Anda di halaman 1dari 25

TUGAS VENTILASI TAMBANG

Makalah Tentang Ventilasi Alami

OLEH :
1. R.INALDI RACHMAT WINCONO ( 2012 63 004 )
2. FANIA UANG ( 2012 63 029 )
3. ALEXANDER LATUHERU ( 2012 63 024 )
4. ZET H KOMUL ( 2012 63 039 )

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PAPUA
2015

III

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
dengan Judul Ventilasi Alami.
Tujuan Penulisan Makalah ini sebagai Syarat Kelulusan Pada Mata kuliah
Ventilasi Tambang. Dalam makalah ini dibahas mengenai secara umum atau
gambaran mengenai ventilasi alami serta menentukan daya ventilasi.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis masih mengharapkan kritik serta saran
yang sifatnya membangun agar tidak terjadi kesalahan di waktu yang akan datang.

Manokwari, Oktober 2015

Penulis
\

III

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan ..................................................................................1

BAB II VENTILASI TAMBANG ......................................................................2


2.1 Definisi Ventilasi ......................................................................................2
2.2 Prinsip Ventilasi Tambang .......................................................................3
2.3 Jenis jenis Ventilasi Tambang ...............................................................3

BAB III VENTILASI ALAMI ..........................................................................7

BAB IV PENUTUP ............................................................................................12


4.1 Kesimpulan ..............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................14

III

DAFTAR GAMBAR

Halaman
3.1 Ventilasi Alami .............................................................................................7
3.2 Ventilasi Alami Saat Musim Dingin .............................................................8
3.3 Ventilasi Alami Saat Musim Dingin yang dilengkapi dengan kipas ...........9
3.4 Kondisi Ventilasi Alami................................................................................10
3.5 Ventilasi Alami saat vertical shaft ................................................................11

III

III

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya sistem pada tambang bawah tanah adalah suatu sistem yang
unik, Karena mengkombinasikan berbagai metode penambangan, ventilasi supporting
hingga kegiatan yang kompleks. Pembuatan ventilasi ini bertujuan agar para pekerja
di dalam tambang tidak kehabisan udara segar. Karena dapat menyebabkan hilangnya
nyawa para pekerja, oleh karena itu perlunya pengaturan ventilasi yang sesuai dengan
kebutuhan yang memberikan jaminan suplai udara yang memadai dan dapat bekerja
dengan optimal.
Ventilasi tambang merupakan salah satu aspek penunjang bagi peningkatan
produktivitas para pekerja tambang bawah tanah. Pada tambang bawah tanah sistem
ventilasi sangat berperan penting guna memenuhi kebutuhan pernapasan manusia (
pekerja ) dan juga untuk menetralkan gas gas beracun, mengurangi kosentrasi debu
yang berada di dalam udara tambang dan untuk mengatur temperature udara tambang
sehingga akan tercipta kondisi kerja yang aman dan nyaman.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penyusunan makalah ini yaitu :
a. Untuk mengetahui apa itu Ventilasi Alami
b. Prinsip Kerja Ventilasi Alami
Tujuan dari penyusunan makalah ini sebagai salah satu syarat kelulusan pada
mata kuliah Ventilasi Tambang

