PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk rasional sejatinya telah dibekali dengan hasrat
ingin tahu. Keingintahuan manusia ini sudah dapat disaksikan semenjak seseorang
masih kanak-kanak dan akan terus berkembang secara dinamis mengikuti fasefase perkembangan kejiwaannya. Hasrat ingin tahu manusia akan terpuaskan jika
ia telah mendapat pengetahuan mengenai apa yang dipertanyakan.
Tetapi sudah menjadi sifat manusia, yang mana setelah memperoleh
pengetahuan mengenai suatu masalah, maka akan disusul oleh kecenderungan
ingin lebih tahu lagi. Begitu seterusnya. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa
manusia tidak akan pernah mencapai kepuasan mutlak untuk menerima realita
yang dihadapinya sebagai titik pangkal yang mantap. Untuk mendukung dan
menyalurkan keingintahuannya, maka manusia akan cenderung mengadakan
penelitian.
Penelitian atau research didefinisikan oleh Sekaran (2003, hal 5) sebagai:
Suatu investigasi atau keingintahuan saintifik yang terorganisasi, sistematik,
berbasis data, kritikal terhadap suatu masalah dengan tujuan menemukan jawaban
atau solusinya (an organized, systematic, data-based, critical, scientific inquiry or
investigation into a specific problem undertaken with the objective of finding
answers or solutions to it).
Sedang Kinney, Jr. (1986) mendefinisikan riset sebagai:
Pengembangan dan pengujian dari teori-teori baru tentang bagaimana dunia
nyata bekerja atau penolakan dari teori-teori yang sudah ada. Definisi-definisi
nihil. Kecuali Karim Business Consulting (KBC) atau Tazkia Institute. Padahal,
mengembangkan sisi teori ekonomi Islam yang amat kaya literatur itu adalah
sama pentingnya dengan pengembangan ekonomi Islam dari segi praktik dan
terapan.
Melihat realita yang tersurat di atas, penulis merasa perlu memberi
perhatian khusus dan mempelajari lebih mendalam tentang kepenelitianan
termasuk di dalamnya metodologi riset. Atas dasar itulah maka penulis
memutuskan untuk melakukan kegiatan magang pada dua lembaga riset yang
cukup memiliki kapabilitas dan pengakuan yang baik dari publik yakni Lembaga
Survei Indonesia (LSI) dan InterCAFE IPB, dengan mengambil judul laporan
magang Divisi Riset dan Survei Lapangan Lembaga Survei Indonesia dan
InterCAFE.
1.3 Kegunaan
Hasil laporan magang ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Penulis
Magang ini diharapkan dapat menjadi pengalaman yang berharga serta
menambah wawasan bagi pribadi penulis khususnya dalam mempelajari lebih
jauh praktek-praktek yang berkaitan dengan dasar-dasar riset dan survei publik
Bab ini berisi rangkaian kegiatan penulis selama melaksanakan praktik lapangan
di Lembaga Survei Indonesia dan InterCAFE, beberapa hambatan yang dihadapi
dan hal-hal yang berhubungan dengannya.
5. Bab V Penutup
Bab ini berisi dua bagian utama. Yang pertama berupa kesimpulan dari kegiatan
yang penulis lakukan. Dan yang lainnya berisi saran-saran dari penulis untuk
institusi tempat penelitian dan juga untuk rekan mahasiswa yang hendak
melakukan magang dan penelitian pada tempat dan tema yang sama.
BAB II
PROFIL KELEMBAGAAN
2.1. Latar Belakang Lembaga Survei Indonesia
Lembaga Survei Indonesia (LSI) didirikan bulan Agustus 2003 atas dasar
pemikiran bahwa demokrasi Indonesia akan berfungsi efektif dan stabil jika
responsif terhadap persepsi, harapan dan evaluasi publik. Monitoring opini publik
secara berkala akan menjadi masukan bagi proses politik dan pembuatan
kebijakan yang merupakan kebutuhan dasar sistem demokrasi. Survei yang
dilakukan secara benar merupakan cara yang paling efisien, efektif dan akurat
untuk memantau opini publik.
Di negara dengan demokrasi yang telah maju, selalu ditandai kehadiran
lembaga survei atau polling yang kuat. Di Amerika Serikat misalnya ada
GALLUP POLL, HARRIS POLL, ROPER atau CROSLEY POLL. Lembagalembaga survei ini berguna untuk mengukur apa yang dipikirkan masyarakat,
bagaimana mereka menilai kebijakan pemerintah, dan apa pendapat (opini) serta
harapan mereka terhadap pejabat atau politisi maupun institusi yang ada.
Survei opini publik membantu mendekatkan keputusan-keputusan publik
dengan aspirasi publik, dan elit mengetahui keputusan-keputusan yang kurang
populer tapi harus dibuat sehingga perlu dijelaskan kepada publik secara luas.
Dengan demikian, pemerintahan demokrasi akan menjadi semakin legitimate,
stabil, bertanggung jawab, dan efektif.
Dengan cara itu pula survei opini publik menjadi barometer aspirasi
masyarakat; dan pembuat kebijakan tak perlu menunggu Pemilu 5 tahun lagi atau
referendum untuk mengetahui pendapat publik. Opini publik dan pergeseran
perilaku sosial-politik bisa didapatkan dalam waktu yang singkat, akurat, dan
efisien lewat survei opini publik yang benar. Karena itu survei opini publik bisa
menjadi pilar demokrasi kelima setelah lembaga legislatif, eksekutif, yudikatif dan
pers.
LSI menyediakan jasa riset bagi berbagai kalangan yang berkepentingan
dengan opini publik, terutama yang terkait dengan kontestasi politik seperti
pemilihan umum nasional maupun daerah dan pembuatan kebijakan publik yang
responsif terhadap aspirasi masyarakat. Data hasil survei akan membantu
mengevaluasi dan memperbaiki kinerja pejabat publik, politisi, partai politik,
lembaga-lembaga pemerintah, dan lembaga-lembaga sosial-kemasyarakatan.
Lembaga Survei Indonesia (LSI) didirikan oleh Yayasan Pengembangan
Demokrasi Indonesia (YPDI) pada bulan Agustus 2003, bersifat independen, nonpartisan dan nirlaba, dengan susunan dewan pembina sebagai berikut:
Ketua Dewan Pembina
: T.P. Rachmat
: Oentoro Surya
Prof. Dr. R William Liddle (Ohio State University, USA). Dikenal sebagai
Indonesianis (ahli tentang Indonesia) terbaik saat ini, guru besar, pemikir yang
produktif dan peneliti Indonesia yang kompeten. Menulis sejumlah buku
diantaranya: Leadership and Culture in Indonesian Politics dan Political
Participation in Modern Indonesia.
Prof. Dr. Takashi Shirashi (Kyoto University, Jepang). Dikenal sebagai ahli
Indonesia dari Jepang yang menekuni masalah sejarah dan perubahan sosial.
Karyanya sangat berpengaruh antara lain: The Age in Motion: Popular
Radicalism in Java 1912-1926.
Survei Indonesia
adalah
international:
anggota
konsorsium lembaga
melakukan lebih dari ratusan kali survei opini, persepsi dan perilaku masyarakat
Indonesia dalam hubungannya dengan persaingan politik atau pemilihan umum
dan kebijakan-kebijakan publik nasional maupun daerah, masalah-masalah sosial,
demokratisasi, dan hubungan internasional.
Survei-survei tersebut, merupakan kerjasama LSI dengan Lembaga
Funding Internasional, individu atau lembaga seperti:
1. Japan International Cooperation Agency (JICA)
2. Heretage Foundation
3. University of Michigan
4. Asian Barometer
5. Comparative National Election Project (USA)
6. Terror Free Tomorrow
7. Lembaga-lembaga pemerintah seperti Departemen Komunikasi dan Informasi
(Kominfo) dan Departemen Budaya dan Parawisata.
8. Partai politik besar di Indonesia, seperti GOLKAR , PDI Perjuangan, dan
PAN.
