Melayu
2.1.1
Pengertian Melayu
Melayu adalah suku atau etnis yang bermukim di pesisir yang berbentuk
sebuah kerajaan dan dipimpin oleh seorang Raja. Istilah Melayu ditafsirkan oleh
UNESCO pada tahun 1972 sebagai suatu suku bangsa Melayu yang mendiami
Semenanjung Malaysia, Thailand, Indonesia, Filipina, dan Madagaskar. (Harun
Aminurrrashid, 1966: 4-5).
Istilah Melayu dipakai untuk merujuk kepada nama bangsa atau bahasa adalah
suatu hal yang baru dalam sejarah. Pada awalnya istilah melayu hanya dipakai untuk
merujuk kepada keturunan raja-raja Melayu dari Sumatera atau Malaka. Tetapi sejak
abad ke-17 istilah melayu mulai dipakai untuk merujuk kepada suatu bangsa.
Penggunaan
pertama
kali
sekitar
100-150
Sriwijaya (abad 6-7 masehi). Secara etimologis, istilah "Melayu" berasal dari
perkataan Sanskrit "Malaya" yang berarti "bukit" atau tanah tinggi adalah sebuah
kelompok etnis dari orang-orang austronesia terutama yang menghuni Semenanjung
Malaya, Sumatera bagian Timur, bagian Selatan Thailand, pantai Selatan Burma, pulau
Singapura, Borneopesisir termasukl Brunei, Kalimantan Barat, dan Sarawak dan
Sabah Pesisir, dan pulau-pulau kecil yang terletak antara lokasi ini yang secara
kolektif dikenal sebagai Alam Melayu. Lokasi ini sewkarang merupakan bagian
negara modern Malaysia, Indonesia, Singapura, Brunei, Burma dan Thailand.
Melayu adalah rumpun bangsa yang besar yang telah lama mendiami bumi ini,
bangsa Melayu berasal dari Bani Jawi (Arab), yang merupakan keturunan Nabi
Ibrahim a.s dari istrinya yang bernama Qanturah/Qatura/keturah. Bani Jawi ini telah
berhijrah/berpindah dari tanah Kanaan ke Timur melalui jalan darat dan laut.Hijrah
yang melalui jalan laut di ketuai oleh Raja Mus dan mendarat di Palembang.
Sedangkan jalan darat perpindahan melalui Tibet. bahkan menurut buku buku
berjudul Intan Istana Khalifah karangan Ibnu Yusof yang terbit tahun 1987. juga
Bangsa Melayu pernah menduduki Tibet dan telah menamakan gunung yang tertinggi
di dunia dengan nama Himalaya yang dalam bahasa sansakerta berarti Gunung
Melayu.Tanah Melayu dulu oleh orang Arab disebut Tanah Jawi, keturunan rumpun
Melayu tersebar luas di dunia ini dan di bagi lagi kedalam beberapa suku dan Ras.
Kerajaan Melayu yang paling terkenal dalam sejarah dunia sebelum kedatangan Islam
adalah kerajaan Sriwijaya yang mencapai masa keemasan apada abad ke-tujuh da kedelapan
Masehi
dan
runtuh
pada
tahun
1377
Masehi.
(wikipedia.org/wiki/melayu.2015).
2.1.2 Unsur-unsur Budaya Melayu
a. Agama
Islam adalah kepercayaan setiap warga masyarakat Melayu, karena Melayu
sendiri pun berlandaskan Islam. Untuk itu saya akan menjelaskan bagaimana proses
masuknya agama Islam ke dalam peradaban Melayu.
mulai
berkembang
pada
India,
Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni musafir Budha Pahien. Pada
abad ke-4 di Jawa Barat terdapat kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha, yaitu
kerajaan Tarauma Negara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke16 (Luckman Sinar 1986).