BAB II
VENTILASI TAMBANG

2.1 Definisi Ventilasi


Ventilasi adalah pengendalian pergerakan udara, arah, dan jumlahnya.
Meskipun tidak memberikan kontribusi langsung ke tahap operasi produksi, ventlasi
yang kurang tepat seringkali akan menyebabkan efisiensi yang lebih rendah dan
produktivitas pekerja menurun, tingkat kecelakaan meningkat, dan tingginya tingkat
kehadiran. Sistem ventilasi merupakan metode aplikasi dari prinsip fluida dinamik
(dalam hal ini udara) terhadap laju udara pada bukaan tambang bawah tanah. Sistem
ventilasi ini diperlukan tidak hanya untuk memberikan asupan udara bersih bagi
pekerja tambang tapi juga bagi alat-alat mekanis di lokasi tersebut. Pada dasarnya,
sistem ventilasi tambang bawah tanah ini memiliki tiga fungsi umum, yaitu :
1. Sebagai kontrol kualitas dan kuantitas udara, yaitu menyediakan dan
mengalirkan udara segar ke dalam tambang untuk kebutuhan pernafasan
pekerja dan proses lain yang ada di dalamnya, termasuk debit dan tekanan.
2. Melarutkan dan membuang gas-gas pengotor hingga mencapai kondisi
balance (equilibrium) terutama setelah aktivitas peledakan dan memenuhi
syarat bagi aktivitas penambangan.
3. Menyingkirkan debu dan partikuler hingga berada di bawah nilai ambang
batas (NAB) dan aman untuk melaksanakan aktivitas tambang.
4. Mengatur (adjustment) temperatur, kelembaban di dalam tambang sehingga
memberikan kondisi yang nyaman untuk bekerj

2.2 Prinsip Ventilasi Tambang


1. Udara akan cenderung mengalir dari kondisi tekanan yang lebih tinggi ke
tekanan yang lebih rendah.
2. Udara akan cenderung mengalir melalui jalur-jalur ventilasi yang memberikan
tekanan lebih kecil dibandingkan dengan jalur yang mempunyai tahanan yan
glebih besar.
3. Hukum-hukum mekanika fluida akan selalu diikuti dalam perhitungan
ventilasi tambang.

2.4 Jenis Jenis Ventilasi Tambang


1. Ventilasi Alami (natural ventilation)
Jika suatu tambang memiliki dua shaft yang saling berhubungan pada
kedalaman tertentu, sejumlah udara akan mengalir masuk ke dalam tambang
meskipun tanpa alat mekanis. Ventilasi alam disebabkan udara pada downcast shaft
lebih dingin dari udara pada upcast shaft. Dan juga dipengaruhi oleh perbedaan
tekanan dan densitas udara antara dua shaft yang saling berhubungan tersebut.
Ventilasi alami terjadi karena perbedaan temperatur di dalam dan luar stope.
Temperatur di dalam stope akan mempengaruhi terjadinya ventilasi alami. Apabila
terdapat perbedaan temperatur intake airway dan return airway yang ketinggian
mulut pit intake dan Outakenya berbeda, akan timbul perbedaan kerapatan udara di
dalam dan di luar stope atau udara di intake airway dan return airway yang berbeda
temperaturnya, yang akan membangkitkan aliran udara.

2. Ventilasi Mekanis (artificial / mechanical ventilation)


Ventilasi mekanis adalah jenis ventilasi dimana aliran udara masuk ke dalam
tambang disebabkan oleh perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh alat mekanis.
Yang dimaksud peralatan ventilasi mekanis adalah semua jenis mesin penggerak
yang digunakan untuk memompa dan menekan udara segar agar mengalir ke dalam
lubang bawah tanah. Yang paling penting dan umum digunakan adalah fan atau
mesin angin. Mesin angin adalah pompa udara, yang menimbulkan adanya perbedaan
tekanan antara kedua sisinya, sehingga udara akan bergerak dari tempat yang
tekanannya lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Pada proses menerus dapat
dilihat bahwa mesin angin menerima udara pada tekanan tertentu dan dikeluarkan
dengan tekanan yang lebih besar.
Jadi mesin angin adalah perubah energi dari mekanis ke fluida, dengan
memasok tekanan untuk mengatasi kehilangan tekan (head losses) dalam aliran
udara. Pergerakan udara di tambang bawah tanah dibangkitkan dan diatur oleh
pembangkit tekanan yang disebut ventilator atau mesin angin. Mesin angin yang
memasok kebutuhan udara untuk seluruh tambang dinamakan mesin angin utama
(main fan). Mesin angin yang digunakan untuk mempercepat aliran udara pada
percabangan atau suatu lokasi tertentu di dalam tambang, tetapi tidak menambah
volume total udara di dalam tambang disebut mesin angin penguat (booster fans),
sedangkan mesin angin yang digunakan pada lokasi kemajuan atau saluran udara
tertutup (lubang buntu) dinamakan mesin angin bantu (auxiliary fans). Berdasarkan
cara menimbulkan udaranya serta letak mesinnya, ventilasi mekanis dibedakan
menjadi tiga metode yaitu :
4

