Anda di halaman 1dari 4

PERBANDINGAN ASAM TRIKOLOASETAT DAN ASAM SALISILAT PADA TERAPI

ACNE VULGARIS
Pratiwi1, Suswardana2
1

Dokter Muda Fakultas Kedokteran Trisakti di

SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSAL dr. Mintohardjo


2

SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSAL dr. Mintohardjo

ABSTRAK

memerlukan waktu yang lama, kurang lebih 6

Acne Vulgaris adalah peradangan


kronis pada folikel pilosebaseus, terkadang

bulan

tujuan

utama

terapi

adalah

mencegah atau meminimalisir terjadinya skar.

akne dapat sembuh sendiri dan meninggalkan


1

dan

Peeling menggunakan bahan kimia

sekuele berupa bintik atau skar . Terapi akne

sudah sangat umum pada praktek sehari-hari.

vulgaris

dari

Asosiasi Bedah Plastik Amerika melaporkan

pemberian obat secara topikal dan oral hingga

lebih dari 1 juta prosedur peeling yang sudah

perawatan khusu seperti peeling dan laset.

dilakukan pada tahun 2008. Variasi bahan

Terapi akne vulrgaris biasanya memakan

kimia yang digunakan untuk peeling sangat

waktu yang lama, sekitar 6 bulan. Tujuan

banyak, diantaranya asam alfahidroksi (AHAs)

utama dari terapi akne vulgaris adalah

seperti asam glikolik (GA), asam betahidroksi

mencegah atau mengurangi munculnya skar

(BHAs) seperti asam salisilat (SA)

sangat

bervariasi

mulai

(Tambahin lagi)

(EDIT LAGI).

PENDAHULUAN
Acne

vulgaris

DEFINISI
adalah

kelainan

pilosebaseus yang dapat sembuh sendiri,


kelainan ini biasanya terjadi pada masa
remaja. Kebanyakan kasus, acne muncul
dalam bebagai jenis lesi seperti komedo,
papoul, pustul dan nodul dengan berbagai
variasi dan keparahan. Walaupun acne dapat
sembuh dengan sendirinya, sekuele yang
timbul dapat menetap dalam waktu lama
seperti bekas luka atau skar 2. Ada banyak
terapi untuk acne vulgaris namun kebanyakan

Acne

vulgaris

adalah

peradangan

kronis pada folikel pilosebaseous, secara klinis


ditandai dengan komedo, papul, pustul, nodul,
kita

dengan

berbagai

macam

tingkat

keparahan. Terkadang akne dapat sembuh


sendiri, namun dapat menimbulkan sekuele
berupa bintik atau skar hipetropik.
EPIDEMIOLOGI

Kasus

kebanyakan

akumulasi keratin, sebum, dan bakteri didalam

terjadi pada masa remaja, sekitar usia 15 17

folekl. Hal ini menyebabkan dilatasi dari

tahun .

acne

vulgaris

Munculnya

akne

vulgaris

pada

perempuan bisa mendahului menarche 1 tahun

bagian atas folikel rambut dan membentuk


mikrokomedo.(Fitzpatrick)

sebelumnya bahkan lebih (?). Lesi predorman


yang timbul pada usia muda biasanya berupa
komedo. Prevalensi terjadinya akne mencapai
puncaknya pada pertengahan hingga akhir
masa

remaja.

Bagaimanapun,

akne

bisa

menetap hingga dekade ketiga atau lebih,


terutama

pada

wanita.

81

populasi

ditemukan adanya faktor genetik. Akne dengan


bentuk nodulocystic dilaporkan terdapat lebih

Gambar 1. Patofisiologi Akne Vulgaris

banyak pada populasi kulit putih dibandingkan


kulit

hitam,

dan

pada

satu

(Fitzpatrick ed 8 hal 898)

investigasi

menunjukan bahwa akne muncul lebih berat


pada

pasien

dengan

genotipe

XYY

(Fitzpatrick)

Mediator inflamasi dari sistem imun


meliputi limfosit CD4+ dan makrofag yang
menstimulasi vaskularisasi pilosebaseus yang
mendahului proses hiperkeratinisasi folikel.
Kerusakan diferensiasi keratinosit terminal

