Anda di halaman 1dari 15

1.

Latar Belakang
Perencanaan menurut Abdulrachman (1973) merupakan pemikiran rasional berdasarkan

fakta atau perkiraan yang mendekati (estimate) sebagai persiapan untuk melaksanakan
tindakan dikemudian. Didalam perencanaan sendiri terdapat beberapa ilmu yang menunjang
perencanaan tersebut. Adapun salah satu ilmu yang menunjang adalah ilmu mengenai sistem
informasi geografis. Sistem informasi geografis terdiri dari 3 kata yang memiliki unsur
penting yakni sistem, informasi dan geografis.
Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berhubungan dengan maksud yang
sama yaitu mencapai tujuan (Mcleod, 1993, p12). Informasi merupakan data yang sudah
dibentuk menjadi sesuatu berarti yang dapat berguna bagi manusia (Laudon, 2000, p7).
Geografis merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi. Sistem informasi merupakan
sekumpulan komponen yang saling terkait, yang saling bekerja sama mengumpulkan,
mengolah, menyimpan dan menyebarkan informasi untuk pengambilan keputusan, koordinat,
control, analisis, dan visualisasi dalam organisasi (Laudon, 2007, p7).
Jadi dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Geografis merupakan sistem komputer
yang mampu memiliki empat kemampuan dalam menangani data yang bereferensi geografis,
yaitu masukan, keluaran, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), serta analisis
dan manipulasi data (Prahasta, 2007, p1). Sedangkan menurut ESRI tahun 1990, sistem
informasi geografis merupakan sekumpulan yang terorganisir yang terdiri dari perangkat
keras (hardware), perangkat lunak (software), data geografi dan personil yang dirancang
secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, meng-upgrade, memanipulasi, menganalisis
dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografis.
Dalam sistem informasi geografis terdapat banyak subilmu yang dapat digunakan untuk
membantu dan menunjang dalam pembelajaran dan pengaplikasian sistem informasi
geografis. Salah satu ilmu yang dapat digunakan yaitu Analisis 3 Dimensi. Analisis 3D ini
merupakan analisis menggunakan aplikasi sistem informasi geografis yang berfungsi untuk
membuat bidang 2D menjadi 3D. Dengan mengerti analisis 3D maka akan mempermudah
dalam menyusun sebuah perencanaan di suatu wilayah. Analisis 3D ini akan lebih mudah
dipahami apabila diaplikasikan pada wilayah yang memiliki perbedaan kontur yang cukup
signifikan. Adapun salah satu daerah yang dimaksud yaitu Kota Semarang. Kota Semarang
sendiri terdiri dari daerah perbukitan, daerah dataran rendah dan daerah pesisir. Oleh sebab
itu, pada kesempatan ini akan dibahas dan dianalisis lokasi koridor yang berada di Kota
Semarang yaitu pusat Kota Semarang yaitu Kawasan Simpang Lima Semarang, menuju
sepanjang jalan Pahlawan, hingga daerah Siranda.

2.

Rumusan Masalah
Pembuatan landmark baru di Kota Semarang yang memberikan view kearah Simpang

Lima Semarang sehingga memberikan daya tarik agar memiliki nilai lebih bagi para
wisatawan agar datang ke Kota Semarang.

3.

Tujuan dan Sasaran

3.1 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya laporan ini adalah mampu menarik wisatawan domestik dan
mancanegara untuk berwisata ke Semarang dengan memberikan landmark baru di Kota
Semarang sebagai penambah daya tarik. Selain itu dengan menampilkan dalam visualisasi 3
Dimensi koridor jalan dari landmark baru tersebut dan menganimasikan koridor jalan dari
landmark baru dari Kawasan Siranda, menuju sepanjang Jalan Pahlawan hingga ke Kawasan
Simpang Lima Semarang.
3.2 Sasaran
Sasaran yang diharapkan dapat dicapai yaitu,
a. Mampu mengetahui kondisi eksisting koridor jalan Kawasan Simpang Lima Semarang,
menuju sepanjang jalan Pahlawan, hingga daerah Siranda.
b. Mampu memvisualisasi koridor jalan Kawasan Simpang Lima Semarang, menuju
sepanjang jalan Pahlawan, hingga daerah Siranda.