1 Metode hisap (exhaust system)


Sistem exhausting akan memberikan hembusan udara yang berkebalikan dengan
sistem forcing, yaitu bertekanan negatif ke front kerja. Tekanan negatif yang
dimaksud disini adalah tekanan yang dihasilkan oleh proses penghisapan udara.
Pada sistem exhausting, fan diletakkan dekat dengan front kerja, sehingga dapat
memudahkan kerjanya dalam menghisap udara dari front kerja tersebut.
2.Metode hembus (forcing sytem)
Sistem forcing akan memberikan hembusan udara bertekanan positif ke front kerja.
Tekanan positif berarti aliran udara ini mempunyai tekanan lebih besar dibanding
udara di atmosfer. Pipa/saluran ventilasi ini menghubungkan fan dengan front kerja
3. Metode hisap hembus (overlap system)
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem exhausting dan forcing. Berbeda dengan
kedua sistem diatas, sistem ini menggunakan 2 fan yang memiliki tugas berbeda satu
sama lain. Ada fan yang bertugas menyuplai udara ke front (intake fan), ada fan yang
bertugas untuk menghisap udara dari front (exhausting fan). Tetapi exhaust fan
dipasang lebih mundur (lebih jauh) dari front penambangan. Sedangkan duct akhir
dari intake fan dipasang lebih dekat dengan front penambangan. Hal ini untuk
mencegah agar udara yang disuplai langsung dihisap oleh exhaust fan sehingga udara
akan memiliki waktu untuk bersirkulasi pada front penambangan.
c.Ventilasi Bantu (Auxiliary Ventilation)
Udara ventilasi yang disalurkan ke terowongan utama maupun ventilasi
permuka kerja penambangan biasanya dilakukan dengan membawa udara masuk
(intake air) secara langsung melalui jalan udara sepanjang penampang terowongan.
5

Ventilasi juga dapat dilaksanakan dengan mengirimkan angin/udara yang


dibangkitkan oleh kipas angin lokal, air jet dan lain-lain, dengan menggunakan
saluran udara (air duct) ke lokasi yang tidak dapat dipenuhi oleh ventilasi utama,
seperti pada lokasi terowongan buntu (lokasi pembuatan lubang maju). Dilihat dari
segi fasilitas peralatan, ventilasi bantu dapat dibagi menjadi ventilasi saluran udara,
brattice, dan static air mover.

BAB III
VENTILASI ALAMI

Jika suatu tambang memiliki dua shaft yang saling berhubungan pada
kedalaman tertentu, sejumlah udara akan mengalir masuk ke dalam tambang
meskipun tanpa alat mekanis. Ventilasi alam disebabkan udara pada downcast shaft
lebih dingin dari udara pada upcast shaft. Dan juga dipengaruhi oleh perbedaan
tekanan dan densitas udara antara dua shaft yang saling berhubungan tersebut.

Gambar 3.1 Ventilasi Alami


Ventilasi alami terjadi karena perbedaan temperatur di dalam dan luar stope.
Temperatur di dalam stope akan mempengaruhi terjadinya ventilasi alami. Apabila
terdapat perbedaan temperatur intake airway dan return airway yang ketinggian
mulut pit intake dan Outakenya berbeda, akan timbul perbedaan kerapatan udara di
dalam dan di luar stope atau udara di intake airway dan return airway yang berbeda
temperaturnya, yang akan membangkitkan aliran udara.

Setiap kenaikan atau penurunan temperatur sebesar 1C, sumua jenis gas akan
memuai atau menyusut sebesar 1/273 kali volumenya pada 0C. Dengan kata lain,
berat per satuan volume akan bertambah atau berkurang sebesar 1/273 kali.
Temperatur di permukaan (di luar tambang bawah tanah) berubah secara drastis
tergantung dari musim (terutama di negara 4 musim). Dalam satu hari, temperatur di
luar tambang bawah tanah juga mengalami perubahan kecil dari siang ke malam.
Tetapi, temperatur di dalam tambang bawah tanah pada ke dalaman tertentu hampir
tidak ada perubahan yang besar sepanjang 4 musim, atau antara malam dan siang.

Gambar 3.1 Ventilasi Alami Saat Musim Dingin

Gambar 3.2 Ventilasi Alami Saat Musim Dingin Yang dilengkapi dengan Kipas
Temperatur di dalam tambang bawah tanah yang panas buminya tidak tinggi,
pada musim panas lebih rendah dari pada temperatur udara luar, dan pada musim
dingin lebih tinggi dari pada temperatur udara luar. Sehingga, apabila terdapat
perbedaan temperatur jalan udara masuk dan jalan udara buang yang ketinggian
portal udara masuk dan udara keluarnya berbeda, akan timbul perbedaan kerapatan
udara di dalam dan di luar tambang bawah tanah atau udara di jalan udara masuk dan
jalan udara buang akibat temperatur, sehingga membangkitkan daya ventilasi.
Penyebab yang dapat membangkitkan daya ventilasi adalah sebagai berikut :
a) Perbedaan Tinggi Mulut Pit Intake dan Outake
b) Perbedaan temperature intake dan return airway
c) Perbedaan temperatur di dalam dan di luar pit
d) Komposisi udara di dalam pit
e) Tekanan atmosfir
9

Pada suatu

pit yang mempunyai 2 buah mulut pit yang ketinggiannya

berbeda, dimana pada musim panas temperature di dalam pit lebih rendah dari pada
temperature luar, maka udara di dalam pit menjadi lebih berat dari pada udara di luar
pi yang sama sama mempunyai tinggi L, sehingga mulut pit bawah menjadi
Outtake/exhaust. Pada musim dingin terjadi kebalikannya.

Gambar 3.3 Kondisi Ventilasi Alami


Daya ventilasi alami dapat dinyatakan dengan rumus berikut :
( 1.1 )
Dimana :
h = Tekanan Ventilasi ( mmaq )
L = Perbedaan tinggi ( m )
t = Temperatur exhaoust air ( C0 )
ta = Temperatur udara

10

walaupun intake dan outtake berupa vertical shaft, ventilasi alami tetap bekerja
karena perbedaan temperature dan kedalaman kedua vertical shaft.

Gambar 3.4 Ventilasi Alami Pada Vertical Shaft


Dalam hal ini, rumus ventilasi alami dapat dinyatakan dengan rumus berikut :
.( 1.2 )

Seandainya kedua vertical shaft berada pada level yang sama, maka L1 L2 menjadi
0, sehingga rumus menjadi
( 1.3 )

Ventilasi alami terutama terjadi karena perbedaan temperature di dalam dan luar pit,
maka ketika perbedaannya pada musim semi dan gugur, daya ventilasi semakin
berkurang, bahkan kadang kala disuatu hari atau karena siang dan malam aliran
ventilasi berbalik, atau kadang kadang sama sekali tidak mengalir. Oleh karena itu,
selain tambang batu bara yang sama sekali tidak timbul gas metan, tambang batu bara
yang sedikit sekali saja timbul gas, ventilasi yang dilakukan dengan metode ini
berbahaya. Namun, karena ventilasi mesin pun, daya ventilasi alami ini tetap bekerja.

11

BAB IV
PERENCANAAN VENTILASI TAMBANG

Pada tambang batu bara bawah tanah, diasumsikan bisa terjadi berbagai jenis
bencana/kecelakaan yang sama sekali tidak terbayangkan pada industry lain. Dalam
rangka penentuan rencana pembuatan ventilasi tambang, sebaiknya dipertimbangkan
persyaratan persyaratan seperti di bawah ini :
a.

Konstruksinya harus dibuat sedemikian rupa, agar ventilasi yang


dipearlukan untuk pengembangan pit kedepan, dapat dilakukan secara
ekonomis , dan konstruksinya dibuat dengan memiliki kelonggaran (
kelebihan ) udara ventilasi secukupnya, untuk mengantisipasi pertambahan
atau perkembangan pit di kemudian hari, serta peningkatan gas yang
mungkin timbul akibat dari penambangan batubara.

b.