Pada masa ini pula muncul dua kerajaan besar, yakni
Sriwijaya dan
Majapahit. Pada masa abab ke-7 hingga abab ke- 14. Kerajaan Budha Sriwijaya
berkembang pesat di Sumatera. Hal ini disdeskripsikan oleh seorang
penjelajah
Jawa Tengah, dan Kamboja (Lukman Sinar 1986:65). Di abad ke-14 juga menjadi
saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, yaitu Patih Majapahit antara
tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada, berhasil memperoleh kekuasaan atas
wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh
Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum
dan pembentukan kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam Wiracarita
Ramayana. (sejarah dari Ramayana). Masuknya ajaran Islam pada sekitar abad ke12,
Samudra Pasai di
mengakhiri
kejayaan
Sriwijaya
dan
Majapahit,
secara
sekaligus
dakwah Islam dimulai pada abad ke-2 Hijriah, yaitu para pedagang Islam melakukan
perdagangan dengan Sailan atau Srilangka. Pendapat yang sama juga dikemukakan
oleh Burger dan Prajudi (2004). Mansur menambahkan Van Leur dalam bukunya
Indonesian Trade and Society (2003), menyatakan bahwa pada 674 di pantai
Barat Sumatera telah terdapat perkampungan (koloni) Arab Islam.
Perkampungan perdagangan ini mulai dibicarakan lagi pada 618 dan 626.
Tahun-tahun berikutnya perkembangan perdagangan ini mulai mempraktikkan ajaran
agama Islam. Hal ini mempengaruhi pula perkampungan Arab yang terdapat di
sepanjang jalan perdagangan di Asia Tenggara. Mansur juga mengkritik keras adanya
upaya sebagian sejarawan yang menyatakan bahwa Islam baru masuk ke Indonesia
setelah runtuhnya kerajaan Hindu Majapahit (1478) dan ditandai berdirinya kerajaan
Demak.
Pada umumnya keruntuhan Kerajaan Hindu Majapahit sering didongengkan
akibat serangan dari Kerajaan Islam Demak. Padahal realitas sejarahnya yang benar
adalah
dari Kerajaan Hindu Kediri pada tahun 1478M. Al-Attas mengatakan sarjana Barat
melangsungkan penilitian ilmiah terhadap sejarah dan kebudayaan
Melayu-Indonesia
telah
lama
menyebarkan
Kepulauan
Islam selalu memberikan keterangan dan memiliki sifat asasi insan itu ialah akal,
dan unsur hakikat inilah yang menjadi perhubungan antara dia dan hakikat
semesta. sebagaimana kegelapan lenyap dipancari sinar surya yang membuat
setiap umat Islam selalu mencari kebenaran berdasarkan akal. Demikian juga
kedatangan Islam di Kepulauan Melayu di Indonesia yang
membawa rasionalisme
dan pengetahuan akhlak serta menegaskan suatu sistem masyarakat yang terdiri
dari
Al-Attas juga
menunjukkan bukti bahwa dari tangan ulama-ulama Islam lahirlah budaya sastra,
tulisan, falsafah, buku, dan lain-lain, yang tidak dibawa oleh peradaban sebelumnya.
Islam memang tidak meninggalkan kebudayaan patung (candi) sebagaimana
kebudayaan pra-Islam (wikipedia).
Di sisi lain, ada juga disebut dengan ras proto-Melayu pedalaman, yaitu
orang Batak Toba, Karo, Simalungun, Pakpak-Dairi, yang memiliki kepercayaan,
bahasa, dan adat istiadat sendiri. Memang pada dasarnya orang luar mengenal
sebagian orang Asia itu adalah orang Pada umumnya keruntuhan Kerajaan Hindu
Majapahit sering didongengkan akibat serangan dari Kerajaan Islam Demak. Padahal
realitas sejarahnya yang benar adalah
serangan raja Girindrawardhana dari Kerajaan Hindu Kediri pada tahun 1478M. AlAttas mengatakan sarjana Barat
sejarah
dan
menyebarkan
kebudayaan
Kepulauan
Melayu-Indonesia
telah
lama
Islam selalu memberikan keterangan dan memiliki sifat asasi insan itu ialah akal,
dan unsur hakikat inilah yang menjadi perhubungan antara dia dan hakikat
semesta. sebagaimana kegelapan lenyap dipancari sinar surya yang membuat
setiap umat Islam selalu mencari kebenaran berdasarkan akal. Demikian juga
kedatangan Islam di Kepulauan Melayu di Indonesia yang
membawa rasionalisme
dan pengetahuan akhlak serta menegaskan suatu sistem masyarakat yang terdiri
dari
Al-Attas juga
menunjukkan bukti bahwa dari tangan ulama-ulama Islam lahirlah budaya sastra,
tulisan, falsafah, buku, dan lain-lain, yang tidak dibawa oleh peradaban sebelumnya.
