Anda di halaman 1dari 7

ARDS

ARDS ( Gagal nafas Akut ) merupakan ketidakmampuan atau kegagalan sitem pernapasan
oksigen dalam darah sehingga pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru paru tidak dapat memelihara laju konsumsi oksigen dan pembentukan karbondioksida dalam
sel sel tubuh.sehingga tegangan oksigen berkurang dan akan peningkatan karbondioksida
akan menjadi lebih besar.
Etiologi
ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian berbahaya berupa trauma jaringan
paru baik :
a. secara langsung : Pneumoni virus,bakteri, fungal, Contusio Paru, Aspirasi cairan
lambung, Inhalasi asap berlebih, Inhalasi toksin, Menghisap O2 konsentrasi tinggi dalam
waktu lama.
b. maupun tidak langsung : Sepsis, Shock, DIC ( disseminated Intravaskular Coagulation ),
Pankretitis, Uremia, Overdosis Obat,
Idiophatic ( tidak diketahui ), Bedah
Cardiobypass yang lama, Transfusi darah yang banyak, , Peningkatan PIH (Pregnand
Induced Hipertension ), Terapi radiasi.

Manifestasi klinis

Gejala klinis utama pada kasus ARDS adalah:


a. Peningkatan jumlah pernapasan( Klien mengeluh sulit bernapas, retraksi dan sianosis)
b. Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan
c. Penurunan kesadaran mental
d. Takikardi, takipnea
e. Dispnea dengan kesulitan bernafas
f. Terdapat retraksi interkosta
g. Hipoksemia
h. Auskultasi paru : ronkhi basah, krekels, stridor, wheezing
i. Auskultasi jantung : bunyi jantung normal tanpa murmur atau gallop
Pemeriksaan penunjang
a. Chest X-ray; pada stadium awal : tidak terlihat dengan jelas atau dapat juga terlihat adanya
bayangan infiltrat yang terletak ditengan region perihilar paru-paru. Pada stadium lanjut,
terlihat penyebaran dinterstisial secara bilateral dan infiltrat alveolar , menjadi rata dan
b. AGD; hipoksemia (penurunan PaO2) hopokapnia (penerunan niai CO2 dapat
terjaditerutamapada fase awal sebagai kompensasi terhadap hiperventilasi), hiperkapnia
(PaCO2 > 50) menunjukan terjadi gangguan pernapasan. Alkalosis respiratori (pH > 7,45)
dapat timbul pada stadium awal , tetapi asidosis dapat juga timbul pada stadium lanjut yang
berhubungan dengan peningkatan anatomical dead space dan penurun ventilasi alveolar.
Asidosis metabolisme dapat timbul pada stadium lanjut yang berhubungan dengan
peningkatan nilai laktat darah ,akibat metabolisme anaerob.
c. Pulmonary funfiction test
d. Gradien alveolar arteria: memberikan perbandingan tegangan oksigen dalam alveoli dan
darah arteri
e. Asam laktat; meningkat
Penatalaksanaan
1.

Terapi Oksigen

2. Ventilasi Mekanik
3.

Positif End Expiratory Breathing (PEEB)

4. Memastikan volume cairan yang adekuat


5. Terapi Farmakologi
6.

Pemeliharaan Jalan Napas

7. Pencegahan Infeksi
8. Dukungan nutrisi

Komplikasi yang dapat terjadi pada ARDS adalah :


Ketidak seimbangan asam basa
Kebocoran udara (pneumothoraks,neumomediastinum,neumoperkardium,)
Perdarahan pulmonal
Displasia bronkopulmoner
Apnea
Hipotensi sistemik

ARITMIA
Aritmia atau gangguan irama jantung adalah kelainan elektrofisiologi jantung yang dapat
disebabkan oleh gangguan sistem konduksi jantung serta gangguan pembentukan dan
penghantaran impuls.(syafiq hasan fukhturi,2009).
Etiologi
1
Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard
2
Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner),
misalnya iskemia miokard, infark miokard.

