Anda di halaman 1dari 17

DINAMIKA KELOMPOK, PERMAINAN GAME EDUKATIF UNTUK MASA

ORIENTASI SISWA BARU PERMAINAN DINAMIKA KELOMPOK UNTUK


MATERI MOS DINAMIKA KELOMPOK MASA ORIENTASI SISWA BARU
Bermain Tali Latar belakang Dalam segala hal, selalu akan kita hadapi
berbagai masalah, dan kita tidak akan dapat terhindar dari masalah itu.
Melalui kegiatan ini kita akan dihadapkan dengan suatu masalah dan
bagaimana kita dapat keluar dari masalah itu. Bahan Tali raffia Langkah
langkah a. Potong tali raffia dengan ukuran 1,5 m dan bagikan kepada setiap
peserta b. Minta mereka berpasangan pasangan, lalu masing masing
ujung tali yang satu diikatkan ke tangan sebelah kiri. Sebelum mengikat tali
yang satu lagi ke tangan kanan, silangkan tali tersebut ke tali pasangannya,
kemudian ikatlah ke tangan masing masing, ingat, sebaiknya iaktan tidak
terlalu kencang c. Setelah itu minta mereka untuk dapat melepaskan diri dari
ikatan tadi tanpa melepaskan ikatan tali d. Jika ada pasangan yang berhasil
melepaskan diri dari ikatan tersebut, mintalah mereka menunjukkan
bagaimana cara mereka untuk melepaskan diri kepada teman teman yang
lain Tanyakan kepada mereka apa hikmah dari permainan tersebut
Menggambar bersama Latar Belakang Sebuah kelompok baru dapat
berfungsi sebagaimana mestinya apabila terjadi komunikasi antar orangorang yang terlibat di dalamnya. Tujuan Peserta menyadari arti pentingnya
komunikasi dalam suatu kelompok. Langkah-langkah: Peserta dibagi dalam
kelompok kecil (5 orang) dan setiap anggota kelompok memiliki nomor urut
sendiri-sendiri dari nomor 1 sampai 5. Tiap kelompok mendapat selembar
kertas plano dan sebuah spidol untuk menggambar. Secara berurutan setiap
menit, setiap orang dalam kelompok masing-masing diminta menggambar
pada kertas plano yang ada, dengan syarat : tidak boleh bertanya atau
bicara satu sama lain, setiap orang menggambar apa yang dimaui dan
dipikirkan sendiri, kemudian dilanjutkan oleh yang lain pada kertas yang
sama menurut apa yang dimaui dan dipikirkan sendiri pula, dan seterusnya
sampai seluruh anggota kelompok memperoleh bagian waktunya masingmasing untuk menggambar. Bahan Diskusi : a. Berapa kelompok yang
mampu menghasilkan gambar yang utuh dan jelas? b. Apa kesan dan
perasaan setiap orang terhadap hasil gambar kelompoknya? c. Bagaimana
seharusnya proses yang ditempuh agar hasil kerja bersama itu memuaskan
semua orang dalam kelompok yang bersangkutan ? Menyusun Batang
Koreng Api Baha: batang korek api minimal 30 batang, botol bekas Waktu: 15
menit Instruksi: Buatlah kelompok kecil (7-10 orang), kemudian tiap
kelompok berbaris ke belakang (buat 1 banjar). Dihadapan barisan masingmasing kelompok sediakan batang korek api dan botolnya. Secara berurutan

mulai dari orang paling depan mengambil satu batang korek api simpan di
atas mulut botol, kemudian orang kedua mengil satu batang koreng api
simpan juga diatas tutup botol, begitu terus sampai batang korek api
habis/atau waktu habis. Kalau berhasil maka akan tersusun batang korek api
denga rapi di atas mulut botol. Tujuan: kekompakan kelompok
menyelesaikan ide/kreativitas dalam menyusun batang korek api
harmonisasi dalam melakukan penyusunan batang korek api melatih
kecepatan dan ketepatan berpikir. Membuat Sebuah Bangunan dari Sedotan
Bahan : sedotan sebanyak 50 buah Waktu : 30 menit Instruksi: Buatlah
bangunan apa saja, bisa rumah, gedung, rumah ibadah, dan lain lain dengan
menggunakan sedotan ini. Bangunan yang kalian buat harus kokoh dan tidak
gampang roboh ketika ditiup angin. Bagunan tersebut kokoh atau tidak akan
dibuktikan dengan apakah bangunan tersebut roboh atau tidak ketika ditiup
oleh fasilitator. Tujuan dari Games ini: kerelaan untuk menerima dan
mendengarkan pendapat dari teman sekelompok melatih kepekaan imaginer
(kecerdasan spatial) dapat berimajinasi bangunan apa yang bisa dibuat dari
sedotan melatih kecepatan berfikir melatih mengambil keputusan dengan
cepat dan tepat mau menerima kegagalan untuk dijadikan pelajaran untuk
yang akan datang Review: 1. apakah maksud dari permainan ini? 2.
sudahkah setiap anggota kelompok menyumbangkan pemikirannya? 3.
bagaimana cara berfikir dengan cepat, dan tepat? 4. bagaimana menahan
emosi ketika sedang membuat bangunan? 5. ketika gagal apakah yang anda
lakukan?? Team Building Games: Folding Carpet Pendahuluan dan Persiapan
Games ini dimainkan dengan alat bantu sebuah karpet atau terpal plastik
yang ukurannya 1 meter persegi untuk 8-10 orang. Ukuran karpet dapat
disesuaikan dengan jumlah peserta yang akan ikut bermain maupun tingkat
kesulitan yang ingin diberikan, lebih banyak peserta maka dibutuhkan karpet
yang lebih luas. Instruksi Pertama, seluruh peserta diminta naik ke atas
karpet dan Setelah aba-aba dimulai mereka harus dapat membalik karpet
tersebut Kelompok harus bekerja sama dalam menemukan cara dan
kemudian membalik karpet tersebut. Target Kelompok yang paling cepat
membalik karpet dianggap sebagai pemenang. Larangan dan Hukuman
Orang-orang yang berada di atas karpet tersebut tidak boleh turun ataupun
menyentuh tanah. Jika melakukan pelanggaran tersebut maka kelompok
dianggap gagal melakukan tugasnya. Hukuman atas pelanggaran tersebut
dapat diberikan berupa pengurangan nilai atau potongan waktu. Variasi
Games dapat dimainkan di dalam maupun diluar ruangan. Team Building
Games: Hands Knot Permainan ini dapat dimainkan utk anak-anak maupun
orang dewasa. Peserta diminta membuat kelompok yang terdiri dari 8-12
orang, sebaiknya berjumlah genap. Kemudian setiap grup diminta membuat