9. Kepala-Kepala Daerah TK I (Gubernur), Kepala Daerah TK II (Bupati/
Walikota) untuk survei preferensi publik, dan
10. Calon-calon yang bersaing dalam pemilihan gubernur, bupati, atau wali kota
di Indonesia.
LSI adalah lembaga riset opini publik, terutama yang terkait dengan
kontestasi politik seperti pemilihan umum nasional maupun daerah dan
pembuatan kebijakan publik. LSI bersifat independen, non-partisan dan tidak
berafiliasi pada partai politik maupun tokoh atau kelompok. LSI didirikan oleh
tokoh-tokoh yang terpercaya independensinya, profesional, kapabilitas tinggi dan
pro-demokrasi.
Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyediakan jasa riset bagi berbagai
kalangan yang berkepentingan dengan opini publik, terutama yang terkait dengan
kontestasi politik seperti pemilihan umum nasional maupun daerah dan
pembuatan kebijakan publik yang responsif terhadap aspirasi masyarakat. Data
hasil survei akan membantu mengevaluasi dan memperbaiki kinerja pejabat
publik, politisi, partai politik, lembaga-lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga
sosial-kemasyarakatan.
Lembaga Survei Indonesia (LSI) melakukan 2 (dua) jenis survei:
1. Survei Publik (non-komersial) yang dilakukan atas permintaan lembagalembaga
publik,
baik
domestik
maupun
internasional
dan
untuk
dipublikasikan. Survei ini berskala nasional dan dilakukan rutin setiap 3 (tiga)
bulan sekali.
2. Survei Komersial yang dilakukan atas permintaan individu, kelompok atau
lembaga swasta lainnya. Hasil survei ini sepenuhnya untuk klien dan tidak
dipublikasikan kecuali klien bersangkutan menghendakinya.
10
11
terpilih dalam Pilkada nanti. Informasi tentang pendapat, aspirasi dan harapan
warga negara juga mutlak bagi karir politik dari calon pejabat-pejabat publik atau
yang sedang menjabat (incumbent). Karir politik mereka juga ditentukan sejauh
mana mereka responsif terhadap partisipasi warga negara tersebut.
Manfaat yang Dapat Diambil dari Survei Pilkada antara lain:
1. Mengetahui Popularitas Para Kandidat dan Kemungkinan Tingkat
Keterpilihannya (Electebility). Seberapa luas pemilih setempat mengenal
kandidat. Dalam Pemilihan Kepala Daerah secara langsung, popularitas adalah
modal paling dasar yang harus dipunyai oleh seorang kandidat. Survei berguna
untuk ini mengukur sejauh mana tingkat pengenalan publik terhadap kandidat.
Bagaimana tingkat kesukaan publik terhadap kandidat? Faktor apa saja yang
disukai dan tidak disukai dari seorang kandidat? Bagaimana perbandingan
popularitas seorang kandidat dibandingkan kandidat lain, kapan kandidat
mendapat dukungan kuat dan kapan melemah.
2. Mengetahui Bagaimana Pandangan Pemilih Terhadap Isu-Isu Penting di
Daerahnya (Problem and Issue Mapping). Bagaimana penilaian masyarakat
atas isu penting di daerah saat ini? Isu-isu apa yang dianggap penting?
Bagaimana sikap mereka terhadap satu isu tertentu? Berapa banyak yang pro
dan kontra? Sejauh mana pemilih cukup terlibat atau tidak dengan isu dan
persoalan di daerah? Program apa yang diinginkan oleh pemilih? Kebijakan
apa yang dibutuhkan oleh pemilih setempat? Tindakan apa yang menurut
pemilih penting dilakukan? Prioritas apa saja yang diinginkan oleh mereka?
3. Mengetahui Tingkat Kepuasaan Publik terhadap Berbagai Kebijakan
Pembangunan dan Kinerja Pemerintah Daerah Yang Sedang Berjalan.
