Laporan Analisa Obat
Laporan Analisa Obat
Laporan Analisa Obat
Acidi-alkalimetri prinsipnya yaitu terjadi reaksi penetralan antara asam dengan basa atau
sebaliknya dimana H+ dari asam akan bereaksi dengan ion OH- dari basanya membentuk
molekul air yang netral (pH = 7). Dalam konteks titrasi asam-basa dapat dikatakan bahwa
reaksi yang terjadi adalah reaksi penetralan antara zat pentiter ( titran) dan zat yang di titrasi
(titrat).
Titrasi Kompleksometri adalah suatu cara penetapan kadar dengan metode titrasi
berdasarkan pada pembentukan senyawa kompleks antara complexing angent dengan ion
logam sebagai atom pusat. Gugus yang terikat pada atom pusat disebut ligan. Banyaknya
ikatan yang dibentuk oleh atom logam pusat disebut bilangan koordinasi dari logam tersebut.
Tidak semua reaksi kompleks dapat digunakan untuk titrasi. Syarat-syarat yang harus
diperhatikan antara lain :
Reaksi pembentukan kompleks dapat dianggap sebagai suatu reaksi asam basa Lewis dengan
ligan bertindak sebagai basa, karena menyumbangkan sepasang elektronnya kepada kation
yang merupakan asamnya. Ikatan yang terbentuk antara atom logam pusat dengan ligan
seringkali bersifat kovalen, namun dalam beberapa kasus antaraksi tersebut berupa tarik
menarik Coulomb.
Ikatan kompleks yang terbentuk anatara ion dengan suatu komplesing agent juga dapat
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
Ikatan kompleks biasa.
Pada tipe ikatan ini, ion pusat berikatan dengan molekul yang hanya mempunyai satu
donor pasangan elektron sunyi
Ikatan kompleks chelat.
Merupakan ikatan yang berbentuk cincin. Ion pusat berikatan dengan molekul yang
mempunyai dua atau lebih donor pasangan elektron sunyi. Sebagai contoh adalah
ikatan ion logam dengan EDTA.
Macam-macam komplesxong yang dapat digunakan pada titrasi kompleksometri anatara lain:
Na dari asam nitrilo triasetat ( NTA), garam Na dari asam etlien diamin tetraasetat (EDTA),
dan garam Na dari asam -1,2-diamino-cyclohexana tetraasetat. Yang paling sering digunakan
sebagai komplekson adalah Na2EDTA atau garam Na dari asam etilen diamin tetraasetat :
Dapat bereaksi dengan hampir semua logam pada sistem periodik.
Stabilitas kompleks yang terbentuk paling besar jika dibandingkan dengan kompleks
lain.
MONOGRAFI
Asam borat (FI III hal 49)
BM : 61,83
Asam borat mengandung tidak kurang dari 59,5% H3BO3.
Pemerian : hablur putih atau sisik mengkilap tidak berwarna, kasar, tidak berbau, rasa agak
asam dan pahit kemudian pahit.
Kelarutan : larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air mendidih dalam 16 bagian etanol
(95%) p, dan dalam 5 bagian gliserol p.
ZnSO4 (FI IV hal 836)
BM :161,44
BM : 179,86 ( ZnSO4.H2O)
BM : 287,54 (ZnSO4.7H2O)
Zink sulfat mengadung satu atau tujuh molekul air anhidrat.
Zink sulfat monohidrat mengandung tidak kurang dari 89,9% dan tidak lebih dari 90,14%
ZnSO4 setara dengan tidak kurangdari 90% dan tidak lebih dari 100,5 ZnSO4.H2O.
Zink sulfat heptahidrat mengandung tidak kurang dari 55,6% tidak lebih dari 99% ZnSO 4
setara dengan tidak kurang dari 99% tidak lebih dari 108,7% ZnSO4.7H2O.
Pemerian : hablur transparan atau jarum-jarum kecil. Serbuk hablur atau butiran tidak
berwarna, tdak berbau.
IV.
Persamaan reaksi
Reaksi pembakuan :
Pembakuan ZnSO4 dengan Na2EDTA
ZnSO4 + 2 NH4Cl ZnCl2 + (NH4)2SO4
ZnCl2 + COONaCH2
COONa
NCH2CH2N
COOHCH2
COOH
Na2EDTA
O
O
OCCH2
CH2CO
N CH2CH2N
+
NaCl
OCCH2
CH2CO
O
Senyawa komplek ZnEDTA
Zn
C OH
C ONa
C OH
+2
NaOH
ONa
1 grol = 2 grek
ZnSO4 + 2NaOH Zn(OH)2 + Na2SO4
OH
OH
OH
H C
2
OH
H C OH
2
gliserin
asam borat
H C O
2
B-OH
HC O
+ H2O
H2C OH
borogliserin
H C O
2
B-OH
HC O
+ NaOH
H2C OH
borogliserin
H C O
2
B-ONa
HC O
+ H2O
H2C OH
Na borogliserin
1 grol= 1 grek
V.
Bahan :
Buret
Klem buret
Gelas ukur
Labu ukur.
Pipet volume
Beaker glass
Sampel
NaOH
Na2EDTA
Larutan dapar
Indikator EBT
Indikator PP
Gliserol
VI.
Prosedur kerja
Pembuatan reagen
dilebihkan 30%)
Indikator EBT : Larutkan 200mg EBT + 15 ml TEA + 5 ml alkohol 96 %
100 ml.
Pembuatan NaOH 0,1 N (FI III hal 748)
Timbang 4 gr NaOH larutkan dalam 1000 ml aqua.
Pembuatan pp ( FI III hal 675)
Larutkan 200 mg pp pekat dalam 60 ml etanol (90%)p tambahkan aqua
bebas CO2 ad 100 ml.
Pembuatan bebas CO2 ( FI III hal 675)
Dalam erlemayer isi aquadest dipanaskan lalu ditutup dengan kaca
arloji panaskan sampai mendidih, biarkan sampai 10 menit kemudian
biarkan menjadi dingin, masukkan ke dalam botol semprot ujungnya
ditutup dengan karet. Pipet supaya tidak menyerap CO2 dari udara.
Pembakuan ZnSO4 dengan Na2EDTA:
homogen
Titrasi dengan larutan Na2EDTA 0,05 M hingga terjadi perubahan
BM ZnSO4.7H2O = 287,54
Penetapan kadar ZnSO4 dengan Na2EDTA:
homogen
Titrasi dengan larutan Na2EDTA 0,05 M hingga terjadi perubahan
terhadap pp.
Titrasi dengan NaOH 0,1 N menggunakan pp sampai berwarna merah muda
seulas.
1 ml NaOH 1 N 61,83 mg H3BO3
III.
Teori
Acidi-alkalimetri prinsipnya yaitu terjadi reaksi penetralan
antara asam
dengan basa atau sebaliknya dimana H+ dari asam akan bereaksi dengan ion
OH- dari basanya membentuk molekul air yang netral (pH = 7). Dalam
konteks titrasi asam-basa dapat dikatakan bahwa reaksi yang terjadi adalah
reaksi penetralan antara zat pentiter ( titran) dan zat yang di titrasi (titrat).
Nitrimetri adalah titrasi dengan menggunakan larutan baku NaNO 2. Metoda
ini didasarkan atas reaksi antara amina aromatik primer dengan asam nitrit
dalam suasana asam, membentuk garam diazonium. Karena asam nitrit sendiri
tidak stabil (3HNO3 H2O + 2NO + HNO3), maka digunakan garamnya :
Natrium nitrit (NaNO2). Untuk membuat suasana asam umumnya digunakan
asam klorida. Reaksi diazotasi dapat dituliskan :
NaNO2 + HCl NaCl + HNO2
C6H2 NH2 + HNO2 + HCl C6H2 N2Cl + H2O
Guna HCl dalam penentuan kadar sulfat :
1. Untuk membuat suasana asam
2. Untuk melarutkan Sulfatnya
3. Untuk membentuk asam nitrit
Prinsip Titrasi nitrimetri adalah reaksi diazotasi, :
1. Pembrtukan garam diazonium dari gugus amin aromatic primer (amin
2.
3.
4.
Suhu harus rendah, secara teoritis suhu harus dibawah 15C. Sebab pada suhu
yang lebih tinggi maka :
a. Senyawa diazonium tidak setabil dan akan terhidrolisa menghasilkan fenol
dan gas nitrogen
b. Pada suhu kamar asam nitrit akan lebih cepat terurai sehingga reaksinya
tidak stiokiometri
Walaupun demikian ternyata titrasi pada suhu kamar memberikan hasil yang
tidak berbeda bila dibandingkan dengan suhu yang lebih rendah, asalkan titrasi
dilakukan perlahan-lahan. Selain dari pada itu, untuk mempercepat keadaan
diazotasi sering digunakan garam kalium bromida (KBr). Kalium bromida
juga dapat berfungsi sebagai stabilisator.
Keasaman
Titrasi ini berlangsung pada PH + 2, hal ini dibutuhkan untuk :
a. Mengubah NaNO2 menjadi HNO
b. Pembentukan garam diazonium
Kecepatan reaksi
Reaksi diazotasi berlangsung lambat sekali, sehingga agar reaksi sempurna
maka titrasi harus dilakukan perlahan-lahan dan dengan pengocokan yang
kuat. Frekuensi tetesan pada awal titrasi kira-kira 1 ml/menit, lalu
menjelang titik-titik akhir menjadi 2 tetes/menit.
Penentuan titik akhir titrasi dapat dilakukan secara :
1. Dengan Indikator Dalam (visual)
Kelebihan :
a.
cara kerja cepat dan praktis
b.
dapat dilakukan pada suhu kamar
Kekurangan :
a.
Penggunaan terbatas hanya untuk beberapa zat saja, untuk beberapa
zat lainnya perubahannya tidak jelas.
b.
Perubahan warna yang terjadi pada t.a.t berbeda beda untuk
sampel yang berbeda.
2. Dengan Indikator Luar
Kelebihan :
untuk beberapa zat lebih tepat dipakai karena perubahan warna lebih jelas
Kekurangan :
a.
cara kerja tidak praktis
b.
terlalu sering menotol menyebabkan adanya kemungkinan zat
terbuang
c.
titrasi harus dilakukan pada suhu dibawah 15C
d.
titrasi akan berlangsung sangat lama yang berarti makin banyak larutan
yang dititrasi yang hilang (karena digoreskan pada pasta kanji iodida untuk
mengetahui t.a.t.)
Monografi :
1. Vitamin B6 (FI III hal 541)
BM 137,14
Isoniazida mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari
101,0% C6H7N3O, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih; tidak
berbau; rasa agak pahit; terurai perlahan-lahan oleh udara dan cahaya.
Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95%)
P; sukar larut dalam kloroform P dan eter P.
IV.
V.
Bahan
Buret + klem
Erlemayer
Beaker glass
Gelas ukur
Persamaan reaksi
Pembakuan asam oksalat
O
COH +NaOH
CONa
COH
CONa
As. Oksalat
Na. Oksalat
+ 2 H2O
1 grol = 2 grek
Pembakuan sulfanilamid
H2N
SO -NH
2
2
HCl
HCl . H2N
SO -NH
2
2
sulfanilamid
HONO
SO -NH
2
2
[ O=N=NH2
SO -NH
2
2
SO -NH
+
2
2
] + Cl] Cl-
[HO-N=NH
[NN
Garam diazonium.
+
NaOH
H3C
NaCl
HO
CH2OH
CH2OH
+ HOH
H O
2
] + Cl-
O=C N=N=O
O = CNHNH2
HONO
NITRIMETRI
Nitrimetri adalah titrasi dengan menggunakan larutan baku NaNO 2. Metoda ini
didasarkan atas reaksi antara amina aromatik primer dengan asam nitrit dalam suasana
asam, membentuk garam diazonium. Karena asam nitrit sendiri tidak stabil (3HNO 3
H2O + 2NO + HNO 3), maka digunakan garamnya : Natrium nitrit (NaNO 2). Untuk
membuat suasana asam umumnya digunakan asam klorida. Reaksi diazotasi dapat
dituliskan :
NaNO2 + HCl NaCl + HNO2
C6H2 NH2 + HNO2 + HCl C6H2 N2Cl + H2O
Guna HCl dalam penentuan kadar sulfat :
4. Untuk membuat suasana asam
5. Untuk melarutkan Sulfatnya
6. Untuk membentuk asam nitrit
Prinsip Titrasi nitrimetri adalah reaksi diazotasi, :
5. Pembrtukan garam diazonium dari gugus amin aromatic primer (amin
aromatic sekuder dan gugus nitro aromatik)
6. Pembentukan senyawa nitrosamine dari amin alifatik sekunder
7. Pembentukan senyawa azi dari gugus hidrazida dan
8. Pemasukan gugus nitro yang jarang terjadi karena sulitnya nitrasi
dengan menggunakan asam nitrit dalam suasana asam.
Reaksi diazotasi telah digunakan secara umum untuk penetapan gugusan amino
aromatis dalam industri zat warna dan dapat dipakai untuk penetapan sulfanilamida
dan semua senyawa-senyawa yang mengandung gugus amino aromatisan metode
nitritimetri antara lain sulfamerazin, sulfadiazine, sulfanilamide.
Dengan syarat-syarat tertentu reaksi tersebut bersifat kuantitatif sehingga dapat
digunakan sebagai dasar penetapan kadar senyawa senyawa yang mengandung
gugus amina aromatik primer bebas atau yang dapat menghasilkan gugus tersebut.
d. Pada suhu kamar asam nitrit akan lebih cepat terurai sehingga reaksinya
tidak stiokiometri
Walaupun demikian ternyata titrasi pada suhu kamar memberikan hasil yang tidak
berbeda bila dibandingkan dengan suhu yang lebih rendah, asalkan titrasi dilakukan
perlahan-lahan. Selain dari pada itu, untuk mempercepat keadaan diazotasi sering
digunakan garam kalium bromida (KBr). Kalium bromida juga dapat berfungsi
sebagai stabilisator.
Keasaman
Titrasi ini berlangsung pada PH + 2, hal ini dibutuhkan untuk :
c. Mengubah NaNO2 menjadi HNO
d. Pembentukan garam diazonium
Kecepatan reaksi
Reaksi diazotasi berlangsung lambat sekali, sehingga agar reaksi sempurna
maka titrasi harus dilakukan perlahan-lahan dan dengan pengocokan yang
kuat. Frekuensi tetesan pada awal titrasi kira-kira 1 ml/menit, lalu
menjelang titik-titik akhir menjadi 2 tetes/menit.
Penentuan titik akhir titrasi dapat dilakukan secara :
3. Dengan Indikator Dalam (visual)
Kelebihan :
a.
cara kerja cepat dan praktis
b.
dapat dilakukan pada suhu kamar
Kekurangan :
a. Penggunaan terbatas hanya untuk beberapa zat saja, untuk beberapa zat
lainnya perubahannya tidak jelas.
b. Perubahan warna yang terjadi pada t.a.t berbeda beda untuk sampel
yang berbeda.
dimana
titran
dan
titrat
saling
Pemerian
: Serbuk amorf sangat halus, putih / putih kekuningan,
tidak berbau lambat laun menyerap karbondioksida dari udara.
Kelarutan
: Tidak larut dalam air dan dalam etanol larut dalam
asam encer.
2. Benzokain (FI IV hal 66)
Pembakuan sulfanilamid
H2N
SO -NH
2
2
HCl
HCl . H2N
SO -NH
2
2
sulfanilamid
HONO
SO -NH
2
2
[ O=N=NH2
SO -NH
2
2
[HO-N=NH
SO -NH
2
2
[NN
] + Cl-
] + Cl-
Garam diazonium.
Pemetaan kadar benzokain
C O CNs
C O C2H5
+ Hcl
H O
2
] + Cl-
NH3 + cl-
NH2
O
C O C2H5
C O CH2H5
C O H5
C O C2H5
+ HNO2
NH3 + cl-
NH2
N=O
cl-
NH2
N=N
HON
cl-
Indikator Luar
NaNO2 + HCl
KI + HCl
NaCl + HNO2
KCl + HI
O
O
OCCH2
CH2CO
N CH2CH2N
+
NaCl
OCCH2
CH2CO
O
Senyawa komplek ZnEDTA
Zn