lingkaran dan sampaikan bahwa permainan ini akan dikompetisikan. Setelah


terbentuk lingkaran, arahkan peserta untuk menghadap kanan, sehingga
posisinya akan menghadap ke punggung temannya, tetapi tetap dalam
formasi melingkar. Instruksi selanjutnya, minta peserta mengangkat tangan
kanan masing-masing, dan ambil serta genggam tangan kanan teman yang
ada
diseberangnya,
sehingga
masing-masing
akan
menemukan
pasangannnya. Selanjutnya, tangan kiri yang diangkat dan raih tangan kiri
rekan yang diseberangnya, namun orang yg berbeda dari yang tangan
kanannya sudah di genggam. Setelah tangan kiri dan tangan kanan
menemukan pasangan, maka formasi akan menjadi seperti tangan yg kusut.
Selanjutnya Kelompok diminta untuk mengurai kekusutan tersebut tanpa
boleh melepaskan genggaman tangan. Segala cara boleh dilakukan,
menerobos, melangkah, jongkok dst, diperbolehkan. Kelompok yang
pegangan tangannya terlepas akan dianggap gugur. Jika berhasil
menguraikannya, akan terbentuk sebuah lingkaran atau bisa juga bentuk
rantai atau angka 8). Kelompok yang tercepat akan keluar sebagai
pemenangnya. Penerapan aturan verbal atau non verbal bagi kelompok bisa
dimanfaatkan untuk mendapatkan pelajaran tentang komunikasi dan
kordinasi. Team Building Games: Prisoners Dilemma Games training ini
biasanya di pakai untuk memahami strategi pemecahan masalah dalam
lingkup korporasi, kelompok dan individu; komunikasi, dan konflik versus
kerjasama dalam kelompok. Bersumber dari konsep dari Games Theory
yang sangat terkenal di dunia manajemen Instruksi Bayangkan Anda dan
tiga orang teman Anda tertangkap polisi karena dituduh melakukan
kejahatan A dan B. Kejahatan A sudah terbukti dan kemungkinan besar Anda
berempat akan terkena sangsi 2 tahun penjara. Kejahatan B belum terbukti
dan vonisnya tergantung pada kesaksian Anda berempat. Jaksa membujuk
Anda untuk bersaksi terhadap satu-sama lain. Anda ditempatkan secara
terpisah dari teman Anda dan tidak dapat berkomunikasi satu-sama lain.
Aturan main Jika Anda mau bersaksi atas kejahatan Anda dan temanteman, Anda akan bebas dan tiga teman Anda akan dihukum 6 tahun
penjara. Jika dua orang dari empat orang bersaksi, maka yang bersaksi
akan mendapat hukuman 1 tahun penjara dan yang tidak bersaksi 5 tahun
penjara. Jika tiga orang bersaksi maka yang bersaksi terkena 2 tahun
penjara dan yang tidak bersaksi akan mendapat hukuman 4 tahun penjara.
Jika empat orang bersaksi maka semuanya dihukum 3 tahun penjara. Jika
Anda dan teman-teman tidak bersaksi (4 orang), maka Anda semua terkena
akan terkena hukuman 2 tahun penjara. Jadi ada dua pilihan: bersaksi
(tidak mau bekerjasama dengan teman) atau tidak bersaksi (bekerjasama
dengan teman). Anda harus mendapatkan hukuman yang sekecil-kecilnya.

