Anda di halaman 1dari 7

LABORATORIUM PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2016/2017

MODUL

: SEDIMENTASI

PEMBIMBING

: Ir. Emma Hermawati, M.T

Praktikum : 11 Oktober 2016


Penyerahan:
(Laporan)
Oleh :
Kelompok

: VI

Nama

: 1. Oktavia Reni N M

Kelas

141411022

2. Puji Andini

141411023

3. Raden Sabrina N N

141411024

4. R. Ergieva E P C

141411025

: 3A

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia karena
tidak luput dari kebutuhan sehari-hari. Sebagian besar sumber air baku di perkotaan berasal dari
air permukaan khususnya air tanah (sumur bor atau sumur gali). Terkadang air yang berasal dari
air tanah tersebut didalamnya terdapat polutan fisik seperti pasir,koloid , dan partikil-partikel
terususpensi yang menyebabkan kekeruhan pada air.
Keadaan air tanah tersebut tergantung oleh letak geologi sumber air berada, salah satunya
seperti keadaan air di daerah komplek Margahayu Raya di Bandung Timur. Air didaerah tersebut
cenderung berwarna kuning , keruh dan berbau besi. Hal tersebut dapat disebabkan karena
historis daerah tersebut yang dahulunya merupakan daerah persawahan. Dilansir Pikiran Rakyat
kualitas air tanah di Bandug Timur tak layak minum karena kandungan besi (Fe) dan mangan
(Mn) yang terlalu tinggi. Sehingga perlu dilakukan pengolahan pada air tanah tersebut agar layak
digunakan.
Salah satu cara yang digunakan untuk mengurangi polutan fisik tersebut adalah proses
sedimentasi. Proses sedimentasi dianggap mampu menurunkan kadar polutan fisik dalam air.
1.2 Tujuan Praktikum
a. Menentukan dosis tawas sebagai koagulan dalam proses sedimentasi.
b. Menentukan efisiensi proses sedimentasi dengan tawas sebagai koagulannya.
c. Menentukan hubungan antara waktu pengendapan dengan efisiensi proses sedimentasi.
d. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Sedimentasi
Sedimentasi merupakan proses pemisahan suspensi padatan encer menjadi fluida yang
lebih jernih dan suspensi yang lebih pekat berdasarkan gaya gravitasi. Di Dalam pengolahan air,
bangunan sedimentasi digunakan untuk memisahkan partikel padatan atau kotoran yang
terflokulasi atau terkoagulasi. Kecepatan pengendapan partikel yang terdapat dalam air
bergantung pada berat jenis, bentuk dan ukuran partikel, viskositas air dan kecepatan aliran
dalam bak pengendapan. (Huisman, 1977).
Suatu bak sedimentasi secara ideal dengan proses kontinyu dibagi menjadi empat daerah
(zone), yaitu :
1. Daerah masuk (inlet zone) yang berfungsi untuk mendistribusikan aliran secara merata
pada bak sedimentasi dan menyebarkan kecepatan aliran yang baru masuk.
2. Daerah pengendapan (settling zone) yang berfungsi untuk mengalirkan air secara pelan
horizontal kearah outlet dan di dalam zona ini terjadi proses pengendapan.
3. Daerah lumpur (sludge zone) yang berfungsi sebagai tempat pengumpulan partikel
partikel yang terendapkan dan juga tempat pengeluaran lumpur.
4. Daerah pengeluaran air (outlet zone), berfungsi tempat keluaran air yang telah bersih dari
proses pengendapan melalui pelimpah.
2.2 Plate Settler
Plate settler merupakan keping pengendap yang dipasang pada settling zone (zona
pengendapan) di bak sedimentasi dengan kemiringan tertentu (45 60) yang bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi dan memperluas bidang pengendapan sehingga proses fisika dari
sedimentasi dapat berlangsung lebih effektif bila tanpa menggunakan plate settler. Adapun tiga
macam aliran yang melalui plate settler yaitu (Hendrick, 2005) :
1. Upflow (aliran keatas), yaitu dimana sludge yang mengendap turun ke dasar bak melalui
plate ketika aliran air mengalir ke atas menuju outlet zone.
2. Downflow (aliran ke bawah), yaitu dimana sludge yang mengendap turun ke dasar bak
melalui plate bersamaan dengan aliran air yang mengalir ke bawah.
3. Crossflow (aliran silang), yaitu dimana sludge yang mengendap turun ke dasar bak,
sedangkan aliran air menyilang (crossing) di masing masing plate.

