Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kemajuan teknologi konstruksi saat ini semakin berkembang pesat.
Konstruksi yang dahulunya sulit untuk diterapkan kini menjadi hal biasa yang
diterapkan pada suatu struktur bangunan. Teknologi konstruksi pada dasarnya
bertujuan untuk memberi kekuatan pada suatu struktur bangunan dengan
memaksimalkan kemampuan material pada sistem struktur tertentu.
Sistem struktur adalah penggabungan berbagai elemen struktur secara tiga
dimensi yang cukup rumit. Fungsi utama dari sistem struktur adalah untuk
memikul secara aman dan efektif beban yang bekerja pada bangunan, baik itu
beban vertikal ataupun beban horisontal. Untuk mengurangi lendutan vertikal
akibat beban vertikal pada struktur gedung bentang lebar digunakanlah sistem
struktur lantai dengan balok grid yang disebut juga dengan struktur lantai pelat
berusuk (waffle slab), dan untuk mengurangi lendutan horisontal atau simpangan
lateral pada struktur gedung bertingkat digunakan sistem struktur yang bekerja
untuk menahan gaya lateral, salah satunya adalah menggunakan sistem struktur
tabung (tube).
Sistem waffle slab adalah sistem pelat lantai yang ditopang balok
bersilangan dengan jarak yang relatif rapat yang bekerja secara monolit. Sistem
ini dimaksudkan untuk mengurangi berat sendiri pelat, sehingga lendutan dari
pelat yang besar dapat dikurangi. Sistem ini dinilai efisien untuk bentangan besar
dan digunakan untuk meningkatkan kekakuan pelat (Nasution, 2009).
Sistem struktur tube merupakan salah satu sistem struktur untuk bangunan
bertingkat tinggi yang dikembangkan oleh Fazlur Rahman Khan tahun 1960.
Sistem ini terdiri dari sistem struktur frame tube dan sistem struktur tube in tube
(Schueller, 1999).
Struktur frame tube adalah sistem struktur yang pada rangka perimeter
luarnya terdiri dari kolom yang berjarak sangat rapat sehingga bangunan terlihat
seperti dinding yang dilubangi. Struktur tube in tube adalah sistem struktur yang
terdiri dari dinding inti beton bertulang sebagai tabung interior dan rangka
1

Universitas Sriwijaya

perimeter luar yang terdiri dari kolom berjarak sangat rapat membentuk tabung
eksterior. Konsep sistem struktur tube pada dasarnya adalah seperti balok
kantilever dari tanah yang menahan beban lateral, sehingga dengan sistem struktur
ini akan menambah kekakuan struktur gedung bertingkat tanpa penambahan
pengaku diagonal interior (Permadi, 2003).
Berdasarkan penelitian Satriadi (2013) mengenai perbandingan simpangan
lateral antara penggunaan sistem waffle slab dengan balok grid arah sejajar dan
grid arah diagonal disimpulkan bahwa balok grid arah sejajar dapat menambah
simpangan lateral pada struktur gedung bertingkat yang berarti mengurangi
kekakuan struktur. Oleh karena itu, penelitian ini akan meneliti kinerja struktur
gedung bertingkat yang menggunakan kombinasi sistem struktur frame tube dan
waffle slab.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran latar belakang, permasalahan yang akan dibahas
pada penelitian analisis struktur gedung bertingkat menggunakan kombinasi
sistem struktur frame tube dan waffle slab adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana

perencanaan

dan

perhitungan

struktur

gedung

bertingkat

menggunakan kombinasi sistem struktur frame tube dan waffle slab?


2) Bagaimana kinerja struktur gedung bertingkat yang menggunakan kombinasi
sistem struktur frame tube dan waffle slab?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian analisis struktur
gedung bertingkat menggunakan kombinasi sistem struktur frame tube dan waffle
slab adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui bagaimana perencanaan dan perhitungan struktur gedung
bertingkat menggunakan kombinasi sistem struktur frame tube dan waffle slab.
2) Mengetahui kinerja struktur gedung bertingkat berdasarkan nilai simpangan
lateral, dan story drift pada kombinasi sistem struktur frame tube dan waffle
slab.
1.4. Ruang Lingkup Pembahasan

Universitas Sriwijaya

Ruang lingkup pembahasan pada penelitian analisis struktur gedung


bertingkat menggunakan kombinasi sistem struktur frame tube dan waffle slab
adalah sebagai berikut:
1) Model struktur gedung yang digunakan adalah gedung bertingkat 8 lantai
dengan struktur beton bertulang.
2) Analisis gaya dalam elemen struktur menggunakan program analisa struktur.
3) Estimasi awal dimensi elemen struktur, beban yang bekerja pada struktur, dan
penulangan elemen struktur beton bertulang dihitung secara manual.
4) Nilai simpangan lateral dan deformasi struktur dianalisis menggunakan
program analisa struktur.
5) Penelitian ini tidak menghitung struktur tangga, tidak menganalisa perilaku
bangunan terhadap pondasi, dan tidak menghitung rencana anggaran biaya.
6) Peraturan pembebanan dan perhitungan struktur beton bertulang pada
penelitian ini menggunakan Standar Nasional Indonesia.
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada laporan penelitian tugas akhir ini dibagi dalam
lima bab, yaitu:
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada Bab 1 Pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Pada Bab 2 Tinjauan Pustaka menjelaskan tentang teori-teori yang dibahas pada
penelitian, menjabarkan isi dari literatur yang berkaitan dengan penelitian
terdahulu atau penelitian yang dilakukan sebelumnya yang menjadi acuan dalam
penelitian ini.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Pada Bab 3 Metodologi Penelitian menjabarkan mengenai langkah-langkah
penelitian, analisis yang didapat dalam penelitian berdasarkan ruang lingkup
pembahasan dari skripsi ini dan pengambilan kesimpulan dari hasil penelitian.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada Bab 4 Analisa dan Pembahasan berisi mengenai hasil analisa serta
penjabaran dari data-data yang didapat dari analisa tersebut yang dapat berupa
tabel atau grafik.

Universitas Sriwijaya

BAB 5 PENUTUP
Pada Bab 5 Penutup terdiri dari kesimpulan serta saran terhadap penelitian
yang telah dilakukan dan dibahas pada bab analisa dan pembahasan.

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai