OLEH :
1. R.INALDI RACHMAT WINCONO ( 2012 63 004 )
2. FANIA UANG ( 2012 63 029 )
3. ALEXANDER LATUHERU ( 2012 63 024 )
4. ZET H KOMUL ( 2012 63 039 )
III
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
dengan Judul Ventilasi Alami.
Tujuan Penulisan Makalah ini sebagai Syarat Kelulusan Pada Mata kuliah
Ventilasi Tambang. Dalam makalah ini dibahas mengenai secara umum atau
gambaran mengenai ventilasi alami serta menentukan daya ventilasi.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis masih mengharapkan kritik serta saran
yang sifatnya membangun agar tidak terjadi kesalahan di waktu yang akan datang.
Penulis
\
III
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan ..................................................................................1
III
DAFTAR GAMBAR
Halaman
3.1 Ventilasi Alami .............................................................................................7
3.2 Ventilasi Alami Saat Musim Dingin .............................................................8
3.3 Ventilasi Alami Saat Musim Dingin yang dilengkapi dengan kipas ...........9
3.4 Kondisi Ventilasi Alami................................................................................10
3.5 Ventilasi Alami saat vertical shaft ................................................................11
III
III
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
VENTILASI TAMBANG
BAB III
VENTILASI ALAMI
Jika suatu tambang memiliki dua shaft yang saling berhubungan pada
kedalaman tertentu, sejumlah udara akan mengalir masuk ke dalam tambang
meskipun tanpa alat mekanis. Ventilasi alam disebabkan udara pada downcast shaft
lebih dingin dari udara pada upcast shaft. Dan juga dipengaruhi oleh perbedaan
tekanan dan densitas udara antara dua shaft yang saling berhubungan tersebut.
Setiap kenaikan atau penurunan temperatur sebesar 1C, sumua jenis gas akan
memuai atau menyusut sebesar 1/273 kali volumenya pada 0C. Dengan kata lain,
berat per satuan volume akan bertambah atau berkurang sebesar 1/273 kali.
Temperatur di permukaan (di luar tambang bawah tanah) berubah secara drastis
tergantung dari musim (terutama di negara 4 musim). Dalam satu hari, temperatur di
luar tambang bawah tanah juga mengalami perubahan kecil dari siang ke malam.
Tetapi, temperatur di dalam tambang bawah tanah pada ke dalaman tertentu hampir
tidak ada perubahan yang besar sepanjang 4 musim, atau antara malam dan siang.
Gambar 3.2 Ventilasi Alami Saat Musim Dingin Yang dilengkapi dengan Kipas
Temperatur di dalam tambang bawah tanah yang panas buminya tidak tinggi,
pada musim panas lebih rendah dari pada temperatur udara luar, dan pada musim
dingin lebih tinggi dari pada temperatur udara luar. Sehingga, apabila terdapat
perbedaan temperatur jalan udara masuk dan jalan udara buang yang ketinggian
portal udara masuk dan udara keluarnya berbeda, akan timbul perbedaan kerapatan
udara di dalam dan di luar tambang bawah tanah atau udara di jalan udara masuk dan
jalan udara buang akibat temperatur, sehingga membangkitkan daya ventilasi.
Penyebab yang dapat membangkitkan daya ventilasi adalah sebagai berikut :
a) Perbedaan Tinggi Mulut Pit Intake dan Outake
b) Perbedaan temperature intake dan return airway
c) Perbedaan temperatur di dalam dan di luar pit
d) Komposisi udara di dalam pit
e) Tekanan atmosfir
9
Pada suatu
berbeda, dimana pada musim panas temperature di dalam pit lebih rendah dari pada
temperature luar, maka udara di dalam pit menjadi lebih berat dari pada udara di luar
pi yang sama sama mempunyai tinggi L, sehingga mulut pit bawah menjadi
Outtake/exhaust. Pada musim dingin terjadi kebalikannya.
10
walaupun intake dan outtake berupa vertical shaft, ventilasi alami tetap bekerja
karena perbedaan temperature dan kedalaman kedua vertical shaft.
Seandainya kedua vertical shaft berada pada level yang sama, maka L1 L2 menjadi
0, sehingga rumus menjadi
( 1.3 )
Ventilasi alami terutama terjadi karena perbedaan temperature di dalam dan luar pit,
maka ketika perbedaannya pada musim semi dan gugur, daya ventilasi semakin
berkurang, bahkan kadang kala disuatu hari atau karena siang dan malam aliran
ventilasi berbalik, atau kadang kadang sama sekali tidak mengalir. Oleh karena itu,
selain tambang batu bara yang sama sekali tidak timbul gas metan, tambang batu bara
yang sedikit sekali saja timbul gas, ventilasi yang dilakukan dengan metode ini
berbahaya. Namun, karena ventilasi mesin pun, daya ventilasi alami ini tetap bekerja.
11
BAB IV
PERENCANAAN VENTILASI TAMBANG
Pada tambang batu bara bawah tanah, diasumsikan bisa terjadi berbagai jenis
bencana/kecelakaan yang sama sekali tidak terbayangkan pada industry lain. Dalam
rangka penentuan rencana pembuatan ventilasi tambang, sebaiknya dipertimbangkan
persyaratan persyaratan seperti di bawah ini :
a.
b.
Struktur yang diinginkan untuk metode ventilasi pada jenis ventialsi utama
adalah sistem diagonal. Sedangkan pembuatan vertical shaft, khusus
dilakukan terhadap kondisi penambangan bagian dalam. Selain itu, pada
tempat yang sulit dilakukan penggalian vertical shaft ( misalnya tambang
batubara dasar laut ), diharapkan memiliki inclined shaft khusus dengan
penampang berbentuk
lingkaran.
dibuat
12
c.
13
BAB V
DASAR PERHITUNGAN VENTILASI
14
15
( 1.7 )
Dimana :
A = Equivalent orifice ( m2 )
H = Tekanan ventilasi ( mm air )
Q = Jumlah angina ( m3/detik )
.. ( 1.8 )
16
Dimana :
N = daya penggerak udara ( HP )
H = tekanan ventilasi ( mm )
Q = jumlah angin ventilasi ( m3/detik )
17
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Ventilasi adalah pengendalian pergerakan udara, arah, dan jumlahnya.
Meskipun tidak memberikan kontribusi langsung ke tahap operasi produksi, ventlasi
yang kurang tepat seringkali akan menyebabkan efisiensi yang lebih rendah dan
produktivitas pekerja menurun, tingkat kecelakaan meningkat, dan tingginya tingkat
kehadiran. Pada dasarnya, sistem ventilasi tambang bawah tanah ini memiliki tiga
fungsi umum, yaitu :
1.Sebagai kontrol kualitas dan kuantitas udara, yaitu menyediakan dan mengalirkan
udara segar ke dalam tambang untuk kebutuhan pernafasan pekerja dan proses lain
yang ada di dalamnya, termasuk debit dan tekanan.
2.Melarutkan dan membuang gas-gas pengotor hingga mencapai kondisi balance
(equilibrium) terutama setelah aktivitas peledakan dan memenuhi syarat bagi aktivitas
penambangan.
3.Menyingkirkan debu dan partikuler hingga berada di bawah nilai ambang batas
(NAB) dan aman untuk melaksanakan aktivitas tambang.
4.Mengatur (adjustment) temperatur, kelembaban di dalam tambang sehingga
memberikan kondisi yang nyaman untuk bekerja.
Jenis Ventilasi Tambang ada 2 yaitu Ventilasi Alami dan Ventilasi Mekanis.
Ventilasi alami terjadi karena perbedaan temperatur di dalam dan luar stope.
Temperatur di dalam stope akan mempengaruhi terjadinya ventilasi alami. Apabila
18
terdapat perbedaan temperatur intake airway dan return airway yang ketinggian
mulut pit intake dan Outakenya berbeda, akan timbul perbedaan kerapatan udara di
dalam dan di luar stope atau udara di intake airway dan return airway yang berbeda
temperaturnya, yang akan membangkitkan aliran udara.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://dunia-atas.blogspot.com/2013/10/fungsi-dan-prinsip-ventilasi-tambang.html
http://www.michanarchy.com/2013/06/pendahuluan-ventilasi-tambang-bawah.html
http://sasastem.blogspot.com/2014/12/ventilasi-tambang-bawah-tanah.html
https://tambangunhas.wordpress.com/tag/teknik-ventilasi/
20