TELAAH KRITIS JURNAL

1. Judul Jurnal
Predictive Values of Different Forms of Human Chorionic Gonadotropin in Postmolar
Gestational Trophoblastic Neoplasia
2. Pendahuluan
Penyakit trofoblas gestasional merupakan penyakit yang disebabkan oleh proliferasi
abnormal dari trofoblas plasenta yang dapat bersifat jinak ataupun ganas. Penyakit trofoblas
gestasional yang paling banyak ditemui adalah mola hidatidosa yaitu sekitar 80% kasus.
Pada 15% kehamilan mola komplit, dan 1-5% kehamilan mola parsial, penyakit trofoblas
gestasional ini dapat berkembang menjadi tumor trofoblas gestasional. Tumor trofoblas
gestasional merupakan istilah umum yang digunakan untuk keganasan yang diakibatkan
oleh trofoblas seperti mola invasive, choriocarcinoma, tumor trofoblas epiteloid, placental
site trofoblas tumor. Penegakan diagnosis tumor trofoblas gestasional ditegakkan
berdasarkan: (1) tidak adanya penurunan kadar hCG setelah 4 minggu pemeriksaan awal;
(2) adanya hCG 6 bulan setelah evakuasi kehamilan mola; (3) pemeriksaan histologis.
Meskipun tumor trofoblas gestasional biasa terjadi pada kehamilan mola, kondisi ini bisa
terjadi pada kehamilan lainnya. Sekarang ini, mola hidatidosa biasa didiagnosis pada
trimester pertama kehidupan dengan gejala klinis yang belum terlalu menonjol. Karena
kurangnya marker yang sesuai untuk prediksi terjadinya neoplasia, serum hCG diukur
secara berkala selama beberapa minggu setelah evakuasi kehamilan mola. Human chorionic
gonadotropin merupakan glikoprotein yang dihasilkan dari sel trofoblas di uterus, dan
karena kurangnya marker yang sesuai, kadar hCG menjadi marker utama untuk mendeteksi
adanya kehamilan dan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kehamilan (termasuk pada
kehamilan mola dan kehamilan normal). Akibat signifikansi masalah ini, sudah banyak
dilakukan penelitian dari berbagai aspek dalam 2 dekade terakhir, tapi jumlah absolut hCG
sebelum dan setelah evakuasi mola, gambaran penurunan beta-hCG, dan investigasi genetic
bukan merupakan predictor yang baik. Kehamilan mola tidak biasanya meningkatkan kadar
hCG urin dan darah, tapi masih dapat digunakan sebagai marker untuk memantau hasil
terapi evakuasi mola, dan dipantau secara berkala terus-menerus tiap minggu hingga kadar
hCG mencapai normal. Setelah kadar mencapai normal selama 3 minggu, follow up

dilakukan tiap bulan selama 6 bulan. Prevalensi tumor trofoblas gestasional pada kehamilan
mola resiko tinggi dan resiko rendah masing-masing mencapai 40% dan 45%. Berdasarkan
definisinya, kehamilan mola resiko tinggi bila kadar hCG lebih dari 100.000 Miu/mL, besar
uterus melebihi usia kehamilan, teka lutein >6 cm, usia lebih dari 40 tahun, dan memiliki
riwayat kehamilan mola. Tujuan dari studi ini ialah untuk mendapatkan marker yang sesuai
secara umum, berdasarkan kecenderungan dari peningkatan atau penurunan kadar beta hCG
dalam 28 hari pertama setelah evakuasi mola.
3. Metode
a. Sample
Studi kohort retrospektif menginvestigasi semua rekam medis pasien dengan mola
hidatidosa berdasarkan hasil pemeriksaan histologi pada saat masuk rumah sakit dan
follow up 10 tahun terakhir. Kriteria eksklusi pada penelitian ini:
b. Evaluasi
c. Analisis statistik
4. Hasil Penelitian