Anda di halaman 1dari 4

Laporan Bulanan Ke _3

Penyusunan Peta Komunitas Hijau Kota Tangerang

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kota HIjau merupakan kota yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan
secara efektif dan efisien sumberdaya air dan energi, mengurangi limbah,
menerapkan sistem transportasi terpadu, menjamin kesehatan lingkungan,
mensinergikan lingkungan alami dan buatan, berdasarkan perencanaan dan
perancangan

kota

yang

berpihak

pada

prinsip-prinsip

pembangunan

berkelanjutan.
Kota Hijau (berkelanjutan) merupakan kota yang dibangun dengan terus
menerus memupuk semua asset kota meliputi manusia, lingkungan terbangun,
sumber daya alam, lingkungan dan kualitas prasarana perkotaan. Kota Hijau
juga merupakan kota yang melakukan adaptasi dan mitigasi terhadap
perubahan iklim. Pengembangan Kota Hijau juga berarti pembangunan manusia
kota yang berinisiatif dan bekerjasama dalam melakukan adaptasi dan mitigasi
terhadap perubahan iklim. Pengembangan Kota Hijau juga berarti pembangunan
manusia kota yang berinisiatif dan bekerjasama dalam melakukan perubahan
dan gerakan bersama. Pengembangan Kota Hijau di Indonesia memerlukan
perubahan dan gerakan bersama seluruh unsur pemangku kepentingan kota,.
Pengembangan Kota Hijau juga memerlukan perubahan/inovasi/prakarsa
mendasar (dari praktek hingga nilai-nilai) dan massif.
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang secara tegas
mengamanatkan 30% dari wilayah kota berwujud Ruang Terbuka Hijau (RTH),
20% RTH public dan 10% RTH privat. Pengalokasian 30% RTH ini ditetapkan
dalam Peraturan Daerah (Perda) tentang RTRW kota dan RTRW kabupaten.
Penataan ruang sebagai matra spasial pembangunan kota merupakan alat untuk
mengkoordinasikan pembangunan perkotaan secara berkelanjutan. Selaras
dengan amanat UUPR pasal 3, perlu diwujudkan suatu bentuk pengembangan
kawasan

perkotaan

yang

mengharmonisasikan

lingkungan

alamiah

dan

lingkungan buatan.

Bab I-1

Laporan Bulanan Ke _3
Penyusunan Peta Komunitas Hijau Kota Tangerang

Upaya untuk membangkitkan masyarakat dan mewujudkan keberlangsungan


tata kehidupan kota, antara lain dapat dilakukan dalam bentuk perwujudan
Kota Hijau.
Program pengembangan Kota Hijau (P2KH) yang telah dirintis oleh Kementrian
Pekerjaan Umum c.q Direktorat Jeneral Penataan Ruang, merupakan salah satu
langkah nyata Pemerintah Pusat bersama-sama dengan pemerintah provinsi dan
pemerintah kota/kabupaten dalam memenuhi ketetapan UUPR, terutama
terkait pemenuhan luasan RTH perkotaan, sekaligus menjawab tantangan
perubahan iklim di Indonesia. P2KH merupakan invonasi program perwujudan
RTH perkotaan yang berbasis komunitas.
P2KH merupakan inisiatif untuk mewujudkan kota hijau secara inklusif dan
komprehensif untuk mewujudkan 8 (delapang) atribut kota hijau, yang
meliputi: (1) perencanaan dan perancangan kota yang ramah lingkungan, (2)
ketersediaan ruang terbuka hijau, (3) konsumsi energy yang efisien, (4)
pengelolaan air yang efektif, (5) pengelolaan limbah dengan prinsip 3R, (6)
bangunan hemat energy atau bangunan hijau, (7) penerapan sistem transportasi
yang berkelanjutan, dan (8) peningkatan peran masyarakat sebagai komunitas
hijau.
Pada tahap inisiasi, P2KH difokuskan pada perwujudan 3 (tiga) atribut, yaitu:
perencanaan da perancangan kota yang ramah lingkungan; perwujudan ruang
terbuka hijau 30%; dan peningkatan peran masyarakat melalui komunitas hijau,
namun pada tahap berikutnya diharapkan akan dapat lebih diperluas. Dalam
rangka mewujudkan 3 (tiga) atribut tersebut, sebagai tindaklanjut dari kegiatan
perumusan RAKH,
maka pemerintah akan melaksanakan kegiatan Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang
Kota Hijau yang terdiri dari kegiatan Penyusunan Peta Komunitas Hijau yang
merupakan kegiatan untuk mendorong keterlibatan masyarakat.
1.2 MAKSUD, TUJUAN dan SASARAN
Maksud
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya mendorong terwujudnya kota hijau
khususnya melalui perwujudan dan pelibata komunitas pada Penyusunan Peta
Komunitas Hijau, serta merupakan implementasi RTRW kota/kabupaten dan
Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) yang telah disusun Pemerintah Daerah.

Bab I-2

Laporan Bulanan Ke _3
Penyusunan Peta Komunitas Hijau Kota Tangerang

Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini antara lain:
1. Mendorong partisipasi Forum Komunitas Hijau (FKH) untuk memetakan
lokasi-lokasi hijau dan lokasi yang memiliki kontribusi positif bagi kualitas
ruang kota;
2. Memberikan peningkatan pengetahuan dan kepedulian masyarakat dalam
menjadi/melestarikan potensi perwujudan kota hijau di kota/kabupaten
peserta.
Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah :

1. Tersusunya Peta Komunitas Hijau (FKH) untuk mendorong partisipasi


masyarakat dalam mengimplementasikan local action plan atau rencana
aksi kota hijau (RAKH);
2. Tersusunnya

Peta

Komunitas

Hijau

untuk

memberikan

peningkatan

pengetahuan dan kepedulian masyarakat dalam menjaga/melestarikan


potensi perwujudan kota hijau di kota/kabupaten peserta P2KH.

1.3 LOKASI WILAYAH STUDI


Lokasi wilayah studi Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) adalah di Kota
Tangerang Provinsi Banten.
1.4 LINGKUP PEKERJAAN
a. Lingkup Penyusunan Peta Komunitas Hijau
Kegiatan Penyusunan Peta Komunitas HIjau ini akan mencakup beberapa
aspek yang antara lain adalah;
1)

Penetapan tujuan dan batasan area yang akan disurvey (City wide dan
area wide)

2)

Lokasi-lokasi yang dipetakan antara lain:


a. Implementasi atribut kota hijau antara lain green open space, green
community, green building, green water, green energy, green
transportation, dan green waste.

Bab I-3

Laporan Bulanan Ke _3
Penyusunan Peta Komunitas Hijau Kota Tangerang

b. Potensi masing-masing daerah seperti potensi wisata, potensi


heritage, potensi land mark kota dan potensi lainnya.
3)

Produksi peta berdasarkan format penyajian A2

b. Deliniasi Peta Komunitas Hijau


Untuk kota deliniasinya adalah Batas Administrasi Kota Tangerang;

Bab I-4

Anda mungkin juga menyukai