PELAKSANAAN
PHBS DI SEKOLAH
PHBS DI SEKOLAH
I.
LATAR BELAKANG
PHBS DI SEKOLAH
Berdasarkan hal tersebut diatas dan agar pelaksanaan PHBS di sekolah dapat berjalan dengan
baik, maka disusun pedoman pelaksanaan PHBS di sekolah. Pedoman ini diharapkan dapat
memberikan pemahaman yang jelas dan dijadikan salah satu acuan dalam pelaksanaan PHBS di
sekolah. Sebagai permulaan dalam pelaksanaan PHBS di sekolah, dibagi dalam tiga tahapan, yaitu:
1. PHBS sekolah strata pratama
2. PHBS sekolah strata madya
3. PHBS sekolah strata utama
Program ini merupakan program keterpaduan antara Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan dan Tim
Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Jawa Barat, yang
mempunyai perhatian bersama agar wajib belajar pendidikan dasar (Wajar Dikdas) 12 tahun tidak
saja mampu menghasilkan anak-anak yang pintar tetapi juga mampu menghasilkan anak-anak yang
sehat dan mempunyai ketaqwaan, keimanan kepada Allah SWT.
I.
2.
Tujuan Umum :
Memberdayakan setiap siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan
mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan menerapkan PHBS dan berperan
aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.
Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan pengetahuan tentang PHBS bagi setiap Siswa, Guru dan Masyarakat
lingkungan sekolah.
b. Meningkatkan peran serta aktif setiap Siswa, Guru dan Masyarakat lingkungan sekolah
ber PHBS di sekolah.
c. Memandirikan setiap Siswa, Guru dan Masyarakat lingkungan sekolah ber PHBS.
PHBS DI SEKOLAH
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
3.
IV.
Semua Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) diharapkan dilaksanakan di sekolah. Namun sekolah
telah masuk kategori sekolah sehat bila siswa, guru dan masyarakat sekolah telah menerapkan perilaku
sebagaimana tercantum dalam tabel berikut ini. Perilaku tersebut menjadi tolok ukur dalam strata PHBS
tatanan sekolah.
PHBS DI SEKOLAH
5*
Strata Pratama
Memelihara rambut agar
bersih dan rapih
Memakai pakaian bersih dan
rapih
Memelihara kuku agar selalu
pendek dan bersih
Memakai sepatu bersih dan
rapih
Berolahraga teratur dan
terukur
8*
9.*
10.
Strata Madya
Perilaku di strata Pratama,
ditambah :
Memberantas jentik nyamuk
13.*
14*
Strata Utama
Perilaku di strata Madya,
ditambah :
Mengkonsumsi jajanan
sehat dari kantin sekolah
11.*
DEFINISI OPERASIONAL
1.
2.
3.
4.
Memelihara rambut agar bersih dan rapih adalah mencuci rambut secara teratur dan
menyisirnya sehingga terlihat rapih. Rambut yang bersih adalah rambut yang tidak kusam,
tidak berbau dan tidak berkutu. Memeriksa kebersihan dan kerapihan rambut dapat dilakukan
oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.
Memakai pakaian bersih dan rapih adalah memakai baju yang tidak ada kotorannya,
tidak berbau dan rapih. Pakaian yang bersih dan rapih diperoleh dengan mencuci baju setelah
dipakai dan dirapihkan dengan diseterika. Memeriksa baju yang dipakai dapat dilakukan oleh
dokter kecil/ kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.
Memelihara kuku agar selalu pendek dan bersih adalah memotong kuku sebatas ujung
jari tangan secara teratur dan membersihkannya sehingga tidak hitam/kotor. Memeriksa kuku
secara rutin dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu
sekali.
Memakai sepatu bersih dan rapih adalah memakai sepatu yang tidak ada kotoran
menempel pada sepatu, rapih, misalnya ditalikan bagi sepatu bertali, dsb. Sepatu bersih
diperoleh bila sepatu dibersihkan setiap kali sepatu kotor. Memeriksa sepatu yang dipakai
siswa dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.
PHBS DI SEKOLAH
5.
6.
7.
8.
9.
PHBS DI SEKOLAH
10.