Efisiensi pengendapan partikel flokulen dipengaruhi oleh over flow rate, detention time,
dan kedalaman dari bak pengendap. Menurut Nurul Husaeni, dkk dalam jurnal ilmiahnya yang
berjudul Penurunan Konsentrasi Total Suspended Solid pada Proses Air Bersih Menggunakan
Plate Settler. Efisiensi paling optimal plate settler yaitu pada sudut 60 o pada bentuk plate zig-zag
dengan menghasilkan efisiensi penurunan terhadap total suspended solid sebesar 92,31% dan
efisiensi penurunan terhadap kekeruhan sebesar 92,86%.
Penggunaan aluminium sulfat (tawas) merupakan bahan koagulan yang banyak digunakan
mengingat selain bahan ini paling ekonomis (murah) dibandingkan koagulan yang lainnya,
mudah didapat dipasaran, serta mudah dalam penyimpanannya (Indriyati,2008). Dalam
menentukan dosis koagulan yang akan digunakan, dapat dilakukan metode Jar Test. Jar tes
merupakan metode standar yang dilakukan untuk menguji proses koagulasi (Gozan dkk, 2006;
Kemmer, 2002). Data yang didapat dengan melakukan jar tes antara lain dosis optimum
penambahan koagulan, lama pengendapan serta volume endapan yang terbentuk. Jar tes yang
dilakukan adalah untuk membandingkan kinerja koagulan yang digunakan untuk mengendapkan
padatan tersuspensi yang terdapat pada air limbah.

2.3 Efisiensi Bak Sedimentasi


Faktor-faktor yang dapat meningkatkan efisiensi bak pengendapan adalah:
a.
b.
c.
d.

Memperluas bidang pengendapan.


Penggunaan baffle pada bak sedimentasi.
Mendangkalkan bak.
Pemasangan plat miring.

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Tangki penampung air
Tangki koagulasi + pengaduk
Tangki flokulasi + pengaduk
Bak sedimentasi
Air tanah kurag baik

Tawas

3.2 Skema Kerja


Persiapan

Menghitung dosis koagulan untuk sejumlah air baku yang


digunakan

Membuat larutan air baku

Menghitung nilai kekeruhan (NTU) influen air baku


hasil fokulasi - koagulasi

Memasukkan air baku ke dalam bak flokulasi diikuti


penambahan koagulan

(*) Mengukur nilai kekeruhan (NTU) efluen air baku


hasil flokulasi - koagulasi

Mengatur laju alir masukkan air baku

Mengalirkan efluen ke dalam bak sedimentasi

Mengukur nilai kekeruhan (NTU) efluen air baku


hasil sedimentasi

DAFTAR PUSTAKA

Hendricks, David. 2005. Water Treatment Unit Processes Physical and Chemical. Taylor and
Francis Group: New York hal. 184 190.
Husaeni, Nurul, dkk. TT. Penurunan Konsentrasi Total Suspended Solid pada Proses Air Bersih
Menggunakan Plate Settler. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.
Huisman, L. .1977. Sedimentation and Flotation. Delft University Of Technology hal. 3-2 3
40.
Indriyati. 2008. Proses Pengolahan Limbah Organik Secara Koagulasi dan Flokulasi. Peneliti
di Pusat Teknologi Lingkungan: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai