Laporan Analisa Obat

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 18

Penetapan kadar asam borat + ZnSO4 dalam aqua

I. Tujuan : menetapkan kadar asam borat + ZnSO4.7 H2O


II. Metode : asam borat : acidi-alkalimetri, ZnSO4 : kompleksometri.
III.
Teori :

Acidi-alkalimetri prinsipnya yaitu terjadi reaksi penetralan antara asam dengan basa atau
sebaliknya dimana H+ dari asam akan bereaksi dengan ion OH- dari basanya membentuk
molekul air yang netral (pH = 7). Dalam konteks titrasi asam-basa dapat dikatakan bahwa
reaksi yang terjadi adalah reaksi penetralan antara zat pentiter ( titran) dan zat yang di titrasi
(titrat).
Titrasi Kompleksometri adalah suatu cara penetapan kadar dengan metode titrasi
berdasarkan pada pembentukan senyawa kompleks antara complexing angent dengan ion
logam sebagai atom pusat. Gugus yang terikat pada atom pusat disebut ligan. Banyaknya
ikatan yang dibentuk oleh atom logam pusat disebut bilangan koordinasi dari logam tersebut.
Tidak semua reaksi kompleks dapat digunakan untuk titrasi. Syarat-syarat yang harus
diperhatikan antara lain :

Kompleks yang terbentuk harus stabil.


Reaksi yang terjadi harus kuantitatif.
Tidak mempunyai reaksi samping.
Pembentukan kompleks tidak boleh terlalu lama, kompleks yang terbentuk tidak
boleh mengendap.

Reaksi pembentukan kompleks dapat dianggap sebagai suatu reaksi asam basa Lewis dengan
ligan bertindak sebagai basa, karena menyumbangkan sepasang elektronnya kepada kation
yang merupakan asamnya. Ikatan yang terbentuk antara atom logam pusat dengan ligan
seringkali bersifat kovalen, namun dalam beberapa kasus antaraksi tersebut berupa tarik
menarik Coulomb.
Ikatan kompleks yang terbentuk anatara ion dengan suatu komplesing agent juga dapat
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
Ikatan kompleks biasa.
Pada tipe ikatan ini, ion pusat berikatan dengan molekul yang hanya mempunyai satu
donor pasangan elektron sunyi
Ikatan kompleks chelat.

Merupakan ikatan yang berbentuk cincin. Ion pusat berikatan dengan molekul yang
mempunyai dua atau lebih donor pasangan elektron sunyi. Sebagai contoh adalah
ikatan ion logam dengan EDTA.
Macam-macam komplesxong yang dapat digunakan pada titrasi kompleksometri anatara lain:
Na dari asam nitrilo triasetat ( NTA), garam Na dari asam etlien diamin tetraasetat (EDTA),
dan garam Na dari asam -1,2-diamino-cyclohexana tetraasetat. Yang paling sering digunakan
sebagai komplekson adalah Na2EDTA atau garam Na dari asam etilen diamin tetraasetat :
Dapat bereaksi dengan hampir semua logam pada sistem periodik.
Stabilitas kompleks yang terbentuk paling besar jika dibandingkan dengan kompleks
lain.
MONOGRAFI
Asam borat (FI III hal 49)
BM : 61,83
Asam borat mengandung tidak kurang dari 59,5% H3BO3.
Pemerian : hablur putih atau sisik mengkilap tidak berwarna, kasar, tidak berbau, rasa agak
asam dan pahit kemudian pahit.
Kelarutan : larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air mendidih dalam 16 bagian etanol
(95%) p, dan dalam 5 bagian gliserol p.
ZnSO4 (FI IV hal 836)
BM :161,44
BM : 179,86 ( ZnSO4.H2O)
BM : 287,54 (ZnSO4.7H2O)
Zink sulfat mengadung satu atau tujuh molekul air anhidrat.
Zink sulfat monohidrat mengandung tidak kurang dari 89,9% dan tidak lebih dari 90,14%
ZnSO4 setara dengan tidak kurangdari 90% dan tidak lebih dari 100,5 ZnSO4.H2O.
Zink sulfat heptahidrat mengandung tidak kurang dari 55,6% tidak lebih dari 99% ZnSO 4
setara dengan tidak kurang dari 99% tidak lebih dari 108,7% ZnSO4.7H2O.

Pemerian : hablur transparan atau jarum-jarum kecil. Serbuk hablur atau butiran tidak
berwarna, tdak berbau.

IV.

Persamaan reaksi
Reaksi pembakuan :
Pembakuan ZnSO4 dengan Na2EDTA
ZnSO4 + 2 NH4Cl ZnCl2 + (NH4)2SO4
ZnCl2 + COONaCH2
COONa
NCH2CH2N
COOHCH2
COOH
Na2EDTA

O
O

OCCH2
CH2CO
N CH2CH2N
+
NaCl
OCCH2

CH2CO

O
Senyawa komplek ZnEDTA
Zn

Pemakuan asam oksalat dengan NaOH


O

C OH

C ONa

C OH

+2
NaOH

ONa

1 grol = 2 grek
ZnSO4 + 2NaOH Zn(OH)2 + Na2SO4

Penetapan kadar asam borat


H2C OH

OH
OH

OH

H C
2

OH

H C OH
2
gliserin

asam borat
H C O
2

B-OH
HC O

+ H2O

H2C OH
borogliserin
H C O
2

B-OH
HC O

+ NaOH

H2C OH
borogliserin

H C O
2

B-ONa
HC O

+ H2O

H2C OH
Na borogliserin

1 grol= 1 grek
V.

Alat dan bahan


Alat :

Bahan :
Buret
Klem buret
Gelas ukur
Labu ukur.
Pipet volume
Beaker glass

Sampel
NaOH
Na2EDTA
Larutan dapar
Indikator EBT
Indikator PP
Gliserol

VI.

Prosedur kerja

Pembuatan reagen

Na2EDTA 0,05 M : 18,16 g Na2EDTA dalam air ad 1 liter (Na2EDTA

dilebihkan 30%)
Indikator EBT : Larutkan 200mg EBT + 15 ml TEA + 5 ml alkohol 96 %

(EBT dalam NaCl = 1:100)


Buffer : Larutkan 7 g NH4Cl dalam 57 ml NH4OH, encerkan dengan air ad

100 ml.
Pembuatan NaOH 0,1 N (FI III hal 748)
Timbang 4 gr NaOH larutkan dalam 1000 ml aqua.
Pembuatan pp ( FI III hal 675)
Larutkan 200 mg pp pekat dalam 60 ml etanol (90%)p tambahkan aqua
bebas CO2 ad 100 ml.
Pembuatan bebas CO2 ( FI III hal 675)
Dalam erlemayer isi aquadest dipanaskan lalu ditutup dengan kaca
arloji panaskan sampai mendidih, biarkan sampai 10 menit kemudian
biarkan menjadi dingin, masukkan ke dalam botol semprot ujungnya
ditutup dengan karet. Pipet supaya tidak menyerap CO2 dari udara.
Pembakuan ZnSO4 dengan Na2EDTA:

Masukkan 100 mg ZnSO4.7H2O dalam 100 ml air ad larut


Tambahkan 3 ml buffer (PH 10), cek pH 10
Tambahkan 50 mg EBT indikator (EBT dalam NaCl = 1:100), aduk ad

homogen
Titrasi dengan larutan Na2EDTA 0,05 M hingga terjadi perubahan

warnadari violet menjadi biru muda


Lakukan triplo

BM ZnSO4.7H2O = 287,54
Penetapan kadar ZnSO4 dengan Na2EDTA:

Timbang 100 mg sample dalam 100 ml air ad larut


Tambahkan 3 ml buffer (PH 10), cek pH 10

Tambahkan 50 mg EBT indikator (EBT dalam NaCl = 1:100), aduk ad

homogen
Titrasi dengan larutan Na2EDTA 0,05 M hingga terjadi perubahan

warnadari violet menjadi biru muda


Lakukan triplo

Pembakuan asam oksalat dengan NaOH

Timbang seksama 50 mg asam oksalat larutkan dengan 10 ml aqua bebas CO2.


Tambahkan 2-3 tetes indikator pp.
Titrasi dengan NaOH hingga berwarna merah muda / pink.
Catat dan hitung volume NaOH.

Penetapan kadar asam borat

Timbang seksama 200mg


Larutkan dalam 30 ml air tambahkan 50 ml gliserol yang telah dinetralkan

terhadap pp.
Titrasi dengan NaOH 0,1 N menggunakan pp sampai berwarna merah muda

seulas.
1 ml NaOH 1 N 61,83 mg H3BO3

penetapan kadar vitamin B6 + INH dalam SL


I.
II.

Tujuan : menetapkan kadar vitamin B6 dan INH dalam SL


Metode : vitamin B6 : alkalimetri
INH : nitrimetri

III.

Teori
Acidi-alkalimetri prinsipnya yaitu terjadi reaksi penetralan

antara asam

dengan basa atau sebaliknya dimana H+ dari asam akan bereaksi dengan ion
OH- dari basanya membentuk molekul air yang netral (pH = 7). Dalam
konteks titrasi asam-basa dapat dikatakan bahwa reaksi yang terjadi adalah
reaksi penetralan antara zat pentiter ( titran) dan zat yang di titrasi (titrat).
Nitrimetri adalah titrasi dengan menggunakan larutan baku NaNO 2. Metoda
ini didasarkan atas reaksi antara amina aromatik primer dengan asam nitrit
dalam suasana asam, membentuk garam diazonium. Karena asam nitrit sendiri
tidak stabil (3HNO3 H2O + 2NO + HNO3), maka digunakan garamnya :
Natrium nitrit (NaNO2). Untuk membuat suasana asam umumnya digunakan
asam klorida. Reaksi diazotasi dapat dituliskan :
NaNO2 + HCl NaCl + HNO2
C6H2 NH2 + HNO2 + HCl C6H2 N2Cl + H2O
Guna HCl dalam penentuan kadar sulfat :
1. Untuk membuat suasana asam
2. Untuk melarutkan Sulfatnya
3. Untuk membentuk asam nitrit
Prinsip Titrasi nitrimetri adalah reaksi diazotasi, :
1. Pembrtukan garam diazonium dari gugus amin aromatic primer (amin
2.
3.
4.

aromatic sekuder dan gugus nitro aromatik)


Pembentukan senyawa nitrosamine dari amin alifatik sekunder
Pembentukan senyawa azi dari gugus hidrazida dan
Pemasukan gugus nitro yang jarang terjadi karena sulitnya nitrasi
dengan menggunakan asam nitrit dalam suasana asam.

Reaksi diazotasi telah digunakan secara umum untuk penetapan gugusan


amino aromatis dalam industri zat warna dan dapat dipakai untuk penetapan
sulfanilamida dan semua senyawa-senyawa yang mengandung gugus amino
aromatisan metode nitritimetri antara lain sulfamerazin, sulfadiazine,
sulfanilamide.
Dengan syarat-syarat tertentu reaksi tersebut bersifat kuantitatif sehingga
dapat digunakan sebagai dasar penetapan kadar senyawa senyawa yang
mengandung gugus amina aromatik primer bebas atau yang dapat
menghasilkan gugus tersebut. Persyaratan tersebut antara lain :
Suhu

Suhu harus rendah, secara teoritis suhu harus dibawah 15C. Sebab pada suhu
yang lebih tinggi maka :
a. Senyawa diazonium tidak setabil dan akan terhidrolisa menghasilkan fenol
dan gas nitrogen
b. Pada suhu kamar asam nitrit akan lebih cepat terurai sehingga reaksinya
tidak stiokiometri
Walaupun demikian ternyata titrasi pada suhu kamar memberikan hasil yang
tidak berbeda bila dibandingkan dengan suhu yang lebih rendah, asalkan titrasi
dilakukan perlahan-lahan. Selain dari pada itu, untuk mempercepat keadaan
diazotasi sering digunakan garam kalium bromida (KBr). Kalium bromida
juga dapat berfungsi sebagai stabilisator.
Keasaman
Titrasi ini berlangsung pada PH + 2, hal ini dibutuhkan untuk :
a. Mengubah NaNO2 menjadi HNO
b. Pembentukan garam diazonium
Kecepatan reaksi
Reaksi diazotasi berlangsung lambat sekali, sehingga agar reaksi sempurna
maka titrasi harus dilakukan perlahan-lahan dan dengan pengocokan yang
kuat. Frekuensi tetesan pada awal titrasi kira-kira 1 ml/menit, lalu
menjelang titik-titik akhir menjadi 2 tetes/menit.
Penentuan titik akhir titrasi dapat dilakukan secara :
1. Dengan Indikator Dalam (visual)
Kelebihan :
a.
cara kerja cepat dan praktis
b.
dapat dilakukan pada suhu kamar
Kekurangan :
a.
Penggunaan terbatas hanya untuk beberapa zat saja, untuk beberapa
zat lainnya perubahannya tidak jelas.
b.
Perubahan warna yang terjadi pada t.a.t berbeda beda untuk
sampel yang berbeda.
2. Dengan Indikator Luar
Kelebihan :
untuk beberapa zat lebih tepat dipakai karena perubahan warna lebih jelas
Kekurangan :
a.
cara kerja tidak praktis
b.
terlalu sering menotol menyebabkan adanya kemungkinan zat
terbuang
c.
titrasi harus dilakukan pada suhu dibawah 15C

d.

Harus diketahui jumlah volume titran yang dibutuhkan. Kalau tidak,

titrasi akan berlangsung sangat lama yang berarti makin banyak larutan
yang dititrasi yang hilang (karena digoreskan pada pasta kanji iodida untuk
mengetahui t.a.t.)
Monografi :
1. Vitamin B6 (FI III hal 541)

Nama Kimia : Piridoksol Hidroklorida


Rumus Molekul : C8H11NO3.
Berat Molekul: 205,64 HCl.
Pemerian:Serbuk hablur putih, stabil di udara, mudah teroksidasi.
Kelarutan:Sangat mudah larut dalam air,dalam etanol dan dalam
kloroform, praktis tidak larut dalam eter, dalam aseton dan dalam
etilasetat.

2. INH (FI IV hal 472)

BM 137,14
Isoniazida mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari
101,0% C6H7N3O, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih; tidak
berbau; rasa agak pahit; terurai perlahan-lahan oleh udara dan cahaya.
Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95%)
P; sukar larut dalam kloroform P dan eter P.

IV.

Alat dan bahan


Alat :

V.

Bahan

Buret + klem
Erlemayer
Beaker glass
Gelas ukur

Persamaan reaksi
Pembakuan asam oksalat
O

COH +NaOH

CONa

COH

CONa

As. Oksalat

Na. Oksalat

+ 2 H2O

1 grol = 2 grek

Sampel ( INH + Vitamin B6)


NaOH
NaNO3
Indikator Kanji
Brom timol blue
HCl
KBr

Pembakuan sulfanilamid
H2N

SO -NH
2
2

HCl

HCl . H2N

SO -NH
2
2

sulfanilamid

HONO

SO -NH
2
2

[ O=N=NH2
SO -NH
2
2
SO -NH
+
2
2

] + Cl] Cl-

[HO-N=NH
[NN
Garam diazonium.

Penetapan kadar vitamin B6

+
NaOH

H3C

NaCl
HO

CH2OH
CH2OH

Penetapan kadar INH

+ HOH

H O
2

] + Cl-

O=C N=N=O

O = CNHNH2

HONO

penetapan kadar ZnO + benzokain dalam vaselin

NITRIMETRI

Nitrimetri adalah titrasi dengan menggunakan larutan baku NaNO 2. Metoda ini
didasarkan atas reaksi antara amina aromatik primer dengan asam nitrit dalam suasana
asam, membentuk garam diazonium. Karena asam nitrit sendiri tidak stabil (3HNO 3
H2O + 2NO + HNO 3), maka digunakan garamnya : Natrium nitrit (NaNO 2). Untuk
membuat suasana asam umumnya digunakan asam klorida. Reaksi diazotasi dapat
dituliskan :
NaNO2 + HCl NaCl + HNO2
C6H2 NH2 + HNO2 + HCl C6H2 N2Cl + H2O
Guna HCl dalam penentuan kadar sulfat :
4. Untuk membuat suasana asam
5. Untuk melarutkan Sulfatnya
6. Untuk membentuk asam nitrit
Prinsip Titrasi nitrimetri adalah reaksi diazotasi, :
5. Pembrtukan garam diazonium dari gugus amin aromatic primer (amin
aromatic sekuder dan gugus nitro aromatik)
6. Pembentukan senyawa nitrosamine dari amin alifatik sekunder
7. Pembentukan senyawa azi dari gugus hidrazida dan
8. Pemasukan gugus nitro yang jarang terjadi karena sulitnya nitrasi
dengan menggunakan asam nitrit dalam suasana asam.
Reaksi diazotasi telah digunakan secara umum untuk penetapan gugusan amino
aromatis dalam industri zat warna dan dapat dipakai untuk penetapan sulfanilamida
dan semua senyawa-senyawa yang mengandung gugus amino aromatisan metode
nitritimetri antara lain sulfamerazin, sulfadiazine, sulfanilamide.
Dengan syarat-syarat tertentu reaksi tersebut bersifat kuantitatif sehingga dapat
digunakan sebagai dasar penetapan kadar senyawa senyawa yang mengandung
gugus amina aromatik primer bebas atau yang dapat menghasilkan gugus tersebut.

Persyaratan tersebut antara lain :


Suhu
Suhu harus rendah, secara teoritis suhu harus dibawah 15C. Sebab pada suhu yang
lebih tinggi maka :
c. Senyawa diazonium tidak setabil dan akan terhidrolisa menghasilkan fenol
dan gas nitrogen

d. Pada suhu kamar asam nitrit akan lebih cepat terurai sehingga reaksinya
tidak stiokiometri
Walaupun demikian ternyata titrasi pada suhu kamar memberikan hasil yang tidak
berbeda bila dibandingkan dengan suhu yang lebih rendah, asalkan titrasi dilakukan
perlahan-lahan. Selain dari pada itu, untuk mempercepat keadaan diazotasi sering
digunakan garam kalium bromida (KBr). Kalium bromida juga dapat berfungsi
sebagai stabilisator.
Keasaman
Titrasi ini berlangsung pada PH + 2, hal ini dibutuhkan untuk :
c. Mengubah NaNO2 menjadi HNO
d. Pembentukan garam diazonium
Kecepatan reaksi
Reaksi diazotasi berlangsung lambat sekali, sehingga agar reaksi sempurna
maka titrasi harus dilakukan perlahan-lahan dan dengan pengocokan yang
kuat. Frekuensi tetesan pada awal titrasi kira-kira 1 ml/menit, lalu
menjelang titik-titik akhir menjadi 2 tetes/menit.
Penentuan titik akhir titrasi dapat dilakukan secara :
3. Dengan Indikator Dalam (visual)
Kelebihan :
a.
cara kerja cepat dan praktis
b.
dapat dilakukan pada suhu kamar
Kekurangan :
a. Penggunaan terbatas hanya untuk beberapa zat saja, untuk beberapa zat
lainnya perubahannya tidak jelas.
b. Perubahan warna yang terjadi pada t.a.t berbeda beda untuk sampel
yang berbeda.

4. Dengan Indikator Luar


Kelebihan :
untuk beberapa zat lebih tepat dipakai karena perubahan warna lebih jelas
Kekurangan :
a. Cara kerja tidak praktis
b. Terlalu sering menotol menyebabkan adanya kemungkinan zat
terbuang
c. Titrasi harus dilakukan pada suhu dibawah 15C
d. Harus diketahui jumlah volume titran yang dibutuhkan. Kalau
tidak, titrasi akan berlangsung sangat lama yang berarti makin

banyak larutan yang dititrasi yang hilang (karena digoreskan pada


pasta kanji iodida untuk mengetahui t.a.t.)
KOMPLEKSOMETRI
Kompleksometri adalah suatu cara untuk penetapan kadar zat zat (kation) yang
dapat membentuk senyawa kompleks dengan suatu komplekson. Prinsipnya adalah
pembentukan senyawa kompleks antara ion logam dengan EDTA.
Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pembentukan senyawa kompleks
antara kation dengan zat pembentuk kompleks. Salah satu zat pembentuk kompleks
yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah garam dinatrium
etilendiamina tetraasetat (dinatrium EDTA).
Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana

titran

dan

titrat

saling

mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksireaksi pembentukan


kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga
banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas
tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi. Titrasi
kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ionion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan.
Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan
tinggi. Selain titrasi komplek biasa seperti di atas, dikenal pula kompleksometri yang
dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan EDTA.
Indikator dalam titrasi kompleksometri tidak berubah karena perubahan pH, tidak
juga karena daya oksidasi titrat berubah, akan tetapi karena perubahan pM (M adalah
khelat logam).
Syarat-syarat indikator logam, yaitu:
1. Reaksi warnanya harus sensitif, dengan kepekaan yang besar terhadap logam.
2. Perubahan warna pada titik ekivalen tajam
3. Perbedaan warna dari indikator bebas dengan indikator kompleks harus
mempunyai kestabilan yang efektif dimana pH titrasi tidak boleh tidak
teroksidasi dan tereduksi.
4. Kestabilan kompleks logam indikator harus cukup.
5. Ikatan senyawa logam EDTA harus lebih kuat dari pada logam-logam
indikator. Artinya ikatan logam logam Indikator logamnya harus dapat
direbut oleh EDTA.
MONOGRAFI
1. ZnO (FI IV hal 835)
Zink oksida yang baru dipijarkan mengandung tidak kurang dari
99,0% dan tidak lebih dari 100,5% ZnO
BM : 81,38

Pemerian
: Serbuk amorf sangat halus, putih / putih kekuningan,
tidak berbau lambat laun menyerap karbondioksida dari udara.
Kelarutan
: Tidak larut dalam air dan dalam etanol larut dalam
asam encer.
2. Benzokain (FI IV hal 66)

Benzokain yang telah dikeringkan diatas fosfor pentoksida p selama


3 jam mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari
101,0% C9H11No2.
Pemerian
: Hablur kecil atau serbuk hablur putih, tidak berbau,
stabil di udara,bersifat anestesi Lokal pada lidah.
Kelarutan
: Sangat sukar larut dalam air, mudah larut pada
etanol, dalam kloroform dan dalam eter, agak sukar larut dalam
minyak zaitun dan minyak amandel larut dalam asam encer.

Pembakuan sulfanilamid
H2N

SO -NH
2
2

HCl

HCl . H2N

SO -NH
2
2

sulfanilamid

HONO

SO -NH
2
2

[ O=N=NH2
SO -NH
2
2

[HO-N=NH

SO -NH
2
2

[NN

] + Cl-

] + Cl-

Garam diazonium.
Pemetaan kadar benzokain

C O CNs

C O C2H5
+ Hcl

H O
2

] + Cl-

NH3 + cl-

NH2
O

C O C2H5

C O CH2H5

C O H5

C O C2H5

+ HNO2
NH3 + cl-

NH2
N=O
cl-

NH2

N=N

HON
cl-

Indikator Luar
NaNO2 + HCl
KI + HCl

NaCl + HNO2

KCl + HI

2HI + 2HNO2 I2 + 2NO 2H2O


I2 + Amylum = Iod Amylum (Biru)
Reaksi pembakuan :
Pembakuan ZnSO4 dengan Na2EDTA
ZnSO4 + 2 NH4Cl ZnCl2 + (NH4)2SO4
ZnCl2 + COONaCH2
COONa
NCH2CH2N
COOHCH2
COOH
Na2EDTA

O
O

OCCH2
CH2CO
N CH2CH2N
+
NaCl
OCCH2

CH2CO

O
Senyawa komplek ZnEDTA
Zn

Anda mungkin juga menyukai