Struktur yang diinginkan untuk metode ventilasi pada jenis ventialsi utama
adalah sistem diagonal. Sedangkan pembuatan vertical shaft, khusus
dilakukan terhadap kondisi penambangan bagian dalam. Selain itu, pada
tempat yang sulit dilakukan penggalian vertical shaft ( misalnya tambang
batubara dasar laut ), diharapkan memiliki inclined shaft khusus dengan
penampang berbentuk

lingkaran.

Selain itu konstruksinya

dibuat

sedemikian rupa agar tahanan ventilasi utama menjadi sekecil mungkin,


dan memungkinkan mengambil ventilasi cabang sebanyak mungkin dari
terowongan.

12

c.

Dalam melaksanakan pengembangan pit dan penambangan serta diliat dari


segi konstruksi pit, penting kiranya dibuat ventilasi pada permukaan kerja,
sehingga penambangan batu bara dan penggalian maju menjadi
independen secara sempurna. Selain itu untuk daerah penambangan yang
luas, diharapkan mempunyai sistem ventilasi, baik intake exhaust air, yang
terpisah dari daerah lain.

13

BAB V
DASAR PERHITUNGAN VENTILASI

5.1 Rumus Dasar Perhitungan Ventilasi Yang Umum


Apabila jaringan airway di dalam pit tidak bisa disubstitusikan oleh satu airway
yang nilainya setara, dengan memanfaatkan rumus umum penggabungan seri dan
parallel tahanan jenis, maka perhitungan jumlah angina menjadi repot. Ada 3
hubungan yang menjadi dasar perhitungan jumlah angin pada setiap airway di dalam
jaringan sirkuit ventilasi yang diberikan yaitu :
1. Kerugian tekanan terhadap airway manapun dapat dinyatakan oleh rumus
berikut :
H = RV2 . ( 1.4 )
Apabila udara ternyata mengalir kearah tersebut, V diberi tanda positif, dan
apabila udara mengalir kearah yang berlawanan, V diberi tanda negative,
maka rumus di atas dapat dituliskan kembali sebagai berikut :
H = RV.V ..( 1.5 )
2. Untuk titik hubung ( pertemuan ) airway manapun, seluruh jumlah aliran
udara yang mengalir menuju titik hubung sama dengan seluruh jumlah aliran
udara yang mengalir menjauhi titik tersebut. Artinya, disini berlaku
persyaratan kontinuitas.
3. Untuk sirkuit manapun, jumlah matematis kerugian tekanan yang terjadi di
airway yang menyusunnya, sama dengan jumlah tekanan yang dibangkitkan
kipas angina yang berada di sirkuit tersebut dan ventilasi alami.

14

5.2 Tahanan Belokan


Tahanan ventilasi meningkat drastic dibelokkan terowongan, ditempat yang
menyempit, serta pada tempat terjadinya tabrakan aliran udara. Tahanan yang timbul
dibelokkan ol`eh kerugian energy akibat aliran udara yang berlebih. Mengenai hal ini,
Petit dari Perancis telah mengukur tahanan belokan dengan saluran kayu berbentuk
persegi panjang, dimana tahanan tersebut dinyatakan dalam panjang saluran kayu
yang lurus dengan penampang yang sama.

5.3 Tahanan Ventilasi


Untuk melakukan jumlah aliran udara yang sama, makin besar tahanan ventilasi,
diperlukan tekanan ventilasi yang makin besar. Untuk itu, tahanan ventilasi
dinyatakan dengan tekanan ventilasi. Kalau hal hal yang berhubungan dengan
tahanan ventilasi seperti yang diuraikan di atas dinyatakan dalam rumus, akan
menjadi sebagai berikut :
V2( 1.6 )
Dimana :
H = tekanan ventilasi ( mm air )
K = koefisien gesek terowongan
U = panjang keliling penampang terowongan ( m )
L = Panjang terowongan ( m )
A = Luas penampang terowongan ( m2 )
V = kecepatan angina ( m/s )