Islam memang tidak meninggalkan kebudayaan patung (candi) sebagaimana
kebudayaan pra-Islam (wikipedia).
Di sisi lain, ada juga disebut dengan ras proto-Melayu pedalaman, yaitu
orang Batak Toba, Karo, Simalungun, Pakpak-Dairi, yang memiliki kepercayaan,
bahasa, dan adat istiadat sendiri. Memang pada dasarnya orang luar mengenal
sebagian orang Asia itu adalah orang Melayu,
Thailand, Filipina, dan lain sebagainya. Tetapi pada kenyataanya sebagian besar
mereka tidak menyatakan mereka sebagi orang Melayu, karena mereka memilki
agama, bahasa
Melayu. Seperti contoh penulis. Saya beragama Kristen Protestan, saya berasal dari
suku Batak Toba, saya menggunakan bahasa Batak, dan saya juga melakukan istiadat
suku saya sendiri. Namun demikian, jika orang luar menyatakan saya sebagai orang
Melayu, saya pasti akan menjawab, saya juga orang Melayu, karena saya juga
menggunakan bahasa Melayu yaitu bahasa Indonesia yang pada dasarnya bahasa
Inonesia adalah bahasa Melayu. Begitu juga dengan objek penelitian saya, Nur
Ainun adalah suku asli Melayu yang beradat istiadat Melayu, berbahasa Melayu,
dan juga beragama Islam.
b. Bahasa
Bahasa Melayu menjadi bahasa nasional dan bahasa pengantar di semua
lembaga publik di sebagian Asia, seperti
(kemana), siapo (siapa). Di Langkat dan Deli masih menggunakan huruf vocal e
seperti contoh, kemane (kemana), siape (siapa). Dari sini kita bisa melihat meskipun
akar kebudayaan etnik Melayu itu satu rumpun, namun ada juga
perbedaan-
itu,
mengamalkan ajaran Islam untuk terus mencari ilmu, yang sangat berharga yang
tidak bisa hilang sampai mati. Demikian juga falsafah hidup Melayu yang diamalkan
dan dijadikan pedoman hidup oleh Nur Ainun.
Pada masa dilakukannya penelitian ini, mata pencaharian dari Nur Ainun
adalah bertani. Biarpun dia membayar orang untuk mengurus padi-padinya, tetapi
beliau mengatakan bertani adalah mata pencaharianya. Selain sebagai petani ia juga
menerima tawaran sebagai penyanyi di berbagai peristiwa budaya. Menyanyi ini
menurut beliau adalah sebagai kerja sambilan di samping kerja pokoknya bertani.
Selain itu, karena keahlian beliau mengaji Al-Quran, maka ia dipercayakan oleh
masyarakat Islam di sekitar kediaman beliau untuk mengajar mengaji anak- anak
generasi muda. Bagi beliau mengajar mengaji ini, bukan semata untuk mendapatkan
upah namum lebih mengarah kepada ibadah.
d. Pendidikan
Sebelum penjajahan Belanda, orang Melayu umumnya mendapat pendidikan
agama. Semasa penjajahan, peluang pendidikan ala Eropa terbatas untuk orang
Melayu di pedesaan, dan terpusat di daerah perkotaan, Pendidikan gaya Eropa
sendiri hanya dikembangkan setelah Indonesia merdeka.