11.
12.
13.
Menggunakan jamban yang bersih dan sehat setiap buang kali air besar ataupun buang air
kecil, dapat menjaga lingkungan disekitar sekolah menjadi bersih, sehat dan tidak berbau.
Disamping itu tidak mencemari sumber air yang ada di sekitar lingkungan sekolah serta
menghindari datangnya lalat atau serangga yang dapat menularkan penyakit, seperti diare,
disentri, tipus, kecacingan dan penyakit lainnya. Sekolah diharapkan menyediakan jamban
yang memenuhi syarat kesehatan dalam jumlah yang cukup untuk seluruh siswa serta terpisah
antara siswa laki-laki dan perempuan. Perbandingan jamban dengan pemakai adalah 1:30
untuk laki-laki, dan 1:20 untuk perempuan.
Menggunakan air bersih adalah anak sekolah/guru/masyarakat sekolah menggunakan
air bersih untuk kebutuhan sehari-hari di lingkungan sekolah. Sekolah diharapkan menyediakan
sumber air yang bisa berasal dari air sumur terlindung, air pompa, mata air terlindung,
penampungan air hujan, air ledeng dan air dalam kemasan (sumber air berasal dari sumur
pompa, sumur, mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari tempat penampungan
kotoran atau limbah/WC). Air diharapkan tersedia dalam jumlah yang memenuhi kebutuhan
dan tersedia setiap saat.
Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun adalah anak sekolah/guru/masyarakat
sekolah selalu mencuci tangan sebelum makan, sesudah buang air besar/sesudah buang air
kecil, sesudah beraktivitas dan/atau setiap kali tangan kotor dengan memakai sabun dan air
bersih yang mengalir. Air bersih yang mengalir akan membuang kuman-kuman yang ada pada
tangan yang kotor, sedangkan sabun selain membersihkan kotoran juga dapat membunuh
kuman yang ada di tangan. Diharapkan tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman serta
dapat mencegah terjadinya penularan penyakit seperti diare, disentri, kolera, tipus, kecacingan,
penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan Flu Burung.
Membuang sampah ke tempat sampah yang terpilah (sampah basah, sampah
kering, sampah berbahaya) adalah anak sekolah/guru/masyarakat sekolah membuang
sampah pada tempat sampah yang tersedia. Diharapkan tersedia tempat sampah yang terpilah
antara sampah organik, non-organik dan sampah bahan berbahaya. Sampah selain kotor dan
tidak sedap dipandang juga mengandung berbagai kuman penyakit. Membiasakan membuang
sampah pada tempat sampah yang tersedia akan sangat membantu anak
sekolah/guru/masyarakat sekolah terhindar dari berbagai kuman penyakit.
Mengkonsumsi jajanan sehat dari kantin sekolah adalah adalah anak
sekolah/guru/masyarakat sekolah mengkonsumsi jajanan sehat dari kantin/warung sekolah
atau bekal yang dibawa dari rumah Sebaiknya sekolah menyediakan warung sekolah sehat
dengan makanan yang mengandung gizi seimbang dan bervariasi, sehingga membuat tubuh
sehat dan kuat, angka absensi anak sekolah menurun dan proses belajar berjalan baik.
PHBS DI SEKOLAH
14.
Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan adalah siswa
ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan setiap bulan agar diketahui tingkat
pertumbuhannya. Hasil penimbangan dan pengukuran dibandingkan dengan dengan standar
berat badan dan tinggi badan sehingga diketahui apakah pertumbuhan siswa normal atau tidak
normal.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan individu/keluarga/kelompok dapat
menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat.
Sekolah adalah tempat berkumpul dan beraktifitas bagi siswa dalam menimba ilmu pengetahuan.
Sekolah yang dimaksud mencakup TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA termasuk
penyelenggara Non Formal/Pesantren ( PAUD, baik pemerintah maupun swasta ).
PHBS di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan
sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan
Sekolah Sehat.
Sekolah Sehat adalah sekolah yang telah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam
kegiatan sehari- hari di sekolah sehingga terwujudnya sekolah sehat.
VI.
