Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN REFLEKSI KASUS

PENYALAHGUNAAN WEWENANG DOKTER di UGD


Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

Disusun oleh:
MIRANTI NADIA P
06711171
Dosen Pembimbing:
dr. H. Pariawan Luthfi Ghazali, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2013

FORM REFLEKSI KASUS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
______________________________________________________________________________
Nama Dokter Muda

: Miranti Nadia P

Stase

: Ilmu Kesehatan Masyarakat

NIM

06711171

Identitas Pasien
Nama / Inisial

No RM

:-

Umur

Jenis Kelamin :

Diagnosis/ Kasus

: Pelayanan UGD Puskesmas Dukun Kabupaten Magelang.

Pengambilan kasus pada minggu ke : 5 (lima)


Jenis Refleksi : Lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya
wajib)
a.
b.
c.
d.
e.

Ke-Islaman*
Etika / Moral
Medikolegal
Sosial Ekonomi
Aspek Lain : Hukum

Form Uraian
1. Resume Kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus
yang diambil)
Berdasarkan dari hasil observasi selama mengikuti kegiatan pada stase Ilmu
Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Dukun Kabupaten Magelang. Kami mendapati
adanya permasalahan mengenai pelayanan pada Unit Gawat Darurat di Puskesmas
Dukun. Dimana petugas kesehatan yang bertanggung jawab di bagian Unit tersebut
merupakan seorang perawat. Yang di dalam kesehariannya juga dapat membuat resep bagi
para pasien yang datang melalui Unit Gawat Darurat tersebut. Dari hasil wawancara yang
dilakukan terhadap petugas kesehatan yang lain mereka mengetahui hal tersebut namun
dikarenakan kurangnya tenaga medis dari bidang kedokteran, sehingga Unit Tersebut
dipegang oleh seorang perawat. Mereka juga mengetahui bahwa perawat tersebut dapat

menuliskan resep untuk pasien yang datang ke Unit Gawat Darurat.

2. Latar belakang / alasan ketertarikan pemilihan kasus


Unit Gawat Darurat atau biasa disingkat dengan UGD adalah sebuah unit yang
melayani pasien dalam kondisi gawat darurat berdasarkan Triage ( Triase ) yang
ditentukan oleh dokter yang bertugas di unit tersebut.
Sedangkan Triage adalah sebuah tindakan pengelompokan pasien berdasarkan
dengan berat ringannya kasus, harapan hidup dan tingkat keberhasilan yang akan dicapai
sesuai dengan standar pelayanan UGD yang dimiliki. Triage sendiri berasal dari bahasa
Perancis trier yakni seleksi berdasar prioritas kegawat daruratan kondisi seeorang yang
membutuhkan bantuan medis.
Dikarenakan UGD diperuntukkan bagi pasien dengan keadaan yang gawat serta
darurat sehingga sumber daya manusia tenaga medis yang bertugas pada unit tersebut
sebaiknya yang berkompeten di bidangnya. Idealnya petugas medis yang bertanggung
jawab di Unit Gawat Darurat tersebut haruslah seorang dokter.
Hal ini tentu saja berbeda dengan hasil observasi kami di Puskesmas Dukun
Kabupaten Magelang. Dimana petugas medis yang bertanggung jawab di Unit Gawat
Darurat tersebut seorang perawat yang dapat juga memberikan resep kepada pasien yang
datang ke unit tersebut.

3. Refleksi dari aspek hukum


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit
pengertian dari gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan
medis segera guna menyelamatkan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut
(UURI, 2009). Karena hal tersebut, Pelayanan di dalam Unit Gawat Darurat dilindungi
oleh undang-undang kesehatan UU No.23/1992 yang terkandung dalam pasal 32 ayat 4
yang isinya adalah Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu
kedokteran dan ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai

keahlian

dan

kewenangan

untuk

itu.

Undang-undang

tersebut

diperuntukkan agar di dalam pelaksanaan pelayanan di unit gawat darurat segala bentuk
dari tindakan medis yang diberikan kepada pasien haruslah dilakukan oleh seseorang
yang memang berkompeten di bidang kesehatan sehingga tidak merugikan ataupun
membahayakan pasien, terutama apabila tindakan medis tersebut memiliki resiko yang
tinggi. Termasuk dalam hal penulisan resep obat. Dimana menurut undang-undang
Kep.Menkes No. 1027 tahun 2004 . Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter,
dokter gigi, atau dokter hewan kepada apoteker untuk membuat dan menyerahkan obat
kepada pasien. Hal ini tentulah tidak sesuai dengan apa yang kami temukan pada saat
kami melakukan observasi di puskesmas ,dimana seorang perawat dapat menuliskan
resep obat untuk pasien.
4. Refleksi Ke-Islaman beserta penjelasan evidence / reverensi yang sesuai
Semua pekerjaan yang berada di jalan Allah SWT serta yang dilakukan dengan
hati yang tulus dan ikhlas merupakan suatu pekerjaan yang mulia dimata Allah SWT. Di
dalam agama Islam diajarkan agar dalam menjalankan kehidupan haruslah seimbang
antara kewajiban di dunia dan bekal diakhirat. Secara tidak langsung dalam ayat QS. Al
Jumuah ayat 10 menunjukkan adanya kewajiban bagi umat manusia untuk bekerja di
dalam Al Quran juga tidak hanya menjelaskan bahwa bekerja adalah suatu kewajiban
tetapi juga dijelaskan bahwa dalam bekerja juga ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan. Seperti :
1.

Didalam bekerja harus sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Seperti yang
terkandung dalam surat QS. Az-Zumar ayat 39



Katakanlah: "Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu,
sesungguhnya aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan
mengetahui.

dan QS. Al-Isra ayat 84.




Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masingmasing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar
jalannya.
2.

Agar didalam melakukan suatu pekerjaan sebaiknya manusia menyerahkan


segala sesuatunya (termasuk dalam hal pekerjaan ) kepada orang yang ahlinya.
Hal ini seperti dalam surat QS. An-Nissa ayat 58.


Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaikbaiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi
Maha Melihat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Standar Pelayanan Rumah Sakit, Direktorat Rumah Sakit Umum dan


Pendidikan, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Edisi Ke-II, Cetakan Kelima.
Depkes 1999.
2. Herkutanto. Aspek Medikolegal Pelayanan Gawat Darurat. Majalah Kedokteran
Indonesia. Jakarta, 2007.
3. Praptiningsih, S. Kedudukan Hukum Perawat dalam Upaya P e l a ya n a n
K e s e h a t a n d i R u m a h S a k i t . J akarta, 2006.

Umpan balik dari pembimbing

.,...
TTD Dokter Pembimbing

-----------------------------------

TTD Dokter Muda

----- ---------------------------

Anda mungkin juga menyukai