4.

Kajian Teori
Melakukan identifikasi karakter suatu kota akan dapat mempermudah seorang perencana

untuk melakukan perencanaan kota. Memahami karakter suatu dapat dilakukan dengan
mengidentifikasi struktur dan bentuk kota tersebut yang kemudian akan menghasilkan
informasi mengenai struktur dan bentuk kota tersebut. Dari langkah-langkah tadi akan dapat
dilakukan analisis permukaan pada suatu kawasan.
Analisis permukaan suatu kawasan tidak hanya dapat dilakukan dalam tampilan 2D akan
tetapi juga dapat dilakukan pada tampilan 3D. Jika pada tampilan 2D hanya dapat diketahui
informasi-informasi dengan visualisasi yang terbatas, maka dalam tampilan 3D akan
diketahui informasi-informasi yang tidak dapat diketahui dan dapat mempermudah analisis.
Pada bab ini akan dibahas kajian teori yang digunakan untuk mendasari atau sebagai landasan
dalam pembuatan laporan tugas besar Sistem Informasi Geografis ini.

4.1 Sistem Informasi Geografis


Sistem informasi geografis merupakan sebuah sistem yang berbasis kmputer yang
dirancang untuk melakukan pekerjaan yang menggunakan data dengan informasi spasial
dalam pemasukan data, manajemen data, manipulasi dan analisi data serta keluaran sebagai
hasil akhir (output) (Arronoff, 1989). Sistem ini berguna untuk meng-capture,
mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis serta menampilkan data secara spasial yang
mereferensikan kondisi asli di permukaan bumi. Dengan kemampuan-kemampuan tersebut,
SIG dapat berguna untuk semua kalangan untuk menjellaskan kejadian, merencanakan
strategi dan memprediksi yang terjadi. Untuk bisa menggunakan SIG, beberapa komponen
yang harus ada antara lain perangkat keras, perangkat lunak serta data dan informasi
geografi.
4.2 3D Analisis
Analisis 3D merupakan sebuah analisis ddari aplikasi ArcGIS yang berguna untuk
memberikan gambaran atau tampilan suatu wilayah dalam bentuk 3 dimensi. Dalam analisis
ini metode yang digunakan adalah melakukan konversi data yang berformat *shp menjadi
TIN. Dengan demikian data permukaan bumi yang semulanya hanya bertampilan datar
kemudian menjadi seperti kenampakan aslinya di permukaan bumi. Selain untuk
menampilkan tampilan asli permukaan bumi, ada beberapa manfaat lain dari 3D analisis
yaitu sebagai berikut :
Analisa data medan untuk menentukan apa yang dapat dilihat dari titik pengamatan
yang berbeda
Model fitur bawah permukaan seperti sumur, tambang, air tanah, dan jaringan bawah
tanah dan fasilitas
Menganalisa zona dampak dari ledakan dan ancaman militer
Mentukan penempatan fasilitas optimal atau lokasi sumber daya
Membantu analisis stakeholder dalam membuat keputusan
Membuat kota virtual 3 dimensi untuk mendukung perencanaan dan memeliharaan
4.3 Visualisasi
Visualisasi kerap diartikan sebagai suatu bentuk penyampaian informasi yang berguna
untuk menjelaskan suatu hal dengan gambar, animasi atau diagram yang dapat dieksplor,
dihitung dan dianalisis. Visualisasi dapat memberikan cara kepada kita untuk melihat bagian
dari objek yang tidak dapat dilihat (McCornick, 1987). Berikut adalah beberapa hal yang
menyusun visualisasi,
Gambar

Lambang dan simbol


Penggunaan tanda-tanda;
Ilmu dalam penulisan huruf (tipografi)
Ilustrasi dan warna.
Dengan visualisasi manusia akan lebih mudah untuk mendeskripsikan sesuatu dalam
sebuah bentuk informasi yang lebih mudah dipahami. Pada jaman sekarang visualisasi
berkembang seiring berkembangnya teknologi yaitu lebih banyaknya penggunaan komputer.
Pada prinsipnya visualisasi digunakan untuk mendiagnosa dan menganalisis data yang
ditampilkan agar lebih mudah dalam memprediksi kesimpulan.

5.

Kerangka/Bagan Flow

DATA
KETINGGIAN

DATA RASTER

ANIMASI
KORIDOR JALAN

VISUALISASI 3D
ANALYSIS

DATA VEKTOR

Sumber : Hasil Analisis Kelompok 9A, 2013


Gambar 1

Flow Chart 3D Analysis Visualisasi Koridor Jalan

6.

Rancangan Model Aplikasi SIG


Dalam melakukan tahapan untuk melakukan analisis 3 dimensi dapat menyiapkan data

berupa vector untuk memerlukan keadaan fisik dari wilayah yang akan dilakukan analisis.
Data vector yang dibutuhkan yaitu data kontur. Wilayah studi yang terletak pada koridor jalan
Kawasan Simpang Lima Semarang, menuju sepanjang jalan Pahlawan, hingga daerah Siranda
terletak pada Kecamatan Semarang Selatan. Untuk mendapatkan visualisasi secara
keseluruhan diambil data kontur keseluruhan yang terdapat di sekitar Jalan Pahlawan,
Simpang Lima yaitu Kecamatan Gajah Mungkur, Kecamatan Candisari, dan Kecamatan
Semarang Selatan. Berikut merupakan kontur yang digunakan :

Sumber : Hasil Analisis Kelompok 9A, 2013

Gambar 1
Kontur Jalan Pahlawan, Simpang Lima yaitu Kecamatan Gajah Mungkur, Kecamatan
Candisari, dan Kecamatan Semarang Selatan

Setelah mendapat kan data vector yang memiliki nilai ketinggian terseebut, kemudian
data vector tersebut diubah menjadi data raster yang berupa TIN agar dapat menghasilkan
bentuk 3 dimensi dalam bentuk permukaan fisik wilayah. Data raster yang berupa TIN
tersebut dapat menggambarkan fisik dari permukaan suatu wilayah dalam bentuk 3 dimensi.
Berikut merupakan hasil dari Data Raster TIN :

Sumber : Hasil Analisis Kelompok 9A, 2013

Gambar 2
Data Raster TIN

Setelah mendapatkan bentuk permukaan, kemudian dibutuhkan data ketinggian dari


setiap massa bangunan yang terdapat di wilayah studi yaitu koridor jalan Kawasan Simpang
Lima Semarang, menuju sepanjang jalan Pahlawan, hingga daerah Siranda. Untuk
mengetahui ketinggian dari setiap massa bangunan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa

macam cara salah satunya yaitu dengan menggunakan potret gambar dari koridor jalan
Kawasan Simpang Lima Semarang, menuju sepanjang jalan Pahlawan, hingga daerah Siranda
tersebut agar dapat mengetahui perbandingan dari setiap massa bangunan yang ada. Setelah
mengetahui data ketinggian dari setiap massa bangunan tersebut masukkan ke dalam Attribut
Table massa bangunan tersebut.

Sumber : www.skycrapercity.com

Gambar 3
Foto Koridor Kawasan Simpang Lima Semarang, menuju sepanjang jalan Pahlawan,

hingga daerah Siranda

Sumber : www.skycrapercity.com

Gambar 4
Foto Bangunan di sepanjang jalan Pahlawan

Sumber : www.skycrapercity.com

Gambar 4
Foto Bangunan Kantor Gubernur Prov. Jawa Tengah

Bangunan Kantor Gubernur Provinsi Jawa Tengah memiliki jumlah lantai bangunan
sebanyak 12 lantai. Setiap lantai bangunan memiliki tinggi 3 meter, sehingga jika dihitung,
tinggi bangunan tersebut 36 meter, dan ditambah dengan atap setinggi 4 meter sehingga tinggi
total bangunan gedung Kantor Gubernur Provinsi Jawa Tengah 40 meter. Hasil perhitungan
tersebut dijadikan sebagai patokan ukuran tinggi bangunan disekitarnya. Dari hasil foto yang
didapat pada gambar 3 dan 4 maka dapat dilihat tinggi dari masing-masing bangunan yang
terdapat di koridor jalan Pahlawan yang berdasar pada tinggi bangunan Kantor Gubernur
Provinsi Jawa Tengah. Berikut ketinggian pada masing-masing bangunan pada tabel 1 :
Tabel 1
Tabel Tinggi Bangunan di sepanjang Jalan Pahlawan
Tinggi
No
Nama Bangunan
Bangunan
Ace Hardware
20 m
1.
Dinas Perdagangan
15 m
2.
BPS Provinsi Jawa Tengah
20 m
4.
Pramuka
30 m
5.
Telkom
35 m
6.
Dinas Sosial
10 m
7.
Kejaksaan
20 m
8.
Dinas Tenaga Kerja dan Trasnmigrasi
10 m
9.
Polda
10 m
10.
Rimba Graha
10 m
11.
Dinas Perhutani
20 m
12.
Kantor Gubernur Prov. Jawa Tengah
40 m
13.
Citybank
10 m
14.
Bank Mandiri
10 m
15.
Diklat Kesehatan
15 m
16.
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 9A, 2013

Berikan visualisai 3 dimensi dengan menggabungkannya pada permukaan yang sudah 3


dimensi sebelumnya. Sehingga akan menjadi seperti berikut :

Sumber : Hasil Analisis Kelompok 9A, 2013

Gambar 5
Visualisasi Bangunan di sekitar Kawasan Simpang Lima, Semarang

Dengan mendapatkan bentuk visualisasi dari koridor jalan Kawasan Simpang Lima
Semarang, menuju sepanjang jalan Pahlawan, hingga daerah Siranda tersebut.dapat dilakukan
analisis untuk koridor jalan tersebut.
Penambahan Landmark dilakukan untuk mendapatkan sebuah view koridor jalan yang
terdapat di koridor jalan Kawasan Simpang Lima Semarang, menuju sepanjang jalan
Pahlawan, hingga daerah Siranda lebih memiliki daya tarik yang tinggi. Penambahan
landmark tersebut diletakkan di lokasi Hotel Siranda sehingga pemandangan yang terdapat
pada koridor jalan lebih terlihat. Penambahan Landmark tersebut dilakukan dengan
menggunakan data vector bangunan yang dibuat dengan menggunakan ArcGis terlebih
dahulu. Kemudian pada Atrribut Table massa bangunan landmark tersebut diberikan nilai
ketinggian agar dapat diproses menggunakan ArcScene. Setelah itu lakukan Extrusion pada
massa bangunan landmark lalu akan timbul bentuk 3 dimensi dari landmark yang telah
dibuat. Berikut hasil dari penambahan Landmark di koridor jalan Kawasan Simpang Lima
Semarang, menuju sepanjang jalan Pahlawan, hingga daerah Siranda :

Sumber : Hasil Analisis Kelompok 9A, 2013

Gambar 6
Landmark baru di Siranda

7.

Pembahasan dan Hasil Model 3D Analisis


Kota Semarang merupakan ibukota Provinsi Jawa Tengah, pembangunan yang menjadi

salah satu lokasi wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan luar daerah maupun dalam
daerah. Jalan Pahlawan yang merupakan salah satu icon yang terdapat di Kota Semarang
merupakan salah satu pusat dari Kota Semarang tersebut. Koridor Jalan Pahlawan yang juga
menghubungkan Simpang Lima tersebut banyak dikunjungi.
Koridor Jalan Pahlawan tersebut dianalisis menggunakan aplikasi ArcGIS dengan
menggunakan ArcScene yang termasuk dalam aplikasi ArcGIS tersebut. Dilakukan visualisasi
3 dimensi agar dapat dilihat koridor yang terdapat di Jalan Pahlawan tersebut. Koridor jalan
tersebut dikelilingi dengan gedung gedung tinggi. Dari bentuk Koridor tersebut memiliki
view yang kurang indah sehingga diperlukan salah satu objek yang dapat memperindah
koridor jalan tersebut untuk menarik wistawan agar dapat meningkatkan perekonomian
daerah melalui sektor pariwisata di Kota Semarang tersebut.
Berawal dari kawasan Simpang Lima sebagai landmark Kota Semarang sebelumnya,
pembuatan landmark baru ini mengambil view di kawasan Jalan Pahlawan menuju Siranda.
Kemudian akan dibuat sebuah landmark berbentuk sebuah tulisan yang melambangkan Kota
Semarang di atas Hotel Siranda. Pembuatan landmark baru ini bertujuan untuk menambah
daya tarik Kota Semarang. Selain itu, bangunan ini akan terlihat view Kota Semarang bagian
bawah.
Penggunaan aplikasi 3D bertujuan untuk membuat visualisasi koridor Jalan Pahlawan
menuju landmark baru di Siranda serta visualisasi landmark baru tersebut. Visualisasi ini
akan menunjukkan tampilan 3D landmark baru tersebut jika dilihat dari berbagai sudut
pandang.

b
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 9A, 2013
Gambar 7

Visualisasi dan Landmark baru di Siranda

8.

Kesimpulan
Analisis 3D merupakan sebuah analisis dari aplikasi ArcGIS yang berguna untuk

memberikan gambaran atau tampilan suatu wilayah dalam bentuk 3 dimensi. Kali ini koridor
jalan Kawasan Simpang Lima Semarang, menuju sepanjang jalan Pahlawan, hingga daerah
Siranda yang dijadikan sebagai objek visualisasi. Hal tersebut dilakukan agar koridor jalan
tersebut dapat terlihat nyata seperti aslinya. Selain itu ditambahkan juga landmark baru di
daerah Siranda dengan tujuan agar menambah daya tarik pariwisata Kota Semarang dan
menjadikannya icon baru Kota Semarang yang dapat melihat keindahan Kota Semarang dari
atas ketinggian 40 meter.

9.

Rekomendasi
Penggunaan aplikasi 3D ArcGIS berguna untuk memberi rekomendasi pembuatan

landmark baru di daerah Siranda yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang di Kota
Semarang. Pemberian landmark baru ini juga harus didukung oleh penyelarasan tinggi
bangunan di sepanjang koridor Jalan Pahlawan agar landmark tetap dapat terlihat dan
menambah nilai estetika. Selain itu adanya pengawasan pemerintah kepada masyarakat dari
tangan-tangan jahil yang nantinya dapat merusak landmark baru dan kepada masyarakat untuk
berpartisipasi dalam merawat landmark.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Definisi Visualisasi, Animasi dan Simulasi dan Contoh, dalam Perjalanan
Animasi Indonesia. www.pasarkreasi.com. Diunduh Jumat, 19 April 2013.
Anonim.
2011. KONSEP-PERANCANGAN, dalam Scibd. http://www.scribd.com.
Diunduh Kamis, 15 November 2012.
Kusuma, Diah Intan. 2012. Diktat Mata Kuliah Morfologi Kota 2012 Jurusan Perencanaan
Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro. Semarang.
Prahasta, Edy. 2005. Sistem Informasi Geografis, Edisi Revisi, Cetakan Kedua. Bandung:
C.V. Informatika.

Anda mungkin juga menyukai