Anda di halaman 1dari 13

Makalah Metode Kuantitatif

Pengendalian Persediaan

Kelompok 10 :
Muhammad Bagus Rahmad

(201410160311464)

Surya Pranoto

(201410160311479)

Rosita Dewi

(201410160311471)

Tamara Alifia W

(201410160311472)

Ighfar Andra Kanafani

(201410160311494)

Nur Marbawi

(201210160311504)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2016

Kata Pengantar
Puji syukur kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya kami dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok mata kuliah Metode Kuantitatif
yang berjudul Pengendalian Persediaan.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa banyak pihak yang telah
meluangkan waktu dan tenaganya untuk membantu, membimbing, dan memberi motivasi
kepada kami. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terimakasih
kepada Ibu Fika Fitriasari, SE., MM. selaku dosen mata kuliah Metode Kuantitatif dan
teman-teman kelas Manajemen IV I.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai referensi pemikiran bagi pihak-pihak
yang membutuhkan, terutama para teman mahasiswa dan terlebih lagi bagi penyusun
sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini, terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapakan kritik dan
saran yang konstruktif dari pembaca agar dapat menjadi perbaikan bagi kami untuk makalah
selanjutnya.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Malang, 28 Mei 2016


Hormat Kami

Penyusun

Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.1 Pengertian Persediaan (inventory)...................................................................................2
2.2 Fungsi Utama Pengendalian Persediaan...........................................................................2
2.3 Masalah dan Komponen Biaya Persediaan......................................................................2
2.4 Model-model Pengendalian Persediaan...........................................................................3
BAB III PENUTUP..................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................10

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persediaan merupakan aspek yang sangat penting dalam perusahaan. Untuk itu,
pengelolaan persediaan perlu diperhatikan dengan cara menerapkan sistem pengendalian
persediaan yang tepat sehingga usaha dapat berjalan dengan efektif. Ristono (2009:29)
menyatakan bahwa masalah persediaan merupakan masalah yang sangat penting bagi
suatu perusahaan karena biasanya lebih kurang 40% dari total asset perusahaan
diinvestasikan untuk masalah tersebut.
Apabila masalah persediaan tidak dikelola dengan baik maka akan mengakibatkan
kerugian bagi pihak perusahaan karena biaya yang tertanam dalam persediaan cukup
besar. Masalah utama yang dikaitkan dengan pengendalian persediaan adalah jumlah
bahan yang harus dipesan atau ditambahkan pada persediaan dan waktu yang dipakai
untuk penambahan
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengendalian persediaan?
2. Apa fungsi dari pengendalian persediaan?
3. Masalah dan komponen apa saja yang berhubungan dengan pengendalian persediaan?
4. Model penyelesaian apa saja yang digunakan dalam pengendalian persediaan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengendalian persediaan.
2. Untuk mengetahui apa saja fungsi dari pengendalian persediaan.
3. Untuk mempelajari masalah dan komponen yang berhubungan dengan pengendalian
persediaan.
4. Untuk mengetahui model atau metode yang digunakan dalam penyelesaian
permasalahan pengendalian persediaan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Persediaan (inventory)
Masalah pengendalian persediaan merupakan masalah yang penting dalam fungsi
manajerial. Hal ini disebabkan karena nilai persediaan seringkali merupakan porsi yang besar
dalam neraca. Persediaan dapat diartikan sebagai segala sesuatu atau sumber-sumber daya
organisasi yang disimpan dalam rangka mengantisipasi pemenuhan permintaan
Persediaan dapat meliputi bahan mentah, barang dalam proses barang jadi atau
produk akhir, bahan pembantu atau pelengkap serta komponen lain yang menjadi bagian dari
output suatu perusahaan.
Persediaan dapat juga diwujudkan dalam bentuk jenis persediaan yang lain seperti
uang, ruangan fisik (bangunan pabrik) peralatan dan tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan
permintaan.
2.2 Fungsi Utama Pengendalian Persediaan
Fungsi utama pengendalian perusahaan adalah untuk menyimpan dalam rangka
melayani kebutuhan perusahaan akan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi dan
jenis persediaan yang lain dari waktu ke waktu.
Fungsi tersebut akan ditentukan oleh :
1. Jangka waktu
Semakin lama jangka waktunya berarti kebutuhan persediaan semakin banyak.
2. Produksi atau jumlah yang dibeli melebihi dari yang dibutuhkan, maka sisanya
akan menjadi persediaan. Dan ini akan berfungsi menurunkan biaya produksi.
3. Bila permintaan bersifat musiman, sementara produksi bersifat konstan maka
persediaan akan berfluktuasi.
2.3 Masalah dan Komponen Biaya Persediaan
Masalah utama pengendalian persediaan adalah membantu meminimalkan biaya total
operasi perusahaan.
Dengan demikian terdapat dua keputusan penting yang harus diambil agar tujuan tersebut
dapat tercapai yaitu :
1. Berapa jumlah persediaan yang dipesan / diadakan setiap kali pemesanan (pemesanan
optimal)
2. Kapan pemesanan harus dilakukan
Sebagai konsekuensi dari masalah tersebut maka ada biaya-biaya yang harus ditanggung
perusahaan dalam mengelola persediaan. Komponen biaya pengendalian persediaan dapat
terdiri dari :
1. Biaya pemesanan dan pengadaan (Ordering & procurement cost) yang mencakup
biaya pengangkutan, biaya pengumpulan, pemilikan, penempatan dan penyusunan di
gudang sampai pada biaya-biaya manajerial yang berhubungan dengan pemesanan
sampai penempatan di gudang.

2. Biaya penyimpanan (Holding cost atau carrying cost ) yang terjadi karena perusahaan
menyimpan persediaan. Biaya-biaya ini sebagian besar merupakan biaya
penyimpanan secara fisik, disamping pajak, biaya asuransi dan lain-lain.
3. Biaya penyiapan (set up cost), terjadi bila barang tidak dipesan tetapi diproduksi
sendiri dalam pabrik di perusahaan.
4. Biaya kekurangan bahan atau kehabisan barang (shortage cost) yaitu biaya yang
terjadi akibat persediaan tidak mencukupi kebutuhan permintaan. Termasuk dalam
biaya ini adalah kehilangan pelanggan, penjualan, biaya pemesanan khusus dan lainlain.
5. Biaya pembelian (purchasing cost), yaitu biaya untuk membeli persediaan
2.4 Model-model Pengendalian Persediaan
1. Model Economic Order Quantity (EOQ)
2. Model EOQ dengan Quantity Discount
3. Model EOQ dengan Backorder
4. Model Fixed Production Rate
a. EOQ MODEL
EOQ model merupakan model yang paling sederhana. Metode ini dapat
digunakan baik untuk persediaan barang-barang yang dibeli maupun yang diproduksi
sendiri.
EOQ model digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang
optimal, yang meminimalkan biaya langsung penyimpanan persediaan dan biaya
pemesanan persediaan.
Grafik :

Cost
Total cost
Holding Cost

Ordering Cost
O

Q (persediaan)

Asumsi-asumsi yang digunakan pada model EOQ adalah :


1. Permintaan barang diketahui dan bersifat konstan
3

2.
3.
4.
5.
6.

Harga per unit barang adalah konstan


Barang yang dipesan dan disimpan hanya satu macam
Biaya penyimpanan dan pemesanan konstan
Lead time (jangka waktu pemesanan dengan barang diterima) adalah konstan
Tidak ada back order

Persediaan

Q*

Tingkat penggunaan

R(Reorder point) = d L

satu siklus

Waktu

Penurunan Rumus :

Notasi-notasi yang digunakan :


k

= ordering cost per pesanan

= jumlah barang yang dibutuhkan dalam 1 periode

= procurement cost per unit barang yang dipesan

= holding cost per satuan nilai persediaan

= waktu antara satu pemesanan dengan lainnya

Rumus-rumus pada EOQ Model :