12
Salah satu kandidat utama pilkada biasanya adalah pejabat yang sedang
memerintah. Apakah kepala daerah yang sekarang dianggap sukses atau
gagal? Kalau sukses atau gagal, apa sebabnya? Apakah pemilih puas atau
tidak puas dengan berbagai kebijakan pembangunan yang telah dibuat? Mana
kebijakan yang pemilih ingin teruskan atau hentikan? Pendapat publik
mengenai kebijakan pembangunan ini diperlukan untuk mengambil langkah
yang tepat ketika kepala daerah yang baru sudah terpilih.
4. Membantu meningkatkan dan mempertajam Strategi dan penggunaan
Medium Kampanye secara Lebih Efektif (Determinasi). Apa yang
seharusnya dilakukan oleh kandidat untuk merebut hati pemilih? Isu apa saja
yang bisa dijual untuk membangkitkan sentimen positif dari pemilih? Medium
apa yang paling efektif dan efisien untuk menjangkau pemilih? Media apa dan
mana yang paling berpengaruh di suatu daerah? Survei menjamin kandidat
dan tim suksesnya mengambil tindakan yang benar, yang didukung oleh
publik. Survei adalah sumber informasi yang berharga untuk mengetahui
bagaimana keinginan publik. Dengan data yang benar itu, bisa dirancang
strategi kampanye yang baik.
Snapshoot Survei
13
Survei akan dilakukan satu kali. Tujuannya adalah memotret suara pemilih
dalam satu kesempatan (periode waktu tertentu). Pengguna jasa bisa memilih,
apakah survei akan dilakukan menjelang hari pemilihan atau beberapa bulan
sebelum pemilihan. Survei yang dilakukan menjelang hari pemilihan lebih
ditujukan untuk mengetahui potensi suara yang bisa didapatkan kandidat kepala
daerah. Sementara survei yang dilakukan jauh sebelum hari pemilihan
dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran pemilih dan pilihan strategi untuk
menarik pemilih. Apapun tujuannya survei dilakukan satu kali saja. Kelebihan
dari paket ini, menghemat biaya. Tetapi kelemahannya, karena dilakukan satu kali
tidak bisa merekam pergerakan suara pemilih. Kita tidak bisa mengetahui suara
pemilih dari satiu waktu ke waktu lain.
14
Tracking Survei
Tracking survei hampir mirip dengan panel survei. Keduanya dimaksudkan
untuk merekam pergerakan suara pemilih. Sama dengan panel survei, tracking
survei dilakukan beberapa kali. Yang membedakan adalah pada responden yang
diwawancarai. Pada panel survei, wawancara akan dilakukan pada responden
yang sama (orang yang sama). LSI akan memilih sampel yang representatif, dari
sampel yang terpilih itu akan terus-menerus diwawancarai secara periodik.
Sementara pada tracking survei, orang yang diwawancarai berbeda dari satu
waktu ke waktu lain tetapi diambil dengan prosedur dan populasi yang sama.
Instrumen yang dipakai dan metode penarikan sampel sama dari satu periode ke
periode lain.
15
Ekonomi dan Manajemen dan dalam bidang penelitian mendirikan pusat studi
International Center for Applied Finance and Economics (InterCAFE).
InterCAFE merupakan research center yang didirikan oleh LPPM
(Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat) IPB bekerja sama dengan
University of Adelaide, Australia pada bulan Mei 2005. pendirian InterCAFE
sejalan dengan visi IPB yang bertekad menjadi salah satu perguruan tinggi yang
bertaraf internasional dan research based university. Dengan menggandeng
international partner diharapkan kontribusi IPB tidak saja terbatas dalam lingkup
lokal tanah air tetapi juga pada level yang lebih tinggi. Tujuannya agar dalam
kancah internasional, IPB akan mampu menyumbangkan sumbangsih pemikiran
yang semakin diperhitungkan.
Berangkat dari rencana kerjasama tersebut, InterCAFE berkembang
menjadi wadah kerjasama bagi pihak-pihak yang terkait dengan kualitas penelitian
yang semakin meningkat dengan semakin luasnya kerjasama yang terjalin antara
para pakar anggota dengan para pakar dari institusi-institusi lain, baik dari dalam
maupun luar negeri.
Kompetensi InterCAFE adalah mampu mengembangkan kajian-kajian
ilmiah pada khasanah ilmu ekonomi dan keuangan yang bermanfaat bagi
pembangunan nasional dan internasional.
16
Misi:
1. Melakukan penelitian dalam bidang ekonomi dan keuangan terapan, dengan
fokus utama di negara-negara berkembang (emerging market).
2. Mengembangkan model-model ekonomi dan keuangan yang bermanfaat untuk
pengembangan ilmu.
2.2.2. Tujuan
Beberapa tujuan pendirian InterCAFE adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan database ekonomi dan keuangan terapan untuk keperluan
pengembangan ilmu dan penyusunan kebijakan.
2. Memberikan rekomendasi kebijakan pada lembaga-lembaga terkait, baik
lembaga nasional maupun internasional.
3. Melahirkan berbagai rumusan-rumusan yang berguna untuk pengembangan
ilmu ekonomi dan keuangan.
4. Meningkatkan kualitas riset para pakar ekonomi Indonesia dalam mencapai
standar internasional.
5. Mempromosikan publikasi-publikasi para pakar ekonomi Indonesia pada
dunia internasional.
6. Menyediakan suatu lingkungan yang merangsang para pakar ekonomi dari
luar negeri melakukan riset di Indonesia.
7. Menjembatani kerjasama antara pakar ekonomi dalam dan luar negeri
melakukan riset dan publikasi bersama.
8. Meningkatkan pengetahuan para pakar ekonomi Indonesia dalam bidang
keuangan dan ekonomi terapan.
17
Kemiskinan (Poverty)
18
Departemen Perindustrian RI
Departemen Pertanian RI
CIFOR
ACIAR
19
Tahun
Agenda Kegiatan
2005
2005
2005
2005
2005
Pelatihan
Input
Output
Analysis
bagi
Pegawai
Departemen
Perindustrian
2005
2006
2006
2006
Monetary
and
Banking
Outlook:
Beyond
Stabilization
and
Consolidation
2006
2006
2006
2006
2006
20
2007
2007
2007
21
BAB III
TINJAUAN MAGANG
3.1. Manajemen Lembaga Survei Indonesia
LSI merupakan lembaga yang bekerja secara sangat efisien. Di kantor
pusat LSI terdapat tujuh orang staff tetap dan peneliti. Mereka bertugas mengelola
kegiatan operasional kantor dan pelaksanaan survei. Seluruh staff LSI telah
memiliki kemampuan manejerial yang baik dan berpengalaman operasional yang
cukup luas, mereka adalah:
Direktur Eksekutif
Manajer Operasional
: Iman Suhirman
Public Affairs
: Isra Ramli
Database Manajemen
: Adam Kamil
22
Kuskrido Ambardi, MA, ABD (Ohio University dan Ohio State University,
USA): Peneliti Utama. Keahlian utama: lembaga-lembaga politik, kinerja
lembaga-lembaga negara, dan komunikasi politik;
kegiatan
operasional
survei.
Setiap
koordinator
wilayah
23
baik dalam bidang survei dan berpengalaman operasional yang cukup luas.
Mereka adalah :
24
Direktur Eksekutif
Sekretaris Eksekutif
Bendahara
Peneliti Senior:
Peneliti Muda:
M. Iqbal Irfany, SE
Ade Holis, SE
25
26
lapangan. Untuk kasus InterCAFE, tidak jarang enumerator berasal dari tenaga
outsorcing yang telah diberikan pelatihan dahulu sebelumnya, khususnya dalam
riset-riset berskala besar.
27
BAB IV
KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Kegiatan di Lembaga Survei Indonesia
LSI menerapkan prinsip probabilitas dalam penarikan sampel. Dalam
pengambilan sampel, LSI menggunakan teknik multistage random sampling.
