolah/madrasah. Laporan
tersebut disusun secara tertulis sebanyak 2 halaman yang dilampirkan dengan hasil
pertemuan dengan pihak sekolah maupun stakeholder lain. Laporan tersebut akan
Saudara kumpulkan pada saat kegiatan In-2. Selain itu Saudara menyiapkan bahan
presentasi laporan hasil belajar topik III tersebut. Presentasi dapat berbentuk slide
powerpoint atau bentuk presentasi lainnya.

38

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Dengan selesainya laporan dan bahan presentasi topik III Saudara sudah siap untuk
mengikuti tahapan In-2. SELAMAT! Saatnya Saudara melanjutkan pembelajaran pada
topik selanjutnya.
Selanjutnya hasil kerja dalam kegiatan On, Saudara laporkan pada kegiatan In-2.

Kegiatan In Service Learning 2


Setelah melaksanakan kegiatan In-1 dan On topik III, Saudara akan melaporkan kesesuaian
rencana dan realisasi pembelanjaan, tindakan perbaikan dalam tahap pembelanjaan,
penyusunan dan atau perbaikan BKU, BKP, BPB, dan BPP serta pengalaman melakukan
pengawasan internal keuangan sekolah/madrasah pada kegiatan In-2 melalui kegiatan 11.

Melaporkan Hasil Belajar Topik III (Presentasi, 25 menit)

Pada kegiatan 11, Saudara diminta untuk melaporkan kesesuaian antara rencana dan
realisasi pembelanjaan, penyusunan dan atau perbaikan BKU, BKP, BPP, dan BPB.
Selain itu juga Saudara perlu melaporkan pengalaman melakukan pengawasan internal
keuangan sekolah/madrasah. Semua hal yang akan dilaporkan harus sudah terisi pada
LK-15, LK-16, LK-17. LK-18, LK-19, dan LK-20.

Diskusi tentang Topik III (Berbagi Pengalaman, 30 Menit)

Setelah Saudara melaporkan semua hasil belajar pada kegiatan In-1 dan On, Saudara
dapat memberi kesempatan kepada kepala sekolah/madrasah lain atau pengawas
Pembina untuk berdiskusi atau berbagi pengalaman terkait pembelanjaan.
Jika Saudara sudah dapat melakukan semua kegiatan tersebut dengan baik, dipastikan
bahwa Saudara telah memiliki kemampuan dan keterampilan melakukan pembelanjaan
dan pembukuan serta pengawasan internal keuangan sekolah/madrasah. Jempol Buat
Saudara...!
Dengan selesainya pelaporan pada kegiatan In-2, Saudara diminta untuk menyusun
rencana tindak lanjut yang akan Saudara lakukan di sekolah/madrasah Saudara
sebagaimana kegiatan 13.

PENGELOLAAN KEUANGAN

39

Menyusun Rencana Tindak Lanjut (Praktik, 20 menit)

Pada kegiatan 13, Saudara akan menyusun rencana tindak lanjut tentang bagaimana
menerapkan kemampuan menyusun rencana pembelanjaan, pembukuan serta
pengawasan internal. Rencana tindak lanjut tersebut dapat Saudara tuliskan pada LK-3.
Selanjutnya pada kegiatan 14, Saudara akan melakukan penilaian diri untuk mengetahui
sejauhmana kompetensi yang telah Saudara miliki setelah mempelajari topik III tentang
pembelanjaan dan pembukuan keuangan sekolah/madrasah.


Melakukan Penilaian Diri terhadap

Ketercapaian Kompetensi BPU (Praktik, 20 Menit)
Saudara telah melakukan semua rangkaian kegiatan In-On-In untuk mencapai hasil
pembelajaran yang diharapkan dari topik ini. Di akhir On, Saudara harus mengisi
penilaian diri yang terdapat pada bagian penilaian BPU. Hasil penilaian diri akan Saudara
diskusikan dengan pengawas/assessor pada waktu In-2.
Bukalah Penjelasan Umum BPU dan lihat kembali tagihan apa saja yang diminta.
Periksalah tagihan-tagihan yang telah Saudara buktikan dan Saudara unjukkerjakan.
Saudara diminta secara profesional menilai diri apakah semua tagihan telah Saudara
buktikan dan unjukkerjakan. Saudara juga diminta secara profesional menilai diri
apakah hasil yang diharapkan dari topik ini telah dicapai atau belum. Penilaian diri disini
didasarkan pada kinerja yang diunjukkerjakan serta bukti fisik yang diminta.
Setelah melengkapi penilaian diri terhadap hasil yang diharapkan untuk semua topik,
Saudara diminta menilai, apakah Saudara sudah kompeten atau belum dalam mencapai
target kompetensi BPU ini. Saudara hanya boleh memilih Sudah Kompeten jika telah
berhasil mencapai semua hasil yang diharapkan.

Refleksi
Setelah Saudara melakukan pembelajaran mengenai perencanaan pembelanjaan,
pembukuan dan pengawasan internal keuangan sekolah/madrasah, selanjutnya silakan
Saudara menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dan tuliskan pada LK-22.
1. Apa manfaat yang telah peroleh setelah mempelajari topik III?
2. Hal apa yang belum Saudara pahami dari topik III? Apa rencana Saudara selanjutnya
berkaitan dengan hal tersebut?
3. Apa pengaruh terhadap tugas keseharian Saudara setelah belajar topik ini ?
4. Apa rencana Saudara selanjutnya dalam meningkatkan kompetensi terkait perencanaan
pembelanjaan, pembukuan dan pengawasan keuangan sekolah/madrasah?

40

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Kesimpulan
Topik III menekankan pada peningkatan kemampuan kepala sekolah/madrasah dalam
hal pembelanjaan, pembukuan dan mengontrol keuangan sekolah/ madrasah. Hal ini
bermanfaat bagi implementasi prinsip akuntabel, transparan, dan efisien.
Setelah memperoleh pengalaman dalam hal pembelanjaan dan pembukuan serta
pengawasan internal keuangan sekolah/madrasah, maka Saudara telah memiliki modal
dalam menyusun laporan keuangan sekolah/madrasah secara menyeluruh atau sesuai
dengan petunjuk teknis pemberi dana.
Selanjutnya Saudara diharapkan dapat membuat laporan penggunaan keuangan
baik secara menyeluruh maupun sesuai petunjuk teknis pemberi dana secara baik,
sebagaimana akan dipelajari pada topik IV.

PENGELOLAAN KEUANGAN

41

TOPIK IV
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
KEUANGAN SEKOLAH/MADRASAH
Waktu: 31 JP 25 Menit

Pengantar

Sebagai kepala sekolah/madrasah, Saudara adalah orang yang paling bertanggung jawab
terhadap pengelolaan keuangan di sekolah/madrasah. Jika Saudara dapat mengelola
keuangan dengan menggunakan prinsip akuntabel, transparan dan efisien, maka
kegiatan-kegiatan sekolah/madrasah akan terlaksana dengan baik pula. Pengelolaan
keuangan yang baik sesungguhnya dapat dilihat dari kelengkapan, dan kebenaran laporan
pertanggungjawaban keuangan. Jika Saudara melakukan pengelolaan keuangan sekolah/
madrasah dengan benar, maka pada tahap penyusunan laporan pertanggungjawaban
keuangan akan menjadi mudah.
Pada topik IV, Saudara akan mempelajari hal-hal berkaitan dengan laporan
pertanggungjawaban keuangan sekolah/madrasah misalnya sistematika laporan, waktu
pelaporan, peruntukkan laporan serta bentuk publikasi laporan melalui kegiatan In1. Selanjutnya Saudara akan diminta untuk membuat laporan pertanggungjawaban
keuangan sekolah/madrasah selama kegiatan On, dan melaporkan hasilnya pada
kegiatan In-2.
Saudara akan mempelajari topik IV pada kegiatan In-1, On dan In-2 melalui berbagai
strategi pembelajaran seperti berfikir reflektif, studi dokumen, diskusi kelompok,
mentoring, praktik membuat laporan dan melakukan presentasi hasil kerja yang saudara
lakukan.
Untuk mengetahui pentingnya laporan pertanggungjawaban keuangan sekolah maka
Saudara akan mempelajarinya pada kegiatan In-1 berikut.

42

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Kegiatan In Service Learning 1

Pembuatan laporan pertanggungjawaban keuangan sekolah/madrasah disusun setelah


tahap pembelanjaan dan pembukuan. Tetapi Saudara perlu mengetahui terlebih dahulu
pentingnya laporan pertanggungjawaban keuangan sekolah/madrasah melalui kegiatan
pembelajaran berikut.

Berpikir Reflektif tentang Pentingnya Laporan Pertanggungjawaban

Keuangan Sekolah/Madrasah (Berpikir Reflektif, 25 menit)
Pentingnya laporan pertanggungjawaban keuangan sekolah/madarasah dapat Saudara
pahami dengan membaca Bahan Bacaan 19 tentang tujuan laporan keuangan. Selanjutnya
Saudara dipersilahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dan hasil berfikir
reflektif ditulis pada LK-23.
1. Apakah menurut Saudara laporan pertanggungjawaban keuangan sekolah/madrasah
penting? Mengapa?
2. Apa manfaat pelaporan pertanggungjawaban keuangan sekolah/madrasah bagi
Saudara, warga sekolah/madrasah, maupun bagi orang tua peserta didik?
3. Apa yang dapat terjadi jika sekolah/madrasah Saudara tidak memiliki laporan
pertanggungjawaban keuangan?
4. Identifikasilah Bahan Bacaan 10 dan 14 , untuk menemukan:
a. Format yang digunakan
b. Komponen yang harus ada dalam laporan tersebut!
Setelah Saudara memahami pentingnya laporan pertanggungjawaban keuangan
sekolah/madrasah diharapkan Saudara dapat melakukan pemeriksaan laporan keuangan
sekolah/madrasah melalui kegiatan 2 yaitu dengan studi dokumen.

Menelaah Laporan Keuangan (Studi Dokumen, 1 JP)

Pada kegiatan 2, Saudara diminta melakukan telaah laporan keuangan. Telaah difokuskan
pada kesesuaian rencana dan realisasi pembelanjaan, serta kebenaran isi laporan. Telaah
dokumen Laporan Bulanan Keuangan berikut:

PENGELOLAAN KEUANGAN

43

CONTOH
LAPORAN BULANAN
REALISASI PENGGUNAAN ANGGARAN SD/MI SEKARWANGI
TAHUN 2013/2014
SUMBER DANA : BANTUAN RUTIN PEMERINTAH
UNIT KERJA
: SD/MI SEKARWANGI
BULAN
: MARET 2014
Transaksi
1. Tanggal 6 Maret 2014 pembelian ATK kertas hvs 70 gram 10 rim @ Rp. 40.000 dan 5
pack tinta @ Rp. 35.000.
2. Tanggal 15 Maret 2014 pembelian 1 unit laptop Rp. 5.500.000.
3. Tanggal 20 Maret 2014 pembayaran Listrik untuk bulan Maret Rp 250.000 dan air
Rp. 125.000.
4. Tanggal 24 Maret 2014 pembelian cat 4 kaleng 25 kg @ Rp 100.000.
5. Tanggal 28 Maret 2014 perjalanan lokal untuk 10 orang @ Rp.50.000. SUMBER

44

NO

MAK

URAIAN

ALOKASI
ANGGARAN
BOSDA
RKAS

REALISASI
SALDO

REALISASI
%

s.d. BULAN
LALU

BULAN INI

JUMLAH

521111

Belanja
keperluan
sehari-hari

12.000.000

1.500.000

575.000

2.075.000

9.025.000

24.80

521114

Belanja
barang untuk
pelaksanaan
tupoksi

18.000.000

3.000.000

5.500.000

9.500.000

8.500.000

52.77

522111

Belanja
langganan
dan daya

6.000.000

500.000

375.000

875.000

5.125.000

14.58

523111

Belanja
biaya
pemeliharaan
gedung dan
bangunan

18.000.000

2.000.000

1.000.000

3.000.000 15.000.000

16.66

BPU PKB TINGKAT I KS/M

NO

MAK

URAIAN

ALOKASI
ANGGARAN
BOSDA
RKAS

REALISASI
s.d. BULAN
LALU

BULAN INI

JUMLAH

SALDO

REALISASI
%

524111

Belanja
perjalanan
biasa

4.000.000

500.000

500.000

3.000.000

12.50

571111

Belanja
bantuan sosial

3.000.000

100.000

100.000

2.900.000

3.33

Sekarwangi, Maret 2014


Kepala,

Rudi Hartono

PENGELOLAAN KEUANGAN

45

Sebagai bahan untuk mempelajari kebenaran isi laporan keuangan, maka Saudara perlu
terlebih dahulu mempelajari juknis yang diberikan oleh pemberi dana, aturan/sistematika
laporan keuangan sekolah/madrasah, dokumen RKAS/M. Selanjutnya silakan Saudara
telaah laporan keuangan kegiatan pada bulan Maret tersebut dengan mengisi LK-24.
Saudara telah selesai melakukan telaah terhadap laporan pertanggungjawaban keuangan
sekolah/madrasah. Nah, selanjutnya Saudara akan mempelajari cara membuat laporan
keuangan sekolah/madrasah untuk keperluan publikasi laporan keuangan sekolah/
madrasah melalui kegiatan 3.


Publikasi Laporan Keuangan Sekolah/Madrasah (Praktik, 1 JP)
Sebagai tanggung jawab Saudara terhadap masyarakat secara umum terkait akuntabilitas
pengelolaan keuangan sekolah/madrasah, maka Saudara perlu membuat laporan yang
dapat diinformasikan menggunakan media kepada publik baik secara umum maupun
terbatas. Dalam menentukan media, Saudara perlu memahami jenis media publikasi
laporan keuangan yang sesuai peruntukkan.
Saatnya Saudara menyiapkan laporan keuangan sekolah/madrasah yang akan
dipublikasikan. Sebaiknya Saudara pelajari jenis-jenis laporan dan batasan-batasan
dokumen laporan keuangan sekolah/madrasah yang boleh dan tidak boleh dipublikasikan.
Hal-hal yang akan Saudara siapkan dalam menyusun laporan yang akan dipublikasikan
sebaiknya didiskusikan dengan tim pengembang sekolah/madrasah, bendahara dan
pihak yang berkepentingan. Saudara dapat menggunakan pernyataan pengarah di bawah
untuk melakukan diskusi. Hasil diskusi Saudara tulis pada LK-25. Adapun penyataan
pengarah dimaksud sebagai berikut.
1. Identifikasi batasan-batasan dokumen keuangan sekolah/madrasah yang dapat
dipublikasikan secara umum dan yang hanya untuk kalangan terbatas.
2. Tentukan media publikasi laporan keuangan yang relevan dengan pertimbangan
keterbacaan, akses, biaya publikasi.

Rencana Tindak Lanjut (Praktik, 20 Menit)

Setelah menyelesaikan seluruh kegiatan In-1 tentang penting dan manfaatnya laporan
pertanggungjawaban keuangan sekolah/madrasah, telaah dokumen laporan keuangan
serta publikasi laporan keuangan, selanjutnya Saudara perlu membuat rencana tindak
lanjut yang akan Saudara lakukan pada kegiatan On. Rencana tersebut dikerjakan pada
LK-3.

46

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Kegiatan On the Job Learning

Mengkaji Laporan Keuangan (Diskusi, 5 JP)

Pada bagian awal kegiatan On, Saudara diminta untuk melakukan kajian terhadap
laporan keuangan sekolah tahun sebelumnya. Saudara mengkaji 1 (satu) laporan
keuangan semester dan 1 (satu) laporan keuangan kegiatan/program. Tuangkan hasil
kajian Saudara pada LK -26. Hasil temuan kajian laporan keuangan ini akan bermanfaat
bagi Saudara untuk penyusunan program dan laporan berikutnya.
Setelah melakukan kajian laporan keuangan sekolah/madrasah, Saudara akan menyusun
laporan keuangan sesungguhnya melalui kegiatan 6 berikut ini.

Membuat Laporan Keuangan (Praktik, 19 JP)

Apabilla laporan keuangan sekolah/madrasah disusun secara benar berdasarkan


petunjuk teknis, maka akan mempermudah bagi siapa saja yang berkepentingan dalam
melakukan pemeriksaan laporan keuangan.
Pada kegiatan 6 Saudara diminta menyusun laporan keuangan sekolah/madrasah
yakni laporan bulanan dan laporan per program/kegiatan. Saudara dapat membaca
salah satu contoh petunjuk teknis pelaporan keuangan sebagai tercantum pada
Permendikbud nomor 76 tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dan
Pertanggunjawaban Keuangan dana BOS tahun anggaran 2013 Bab VII tentang Pelaporan
dan Pertanggungjawaban Keuangan dan juga contoh format laporan keuangan sekolah/
madrasah pada Bahan Bacaan 14.
Penting Buat Saudara Perhatikan...! Meskipun BPU menyediakan contoh format laporan
keuangan, Saudara tetap perlu menyesuaikan dengan format maupun jenis laporan
yang menjadi ketentuan/aturan daerah masing-masing atau petunjuk teknis pemberi
dana. Namun apabila tidak ada ketentuan/aturan khusus maupun petunjuk teknis dari
pemberi dana, Saudara dapat menggunakan contoh susunan laporan keuangan berikut.

PENGELOLAAN KEUANGAN

47

FORMAT LAPORAN KEUANGAN SEKOLAH/MADRASAH


I. Pendahuluan
II. Pelaksanaan Kegiatan
III. Hasil yang dicapai
IV. Kendala dan hambatan
V. Penutup
VI. Lampiran-lampiran
1) Rencana Anggaran Biaya (RAB)
2) Realisasi Penggunaan Anggaran
3) Bukti-bukti transaksi seperti:

Bukti pembayaran upah

Bukti pembelian bahan/ATK

Bukti biaya perjalanan/transportasi

Bukti pembayaran konsumsi

Bukti pembayaran akomodasi

Bukti tentang biaya rapat-rapat

Bukti sewa gedung maupun peralatan sekolah

Dll.
4) Foto-foto kegiatan
5) Bukti-bukti penyetoran pajak (SSP)

Membuat Publikasi Laporan Keuangan (Praktik, 3 JP)

Sebagai bagian dari akuntabilitas pengelolaan keuangan sekolah/madrasah, Saudara


perlu membuat laporan pertanggungjawaban. Tujuan laporan pertanggungjawaban
keuangan sekolah adalah untuk kepentingan kalangan umum maupun kalangan terbatas.
Pilihan media pelaporan untuk kalangan umum misalnya papan pengumuman, edaran,
leaflet, booklet, majalah, buletin, website, blog, dll. Sedangkan media pelaporan untuk
kalangan terbatas dapat berupa pengumuman lisan dalam rapat terbatas, laporan
tertutup, dll.
Pada kegiatan 7, Saudara bersama tim diminta membuat laporan keuangan bulanan
sekolah/madrasah yang akan dipublikasikan secara umum maupun terbatas sesuai
peruntukkan. Mengenai pilihan media yang akan digunakan, silahkan Saudara tentukan
bersama tim sekolah/madrasah.
Setelah Saudara berhasil membuat publikasi laporan keuangan sekolah/madrasah,
Saudara harus melakukan pelaporan dan pemaparan pada kegiatan In-2 berikut.

48

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Penyusunan Laporan dan Persiapan Presentasi Topik IV (Praktik, 2 JP)

Setelah melakukan seluruh kegiatan In-1 dan On, Saudara akan menyusun laporan secara
tertulis tentang pelaporan dan publikasi laporan keuangan sekolah/madrasah meliputi
hasil telaah laporan keuangan bulanan maupun per program/kegiatan, hasil perbaikan
laporan keuangan sekolah/madrasah dan media pelaporan keuangan. Laporan disusun
secara tertulis sebanyak 2 halaman yang dilampirkan dengan hasil telaah laporan
keuangan, 1 dokumen laporan bulanan dan 1 laporan per kegiatan yang merupakan hasil
perbaikan, SK tim perbaikan laporan keuangan sekolah. Laporan tersebut akan Saudara
kumpulkan pada saat kegiatan In-2. Selain itu Saudara menyiapkan bahan presentasi
laporan hasil belajar topik IV tersebut. Presentasi dapat berbentuk slide powerpoint atau
bentuk presentasi lainnya.
Dengan selesainya laporan dan bahan presentasi topik II Saudara sudah siap untuk
mengikuti tahapan In-2. SELAMAT! Saatnya Saudara melanjutkan pembelajaran pada
topik selanjutnya.

Kegiatan In Service Learning 2

Saudara telah mempelajari tentang pembuatan pelaporan pertanggungjawaban


keuangan sekolah/madrasah, selanjutnya Saudara perlu melaporkan dan memaparkan
hasilnya sebagaimana kegiatan berikut.

Melaporkan Hasil Belajar Topik IV (Presentasi, 25 menit)

Pada kegiatan 9, Saudara diminta untuk melaporkan hasil kegiatan On antara lain
mengenai laporan bulanan dan laporan program/kegiatan. Selain itu, Saudara perlu
melaporkan Laporan keuangan sekolah/madrasah yang saudara publikasikan secara
umum maupun terbatas. Waktu presentasi Saudara sangat terbatas, namun yakinkan
Saudara dapat menuntaskan laporan dengan teknis yang Saudara kuasai.
Setelah melaporkan hasil pembelajaran tentang pelaporan keuangan sekolah/madrasah,
secara bersama-sama dengan teman kepala sekolah yang lain maupun pembimbing/
pengawas Saudara akan melaksanakan diskusi pada kegiatan 10.

PENGELOLAAN KEUANGAN

49

Diskusi Hasil Belajar Topik IV (Berbagi Pengalaman, 30 Menit)

Setelah Saudara melaporkan hasil belajar tentang pelaporan keuangan sekolah/


madrasah, pada kegiatan 10 ini Saudara dapat mengajak teman kepala sekolah/madrasah
yang lain maupun pembimbing/pengawas untuk berdiskusi tentang berbagai hal penting
maupun kendala-kendala yang Saudara hadapi ketika pembelajaran pelaporan keuangan.
Harapannya Saudara akan memperoleh umpan balik maupun pemecahan terhadap
permasalahan yang dihadapi.

Menyusun Rencana Tindak Lanjut (Praktik, 20 Menit)

Setelah Saudara menyelesaikan kegiatan-kegiatan topik IV, buatlah rencana tindak


lanjut yang akan Saudara lakukan dalam tugas keseharian Saudara sehubungan dengan
penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan sekolah/madrasah. Silakan Saudara
kerjakan pada LK-7a. Kegiatan 12 adalah kegiatan yang akan Saudara lalui selanjutnya
yakni penilaian terhadap pencapaian Saudara sendiri terkait topik pelaporan keuangan
sekolah/madrasah.

Melakukan Penilaian Diri terhadap


Ketercapaian Kompetensi BPU (Praktik, 20 menit)

Saudara telah melakukan semua rangkaian kegiatan In-On-In untuk mencapai hasil
pembelajaran yang diharapkan dari topik ini. Di akhir On, Saudara harus mengisi
penilaian diri yang terdapat pada bagian penilaian BPU. Hasil penilaian diri akan Saudara
diskusikan dengan pengawas/assessor pada waktu In-2.
Bukalah Penjelasan Umum BPU dan lihat kembali tagihan apa saja yang diminta.
Periksalah tagihan-tagihan yang telah Saudara buktikan dan Saudara unjukkerjakan.
Saudara diminta secara profesional menilai diri apakah semua tagihan telah Saudara
buktikan dan unjukkerjakan. Saudara juga diminta secara profesional menilai diri
apakah hasil yang diharapkan dari topik ini telah dicapai atau belum. Penilaian diri disini
didasarkan pada kinerja yang diunjukkerjakan serta bukti fisik yang diminta.
Setelah melengkapi penilaian diri terhadap hasil yang diharapkan untuk semua topik,
Saudara diminta menilai, apakah Saudara sudah kompeten atau belum dalam mencapai
target kompetensi BPU ini. Saudara hanya boleh memilih Sudah Kompeten jika telah
berhasil mencapai semua hasil yang diharapkan.

50

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Refleksi
Setelah Saudara menyelesaikan topik IV tentang laporan keuangan sekolah/madrasah,
Saudara dapat melakukan refleksi menggunakan LK-27. Jawablah secara jujur pertanyaanpertanyaan berikut:
1. Pelajaran apa yang bermanfaat yang telah Saudara peroleh melalui topik pelaporan
keuangan sekolah/madrasah?
2. Adakah hal yang belum Saudara mengerti? Apa itu? Apa rencana Saudara selanjutnya
berkaitan dengan hal tersebut?
3. Menurut Saudara apakah belajar topik IV ada pengaruhnya terhadap tugas Saudara?
Jelaskan!
4. Apa rencana Saudara dalam meningkatkan kompetensi terkait pelaporan keuangan
sekolah/madrasah?

Kesimpulan
Topik IV ini menekankan pada peningkatan kemampuan kepala sekolah/madrasah dalam
menyusun laporan keuangan sekolah/madrasah serta kemampuan memanfaatkan media
untuk mempublikasikan laporan keuangan sekolah/madrasah sesuai peruntukkan. Hasil
belajar topik IV sangat bermanfaat untuk meningkatkan sikap kepala sekolah/madrasah
dalam menghargai prinsip akuntabilitas dan transparansi laporan keuangan sekolah/
madrasah.

PENGELOLAAN KEUANGAN

51

KESIMPULAN BPU
PENGELOLAAN KEUANGAN

Setelah mempelajari dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang ada pada BPU


Pengelolaan Keuangan yang terdiri dari 4 (empat) topik -- sumber-sumber
pendapatan, review RKAS/M, pembelanjaan dan pembukuan, serta laporan
pertanggungjawaban keuangan--, berarti Saudara telah mampu menyusun
rencana usaha dalam rangka meningkatkan sumber-sumber pendapatan
sekolah/madrasah, melakukan review RKAS/M disesuaikan dengan kondisi
nyata sekolah/madrasah, melaksanakan pembelanjaan dan pembukuan serta
pengawasan dengan benar, dan menyusun laporan pertanggungjawaban
keuangan sekolah/madrasah dengan baik dan benar.
Kompetensi yang Saudara peroleh melalui pembelajaran BPU Pengelolaan
Keuangan sangat bermanfaat dalam tugas keseharian Saudara terutama ketika
Saudara berkeinginan secara sungguh-sungguh menerapkan prinsip akuntabel,
transparan, efisien dalam pengelolaan keuangan sekolah/madrasah.
Pengelolaan keuangan sekolah/madrasah yang menerapkan prinsip akuntabel,
transparan, efisien dapat memberi dorongan semangat, rasa kebersamaan,
maupun peningkatan etos kerja bagi guru dan pegawai. Hal tersebut tentunya
akan mewujudkan optimalisasi layanan pembelajaran bagi peserta didik yang
pada akhirnya menghasilkan peserta didik yang berkualitas.

52

BPU PKB TINGKAT I KS/M

LEMBAR
KERJA

PENGELOLAAN KEUANGAN

53

LK-1a
Mengidentifikasi Isi BPU
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, berdiskusilah dengan sesama kepala
sekolah/madrasah di kelompok Saudara untuk mengidentifikasi hal-hal berikut ini:
1. Ada berapa dokumen yang ada di dalam BPU Pengelolaan Keuangan? Sebutkan!

2. Apa topik yang akan Saudara pelajari sebagai kepala sekolah/madrasah di BPU
Pengelolaan Keuangan? Sebutkan!

54

BPU PKB TINGKAT I KS/M

3. Apa kompetensi yang seharusnya dicapai oleh kepala sekolah/madrasah dalam


mempelajari BPU Pengelolaan Keuangan?Jelaskan!

4. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh kepala sekolah/madrasah bahwa dia telah
mencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan!

PENGELOLAAN KEUANGAN

55

5. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh kepala sekolah/madrasah sebelum
mempelajari BPU Pengelolaan Keuangan? Sebutkan!

6. Bagaimana cara kepala sekolah/madrasah mempelajari BPU Pengelolaan Keuangan


ini? Jelaskan!

7. Kapan sebaiknya BPU Pengelolaan Keuangan ini dipelajari oleh kepala sekolah/
madrasah?

56

BPU PKB TINGKAT I KS/M

LK-1b
Berpikir Reflektif Sumber-sumber Pendapatan Sekolah/Madrasah.
1. Apakah Saudara sebagai kepala sekolah/madrasah harus mengetahui dan memahami
sumber-sumber pendapatan di sekolah/madrasah? Mengapa?

2. Apa manfaatnya bagi Saudara untuk mengetahui sumber-sumber pendapatan


sekolah/madrasah?

PENGELOLAAN KEUANGAN

57

3. Apa yang mungkin bisa terjadi jika Saudara sebagai kepala sekolah/madrasah tidak
memahami sumber-sumber pendapatan di sekolah/madrasah?

4. Mungkinkah ada sumber-sumber pendapatan sekolah/madrasah yang belum didapat


atau tidak tercatat di RKAS/M atau pembukuan sekolah/madrasah Saudara? Mengapa?

58

BPU PKB TINGKAT I KS/M

5. Sumber-sumber pendapatan sekolah/madrasahapa saja yang seharusnya didapat oleh


sekolah/madrasah? Sebutkan minimal 5 sumber pendapatan yang mungkin dimiliki
oleh sekolah/madrasah!

6. Apa yang harus Saudara lakukan agar Saudara mengetahui dan memahami sumbersumber pendapatan di sekolah/madrasah Saudara? Tuliskan langkah-langkah yang
harus Saudara lakukan!

PENGELOLAAN KEUANGAN

59

LK-2
Mengatasi Keterbatasan Pendapatan Sekolah
Selesaikan studi kasus di bawah ini bersama kepala sekolah/madrasah yang lain
(jika ada).

Sampaikan hasil kerja Saudara teman kepala sekolah/madrasah yang lain dan mintalah
pendapat dan masukan mereka!

60

BPU PKB TINGKAT I KS/M

LK-3
Menyusun Rencana Tindak Lanjut
RENCANA TINDAK LANJUT
NO

KEGIATAN

TAGIHAN

PENANGGUNG
JAWAB

WAKTU

RTL IN-1 TOPIK 1


1
2
RTL IN-2 TOPIK 1
1
2
RTL TOPIK 2
1
2
RTL IN-2 TOPIK 2
1
2
RTL IN-1 TOPIK 3
1
2
RTL IN-2 TOPIK 3
1
2
RTL IN-1 TOPIK 4
1
2
RTL IN-2 TOPIK 4
1
2

PENGELOLAAN KEUANGAN

61

LK-4
Memetakan Sumber-sumber Pendapatan Sekolah/Madrasah

Sumber-Sumber Pendapatan Sekolah/Madrasah

NO.
1.

SUMBER
PENDAPATAN
BOS APBN

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

62

BPU PKB TINGKAT I KS/M

DOKUMEN
SEKOLAH/MADRASAH
Surat Kesepahaman
Penerima BOS APBN

KETERANGAN
Besaran bantuan
ditentukan oleh
banyaknya siswa

LK-5a
MENYUSUN RENCANA USAHA/AKSI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN SEKOLAH
NAMA SEKOLAH/MADRASAH
: ...........................................................................
NAMA KEPALA SEKOLAH/MADRASAH : ...........................................................................
ALAMAT SEKOLAH/MADRASAH
: ...........................................................................
NO

ASPEK

NAMA RENCANA

PENANGGUNG JAWAB

PELAKSANA

MAKSUD DAN TUJUAN

ANALISIS POTENSI SEKOLAH

GAMBARAN RENCANA

TAHAPAN PELAKSANAAN
RENCANA

WAKTU PELAKSANAAN

BESAR MODAL AWAL

10

PERKIRAAN PENDAPATAN

11

TINDAK LANJUT

URAIAN

Kepala Sekolah/Madrasah,

.......................................

PENGELOLAAN KEUANGAN

63

LK-5b
Membuat Perkiraan Pendapatan Berdasarkan Sumber-sumber Pendapatan
1. Apakah Saudara merasa perlu mengetahui dan mengestimasi sumber-sumber
pendapatan yang mungkin bisa didapatkan oleh sekolah/madrasah Saudara?
Mengapa?

2. Apa manfaatnya mengetahui dan mengestimasi sumber-sumber pendapatan yang


mungkin bisa didapatkan oleh sekolah/madrasah Saudara? Tuliskan minimal 5
manfaat!

64

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Estimasikan pendapatan dan persentase masing-masing sumber pendapatan yang


mungkin dapat diterima sekolah/madrasah!
Estimasi Prosentasi dan Besar Pendapatan Sekolah/Madrasah
Tahun Pelajaran
: ................/............................................
Nama Sekolah/Madrasah : .....................................
Alamat
: .....................................
NO.

SUMBER PENDAPATAN

ESTIMASI BESAR
PENDAPATAN/BANTUAN

PERSENTASE

1.

Saldo tahun lalu

Rp ..........................

..................... %

2.

APBN

Rp ..........................

..................... %

3.

Rp ..........................

..................... %

4.

Rp ..........................

..................... %

5.

Rp ..........................

..................... %

6.

Rp ..........................

..................... %

Jumlah

Rp .

100 %

Lampirkan dokumen pendapatan sekolah/madrasah yang Saudara miliki.

PENGELOLAAN KEUANGAN

65

LK-6
Upaya Penanganan Kondisi Tertentu Sekolah/Madrasah
Upaya Penanganan Kondisi Tertentu Sekolah /Madrasah

66

NO.

KONDISI

1.

Menerima siswa
pindahan

PENGARUH TERHADAP
JENIS SUMBER
PEMBIAYAAN
a. Kebutuhan operasional
bertambah

2.

Ada siswa yang


keluar

a. Pemasukan keuangan sekolah


berkurang

...

3.

Bencana Alam

a. ..

....

4.

.....

BPU PKB TINGKAT I KS/M

UPAYA/TINDAKAN
KONKRIT SEKOLAH
a) Melaporkan kepada dinas
agar ada tambahan dana BOS
(SD/MI, SMP/MTs) dan dana
RBOS (SMA/MA, SMK/MAK)
pada triwulan, semester atau
tahun berikut.
b) Melakukan efisiensi
c) ...

LK-7a
Rencana Tindak Lanjut In-2
NO.

KEGIATAN

TARGET

WAKTU

KETERANGAN

PENGELOLAAN KEUANGAN

67

LK-7
Refleksi
1. Apa yang Saudara peroleh setelah mempelajari topik ini?

2. Apa pengaruh positif terhadap tugas Saudara sebagai kepala sekolah/madrasah?

3. Bagaimana usaha Saudara untuk meningkatkan pendapatan sekolah/madrasah?

4. Apa tindak lanjut yang Saudara akan lakukan?

68

BPU PKB TINGKAT I KS/M

LK-8
Berpikir Reflektif
1. Apakah RKAS/M itu penting bagi sekolah/madrasah Saudara? Mengapa?

2. Apa manfaat RKAS/M bagi Saudara dan sekolah/madrasah?

3. Apa yang akan terjadi jika suatu sekolah/madrasah dikelola tanpa ada RKAS/M?
Diskusikan pertanyaan-pertanyaan di atas dengan kelompok Saudara.

PENGELOLAAN KEUANGAN

69

LK-9
Menetapkan Prioritas Kegiatan dan Besaran Anggaran RKAS/M
1. Apa saja kegiatan yang dapat menunjang pencapaian SNP menurut EDS Saudara?

2. Bagaimana urutan prioritas kegiatan menurut EDS berdasarkan SNP?

3. Bagaimana perbandingan besaran anggaran masing-masing SNP?

70

BPU PKB TINGKAT I KS/M

LK-10
Menelaah Prioritas Kegiatan RKAS/M

NO
1

KEGIATAN DALAM RKAS/M


SNP
Program/kegiatan
1.

SKALA PRIORITAS
SP
P
K/TP

REKOMENDASI

2.
3.

1.
2.

1.
2.

4
5
...

Telaah Prioritas Kegiatan RKAS/M


Keterangan:
Pilihan sangat penting, penting, kurang/tidak penting pada kolom skala prioritas akan
dijadikan pertimbangan untuk menghapus, mengganti atau memindahkan program atau
kegiatan.
SP: Sangat Penting
P : Penting
K/TP: Kurang/Tidak penting

PENGELOLAAN KEUANGAN

71

LK-11
Menyusun RKAS/M

SUMBER DANA DAN ALOKASI ANGGARAN

JUMLAH
(RUPIAH)

PROGRAM DAN
KEGIATAN

SPESIFIKASI,
SATUAN,
VOL,JMLH,
UNIT, OR/
BLN, DLL

RENCANA ANGGARAN DAN KEGIATAN SEKOLAH/MADRASAH (RKAS/M) PERUBAHAN


SEKOLAH................................................... TAHUN PELAJARAN .......................
(Form RKAS dari BPU RKJM RKAS/M)

I. PEMENUHAN
STANDAR ISI
a.
b.
II. PENINGKATAN
SKL
a.........
b............
III. PEMENUHAN
DAN
PENINGKATAN
STANDAR
PROSES
IV. PEMENUHAN
STANDAR PTK
V. PEMENUHAN
STANDAR
PENGELOLAAN
VI. PEMENUHAN
STANDAR
SARPRAS
VII. PEMENUHAN
STANDAR
PEMBIAYAAN
VIII.PEMENUHAN
STANDAR
PENILAIAN
JUMLAH (RUPIAH)


Mengetahui/Menyetujui
Kepala Dinas Pendidikan
Kab/kota
(..............................)

72

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Komite Sekolah

(..............................)

................... 20........
Kepala Sekolah

(..............................)

LK-12
Refleksi
1. Apa yang Saudara peroleh setelah mempelajari topik II?

2. Apa pengaruh positif hasil belajar topik II terhadap tugas Saudara sebagai kepala
sekolah/madrasah?

3. Apa kendala yang Saudara hadapi ketika melakukan review RKAS/M? dan bagaimana
bagaimana Saudara mengatasinya?

PENGELOLAAN KEUANGAN

73

LK-13
Berpikir Reflektif tentang Pembelanjaan dan Pembukuan
1. Apa pentingnya bagi Saudara sebagai kepala sekolah/madrasah untuk memahami
pembelanjaan dan pembukuan keuangan sekolah/madrasah?

2. Apa akibat-akibat yang mungkin dapat terjadi, jika Saudara sebagai kepala sekolah/
madrasah tidak memahami dan mengerti pembelanjaan dan pembukuan keuangan
sekolah/madrasah?

3. Apa yang akan Saudara lakukan agar memahami dan mengerti pembelanjaan dan
pembukuan keuangan sekolah/madrasah?

74

BPU PKB TINGKAT I KS/M

LK-14
Pendalaman tentang Pembelanjaan dan Pembukuan

1. Hal-hal apa yang harus diperhatikan oleh kepala sekolah/madrasah ketika melakukan
pembelanjaan sesuai Mata Anggaran Keluaran (MAK)?

2. Gambarkan mekanisme pembelanjaan barang dan atau jasa yang pernah Saudara
lakukan di sekolah/madrasah Saudara. Bandingkan dengan mekanisme yang ada pada
peraturan yang berlaku.

PENGELOLAAN KEUANGAN

75

LK-15
Studi Kasus Pembelanjaan dan Pembukuan
Matriks Pembelanjaan yang Dipungut Pajak
Nama
Sekolah

76

Jenis
Transaksi

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Jenis
Pajak

Total
Pungutan
Pajak

Waktu
Setoran ke
Kas Negara

Waktu Lapor
ke Kantor
Pajak

Keterangan

LK-16
Melaporkan Pembelanjaan dan Pembukuan

BUKU KAS UMUM


Nama Sekolah
Desa/ Kecamatan
Kabupaten
Provinsi

Format PU-01
Diisi oleh Bendahara

: ........................................................
: ........................................................
: ........................................................
: ........................................................

Disimpan di Sekolah

Tanggal

No Kode

No
Bukti

Uraian

Penerimaan
(Debet)

Pengeluaran
(Kredit)

Saldo

Pada hari initanggal..Buku Kas Umum ditutup dengan keadaan/posisi buku sebagai berikut:
Saldo Buku Kas Umum..Rp..
Terdiri dari:
Saldo Bank
: Rp
Saldo Kas Tunai

: Rp.
Jumlah
: Rp.
Perbedaan
: Rp
Mengetahui Dibuat oleh
Kepala Sekolah/Madrasah Bendahara

( ) ( )

PENGELOLAAN KEUANGAN

77

LK-17
Melaporkan Pembelanjaan dan Pembukuan
BUKU Pembantu Kas
Bulan :
Nama Sekolah
Desa/Kecamatan
Kabupaten
Provinsi

: ...............................................................................
: ...............................................................................
: ...............................................................................
: ...............................................................................

Tanggal

No Kode

No
Bukti

Uraian

Penerimaan

Pengeluaran

Saldo

Mengetahui,

Kepala Sekolah

Bendahara


( ) ( )

78

BPU PKB TINGKAT I KS/M

LK-18
Melaporkan Pembelanjaan dan Pembukuan
Buku Pembantu Bank
Bulan :
Nama Sekolah
Desa/Kecamatan
Kabupaten
Provinsi

: ...............................................................................
: ...............................................................................
: ...............................................................................
: ...............................................................................

Tanggal

No Kode

No
Bukti

Uraian

Penerimaan

Pengeluaran

Saldo

Mengetahui,

Kepala Sekolah

Bendahara



( ) ( )

PENGELOLAAN KEUANGAN

79

80

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Uraian
PPh21
5

PPh21
8

Bendahara

Penerimaan
(Debit)
PPh21 PPh21
6
7

Kepala Sekolah

No Bukti



( ) ( )

Mengetahui,

No Kode

Tanggal

Nama Sekolah
Desa/Kecamatan
Kabupaten
Provinsi

Buku Pembantu Bank


Bulan :
: ...............................................................................
: ...............................................................................
: ...............................................................................
: ...............................................................................

Pengeluaran
(Kredit)
10

Saldo

LK-19

Melaporkan Pembukuan dan Pembelanjaan

LK-20a
Instrumen Pengawasan Perencanaan
Pembelanjaan Keuangan Sekolah/Madrasah

Catatan: Instrumen ini akan digunakan pada kegiatan On


No

Komponen

Kegiatan

Kondisi Temuan

1.

Keseuaian
Juknis dan
rencana
pembelanjaaan

1. Meneliti kesesuaian pembayaran


atas pengadaan barang/pekerjaan
pemeliharaan dengan rencana dan
kebutuhan masing- masing unit kerja
dengan memperhatikan efisiensi dan
efektivitas
2. Mengelompokkan cara pelaksanaan
barang/ pekerjaan pemeliharaan
untuk memeriksa kebenaran prosedur.
3. Meneliti apakah ada pengadaan yang
dipecah-pecah untuk menghindari
pelelangan.
4. Memeriksa apakah rekanan yang
melaksanakan pengadaan barang,
pekerjaan pemeliharaan telah
memenuhi syarat untuk pekerjaan
yang dilaksanakan.
5. Memeriksa apakah SPK/kontrak telah
memenuhi syarat.
6. Memeriksa apakah dalam setiap
pengadaan barang/pekerjaan
pemeliharaan telah menggunakan
barang/jasa hasil produksi dalam
negeri sepanjang telah dapat
diproduksi dalam negeri.
7. Memeriksa apakah harga barang/
pekerjaan sudah merupakan
harga yang paling rendah dan
menguntungkan bagi negara.
8. Memeriksa apakah penerimaan
barang, penyelesaian pekerjaan
dibuatkan berita acara penerimaan
barang/penyelesaian pekerjaan
9. Memeriksa apakah bukti pembayaran/
kuitansi telah memenuhi syarat.

PENGELOLAAN KEUANGAN

Tindak
Lanjut

81

LK-20b
Instrumen Pengawasan Realisasi
Pembelanjaan Keuangan Sekolah/Madrasah

Catatan: Instrumen ini akan digunakan pada kegiatan On

82

No

Komponen

Kegiatan

1.

Keseuaian
Juknis dan
rencana
pembelanjaaan

1. Meneliti kesesuaian pembayaran


atas pengadaan barang/pekerjaan
pemeliharaan dengan rencana dan
kebutuhan masing- masing unit kerja
dengan memperhatikan efisiensi dan
efektivitas
2. Mengelompokkan cara pelaksanaan
barang/ pekerjaan pemeliharaan
untuk memeriksa kebenaran prosedur.
3. Meneliti apakah ada pengadaan yang
dipecah-pecah untuk menghindari
pelelangan.
4. Memeriksa apakah rekanan yang
melaksanakan pengadaan barang,
pekerjaan pemeliharaan telah
memenuhi syarat untuk pekerjaan
yang dilaksanakan.
5. Memeriksa apakah SPK/kontrak telah
memenuhi syarat.
6. Memeriksa apakah dalam setiap
pengadaan barang/pekerjaan
pemeliharaan telah menggunakan
barang/jasa hasil produksi dalam
negeri sepanjang telah dapat
diproduksi dalam negeri.
7. Memeriksa apakah harga barang/
pekerjaan sudah merupakan
harga yang paling rendah dan
menguntungkan bagi negara.
8. Memeriksa apakah penerimaan
barang, penyelesaian pekerjaan
dibuatkan berita acara penerimaan
barang/penyelesaian pekerjaan
9. Memeriksa apakah bukti pembayaran/
kuitansi telah memenuhi syarat.

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Kondisi Temuan

Tindak
Lanjut

LK-20c
Instrumen Pengawasan Pembukuan Keuangan Sekolah/Madrasah
Catatan: Instrumen ini akan digunakan pada kegiatan On
No
1.

Komponen
Pemeriksaan
Kas Umum

2. Pemeriksaan
Tata Usaha
Keuangan
Bendaharawan

Pemeriksaan
Pungutan Pajak

Kegiatan

Kondisi Temuan

Tindak
Lanjut

1. Melaksanakan penghitungan semua


isi brankas di hadapan Bendaharawan
(kas tunai dan surat berharga yang
diizinkan), serta bukti dokumen
mengenai uang yang ada di bank
yang dilengkapi dengan Bukti Saldo
Rekening Koran.
2. Melakukan penutupan Buku Kas
Umum untuk menetapkan Saldo Kas.
3. Membuat Berita Acara Pemeriksaan
Kas yang merupakan hasil Kas opname
penjelasan jika ditemukan perbedaan
Kas yang ditandatangani oleh
Pemeriksa dan Bendaharawan.
4. Mengisi Daftar Pemeriksaan Kas pada
halaman terakhir Buku Kas Umum.
1. Memeriksa apakah seluruh transaksi
telah dicatat ke dalam Buku Kas Umum
maupun ke dalam Buku Kas Pembantu
secara tepat jumlah dan tepat waktu.
2. Meneliti apakah seluruh pencatatan
telah didukung dengan bukti yang sah
dan lengkap.
3. Memeriksa apakah dokumen/data
yang berhubungan dengan keuangan
telah disampaikan dan dicatat secara
tertib.
1. Memeriksa apakah penerimaan
barang, penyelesaian pekerjaan
dibuatkan berita acara penerimaan
barang/penyelesaian pekerjaan.
2. Memeriksa apakah bukti pembayaran/
kuitansi telah memenuhi syarat.
3. Meneliti apakah Bendaharawan telah
melakukan kewajibannya memungut
PPN dari pengusaha Kena Pajak.
4. Meneliti apakah Bendaharawan telah
menyetorkan hasil pungutan tersebut
ke kas negara secara tepat waktu.

PENGELOLAAN KEUANGAN

83

LK-21
Pendalaman tentang Pembukuan Pembelanjaan
1. Apa saja pembukuan keuangan yang dimiliki sekolah/madrasah Saudara?

2. Apakah seluruh pembelanjaan sekolah/madrasah Saudara sudah dibukukan dengan


teliti, rapi dan benar? Tuliskan ciri-ciri pembukuan keuangan yang teliti, rapi dan
benar!

84

BPU PKB TINGKAT I KS/M

LK-22
Refleksi

1. Apa manfaat yang telah Saudara peroleh setelah mempelajari topik III?

2. Hal apa yang belum Saudara pahami dari topik III? Apa rencana Saudara selanjutnya
berkaitan dengan hal tersebut?

PENGELOLAAN KEUANGAN

85

3. Apa pengaruh terhadap tugas keseharian Saudara setelah belajar topik ini ?

4. Apa rencana Saudara selanjutnya dalam meningkatkan kompetensi terkait perencanaan


pembelanjaan, pembukuan dan pengawasan keuangan sekolah/madrasah?