Tujuan dari setiap pemain: mendapat nilai setinggi-tingginya. Secara singkat


aturan main itu adalah: Satu orang bersaksi => bersaksi: bebas; tidak
bersaksi: 6 tahun penjara. Dua orang bersaksi => bersaksi: 1 tahun
penjara; tidak bersaksi: 5 tahun penjara Tiga orang bersaksi => bersaksi: 2
tahun penjara; tidak bersaksi: 4 tahun penjara Empat orang bersaksi =>
semua 3 tahun penjara Tidak ada yang bersaksi => semua dua tahun
penjara Aturan main lain Nilai: 0 tahun penjara = 600 1 tahun penjara =
500 2 tahun penjara = 400 3 tahun penjara = 300 4 tahun penjara = 200
5 tahun penjara = 100 6 tahun penjara = 0 Insight dari permainan Pesan
moral: bekerjasama baik jika dan hanya jika kecurangan langsung dihukum.
Hasil yang baik dari bekerjasama dapat diperoleh jika semua pihak tidak
curang. Bekerjasama akan memberi hasil yang lebih baik untuk semua
pihak dibandingkan tidak bekerjasama. Orang yang curang akan
mendapatkan keuntungan lebih besar dengan biaya kerugian besar pada
orang lain. Orang yang tidak akan ditemui lagi di masa depan, lebih mudah
kita curangi/khianati. Orang yang akan ditemui lagi di masa depan, lebih
berat kita curangi/khianati karena ada kemungkinan ia membalas dendam
terhadap kita. Expectancy di masa depan menjadi pertimbangan bagi
tindakan masa kini. Pertanyaan penting Bisakah orang hidup sendiri?
Mungkinkah ada orang yang tak terkait dengan orang lain? Mungkinkah
satu orang terus sejahtera dan orang lain terus menderita? Apakah
penderitaan orang lain tidak punya pengaruh terhadap kesejahteraan kita?
Pertimbangkan! Bagaimana jika setiap tindakan bekerjasama diberi
penghargaan? Bagaimana jika setiap kecurangan atau pengkhianatan diberi
hukuman? Bagaimana jika setiap penderitaan orang lain mempengaruhi
kesejahteraan kita? Implikasi Prisoners Dilemma Dalam keseharian kita
banyak situasi yang analog dengan prisoners dilemma. Bisnis: hubungan
antara produsen dan konsumen; hubungan antara atasan dan bawahan;
hubungan antara pemilik usaha dan pegawai. Cinta dan hubungan
interpersonal: hubungan suami-istri; persahabatan; percintaan; hubungan
dengan tetangga. Pikirkan! Bagaimana keadaan dunia jika orang tidak mau
bekerjasama? Mungkinkan kehidupan manusia berlangsung tanpa
kerjasama? Bisakah kita hidup layak jika orang lain menderita? Bagaimana
kita bekerjasama dengan orang yang tak memiliki daya untuk bekerja?
Insight yang lain Manusia perlu bekerjasama. Kesejahteraan orang lain
penting untuk kita. Saling percaya adalah syarat dari kehidupan bersama.
Mementingkan diri sendiri tanpa menghiraukan orang lain membawa kita
kepada kerugian. Untuk menjaga diri tetap baik, kita perlu mementingkan
orang lain. Kesejahteraan bersama menjadi dasar dari kesejahteraan diri
sendiri. Pelajaran dari Prisoners Dilemma Win-win solution bisa dicapai.

Xenophobia, rasisme, dsb. menghambat kerjasama dan pencapaian hasil


yang baik untuk semua orang yang bekerjasama. Berpikir positif dan
tindakan afirmatif memudahkan kerjasama dan pencapaian hasil yang baik.
Semakin kita mengenal satu sama lain, semakin besar kepercayaan dan
semakin banyak tingkahlaku kooperatif yang ditampilkan. Silahkan materi
Materi MOS (Masa Orientasi Siswa) Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
dikembangkan sesuai dengan sekolah anda. Selain Materi Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara untuk MOS (Masa Orientasi Siswa) anda kami
sarankan untuk membaca GAME/PERMAINAN MOS DALAM DINAMIKA
KELOMPOK, agar Masa Orientasi Siswa di sekolah anda tidak membosankan,
silahkan klik DISINI materi MOS yang lain danperlu disampaikan ke siswa
adalah materi WAWASAN WIYATA MANDALA dan MATERI MOS TATA KRAMA,
silahkan klik DISINI Untuk lebih jelasnya, silahkan baca juga, artikel yang
berhubungan dengan Artikel Materi MOS Dinamika Kelompok, Permainan
Game Edukatif UNTUK MASA ORIENTASI SISWA BARU, antara lain : PERILAKU
HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI SEKOLAH MATERI MOS MASA ORIENTASI
SISWA MATERI LENGKAP MOS MASA ORIENTASI SISWA MATERI MOS DINAMIKA
KELOMPOK, PERMAINAN GAME EDUKATIF UNTUK MASA ORIENTASI SISWA
BARU PERMAINAN ZIG-ZAG DINAMIKA KELOMPOK MATERI MOS

TATA KRAMA SISWA MATERI MOS TATA KRAMA SISWA


Tata krama atau adat sopan santun atau sering disebut etiket telah
menjadi bagian dalam hidup, contoh; pada waktu Anda masih kanak-kanak,
orang tua Anda sudah melatih Anda menerima pemberian orang dengan
tangan sebelah kanan dengan mengucapkan terima kasih. Orang tua Anda
melatih Anda cara makan, minum, menyapa, memberi hormat dan
berpakaian. Lama kelamaan perilaku Anda menjadi kebiasan. Tata krama
adalah kebiasaan, yang lahir dalam hubungan antar manusia. Tata krama
yang semula berlaku dalam lingkungan terbatas lama kelamaan dapat
merambabt ke lingkungan yang lebih luas. Tata krama telah menjadi bagian
dari pergaulan sehari-hari. Jadi dapat disimpulkan bahwa tata kram adalah
kebiasaan sopan santun yang dispakati dalam lingkungan pergaulan antara
manusia setempat. Tata krama terdiri atas kata tata dan krama. Tata berarti
adat, aturan, norma, peraturan. Krama berarti sopan santun, kelakuan,
tindakan, perbuatan. Tata krama berarti adat sopan santun, kebiasaan sopan
santun. Dalam pergaulan sehari-hari sering kita jumpai manusia dengan type
kedondong yaitu orang yang berpenampilan menarik dalam berpakaian,
berbicara, makan, minum, dan berjalan. Namun penampilan itu hanyalah