1. Jumlah pemesanan optimal

2. Total Biaya persediaan

: TC

=(

Derivasi Rumus :
Jumlah pemesanan optimal adalah jumlah pemesanan yang meminimumkan biaya
total persediaan. Termasuk dalam biaya total persediaan meliputi total biaya
pemesanan (ordering cost) dan total biaya penyimpanan (holding cost). Jumlah
pemesanan yang optimal dapat diperoleh melalui :
1. Menyamakan total ordering cost dengan total holding cost
2. Melakukan turunan pertama dari fungsi total cost terhadap persediaan (Q)
b. EOQ Model dengan Backorder
Model ini digunakan bila barang-barang yang dipasok terlambat datang ketika
ada pesanan., sehingga ada biaya backorder. Asumsi=asumsi yang digunakan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Permintaan diketahui dan bersifat konstan


Pelanggan mau menerima pesanan yang menyusul (backorder)
Ada waktu (t1) dimana ada surplus persediaan (I)
Ada waktu (t2) dimana ada kekurangan persediaan ( Q I )
Setiap siklus memerlukan waktu yang sama (tc)
Biaya backorder per unit per tahun konstan ( B , Rp / unit / tahun)
Backorder dan persediaan dipenuhi secara bersamaan.

Persediaan

t2
Q

(Q-I)

Waktu (t)

(Satu siklus)

Maka Rumus-rumus untuk Q optimal adalah :

1. Pemesanan Optimal

2. Surplus Persediaan tahunan

3. Biaya Total

: TC

=(

Dimana :

= Total holding cost

= Total ordering cost

= Total Shortage Cost

- p

= Biaya backorder

- QS

= Jumlah yang dipesan kembali

Dengan meminimalkan TC terhadap Q dan S ( dTC / dQ dan dTC / dI) maka akan
diperoleh jumlah pemesanan optimal ( Q*) dan surplus persediaan tahunan (S).

c. Model FIXED PRODUCTION RATE


Model-model yang dibicarakan terlebih dahulu dibentuk berdasarkan asumsi
bahwa barang yang dipesan untuk digunakan atau dijual kepada pelanggan segera
tersedia. Anggapan lain jika asumsi tersebut tidak digunakaan adalah adanya lead time
yang constant, sehingga ketadatangan barang digudang dapat diperkirakan dengan
pasti.
Pada bagian ini pembicaraan dialihkan kepada masalah lain yang dihadapi
oleh produsen yang melayani permintaan baik dengan persediaan maupun dengan
kegiatan produksinya yang terus menerus.
Dalam hal ini asumsi yang digunakan adalah bahwa tingkat produksi adalah
konstan sebesar B unit per tahun. Tingkat permintaan juga konstan, A unit per tahun.
Asumsi lain adalah bahwa back order tidak di ijin kan dan tinggakat produksi per
tahun lebih besar daripada tingkat permintaan atau kebutuhan per tahun.
6

Setiap siklus persediaan terdiri dari dua tahap yaitu tahap produksi atau tahap
persediaan. Tahap produksi, digambarkan sebagai segitiga siku-siku sebelah kiri dari
siklus persediaan. Meskipun jumlah yang diprodusir sebesar Q unit, tetapi sebagian
barang yang diprodusir tersebut langsung diserahkan kepada pelanggan, tidak
disimpan sebagai persediaan. Sehingga persediaan maksimum adalah:
Persediaan maksimum = Q

unit.

Pada titik tersebut pelayanan permintaan langsung dengan produksi, berhenti.


Layanan permintaan dengan persediaan dimulai pada tingkat (B-A) unit. Setiap tahap
produksi berlangsung selama T1. Pada tahap kedua permintaan dipenuhi dengan
persediaan, sampai persediaan habis dimakan waktu T2 :

Dengan kata lain :

Sehingga ;
Annual set-up cost =
K= biaya tetap untuk melaksanakan satu production-run yang dikenal sebagai set-up
cost.
Dalam model ini jumlah produksi yang menimbulkan set-up dan holding cost
minimum disebut sebagai economic production quantity (EPQ) yang dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :

=
Sehingga setiap production run (

) lamanya :
7

Dan production run berikutnya akan dimulai setiap :

Dengan Total Cost :

TC =
d. Model Quantity Discount
Model-model sebelumnya tidak memperhatikan kemungkinan bahwa
potongan kauntitas atau harga per unit lebih rendah mungkin diberikan bila
perusahaan membeli dalam kuantitas persediaan yang lebih besar. Ada beberapa
algorithma umum yang dapat digunakan bila ada quantity discount. Dua algorithma
yang berbeda akan diuraikan berikut ini :

Biaya Total
Karena harga bervariasi dengan jumlah yang dipesan fungsi total biaya paling
sedikit harus mencakup tiga macam biaya: holding, ordering, dan purchase cost. Bila
P sama dengan biaya pembelian, maka fungsi biaya total sekarang adalah :

TC =
Hubungan antara harga (P) dan kuantitas (Q) biasanya diberikan dalam suatu
tabel atau schedule. Konsekuensinya, biasanya tidak ada fungsi matematis sederhana
yang dapat menggambarkan hubungan antara P dan Q. Oleh karena itu, sering
diperlukan pencarian yang sistematis untuk menentukan kuantitas pesanan yang
paling baik.
Quality Discount dengan Holding Cost merupakan Persentase dari Harga
Dalam situasi ini supplier memberikan pengurangan harga kepada para langganan
pada kuantitas yang berbeda beda dan holdig cost langganan per unit dinyatakan
dalam presentase dari harga.
Sebagai contoh presentase holding cost per unit (h) adalah 22% dari harga. Prosedur
untuk menemukan EOQ dalam kasus ini adalah:
1.
Hitung EOQ pada harga terendah. Bila EOQ feasible (yaitu, mungkin pada
harga itu), ii berarti merupakan kuantitas pesanan yang optimal. Perhitungan lebih
lanjut tidak diperlukan.
8

2.
Bila EOQ tidak feasible (yaitu, tidak mungkin pada harga itu) hitung biaya
total pada kuantitas terendah yang feasible pada harga itu.
3.
Kemudian hitung EOQ untuk harga terendah berikutnya (kedua). Bila EOQ
feasible hitung biaya totalnya. Kuantitas optimal adalah salah satu dari kuantitas yang
telah dihitung yang mempunyai biaya total terendah. Bila langkah kedua dan EOQ
yang feasible diketemukan atau perhitungan selanjutnya tidak dimungkinkan.
Quantity Discount dengan Holding Costs tertentu
Bila holding cost per unit bukan dinyatakan dalam presentase dari harga pembelian
tetapi bervariasi sesuai keentuan, pencarian kuantitas pesanan yang optimal
memerlukan perhitungan seluruh biaya biaya minimum feasible. Prosedur yang
digunakan sebagai berikut:
1. Hitung biaya total untuk setiap harga dan holding cost pada EOQ yang feasible.
2. Bila EOQ tidak feasible hitung biaya total pada kuantitas terendah yang feasible.
3. Kuantitas pesanan yang optimal adalah EOQ yang menghasilkan total biaya
minimum.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode pengendalian persediaan digunakan oleh perusahaan guna mengendalikan
permasalahan dalam persediaan oleh sebuah perusahaan. Oleh karna itu perusahaan
menggunakan metode EOQ, Back Order, Fixed Production Rate, metode Quantity Discount
serta model persediaan Stochastic. Agar pendapatan atau laba yang diperoleh oleh perusahaan
secara maksimal dengan meminimkan perediaan yang ada. Sehingga, segala permasalahan
yang dialami oleh perusahaan dalam persediaan dapat teratasi.

10

Anda mungkin juga menyukai