PENGORGANISASIAN
Pelaksanaan pembinaan PHBS di Sekolah, akan dapat berjalan optimal bila ada pengorganisasian
kegiatan PHBS. Pengorganisasian dimulai dari :
1. Tingkat provinsi, yaitu Tim Pembina PHBS dengan koordinator di Sekretariat Daerah
Provinsi dengan melibatkan unsur Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah, Tim
Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, Dinas Pendidikan, Dinas Tenaga
Kerja, Dinas Perhubungan, Dinas Tata Ruang dan Pemukiman, Dinas Kesehatan.
Tim ini adalah Tim Pembina PHBS secara keseluruhan mencakup tatanan PHBS-Rumah
Tangga, PHBS Sekolah, PHBS Tempat Kerja, PHBS Tempat-tempat Umum dan PHBS
Sarana Kesehatan. Tim ini bisa disusun secara tersendiri atau merupakan sub-Tim dari suatu
Tim yang telah ada dimana pembinaan Gerakan Sadar PHBS merupakan salah satu
kegiatannya. Misalnya sub-tim dari Tim / Forum Provinsi Siaga Sehat.
2. Tingkat kabupaten/kota, yaitu Tim Pembina PHBS dengan koordinator di Sekretariat Daerah
Kabupaten/Kota dan melibatkan unsur Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah, Dinas
Pendidikan, Dinas Tenaga Kerja, Dinas Perhubungan, Dinas Tata Ruang dan Pemukiman,
Dinas Kesehatan. Tim ini adalah Tim Pembina PHBS secara keseluruhan mencakup tatanan
PHBS-Rumah Tangga, PHBS Sekolah, PHBS Tempat Kerja, PHBS Tempat-tempat Umum
PHBS DI SEKOLAH
dan PHBS Sarana Kesehatan. Tim ini bisa disusun secara tersendiri atau merupakan subTim dari suatu Tim yang telah ada dimana pembinaan Gerakan Sadar PHBS merupakan
salah satu kegiatannya. Misalnya sub-tim dari Tim / Forum Kabupaten/Kota Siaga Sehat.
3. Tim PHBS di sekolahyaitu Tim yang akan menjadi fasilitator dalam meningkatkan PHBS di
Sekolah masing-masing. Tim terdiri dari Tim Inti didukung Pokja dengan anggota dari setiap
kelas sebagai pemantau di kelasnya masing-masing. Tim ini dapat melibatkan Organisasi
Siswa, Komite Sekolah, Dharma Wanita sebagai mitra dalam pembinaan PHBS di sekolah.
VII.
PHBS DI SEKOLAH
10
b.
c.
d.
PHBS DI SEKOLAH
11
Pembentukan Tim Inti PHBS, terdiri dari unsur Pendidikan, Kesehatan, Badan
Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) dan TP-PKK serta unsur lainnya, yang
melaksanakan persiapan pembinaan PHBS di sekolah terutama mengenai
pembagian peran dalam pembinaan PHBS di sekolah.
Selanjutnya di setiap sekolah dibentuk pula tim/pokja inti yang diharapkan dapat
melakukan advokasi kepada pimpinan untuk mendukung pelaksanaan Gerakan
Sadar PHBS di Sekolah. Tim inti juga diharapkan melakukan analisis situasi PHBS di
sekolah sebagai dasar menyusun rencana kerja.
Analisis Situasi
1) Tim/pokja inti di sekolah melakukan pengkajian ulang tentang:
a) Ada atau tidaknya komitmen dan kebijakan pimpinan sekolah tentang
pembinaan Gerakan Sadar PHBS di sekolah.
b) Sikap dan perilaku sasaran (siswa, warga sekolah, dan masyarakat
lingkungan sekolah) terhadap kebijakan Gerakan Sadar PHBS di sekolah
2) Melaksanakan kajian awal PHBS di sekolah dengan menggunakan Format
Pemantauan/Penilaian PHBS di Sekolah untuk memperoleh data sebagai dasar
untuk membuat kebijakan pembinaan Gerakan Sadar PHBS di Sekolah.
Responden pemantauan hendaknya mencakup seluruh siswa di seluruh kelas,
dipilih secara random. Jumlah responden kurang lebih 5-10% dari jumlah siswa.