polesan saja. Ternyata hatinya dikuasai oleh sifat-sifat tak terpuji, suka
dendam, egois, suka menyakiti hati. Ada juga manusia yang bertype durian,
penampilan tidak menarik, kasar, dan tidak mengundang simpati, namun
berhati emas, rendah hati, suka memaafkan, suka menolong dan
menghargai orang lain. Kulit durian memang tajam dan kasar, tetapi buah
durian terasa enak kalau dimakan. Makna tata krama yang sesungguhnya
bukanlah seperti kedondong yang licin kulitnya dan masam rasanya,
demikian pula makna tata krama bulanlah seperti durian yang tajam tapi
enak rasanya. Kedua-duanya sama merugikan. Macam-macam tata krama:
Tata krama pergaulan Komunikasi sebagai sifat alami manusia
Komunikasi dan tata krama pergaulan adalah hal yang tidak dapat
dipisahkan. Ada beberapa kunci pokok yang perlu dicamkan dalam masalah
komunkasi: a.
Perlakuan orang lain sebagaimana Anda ingin
diperlakukan. b.
Setiap orang mempunyai perbedaan-perbedaan
perorangan tidak ada kembar satu telur yang sama. c.
Kenal dulu baru
sayang, makin kenal makin sayang, tak kenal makin tak sayang. Tata krama
berkenalan Kedua belah pihak saling menyebutkan nama, saling
memandang, berjabatan tangan, tidak mengayun-ayunkan tangan.
Tata
krama bertamu Hendaknya berjanji dahulu dan datang tepat waktu. Tata
krama berbicara Berkata peliharalah lidah, jangan menyinggung perasaan
Jangan memotong pembicaraan orang lain Perhatikan Anda berbicara
dengan siapa Tata krama berpenampilan a.
Cara menggunakan pakaian
Kalau pakai seragam sekolah harus dimasukkan pakai dasi sabuk hitam
(seragam putih abu-abu) Pada waktu olahraga pakailah pakaian dan
olahraga Memakai pakaian harus cocock denagn situasi dan tempat b.
Cara berjalan bersama Laki-laki harus melindungi wanita Kalau ada dua
wanita dan satu pria, pria berjalan di sisi yang berdekatan dengan lalu lintas
Kalau ada dua pria dan satu wanita, wanita ada di tengah. c.
Tata cara
makan Cicipilah makan dan minuman dengan tidak bersuara. Jika batuk
pada waktu makan tutupi mulut. Berdoa sebelum makan. d.
Tata cara
menggunakan fasilitas umum Buang sampah pada tem patnya Jagalah
kebersihan baik di dalam kelas maupun di sekitar halaman. Taman umum
harus ikut kita jaga kebersihannya. Sopan berkendara di jalan. e.
Kebiasaan merokok.

WAWASAN WIYATA MANDALA


A. ARTI DAN MAKNA WAWASAN WIYATA MANDALA
Wawasan : Suatu pandangan atau sikap yang mendalam terhadap
suatu hakikat. Wiyata : Pendidikan Mandala : Tempat atau
lingkungan Wiyata mandala adalah sikap menghargai dan
bertanggung jawab terhadap lingkungan sekolah sebagai tempat
menuntut ilmu pengetahuan. Unsur-unsur wiyata mandala:
1. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan
2. Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab
penuh atas penyelenggaraan pendidikan dalam lingkungan sekolah.
3. Antara guru dan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan
kerjasama erat untuk mengemban tugas pendidikan (hubungan
yang serasi)
4. Warga sekolah di dalam maupun di luar sekolah harus
menjunjung tinggi martabat dan citra guru
5. Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya dan
mendukung antarwarga.
B. SEKOLAH DAN FUNGSINYA
Sekolah merupakan tempat penyelenggaraan PBM, menanamkan
dan mengembangkan berbagai nilai, ilmu pengetahuan, teknologi
dan keterampilan. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal
tempat berlangsungnya PBM untuk membina dan mengembangkan:
1. Ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Pandangan hidup/kepribadian
3. Hubungan antara manusia dengan lingkungan atau manusia
dengan Tuhannya.
4. Kemampuan berkarya.
C. FUNGSI SEKOLAH

Fungsi sekolah adalah sebagai tempat masyarakat belajar karena


memiliki aturan/tata tertib kehidupan yang mengatur hubungan
antara guru, pengelola pendidikan siswa dalam PBM untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dlam suasana
yang dinamis.
D. CIRI-CIRI SEKOLAH SEBAGAI MASYARALAT BELAJAR
Ciri-ciri sekolah sebagai masyarakat belajar adalah
1. Ada guru dan siswa, timbulnya PBM yang tertib.
2. Tercapainya masyarakat yang sadar, mau belajar dan bekerja
keras.
3. Terbentuknya manusia Indonesia seutuhnya.
E. PRINSIP SEKOLAH
Sekolah sebagai Wiyata Mandala selain harus bertumpu pada
masyarakat sekitarnya, juga harus mencegah masuknya faham
sikap dan perbuatan yang secara sadar ataupun tidak dapat
menimbulkan pertentangan antara sesama karena perbedaan suku,
agama, asal/usul/keturunan, tingkat sosial ekonomi serta perbedaan
paham politik. Sekolah tidak boleh hidup menyendiri melepaskan
diri dari tantangan sosial budaya dalam masyarakat tempat sekolah
itu berada. Sekolah juga menjadi suri teladan bagi kehidupan
masyarakat sekitarnya, serta mampu mencegah masuknya sikap
dan perbuatan yang akan menimbulkan pertentangan. Untuk itu
sekolah memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Sekolah sebagai wadah/lembaga yang memberikan bekal hidup.
Dalam hal ini sekolah seharusnya bukan hanya sekedar lembaga
yang mencetak para intelektual muda namun lebih dari itu sekolah
harus menjadi rumah kedua yang memberikan pelayanan dan
pengalaman
tentang
hidup,
mulai
dari
berorganisasi,
bermasyarakat (bersosialisasi), pendidikan lingkungan hidup (PLH)
atau bahkan pengalaman hidup yang sesungguhnya.
2. Sekolah sebagai institusi tempat peserta didik belajar dibawah
bimbingan pendidik. Bimbingan lebih dari sekedar pengajaran.
Dalam bimbingan peran pendidik berubah dari seorang pendidik
menjadi seorang orangtua bahkan menjadi seorang kakak.
3. Sekolah sebagai lembaga dengan pelayanan yang adil/merata
bagi stakeholdernya. Hal tersebut bisa berupa pemerataan
kesempatan mendapatkan transfer of knowledge, maupun transfer
of experience, dengan tanpa membedakan baik dari segi

kemampuan ekonomi, kemampuan intelegensia, dan juga


kemampuan fisik (gagasan sekolah inklusi).
4. Sekolah sebagai lembaga pengembangan bakat dan minat siswa.
Prinsip ini sejalan dengan teori multiple intelligence (Howard
Gardner) yang memandang bahwa kecerdasan intelektual bukanlah
satu-satunya yang perlu diperhatikan oleh lembaga pendidikan,
terutama sekolah. Kemampuan bersosialisasi, kemampuan kinestik,
kemampuan seni dan kemampuan-kemampuan lainnya juga perlu
diperhatikan secara seimbang.
5. Sekolah sebagai lembaga pembinaan potensi di luar intelegensi.
Peningkatan
kemampuan
intelektual,
emosional
maupun
kemampuan-kemampuan lainnya mendapat perhatian yang
seimbang.
6.
Sekolah
harus
memberikan
perhatian
serius
untuk
mengembangkan kemampuan emosional dan sosial, kemampuan
berkomunikasi dan berinteraksi, kemampuan bekerjasama dalam
kelompok, dan lain-lain.
7. Sekolah sebagai wahana pengembangan sikap dan watak. Sikap
sederhana, jujur, terbuka, penuh toleransi, rela berkomunikasi dan
berinteraksi, ramah tamah dan bersahabat, cinta negara, cinta
lingkungan, siap bantu membantu khususnya kepada yang kurang
beruntung merupakan sikap dan watak yang perlu dibentuk di
dalam lingkungan sekolah.
8. Sekolah sebagai wahana pendewasaan diri. Di dalam dunia yang
berubah begitu cepat, salah satu kompetensi dasar yang harus
dimiliki tiap peserta didik adalah kompetensi dasar: belajar secara
mandiri. Dengan proses pendewasaan yang diberikan di sekolah,
pendidik tidak lagi perlu menjejali pemikiran peserta didik dengan
perintah. Lebih dari itu peserta didik akan mendapatkan sesuatu
yang jauh lebih besar ketika ia mencari dan mendapatkan apa yang
ia butuhkan untuk hidupnya. 9. Sekolah sebagai bagian dari
masyarakat belajar (learning society). Sekolah bukan hanya sebagai
tempat pembelajaran bagi peserta didik, namun juga seharusnya
sekolah mampu menjadi pusat pembelajaran bagi masyarakat di
lingkungan sekitar.
F. PENGGUNAAN SEKOLAH
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang diperuntukan
sebagai tempat proses kegiatan belajar mengajar, tidak
diperbolehkan dijadikan sebagai tempat :

1. Ajang promosi /penjualan produk-produk perniagaan yang tidak


berhubungan dengan pendidikan.
2. Sekolah merupakan lingkungan bebas rokok bagi semua pihak.
3. Penyebaran aliran sesat atau penyebarluasan aliran agama
tertentu yang bertentangan dengan undang-undang.
4. Propaganda politik/kampanye.
5. Shooting film dan atau sinetron tanpa seijin Pemerintah Daerah.
6. Kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan kerusakan,
perpecahan, dan perselisihan, sehingga menjadikan suasana
sekolah tidak kondusif.
G. PENATAAN WIYATA MANDALA DALAM UPAYA KETAHANAN
SEKOLAH
1. Ketahanan sekolah lebih menitikberatkan pada upaya-upaya
yang bersifat preventif. Upaya represif dilakukan apabila upayaupaya lain sekolah tidak memungkinkan.
2. Untuk menjadikan sekolah sesuai dengan tujuan dan fungsinya,
perlu dilakukan penataan Wiyata Mandala di sekolah melalui
langkah-langkah : a. Meningkatkan koordinasi dan konsolidasai
sesama warga sekolah untuk dapat mencegah sedini mungkin
adanya kegiatan dan tindakan yang dapat mengganggu proses
belajar mengajar. b. Melaksanakan tata tertib sekolah secara
konsisten dan berkelanjutan. c. Melakukan koordinasi dengan
Komite
sekolah
dan
pihak
keamanan
setempat
untuk
terselenggaranya ketahanan sekolah. d. Mengadakan penyuluhan
bagi orangtua dan siswa yang bermasalah e. Mengadakan
penyuluhan dan pembinanan kesadaran hukum bagi siswa. f.
Pembinaan dan pengembangan keimanan, ketaqwaan, etika
bermoral Pancasila, kepribadian sopan santun dan berdisiplin. g.
Pengembangan logika para siswa, rajin belajar, gairah menulis,
gemar
membaca/
informasi/penemuan
para
ahli.
h.
Mengikutsertakan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dan
pengembangan diri. i. Mengadakan karya wisata dalam rangka
pengembangan iptek.
G. TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB KEPALA SEKOLAH
DALAM HAL PELAKSANAAN WIYATA MANDALA
Kepala Sekolah sebagai pimpinan utama, bertugas dan bertanggung
jawab memimpin penyelenggaraan belajar mengajar serta membina
pendidik dan tenaga kependidikan serta membina hubungan kerja
sama dan peran serta masyarakat. Kepala Sekolah dalam
melaksanakan penataan Wiyata Mandala di sekolah, dengan