15

5.4 Equivalent Orifice


Misalkan pada sebuah papan tipis dibuat lubang, dimana jumlah angina yang
melalui lubang tersebut dibuat equivalent dengan jumlah aliran udara pada suatu pit.
Sekarang, andaikan ukuran lubang dapat diasumsikan sehingga perbedaan tekanan di
depan dan dibelakang lubang juga menjadi ekuivalent dengan tekanan ventilasi suatu
pit, maka tahanan ventilasi pit dapat dinyatakan dengan ukuran lubang tersebut.
Ukuran lubang yang diasumsikan tersebut dinamakan equivalent orifice. Apabila
jumlah angina dan tekanan ventilasi diketahui, rquivalebt orifice dapat dihitung
dengan rumus :
A = 0,38

( 1.7 )

Dimana :
A = Equivalent orifice ( m2 )
H = Tekanan ventilasi ( mm air )
Q = Jumlah angina ( m3/detik )

5.5 Daya Ventilasi


Untuk melakukan ventilasi harus dibangkitkan tekanan ventilasi yang cukup
untuk mengatasi tahanan ventilasi. Daya teoritis yang diperlukan untuk mengatasi
tahanan tersebut dinamakan daya ventilasi ( atau daya penggerak udara ), yang dapat
dinyatakan dengan rumus :
N=

.. ( 1.8 )

16

Dimana :
N = daya penggerak udara ( HP )
H = tekanan ventilasi ( mm )
Q = jumlah angin ventilasi ( m3/detik )

17

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Ventilasi adalah pengendalian pergerakan udara, arah, dan jumlahnya.
Meskipun tidak memberikan kontribusi langsung ke tahap operasi produksi, ventlasi
yang kurang tepat seringkali akan menyebabkan efisiensi yang lebih rendah dan
produktivitas pekerja menurun, tingkat kecelakaan meningkat, dan tingginya tingkat
kehadiran. Pada dasarnya, sistem ventilasi tambang bawah tanah ini memiliki tiga
fungsi umum, yaitu :
1.Sebagai kontrol kualitas dan kuantitas udara, yaitu menyediakan dan mengalirkan
udara segar ke dalam tambang untuk kebutuhan pernafasan pekerja dan proses lain
yang ada di dalamnya, termasuk debit dan tekanan.
2.Melarutkan dan membuang gas-gas pengotor hingga mencapai kondisi balance
(equilibrium) terutama setelah aktivitas peledakan dan memenuhi syarat bagi aktivitas
penambangan.
3.Menyingkirkan debu dan partikuler hingga berada di bawah nilai ambang batas
(NAB) dan aman untuk melaksanakan aktivitas tambang.
4.Mengatur (adjustment) temperatur, kelembaban di dalam tambang sehingga
memberikan kondisi yang nyaman untuk bekerja.
Jenis Ventilasi Tambang ada 2 yaitu Ventilasi Alami dan Ventilasi Mekanis.
Ventilasi alami terjadi karena perbedaan temperatur di dalam dan luar stope.
Temperatur di dalam stope akan mempengaruhi terjadinya ventilasi alami. Apabila

18

terdapat perbedaan temperatur intake airway dan return airway yang ketinggian
mulut pit intake dan Outakenya berbeda, akan timbul perbedaan kerapatan udara di
dalam dan di luar stope atau udara di intake airway dan return airway yang berbeda
temperaturnya, yang akan membangkitkan aliran udara.

19

DAFTAR PUSTAKA
http://dunia-atas.blogspot.com/2013/10/fungsi-dan-prinsip-ventilasi-tambang.html
http://www.michanarchy.com/2013/06/pendahuluan-ventilasi-tambang-bawah.html
http://sasastem.blogspot.com/2014/12/ventilasi-tambang-bawah-tanah.html
https://tambangunhas.wordpress.com/tag/teknik-ventilasi/

Diktat Ventilasi Tambang , Program D III Pertambangan FT UN

20

Anda mungkin juga menyukai