Penyiapan infrastruktur
1) Membuat surat keputusan tentang penanggungjawab dan pengawas PHBS di
sekolah
2) Pelatihan bagi pengelola PHBS di sekolah
3) Menyusun mekanisme dan saluran pesan PHBS di sekolah
4) Menyusun materi sosialisasi PHBS di sekolah
5) Pembuatan dan penempatan pesan pesan PHBS di tempat tempat yang
strategi di sekolah
6) Instrumen pengawasan PHBS di sekolah
Penyusunan kebijakan PHBS di sekolah
Pihak pimpinan sekolah melakukan dialog dengan para guru, komite sekolah dan Tim
pelaksana atau Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), tentang :
1) Maksud, tujuan dan manfaat penerapan PHBS di sekolah
2) Membahas rencana kebijakan penerapan tentang penerapan PHBS di sekolah
3) Meminta masukan tentang penerapan tentang PHBS di sekolah beserta
antisipasi,kendala dan alternative solusinya.
4) Menetapkan penanggungjawab PHBS di sekolah dan mekanisme
pengawasannya
5) Membahas cara sosialisasi yang efektif bagi siswa , warga sekolah dan
masyarakat sekolah.
6)
2.
PHBS DI SEKOLAH
12
6)
7)
c.
3.
a.
PHBS DI SEKOLAH
13
d.
PHBS DI SEKOLAH
14
d.
e.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
15
a.
b.
c.
d.
e.
2.
3.
I.
5.
PHBS DI SEKOLAH
II.
6.
7.
STRATA MADYA
Strata Madya adalah mencakup PHBS sekolah strata pratama, ditambah dengan perilaku terkait
penggunaan air bersih, jamban sehat, cuci tangan.
PHBS SEKOLAH STRATA MADYA
Mencakup PHBS sekolah tahap pertama, ditambah dengan :
Perilaku Individu
Sarana pendukung yang diharapkan
Siswa/Guru/Masy Sekolah
8. Memberantas jentik nyamuk
8. Ada jadwal pembersihan bak kamar mandi / penampung
air serta tempat-tempat yang dapat menampung air.
9. Menggunakan jamban
9. Jamban /WC yang memenuhi syarat kesehatan yang
yang sehat .
dipisahkan untuk laki- laki dan perempuan.
10. Menggunakan air bersih
10. Tersedia air bersih dalam jumlah yang cukup tersedia
setiap saat
11. Mencuci tangan dengan
11. Tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun cair dan air
air mengalir memakai
bersih yang mengalir dan tissue, di setiap kelas/ ruangan,
sabun
dekat tempat bermain, dekat jamban serta di warung
sekolah.
12. Membuang sampah ke
12. Tempat sampah terpilah (sampah basah dan sampah
tempat sampah terpilah
kering).
(sampah basah dan
sampah kering).
III.
STRATA UTAMA
Strata Utama adalah mencakup PHBS sekolah strata madya, ditambah perilaku terkait konsumsi
makanan dan pemantauan pertumbuhan.
PHBS DI SEKOLAH
17
UKS
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan bagian dari program kesehatan anak usia sekolah. Anak
usia sekolah adalah anak yang berusia 6 21 tahun, yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya
dibagi menjadi 2 sub kelompok, yakni pra remaja (6-9 tahun) dan remaja (10-19 tahun). 1
Pelayanan kesehatan pada UKS adalah pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa
SD dan setingkat melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 Sekolah Dasar dan Madrasah
Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama dengan guru UKS terlatih dan dokter kecil
secara berjenjang (penjaringan awal oleh guru dan dokter kecil, penjaringan lanjutan oleh tenaga
kesehatan).2
Salah satu kegiatan untuk membina dan mengembangkan UKS adalah denganmengadakan Lomba
Cerdas Tangkas Dokter Kecil. Dokter Kecil adalah siswa yang dipilih guru untuk melaksanakan sebagian
usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga, dan lingkungan
sekolah.
PHBS DI SEKOLAH
18
PHBS DI SEKOLAH
19
PHBS DI SEKOLAH
20