melakukan kegiatan-kegiatan : 1. Melaksanakan program-program


yang telah disusun bersama Komite Sekolah. 2. Menyelenggarakan
musyawarah sekolah yang melibatkan pendidik, OSIS, Komite
Sekolah, tokoh masyarakat serta pihak keamanan setempat. 3.
Menertibkan lingkungan sekolah baik yang berbentuk perangkat
keras (sarana prasarana) dan perangkat lunak (peraturanperaturan, tata tertib, tata upacara dan lain lain). 4. Mengadakan
pertemuan baik rutin maupun insidentil yang bersifat intern sekolah
(kepala
sekolah,
pendidik,
orangtua
siswa,
siswa).
5.
Menyelenggarakan kegiatan yang dapat menunjang ketahanan
sekolah seperti PKS, Pramuka, PMR, Paskibraka, kesenian dan
sebagainya.
G. MEKANISME DALAM PELAKSANAAN WIYATA MANDALA
Dalam rangka pelaksanaan Wiyata Mandala perlu upaya penanggulangan secara dini setiap permasalahan yang timbul sehingga
dapat menghilangkan dampak negatifnya, yaitu dilaksanakan
secara terpadu, bertahap dan berlanjut sebagai berikut :
1. Tahap Preventif Upaya untuk meniadakan peluang-peluang yang
dapat memungkinkan terjadinya kasus-kasus negatif di sekolah,
melalui antara lain : a. Memelihara sekolah, dan lingkungan sekolah
serta menciptakan kebersihan dan ketertiban agar siswa merasa
nyaman dan menyenangkan dan tidak ada tempat tertentu yang
dijadikan siswa untuk hal-hal negatif. b. Menciptakan suasana yang
harmonis antara pihak pendidik/staf dan siswa serta penduduk di
sekitar sekolah. c. Membentuk jaring-jaring pengawasan/kontrol dan
razia terhadap kegiatan siswa di lingkungan sekolah. d.
Menghilangkan bentuk-bentuk perpeloncoan pada saat MOS. e.
Meminimalisir keterlibatan kelompok maupun perorangan dalam
kegiatan sekolah. f. Mengisi jam-jam kosong dengan pelajaran atau
kegiatan ekstra lainnya. g. Meningkatkan kegiatan ekstra kurikuler
pada masa awal/akhir semester dan masa liburan sekolah. h.
Peningkatan keamanan dan ketertiban khususnya pada saat
berangkat/ usai sekolah.
2. Tahap Represif Upaya untuk menindak siswa yang telah
melanggar peraturan-peraturan dan tata tertib sekolah. Upaya
Represif seperti : a. Mendamaikan para pihak yang terlibat
perselisihan berikut orangtua/pendidik pembinanya. b. Membatasi
areal tempat terjadinya aksi. c. Menetralisir isu-isu yang
berkembang dan mencegah timbulnya isu-isu baru. d. Berkoordinasi
dengan pihak keamanan apabila terdapat pihak luar sekolah yang

melanggar keamanan, ketertiban dan perbuatan kriminalitas di


lingkungan sekolah. e. Mengungkap lebih lanjut keterlibatan pihak
luar sekolah
TATAKRAMA DAN TATA TERTIB KEHIDUPAN SOSIAL MADRASAH
BAGI PESERTA
A. ARTI TATA KRAMA
Secara harfiah Tatakrama terdiri atas dua kata yaitu tata dan karma. Tata berarti
adat, aturan, norma, peraturan. Krama berarti sopan santun , kelakuan tindakan
dan perbuatan. Tatakrama juga ada yang menyebut etiket atau etika.
Dengan demikian tatakrama adalah kebiasaan sopan santun yang disepakati
dalam lingkungan pergaulan manusia setempat dan berlaku dalam kurun waktu
tertentu. Dalam pergaulan antar sesama manusia tatakrama merupakan kebiasaan
yang berlaku dalam lingkungan tertentu. Dalam artian di satu tempat belum
tentu berlaku dan dapat diterima di tempat lain. Peranan adat istiadat sangat besar
pengaruhnya dalam tatakrama pergaulan.
Contoh:
Penilaian seseorang yang tidak menghabiskan makanan /minuman (menyisakan
sedikit) ketika diperjamuan, tidak sama diberbagai tempat. Ada yang menganggap
hal tersebut sopan tetapi ada juga yang menganggap sebaliknya.
Disamping itu juga perkembangan ilmu tehnologi yang ditandai dengan aneka
ragam perubahan yang sangat cepat turut mempengaruhi norma-norma kehidupan
Contoh:
Digolongan masyarakat tertentu seperti sering kita lihat di TV, laki-laki dengan
perempuan walau bukan muhrim kalau ketemu cium pipi kanan cium pipi kiri,
mereka menganggap tidak apa-apa tetapi bagi orang beragama Islam perbuatan
tersebut adalah berdosa.
Untuk itu pelaksanaan tatakrama perlu memperhatikan hal-hal berikut:
a. Situasi dan kondisi setempat
b. Faktor adat kebiasaan
c. Perkembangan zaman.
Oleh karena itu, kita perlu hati-hati dalam memberi penilaian apakah perbuatan
itu sesuai dengan tatakrama atau tidak. Selain tatakrama yang berlaku
setempat,ada pula tatakrama yang berlaku secara nasional, seperti sikap kita saat
lagu Indonesia Raya dikumandangkan, Sikap khidmat ketika upacara bendera dan
sikap saat mengheningkan cipta untuk menghormati dan mengenang arwah
pahlawan bangsa.
B. JENIS-JENIS TATAKRAMA
Tatakrama telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Secara garis besar
ada beberapa jenis tatakrama dalam kehidupan sehari-hari manusia yaitu:
1. Tatakrama berbicara
Tatakrama dalam berbicara berkaitan erat dengan:

a. Siapa yang diajak berbicara


b. Kalimat yang dipergunakan
c. Dimana pembicaraan dilakukan
Jika berbicara dengan orang yang lebih tua atau dihormati, maka dipergunakanlah
bahasa yang sopan. Misalnya: Bu, Pak guru mengirimkan formulir ini untuk diisi
oleh ibu, besok diharapkan sudah dikumpulkan kembali, kata Fatimah
Selain itu perlu juga diperhatikan dimana pembicaraan itu dilakukan. Bila kebetulan
ibu sedang menerima tamu, lebih baik ditunda dulu. Menunggu sampai ibu selesai
berbicara dengan tamu. Atau kalau sangat terpaksa mintalah maaf terlebih dahulu
kepada tamu atau ibu untuk minta waktu sebentar.
Secara umum, perlu diingat dalam berbicara dengan seseorang perlu menghindari
sikap-sikap berikut : memotong pembicaraan orang, memborong pembicaraan,
berbicara tanpa memandang yang diajak berbicara, berbicara panjang tak tentu
arah dan acuh tak acuh terhadap pembicaraan teman bicara
2. Tatakrama pergaulan
Orang yang dapat menyesuaikan diri dalam pergaulan adalah orang yang dapat
menyesuaikan diri dengan tatakrama yang berlaku. Orang yang demikian akan
tenteram hidupnya. Dalam etika pergaulan antar manusia perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut: Siapa yang dihadapi, di mana pergaulan itu berlangsung dan
bagaimana cara bersikap.
Agar terjadi hubungan yang selaras, serasi, sesuai dengan etika pergaulan,
seseorang perlu bersikap antara lain:
a. Acuh terhadap orang lain, artinya tidak selalu ingin tahu urusan orang lain
b. Mengetuk pintu bila akan memasuki suatu tempat sambil mengucapkan salam.
c. Memberi salam dan berjabat tangan bila berjumpa seseorang.
d. Mohon maaf bila merasa bersalah atau datang terlambat
e. Melakukan perintah dengan wajah yang jernih
f. Dapat menempatkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan
g. Rendah hati, tidak ingin menang sendiri
h. Siap memberi bantuan sesuai batas kemampuan
i. Mengucapkan terimakasih bila menerima bantuan dari orang.
3. Tatakrama penampilan
Kesan pertama bila kita berjumpa seseorang ialah melihat penampilannya.
Penampilan memberikan kesan yang langsung ke dalam penglihatan orang lain.
Karena itu, penampilan perlu diperhatikan agar sedapat mungkin selaras
dengan tatakrama yang berlaku.
Dalam etika penampilan ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian,
antara lain :
a. Kesederhanaan, rapi, pantas dan bersahaja
b. Cara berpakaian yang disesuaikan dengan waktu dan tempat.
c. Sesuai dengan ketentuan dan norma agama Islam

C. PENTINGNYA TATA KRAMA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI


Peran tatakrama sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kadang
keberhasilan seseorang turut dipengaruhi oleh nilai tambah dari tatakrama orang
tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Manusia sebagai makhluq sosial, artinya manusia tidak bisa hidup sendiri selalu
berhubungan dengan orang lain. Hubungan sesama manusia ini memerlukan saling
menghargai dan hormat menghormati. Untuk dapat menghargai dan
menghormati sesama manusia sebagai makhluq ciptaan Tuhan, diperlukan upaya
menempatkan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya.
Agar dapat menempatkan manusia sebagaimana mestinya perlu diperhatikan
hal-hal yang berkaitan dengan harga diri seseorang yaitu antara lain;
1. Menghindari perbuatan yang membuat orang lain tersinggung.
2. Menghindari perbuatan mengumpat/menggunjing orang lain
3. Memberikan penghargaan/pujian atas hasil karya seseorang
4. Memanusiakan manusia.
D. TATA KRAMA PESERTA DIDIK DILINGKUNGAN MTs NU
1. Mentaati tata krama dan tata tertib madrasah serta kepemimpinan kepala
madrasah.
Pada setiap bentuk kehidupan perlu ada tata krama dan tata tertib. Di MTs NU
sebagai lembaga pendidikan, mutlak adanya tatakrama dan tata tertib. Tata krama
dan tata tertib harus dipatuhi oleh semua warga madrasah khususnya peserta didik.
Kepala madrasah sebagai pengendali dan penanggung jawab kebijakan
pelaksanaan tatakrama dan tatatertib madrasah dibantu oleh wakil kepala
madrasah,guru, pengurus OSIS serta tenaga administrai madrasah.
2. Hormat dan taat kepada guru
Sikap Hormat menghormati dalam kehidupan dunia pendidikan penting untuk
diterapkan, dikembangkan dan dimantapkan melalui pembinaan kehidupan seharihari di madrasah.
Di madrasah guru bertugas mengajar, mendidik melatih, mentransfer pengetahuan,
teknologi maupun ketrampilan kepada peserta didik. Disamping itu, guru juga
berfungsi sebagai orang tua di madrasah.
Oleh karena itu sudah selayaknya peserta didik taat dan hormat kepada guru, tanpa
melihat guru pengetahuan umum atau guru agama. Karena pada hakikatnya ilmu
yang disampaikan oleh guru baik umum maupun agama semuanya adalah ilmu dari
Alloh.
Sebagai bahan renungan untuk para peserta didik:
- al Imam al-Adzom Syaikh Hasan al Bashri RA berkata: Barang siapa yang tidak
mempunyai adap sopan santun, maka ilmunya tidak akan berarti.
- Syekh al-Zarnuji dalam Kitab Talimul Mutaalim menyatakan; Ketahuilah,
sesungguhnya orang yang mencari ilmu itu tidak akan memperoleh ilmu dan
kemanfaatannya,kecuali dengan memuliakan ilmu beserta ahlinya, dan memuliakan
guru.

CARA BELAJAR EFEKTIF


Sudah efektifkah belajarmu? Bagaimana hasilnya? Sesuaikah hasil
yang kalian capai dengan tujuan yang kalian inginkan? Berikut
adalah cara belajar efektif yang dapat kalian gunakan selama
belajar di disekolah ini, agar hasilmu akan optimal sehingga benarbenar sesuai dengan tujuanmu. Berikut TIP yang dapat kalian ikuti.
Lakukan dengan baik saran-saran ini. PENGATURAN JADWAL
BELAJAR Pengaturan Waktu sangat penting agar semua yang kalian
inginkan dapat dilakukan sebaik-baiknya. Tanpa pengaturan Waktu
yang baik, seringkali beberapa hal yang harus kalian lakukan
malahan belum dilakukan karena tidak kebagian Waktu lagi. Oleh
karena itu, buatlah jadwal belajar yang tepat sehingga kalian dapat
mengatur dan memprioritaskan belajar disamping aktivitas
keluarga, dan lain-lain.
Pedoman:
Perhatikan waktumu.