Dengan teknik tersebut tersebut dimungkinkan setiap anggota populasi
mempunyai peluang yang sama untuk dipilih atau tidak dipilih menjadi
responden, sehingga pengukuran pendapat dapat dilakukan dengan hanya
melibatkan sedikit responden. Meski tanpa melibatkan semua anggota populasi,
hasil survei dapat digeneralisasikan sebagai representasi populasi.
Survei yang dilakukan oleh LSI mengikuti kaedah-kaedah sebagai berikut:
1. Metode penarikan sampel: Multi-stage random sampling,
2. Jumlah responden minimal 400 (margin of error +/- 5% pada tingkat
kepercayaan 95%),
3. Pengumpulan data: Wawancara tatap muka dengan responden menggunakan
kuesioner,
4. Kendali mutu survei: Pewawancara berstatus minimal mahasiswa dan
mendapatkan pelatihan. Wawancara dilakukan kontrol secara sistematis
dengan melakukan cek ulang di lapangan (spot check) sebanyak 20 persen dari
seluruh responden,
5. Validasi data: Perbandingan karakteristik demografis dari sampel yang
diperoleh dari survei dengan populasi yang diperoleh lewat sensus (Badan
Pusat Statistik).
28
29
Di 2 keluarga terpilih ditetapkan secara random satu orang yang punya hak
pilih (laki-laki/perempuan).
30
Di 2 keluarga terpilih ditetapkan secara random satu orang yang punya hak
pilih (laki-laki/perempuan).
31
Keagamaan,
Modal
Sosial,
dan
Kebijakan
Tata
Kelola
32
Agustus 2007 hingga Rabu, 5 September 2007, dengan rincian sampel sebagai
berikut:
Tabel 4.1. Sampel Penelitian di PP Cipasung, Tasikmalaya
No
1
Nama
KH. Moh. Ilyas
Posisi
Pimpinan
Waktu
3/9/2007
Ruhiat
2
20/8/2007
Koord. Harian
20/8/2007
Wahab
Dewan Ustadz
Zaenal Muttaqin,
Ketua Bagian
S.Ag, M.Si
Kesekretariatan
Doni Ilham
Rois Santri
21/8/2007
Elys Muflihah
Sekretaris
21/8/2007
Halim, MA.
Melalui Dewan
Ustadz
Ketua Yayasan
Keterangan
20/8/2007
Roisah
7
Tiya Tahmidiyyah
Roisah Santri
21/8/2007
Ahmad Sirajuddin
Dewan Santri
21/8/2007
Ridwan
Santri
21/8/2007
10
Ade Gani
Kades Cipakat
22/8/2007
11
Asep Sephar
Tokoh
28/8/2007
Masyarakat
33
34
35
Jika dihimpun, kegiatan magang yang telah penulis lakukan dapat dilihat
pada tabel 4.2. di bawah ini:
Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan Magang
No
Waktu
20 Agustus-15
Tempat
InterCAFE IPB
8 Agustus 2007
Materi Riset
Penelitian tentang Organisasi
Keagamaan, Modal Sosial dan
PP Cipasung, Kab.
Tasikmalaya)
Madrasah di Indonesia
Lembaga Survei
Indonesia. Sumur
2007
9-12 Agustus
2007
15-18
September 2007
Kab. Tangerang
Tangerang 2007
23-27
LSI. Desa
September 2007
Sukamulya, Kec.
Baregbeg, Ciamis
Barat 2008)
1-5 Desember
2007
Warudoyong, Kota
Sukabumi.
7
20 Januari 2008
Tangerang 2008
36
Tangerang
8
4-8 Februari
2008
Kota Bogor
37
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Research dalam keberadaannya saat ini merupakan sebuah hal yang urgen
dalam kapasitasnya sebagai tonggak ilmu pengetahuan, terutama bagi
lingkungan kampus STEI Tazkia dalam rangka mencapai tujuan
University based research.
38
5.2 Saran
Pada bagian ini, penulis memberikan saran untuk keseluruhan rangkaian
kegiatan praktik lapangan. Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah
sebagai berikut:
39