Anda di halaman 1dari 2

FENOMENA GOJEK

Sumber : http://www.dedyakas.com/fenomena-gojek/

Fenomena Gojek menjadi populer di Jakarta, driver Gojek dulu berasal dari mayoritas tukang ojek
biasa, akan tetapi dengan perkembangannya banyak driver Gojek berasal pegawai swasta,
mahasiswa bahkan sampai ibu rumah tangga. (*ini pastinya ada udang dibalik bakwan). Dari hasil
telusur DedyAkas.com, penghasilan Gojek begitu menggiurkan dengan cara bagi hasilnya yaitu
20/80. Contoh (dari total penghasilan jasa Gojek, jika harganya 100rb, maka perhitungannya adalah
20 untuk perusahaan GO-JEK (kantor) dan 80 untuk driver (pengendara). Jadi semakin besar jumlah
yang didapat, maka semakin besar juga hasil yang akan didapat.

Bahkan perusahaan GO-JEK yang dalam rangkanya meningkatkan semangat driver, perusahaan
GO-JEK membuat sesuatu yang khusus, seperti memberikan reward kepada driver yang paling
banyak membawa pelanggan, dan berlaku juga jika dalam sehari membawa pelanggan sebanyak
sepuluh kali, walaupun jaraknya jauh atapun dekat, akan mendapat tambahan seratus ribu. Banyak
pernah dilansir bahwa driver Gojek bisa mempunyai pendapatan sampai 1 juta dalam sehari. Selain
dari itu, bagi pengguna yang memakai sistem kredit, pencairan dapat dilakukan menggunakan atm
yang bekerjasama dengan Gojek. Dengan sistem ini, rata-rata driver Gojek bisa mendapatkan
penghasilan sebesar Rp200 ribu sampai dengan Rp500 ribu perhari.

Peraturan bagi Gojek:

Perusahaan Go-JEK terus memperbaiki sistem untuk memperketat pengawasan bagi drivernya. Jika
tidak mentaati peraturan tersebut, maka perusahaan GO-JEK tidak segan-segan untuk memecat
driver karena tak sesuai aturan. Seperti contoh (Ada yang mainin argo, tidak memakai jaket, keluar
track (*jalur yang sudah ditetapkan). Peraturan ini ditetapkan, karena Gojek dinilai mampu
memberikan banyak manfaat bagi pengguna. Disisi lain Gojek mampu memadukan antara kreativitas
dan teknologi (contoh: Aplikasi GO-JEK dan beserta dengan atributnya), hal ini dapat memberikan
nilai plus bagi pengguna untuk menjangkaunya. Bayangkan saja hanya dengan harga sepuluh ribu,
penggunna bisa mendapat transportasi yang cepat (GO-JEK).

Seiringan dengan perkembangannya Perusahaan GO-JEK telah menjamur ke kota-kota besar,


contohnya seperti Tangerang, Bekasi, Bogor, Bandung, Bali Surabaya bahkan Makassar. Layanan
antar dan jemput menggunakan jasa ojek sepeda motor berbasis aplikasi ini disambut dengan oleh
penggunanya.

Akan tetapi dengan kehadiran Gojek ini masih terjadi beberapa konflik dengan beberapa alat
transportasi hingga sekarang, seperti contoh ojek pangkalan. Salah satu gambarannya adalah di
Jakarta, GoJek di Jakarta laris manis karena layanannya lebih baik dibanding ojek pangkalan.

Beberapa alasan kenapa Ojek Pangkalan tidak mau gabung dengan Perusahaan GO-JEK:

1. Dikarenakan Gojek merupakan jasa layanan angkutan ojek sepeda motor berbasis aplikasi di
telepon seluler. Tidak semua ojek mengerti cara mengoperasikan Aplikasi GO-JEK.
2. Dalam sistem layanan GoJek, tidak hanya pelanggan yang menggunakan Aplikasi GO-JEK di
telepon seluler untuk memesan. Namun driver Gojek juga harus mampu menggunakan Aplikasi
GO-JEK untuk menerima permintaan pelanggan.
3. Ada juga yang berasumi, bila bergabung dengan Perusahaan GO-JEK, pendapatan akan menurun,
dikarenakan harus bagi hasil. Sedangkan yang dijalaninya sekarang semuanya bisa buat untuk
sendiri.
Akan tetapi Perusahaan GO-JEK berbasis telepon seluler ini, akan memberikan peluang yang besar
bagi driver Gojek, untuk mendapatkan pelanggan di lokasi mana saja tanpa terikat pangkalan.
Terlihat disitus resminya, Perusahan GO-JEK menyatakan bahwa seluruh calon driver GoJek akan
mendapat pelatihan menyeluruh mulai penggunaan telepon seluler hingga keamanan mengemudi.
Selain itu driver akan mendapat pembagian keuntungan sebesar 80 persen untuk pengemudi dan 20
persen untuk perusahaan, termasuk bonus saat mencapai target tertentu.

Fenomena Gojek ini, banyak dirasakan oleh masyarakat luas, khususnya di Jakarta. Banyak
masyarakat yang mengatakan, Gojek adalah alat transportasi yang cepat, mudah didapat, dan
mengikuti tekonlogi yang ada. Keberadaan jaket & helm hijau ini semakin banyak mewarnai jalanan di
Jakarta. Bahkan tidak tanggung-tanggung para Driver Gojek ini ada yang mengendarai motor sport
dan harley. Dengan begitu semakin membuat pengguna layanan transportasi ingin merasakan naik
Gojek (*dibonceng dengan moge motor gede).

Pertanyaan :
Berdasar ilustrasi di atas untuk menjalankan perusahaan Gojek keberadaan sistem informasi adalak
mutlak. Selain sistem informasi pemesanan yang berupa aplikasi yang harus diunduh dan diinstal
pada telepon pintar driver dan pelangggan, menurut anda apakah perusahaan Gojek membutuhkan :
1. Sistem Pemroses Transaksi? Jelaskan
2. Sistem Informasi Manajemen? Jelaskan
3. Sistem Pendukung Keputusan? Jelaskan
4. Sistem Informasi Eksekutif? Jelaskan
5. Sistem Pakar? Jelaskan.

Anda mungkin juga menyukai