Refleksikan bagaimana kamu menghabiskan waktumu.


Sadarilah kapan kamu menghabiskan waktumu dengan sia-sia.

Ketahuilah kapan kamu produktif. Dengan mengetahui


bagaimana kamu menghabiskan waktu dapat membantu untuk:
Membuat daftar "Kerjaan". Tulislah hal-hal yang harus kamu
kerjakan, kemudian putuskan apa yang dikerjakan sekarang, apa
yang dikerjakan nanti, apa yang dikerjakan orang lain, dan apa yang
bisa
ditunda
dulu
pengerjaannya.
Membuat
jadwal
harian/mingguan. Catat janji temu, kelas dan pertemuan pada
buku/tabel kronologis. Selalu mengetahui jadwal selama sehari,

dan selalu pergi tidur dengan mengetahui kamu sudah siap untuk
menyambut besok. Merencanakan jadwal yang lebih panjang.
Gunakan jadwal bulanan sehingga kamu selalu bisa merencanakan
kegiatanmu lebih dulu. Jadwal ini juga bisa mengingatkanmu untuk
membuat waktu luangmu dengan lebih nyaman. Rencana Jadwal
Belajar Efektif:
Beri waktu yang cukup untuk tidur, makan dan
kegiatan hiburan.
Prioritaskan tugas-tugas.
Luangkan
waktu untuk diskusi atau mengulang bahan sebelum kelas.
Atur waktu untuk mengulang langsung bahan pelajaran setelah
kelas. Ingatlah bahwa kemungkinan terbesar untuk lupa terjadi
dalam waktu 24 jam tanpa review.
Jadwalkan waktu 50 menit
untuk setiap sesi belajar.
Pilih tempat yang nyaman (tidak
mengganggu konsentrasi) untuk belajar.
Rencanakan juga
"deadline".
Jadwalkan waktu belajarmu sebanyak mungkin
pada pagi/siang/sore hari.
Jadwalkan review bahan pelajaran
mingguan.
Hati-hati, jangan sampai diperbudak oleh
jadwalmu sendiri!
MENETAPKAN TUJUAN/MEMBUAT JADWAL
Latihan: Cantumkan banyaknya waktu yang kalian gunakan untuk
aktivitas harian dalam bentuk jam.
Evaluasi pengaturan waktu
kalian:
Berapa banyak waktu kalian yang diluangkan untuk
mencapai tujuan kalian di atas?
Apakah penempatan waktu
kalian mencerminkan prioritas kalian?
Bisakah jam kosong
kalian digunakan untuk mencapai prioritas kalian?
Latihan:
MENGATUR TUGAS-TUGAS; KENDALIKAN STRES
Keuntungan dari
jadwal ini:
Jadwal tertulis membuat rasa tanggung jawab lebih
mudah diatur
Tugas-tugas yang terjadwal lebih dapat
diselesaikan
Jika kalian sudah membaca dan membuat
pekerjaan rumah, kalian akan terhindar dari keharusan untuk
belajar mendadak sebelum ujian.
Buat jadwal kalian: Kalender
semester:
Ambil jadwal semester dari sekolah kalian.
Masukan tanggal-tanggal penting, seperti ujian tengah and akhir
semester, hari besar, hari libur, minggu tenang, dan lain-lain.
Masukan tangal-tangal untuk ulangan dan ujian, tugas-tugas dan
naskah-naskah penting, dan aktivitas sosial.
Letakan jadwal
ini di tempat belajar kalian sebagai pengaraha dan pentunjuk, dan
mencatat kemajuan kalian.
Latihan: BUAT DAFTAR UNTUK
MELAKUKAN SESUATU Jadwal Mingguan Taksiran
Masukan
semua aktivitas-aktivitas, seperti kelas-kelas, waktu belajar,
pertemuan-pertemuan, waktu kerja, dan aktivitas sosial. Ini lebih
mendetail: rencanakan aktivitas-aktivitas kalian tiap jamnya selama

seminggu.
Jadwal Mingguan
Modifikasi dan rinci Jadwal
Mingguan Taksiran kalian
Evaluasi waktu yang kalian gunakan
untuk dapat dimodifikasi menurut prioritas kalian
Apakah
kalian menggunakan waktu kalian sebaik mungkin untuk mencapai
tujuan?
Apakah kalian belajar seperti yang kalian jadwalkan
untuk belajar?
Apakah kalian bisa menggunakan waktu kalian
lebih efisien?
Jadwal Harian atau "Pekerjaan"
Selesaikan
semalam sebelum atau pertama kali setiap pagi.
Cantumkan
apa yang kalian selesaikan hari itu, termasuk tugas-tugas,
pertemuan-pertemuan, dan pekerjaan lain
Periksa apa yang
sudah kalian lakukan Pastikan bahwa dengan jadwal yang sudah
kalian buat, kalian dapat mengatur Waktu sebaik-baiknya, dan yang
terpenting adalah bahwa kalian tidak akan melanggar jadwal yang
telah kalian atur dengan susah payah itu. Silahkan materi Materi
MOS (Masa Orientasi Siswa) Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
dikembangkan sesuai dengan sekolah anda. Selain Materi
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara untuk MOS (Masa Orientasi
Siswa) anda kami sarankan untuk membaca GAME/PERMAINAN MOS
DALAM DINAMIKA KELOMPOK, agar Masa Orientasi Siswa di sekolah
anda tidak membosankan.

Anda mungkin juga menyukai