Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Implant
Implant atau disebut dengan susuk adalah suatu alat kontrasepsi bawah kulit
yang mengandung levonorgestrel yang dibungkus dalam kapsul silastik silicon
( polydimethyl siloxane ) yang berisi hormon golongan progesteron yang dimasukkan
dibawah kulit lengan kiri atas bagian dalam yang berfungsi untuk mencegah
kehamilan hingga jangka waktu 5 tahun dan ada pula yang jangka waktu 3 tahun.
Sedangkan menurut BKKBN implant adalah alat kontrasepsi yang disusupkan
dibawah kulit lengan atas sebelah dalam berbentuk kapsul silastik (lentur) panjangnya
sedikit lebih pendek dari pada batang korek api dan dalam setiap batang mengandung
hormon levonorgestrel yang dapat mencegah terjadinya kehamilan (BKKBN, 2006).
2.2 Jenis-Jenis Implant
1. Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm , dengan
diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
Pelepasan hormon setiap harinya berkisar antara 50 85 mcg pada tahun pertama
penggunaan, kemudian menurun sampai 30 35 mcg per hari untuk lima tahun
berikunya. Saat ini norplant yang paling banyak dipakai.

2. Implanon
Terdiri dari satu batang putih lentur yang berisi progestin generasi ketiga,
yang dimasukkan kedalam inserter steril dan sekali pakai/disposable, dengan panjang
kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, terdiri dari suatu inti EVA (Ethylene Vinyl
Acetate) yang berisi 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Pada
permulaannya kecepatan pelepasan hormonnya adalah 60 mcg per hari, yang
perlahan-lahan turun menjadi 30 mcg per hari selama masa kerjanya.

3. Jadena dan Indoplant


Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama
kerja 3 tahun.

4. Uniplant
Terdiri dari 1 batang putih silastic dengan panjang 4 cm, yang mengandung 38
mg nomegestrol asetat dengan kecepatan pelepasan sebesar 100 g per hari dan lama
kerja 1 tahun.

5. Capronor
Terdiri dari 1 kapsul biodegradable. Biodegradable implan melepaskan
progestin dari bahan pembawa/pengangkut yang secara perlahan-lahan larut dalam
jaringan tubuh. Bahan pembawanya sama sekali tidak perlu dikeluarkan lagi misalnya
pada norplant. Tetapi sekali bahan pembawa tersebut mulai larut, ia tidak mungkin
dikeluarkan lagi. Tingkat penggunaan kontrasepsi implan dapat diperbaiki dengan
menghilangkan kebutuhan terhadap pengangkatan secara bedah. Kapsul ini
mengandung levonorgestrel dan terdiri dari polimer E-kaprolakton. Mempunyai
diameter 0,24 cm, terdiri dari dua ukuran dengan panjang 2,5 cm mengandung 16 mg
levonorgestrel, dan kapsul dengan panjang 4 cm yang mengandung 26 mg
levonorgestrel. Lama kerja 12 18 bulan. Kecepatan pelepasan levonorgestrel dari
kaprolakton adalah 10 kali lebih cepat dibandingkan silastic.
2.3 Mekanisme kerja
1. Menghalangi terjadinya ovulasi .
Menekan ovulasi karena progesteron menghalangi pelepasan LH
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing hormone (LH),
baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi. (BKKBN,
2003).
2. Perubahan lendir serviks menjadi kental dan sedikit .
Mengentalkan lendir serviks, kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai
efek nyata terhadap terhadap mucus serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya
menurun, yang membentuk sawar untuk penetrasi sperma.
3. Menghambat perkembangan siklis dari endometrium
Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium yang
diinduksi estradiol, dan akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan ini dapat mencegah
implantasi sekalipun terjadi fertilisasi; meskipun demikian, tidak ada bukti mengenai

fertilisasi yang dapat dideteksi pada pengguna implan


4. Mengurangi transportasi sperma.
Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga menghambat
pergerakan sperma.
2.4 Keuntungan dan Kerugian Implant
1. Keuntungan
a. Efektivitas tinggi
b. Perlindungan jangka panjang ( sampai 5 tahun )
c. Mudah dalam pemakaian
d. Tidak menganggu kegiatan senggama
e. Tidak mengganggu pengeluaran ASI
f. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
g. Pengembalian kesuburan yang cepat setelah pencabutan
h. Tidak membutuhkan pemeriksaan dalam
i. Tidak mengandung zat aktif yang beresiko (bebas estrogen)
j. Cara penggunanya mudah
k. Ekonomis
2. Kerugian
a. Insersi dan pengeluaran harus dikakukan oleh tenaga terlatih
b. Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan
pengangkatan implant
c. Lebih mahal
d. Sering timbul perubahan pola haid

e. Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri


f. Beberapa orang wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena `
kurang mengenalnya
2.5 Kontradiksi
1. kehamilan atau disangka hamil.
2. Penderita penyakit hati akut.
3. Riwayat kangker payudarah
4. kelainan jiwa (Psikis, neurosis).
5. Penyakit jantung, hipertensi, diabettes mellitus.
6. Penyakit trombo emboli.
7. Riwayat kehamilan etropik.
8. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
9. Memekai obat-obatan untuk epilepsi / TBC
2.6 Indikasi
Merupakan metode kontrasepsi yang sesuai bagi wanita dengan kriteria
sebagai berikut:
1. Wanita-wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu yang
lama tetapi tidak tersedia menjalani kontap / menggunakan AKDR.
2. Wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung estrogen.
3. Usia reproduksi Perempuan pada usia reproduksi (20 30 tahun).
4. Punya anak atau belum
5. Postpartum atau menyusui
6. Pasca keguguran
7. Tekanan Darah < 180/110 mmHg
8. Wanita yang mengalami kesulitan untuk mempergunakan kontrasepsi
barrier / merasa kurang disiplin untuk minum pil setiap hari
9. Menghendaki penjarangan kehamilan jangka panjang (2 Tahun / lebih) atau
telah mempunyai cukup anak sesuai keinginan, tetapi belum siap ikut program
sterilisasi

10. Pasca persalinan dan tidak menyusui


11. Tekanan darah < 180/100 mmHg, dengan masalah pembekuan darah.
12. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung
estrogen.
2.7 Efek Samping dan Penanganannya
1. Amenorrhea
Yakinkan ibu bahwa hal itu adalah biasa, bukan merupakan efek samping
yang serius. Evaluasi untuk mengetahui apakah ada kehamilan, terutama jika terjadi
amenorrhea setelah masa siklus haid yang teratur. Jika tidak ditemui masalah, jangan
berupaya untuk merangsang perdarahan dengan kontrasepsi oral kombinasi.
2. Perdarahan bercak (sepotting) ringan
Spotting sering ditmukan terutama pada tahun pertama penggunaan. Bila tidak
ada masalah dan klien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan apapun. Bila klien
mengeluh dapat diberikan :
a. Kontrasepsi oral kombinasi (30-50 ug EE) selama 1 siklus 1
b. Ibuprofen (hingga 800 mg 3 kali sehari x 5hari)
Terangkan pada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi habis.Bila
terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi selama 3-7
hari dan dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi.
3. Pertambahan atau kehilangan berat badan (perubahan nafsu makan)
Informasikan bahwa kenaikan/penurunan BB sebanyak 1-2 Kg dapat saja
terjadi.Perhatikan diet klien bila perubahan BB terlalu mencolok. Bila BB berlebihan,
hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi yang lain.
4. Ekspulsi
Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih ditempat,
dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi daerah insersi. Bila tidak ada infeksi dan
kapsul lain masih berada pada ditempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat
insersi yang berbeda. Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang
kapsul baru pada lengan yang lain atau ganti cara.

5. Infeksi pada daerah insersi


Bila infeksi tanpa nanah : bersihkan dengan sabun dan air atau antiseptik,
berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari. Implant jangan dilepas dan minta klien
control 1 minggu lagi. Bila tidak membaik, cabut implant dan pasang yang baru di
lengan yang lain atau ganti cara. Bila ada abses : bersihkan dengan antiseptic, insisi
dan alirkan pus keluar, cabut implant, lakukan perawatan luka, beri antibiotik oral 7
hari.
2.8 waktu penggunaan pada metode kondar,pasca abortus,pasca salin,masa antara
1. Setiap saat selama siklus haid hari ke -2 sampai hari ke tujuh, tidak perlu metode
kontrasepsi tambahan
2. Insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini tidak terjadi kehamilan .
Apabila insersi setelah 7 hari siklus haid, klien dianjurkan untuk tidak melakukan
hubungan seksual, atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk tujuh hari saja.
3. Apabila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini
tidak terjadi kehamilan, klien dianjurkan tidak melakukan hubungan seksual atau
menggunakan metode kontrsepsi lain untuk tujuh hari saja.
4. Apabila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi dapat
dilakukan setiap saat.
5. Apabila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat
dilakukan setiap saat, klien dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual
selama tujuh hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk tujuh hari.
6. Apabila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan
implan, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini klien tersebut tidak
hamil, atau klien menggunakan kontrsepsi dengan benar.
7. Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntik, implan dapat diberikan
pada saat jadwal kontrasepsi suntik, tidak perlu metode kontrasepsi lain.
8. Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsihormonal ( kecuali AKDR) dan
klien ingin menggatinya dengan norplant, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan

syarat diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid
berikutnya.
9. Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya
dengan implan, maka dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien dianjurkan
tidak melakukan hubungan 5EKXual selama tujuh hari atau gunakan metode
kontrasepsi lain untuk tujuh hari saja. AKDR segera dicabut.
10. Pasca keguguran, implan dapat segera di insersikan.
2.9 Prosedur Pemasangan dan Pelepasan Implant

1. Prosedur Pemasangan
a. Terhadap calon akseptor dilakukan konseling dan KIE yang selengkap
mungkin mengenal implant sehingga calon akseptor betul-betul mengerti dan
menerimanya sebagai cara kontrasepsi yang akan dipakai dan berikan iformed
consent untuk ditanda tangani oleh suami istri.
b. Persiapan alat-alat yang diperlukan :
1. Sabun antiseptik
2. kasa steril
3. cairan antiseptik (betadine)
4. kain steril yang mempunyai lubang
5. Obat anestesi lokal
6. Semprit dan jarum suntik
7. Trokar no. 10
8. sepasang sarung tangan steril

9. satu set kapsul norplant (6 bulan)10) Skalpel yang tajam.


c) Teknik pemasangan
1. Tenaga kesehatan mencuci tangan dengan sabun
2. Pasien dibaringakan di tempat tidur dan lengan kiri diletakkan di atas meja
kecil di samping tempat tidur pasien.
3. Daerah tempat pemasangan (lengan kiri atas) dicuci denagan sabun
antiseptic kemudian diberi cairan antiseptik.
4. Daerah tempat pemasangan implant di tutup dengan kain steril yang
berlubang.
5. Lakukan injeksi obat anastesi kira-kira 6-10 cm di atas lipatan siku
6. Setelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjang 0,5cm dengan skalpel yang
tajam.
7. Trokar dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada jaringan
bawah kulit.
8. Kemudian kapsul dimasukan kedalam trokar dan didorong dengan plunger
sampaim kapsul terletak dibawah kulit.
9. Kemudian dilakukan secara berturut-turut sampai kapsul keenam. Keenam
kapsul dibawah kulit diletakkan sedemikian rupa sehingga susunanya seperti
kipas.
10. Setelah semua kapsul berada dibawh kulit, trokar ditarik pelan-pelan
keluar.
11. Control luka apakah ada perdarahan atau tidak.
12. Jika tidak ada perdarahan tutup luka dengan kasa steril, kemudian
diplester , umumnya tidak diperlukan jahitan.
13. Nasehati pasien agar luka jangan basah selama lebih kurang 4 hari dan
datang kembali jika ada keluhan-keluhan yang mengganggu.

2. Prosedur Pencabutan atau Ekstraksi

a. Alat-alat yang diperlukan


Selain dari alat-alat yang diperlukan sewaktu pemasangan kapsul
inplant diperlukan satu forceps lurus dan satu forceps bengkok.
b. Tentukan letak posisi kapsul inplant (kapsul 1-6) kalau perlu kapsul
didorong kearah tempat insisi akan di lakukan.
c. Daerah insisi didisinfeksi, kemudian ditutup dengan kain steril yang
berlubang.
d. Lakukan anastesi local, jangan menyuntikkan anastesi local di atas
Implant karena pembengkakan kulit dapat menghalangi pandangan dari letak
implannya. Kemudian lakukan insisi selebar lebih kurang 5-7mm ditempat
yang paling dekat dengan kapsul inplant.
e. Forsep dimasukkan melalui lubang insisi dan kapsul didorong dengan jari
tangan ke arah ujung forceps.
f. Forceps dibuka lalu kapsul dijepit dengan ujung forceps. Kapsul yang
sudah dijepit kemudian ditarik pelan-pelan. Kalau perlu dapat dibantu
dengan mendorong kapsul dengan jari tangan lain. Adakalanya kapsul sudah
terbungkus dengan jaringan disekitarnya. Dalam hal ini lakkukanlah insisi
pada jaringan yang membungkus kapsul tersebut pelan-pelan sampai kapsul
menjadi bebas sehingga mudah menariknya keluar.

Lakukanlah prosedur ini berturut-turut untuk mengeluarkan kapsul


lainnya. Jika sewaktu mengeluarkan kapsul inplant terjadi perdarahan,
hentikanlah perdarahan terlebih dahulu umpama dengan menekan daerah yang
berdarah tersebut dengan kain kasa steril. Setelah semua kapsul dikeluarkan
dan tidak di jumpai lagi perdarahan,tutuplah luka insisi dengan kasa steril,
kemudian diplester.
Umumnya tidak diperlukan jahitan pada kulit, apabila akseptor ingin
dipasang implant yang baru ini dapat segera dilakukan. Nasehati pasien agar
luka tidak basah dan selalu dalam keadaan bersih selama lebih kurang 4 hari.

DAFTAR PUSTAKA
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2006. Prawirohardjo, Sarwono. Jakarta
: YBS-SP

Anda mungkin juga menyukai