86

BPU PKB TINGKAT I KS/M

LK-23
Berpikir Reflektif tentang Pentingnya Laporan Pertanggungjawaban
Keuangan Sekolah/Madrasah
1. Apakah menurut Saudara laporan pertanggungjawaban keuangan sekolah/madrasah
penting? Jika ya, mengapa? Jika tidak, mengapa?

2. Apa manfaat pelaporan pertanggungjawaban keuangan sekolah/madrasah bagi


Saudara, warga sekolah/madrasah, maupun bagi orang tua peserta didik?

PENGELOLAAN KEUANGAN

87

3. Apa yang dapat terjadi jika sekolah/madrasah Saudara tidak memiliki laporan
pertanggungjawaban keuangan?

4. Identifikasi contoh laporan keuangan yang di bahan bacaan, untuk menemukan:


a. Format yang digunakan
b. Komponen yang harus ada dalam laporan tersebut.

88

BPU PKB TINGKAT I KS/M

LK-24
Menelaah Laporan Keuangan

Telaah Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Sekolah/Madrasah


No

Aspek

Kesesuaian
Sesuai/ada

Nama laporan

Sumber dana
kegiatan

Kesesuaian dengan
rencana

Waktu pembuatan

Bukti transaksi/
lampiran-lampiran

Bukti penyetoran
pajak

Peruntukan laporan

Temuan

Tidak

PENGELOLAAN KEUANGAN

89

LK-25
Publikasi Laporan Keuangan Sekolah/Madrasah
1. Identifikasi batasan-batasan dokumen keuangan sekolah/madrasah yang dapat
dipublikasikan secara umum dan yang hanya untuk kalangan terbatas

2. Tentukan media publikasi laporan keuangan yang relevan dengan pertimbangan


keterbacaan, akses, biaya publikasi!

90

BPU PKB TINGKAT I KS/M

LK-26
Mengkaji Laporan Keuangan
Saudara ambil 1 (satu) laporan keuangan semester dan 1 (satu) laporan keuangan
kegiatan/program, kemudian lakukan telaah dengan menggunakan form berikut:
No

Komponen Laporan

Isi laporan

Landasan atau acuan pembuatan


laporan

Susunan atau sistematika laporan

Kelengkapan lampiran

Waktu pembuatan laporan

Alamat pengiriman laporan

Kesesuaian laporan dengan


petunjuk teknis atau surat
kesepahaman atau kesepakatan
antara pemberi dan penerima
bantuan.

Saran/masukan
Laporan Semester

Laporan kegiatan

PENGELOLAAN KEUANGAN

91

LK-27
Refleksi
1. Pelajaran apa yang bermanfaat yang telah Saudara peroleh melalui topik pelaporan
keuangan sekolah/madrasah?

2. Adakah hal yang belum Saudara mengerti? Apa itu? Apa rencana Saudara
selanjutnyaberkaitan dengan hal tersebut?

92

BPU PKB TINGKAT I KS/M

3. Menurut Saudara apakah belajar topik IV ada pengaruhnya terhadap tugas Saudara?
Jelaskan!

4. Apa rencana Saudara dalam meningkatkan kompetensi terkait pelaporan keuangan


sekolah/madrasah?

PENGELOLAAN KEUANGAN

93

94

BPU PKB TINGKAT I KS/M

BAHAN BACAAN

PENGELOLAAN KEUANGAN

95

BAHAN BACAAN
Tabel Bahan Bacaan
No

96

BAHAN BACAAN

FOKUS BACAAN

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003


tentang Sistim Pendidikan Nasional

Pasal 9 dan 48

Peraturan Pemerintah Nomor 19


Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan

Bab IX Pasal 62
Lampiran Bagian B butir 8 b

Permendikbud Nomor 60 Tahun 2011


tentang Larangan Pungutan Biaya
Pendidikan pada SD dan SMP

Pasal 1 s.d. 11

Permendikbud Nomor 44 Tahun 2012


Pasal 2, 3, dan 4
tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya
Pendidikan pada Satuan Pendidikan Dasar

Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009


tentang Standar Pembiayaan

Pasal 2

RKAS/M

Langkah Mereview RKASD/M Pemahaman


RKAS/M
Contoh RKAS/M

Permendikbud Nomor 76 Tahun 2012

Tim Menejemen BOS Sekolah

Contoh Pembukuan BKU dan BKP

BKU BOS
BKP Bank
Format BOS K-5
Format BOS-K4
Buku Pembantu Kas
Buku Kas Pajak

Peraturan Direktur Jenderal Pajak


Bab II Pemotong Pph Pasal 21 dan/atau Pph
Nomor : PER - 31/PJ/2012
Pasal 26, Pasal 2
Tentang Pedoman Teknis Tata Cara
Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan
Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak
Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan
Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang
Pribadi Direktur Jenderal Pajak,

BPU PKB TINGKAT I KS/M

No

BAHAN BACAAN

FOKUS BACAAN

10

Pelaporan dan Pertanggungjawaban


Keuangan

11

Keputusan Direktur Jenderal Pajak


Nomor KEP-382/PJ./2002
Tanggal 13 Agustus 2002 Pedoman
Pelaksanaan Pemungutan, Penyetoran,
dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
Bagi Pemungut Pajak Pertambahan Nilai
dan Pengusaha Kena Pajak Rekanan

PPN dan PPh Pasal 22

12

Secara Lengkap PMK 154/PMK.03/2010

Pajak Penghasilan Pasal 22

13 Contoh Pembukuan Transaksi Keuangan


Sekolah/Madrasah

Penerimaan
Pengeluaran

14 Contoh Format Laporan dan


Pertanggungjawaban Keuangan

Laporan Bulanan

15 Rencana Usaha
16 Pentingnya Pengelolaan Keuangan
Sekolah/Madrasah
17 Bahan pendidikan dan pelatihan
manajemen keuangan
Sekolah dasar, direktorat tenaga
kependidikan
Direktorat jenderal
Peningkatan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan
Departemen pendidikan nasional
Tahun 2007

Bab IV Pelaksanaan Pembelanjaan


Dan Pembukuan Keuangan Sekolah

PENGELOLAAN KEUANGAN

97

Bahan Bacaan 1
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 9
Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan
pendidikan.
Pasal 48
(1) Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi,
transparansi, dan akuntabilitas publik.
(2) Ketentuan mengenai pengelolaan dana pendidikan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Bahan Bacaan 2
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
BAB IX pasal 62 disebutkan standar pembiayaan meliputi:
1. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal.
2. Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya
penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal
kerja tetap.
3. Biaya personal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya pendidikan yang
harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran
secara teratur dan berkelanjutan.
4. Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada
gaji,
b. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan
c. Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak,
asuransi, dan lain sebagainya.

98

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Bahan Bacaan 3
Permendikbud Nomor 60 Tahun 2011 Tentang Larangan Pungutan Biaya Pendidikan
Pada Sekolah/Madrasah Dasar dan Sekolah/Madrasah Menengah Pertama
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
3. Biaya pendidikan adalah sumber daya keuangan yang disediakan dan/atau diperlukan
untuk menyelenggarakan dan mengelola pendidikan.
Pasal 2
(1) Biaya pendidikan pada sekolah yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan pemerintah
daerah bersumber dari:
a. anggaran pendapatan dan belanja negara; dan/atau
b. anggaran pendapatan dan belanja daerah.
(2) Biaya pendidikan pada sekolah pelaksana program wajib belajar menjadi tanggung
jawab Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sampai terpenuhinya SNP.
(3) Pemenuhan biaya pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui
bantuan operasional sekolah.
Pasal 5
(1) Sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menerima bantuan operasional
tidak boleh memungut biaya operasi.
(2) Dalam keadaan tertentu jika sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat melakukan
pungutan biaya operasi maka sekolah harus:
a. memperoleh persetujuan tertulis dari orang tua atau wali peserta didik;
b. memperoleh persetujuan tertulis dari komite sekolah;
c. memperoleh persetujuan tertulis dari kepala dinas pendidikan provinsi dan
kepala dinas pendidikan kabupaten/kota, sesuai kewenangan masing-masing;
dan
d. memenuhi persyaratan :
1) perencanaan investasi dan/atau operasi yang jelas dan dituangkan dalam
rencana strategis, rencana kerja tahunan, serta anggaran tahunan yang
mengacu pada SNP;
2) perencanaan investasi dan/atau operasi diumumkan secara transparan
kepada pemangku kepentingan sekolah;
3) perolehan dana disimpan dalam rekening atas nama sekolah;

PENGELOLAAN KEUANGAN

99

4) perolehan dana dibukukan secara khusus oleh sekolah, terpisah dari dana
yang diterima dari penyelenggara sekolah; dan
5) penggunaan sesuai dengan perencanaan.

Bahan Bacaan 4
Permendikbud Nomor 44 Tahun 2012
Tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya Pendidikan pada Satuan Pendidikan Dasar
Pasal 2
Biaya satuan pendidikan terdiri atas:
a. biaya investasi;
b. biaya operasi;
c. bantuan biaya pendidikan; dan
d. beasiswa.
Pasal 3
Pendanaan pendidikan bersumber dari Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat.
Pasal 4
(1) Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan,
kecukupan, dan keberlanjutan.
(2) Prinsip keadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berarti bahwa
besarnya pendanaan pendidikan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
(3) Prinsip kecukupan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berarti bahwa
pendanaan pendidikan cukup untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan
yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan.
(4) Prinsip keberlanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berarti bahwa
pendanaan pendidikan dapat digunakan secara berkesinambungan untuk
memberikan layanan pendidikan yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan.
Pasal 5
Sumber biaya pendidikan pada satuan pendidikan dasar yang diselenggarakan
oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah:

100

BPU PKB TINGKAT I KS/M

a. anggaran pendapatan dan belanja negara;


b. anggaran pendapatan dan belanja daerah;
c. sumbangan dari peserta didik atau orang tua/walinya;
d. sumbangan dari pemangku kepentingan pendidikan dasar di
luar peserta didik tau orang tua/walinya;
e. bantuan lembaga lainnya yang tidak mengikat;
f. bantuan pihak asing yang tidak mengikat; dan/atau
g. sumber lain yang sah.
Pasal 6
Sumber biaya pendidikan pada satuan pendidikan dasar yang
diselenggarakan oleh masyarakat:
a. bantuan dari penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan;
b. pungutan, dan/atau sumbangan dari peserta didik atau orang tua/walinya;
c. bantuan dari masyarakat di luar peserta didik atau orang tua/walinya;
d. bantuan Pemerintah;
e. bantuan pemerintah daerah;
f. bantuan pihak asing yang tidak mengikat;
g. bantuan lembaga lain yang tidak mengikat;
h. hasil usaha penyelenggara atau satuan pendidikan; dan/atau
i. sumber lain yang sah.

Bahan Bacaan 5
Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009 Tentang Standar Pembiayaan
Pasal 2
(1) Standar biaya operasi nonpersonalia tahun 2009 per sekolah/program keahlian,
per rombongan belajar, dan per peserta didik untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
SMK, SDLB, SMPLB, dan SMALB menggunakan basis biaya operasi nonpersonalia per
sekolah/program keahlian, per rombongan belajar, dan per peserta didik untuk SD/
MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, SDLB, SMPLB, dan SMALB di Daerah Khusus Ibukota
(DKI) Jakarta.
(2) Besaran standar biaya operasi non personalia tahun 2009 per sekolah/program
keahlian, per rombongan belajar, dan per peserta didik, serta besaran presentase
minimum biaya alat tulis sekolah (ATS) dan bahan dan alat habis pakai (BAHP), untuk
SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, SDLB, SMPLB, dan SMALB adalah sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini.

PENGELOLAAN KEUANGAN

101

Bahan Bacaan 6
Review RKAS/M
A. Langkah-langkah mereview RKAS/M
Diadopsi dari Bahan Presentasi Modul Pelatihan BOS dengan judul Manajemen
Keuangan Sekolah
1. Mencermati apakah RKAS/M telah mencantumkan delapan standar nasional
pendidikan (SNP).
2. Memeriksa apakah setiap SNP dalam RKAS/M telah memuat rincian program/
kegiatan.
3. Mengidentifikasi rincian program/kegiatan yang telah terlaksana pada tahun
berjalan.
4. Mengidentifikasi rincian program/kegiatan yang sedang dilaksanakan pada tahun
berjalan.
5. Mengidentifikasi rincian program/kegiatan yang belum dilaksanakan pada tahun
berjalan.
6. Mengidentifikasi rincian program/kegiatan yang kemungkinan tidak dapat
dilaksanakan pada tahun berjalan.
7. Menghapus atau mengganti rincian program/kegiatan yang tidak sesuai dan
menambahkan dan atau memindahkan ke SNP yang lebih tepat (silahkan cetak
miring perubahan yang dilakukan)
8. Mencermati besaran anggaran yang telah dianggarkan pada setiap program/
kegiatan dalam RKAS/M untuk dijadikan pertimbangan dalam penyusunan
anggaran perubahan.
9. Merubah besaran anggaran setiap program/kegiatan agar sesuai dengan kondisi
nyata di sekolah Saudara (silahkan cetak miring perubahan yang dilakukan)
B. Memahami Penganggaran dalam RKAS/M
Diadopsi dari Modul Diklat Manajemen Keuangan Sekolah Dasar
Direktorat Tenaga Kependidikan, Dirjen PMPTK, Depdiknas, 2007
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKAS/M) merupakan rencana
pembiayaan program/kegiatan secara rinci untuk satu tahun anggaran. Rencana
pembiayaan ini bersifat terpadu yang berisi rencana penerimaan dan pengeluaran.
Rencana pembiayaan ini menjadi pedoman pembiayaan penyelenggaraan pendidikan
di sekolah sehingga terwujud tertib administrasi pengelolaan keuangan sekolah.
Penganggaran dalam RKAS/M harus dilandasi prinsip/asas transparansi, akuntabilitas,
efisien dan efektif sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

102

BPU PKB TINGKAT I KS/M

RKAS/M adalah dokumen anggaran sekolah/madrasah yang bersifat resmi. Dokumen


anggaran ini disetujui oleh kepala sekolah dan disahkan oleh Dinas Pendidikan
setempat (bagi sekolah negeri), atau oleh penyelenggara pendidikan/yayasan (bagi
sekolah swasta).
RKAS/M terdiri atas pendapatan dan belanja (pengeluaran). Pendanaan yang
dicantumkan dalam RKAS/M hanya mencakup pengeluaran dalam bentuk uang yang
akan diterima dan dikelola sekolah. RKAS/M memudahkan sekolah untuk mengetahui
secara rinci tentang tindakan apa saja yang harus dilakukan supaya tujuan dan
kewajiban sekolah tercapai.
RKAS/M dibuat pada setiap awal tahun dengan ketentuan (1) tidak boleh menyimpang
dari RKS; (2) rencana dan program sekolah harus memperhatikan hasil analisis SWOT
(analisis SWOT dilakukan setiap tahun); (3) program yang direncanakan bersifat
operasional; dan (4) harus memiliki benang merah dengan tujuan jangka menengah
dan jangka panjang.
Untuk mewujudkan asas/prinsip penganggaran, semua pendapatan dan belanja
sekolah dalam rangka pendidikan di sekolah harus dikelola dalam RKAS/M. RKAS/M
disusun sesuai kebutuhan dan kemampuan sekolah. Penerimaan pendapatan
dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan perundangundangan.
Rencana pendanaan merupakan rencana sumber penerimaan keuangan sekolah yang
sesuai dengan kebutuhan dan diurutkan berdasarkan tingkat kepastian perolehan
dana. Sumber penerimaan yang ditulis dalam RKAS/M berasal dari dari APBN
(misalnya BOS/R-BOS/PMU), APBD (misalnya DAK), sumbangan masyarakat melalui
Komite Sekolah, dan sumber-sumber lain yang sah.
Semua dana yang terkumpul dialokasikan untuk membiayai berbagai program dan
kegiatan sekolah. Sekolah melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan Rincian
Anggaran Biaya (RAB) yang telah disusun sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam
RKAS/M yang telah disahkan. Kepala Sekolah tidak boleh melakukan pengeluaran
yang tidak tersedia dalam RKAS/M atau besarannya tidak mencukupi. Anggaran dalam
RKAS/M merupakan batas tertinggi pengeluaran untuk setiap program/kegiatan.
Setiap belanja harus didukung oleh bukti yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan.
RKAS/M memuat program-program dan kegiatan-kegiatan sekolah yang disusun
dengan memperhatikan skala prioritas. Program yang diprioritaskan adalah
yang memiliki harapan ketercapaian tinggi dengan memanfaatkan sumber daya
yang tersedia di sekolah, baik tenaga (SDM), sarana dan prasarana, dan biaya.
Program dan kegiatan prioritas sepenuhnya menjadi kewenangan sekolah dalam
penyelenggaraannya dan tidak bergantung kepada kebijakan pemerintah daerah
atau pusat. Setiap pelaksanaan program/kegiatan diberi alokasi dana sesuai dengan
kebutuhan yang realistik.

PENGELOLAAN KEUANGAN

103

Program adalah penjabaran kebijakan sekolah dalam bentuk upaya yang berisi satu
atau lebih kegiatan. Program dalam RKAS/M meliputi upaya pencapaian delapan
standar pendidikan, yaitu (1) pengembangan kompetensi kelulusan; (2) pengembangan
standar isi; (3) pengembangan standar proses; (4) pengembangan standar pendidik
dan tenaga kependidikan; (5) pengembangan standar sarana dan prasarana; (6)
pengembangan standar pengelolaan; (7) pengembangan standar pembiayaan;
dan (8) pengembangan dan implementasi sistem penilaian. Pelaksanaan programprogram tersebut menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil
yang terukur sesuai dengan misi sekolah.
Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh sekolah. Sebagai bagian
dari program, pelaksanaan kegiatan merupakan sekumpulan tindakan pengerahan
sumber daya yang dimiliki sekolah. Sumber daya itu meliputi personalia (SDM), barang
modal (termasuk peralatan dan teknologi), dana, atau kombinasi dari beberapa atau
semua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan
keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.
Setiap program sekolah dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan. Berikut ini contoh
RKAS/M yang memuat rincian kegiatan pada setiap program:

104

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Contoh RKAS (Permendikbud No. 76 Tahun 2012)


RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS)
TAHUN AJARAN...........
Nama Sekolah
Desa/Kecamatan
Kabupaten
Provinsi

: ....................................................
: ....................................................
: ....................................................
: ....................................................

PENERIMAAN
Jumlah
4

II

2
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5

PENDAPATAN RUTIN
Gaji PNS
Gaji Pegawai tidak tetap
Belanja barang dan jasa
Belanja pemeliharaan
Belanja lain - lain

III

BANTUAN OPERASIONAL
SEKOLAH
BOS Pusat
BOS Provinsi
BOS Kabupaten/Kota

IV

4
4.1
4.2
4.3
4.4

Diisi oleh Sekolah


Dikirim ke Tim Manajemen BOS Kab Kota

PENGELUARAN/BELANJA

No. No.
Uraian
Urut Kode
1
2
3
1
I
SISA TAHUN LALU

3.1
3.2
3.3

Formulir BOS - K1

BANTUAN
Dana Dekonsentrasi
Dana Tugas Pembantuan
Dana Alokasi Khusus
Lain - lain (bantuan luar
negeri/hibah)

No. No.
Uraian
urut Kode
5
6
7
I
1
PROGRAM SEKOLAH
1.1 Pengembangan kompetensi lulusan
1.2 Pengembangan standar isi
1.3 Pengembangan standar proses
1.4 Pengembangan pendidik dan tenaga
kependidikan
1.5 Pengembangan sarana dan
prasarana sekolah
1.6 Pengembangan standar pengelolaan
1.7 Pengembangan standar pembiayaan
1.8 Pengembangan dan implementasi
sistem penilaian
II

2
2.1
2.2
2.3

Jumlah
8

BELANJA LAINNYA
Belanja.....
Belanja.....
Belanja.....

SUMBER PENDAPATAN
LAINNYA

5.1
5.2
Jumlah Penerimaan
*Sebutkan jika ada

Jumlah Pengeluaran

Mengetahui,

Menyetujui,

Ketua Komite Sekolah

Kepala Sekolah

Bendahara/Penanggungjawab kegiatan

...................................

..............................
NIP . .....................

.................................
NIP. ..........................

PENGELOLAAN KEUANGAN

105

Bahan Bacaan 7
Permendikbud Nomor 76 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Dana BOS 2013
BAB III Bagian E tentang Tim Manajemen BOS
3. Tugas dan Tanggung Jawab Tim Manajemen BOS Sekolah
a. Mengisi, mengirim dan meng-update data pokok pendidikan (Formulir BOS01A, BOS-01B dan BOS-01C) secara lengkap kedalam sistem yang telah
disediakan oleh Kemdikbud;
b. Membuat RKAS yang mencakup seluruh sumber penerimaan sekolah
(Formulir BOS-K1 dan BOS-K2);
c. Melaporkan perubahan data siswa setiap triwulan kepada Tim BOS
Kabupaten/Kota (jika ada);
d. Memverifikasi jumlah dana yang diterima dengan data siswa yang ada;
e. Mengelola dana BOS secara bertanggung jawab dan transparan;
f. Mengumumkan besar dana yang diterima dan dikelola oleh sekolah dan
rencana penggunaan dana BOS (RKAS) di papan pengumuman sekolah yang
ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Bendahara dan Ketua Komite Sekolah
g. Mengumumkan penggunaan dana BOS di papan pengumuman (Formulir
BOS-04);
h. Bertanggung jawab secara formal dan material atas penggunaan dana BOS
yang diterimanya;
i. Membuat laporan realisasi penggunaan dana BOS triwulanan (Formulir
BOS-K7 dan BOS-K7A) sebagai bentuk pertanggungjawaban penggunaan
dana dan disimpan di sekolah untuk keperluan monitoring dan audit;
j. Memasukkan data penggunaan dana BOS setiap triwulan kedalam sistem
k. Membuat laporan tahunan diserahkan ke SKPD PendidikanKabupaten/Kota
paling lambat tanggal 5 Januari tahun berikutnya;
l. Melakukan pembukuan secara tertib (Formulir BOS-K3, BOS-K4, BOS-K5
dan BOS-K6);
m.Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat;
n. Memasang spanduk di sekolah terkait kebijakan pendidikan bebaspungutan
(Formulir BOS-05);
o. Bagi sekolah negeri, wajib melaporkan hasil pembelian barang investasi dari
dana BOS ke SKPD Pendidikan Kabupaten/Kota;

106

BPU PKB TINGKAT I KS/M

PENGELOLAAN KEUANGAN

107

1-12-2012 11-22150216-3.1
2-12-2012 13-22150120-3.1
3-12-2012 12-22060216-3.1
4-12-2012 22-22030416-3.1
5-12-2012 11-22150116-3.1
7-12-2012 13-22150120-3.1
8-12-2012 22-22030301-3.1
8-12-2012 22-22030122-3.1
9-12-2012 12-23250316-3.1
9-12-2012 11-22150116-3.1

1-12-2012
3.1-3.1
1-12-2012 11-22150116-3.1
1-12-2012 13-21010516-3.1
1-12-2012
2.5-3.1

No. Kode

Tanggal

Dibayar langganan Koran untuk Nopember 2012


Dibayar Transport Olympiase Matematika tingkat
Komisariat di SMP
Dibayar Transport MGMP B.Indonesia 2 orang di
SMP
Dibayar Langganan Listrik Desember 2012
Dibayar Langganan Telepon Desember 2012
Dibayar Belanja Pemasangan Langganan Internet
Dibayar Transport dan obat-obatan dalam
mengikuti Kegiatan Pramuka

BKK 8

BKK 9

BKK 11

BKK 12

BKK 5

BKK 13

BKK 10

BKK 7

Dibayar Transport MGMP B.Indonesia di SMP, 2


orang guru
Dibayar Belanja Poto copy Administrasi BP/BK

BKK 4

BKM 1
Dibayar Transport Turnamrn Karate

Diterima PPh 21 atas BKK 2

BKK 2

BKK 3

Dibayar honor Pembina Ekskul Nop 2012

BBM 01
BKK 01

Uraian
Saldo Bulan Lalu
Diterima per Bank
Dibayar bantuan Transport siswa miskin

No. Bukti

91.875,00

10.000.000,00

Penerimaan
(Debit)

CONTOH BUKU KAS UMUM


Sumber Dana: BOS Pusat
Periode: 1/12/2012 s/d 28/12/2012
Nama Sek. SMP : ...............................................
Desa/Kec.
: ...............................................
Kabupaten
: ...............................................
Provinsi
: ...............................................

Bahan Bacaan 8

300.000,00

426.500,00

96.598,00

377.360,00

50.000,00

50.000,00

75.000,00

60.000,00

50.000,00

170.000,00

1.277.500,00

1.800.000,00

Pengeluaran
(Kredit)

35.858.917,00

36.158.917,00

36.585.417,00

36.682.015,00

37.059.375,00

37.109.375,00

37.159.375,00

37.234.375,00

37.294.375,00

37.344.375,00

37.514.375,00

37.422.500,00

30.500.000,00
40.500.000,00
38.700.000,00

Jumlah
(Rp)
5

Diisi oleh
Bendahara/ Guru

Format BOS K-3

108

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Diterima PPh 21 atas Kegiatan Classmeeting

BKK 15

BKM 5

8.414.195,00

10.392.237,00

Total

103.000,00

410.000,00

BKK 23

BKK 22

BKK 21

BKK 20

BKK 19

BKM 7

BKK 18

, 20.

Bendahara

( ) ( )

Kepala Sekolah

Mengetahui

Saldo Buku Kas Umum


32.478.042,00
Terdiri dari :
- Saldo Bank
29.230.000,00
- Saldo Kas Tunai


3.248.042,00
Jumlah
32.478.042,00
Perbedaan

200.000,00

19.090,00

127.272,00

194.875,00

720.000,00

375.000,00

Dibayar Dana Rapat Pembinaan Guru dan


Pegawai
Dibayar Uang lelah Pembuatan Laporan Hasil
Evaluasi
Diterima PPh 21 atas Uang lelah Pembuatan
Laporan Hasil Evaluasi
Disetor PPh 21 atas Honor Pembina Ekskul dan
Uang lelah Pembuatan Laporan
Disetor PPN atas Belanja Pemasangan Langganan
Internet
Disetor PPh 22 atas Belanja Pemasangan
Langganan Internet
Transport Program MGMP PKn ke Kantor
Mahkamah Konstitusi di Jakarta
Belanja habis pakai gula, kopi

BKK 17

460.000,00

1.000.000,00

25.000,00

Dibayar Honor GTT dan TUTT Desember 2012

51.000,00

19.090,00

150.000,00

BKK 16

BKK 6

127.272,00

Pada hari ini tanggal Buku Kas Umum ditutup dengan keadaan/posisi buku sebagai berikut:

23-12-2012 11-21010516-3.1
23-12-2012 12-6.2.116-3.1
23-12-2012 12-6.2.316-3.1
23-12-2012 13-22150220-3.1
26-12-2012 22-220116-3.1

19-12-2012 13-21010516-3.1
21-12-2012 13-21010520-3.1
23-12-2012 22-21010501-3.1
23-12-2012
2.5-3.1

12-12-2012 13-22150116-3.1
16-12-2012 11-220116-3.1
19-12-2012 6.1.2-3.1

Diterima PPN atas BKK 5

Dibayar Langganan Air Desember 2012

Diterima PPh 22 atas Belanja Pemasangan


Langganan Internet
Dibayar Transport MGMP B.Inggris di SMP , satu
orang
Dibayar Belanja Kegiatan Classmeeting

BKM 4

11-12-2012

6.1.3-3.1

BKM 3

BKK 14

11-12-2012 22-22030216-3.1
11-12-2012 6.1.1-3.1

32.478.042,00

32.478.042,00

32.888.042,00

33.088.042,00

33.107.132,00

33.234.404,00

33.429.279,00

33.326.279,00

34.046.279,00

34.421.279,00

34.881.279,00

34.830.279,00

35.830.279,00

35.855.279,00

35.836.189,00

35.708.917,00

PENGELOLAAN KEUANGAN

109

3.1-3.1

B2-3.1

B2-3.1

11-12-2012

22-12-2012

1-12-2012

No. Kode

Tanggal

BKM 6

BKM 2

BBM 01

SALDO AWAL

No Bukti
4

Uraian

Diterima perbank
tunai

Diterima uang tunai


per bank

Diterima per Bank

Nama Sek. SMP : ...............................................


Desa/Kec.
: ...............................................
Kabupaten
: ...............................................
Provinsi
: ...............................................

10.000.000,00

10.000.000,00

(Debet)

Penerimaan

6.270.000,00

1.000.000,00

5.270.000,00

(Kredit)

Pengeluaran

CONTOH
BUKU PEMBANTU BANK
Periode Tanggal: 1-12-2012 s/d 28-12-2012
Sumber Pendanaan: BOS Pusat

29.230.000,00

29.230.000,00

30.230.000,00

35.500.000,00

25.500.000,00

Saldo

Diisi oleh Bendahara/ Guru


simpan di sekolah provinsi

Format BOS K-3

110

BPU PKB TINGKAT I KS/M

1-12-2012
1-12-2012
1-12-2012

1-12-2012
2-12-2012

3-12-2012
4-12-2012
5-12-2012

7-12-2012
8-12-2012
8-12-2012
9-12-2012
9-12-2012

11-122012

4
5

6
7
8

9
10
11
12
13

14

1
2
3

Tanggal

No.

B2-3.1

13-221501-20-3.1
22-220303-01-3.1
22-220301-22-3.1
12-232503-16-3.1
11-221501-16-3.1

12-220602-16-3.1
22-220304-16-3.1
11-221501-16-3.1

11-221502-16-3.1
13-221501-20-3.1

11-221501-16-3.1
13-210105-16-3.1
2.5-3.1

No. Kode

BKM 2

BKK 10
BKK 11
BKK 12
BKK 5
BKK 13

BKK 7
BKK 8
BKK 9

BKK 3
BKK 4

BKK 01
BKK 2
BKM 1

No Bukti
5

Uraian

Dibayar Transport Turnamrn Karate di Cianjur


Dibayar Transport MGMP B.Indonesia di SMPN 1 , 2 orang
guru
Dibayar Belanja Poto copy Administrasi BP/BK
Dibayar langganan Koran untuk Nopember 2012
Dibayar Transport Olympiade Mtk tingkat Komisariat di
SMP
Dibayar Transport MGMP B.Indonesia 2 orang di SMP
Dibayar Langganan Listrik Desember 2012
Dibayar Langganan Telepon Desember 2012
Dibayar Belanja Pemasangan Langganan Internet
Dibayar Transport dan obat-obatan dalam mengikuti
Kegiatan
Diterima uang tunai per bank

SALDO AWAL
Dibayar bantuan Transport siswa miskin
Dibayar honor Pembina Ekskul Nop 2012
Diterima PPh 21 atas BKK 2

Nama Sek. SMP : ...............................................


Desa/Kec.
: ...............................................
Kabupaten
: ...............................................
Provinsi
: ...............................................

CONTOH
BUKU PEMBANTU KAS
PERIODE TANGGAL :1-12-2012. s/d 28-12-2012
Sumber Dana :BOS Pusat

5.270.000,00

91.875,00

Penerimaan
(Debet)

50.000,00
377.360,00
96.598,00

60.000,00
75.000,00
50.000,00

170.000,00
50.000,00

1.800.000,00
1.277.500,00

Pengeluaran
(Kredit)

5.628.917,00

1.559.375,00
1.182.015,00
1.085.417,00
658.917,00
358.917,00

1.734.375,00
1.659.375,00
1.609.375,00

1.844.375,00
1.794.375,00

8
5.000.000,00
3.200.000,00
1.922.500,00
2.014.375,00

Saldo

Diisi oleh Bendahara/ Guru


simpan di sekolah provinsi

Format BOS K-3

PENGELOLAAN KEUANGAN

111

2
11-122012
11-122012
11-122012
12-122012
16-122012
19-122012
19-122012
21-122012
22-122012
23-122012
23-122012
23-122012
23-122012
23-122012
23-122012
26-122012

1
15

30

29

28

27

26

25

24

23

22

21

20

19

18

17

16

Tanggal

No.

22-2201-16-3.1

13-221502-20-3.1

12-6.2.3-16-3.1

12-6.2.1-16-3.1

11-210105-16-3.1

2.5-3.1

22-210105-01-3.1

B2-3.1

13-210105-20-3.1

13-210105-16-3.1

6.1.2-3.1

11-2201-16-3.1

13-221501-16-3.1

6.1.3-3.1

6.1.1-3.1

3
22-220302-16-3.1

No. Kode

BKK 23

BKK 22

BKK 21

BKK 20

BKK 19

BKM 7

BKK 18

BKM 6

BKK 17

BKK 16

BKM 5

BKK 15

BKK 6

BKM 4

BKM 3

4
BKK 14

No Bukti

Disetor PPh 22 atas Belanja Pemasangan Langganan


Internet
Transport Program MGMP PKn ke Kantor Mahkamah
Konstitusi di Jakarta
Belanja habis pakai gula, kopi

Diterima PPh 21 atas Uang lelah Pembuatan Laporan


Hasil Evaluasi
Disetor PPh 21 atas Honor Pembina Ekskul dan Uang lelah
Pembuatan Laporan Hasil Evaluasi
Disetor PPN atas Belanja Pemasangan Langganan

Dibayar Uang lelah Pembuatan Laporan Hasil Evaluasi

Diterima perbank

Dibayar Dana Rapat Pembinaan Guru dan Pegawai

Dibayar Honor GTT dan TUTT Desember 2012

Diterima PPh 21 atas Kegiatan Classmeeting

Diterima PPh 22 atas Belanja Pemasangan Langganan


Internet
Dibayar Transport MGMP B.Inggris di SMP PGRI , satu
orang
Dibayar Belanja Kegiatan Classmeeting

Diterima PPN atas BKK 5

5
Dibayar Langganan Air Desember 2012

Uraian

6.662.237,00

103.000,00

1.000.000,00

51.000,00

19.090,00

127.272,00

Penerimaan
(Debet)

8.414.195,00

410.000,00

200.000,00

19.090,00

127.272,00

194.875,00

720.000,00

375.000,00

460.000,00

1.000.000,00

25.000,00

7
150.000,00

Pengeluaran
(Kredit)

3.248.042,00

3.248.042,00

3.658.042,00

3.858.042,00

3.877.132,00

4.004.404,00

4.199.279,00

4.096.279,00

4.816.279,00

3.816.279,00

4.191.279,00

4.651.279,00

4.600.279,00

5.600.279,00

5.625.279,00

5.606.189,00

8
5.478.917,00

Saldo

112

BPU PKB TINGKAT I KS/M

6.1.2-3.1
6.1.1-3.1
6.1.3-3.1
6.1.2-3.1

126.2.116-

3.1
126.2.316-

1-12-2012
11-12-2012
11-12-2012
19-12-2012

23-12-2012

23-12-2012

3.1

No.
Kode

Tanggal

BKK 21

BKK 20

BKM 1
BKM 3
BKM 4
BKM 5

Nomor
Bukti

Saldo Pajak Belum Tersetor

Total Penyetoran Pajak

Disetor PPN atas Belanja Pemasangan


Langganan Internet
Disetor PPh 22 atas Belanja Pemasangan
Langganan Internet

PENERIMAAN PAJAK

Diterima PPh 21 atas Kegiatan Classmeeting


Total Penerimaan Pajak

PENERIMAAN PAJAK
Diterima PPh 21 atas BKK 2
Diterima PPN atas BKK 5
Diterima PPh 22 atas Belanja Pemasangan
Langganan Internet

Uraian

0,00
127.272,00

127.272,00

127.272,00

0,00
127.272,00
0,00
0,00

PPN

CONTOH
BUKU PEMBANTU PAJAK

0,00
0,00

0,00

142.875,00

91.875,00
0,00
0,00
51.000,00

PPh Pasal 21

19.090,00
19.090,00

0,00

19.090,00

0,00
0,00
19.090,00
0,00

PPh Pasal 22

0,00
0,00

0,00

0,00

0,00
0,00
0,00
0,00

PPh Pasal 23

142.875,00

19.090,00
146.362,00

127.272,00

289.237,00

91.875,00
127.272,00
19.090,00
51.000,00

JUMLAH

Bahan Bacaan 9
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: Per-31/Pj/2012 Tentang Pedoman Teknis
Tata Cara Pemotongan, Penyetoran Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/
atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, Dan Kegiatan
Orang Pribadi Direktur Jenderal Pajak.
BAB II
PEMOTONG PPh PASAL 21 DAN/ATAU PPh PASAL 26
Pasal 2
(1) Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26, meliputi:
a. pemberi kerja yang terdiri dari:
1. orang pribadi dan badan;
2. cabang, perwakilan, atau unit, dalam hal yang melakukan sebagian atau
seluruh administrasi yang terkait dengan pembayaran gaji, upah, honorarium,
tunjangan,dan pembayaran lain adalah cabang, perwakilan, atau unit tersebut.
b. bendahara atau pemegang kas pemerintah, termasuk bendahara atau pemegang
kas pada Pemerintah Pusat termasuk institusi TNI/POLRI, Pemerintah Daerah,
instansi atau lembaga pemerintah, lembaga-lembaga negara lainnya, dan
Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar negeri, yang membayarkan gaji, upah,
honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk
apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan;
c. dana pensiun, badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja, dan badan-badan
lain yang membayar uang pensiun secara berkala dan tunjangan hari tua atau
jaminan hari tua;
d. orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta badan
yang membayar:
1. honorarium, komisi, fee, atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan
dengan jasa yang dilakukan oleh orang pribadi dengan status Subjek Pajak
dalam negeri, termasuk jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas
dan bertindak untuk dan atas namanya sendiri, bukan untuk dan atas nama
persekutuannya;
2. honorarium, komisi, fee, atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan
dengan jasa yang dilakukan oleh orang pribadi dengan status Subjek Pajak luar
negeri;
3. honorarium, komisi, fee, atau imbalan lain kepada peserta pendidikan dan
pelatihan, serta pegawai magang;
e. penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah, organisasi yang bersifat
nasional dan internasional, perkumpulan, orang pribadi serta lembaga lainnya

PENGELOLAAN KEUANGAN

113

yang menyelenggarakan kegiatan, yang membayar honorarium, hadiah, atau


penghargaan dalam bentuk apapun kepada Wajib Pajak orang pribadi berkenaan
dengan suatu kegiatan.
(2) Tidak termasuk sebagai pemberi kerja yang mempunyai kewajiban untuk melakukan
pemotongan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah:
a. kantor perwakilan negara asing;
b. organisasi-organisasi internasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(1) huruf c Undang-Undang Pajak Penghasilan, yang telah ditetapkan oleh
Menteri Keuangan;
c. pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas yang semata-mata mempekerjakan orang pribadi untuk melakukan
pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan bukan dalam rangka melakukan
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)
http://www.pajak.go.id/blog-entry/kp2kptrenggalek/ptkp-baru-berlaku-mulai-tgl-01januari-2013
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Para Wajib Pajak (WP) telah dipastikan oleh
Pemerintah kenaikan dari Rp. 15,8 juta per tahun menjadi Rp. 24,3 juta per tahun dan
akan mulai berlaku pada tanggal 01 Januari 2013.
Kenaikan PTKP ini sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 162/
PMK.011/2012 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak yang
ditetapkan pada tanggal 22 Oktober 2012.
Dengan berlakunya peraturan PTKP ini maka mulai tahun 2013, masyarakat Indonesia
yang memiliki penghasilan sampai dengan Rp. 24,3 juta per tahun tidak akan dikenakan
pajak.
Berikut adalah Jumlah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) terbaru:
1. Untuk Diri Wajib Pajak Orang Pribadi = Rp. 24.300.000,2. Tambahan Untuk Wajib Pajak Kawin = Rp. 2.025.000,3. Tambahan untuk penghasilan istri yang digabung dengan penghasilan suami = Rp.
24.300.000,4. Tambahan untuk anggota keluarga (max. 3 orang) = @ Rp. 2.025.000, Atau, Jumlah PTKP terbaru berdasarkan Status Perkawinan adalah sebagai berikut:
* TK/0 = Rp. 24.300.000,* K/0 = Rp. 26.325.000,-

114

BPU PKB TINGKAT I KS/M

* K/1 = Rp. 28.350.000,* K/2 = Rp. 30.375.000,* K/3 = Rp. 32.400.000,PENYELESAIAN KASUS
Kasus 1
Menggunakan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 162/PMK.011/2012 tentang
Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak yang ditetapkan pada tanggal 22
Oktober 2012.
a. Jenis pajak adalah penghasilan berdasarkan PPh Ps 21
b . Besarnya pajak yang dipungut oleh bendahara sekolah sebesar:

Gaji pokok Rp. 2.500.000,00/bulan


Penghasilan netto setahun = 12 x Rp. 2.500.00,00
Pengurang :
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)/Kawin
dengan 1 anak sebesar
Penghasilan Kena Pajak

Rp. 30.000.000,00
Rp. 28.350.000,00
Rp 1.650.000,00

c. Pajak pertahun berdasarkan PPh Ps. 21 sebesar 5% x Rp 1.650.000,00


= Rp82.500.00,d. Karena dibayarkan perbulan maka pajak perbulan berdasarkan PPh
Ps. 21 sebesar Rp. 82.500 /12 bulan = Rp. 6 .875,00
e. Karena PPh Ps 21 tersebut dipungut setiap tanggal 1 maka PPh
Ps 21 tersebut wajib disetor ke kas negara paling lambat tanggal 10.
f. Karena PPh Ps 21 tersebut dipungut setiap tanggal 1 maka PPh Ps 21 tersebut
wajib dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat paling lambat tanggal
10.
Kasus 2
Menggunakan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2010
Tentang Tarif Pemotongan Dan Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Penghasilan
Yang Menjadi Beban Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Atau Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Daerah
a. Jenis pajak adalah PPh Ps 21
b. Besarnya pajak yang dipungut oleh bendahara sekolah Berdasarkan PPh Ps 21
yakni 15% x Rp 200.000,00 = Rp 30.000,00 sehingga honor yang diterima guru
sebesar Rp 170.000,-

PENGELOLAAN KEUANGAN

115

c. PPh Ps 21 tersebut dipungut tanggal 11, maka PPh Ps 21 tersebut wajib disetor ke
kas Negara paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
d. PPh Ps 21 tersebut dipungut tanggal 11 maka PPh 21 tersebut wajib dilaporkan ke
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
Kasus 3
Menggunakan Bahan Bacaan 12
a. Sumber dana bukan BOS
b. Jenis pajak adalah PPN dan PPh. PPN dibayar oleh Penjual.
Harga Barang Rp 5.000.000,00
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) 100/110 x Rp. 5.000.000,00 = Rp 4.545.454,00
PPN = 10%x DPP = 10/100 x Rp. 4.545.454,00 = Rp. 454.545,00
PPh Ps 22 = 1,5% x DPP = 15/100 x Rp. 4.545.454,00 = Rp. 68.181,00
c. PPN yang dipungut pada tanggal 15 dan wajib disetor paling lambat tanggal 7
bulan takwim berikutnya.
d. PPN yang dipungut wajib dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
selambat- lambatnya 14 hari setelah bulan takwim berakhir.
Kasus 4
a. Jenis pajak adalah PPh 21 dan PPh 22, sedangkan PPN tidak perlu dipungut karena
membeli kepada toko yang bukan PKP.
b. Besarnya pajak yang dipungut oleh bendahara sekolah berdasarkan PPh Ps 21
ketika dipungut membayar tukang harian maka pembayaran pajak = 5% x (Rp
160.000,00Rp 150.000,00) = Rp 500,00
Besarnya pajak yang dipungut oleh bendahara sekolah berdasarkan PPh Ps 22
dipungut ketika membeli material renovasi sebesar Rp. 4.000.000,00 adalah:
DPP 100/110 x Rp. 4.000.000,00 = Rp. 3.636.363,00
PPN = 10% x DPP = 10/100 x Rp. 3.636.363,00 = Rp. 363.636,00 (tidak dipungut
karena bukan PKP), maka PPh Ps 22 sebesar 1,5% x DPP = 1,5/100 x Rp. 3.636.363,00
= Rp. 54.545,00
c. PPh 21 yang dipungut pada tanggal 18 dan wajib disetor paling lambat tanggal 10
bulan berikutnya dan PPh Ps 22 dibayarkan langsung pada hari yang sama dengan
pembayaran atas penyerahan barang
d. SPT PPh Ps 21 wajib dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) selambatlambatnya tanggal 20 bulan berikutnya dan SPT PPh Ps 22 diserahkan paling lambat
14 hari setelah akhir Masa Pajak
Kasus 5
Peraturan Menteri Keuangan No. 244/PMK.3/2008 Pasal 1 ayat 2 huruf aa disebutkan

116

BPU PKB TINGKAT I KS/M

bahwa Jasa Boga atau Katering adalah termasuk dalam jenis jasa lain yang kenakan PPh
Pasal 23
a. Jenis pajak adalah PPh 23
b. Besarnya pajak berdasarkan PPh Ps 23 oleh bendahara sekolah sebesar yang
dipungut :
PPh Ps. 23 = Rp 2.000.000,00 x 2% = Rp 40.000,00
Apabila rekanan tidak memiliki NPWP, maka perhitungan menjadi :
PPh Ps. 23 = Rp 2.000.000,00 x 4% = Rp 80.000,00
c. PPh 23 dipungut tanggal 24 dan disetor paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
d. PPh 23 yang dipungut wajib dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
selambat- lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya.

Bahan Bacaan 10
Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan Sekolah/Madrasah 1.5
Penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah/madrasah harus dilaporkan dan
dipertanggungjawabkan secara rutin sesuai peraturan yang berlaku. Pelaporan dan
pertanggungjawaban anggaran yang berasal dari orang tua siswa dan masyarakat
dilakukan secara rinci dan transparan sesuai dengan sumber dananya. Pelaporan
dan pertanggungjawaban anggaran yang berasal dari usaha mandiri sekolah/
madrasah dilakukan secara rinci dan transparan kepada dewan guru dan staf sekolah/
madrasah. Pertanggungjawaban anggaran rutin dan pembangunan dilakukan dengan
memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
1. Selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulan Bendaharawan mengirimkan Surat
Pertanggungjawaban(SPJ) kepada Walikota/ Bupati melalui Bagian Keuangan
Sekretariat Daerah.
2. Apabila tanggal 10 bulan berikutnya SPJ belum diterima oleh Bagian KeuanganSekretariat
Daerah maka tanggal 11 dikirimkan Surat Peringatan I.
3. Apabila sampai dengan tanggal 20 bulan berikutnya SPJ juga belum dikirimkan pada
Bagian Keuangan Sekretariat Daerah, maka dibuatkan Surat Peringatan II.
4. Kelengkapan Lampiran SPJ:
a. Surat pengantar
b. Sobekan BKU lembar 2 dan 3
c. Daftar Penerimaan dan Pengeluaran per pasal/komponen
d. Daftar Penerimaan dan Pengeluaran UUDP
e. Laporan Keadaan Kas Rutin/ Pembangunan (LKKR/LKKP) Tabel I dan II

PENGELOLAAN KEUANGAN

117

f. Register penutupan Kas setiap 3 bulan sekali.


g. Fotokopi SPMU Beban Tetap dan Beban Sementara
h. Fotokopi Rekening Koran dari bank yang ditunjuk.
i. Daftar Perincian Penerimaan dan Pengeluaran Pajak(Bend.15)
j. Bukti Setor PPN/PPh 21,22,23 (fotokopi SSP)
k. Daftar Realisasi Penerimaan dan Pengeluaran Pajak
l. Bukti Pengeluaran /kuitansi asli dan lembar II beserta dengan bukti pendukung
lainnya, disusun per digit/ komponen.
5. Bukti Pendukung/ Lampiran SPJ
a. Biaya perjalanan dinas dilampiri
- Kuitansi/ bukti pengeluaran uang
- Surat Perintah Tugas(SPT)
- Surat Perintah Perjalanan Dinas(SPPD) lembar I dan II
b. Penunjukan langsung barang dan jasa
- Sampai dengan Rp 1.000.000,- dilampiri kuitansi dan faktur pajak
- pembelian diatas Rp 1.000.000,- sampai dengan Rp 5.000.000,- dilampiri: Surat
penawaran, Surat Pesanan, Kuitansi, faktur pajak, berita acara serah terima/
penyelesaian pekerjaan.
- Diatas Rp 5.000.000,- sampai dengan Rp 15.000.000,- dilampiri: Surat penawaran,
Surat Penunjukan Pelaksanaan Pekerjaan, Surat Perintah Kerja(SPK), Berita
acara Pemeriksaan Barang, kuitansi, faktur/nota, berita acara serah terima/
penyelesaian pekerjaan. Pemimpin proyek/ Atasan Langsung Bendaharawan
diwajibkan menyusun/ melampirkan OE/ HPS sebagai acuan melakukan negosiasi
baik harga maupun kualitas barang/ jasa yang dibutuhkan.

118

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Bahan Bacaan 11
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep-382/Pj./2002Tanggal 13 Agustus 2002
Pedoman Pelaksanaan Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Bagi Pemungut Pajak Pertambahan Nilai
dan Pengusaha Kena Pajak Rekanan
Lampiran 1
i. Jumlah PPN dan atau PPn BM Yang Dipungut
a. PPN
a. Dalam hal penyerahan BKP dan atau JKP yang hanya terutang PPN, maka jumlah
PPN yang dipungut adalah 10/110 bagian dari jumlah pembayaran.
b. Contoh :
- Jumlah pembayaran
Rp. 11.000.000,00
- PPN yang dipungut 10/110 X Rp. 11.000.000,00 Rp. 1.000.000,00
- Yang dibayarkan kepada PKP Rekanan
Rp. 10.000.000,00
(Rp. 11.000.000,00 - Rp. 1.000.000.00)
j. Pelaporan
b. Bendaharawan Pemerintah:
a. Bendaharawan Pemerintah wajib melaporkan PPN dan PPn BM yang dipungut
dan disetor kepada KPP dan KPKN.
b. Laporan sebagaimana dimaksud diatas dilakukan dengan menggunakan SPT
Masa Bagi Pemungut PPN (Formulir 1101 PUT) sebagaimana dimaksud dalam
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-511/PJ/2001 tentang Bentuk
dan Isi SPT Masa Bagi Pemungut PPN, Keterangan dan Dokumen yang harus
Dilampirkan, serta Buku Petunjuk Pengisiannya.
c. Laporan tersebut dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dengan peruntukkan masingmasing adalah sebagai berikut:
- lembar ke-1 untuk KPP dengan dilampiri Faktur Pajak lembar ke- lembar ke-2 untuk KPKN
- lembar ke-3 untuk arsip Bendaharawan Pemerintah
d. Penyampaian Laporan
Laporan disampaikan paling lambat hari ke 14 (empat belas) setelah bulan
dilakukan pembayaran tagihan.

PENGELOLAAN KEUANGAN

119

Bahan Bacaan 12
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 154/PMK.03/2010 TENTANG PEMUNGUTAN
PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 SEHUBUNGAN DENGAN PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN
BARANG DAN KEGIATAN DI BIDANG IMPOR ATAU KEGIATAN USAHA DI BIDANG LAIN
Pasal 3
(1) Dikecualikan dari pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22:
e. Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1 huruf b, huruf c dan, huruf d, berkenaan dengan:
1. Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah)
dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah;
2. Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, pelumas, air
minum/PDAM dan benda-benda pos.
h. Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
(2)
Pengecualian dari pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas barang impor
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tetap berlaku dalam hal barang impor
tersebut dikenakan tarif bea masuk sebesar 0% (nol persen).
(3) Pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf g dinyatakan
dengan Surat Keterangan Bebas Pajak Penghasilan Pasal 22 yang diterbitkan oleh
Direktur Jenderal Pajak.
(4) Pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, huruf e, huruf f, dan huruf
h dilakukan tanpa Surat Keterangan Bebas (SKB).
CATATAN:
Perubahan penting dari Peraturan Menteri Keuangan yang baru di atas dari sudut
kegiatan pemungutan PPh Pasal 22 yang dikecualikan dari pemungutan, terdapat
dua perubahan penting :
1. batas pembelian barang yang tidak dipungut PPh Pasal 22 yang semula Rp 1.000.000,00
dinaikkan menjadi Rp. 2.000.000,00
2. seluruh pembelian barang dalam rangka penggunaan dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) tidak perlu dipungut PPh Pasal 22.

120

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Bahan Bacaan 13
CONTOH PEMBUKUAN TRANSAKSI KEUANGAN SEKOLAH/MADRASAH
Penggunaan Dana Sekolah
1. Pembelian ATK, Bahan dan Penggandaan
Sekolah melakukan pembelian ATK/bahan/penggandaan, pembelian bahan bahan
habis pakai, seperti buku tulis, kapur tulis, pensil dan bahan praktikum, pembelian
bahan-bahan untuk perawatan/perbaikan ringan gedung sekolah.
Contoh: Sekolah X melakukan pembelian tunai bahan-bahan bangunan dari Toko
Bangunan (ber NPWP dan PKP) yaitu cat tembok, tripleks, dll. untuk rehab ringan
kamar mandi senilai Rp 3.300.000,00 (termasuk PPN). Bagaimana membukukan
transaksi tersebut termasuk pajaknya. Asumsi sumber dana bukan BOS
Harga tidak termasuk PPN Rp 3.000.000 (100/110 x Rp. 3.300.000) dan PPN sebesar
Rp 300.000 (10/110 x Rp 3.300.000)
Harga pembelian dicatat senila bruto atau termasuk PPN didalamnya atau senilai
Rp 3.300.000
PPh 22 dihitung 1,5% dari DPP (Rp 3.000.000) atau senilai Rp 45.000
BUKU KAS UMUM

Tanggal

No.
Kode

No.
Bukti

Uraian

Penerimaan
(Rp)

Pengeluaran
(Rp)

Saldo
(Rp)

3.300.000
345.000
BUKU PEMBANTU KAS

Tanggal

No.
Kode

No.
Bukti

Uraian

Penerimaan
(Rp)

Pengeluaran
(Rp)

Saldo
(Rp)

3.300.000
345.000
BUKU PEMBANTU PAJAK

Tanggal

No.
Kode

Uraian

PPh
21

PPh 22

45.000

PPh 23

PPN

TOTAL

300.000

345.000

PENGELOLAAN KEUANGAN

121

2. Pembelian buku pelajaran


Contoh:
Sekolah melakukan pembelian buku pelajaran untuk dikoleksi di perpustakaan dari
pengecer buku (tidak ber NPWP) senilai Rp 10.000.000,00
Bagaimana membukukan transaksi tersebut termasuk pajaknya?
Pengadaan buku refrensi dan pengayaan sekola tidak dikenakan PPN
Sekolah satwa bukan pemungut PPh 22 dan PPN
Haga buku yang dicatat sebesar Rp 10.000.000
BUKU KAS UMUM

Tanggal

No.
Kode

No.
Bukti

Uraian

Penerimaan
(Rp)

Pengeluaran
(Rp)

Saldo
(Rp)

10.000.000

BUKU PEMBANTU KAS

Tanggal

No.
Kode

No.
Bukti

Uraian

Penerimaan
(Rp)

Pengeluaran
(Rp)
10.000.000

122

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Saldo
(Rp)

3. Pembiayaan Pembelajaran
Membiayai kegiatan pembelajaran remedial, pembelajaran pengayaan,
pemantapan persiapan ujian, olah raga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka,
palang merah remaja, UKS
Contoh:
Sekolah melakukan pembayaran kepada guru (PNS Gol IV/a) atas kegiatan remedial
sebesar Rp 250.000,00
Bagaimana cara membukukan transaksi tersebut termasuk pajaknya?
Honor yang dibagikan kepada guru remedial dicatat dinilai brutonya
atau sebesar Rp 250.000
PPh 21 dihitung 15% dari Rp 250.000 atau senilai Rp 37.500
BUKU KAS UMUM

Tanggal

No.
Kode

No.
Bukti

Uraian

Penerimaan
(Rp)

Pengeluaran
(Rp)

Saldo
(Rp)

250.000
37.500
BUKU PEMBANTU KAS

Tanggal

No.
Kode

No.
Bukti

Uraian

Penerimaan
(Rp)

Pengeluaran
(Rp)

Saldo
(Rp)

250.000
37.500
BUKU PEMBANTU PAJAK

Tanggal

No.
Kode

Uraian

PPh 21

37.500

PPh 22

PPh 23

PPN

TOTAL

37.500

PENGELOLAAN KEUANGAN

123

4. Pembayaran Honorarium
Sekolah membayar honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan
honorer.
Contoh:
ekolah melakukan pembayaran kepada guru honorer atas honorarium bulanan
(rutin) sebesar Rp 1.000.000,00.
Bagaimana membukukan transaksi tersebut termasuk pajaknya?
Pembayaran honorarium sebesar Rp 1.000.000 tidak dipotong PPh 21 karena
honorarium yang diterima masih dibawah PTKP Rp 1.320.000 (per orang)
BUKU KAS UMUM

Tanggal

No.
Kode

No.
Bukti

Uraian

Penerimaan
(Rp)

Pengeluaran
(Rp)

Saldo
(Rp)

1.000.000
BUKU PEMBANTU KAS

Tanggal

No.
Kode

No.
Bukti

Uraian

Penerimaan
(Rp)

Pengeluaran
(Rp)
1.000.000

124

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Saldo
(Rp)

Cara membukukan transaksi tersebut adalah:


Penerimaan Transfer dana ke rekening bank sekolah senilai Rp 150.000.000
sekolah menarik dana bank untuk mengisi kas sekolah senilai
Rp 4.500.000

BUKU KAS UMUM

Tanggal

No.
Kode

No.
Bukti

Uraian

Penerimaan
(Rp)

Pengeluaran
(Rp)

Saldo
(Rp)

150.000.000
4.500.000
4.500.000
BUKU PEMBANTU KAS

Tanggal

No.
Kode

No.
Bukti

Uraian

Penerimaan
(Rp)

Pengeluaran
(Rp)

Saldo
(Rp)

Pengeluaran
(Rp)

Saldo
(Rp)

4.500.000
BUKU PEMBANTU BANK

Tanggal

No.
Kode

No.
Bukti

Uraian

Penerimaan
(Rp)
150.000.000

4.500.000

PENGELOLAAN KEUANGAN

125

Bahan Bacaan 14
1.6 CONTOH
LAPORAN BULANAN REALISASI PENGGUNAAN ANGGARAN (nama sekolah/
madrasah) TAHUN ... MENURUT MAK
SUMBER DANA
UNIT KERJA
BAGIAN BULAN

: ADMINISTRASI UMUM
: ...........................................................
: ........................................................

Uraian

No MAK Baru

1
1
2

2
512311
521111

521114

522111

523111

523121

7
8

524111
532111

533111

10
571111
JUMLAH

3
Belanja Vakasi
Belanja Keperluan Seharihari Perkantoran
Belanja Barang Untuk
Pelaksanaan TUPOKSI
Belanja Langganan dan
Daya
Belanja Biaya Pemeliharaan
Gedung dan Bangunan
Belanja Biaya Pemeliharaan
Peralatan dan Mesin
Belanja Perjalanan Biasa
Belanja Modal Peralatan
dan Mesin
Belanja Modal Gedung dan
Bangunan
Belanja Bantuan Sosial

Realisasi
Penggunaan
Anggaran
Alokasi
Saldo-(4-7)
Anggaran S.D. BLN Jumlah
Bln
INI (5 +6)
Lalu
4
5
6
7
8

..... ,10 (bulan berikutnya)

Koordinator PK, KPK, PUMK,

126

BPU PKB TINGKAT I KS/M

%
Realisasi
(7/4*100
9

Bahan Bacaan 15
RENCANA USAHA (BUSINESS PLAN)
DIADOPSI DARI HTTP://EN.WIKIPEDIA.ORG/WIKI/BUSINESS_PLAN
Rencana usaha adalah pernyataan resmi dari serangkaian tujuan bisnis beserta alasanalasan yang diyakini dapat dicapai, serta juga berupa rencana untuk mencapai tujuan
tersebut dan juga berisi informasi latar belakang organisasi atau tim yang berusaha untuk
mencapai tujuan tersebut. Bisnis yang direncanakan dengan mengasumsikan perubahan
yang akan terjadi dalam 3 sampai 5 tahun, dan juga perlu mengasumsikan kebutuhankebutuhan diperlukan agar investor dapat melihat kapan terjadi return dalam waktu
yang ditetapkan.
Konten
Rencana usaha adalah alat pengambilan keputusan. Tidak ada konten yang baku untuk
sebuah rencana bisnis. Sebaliknya, isi dan format dari rencana bisnis ditentukan oleh
tujuan dan audience. Sebuah rencana bisnis mewakili semua aspek bisnis proses
perencanaan yang berisi visi dan strategi serta berbagai sub-rencana berkaitan dengan
aspek pemasaran, keuangan, operasi, sumber daya manusia serta rencana hukum jika
diperlukan. Sebuah rencana bisnis adalah ringkasan dari rencana-rencana.
Sebagai contoh, sebuah rencana bisnis untuk non-profit membahas kesesuaian antara
rencana bisnis dan misi organisasi. Bank akan sangat memperhatikan suatu rencana
bisnis karena terkait dengan pinjaman bank agar meyakinkan Bank bahwa organisasi
mampu membayar kembali pinjaman.
Mempersiapkan rencana bisnis mengacu pada berbagai pengetahuan dari berbagai
disiplin ilmu bisnis yang berbeda seperti: keuangan, manajemen sumber daya manusia,
manajemen properti intelektual, manajemen rantai suplai, manajemen operasi, dan
pemasaran. Hal ini dapat membantu untuk melihat rencana bisnis sebagai kumpulan subrencana terhadap bisnis utama. Sebuah rencana bisnis yang baik tidak dapat menjamin
kesuksesan, tetapi dapat mengarah pada mengurangi kemungkinan kegagalan.
Format presentasi
Format rencana bisnis tergantung pada konteks presentasi. Merupakan hal umum
untuk bisnis, terutama start-up untuk memiliki tiga atau empat format untuk rencana
bisnis yang sama:
1. Tiga menit pertama presentasi dikenal dengan "Elevator pitch" berupa penyampaian
ringkasan rencana bisnis (ringkasan eksekutif). Hal ini sering digunakan sebagai
tahap membangkitkan perhatian penyandang dana potensial, pelanggan, atau
mitra bisnis yang strategis.

PENGELOLAAN KEUANGAN

127

2 Narasi lisan mengandung sebuah harapan yang umumnya disajikan dalam


bentuk slide show menghibur. Narasi lisan dimaksudkan untuk memicu diskusi
serta membangkitkan minat baca para investor potensial pada narasi tertulis.
Isi presentasi biasanya terbatas pada ringkasan eksekutif dan grafik kunci yang
menunjukkan tren keuangan dan pengambilan keputusan. Dapat pula menyajikan
produk baru yang akan didiusulkan.
3 Presentasi tertulis untuk stakeholder eksternal harus ditulis dengan baik, dan
diformat rencana rinci.
4 Rencana operasional internal harus merupakan rencana rinci yang menjelaskan
rincian perencanaan yang dibutuhkan oleh manajemen, meskipun mungkin tidak
menarik bagi stakeholder eksternal.
Isi format business plan pada umumnya mengandung:
halaman sampul dan daftar isi
ringkasan rencana usaha (ringkasan eksekutif)
deskripsi bisnis
analisis lingkungan bisnis
latar belakang industri
analisis pesaing
analisis pasar
rencana pemasaran
rencana operasi
ringkasan manajemen
rencana keuangan
lampiran dan milesstones
Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab:
Masalah apa yang dapat dipecahakn jika menggunakan produk atau jasa yang
dibuat?
Siapa pelanggan, dan bagaimana kondisi pasar?
Seberapa ukuran pasar?
Siapa pesaing dan bagaimana akan mempertahankan keunggulan kompetitif?
Bagaimana rencana mengelola operasinya agar berkembang?
Siapa yang akan menjalankan usaha dan apa yang membuat mereka memenuhi
syarat untuk melakukannya?
Apa saja risiko dan ancaman yang dihadapi, dan apa upaya yang dapat dilakukan
untuk menanggulanginya?
Bagaimana modal perusahaan dan kebutuhan sumber daya?
Bagaimana histori laporan keuangan dan proyeksi usaha?

128

BPU PKB TINGKAT I KS/M

ASPEK KAJIAN SUATU RENCANA USAHA


1. Pembengkakan biaya dan kekurangan pendapatan
Biaya dan perkiraan pendapatan merupakan pusat perhatian dari setiap rencana
usaha ketika menentukan apakah suatu usaha layak untuk direncanakan. Namun
sayangnya aspek pembiayaan masih diremehkan dan aspek pendapatan diperkirakan
secara berlebihan sehingga sering berakibat pada pembengkakan biaya, kekurangan
pendapatan.
2. Masalah hukum dan kewajiban
Peraturan-peraturan
Sebuah rencana usahaharus memperhatikan semua peraturan, aturan eksternal yang
berlaku.
Rencana bisnis Terbuka
Secara tradisional rencana usaha telah sangat rahasia dan sangat terbatas. Rencana
usaha itu sendiri umumnya dianggap sebagai rahasia. Namun saat ini rencana usaha
sudah disajikan di website sehingga menjadi tidak rahasia lagi.
RENCANA AKSI
Saudara bersama tim pengembang sekolah diminta untuk menyusun rencana kegiatan
(action plan) yakni rencana kegiatan untuk mengembangkan keuangan sekolah/
madrasah, dengan menggunakan contoh langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi potensi sumber pendapatan sekolah/madrasah.
2. Menyusun rencana kegiatan pengembangan potensi sumber pendapatan sekolah/
madrasah.
3. Melaksanakan rencana kegiatan pengembangan potensi sumber pendapatan sekolah/
madrasah.
4. Merencanakan pelaksana kegiatan (panitia pelaksana) dan menyusun waktu
pelaksanaan kegiatan.
5. Mengevaluasi rencana kegiatan pengembangan potensi sumber pendapatan sekolah/
madrasah.
6. Menyusun rencana tindak lanjut evaluasi kegiatan pengembangan potensi sumber
pendapatan sekolah/madrasah.

PENGELOLAAN KEUANGAN

129

Bahan Bacaan 16
Pentingnya Pengelolaan Keuangan Sekolah/Madrasah
Diadopsi dari Diktat Pengelolaan Keuangan dan Sumber Dana
Oleh H. Johar Permana, M.A.
Beberapa hal penting dalam pengelolaan keuangan sekolah/madrasah yang perlu
menjadi perhatian yakni:
1. Uang merupakan dinamisator untuk keberhasilan organisasi (madrasah), baik untuk
peningkatan mutu, perluasan akses ataupun kepentingan efesiensi manajemen.
2. Uang yang banyak lebih baik daripada uang yang sedikit. Tetapi, signifikansi hubungan
antara pengeluaran uang dengan keberhasilan penyelenggaraan sekolah harus jelas.
3. Manajemen semestinya mencegah kekeliruan dan menghindari penyimpangan atau
kebocoran-kebocoran keuangan.
Beberapa akibat yang dapat terjadi jika kepala sekolah/madrasah kurang memahami
peraturan maupun ketentuan dalam pengelolaan, pembelanjaan maupun pembukuan
keuangan sekolah/madrasah antara lain:
1. Tidak mampu menjelaskan kepada pihak lain pembelajaan yang benar.
2. Pembukuan salah, pelaporan salah, hasil pemeriksaan tidak sesuai kenyataan
cenderung akan merugikan kepala sekolah/madrasah.
3. Mudah ditipu oleh bawahan
4. Tidak mampu memberikan arahan untuk membuat laporan yang benar
5. Akan mudah dimanfaatkan oleh pihak lain.
Langkah untuk mengetahui dan mengerti pembelanjaan dan pembukuan yang benar:
1. Memahami regulasi yang berhubungan dengan pembelanjaan dan pembukuan
2. Menelaah dokumen pembelajaan dan pembukuan yang benar
3. Mencatat hal-hal yang perlu diperbaiki (hasil telaah)
4. Konfirmasi asumsi yang diperoleh dengan kepala sekolah berpengalaman
5. Mempraktikan dalam kegiatan keseharian

130

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Bahan Bacaan 17
MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH DASAR
Diadopsi dari Modul Diklat Manajemen Keuangan Sekolah Dasar
Direktorat Tenaga Kependidikan, Dirjen PMPTK, Depdiknas, 2007
BAB IV Pelaksanaan Pembelanjaan Keuangan Sekolah
Pelaksanaan kegiatan pembelanjaan keuangan mengacu kepada perencanaan yang
telah ditetapkan. Mekanisme yang ditempuh di dalam pelaksanaan kegiatan harus
benar, efektif dan efisien. Pembukuan uang yang masuk dan keluar dilakukan secara
cermat dan transparan. Untuk itu tenaga yang melakukan pembukuan dipersyaratkan
menguasai teknis pembukuan yang benar sehingga hasilnya bisa tepat dan akurat.
Penggunaan anggaran memperhatikan asas umum pengeluaran negara, yaitu manfaat
penggunaan uang negara minimal harus sama apabila uang tersebut dipergunakan
sendiri oleh masyarakat. Asas ini tercermin dalam prinsip-prinsip yang dianut dalam
pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara, seperti prinsip efisien, pola hidup
sederhana, dan sebagainya. Setiap melaksanakan kegiatan yang memberatkan anggaran
belanja, ada ikatan-ikatan yang berupa: pembatasan-pembatasan, larangan-larangan,
keharusan-keharusan dan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan setiap petugas yang
diberi wewenang dan kewajiban mengelola uang negara.
Ketentuan yang berupa pembatasan dan larangan-larangan terdapat dalam peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara antara
lain: Undang-Undang Perbendaharaan Negara pasal 24, 28, 30, yaitu pengeluaran yang
melampaui kredit anggaran atau tidak tersedia anggarannya, tidak boleh terjadi. Kreditkredit yang disediakan dalam anggaran tidak boleh ditambah baik langsung maupun tidak
langsung karena adanya keuntungan bagi negara. Barang-barang milik negara berupa
apapun tidak boleh diserahkan kepada mereka yang mempunyai tagihan terhadap
negara. Ketentuan-ketentuan tersebut pada hakikatnya mengacu pada hal yang sama
yaitu membatasi penggunaan anggaran oleh pemerintah dalam jumlah seperti yang
diterapkan tercantum dalam anggaran dan hanya untuk kegiatan seperti yang dimaksud
dalam kedit anggaran masing-masing (Widjanarko, Sahertian, 1996/1997).
Di dalam bab IX pasal 62 Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan disebutkan standar pembiayaan meliputi:
1. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal.
2. Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya
penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal
kerja tetap.
3. Biaya personal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya pendidikan yang
harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran
secara teratur dan berkelanjutan.