ETIOLOGI DAN PATOGENESIS

menyebabkan pembentukan komedo dibawah

Patogenesis terjadinya akne terdiri dari


berbagai faktor, namun terdapat 4 langkah
penting diantaranya : (1) Hiperproliferasi
epidermal folikel, (2) Produksi sebum yang
berlebihan, (3) Inflamasi, dan (4) Aktivitas
dari Propionibacterium acnes. Tiap proses
memiliki hubungan dengan hormon dan

pengaruh hormon androgen dan perubahan


kualitatif pada lipid sebum dan merangsang
sekresi interleukin 1 (IL-1). Kelenjar sebasea
adalah bagian penting dari sistem imun alami
yang

memproduksi

berbagai

antimikroba

peptida, neuropeptida, dan lipid antibakterial


seperti asam sapienik. Setiap kelenjar sebasea
berfungsi seperti organ endokrin independen

imunitas.

yang
Hiperproliferasi

oleh

hormon

pelepas

filikel

kortikotropin, yang mungkin dimediasi oleh

mikrokomedo.

hubungan stress dengan eksaserbasi akne.

Epitelium pada bagian atas folikel rambut,

Vitamin D juga meregulasi produksi sebum,

infundibulum, menjadi hiperketatisi dengan

dan

peningkatan kohesi dari keratosit. Jaringan sisa

meningkatkan sebum melalui protein stresol-

yang menumpuk menyebabkan sumbatan pada

response element-binding (SREBP). Lipid

menyebabkan

epidermal

dipengaruhi

terbentuknya

ostium folikel. Sumbatan ini menyebabkan

insulin-like

growt

factor

dapat

teroksidasi seperti skualen dapan menstimulasi

ASAM SALISILAT

proliferasi keratinosit dan mediator inflamasi


lainnya dengan leukotrien proinflamasi B4.
Matriks

metalloproteinase

pada

sebum

memiliki peran penting pada proses inflamsi,


proliferasi sel, degradasi matriks, dan respon
terapi.

Asam salisilat akhir-akhir diformula di


dalam larutan hidroethanol dengan konsentrasi
20%

30%

sebagai

senyawa

peeling

supersifial. Asam ini adalah derivat hidriksi


dari asam benzoik dan merupakan senyawa
aromatik fenol alkohol (?).

Folikel sebaseus yang mengandung


mikrikomedo memberikan suasana anerob dan
kaya lipid untuk berkembang biaknya P.acnes.
P.acnes

meingkatkan

proses

lipogenesis.

Kolonisasi P.acnes pada folikel wajah diikuti


dengan produksi sebum yang tidak sinkron ? ,
sehingga

dapat

menjelas

terapi

dengan

isotretinoin pada pemberian awal perlu ....


(ACNE

VULGARIS

hywel

C.Williams,

Robert P.Dellavalle)
(TAMBAHIN LAGI)

Asam

adah

senyawa

keratolotik yang sangat baik. Hal ini diduga


karena

asam

salisilat

dapat

melarutkan

sement(?) sehingga dapat menurangi adesi


keratinosit. Asam salisilat memiliki efek
keratolitik yang kuat karena sifatnya yang
lipofilik. Senyawa lipofilik dapat masuk ke
dalalm unit sebaaseous, karena itu tingkat
lipofilik suatu senyawa penting pada proses
komedolisis. Asam salisilat mempengaruhi
kaskade

asam

arakidonat

dan

dapat

menghambat kemampuan anti inflamasi. ...


((ACNE

TANDA DAN GEJALA

salisilat

VULGARIS

hywel

C.Williams,

Robert P.Dellavalle)

Kebanyakan pasien akne vulgaris


muncul pertama kali pada usia remaja. Kasus
lain, akne dapat muncul pada neonatus atau
infat. Akne pada neonatus timbul pada usia 2
minggu sedangkan pada infant muncul pada
usai 3 6 bulan.

PERBANDINGAN HASIL TERAPI TCA


DAN ASAM SALISILAT
Penelitian yang dilakukan oleh Lee Ho
Sup di Korea menunjukan penggunaan asam
salisilat dapat memngurangi lesi akne yang

TERAPI

inflamasi atau tidak inflamasi. Senyawa anti


inflamasi dan keratolitik pada asam salisilat
sangat berguna sebagai peeling (?) pada pasien

ASAM TRIKLOROASETAT (TCA)

dengan acne vulgaris (Salicylic acid peels for


the treatment if acne vulgaris)

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai