Anda di halaman 1dari 5

Fenomena Optik

Indra Wijaya
2416105027
1. Afterglow
Afterglow atau pijaran ekor adalah sebuah cahaya lengkungan tinggi yang
berwarna merah muda atau keputih-putihan, muncul di langit karena partikel
debu yang sangat halus tergantung di wilayah atmosfer tinggi. Suatu pijaran ekor
mungkin muncul di atas awan tertinggi pada saat senja, atau dipantulkan dari
padang salju di daerah pegunungan setelah matahari terbenam. Partikel
menghasilkan efek penyebaran pada sebagian komponen cahaya putih. Fenomena
afterglow dapat dilihat pada Gambar 1.
cahaya matahari
menyinari
pegunungan

dipantulkan oleh
salju

mengenai debu di
langit

Gambar 1 Fenomena afterglow

terjadi penyebaran oleh debu


dan menghasilkan afterglow

2. Aurora
Aurora adalah suatu fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala
pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara
medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang
dipancarkan oleh matahari (angin matahari).
Aurora merupakan cahaya yang tercipta di udara yang disebabkan oleh
atom-atom dan molekul yang bertumbukan dengan partikel yang bermuatan,
terutama elektron dan proton yang berasal dari matahari. Partikel-partikel itu
terlempar dari matahari dengan kecepatan lebih dari 500 mil/detik dan terhisap
oleh medan magnet bumi di sekitar kutub utara dan kutub selatan. Warna-warna
yang dihasilkan disebabkan oleh benturan partikel dan molekul atau atom yang

berbeda. Seperti misalnya, aurora warna hijau terbentuk oleh benturan partikel
elektron dengan molekul nitrogen. Aurora warna merah terjadi akibat benturan
antara partikel elektron dan atom oksigen. Bagian yang penting dari mekanisme
aurora adalah angin matahari. Angin matahari yaitu sebuah aliran partikel yang
keluar dari matahari. Angin matahari menggerakkan sebagian atau sejumlah besar
listrik di atmosfer (Sabuk Van Allen). Energi tersebut akan mempercepat partikel
ke atmosfer bagian atas, lalu akan bertabrakkan dengan berbagai gas. Sehingga
hasilnya adalah warna-warna yang bergerak di angkasa. Proses terjadinya aurora
ini menimbulkan cahaya yang berwarna, merupakan hasil dari partikel dan atom
berbeda yang mengalami benturan. Fenomena aurora dapat dilihat pada Gambar
2, sedangkan proses terjadinya aurora dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 2 Fenomena aurora


cahaya matahari
yang bermuatan

mengenai
atmosfer bumi

muatan matahari
bertabrakan
dengan muatan di
atmosfer
Gambar 3 Proses terjadinya aurora
muatan membentuk warna dan
terhisap medan magnet bumi

3. Halo
Halo adalah efek optik yang biasanya terlihat di tempat dingin seperti
Alaska, kutub utara atau di daerah di mana badai sedang besar atau cuaca buruk.
Halo disebabkan oleh partikel es tergantung di troposfer yang membiaskan cahaya
dengan spektrum warna sekitar bulan atau matahari.
Pada peristiwa halo, langit tampak lebih gelap dari luar. Lingkaran cahaya
yang berbentuk cincin berwarna putih atau pucat yang terbentuk di sekitar
matahari atau bulan. Dalam hal ini halo merupakan mekanisme fisik yang
berhubungan dengan proses refleksi dan refraksi dalam kristal es yang membentuk
awan cirrus puncak. Dalam hal ini lingkaran refleksi dan refraksi kristal es
memiliki diameter lingkaran yang membentuk halo yang terbentuk sedemikian
rupa dengan memiliki satu poin dengan satu arah menuju ke arah Matahari (atau
Bulan) dan yang lain ke arah suatu titik di dalam lingkaran cahaya, sudut antara
22. Fenomena halo dapat dilihat pada Gambar 4, sedangkan proses terjadinya
halo dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 4 Fenomena halo


cahaya

matahari

mengenai kristal es

cahaya dibiaskan
disekitar matahari

pembiasan kristal es
Gambar 5 Proses terjadinya halo

berbentuk lingkaran

4. Parhelion
Parhelion adalah sebuah fenomena ketika terlihat kumpulan cahaya
tambahan di kedua sisi matahari. Kadang, kumpulan cahaya ini bisa terlihat
seperti bola yang membuat kita berpikir kalau cahaya ini adalah matahari
tambahan.
Parhelion terjadi ketika cahaya matahari bersinar menembus kumpulan
lempeng es kristal hexagonal yang tersusun secara horizontal di langit yang
mengakibatkan cahaya itu dibelokkan dengan sudut minimum 22. Proses ini bisa
disamakan dengan proses terciptanya pelangi yang terbentuk karena cahaya
matahari yang menyinari tetesan air di angkasa. Fenomena parhelion dapat dilihat
pada Gambar 6, sedangkan proses terjadinya parhelion dapat dilihat pada Gambar
7.

Gambar 6 Fenomena parhelion

cahaya matahari

menembus lempeng
es heksagonal

cahaya matahari
dibelokkan dengan
sudut 22o

Gambar 7 Proses terjadinya parhelion

5. Pelangi
Pelangi adalah fenomena optik dan meteorologi berupa cahaya warnawarni paralel satu sama lain di langit atau media lainnya. Di langit, pelangi
tampak sebagai busur cahaya dengan ujungnya mengarah ke cakrawala pada saat
hujan ringan. Pelangi juga dapat dilihat di sekitar air terjun mengamuk. Pelangi
hanyalah busur lingkaran spektrum warna besar yang terjadi karena pembiasan
cahaya matahari oleh tetes air. Ketika sinar matahari melewati tetesan air, itu
membias seperti ketika menembus prisma kaca dan keluar ke spektrum warna
pelangi. Jadi dalam tetesan air, punya warna yang berbeda berturut-turut dari satu
sisi ke sisi lain dari tetesan air. Proses dasar terjadinya pelangi adalah pembiasan.
Dibelokkannya cahaya atau lebih tepatnya, perubahan arah ketika cahaya
melewati satu medium ke lainnya. Fenomena pelangi dapat dilihat pada Gambar
8, sedangkan untuk proses terjadinya pelangi dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 8 Fenomena pelangi


cahaya matahari

mengenai tetesan
air

air membiaskan
cahaya matahari

cahaya matahari
Gambar 9 Proses terjadinya pelangi

keluar menjadi
spektrum warna

Anda mungkin juga menyukai