PENGELOLAAN KEUANGAN

131

4. Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada
gaji,
b. bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan
c. biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak,
asuransi, dan lain sebagainya.
5. Standar biaya operasi satuan pendidikan ditetapkan dengan Peraturan Menteri
berdasarkan usulan BSNP.
Penjabaran program di tingkat sekolah mengacu pada standar minimal yang telah
disebutkan di atas.
Di tingkat nasional, alokasi anggaran pemerintah terdiri dari anggaran rutin dan
pembangunan. Sebagian besar anggaran rutin di Departemen Pendidikan Nasional
digunakan untuk membayar gaji guru dan pegawai. Sedangkan sebagian lainnya untuk
membiayai kegiatan pembelajaran dan kegiatan lainnya.
Pelaksanaan pengeluaran anggaran di sekolah disesuaikan dengan sumbernya, yaitu dana
rutin, BOS, Komite sekolah dan sebaginya. Selanjutnya melalui Kebijakan Pemerintah yang
ada, di tahun 2007 dalam pengelolaan keuangan dikenal sumber anggaran yang disebut
Dana Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). DIPA meliputi Administrasi Umum, penerimaan
dari pajak, alokasi dari pemerintah yang bersumber dari APBN,dan Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) yang bersumber dari dana masyarakat. Sumber dana DIPA digunakan
untuk:
1. Belanja Pegawai, berupa:
- Pengelolaan Belanja Gaji dan Honorarium
2. Belanja Barang, berupa:
- Penyelenggaraan Operasional Perkantoran
- Perawatan Gedung Kantor
- Perawatan Sarana Prasarana Kantor
- Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan
- Penyusunan Program Kerja/Rencana Kerja
- Pengembangan Sistem Apresiasi Keuangan
- Penelitian dan Pengembangan Ilmu dan Teknologi
- Peningkatan tata Ketentuan dan SDM
3. Belanja Modal, berupa:
- Pembangunan gedung Pendidikan
- Pengelolaan Kendaraan

132

BPU PKB TINGKAT I KS/M

- Penyediaan Sarana Prasarana


- Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Unit Dasar
4. Belanja Bantuan Sosial
- Beasiswa
- Peningkatan SDM
Pengeluaran anggarana tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan jenis mata
anggaran keluaran (MAK) sebagai berikut:
1. Belanja Pegawai
MAK 511111
MAK 512311

Belanja Gaji Pegawai


Belanja Honorarium Pegawai

2. Belanja Barang
MAK 521111
MAK 521114
MAK 522111
MAK 523111
MAK 523121
MAK 524111

Keperluan Sehari-Hari Perkantoran


Belanja Barang ATK
Langganan Daya dan Jasa
Pemeliharaan Gedung Kantor
Pemeliharaan Peralatan dan Mesin
Biaya Perjalanan Dinas

3. Belanja Modal
MAK 532111
MAK 533111

Belanja Modal Peralatan dan Mesin


Belanja Modal Gedung dan Bangunan

4. Belanja Sosial
MAK 571111

Belanja bantuan sosial, berupa Penyediaan Beasiswa


dan peningkatan Sumber Daya Manusia

Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di sekolah, perlu pengelolaan sumber daya
terpadu antara sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta dana. Ketiganya saling
terkait satu sama lain. Dalam hal ini kepala sekolah dituntut untuk mengatur keuangan
sekolah dengan sebaik-baiknya sehingga tidak ada kegiatan yang semestinya mendapat
prioritas pendanaan tapi tidak memperoleh anggaran.
Selanjutnya Bendaharawan sekolah dalam mengelola keuangan hendaknya
memperhatikan beberapa hal berikut ini :
1. Hemat dan sesuai dengan kebutuhan
2. Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana
3. Tidak diperkenankan untuk kebutuhan yang tidak menunjang proses belajar mengajar,
seperti ucapan selamat, hadiah, pesta.

PENGELOLAAN KEUANGAN

133

Berkaitan dengan hal tersebut, perlu diterapkan manajemen yang tertib meliputi tertib
program, tertib anggaran, tertib administrasi, tertib pelaksanaan, dan tertib pengendalian
dan pengawasan.

Pembukuan Keuangan Sekolah yang Transparan


Transaksi penerimaan dan pengeluaran uang yang dilakukan oleh bendaharawan sekolah
senantiasa terjadi dari hari ke hari. Agar semuanya bisa lancar maka setiap pemasukan
dan pengeluaran keuangan hendaknya dicatat dan dibukukan secara tertib sesuai dengan
pedoman dan peraturan yang berlaku. Untuk itu salah satu tugas dari bendaharawan
sekolah adalah mengadakan pembukuan keuangan sekolah.
Sesuai dengan peraturan yang berlaku, orang atau badan yang menerima, menyimpan,
dan membawa uang atau surat-surat berharga milik negara diwajibkan membuat catatan
secara tertib dan teratur. Peraturan yang perlu dipahami dalam pengelolaan keuangan
antara lain:
1. Undang-undang Dasar RI Tahun 1945
2. Undang-undang
- Nomor 20 tahun 1997, tentang Penerima PNBP
- Nomor 17 tahun 2003, tentang Keuangan Negara
- Nomor 1 tahun 2004, tentang Perbendaharaan Negara
3. Peraturan Pemerintah
- Nomor 12 tahun 1997, tentang Jenis dan Penyetoran PNBP
- Nomor 73 tahun 1999, tentang tatacara Penggunaan sebagian Dana PNBP yang
bersumber dari kegiatan tertentu
- Nomor 1 tahun 2004, tentang tatacara Penyetoran Rencana dan Pelaporan Realisasi
PNBP
- Nomor 21 tahun 2004, RKAKL
- Nomor 80 tahun 2005, tentang Pemeriksaan PNBP
4. Keputusan Presiden
- Nomor 17 tahun 2000, tentang APBN
- Nomor 42 tahun 2002, tentang Pedoman Pelaksanaan APBN
- Nomor 80 tahun 2003, tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
5. Peraturan Presiden
- Nomor 8 tahun 2006, tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 80
tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

134

BPU PKB TINGKAT I KS/M

6. Peraturan Menteri Keuangan


- Nomor 55 / PMK. 2 / 2006, tentang Petunjuk dan Pengesahan RKAKL
Berdasarkan pada peraturan yang ada maka kepala kantor, satuan kerja, pimpinan proyek,
bendaharawan, dan orang atau badan yang menerima, menguasai uang negara wajib
menyelenggarakan pembukuan. Sekolah sebagai penerima uang dari berbagai sumber
juga harus mengadakan pembukuan. Pembukuan yang lengkap mencatat berbagai
sumber dana beserta jumlahnya, dan distribusi penggunaannya secara rinci. Kalau ada
beban pajak yang harus dikeluarkan juga harus disetor sesuai aturan yang berlaku.
Pembukuan setiap transaksi yang berpengaruh terhadap penerimaan dan pengeluaran
uang wajib dicatat oleh bendaharawan dalam Buku Kas. Buku Kas bisa berupa Buku Kas
Umum (BKU) dan Buku Kas Pembantu (BKP). BKU merupakan buku harian yang digunakan
untuk mencatat semua penerimaan dan pengeluaran uang atau yang disamakan dengan
uang. BKP merupakan buku harian yang digunakan untuk membantu pencatatan semua
penerimaan dan pengeluaran uang menurut jenis sumber pembiayaan. Pencatatan di BKU
dan BKP dilakukan sepanjang waktu setiap ada transaksi penerimaan dan pengeluaran
uang. Pembukuan dilakukan di BKU, kemudian pada BKP. BKU dan BKP ditutup setiap
akhir bulan atau sewaktu-waktu jika dianggap perlu, misalnya setelah ada pemeriksaan
oleh petugas yang berwenang, pada waktu serah terima dari pejabat lama ke pejabat
baru baik kepala sekolah maupun bendaharawan pemegang BKU dan BKP.
Berdasarkan narasi di atas, maka pembukuan anggaran baik penerimaan maupun
pengeluaran harus dilakukan secara tertib, teratur, dan benar. Pembukuan yang tertib,
akan mudah diketahui perbandingan antara keberadaan sumber daya fisik dan sumber
daya manusia. Setiap saat pembukuan harus dapat menggambarkan mutasi yang paling
akhir. Dari pembukuan yang baik, tertib, teratur, lengkap, dan up to date akan dapat
disajikan pelaporan yang baik, lengkap, dan bermanfaat. Pembuatan laporan dilakukan
secara teratur dan periodik dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Selanjutnya untuk menunjang terlaksananya pengelolaan keuangan yang baik, kepala
sekolah hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Perlengkapan administrasi keuangan, yaitu sekolah memiliki tempat khusus untuk
menyimpan perlengkapan administrasi keuangan, memiliki alat hitung, dan memiliki
buku-buku yang dibutuhkan.
2. RAPBS, yaitu sekolah memiliki RAPBS yang telah disahkan oleh Kepala Sekolah, Ketua
Komite Sekolah, serta pejabat yang berwenang misalnya Kepala Dinas Pendidikan
setempat, serta memiliki program penjabarannya sebagai acuan dalam setiap
penggunaan dan pelaporan keuangan sekolah.

PENGELOLAAN KEUANGAN

135

3. Pengadministrasian keuangan, yaitu sekolah memiliki catatan logistik (uang dan


barang) sesuai dengan mata anggaran dan sumber dananya masing-masing, sekolah
memiliki buku setoran ke Bank/KPKN/yayasan, memiliki daftar penerimaan gaji/honor
guru dan tenaga kerja lainnya, dan yang terakhir sekolah memiliki laporan keuangan
triwulan dan tahunan (dikembangkan dari Ditdiknas,1995/1996)
Untuk melaksanakan tugas tersebut maka di tiap lembaga pendidikan memiliki pengelola
keuangan yang disebut Bendaharawan. Bendaharawan adalah orang yang diberi tugas
penerimaan, penyimpanan, dan pembayaran atau penyerahan uang atau kertas berharga.
Bendaharawan berkewajiban mengirimkan kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
tentang perhitungan mengenai pengurusan yang dilakukan. Bendaharawan sekolah
memiliki tugas menerima, mencatat dan mengeluarkan keuangan sesuai dengan
anggaran yang disetujui kepala sekolah. Pengurusan kebendaharawanan yang dilakukan
oleh bendaharawan dalam bentuk perbuatan menerima, menyimpan, dan membayar
atau menyerahkan uang atau kertas berharga dan barang-barang, baik milik negara
maupun milik pihak ketiga yang pengurusannya dipercayakan kepada negara.

Bahan Bacaan 18
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2010TENTANG
TARIF PEMOTONGAN DAN PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS
PENGHASILAN YANG MENJADI BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
NEGARA ATAU ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
Pasal 4
1. (1) Pajak Penghasilan Pasal 21 yang terutang atas penghasilan selain penghasilan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) berupa honorarium atau imbalan
lain dengan nama apapun yang menjadi beban APBN atau APBD, dipotong oleh
bendahara pemerintah yang membayarkan honorarium atau imbalan lain tersebut.
2. (2) Pajak Penghasilan Pasal 21 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat final
dengan tarif:
1. sebesar 0% (nol persen) dari jumlah bruto honorarium atau imbalan lain bagi
PNS Golongan I dan Golongan II, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan
Pangkat Tamtama dan Bintara, dan Pensiunannya;
2. sebesar 5% (lima persen) dari jumlah bruto honorarium atau imbalan lain bagi
PNS Golongan Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Perwira
Pertama, dan Pensiunannya;
3. sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto honorarium atau imbalan
lain bagi Pejabat Negara, PNS Golongan IV, Anggota TNI dan Anggota POLRI
Golongan Pangkat Perwira Menengah dan Perwira Tinggi, dan Pensiunannya.

136

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Bahan Bacaan 19
LAPORAN KEUANGAN
Diadopsi dari http://fatih-io.biz/tujuan-laporan-keuangan.html
Laporan keuangan sekolah/madrasah mempunyai dua tujuan yakni Tujuan Umum dan
Tujuan Kualitatif.
Tujuan Umum
Sebagai informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan sumber pendapatan
sekolah/madrasah yang timbul dalam rangka pelaksanaan program/kegiatan.
Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai kondisi keuangan sekolah/
madrasah.
Membantu pengelola sekolah/madrasah maupun para pemberi dana dalam
memperkirakan potensi sekolah/madrasah dalam melaksanakan program/
kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Memberi informasi penting lainnya mengenai perubahan sumber-sumber
pendapatan sekolah/madrasah serta kewajiban seperti informasi mengenai
pembelanjaan.
Mengungkapkan informasi lain yg berhubungan dengan laporan keuangan yang
relevan untuk kebutuhan pemakai laporan keuangan.
Tujuan Kualitatif
1. Relevan
Biasanya relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud
penggunaannya karena jika informasi tersebut tidak relevan maka informasi
tersebut tidak ada gunanya bagi pemakai informasi tersebut. Terkadang suatu
informasi mempunyai tingkat relevansi yg tinggi untuk satu pengguna tetapi belum
tentu untuk pengguna yang lainnya.
2. Dapat Dimengerti
Informasi dalam laporan keuangan harus dapat dimengerti dan telah disesuaikan
dengan batas pengertian pemakainya, sehingga pemakai laporan mampu
memahami program/kegiatan sekolah/madrasah, transaksi serta laporan
keuangan.
3. Daya Uji
Untuk dapat meningkatkan manfaatnya maka harus dapat diuji kebenarannya oleh
pengukur yang independen menggunakan metode pengukuran yang sama, namun
ini bersifat subyektif.

PENGELOLAAN KEUANGAN

137

4. Netral
Informasi harus untuk kepentingan umum pemakai tidak boleh tergantung pada
kebutuhan atau keinginan pihak tertentu.
5. Tepat Waktu
Hal ini dimaksudkan supaya laporan dapat digunakan secepat mungkin serta
menghindari tertundanya suatu keputusan hanya karena tidak tepat waktu.
6. Daya Saing
Laporan akan lebih berguna jika disajikan secara komparatif, misalnya
dikomparasikan dengan tahun sebelumnya atau dengan laporan keuangan sekolah/
madrasah sejenis pada tahun yang sama.
7. Lengkap
Laporan lengkap dimaksudkan bahwa laporan tidak hanya menghendaki
pengungkapan fakta keuangan yang penting-penting saja melainkan juga
menghendaki penyajian fakta tersebut sedemikian rupa sehingga tidak
menyesatkan bagi para pemakainya.

Bahan Bacaan 20
Mengembangkan Pendidikan Inklusi untuk Anak yang Berkebutuhan Khusus
(Penyandang Disabilitas)
A. Latar Belakang
Setiap individu pada dasarnya memiliki keunikannya masing-masing. Berdasar pada
prinsip tersebut maka kini dikembangkan sistem pendidikan inklusi. Di dalam sekolah
inklusi terdapat peserta didik dengan berbagai macam latar belakang dari yang reguler
(biasa) sampai anak berkebutuhan khusus. Pelayananan pendidikan yang diberikan
secara bersamaan, sehingga akan terjadi interaksi antara keduanya, saling memahami,
mengerti adanya perbedaan, dan meningkatkan empati bagi anak-anak reguler.
B. Landasan Hukum
Pada tanggal 18 Oktober 2011, Pemerintah telah meratifikasi Konvensi PBB tentang Hak
Penyandang Disabilitas (United Nation Convention on Rights of Persons with Disabilities).
Pada pasal 24 tentang Pendidikan disebutkan bahwa negara-negara pihak mengakui
hak orang-orang penyandang cacat atas pendidikan. Dalam rangka mewujudkan hak
tersebut tanpa diskriminasi dan atas dasar kesetaraan kesempatan, maka negara-negara
pihak harus menjamin suatu sistem pendidikan yang inklusif di semua tingkatan dan
pembelajaran jangka panjang yang ditujukan untuk:

138

BPU PKB TINGKAT I KS/M

1. Pengembangan potensi manusia yang sepenuhnya dan perasaan martabat dan


harga diri, serta penguatan penghormatan terhadap hak asasi manusia, kebebasan
mendasar, dan keragaman manusia;
2. Pengembangan personalitas, bakat, dan kreativitas, serta kemampuan mental dan
fisik orang-orang penyandang cacat sejauh potensi mereka memungkinkan;
3. Memampukan orang-orang penyandang cacat untuk berpartisipasi secara efektif
di masyarakat yang bebas;
4. Dalam mewujudkan hak ini, Negara-negara Pihak harus menjamin bahwa:
5. Orang-orang penyandang cacat harus dimasukkan dalam sistem pendidikan
umum atas dasar kecacatan, dan bahwa anak-anak penyandang cacat harus dapat
mengikuti pendidikan dasar wajib secara gratis, atau pendidikan tingkat kedua atas
dasar kecacatan;
6. Anak-anak penyandang cacat dapat mengakses pendidikan dasar yang gratis dan
pendidikan tingkat kedua yang berkualitas dan inklusif atas dasar kesetaraan
dengan orang-orang lain dalam masyarakat di mana mereka tinggal;
7. Akomodasi yang selayaknya yang dibutuhkan oleh individu-individu tersedia;
8. Orang-orang penyandang cacat menerima dukungan yang dibutuhkan, dalam
sistem pendidikan umum, untuk memfasilitasi pendidikan mereka secara efektif;
9. Tersedia sarana-sarana pendukung individual yang efektif dalam lingkungan yang
memaksimalkan pengembangan akademik dan sosial, yang konsisten dengan
tujuan dan inklusi secara penuh.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 70 Th 2009, Tentang Pendidikan
Inklusif bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/
atau bakat Istimewa. Peraturan Menteri ini menyatakan bahwa sistem penyelenggaraan
pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki
kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti
pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama
dengan peserta didik pada umumnya.
Guna menunjang terwujudnya sistem pendidikan inklusi maka sarana fisik sekolah
harus disesuaikan dengan kebutuhan fisik anak didik yang berkebutuhan khusus. Oleh
karena itu pemerintah mengeluarkan beberapa peraturan menyangkut aksesibilitas
yang berkaitan dengan fasilitas umum termasuk bangunan sekolah. Peraturan tersebut
diantaranya;
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung; Undangundang ini mensyaratkan agar dalam pembangunan gedung dipenuhi fasilitas
dan aksesibilitas yang mudah, aman dan nyaman bagi penyandang cacat yang
tercantum dalam Pasal 27.
2. Keputusan Menteri Pekerjan Umum Nomor 68/K P T S/1998 tentang Persyaratan
Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan,
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis
fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

PENGELOLAAN KEUANGAN

139

C. Teknik Pelaksanaan
1. Input siswa
Kemampuan awal dan karakteristik siswa menjadi acuan utama dalam
mengembangkan kurikulum dan bahan ajar serta penyelenggaraan proses belajarmengajar. Implikasinya antara lain perlu dipikirkan:
a. Siapa input siswanya, apakah semua peserta didik berkelainan dapat mengikuti
kelas reguler bercampur anak lainnya anak normal?
b. Bagaimana identifikasinya?
c. Apa alat identifikasi yang digunakan?
d. Siapa yang terlibat dalam identifikasi?
2. Kurikulum
Kurikulum (bahan ajar) yang dikembangkan hendaknya mengacu kepada
kemampuan awal dan karakteristik siswa. Implikasinya antara lain perlu dipikirkan:
a. Bagaimana model kurikulum (bahan ajarnya) untuk kemampuan anak yang
beragam dalam kelas reguler yang sama?
b. Siapa yang mengembangkannya?
c. Bagaimana pengembangannya?
3. Tenaga kependidikan
Tenaga kependidikan (guru/instruktur/pelatih/therapist dsb.) yang mengajar
hendaknya memiliki kualifikasi yang dipersyaratkan, yaitu memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap tentang materi yang akan diajarkan/dilatihkan, dan
memahami karakteristik siswa. Implikasinya antara lain perlu dipikirkan:
a. Siapa saja tenaga kependidikan yang terlibat?
b. Apa peran serta masing-masing?
c. Bagaimana kualifikasi gurunya?
d. Persyaratan apa yang harus dimiliki?
4. Sarana-prasarana
Sarana-prasarananya hendaknya disesuaikan dengan tuntutan kurikulum (bahan
ajar) yang telah dikembangkan. Implikasinya antara lain perlu dipikirkan:
a. Prasarana apa yang diperlukan?
b. Sarana apa yang diperlukan?
5. Pembiayaan
Penyelenggaraan pendidikan inklusif di sekolah reguler memerlukan dukungan
dana yang memadai. Untuk itu dapat ditanggung bersama antara pemerintah,
masyarakat, dan orang tua siswa, serta sumbangan suka rela dari berbagai pihak.
Implikasinya antara lain perlu dipikirkan:
a. Dari mana sumber dana untuk operasional sekolah inklusi?
b. Untuk keperluan apa saja dana tersebut?

140

BPU PKB TINGKAT I KS/M

6. Manajemen
Penyelenggaraan pendidikan inklusif memerlukan manajemen yang berbeda
dengan sekolah reguler. Implikasinya antara lain perlu difikirkan:
a. Bagaimana manajemennya?
b. Siapa saja yang dilibatkan?
c. Apa tugas dan fungsinya?
7. Lingkungan
Agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan maka lingkungan belajar dibuat
sedemikian rupa sehingga proses belajar-mengajar dapat berlangsung secara
aman dan nyaman. Implikasinya antara lain perlu difikirkan:
a. Bagaimana lingkungan sekolahnya? Bangunan sekolah dan lingkungan apakah
aksesibel bagi anak berkebutuhan khusus?
b. Bagaimana lingkungan sekitaranya?Bagaimana lingkungan rumah tangganya?
c. Upaya apa yang dilakukan dalam rangka meningkatkan peranserta masyarakat dan
orang tua untuk meningkatkan mutu pendidikan di sini?
8. Proses belajar-mengajar
Proses belajar-mengajar lebih banyak memberikan kesempatan belajar kepada
siswa melalui pengalaman nyata. Implikasinya antara lain perlu dipikirkan:
a. Bagaimana perencanaan kegiatan belajar-mengajar?
b. Bagaimana pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar?
c. Bagaimana evaluasi kegiatan belajar-mengajar?
Sumber : Pusat Kajian Perlindungan Anak & Pusat Kajian Disabilitas UI (PUSKAPA)

PENGELOLAAN KEUANGAN

141

Bahan Bacaan 21

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 23 TAHUN 2002
TENTANG
PERLINDUNGAN ANAK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :
a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia menjamin kesejahteraan tiap-tiap warga
negaranya, termasuk perlindungan terhadap hak anak yang merupakan hak asasi
manusia;
b. bahwa anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya
melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya;
c. bahwa anak adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan
bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin
kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan;
d. bahwa agar setiap anak kelak mampu memikul tanggung jawab tersebut, maka ia perlu
mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara
optimal, baik fisik, mental maupun sosial, dan berakhlak mulia, perlu dilakukan upaya
perlindungan serta untuk mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan
jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya serta adanya perlakuan tanpa diskriminasi;
e. bahwa untuk mewujudkan perlindungan dan kesejahteraan anak diperlukan
dukungan kelembagaan dan peraturan perundang-undangan yang dapat menjamin
pelaksanaannya;
f. bahwa berbagai undang-undang hanya mengatur hal-hal tertentu mengenai anak
dan secara khusus belum mengatur keseluruhan aspek yang berkaitan dengan
perlindungan anak;
g. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a, b, c, d, e, dan f perlu
ditetapkan Undang-undang tentang Perlindungan Anak;
Mengingat :
1. Pasal 20, Pasal 20A ayat (1), Pasal 21, Pasal 28B ayat (2), dan Pasal 34
2. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
3. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak (Lembaran Negara
Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3143);

142

BPU PKB TINGKAT I KS/M

4. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi


terhadap Perempuan (Convention on The Elimination of all Forms of Discrimination
Against Women) (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3277);
5. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak (Lembaran Negara
Tahun 1997 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3668);
6. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat (Lembaran Negara
Tahun 1997 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3670);
7. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1999 tentang Pengesahan ILO Convention No. 138
Concerning Minimum Age for Admission to Employment (Konvensi ILO mengenai Usia
Minimum untuk Diperbolehkan Bekerja) (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 56,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3835);
8. Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara
Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3886);
9. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Pengesahan ILO Convention No. 182
Concerning The Prohibition and Immediate Action for The Elimination of The Worst
Forms of Child Labour (Konvensi ILO No. 182 mengenai Pelarangan dan Tindakan
Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak) (Lembaran
Negara Tahun 2000 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3941);
Dengan persetujuan :
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGAN ANAK.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan :
1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak
yang masih dalam kandungan.
2. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan
hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal
sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.
3. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau
suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya, atau keluarga
sedarah dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai dengan derajat ketiga.
4. Orang tua adalah ayah dan/atau ibu kandung, atau ayah dan/atau ibu tiri, atau ayah
dan/atau ibu angkat.
5. Wali adalah orang atau badan yang dalam kenyataannya menjalankan kekuasaan asuh
sebagai orang tua terhadap anak.
6. Anak terlantar adalah anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar, baik
fisik, mental, spiritual, maupun sosial.

PENGELOLAAN KEUANGAN

143

7. Anak yang menyandang cacat adalah anak yang mengalami hambatan fisik dan/atau
mental sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya secara wajar.
8. Anak yang memiliki keunggulan adalah anak yang mempunyai kecerdasan luar biasa,
atau memiliki potensi dan/atau bakat istimewa.
9. Anak angkat adalah anak yang haknya dialihkan dari lingkungan kekuasaan keluarga
orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan,
pendidikan, dan membesarkan anak tersebut, ke dalam lingkungan keluarga orang tua
angkatnya berdasarkan putusan atau penetapan pengadilan.
10. Anak asuh adalah anak yang diasuh oleh seseorang atau lembaga, untuk diberikan
bimbingan, pemeliharaan, perawatan, pendidikan, dan kesehatan, karena orang
tuanya atau salah satu orang tuanya tidak mampu menjamin tumbuh kembang anak
secara wajar.
11. Kuasa asuh adalah kekuasaan orang tua untuk mengasuh, mendidik, memelihara,
membina, melindungi, dan menumbuhkembangkan anak sesuai dengan agama yang
dianutnya dan kemampuan, bakat, serta minatnya.
12. Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan
dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara.
13. Masyarakat adalah perseorangan, keluarga, kelompok, dan organisasi sosial dan/
atau organisasi kemasyarakatan.
14. Pendamping adalah pekerja sosial yang mempunyai kompetensi profesional dalam
bidangnya.
15. Perlindungan khusus adalah perlindungan yang diberikan kepada anak dalam situasi
darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan
terisolasi, anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, anak yang
diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), anak korban penculikan, penjualan,
perdagangan, anak korban kekerasan baik fisik dan/atau mental, anak yang
menyandang cacat, dan anak korban perlakuan salah dan penelantaran.
16. Setiap orang adalah orang perseorangan atau korporasi.
17. Pemerintah adalah Pemerintah yang meliputi Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
Penyelenggaraan perlindungan anak berasaskan Pancasila dan berlandaskan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta prinsip-prinsip dasar
Konvensi Hak-Hak Anak meliputi:
a. non diskriminasi;
b. kepentingan yang terbaik bagi anak;
c. hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan
d. penghargaan terhadap pendapat anak.

144

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Pasal 3
Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat
hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi,
demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN ANAK
Pasal 4
Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara
wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 5
Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan.
Pasal 6
Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai
dengan tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan orang tua.
Pasal 7
1) Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh oleh
orang tuanya sendiri.
2) Dalam hal karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang
anak, atau anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau
diangkat sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 8
Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan
kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial.
Pasal 9
1) Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan
bakatnya.

PENGELOLAAN KEUANGAN

145

2) Selain hak anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), khusus bagi anak yang
menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan bagi
anak yang memiliki keunggulan juga berhak mendapatkan pendidikan khusus.
Pasal 10
Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari,
dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi
pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.
Pasal 11
Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan
anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan
tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri.
Pasal 12
Setiap anak yang menyandang cacat berhak memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial,
dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial.
Pasal 13
1) Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang
bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan:
a. diskriminasi;
b. eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual;
c. penelantaran;
d. kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan;
e. ketidakadilan; dan
f. perlakuan salah lainnya.
2) Dalam hal orang tua, wali atau pengasuh anak melakukan segala bentuk perlakuan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka pelaku dikenakan pemberatan hukuman.
Pasal 14
Setiap anak berhak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan
dan/atau aturan hukum yang sah menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah demi
kepentingan terbaik bagi anak dan merupakan pertimbangan terakhir.

146

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Pasal 15
Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari :
a. penyalahgunaan dalam kegiatan politik;
b. pelibatan dalam sengketa bersenjata;
c. pelibatan dalam kerusuhan sosial;
d. pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan;dan
e. pelibatan dalam peperangan.
Pasal 16
1) Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan, penyiksaan,
atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi.
2) Setiap anak berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum.
3) Penangkapan, penahanan, atau tindak pidana penjara anak hanya dilakukan apabila
sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir.
Pasal 17
1) Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk :
a. mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan penempatannya dipisahkan dari
orang dewasa;
b. memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif dalam setiap
tahapan upaya hukum yang berlaku; dan
c. membela diri dan memperoleh keadilan di depan pengadilan anak yang objektif
dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum.
2) Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual atau yang berhadapan
dengan hukum berhak dirahasiakan.
Pasal 18
Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapatkan
bantuan hukum dan bantuan lainnya.
Pasal 19
Setiap anak berkewajiban untuk :
a. menghormati orang tua, wali, dan guru;
b. mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi teman;
c. mencintai tanah air, bangsa, dan negara;
d. menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya; dan
e. melaksanakan etika dan akhlak yang mulia.

PENGELOLAAN KEUANGAN

147

BAB IV
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 20
Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang tua berkewajiban dan bertanggung
jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak.
Bagian Kedua
Kewajiban dan Tanggung Jawab
Negara dan Pemerintah
Pasal 21
Negara dan pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab menghormati dan
menjamin hak asasi setiap anak tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis
kelamin, etnik, budaya dan bahasa, status hukum anak, urutan kelahiran anak, dan
kondisi fisik dan/atau mental.
Pasal 22
Negara dan pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab memberikan dukungan
sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan perlindungan anak.
Pasal 23
1) Negara dan pemerintah menjamin perlindungan, pemeliharaan, dan kesejahteraan
anak dengan memperhatikan hak dan kewajiban orang tua, wali, atau orang lain yang
secara hukum bertanggung jawab terhadap anak.
2) Negara dan pemerintah mengawasi penyelenggaraan perlindungan anak.
Pasal 24
Negara dan pemerintah menjamin anak untuk mempergunakan haknya dalam
menyampaikan pendapat sesuai dengan usia dan tingkat kecerdasan anak.
Bagian Ketiga
Kewajiban dan Tanggung Jawab Masyarakat
Pasal 25
Kewajiban dan tanggung jawab masyarakat terhadap perlindungan anak dilaksanakan
melalui kegiatan peran masyarakat dalam penyelenggaraan perlindungan anak.

148

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Bagian Keempat
Kewajiban dan Tanggung Jawab
Keluarga dan Orang Tua
Pasal 26
1) Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk :
a. mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak;
b. menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya;
dan
c. mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak.
2) Dalam hal orang tua tidak ada, atau tidak diketahui keberadaannya, atau karena
suatu sebab, tidak dapat melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya, maka
kewajiban dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat beralih
kepada keluarga, yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
BAB V
KEDUDUKAN ANAK
Bagian Kesatu
Identitas Anak
Pasal 27
1) Identitas diri setiap anak harus diberikan sejak kelahirannya.
2) Identitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dituangkan dalam akta kelahiran.
3) Pembuatan akta kelahiran didasarkan pada surat keterangan dari orang yang
menyaksikan dan/atau membantu proses kelahiran.
4) Dalam hal anak yang proses kelahirannya tidak diketahui, dan orang tuanya tidak
diketahui keberadaannya, pembuatan akta kelahiran untuk anak tersebut didasarkan
pada keterangan orang yang menemukannya.
Pasal 28
1) Pembuatan akta kelahiran menjadi tanggung jawab pemerintah yang dalam
pelaksanaannya diselenggarakan serendah-rendahnya pada tingkat kelurahan/desa.
2) Pembuatan akta kelahiran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus diberikan
paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal diajukannya permohonan.
3) Pembuatan akta kelahiran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak dikenai biaya.
4) Ketentuan mengenai tata cara dan syarat-syarat pembuatan akta kelahiran sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), diatur dengan peraturan perundang-undangan.

PENGELOLAAN KEUANGAN

149

Bagian Kedua
Anak yang Dilahirkan dari
Perkawinan Campuran
Pasal 29
1) Jika terjadi perkawinan campuran antara warga negara Republik Indonesia dan warga
negara asing, anak yang dilahirkan dari perkawinan tersebut berhak memperoleh
kewarganegaraan dari ayah atau ibunya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan yang berlaku.
2) Dalam hal terjadi perceraian dari perkawinan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
anak berhak untuk memilih atau berdasarkan putusan pengadilan, berada dalam
pengasuhan salah satu dari kedua orang tuanya.
3) Dalam hal terjadi perceraian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), sedangkan
anak belum mampu menentukan pilihan dan ibunya berkewarganegaraan Republik
Indonesia, demi kepentingan terbaik anak atau atas permohonan ibunya, pemerintah
berkewajiban mengurus status kewarganegaraan Republik Indonesia bagi anak
tersebut.
BAB VI
KUASA ASUH
Pasal 30
1) Dalam hal orang tua sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, melalaikan kewajibannya,
terhadapnya dapat dilakukan tindakan pengawasan atau kuasa asuh orang tua dapat
dicabut.
2) Tindakan pengawasan terhadap orang tua atau pencabutan kuasa asuh sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilakukan melalui penetapan pengadilan.
Pasal 31
1) Salah satu orang tua, saudara kandung, atau keluarga sampai derajat ketiga, dapat
mengajukan permohonan ke pengadilan untuk mendapatkan penetapan pengadilan
tentang pencabutan kuasa asuh orang tua atau melakukan tindakan pengawasan
apabila terdapat alasan yang kuat untuk itu.
2) Apabila salah satu orang tua, saudara kandung, atau keluarga sampai dengan derajat
ketiga, tidak dapat melaksanakan fungsinya, maka pencabutan kuasa asuh orang
tua sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat juga diajukan oleh pejabat yang
berwenang atau lembaga lain yang mempunyai kewenangan untuk itu.
3) Penetapan pengadilan sebagaimana dimaksud dalam ayat dapat menunjuk orang
perseorangan atau lembaga pemerintah/masyarakat untuk menjadi wali bagi yang
bersangkutan.
4) Perseorangan yang melaksanakan pengasuhan anak sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3) harus seagama dengan agama yang dianut anak yang akan diasuhnya.

150

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Pasal 32
Penetapan pengadilan sebagaimana di?maksud dalam Pasal 31 ayat (3) sekurangkurangnya memuat ketentuan :
a. tidak memutuskan hubungan darah antara anak dan orang tua kandungnya;
b. tidak menghilangkan kewajiban orang tuanya untuk membiayai hidup anaknya; dan
c. batas waktu pencabutan.
BAB VII
PERWALIAN
Pasal 33
1) Dalam hal orang tua anak tidak cakap melakukan perbuatan hukum, atau tidak
diketahui tempat tinggal atau keberadaannya, maka seseorang atau badan hukum
yang memenuhi persyaratan dapat ditunjuk sebagai wali dari anak yang bersangkutan.
2) Untuk menjadi wali anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan melalui
penetapan pengadilan.
3) Wali yang ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) agamanya harus sama
dengan agama yang dianut anak.
4) Untuk kepentingan anak, wali sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) wajib mengelola
harta milik anak yang bersangkutan.
5) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penunjukan wali sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan
6) Peraturan Pemerintah.
Pasal 34
Wali yang ditunjuk berdasarkan penetapan pengadilan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 33, dapat mewakili anak untuk melakukan perbuatan hukum, baik di dalam maupun
di luar pengadilan untuk kepentingan yang terbaik bagi anak.
Pasal 35
1) Dalam hal anak belum mendapat penetapan pengadilan mengenai wali, maka harta
kekayaan anak tersebut dapat diurus oleh Balai Harta Peninggalan atau lembaga lain
yang mempunyai kewenangan untuk itu.
2) Balai Harta Peninggalan atau lembaga lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
bertindak sebagai wali pengawas untuk mewakili kepentingan anak.
3) Pengurusan harta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) harus mendapat
penetapan

PENGELOLAAN KEUANGAN

151

Pasal 36
1) Dalam hal wali yang ditunjuk ternyata di kemudian hari tidak cakap melakukan
perbuatan hukum atau menyalahgunakan kekuasaannya sebagai wali, maka status
perwaliannya dicabut dan ditunjuk orang lain sebagai wali melalui penetapan
pengadilan.
2) Dalam hal wali meninggal dunia, ditunjuk orang lain sebagai wali melalui penetapan
pengadilan.
BAB VIII
PENGASUHAN DAN PENGANGKATAN ANAK
Bagian Kesatu
Pengasuhan Anak
Pasal 37
1) Pengasuhan anak ditujukan kepada anak yang orang tuanya tidak dapat menjamin
tumbuh kembang anaknya secara wajar, baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial.
2) Pengasuhan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh lembaga yang
mempunyai kewenangan untuk itu.
3) Dalam hal lembaga sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) berlandaskan agama, anak
yang diasuh harus yang seagama dengan agama yang menjadi landasan lembaga yang
bersangkutan.
4) Dalam hal pengasuhan anak dilakukan oleh lembaga yang tidak berlandaskan agama,
maka pelaksanaan pengasuhan anak harus memperhatikan agama yang dianut anak
yang bersangkutan.
5) Pengasuhan anak oleh lembaga dapat dilakukan di dalam atau di luar Panti Sosial.
6) Perseorangan yang ingin berpartisipasi dapat melalui lembagalembaga sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3), ayat (4), dan ayat (5).
Pasal 38
1) Pengasuhan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, dilaksanakan tanpa
membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik, budaya dan bahasa,
status hukum anak, urutan kelahiran anak, dan kondisi fisik dan/atau mental.
2) Pengasuhan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diselenggarakan
melalui kegiatan bimbingan, pemeliharaan, perawatan, dan pendidikan secara
berkesinambungan, serta dengan memberikan bantuan biaya dan/atau fasilitas lain,
untuk menjamin tumbuh kembang anak secara optimal, baik fisik, mental, spiritual
maupun sosial, tanpa mempengaruhi agama yang dianut anak.

152

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Bagian Kedua
Pengangkatan Anak
Pasal 39
1) Pengangkatan anak hanya dapat dilakukan untuk kepentingan yang terbaik bagi
anak dan dilakukan berdasarkan adat kebiasaan setempat dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2) Pengangkatan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tidak memutuskan
hubungan darah antara anak yang diangkat dan orang tua kandungnya.
3) Calon orang tua angkat harus seagama dengan agama yang dianut oleh calon anak
angkat.
4) Pengangkatan anak oleh warga negara asing hanya dapat dilakukan sebagai upaya
terakhir.
5) Dalam hal asal usul anak tidak diketahui, maka agama anak disesuaikan dengan
agama mayoritas penduduk setempat.
Pasal 40
1) Orang tua angkat wajib memberitahukan kepada anak angkatnya mengenai asal
usulnya dan orang tua kandungnya.
2) Pemberitahuan asal usul dan orang tua kandungnya sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan kesiapan anak yang bersangkutan.
Pasal 41
1) Pemerintah dan masyarakat melakukan bimbingan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan pengangkatan anak.
2) Ketentuan mengenai bimbingan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
BAB IX
PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN
Bagian Kesatu
Agama
Pasal 42
1) Setiap anak mendapat perlindungan untuk beribadah menurut agamanya.
2) Sebelum anak dapat menentukan pilihannya, agama yang dipeluk anak mengikuti
agama orang tuanya.

PENGELOLAAN KEUANGAN

153

Pasal 43
1) Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, orang tua, wali, dan lembaga sosial
menjamin perlindungan anak dalam memeluk agamanya.
2) Perlindungan anak dalam memeluk agamanya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
meliputi pembinaan, pembimbingan, dan pengamalan ajaran agama bagi anak.
Bagian Kedua
Kesehatan
Pasal 44
1) Pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan menyeleng-garakan upaya kesehatan
yang komprehensif bagi anak, agar setiap anak memperoleh derajat kesehatan yang
optimal sejak dalam kandungan.
2) Penyediaan fasilitas dan penyelenggaraan upaya kesehatan secara komprehensif
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didukung oleh peran serta masyarakat.
3) Upaya kesehatan yang komprehensif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, baik untuk pelayanan kesehatan
dasar maupun rujukan.
4) Upaya kesehatan yang komprehensif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diselenggarakan secara cumacuma bagi keluarga yang tidak mampu.
5) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan
ayat (4) disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 45
1) Orang tua dan keluarga bertanggung jawab menjaga kesehatan anak dan merawat
anak sejak dalam kandungan.
2) Dalam hal orang tua dan keluarga yang tidak mampu melaksanakan tang?gung jawab
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka pemerintah wajib memenuhinya.
3) Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), pelaksanaannya dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 46
Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib mengusahakan agar anak yang lahir
terhindar dari penyakit yang mengancam kelangsungan hidup dan/atau menimbulkan
kecacatan.
Pasal 47
1) Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib melindungi anak dari upaya
transplantasi organ tubuhnya untuk pihak lain.
2) Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib melindungi anak dari perbuatan :

154

BPU PKB TINGKAT I KS/M

a. pengambilan organ tubuh anak dan/atau jaringan tubuh anak tanpa memperhatikan
kesehatan anak;
b. jual beli organ dan/atau jaringan tubuh anak; dan penelitian kesehatan yang
menggunakan anak sebagai objek penelitian tanpa seizin orang tua dan tidak
mengutamakan kepentingan yang terbaik bagi anak.
Bagian Ketiga
Pendidikan
Pasal 48
Pemerintah wajib menyelenggarakan pendidikan dasar minimal 9 (sembilan) tahun
untuk semua anak.
Pasal 49
Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada anak untuk memperoleh pendidikan.
Pasal 50
Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 diarahkan pada :
a. pengembangan sikap dan kemam?puan kepribadian anak, bakat, kemampuan mental
dan fisik sampai mencapai potensi mereka yang optimal;
b. pengembangan penghormatan atas hak asasi manusia dan kebebasan asasi;
c. pengembangan rasa hormat terha?dap orang tua, identitas budaya, bahasa dan nilainilainya sendiri, nilai-nilai nasional di mana anak bertempat tinggal, dari mana anak
berasal, dan peradaban-peradaban yang berbeda-beda dari peradaban sendiri;
d. persiapan anak untuk kehidupan yang bertanggung jawab; dan
e. pengembangan rasa hormat dan cinta terhadap lingkungan hidup.
Pasal 51
Anak yang menyandang cacat fisik dan/atau mental diberikan kesempatan yang sama
dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan biasa dan pendidikan luar biasa.
Pasal 52
Anak yang memiliki keunggulan diberikan kesempatan dan aksesibilitas untuk
memperoleh pendidikan khusus.
Pasal 53
1) Pemerintah bertanggung jawab untuk memberikan biaya pendidikan dan/atau
bantuan cuma-cuma atau pelayanan khusus bagi anak dari keluarga kurang mampu,
anak terlantar, dan anak yang bertempat tinggal di daerah terpencil.

PENGELOLAAN KEUANGAN

155

2) Pertanggungjawaban pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat termasuk pula


mendorong masyarakat untuk berperan aktif.
Pasal 54
Anak di dalam dan di lingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindakan kekerasan yang
dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau temantemannya di dalam sekolah yang
bersangkutan, atau lembaga pendidikan lainnya.
Bagian Keempat
Sosial
Pasal 55
1) Pemerintah wajib menyelenggarakan pemeliharaan dan perawatan anak terlantar,
baik dalam lembaga maupun di luar lembaga.
2) Penyelenggaraan pemeliharaan sebagaimana dimaksud dalam ayat dapat dilakukan
oleh lembaga masyarakat.
3) Untuk menyelenggarakan pemeli?ha?raan dan perawatan anak terlantar, lembaga
pemerintah dan lembaga masyarakat, sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), dapat
mengadakan kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait.
4) Dalam hal penyelenggaraan pemeliharaan dan perawatan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3), pengawasannya dilakukan oleh Menteri Sosial.
Pasal 56
1) Pemerintah dalam menyelenggarakan pemeliharaan dan perawatan wajib
mengupayakan dan membantu anak, agar anak dapat :
a. berpartisipasi;
b. bebas menyatakan pendapat dan berpikir sesuai dengan hati nurani dan agamanya;
c. bebas menerima informasi lisan atau tertulis sesuai dengan tahapan usia dan
perkembangan anak;
d. bebas berserikat dan berkumpul;
e. bebas beristirahat, bermain, berekreasi, berkreasi, dan berkarya seni budaya; dan
f. memperoleh sarana bermain yang memenuhi syarat kesehatan dan keselamatan.
2) Upaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikembangkan dan disesuaikan dengan
usia, tingkat kemampuan anak, dan lingkungannya agar tidak menghambat dan
mengganggu perkembangan anak.
Pasal 57
Dalam hal anak terlantar karena suatu sebab orang tuanya melalaikan kewajibannya,
maka lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55, keluarga, atau pejabat yang
berwenang dapat mengajukan permohonan ke pengadilan untuk menetapkan anak
sebagai anak terlantar.

156

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Pasal 58
1) Penetapan pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 sekaligus menetapkan
tempat penampungan, pemeliharaan, dan perawatan anak terlantar yang
bersangkutan.
2) Pemerintah atau lembaga yang diberi wewenang wajib menyediakan tempat
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
Bagian Kelima
Perlindungan Khusus
Pasal 59
Pemerintah dan lembaga negara lainnya berkewajiban dan bertanggung jawab
untuk memberikan perlindungan khusus kepada anak dalam situasi darurat, anak
yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak
tereksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang
menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya
(napza), anak korban penculikan, penjualan dan perdagangan, anak korban kekerasan
baik fisik dan/atau mental, anak yang menyandang cacat, dan anak korban perlakuan
salah dan penelantaran.
Pasal 60
Anak dalam situasi darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 terdiri atas :
a. anak yang menjadi pengungsi;
b. anak korban kerusuhan;
c. anak korban bencana alam; dan
d. anak dalam situasi konflik bersenjata.
Pasal 61
Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi pengungsi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 60 huruf a dilaksanakan sesuai dengan ketentuan hukum humaniter.
Pasal 62
Perlindungan khusus bagi anak korban kerusuhan, korban bencana, dan anak dalam
situasi konflik bersenjata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 huruf b, huruf c, dan
huruf d, dilaksanakan melalui :
a. pemenuhan kebutuhan dasar yang terdiri atas pangan, sandang, pemukiman,
pendidikan, kesehatan, belajar dan berekreasi, jaminan keamanan, dan persamaan
perlakuan; dan
b. pemenuhan kebutuhan khusus bagi anak yang menyandang cacat dan anak yang
mengalami gangguan psikososial.

PENGELOLAAN KEUANGAN

157

Pasal 63
Setiap orang dilarang merekrut atau memperalat anak untuk kepentingan militer dan/
atau lainnya dan membiarkan anak tanpa perlindungan jiwa.
Pasal 64
1) Perlindungan khusus bagi anak yang berhadapan dengan hukum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59 meliputi anak yang berkonflik dengan hukum dan anak
korban tindak pidana, merupakan kewajiban dan tanggung jawab pemerintah dan
masyarakat.
2) Perlindungan khusus bagi anak yang berhadapan dengan hukum sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan melalui :
a. perlakuan atas anak secara manusiawi sesuai dengan martabat dan hak-hak anak;
b. penyediaan petugas pendamping khusus anak sejak dini;
c. penyediaan sarana dan prasarana khusus;
d. penjatuhan sanksi yang tepat untuk kepentingan yang terbaik bagi anak;
e. pemantauan dan pencatatan terus menerus terhadap perkembangan anak yang
berhadapan dengan hukum;
f. pemberian jaminan untuk mempertahankan hubungan dengan orang tua atau
keluarga; dan
g. perlindungan dari pemberitaan identitas melalui media massa dan untuk
menghindari labelisasi.
3) Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi korban tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan melalui :
a. upaya rehabilitasi, baik dalam lembaga maupun di luar lembaga;
b. upaya perlindungan dari pemberitaan identitas melalui media massa dan untuk
menghindari labelisasi;
c. pemberian jaminan keselamatan bagi saksi korban dan saksi ahli, baik fisik, mental,
maupun sosial; dan
d. pemberian aksesibilitas untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan
perkara.
Pasal 65
1) Perlindungan khusus bagi anak dari kelompok minoritas dan terisolasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59 dilakukan melalui penyediaan prasarana dan sarana untuk
dapat menikmati budayanya sendiri, mengakui dan melaksanakan ajaran agamanya
sendiri, dan menggunakan bahasanya sendiri.
2) Setiap orang dilarang menghalang-halangi anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
untuk menikmati budayanya sendiri, mengakui dan melaksanakan ajaran agamanya,
dan menggunakan bahasanya sendiri tanpa mengabaikan akses pembagunan
asyarakat dan budaya.

158

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Pasal 66
1) Perlindungan khusus bagi anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 merupakan kewajiban dan tanggung jawab
pemerintah dan masyarakat.
2) Perlindungan khusus bagi anak yang dieksploitasi sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dilakukan melalui :
a. penyebarluasan dan/atau sosialisasi ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan perlindungan anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/
atau seksual;
b. pemantauan, pelaporan, dan pemberian sanksi; dan
c. pelibatan berbagai instansi pemerintah, perusahaan, serikat pekerja, lembaga
swadaya masyarakat, dan masyarakat dalam penghapusan eksploitasi terhadap
anak secara ekonomi dan/atau seksual.
3) Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan,
atau turut serta melakukan eksploitasi terhadap anak sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1).
Pasal 67
1) Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika,
alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 59, dan terlibat dalam produksi dan distribusinya, dilakukan melalui upaya
pengawasan, pencegahan, perawatan, dan rehabilitasi oleh pemerintah dan
masyarakat.
2) Setiap orang dilarang dengan sengaja menempatkan, membiarkan, melibatkan,
menyuruh melibatkan anak dalam penyalahgunaan, produksi dan distribusi napza
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
Pasal 68
1) Perlindungan khusus bagi anak korban penculikan, penjualan, dan perdagangan
anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 dilakukan melalui upaya pengawasan,
perlindungan, pencegahan, perawatan, dan rehabilitasi oleh pemerintah dan
masyarakat.
2) Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan,
atau turut serta melakukan penculikan, penjualan, atau perdagangan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1).
Pasal 69
1) Perlindungan khusus bagi anak korban kekerasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
59 meliputi kekerasan fisik, psikis, dan seksual dilakukan melalui upaya :

PENGELOLAAN KEUANGAN

159

a. penyebarluasan dan sosialisasi ketentuan peraturan perundangundangan yang


melindungi anak korban tindak kekerasan; dan
b. pemantauan, pelaporan, dan pemberian sanksi.
2) Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan,
atau turut serta melakukan kekerasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
Pasal 70
1) Perlindungan khusus bagi anak yang menyandang cacat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 59 dilakukan melalui upaya :
a. perlakuan anak secara manusiawi sesuai dengan martabat dan hak anak;
b. pemenuhan kebutuhan-kebutuhan khusus; dan
c. memperoleh perlakuan yang sama dengan anak lainnya untuk mencapai integrasi
sosial sepenuh mungkin dan pengembangan individu.
2) Setiap orang dilarang memperlakukan anak dengan mengabaikan pandangan mereka
secara diskriminatif, termasuk labelisasi dan penyetaraan dalam pendidikan bagi anakanak yang menyandang cacat.
Pasal 71
1) Perlindungan khusus bagi anak korban perlakuan salah dan penelantaran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59 dilakukan melalui pengawasan, pencegahan, perawatan,
dan rehabilitasi oleh pemerintah dan masyarakat.
2) Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melibatkan, menyuruh melibatkan
anak dalam situasi perlakuan salah, dan penelantaran sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1).
BAB X
PERAN MASYARAKAT
Pasal 72
1) Masyarakat berhak memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk berperan dalam
perlindungan anak.
2) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh orang
perseorangan, lembaga perlindungan anak, lembaga sosial kemasyarakatan, lembaga
swadaya masyarakat, lembaga pendidikan, lembaga keagamaan, badan usaha, dan
media massa.
Pasal 73
Peran masyarakat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.

160

BPU PKB TINGKAT I KS/M

BAB XI
KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA
Pasal 74
Dalam rangka meningkatkan efektivitas penyelenggaraan perlindungan anak, dengan
undang-undang ini dibentuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia yang bersifat
independen.
Pasal 75
1) Keanggotaan Komisi Perlindungan Anak Indonesia terdiri dari 1 (satu) orang ketua, 2
(dua) orang wakil ketua, 1 (satu) orang sekretaris, dan 5 (lima) orang anggota.
2) Keanggotaan Komisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari unsur
pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi sosial, organisasi
kemasyarakatan, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha, dan
kelompok masyarakat yang peduli terhadap perlindungan anak.
3) Keanggotaan Komisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diangkat
dan diberhentikan oleh Presiden setelah mendapat pertimbangan Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia, untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun, dan dapat diangkat
kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kelengkapan organisasi, mekanisme kerja, dan
pembiayaan ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
Pasal 76
Komisi Perlindungan Anak Indonesia bertugas :
a. melakukan sosialisasi seluruh ketentuan peraturan perundangundangan yang
berkaitan dengan perlindungan anak, mengumpulkan data dan informasi, menerima
pengaduan masyarakat, melakukan penelaahan, pemantauan, evaluasi, dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan anak;
b. memberikan laporan, saran, masukan, dan pertimbangan kepada Presiden dalam
rangka perlindungan anak.
BAB XII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 77
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan tindakan :
a. diskriminasi terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami kerugian, baik
materiil maupun moril sehingga menghambat fungsi sosialnya; atau
b. penelantaran terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami sakit atau
penderitaan, baik fisik, mental, maupun sosial,

PENGELOLAAN KEUANGAN

161

c. dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 78
Setiap orang yang mengetahui dan sengaja membiarkan anak dalam situasi darurat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60, anak yang berhadapan dengan hukum, anak
dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang tereksploitasi secara ekonomi dan/
atau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan
narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), anak korban penculikan,
anak korban perdagangan, atau anak korban kekerasan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 59, padahal anak tersebut memerlukan pertolongan dan harus dibantu, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 79
Setiap orang yang melakukan pengangkatan anak yang bertentangan dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1), ayat (2), dan ayat (4), dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 80
1) Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan, atau
penganiayaan terhadap anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp 72.000.000,00 (tujuh puluh
dua juta rupiah).
2) (2)Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) luka berat, maka pelaku
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
3) (3)Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) mati, maka pelaku dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
4) (4)Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
ayat (2), dan ayat (3) apabila yang melakukan penganiayaan tersebut orang tuanya.
Pasal 81
1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan
memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga)

162

BPU PKB TINGKAT I KS/M

tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling
sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).
2) Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula bagi setiap
orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau
membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain.
Pasal 82
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan,
memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak
untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp
60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).
Pasal 83
Setiap orang yang memperdagangkan, menjual, atau menculik anak untuk diri sendiri
atau untuk dijual, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan
paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).
Pasal 84
Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan transplantasi organ dan/atau
jaringan tubuh anak untuk pihak lain dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri
atau orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/
atau denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Pasal 85
1) Setiap orang yang melakukan jual beli organ tubuh dan/atau jaringan tubuh anak
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
2) Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan pengambilan organ tubuh dan/
atau jaringan tubuh anak tanpa memperhatikan kesehatan anak, atau penelitian
kesehatan yang menggunakan anak sebagai objek penelitian tanpa seizin orang tua
atau tidak mengutamakan kepentingan yang terbaik bagi anak, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

PENGELOLAAN KEUANGAN

163

Pasal 86
Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan tipu muslihat, rangkaian kebohongan,
atau membujuk anak untuk memilih agama lain bukan atas kemauannya sendiri, padahal
diketahui atau patut diduga bahwa anak tersebut belum berakal dan belum bertanggung
jawab sesuai dengan agama yang dianutnya dipidana dengan pidana penjara paling lama
5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 87
Setiap orang yang secara melawan hukum merekrut atau memperalat anak untuk
kepentingan militer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 atau penyalahgunaan
dalam kegiatan politik atau pelibatan dalam sengketa bersenjata atau pelibatan dalam
kerusuhan sosial atau pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan
atau pelibatan dalam peperangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 88
Setiap orang yang mengeksploitasi ekonomi atau seksual anak dengan maksud untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama
10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah).
Pasal 89
1) Setiap orang yang dengan sengaja menempatkan, membiarkan, melibatkan, menyuruh
melibatkan anak dalam penyalahgunaan, produksi atau distribusi narkotika dan/atau
psikotropika dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau
pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun dan denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan
paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
2) Setiap orang yang dengan sengaja menempatkan, membiarkan, melibatkan, menyuruh
melibatkan anak dalam penyalahgunaan, produksi, atau distribusi alkohol dan zat
adiktif lainnya dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan
paling singkat 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah) dan denda paling sedikit Rp 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah).
Pasal 90
1) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77, Pasal 78, Pasal 79,
Pasal 80, Pasal 81, Pasal 82, Pasal 83, Pasal 84, Pasal 85, Pasal 86, Pasal 87, Pasal
88, dan Pasal 89 dilakukan oleh korporasi, maka pidana dapat dijatuhkan kepada
pengurus dan/atau korporasinya.

164

BPU PKB TINGKAT I KS/M

2) Pidana yang dijatuhkan kepada korporasi hanya pidana denda dengan ketentuan
pidana denda yang dijatuhkan ditambah 1/3 (sepertiga) pidana denda masing-masing
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 91
Pada saat berlakunya undang-undang ini, semua peraturan perundangundangan yang
berkaitan dengan perlindungan anak yang sudah ada dinyatakan tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dengan undangundang ini.
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 92
Pada saat berlakunya undang-undang ini, paling lama 1 (satu) tahun, Komisi Perlindungan
Anak Indonesia sudah terbentuk.
Pasal 93
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta pada tanggal 22 Oktober 2002


PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
MEGAWATI SOEKARNOPUTRI
Diundangkan di Jakarta pada tanggal 22 Oktober 2002
SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BAMBANG KESOWO
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2002 NOMOR 109
Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIAT KABINET RI
Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan II

PENGELOLAAN KEUANGAN

165

166

BPU PKB TINGKAT I KS/M

PENILAIAN

PENGELOLAAN KEUANGAN

167

Penilaian Diri Kepala Sekolah/


Madrasah
PETUNJUK PENGISIAN INSTRUMEN PENILAIAN DIRI
Saudara diminta untuk melakukan penilaian diri tentang pencapaian kompetensi
Saudara yang ditampilkan melalui ketercapaian dan ketidak tercapaian hasil belajar yang
diharapkan. Saudara masih perlu mendiskusikan hasil penilaian diri Saudara dengan
penilai (pengawas sekolah/madrasah).

168

Isilah nama, unit kerja, alamat, no telepon/HP Saudara dan nama penilai/
pengawas Saudara, serta no telepon/HP-nya.

Berilah tanda centang () pada kolom penilaian diri. Apakah hasil belajar yang
diharapkan Sudah Tercapai atau Belum Tercapai, dengan cara, memeriksa
bukti-bukti hasil pembelajaran yang Saudara miliki.

Buatlah keputusan terhadap ketercapaian Target Kompetensi (Sudah


Kompeten atau Belum Kompeten). Saudara dapat memutuskan bahwa
target kompetensi sudah dicapai, jika dan hanya jika semua hasil belajar yang
diharapkan sudah tercapai.

Dalam kolom komentar, buatlah penjelasan umum tentang hasil belajar


Saudara, tingkat pencapaian target kompetensi, dan hal-hal yang masih harus
Saudara pelajari.

Tanda tanganilah hasil penilaian diri dan diskusikan hasil penilaian diri ini
dengan assessor/pengawas pada saat pelaksanaan In-2. Untuk kasus remidi,
buatlah perjanjian dengan assessor/pengawas agar hal tersebut dapat
diselesaikan dalam rentang waktu dua minggu.

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Nama BPU

Pengelolaan Keuangan

Nama Kepala
Sekolah/
Madrasah dan
Telepon/HP

Nama
Pengawas
Sekolah/
Madrasah dan
Telepon/HP

Unit Kerja dan


Alamat
Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip
pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien (Permendiknas
Nomor 13 Tahun 2007 kompetensi 2.11)
Penilaian Diri ()
Ketercapaian
Target Kompetensi
Hasil Pembelajaran yang Diharapkan
Belum
(Kompeten atau
Tercapai
Tercapai
belum Kompeten)

Target
Kompetensi

1. Mengidentifikasi sumber-sumber
pendapatan sekolah/madrasah
2. Mereview Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah/Madrasah
(RKAS/M)
3. Melaksanakan pembelanjaan dan
pembukuan keuangan sekolah/
madrasah
4. Membuat laporan
pertanggungjawaban keuangan
sekolah/madrasah

Kolom Komentar


.........................................................,................


Kepala Sekolah/Madrasah

(......................................................)

PENGELOLAAN KEUANGAN

169

Penilaian oleh Pengawas/Assessor


PETUNJUK PENGISIAN INSTRUMEN PENILAIAN
Saudara diminta untuk melakukan penilaian terhadap pencapaian kompetensi Kepala
Sekolah/Madrasah yang ditampilkan melalui ketercapaian dan ketidaktercapaian hasil
belajar yang diharapkan. Saudara masih perlu mendiskusikan hasil penilaian Saudara
dengan penilaian diri kepala sekolah/madrasah.

170

Isilah nama kepala sekolah/madrasah, nomor telepon/Hp-nya, unit kerja


serta alamat sekolah/madrasah. Kemudian isilah nama dan nomor telepon/
HP Saudara.

Berilah tanda centang () pada kolom Penilaian Pengawas. Apakah hasil


belajar yang diharapkan Sudah Tercapai atau Belum Tercapai, dengan cara,
memeriksa bukti-bukti hasil pembelajaran yang dimiliki kepala sekolah/
madrasah.

Buatlah keputusan terhadap ketercapaian Target Kompetensi (Sudah


Kompeten atau Belum Kompeten). Saudara dapat memutuskan bahwa
target kompetensi sudah dicapai, jika dan hanya jika semua hasil belajar yang
diharapkan sudah tercapai.

Dalam kolom komentar, buatlah penjelasan umum tentang hasil belajar


kepala sekolah/madrasah, tingkat pencapain target kompetensi, dan hal-hal
yang masih harus dipelajari.

Diskusikanlah hasil penilaian dengan kepala sekolah/madrasah pada saat


pelaksanaan In-2. Untuk kasus remidi, buatlah perjanjian dengan kepala
sekolah/madrasah agar hal tersebut dapat diselesaikan dalam rentang waktu
dua minggu. Tanda tanganilah hasil penilaian Saudara.

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Nama BPU

Pengelolaan Keuangan

Nama Kepala
Sekolah/
Madrasah dan
Telepon/HP

Nama
Pengawas
Sekolah/
Madrasah dan
Telepon/HP

Unit Kerja dan


Alamat
Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip
pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien (Permendiknas
Nomor 13 Tahun 2007 kompetensi 2.11)
Penilaian Pengawas ()
Ketercapaian
Target Kompetensi
Hasil Pembelajaran yang Diharapkan
Belum
(Kompeten atau
Tercapai
Tercapai
belum Kompeten)
1. Mengidentifikasi sumber-sumber
pendapatan sekolah/madrasah
2. Mereview Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah/Madrasah
(RKAS/M)
3. Melaksanakan pembelanjaan dan
pembukuan keuangan sekolah/
madrasah
4. Membuat laporan
pertanggungjawaban keuangan
sekolah/madrasah
Target
Kompetensi

(Bersama ini saya menyatakan bahwa, saya telah mengkaji bukti-bukti fisik yang
dilampirkan dalam penyelesaian tagihan dan saya menyatakan bahwa nama kepala
sekolah/madrasah tersebut di atas)
KOMPETEN/BELUM KOMPETEN*
mencapai hasil yang diharapkan dan target kompetensi
Kolom Komentar


.........................................................,................

Pengawas Sekolah/Madrasah

*coret yang tidak perlu

(......................................................)

PENGELOLAAN KEUANGAN

171

REFERENSI
Anonim, 2013. Business Plan. http://en.wikipedia.org/wiki/business_plan, (Online)
diakses tanggal 3 Juni 2013
Anonim, 2013. Perpajakan. http://www.pajak.go.id/blog-entry/kp2kptrenggalek/ptkpbaru-berlaku-mulai-tgl-01-januari-2013 (Online), diakses tanggal 4 Juni 2013
Departemen Pendidikan Nasional, 2007. Manajemen Keuangan Sekolah. Jakarta:
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
Dan Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional, 2007. Manajemen Keuangan Sekolah Dasar. Jakarta:
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
Dan Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Administrasi dan Pengelolaan Sekolah. Jakarta:
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
Dan Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional, 2009. Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jendral
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Fatih, 2013. Tujuan Laporan Keuangan. http://fatih-io.biz/tujuan-laporan-keuangan.
html, (Online) diakses tanggal 3 Juni 2013
Keputusan Dirjen Pajak, 2002. Pedoman Pelaksanaan Pemungutan, Penyetoran, dan
Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
Bagi Pemungut Pajak Pertambahan Nilai dan Pengusaha Kena Pajak Rekanan,
Nomor KEP-382/PJ./2002 Tanggal 13 Agustus 2002; Jakarta
Mulyana, E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosda
(hal.198-207)
Peraturan Menteri Keuangan, 2008. Pajak Penghasilan Nomor 244/PMK.3/2008. Jakarta:
Kementerian Keuangan
Peraturan Menteri Keuangan, 2010. Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22, Nomor
154/PMK.03/2010. Jakarta: Kementerian Keuangan

172

BPU PKB TINGKAT I KS/M

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2010. Tarif Pemotongan Dan Pengenaan Pajak
Penghasilan Pasal 21, Nomor 80 Tahun 2010. Jakarta: Kementerian Keuangan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2010. Tarif Pemotongan Dan Pengenaan
Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Penghasilan Yang Menjadi Beban Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Negara Atau Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Daerah, Nomor 80 Tahun 2010. Jakarta: Kementerian Keuangan
Peraturan Menteri Keuangan 2010. Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22, Nomor
154/PMK.03/2010. Jakarta: Kementerian Keuangan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak, 2012. Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan,
Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak
Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang
Pribadi Direktur Jenderal Pajak, Nomor:PER-31/PJ/2012. Jakarta: Dirjen Pajak.
Peraturan Menteri Keuangan, 2012. Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena
Pajak, Nomor 162/PMK.011/2012. Jakarta: Kementerian Keuangan
Permana, J. 2005. Pengelolaan Keuangan Dan Penggunaan Sumber Dana, Bahan Diklat
Manajemen Berbasis Sekolah MTs Angkatan III, Departemen Agama Propinsi
Jawa Barat.
Permendiknas, 2009. Standar Pembiayaan, Nomor 69 Tahun 2009. Jakarta: Depdiknas
Permendikbud, 2011. Larangan Pungutan Biaya Pendidikan pada SD dan SMP, Nomor 60
Tahun 2011.Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Permendikbud, 2012. Petunjuk Teknis Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan
Dana BOS 2013, Nomor 76 Tahun 2012. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Permendikbud, 2012. Pungutan dan Sumbangan Biaya Pendidikanpada Satuan
Pendidikan Dasar, Nomor 44 Tahun 2012. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Undang-undang, 2003. Sistem Pendidikan Nasional, Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta:
Kementerian Pendidikan Nasional

PENGELOLAAN KEUANGAN

173

DAFTAR ISTILAH
SINGKATAN/ISTILAH
Akuntabel

Blog

Bentuk pertanggungjawaban pengelolaan sumberdaya dan


pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadaorang/
organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
melalui media pertanggungjawaban berupa laporan akuntabilitas
kinerja secara periodik.
bantuan yang diberikan secara langsung kepada sekolah untuk
melaksanakan program/kegiatan yang disepakati antara pihak
pemberi bantuan dan sekolah.
website yang bersifat pribadi/perseorangan.

Booklet

buku kecil yang berisi informasi yang ditujukan kepada public.

BOS

Program pemerintah yang bertujuan menyediakan pendanaan


biaya operasi sekolah non personalia bagi satuan pendidikan
dasar sebagai bagian dari pelaksanaan program wajib belajar
Sembilan tahun.
Program pemerintah daerah yang bertujuan menyediakan
pendanaan biaya operasi sekolah non personalia bagi satuan
pendidikan dasar sebagai bagian dari pelaksanaan program wajib
belajar Sembilan tahun.
Buku utama yang digunakan untuk mencatat semua transaksi
yang mempengaruhi saldo kas, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
buku yang digunakan untuk mencatat semua transaksi
penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan melalui bank
dengan cara antara lain penerbitan cek, penarikan cek,
penerimaan pembayaran dengan cek, dan lain-lain.
buku yang digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan dan
pengeluaran yang dilaksanakan secara tunai.
buku yang digunakan untuk mencatat semua transaksi yang
harus dipungut pajak serta memonitor atas semua pungutan dan
penyetoran pajak yang dipungut selaku wajib pungut.
terbitan berkala yang berisi informasi terkait dengan lembaga
yang menerbitkannya untuk disampaikan kepada public.
Dana Alokasi Khusus (DAK), adalah alokasi dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara kepada provinsi/kabupaten/kota
tertentu dengan tujuan untuk mendanai kegiatan khusus yang
merupakan urusan Pemerintahan Daerah dan sesuai dengan
prioritas nasional. DAK termasuk Dana Perimbangan, di samping
Dana Alokasi Umum (DAU).

Block Grant

BOS-APBD

Buku Kas Umum

Buku Pembantu Bank

Buku Kas Pembantu


Buku Pembantu Pajak

Buletin
DAK

174

KEPANJANGAN/PENGERTIAN

BPU PKB TINGKAT I KS/M

SINGKATAN/ISTILAH
Efektif

KEPANJANGAN/PENGERTIAN

Leaflet

Perbandingan outcome dengan output, atau tingkat pencapaian


hasil program dengan target yang ditetapkan.
Pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu, atau
input minimum untuk output tertentu.
dokumen laporan keuangan yang dibuat setiap kurun waktu
pelaksanaan program/kegiatan selama satu bulan.
dokumen laporan keuangan yang dibuat pada akhir pelaksanaan
program/kegiatan.
lembaran yang berisi informasi yang ditujukan kepada public.

Majalah

terbitan berkala yang berisi berbagai informasi untuk public.

Mentor

Seorang yang penuh kebijaksanaan, pandai mengajar mendidik,


membimbing, membina, melatih dan menangani orang lain.
Musyawarah Kerja Kepala Sekolah/Madrasah: Musyawarah
kerja kepala sekolah/madrasah menengah pertama (SMP) atau
sekolah/madrasah menengah atas (SMA) atau sekolah/madrasah
menengah kejuruan (SMK).
Rintinsan Bantuan Operasional Sekolah

Efisien
Laporan Bulanan
Laporan Kegiatan

MKKS/M

R-BOS
Rencana Aksi (Action
Plan)
Rencana Usana
(Bussiness Plan)
RKAS/M

RKJM

RKT

Standar Pembiayaan
Surat Kesepahaman
(Memorandum of
Understanding)

rencana yang berisi langkah-langkah praktis yang siap


dilaksanakan di lapangan.
dokumen yang berisi rencana pelaksanaan usaha yang disertai
kajian-kajian realistis terhadap peluang dan tantangan, serta
langkah-langkah pelaksanaannya di lapangan.
RKAS/M (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah)
menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam satu tahun
anggaran, dilaksanakan berdasarkan RKJM.
Rencana Kerja Jangka Menengah rencana yang menggambarkan
tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu 4 tahun yang
berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan
komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan.
Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang dinyatakan dalam rencana
kegiatan dan anggaran sekolah/madrasah (RKAS/M) dilaksanakan
berdasarkan rencana kerja jangka menengah.
standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi
satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
dokumen yang berisi kesepakatan-kesepakan dua pihak untuk
melaksanakan suatu pekerjaan.

PENGELOLAAN KEUANGAN

175

SINGKATAN/ISTILAH
Tim Pengembang
Sekolah/madrasah

Transaksi
Transparan
Website

176

BPU PKB TINGKAT I KS/M

KEPANJANGAN/PENGERTIAN
Tim yang dibentuk oleh kepala sekolah/madrasah yang minimal
terdiri dari: kepala sekolah/madrasah, pengawas sekolah/
madrasah pembina, salah satu pengurus komite sekolah/
madrasah, salah satu guru, dan wakil orang tua.
proses/kegiatan pertukaran barang/jasa yang mengakibatkan
aliran uang dari satu pihak kepada pihak lain.
Memiliki sifat bahwa sebuah teori atau praktik terbuka kepada
publik, karenanya mengurangi peluang untuk korupsi.
alamat-alamat dalam jaringan internet yang berisi halamanhalaman virtual untuk mempublikasikan berbagai informasi
kepada khalayak umum.

Anda mungkin juga menyukai