3
Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat anti
aritmia lainnya
4
Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)
5
Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan
irama jantung
6
Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
7
Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
8
Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)
9
Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung
10
Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem konduksi
jantung).
Klasifikasi Aritmia
Pada umumnya gangguan irama jantung dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu:
1. Gangguan pembentukan impuls
a. Gangguan pembentukan impuls di sinus menyebabkan gangguan irama jantung
berupa sinus takikardi dan sinus bradikardi.
(Bradiaritmia, jantung berdenyut kurang dari 60 kali permenit/ terlalu lambat)
atau terlalu cepat (Takiaritmia, jantung berdenyut lebih dari 100 kali permenit).
b. Gangguan pembentukan impuls di atria (aritmia atrial) menyebabkan gangguan
irama jantung berupa atrial ekstrasistol,atrial takikardi,atrial fluter,dan atrial fibrilasi.
c. Pembentukan impuls diventrikel menyebabkan gangguan irama jantung berupa
ventrikel ekstrasistol, ventrikel takikardi dan ventrikel fibrilasi.
2. Gangguan pembentukan impuls blok atrioventrikuler derajat 1 , atrioventrikuler derajat
2 , dan atrioventrikuler derajat 3
Macam macam Aritmia
1. Sinus Takikardi
Meningkatnya aktifitas nodus sinus, gambaran yang penting pada ECG adalah: laju
gelombang lebih dari 100 X per menit, irama teratur dan ada gelombang
P tegak disandapan I,II dan aVF.
2. Sinus bradikardi
Penurunan laju depolarisasi atrim. Gambaran yang terpenting pada ECG adalah laju
kurang dari 60 permenit, irama teratur, gelombang p tgak disandapan I,II dan aVF.
3. Komplek atrium prematur
Impul listrik yang berasal di atrium tetapi di luar nodus sinus menyebabkan kompleks
atrium prematur, timbulnya sebelu denyut sinus berikutnya. Gambaran ECG menunjukan

irama tidak teratur, terlihat gelombang P yang berbeda bentuknya dengan gelombang P
berikutnya.
4. Takikardi Atrium
Suatu episode takikardi atrium biasanya diawali oleh suatu kompleks atrium prematur
sehingga terjadi reentri pada tingkat nodus AV.
5. Fluter atrium.
Kelainan ini karena reentri pada tingkat atrium. Depolarisasi atrium cept dan teratur, dan
gambarannya terlihat terbalik disandapan II,III dan atau aVF seperti gambaran gigi
gergaji
6. Fibrilasi atrium
Fibrilasi atrium bisa tibul dari fokus ektopik ganda dan atau daerah reentri multipel.
Aktifitas atrium sangat cepat.sindrom sinus sakit
7. Komplek jungsional prematur
8. Irama jungsional
9. Takikardi ventrikuler
Pemeriksaan Penunjang
Dalam menegakkan diagnosis aritmia diperlukan pemeriksaan penunjang seperti:
a. Pemeriksaan elektrolit
b. Rontgen dada
c. EKG
d. Scan pencitraan miokard
Penatalaksanaan
a. Mengembalikan irama jantung yang normal (rythm control).
b. Menurunkan frekuensi denyut jantung (rate control).
c. Mencegah terbentuknya bekuan darah.
Penatalaksanaan Medis
Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
a Anti aritmia Kelas 1 : sodium channel blocker
1 Kelas 1 A
Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk
mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flutter.

Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmi yang
menyertai anestesi.
Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang
Kelas 1 B

Lignocainuntukaritmiaventrikelakibatiskemiamiokard.
ventrikeltakikardia.
Mexiletineuntukaritmiaentrikeldan VT
3 Kelas 1 C
Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi
b Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade)
Atenolol,Metoprolol,Propanolol: indikasi aritmi jantung ,angina pectoris dan
hipertensi
c Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation)
Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang
d Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)
Verapamil, indikasi supraventrikular aritmia
2.9 Terapi mekanis
1. Kardioversi
: mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia
yang memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur elektif.
2. Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat darurat.
3. Defibrilator kardioverter implantabel : suatu alat untuk mendeteksi dan mengakhiri
episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada pasien yang resiko
mengalami fibrilasi ventrikel.
4. Terapi pacemaker : alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik berulang ke
otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.
2.10. Komplikasi Aritmia
1. Stroke
2. Gagal jantung.
3. Tanpa perawatan medis yang segera, takikardia ventrikel berkelanjutan seringkali
memburuk menjadi fibrilasi ventrikel.

Anda mungkin juga menyukai