Orang Melayu mengalami sebuah perkembangan yang pesat dalam dunia
pendidikan. Karena yang seperti kita ketahui, orang Melayu sangat menjujung tinggi
yang namanya pendidikan ataupun ilmu. Inilah yang menyebabkan mereka bisa maju
kedepan untuk lebih baik, karena mereka juga ingin dihormati bukan dilencehkan.
Dalam pendidikan Nur Ainun sendiri kurang begitu baik, dikarenakan tidak
menyelesaikan sekolahnya dengan baik. Tetapi Nur Ainun juga bisa dikatakan
manusia yang pintar dengan masuknya beliau di sekolah yang cukup populer, karena
disekolah tersebut adalah sekolah para bangsawan dan juga Sultan. Sehingga Nur
Ainun pun pernah satu sekolah dengan anak sultan Deli.
e. Teknologi
Etnik Melayu pada dasarnya ingin terus berusaha menguasai teknologi, yang
di antaranya bisa kita lihat dari pemakaian alat musik keyborad yang mereka
gunakan dalam memainkan lagu-lagu Melayu. Sama halnya dengan teknologiteknologi lainnya seperti alat komunikasi yang dikenal dengan handphone yang
lazim digunakan semua masyarakat di Indonesia, termasuk suku Melayu.
Kemudian ada lampu sebagai alat penerang dirumah, kebanyakan mereka
tidak menggunakan lampu teplok yang digunakan pada zaman dulu untuk menerangi
lampunya, kemudian
ada
komputer
sebagai
alat
mempermudah
dalam
menyimpan data, dan terkadang sebagai masyrakatnya memakai laptop yang lebih
cangih lagi dari komputer, dan biasanya ini dipergunakan pada saat masyarakat
Melayu bersekolah kejenjang yang lebih tinggi atau mahasiswa.
Kendaraan
juga sebagai teknologi yang sudah ada pada masyarakat
Melayu. Untuk mempermudah perjalan seperti sepeda motor, yang dulunya
mereka menggunakan
sekarang mereka sudah beralih ke sepeda motor atau yang dikenal dengan kereta,
bahkan ada juga yang menggunakan mobil sebagai alat transportasi yang
mempermudah perjalanan serta memilki fasilitas yang cukup baik dari segi tempat
duduknya.
Televisi juga sudah dimilki oleh masyarakat Melayu untuk mengetahui
berita-berita dari luar daerah dan dapat mengetahui keadaan negara. Radio juga
menjadi salah satu yang sudah ada dimilki oleh masyarakat Melayu untuk
mendengarkan lagu-lagu Melayu bahkan ada radio yang sudah memilki kaset
sehingga mereka tinggal memasukan kasetnya saja dan didengarkan.
Jika musisi Melayu sudah dari dulu diperkenalkan alat rekam, untuk
merekam suara si penyanyi yang dulunya menggunakan piringan hitam, tapi
mereka sudah lama menggunakan alat-alat electronik, micropon sebagai penguat
suara si penyanyi serta soud sytem sebagai alat pengatur suara untuk memperkuat
suara. kemudian alat pembuat video (audio visual), dan lain sebagainya.
f.
Kesenian
Kesenian
yaitu sebuah
penciptanya
Sedangkan
proses enlkulturasi budaya, baik dalam bentuk formal maupun informal. Musik
itu sendiri memilki bentuk yang khas, baik dari sudut strukutal maupun genrenya
dalam kebudayaan.
Demikian juga
Melayu
yang
kebudayaan
masyarakat
mantera
(jampi) yang tujuannya menjauhkan bencana, mengusir hantu atau setan. Musik
tradisi Melayu berkembang secara improvisasi berdasarkan transmisi.
2.2
Indonesia
Sumatera Utara
Pesisir Timur
2.3
10
2.4
sebagai berikut:
1.
2.
3.
1612-1673 : Raja Kahar bin Panglima Dewa Sakdi, anak raja sebelumnya.
4.
1673-1750 : Bendahara Raja Badiuzzaman bin Raja Kahar, anak raja sebelumnya.
5.
6.
1818-1840 : Raja Ahmad bin Raja Indra Bungsu, keponakan raja sebelumnya.
7.
8.
1893-1927 : Tuanku Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rakhmat Shah bin Sultan Haji
Musa, anak raja sebelumnya.
9.
1927-1948 : Tuanku Sultan Mahmud Abdul Jalil Rakhmat Shah bin Sultan Abdul
Aziz, anak raja sebelumnya.
10. 1948-1990 : Tengku Atha'ar bin Sultan Mahmud Abdul Jalil Rahmad Shah, anak
raja sebelumnya, sebagai pemimpin keluarga kerajaan.
11. 1990-1999 : Tengku Mustafa Kamal Pasha bin Sultan Mahmud Abdul Jalil
Rahmad Shah, saudara raja sebelumnya.
12. 1999-2001 : Tengku Dr Herman Shah bin Tengku Kamil, cucu Sultan Abdul Aziz
Abdul Jalil Rahmad Shah.
13. 2001-2003 : Tuanku Sultan Iskandar Hilali Abdul Jalil Rahmad Shah al-Haj bin
Tengku Murad Aziz, cucu Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmad Shah, gelar
Sultan dipakai kembali.
14. 2003 : Tuanku Sultan Azwar Abdul Jalil Rahmad Shah al-Haj bin Tengku
Maimun, cucu Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmad Shah.
2.4.2
monarki-monarki Melayu di Sumatera Timur. Pada tahun 1568, di wilayah yang kini
disebut Hamparan Perak, salah seorang petinggi Kerajaan Aru dari Tanah Karo yang
bernama Dewa Shahdan berhasil menyelamatkan diri dari serangan Kesultanan Aceh
11
dan mendirikan sebuah kerajaan. Kerajaan inilah yang menjadi cikal-bakal Kesultanan
Langkat modern (http://id.wikipedia, 2015).
Nama Langkat berasal dari nama sebuah pohon yang menyerupai pohon
langsat. Pohon langkat memiliki buah yang lebih besar dari buah langsat namun lebih
kecil dari buah duku. Rasanya pahit dan kelat. Pohon ini dahulu banyak dijumpai di
tepian Sungai Langkat, yakni di hilir Sungai Batang Serangan yang mengaliri kota
Tanjung Pura. Hanya saja, pohon itu kini sudah punah (wikipedia, 2015).
Pengganti Dewa Shahdan, Dewa Sakti tewas dalam penyerangan yang kembali
dilakukan oleh Kesultanan Aceh pada tahun 1612. Dimasa kepemimpinan Raja
Kejuruan Hitam (1750-1818), serangan terhadap Langkat berasal dari Kerajaan
Belanda. Langkat sebelumnya merupakan bawahan Kesultanan Aceh sampai awal
abad ke-19. Pada saat itu Raja-Raja Langkat meminta perlindungan Kesultanan Siak
(wikipedia, 2015).
2.4.3
langsat. Pohon langkat memiliki buah yang lebih besar dari buah langsat namun lebih
kecil dari buah duku. Rasanya pahit dan kelat. Pohon ini dahulu banyak dijumpai di
tepian Sungai Langkat, yakni di hilir Sungai Batang Serangan yang mengaliri kota
Tanjung Pura. Hanya saja, pohon itu kini sudah punah (tembakaudeli, 2015)
Dimasa kerajaan langkat, para keturunan pembesar aru yang masih berada di
Besitang, Aru I, kembali membangun reruntuhan kerajaan yang sudah luluh lantak.
Kawasan besitang kemudian menjadi kejuruan yang berada dalam lingkup kerajaan
langkat. Kejuruan ini memiliki kawasan sampai ke salahaji, desa di Kecamatan
Pemang Jaya kini (Kabupaten Langkat). Sedangkan kerajaan langkat sendiri
meluaskan sampai Tamiang kini (Aceh), dan Seruai, Deli serdang kini (tembakaudeli,
2015)
Tahun 1580, Dewa Syahdan wafat, Kesultanan Langkat kemudian dipimpin
oleh anaknya, Panglima Dewa Sakdi (Indra Sakti) 1580-1612. Tahun 1612, Dewa
Sakdi yang bergelar Kejuruan Hitam ini dikabarkan hilang (tewas) dalam penyerangan
yang kembali dilakukan oleh Kerajaan Aceh. Dewa Sakti digantikan oleh anaknya
Sultan Abdullah yang lebih dikenal dengan nama Marhum Guri. Sultan Abdullah yang
banyak disebut dalam literatur kemudian wafat dan dimakamkan di Buluh Cina
Hamparan Perak dengan gelar Marhum Guri. Selanjutnya, tahta Kerajaan Langkat
jatuh pada anak Sultan Abdullah, yakni Raja Kahar (1673-1750). Di zaman Raja
12
13
Tahun 1870, Raja Ahmad tewas karena diracun. Dan anaknya, Tuanku Sultan Haji
Musa al-Khalid al-Mahadiah Muazzam Shah (Tengku Ngah), naik menjadi Sultan
Langkat. Di masa Tengku Musa inilah kerajaan Langkat banyak mendapat tekanan
(tembakaudeli, 2015).
Tindakan Sultan Musa melahirkan protes dari anak-anaknya yang
lain, terutama Tengku Hamzah, sempat terjadi upaya kudeta, namun tak berhasil.
Tengku Hamzah lalu memisahkan diri dari Istana Kerajaan Langkat, Darul Aman
dan membangun istananya sendiri di Kota Pati. Karena posisinya yang berada di
tanjung atau persimpangan maka Tengku Hamzah juga dikenal sebagai Pangeran
Tanjung. Dan tak jauh dari istana ada sebuah pura atau pintu gerbang tempat para anak
raja mandi disungai. Alhasil, nama kawasan itu kemudian disebut Tanjung Pura.
Tengku Hamzah kemudian memiliki seorang putra Tengku Pangeran Adil
(tembakaudeli, 2015).
19 Juli 1893, Tengku Mahmud anak Tuanku Aziz Abdul Djalil dan istrinya
Tengku Alautiah binti Raja Muda Tengku Sulaiman, Tengku Mahasuri, adik dari
Tengku Sulaiman Ibni al-Marhum Sultan Panglima Mangedar Otteman, Raja Muda
Deli lahir di Kota Dalam (tembakaudeli, 2015).
Tahun 1896, Tengku Musa memberikan tahtanya pada Tuanku Sultan Abdul
Aziz Abdul Djalil Rakhmat Shah menjadi Sultan Langkat, meski belum dilantik
karena alasan usia yang terlalu muda (tembakaudeli, 2015).
Tahun 1899, Masjid Azizi berdiri diatas tanah seluas 18.000 meter persegi.
Masjid Azizi dibangun atas anjuran Syekh Abdul Wahab Babussalam pada masa
pemerintahan Sultan Musa al-Muazzamsyah. Mulai dibangun pada tahun 1320 H
(1899M) atau setidaknya 149 tahun sejak Langkat resmi berdiri sebagai Kesultanan,
namun Sultan Musa wafat sebelum pembangunan masjid selesai dilaksanakan.
Pembangunan diteruskan oleh putranya yang bergelar Sultan Abdul Djalil Rachmat
Syah (1897-1927) (tembakaudeli, 2015).
14
Tahun 1927, Tuanku Sultan Abdul Aziz Abdul Djalil Rakhmat Shah mangkat, tahta
Kerajaan Langkat kemudian turun kepada anaknya, Tengku Mahmud yang bergelar
Sultan Mahmud Abdul Aziz Abdul Djalil Rahmadsyah sebagai Sultan Langkat di
istana Darul Aman, Tanjung Pura (tembakaudeli, 2015).
Karena sering terjadi banjir di Istana Darul Aman seperti tahun 1921,
Tengku Mahmud pun memindahkan pusat Kerajaan ke Binjai dan mendirikan
istana baru disana.
15
2.4.4
2.4.5
Gambar 3.8: peta kawasan kota melayu di tanjung pura / kesultanan langkat
Sumber: dokumentasi pribadi 2015
16
2.4.6
a.
Istana
Gambar 3.9: peta lokasi istana, keadaan istana dahulu dan sekarang
Sumber: dokumentasi pribadi 2015
b.
Pengadilan (Kerapatan)
17
c.
Masjid
Klenteng
Gambar 3.11: peta lokasi masjid, keadaan masjid dahulu dan sekarang
Sumber: dokumentasi pribadi 2015
d.
Madrasah
Madrasah
18
e.
Perdagangan (Pasar)
Kerapatan
f.
Klenteng
Pasar
19
2.5
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.5.2
20
2.5.3
lampu-lampu jalan dan jalan raya sampai ke Kampung Baru (tembakaudeli, 2015).
21
memindahkan pusat kerajaan dari Padang Datar (sebutan Kota Medan waktu itu), ke
Kampung Alai (sebutan untuk Labuhan Deli). Pemindahan itu dilakukan setelah
Tuanku Panglima Paderap Muhammad Fadli (Raja Deli III) memecah daerah
kekuasaannya menjadi empat bagian untuk 4 putranya (tembakaudeli, 2015).
Masa pemerintahan Tuanku Panglima Pasutan dengan Istana Kerajaan Melayu
di Labuhan Deli berlangsung pada 1728-1761, yang kemudian diteruskan putranya
Tuanku Panglima Gandar Wahid (1761-1805) dan Sultan Amaluddin Perkasa Alam
(1805-1850). Lalu Sultan Osman Perkasa Alam (1850-1858), Sultan Mahmud Perkasa
Alam (1858-1873), dan Sultan Mamum Al Rasyid Perkasa Alam (1873-1924). Pada
Sultan Maamum Al Rasyid Perkasa Alam itulah Istana Kerajaan dipindah ke daerah
Padang Datar (Istana Maimoon) (tembakaudeli, 2015).
Lokasi istana Sultan berada tidak jauh dari Pekan dan Labuhan. Tentang
bangunan Istana Sultan, Veth menuliskannya sebagai berikut: bahwa bangunan
istana Sultan yang berbentuk rumah panggung dan terbuat dari papan ini sangat
luas. Istana ini berdiri di atas tiang yang tingginya hampir 4 meter di atas tanah,
Ruang depan istana ini tidak memiliki tiang di tengahnya ditutupi ileh bubungan atap
yang tinggi sehingga menggambarkan ruang yang lebar dan nyaman dengan dinding
yang diberi jeruji. Ruang ini dapat menampung ratusan orang yang datang pada
upacara-upacara tertentu di Istana Sultan. Antara ruang depan dan ruang belakang
dihubungkan oleh koridor beratap yang memanjang (tembakaudeli, 2015).
22
2.5.4
2.5.5
23
2.5.6
a.
Istana
Gambar 3.20: peta lokasi istana, keadaan istana dahulu dan sekarang
Sumber: dokumentasi pribadi 2015
b.
Masjid
24
c.
Madrasah
d.
Perdagangan (Pasar)
Madrasah
Madrasah
25
e.
Klenteng
26
2.6
sebagai berikut:
1.
(1723-1782) Tuanku Umar Johan Pahlawan Alam Syah Bin Tuanku Panglima
Paderap (Kejuruan Junjungan), Raja Serdang;
2.
(1782-1822) Tuanku Ainan Johan Pahlawan Alam Syah Ibni Al-Marhum Tuanku
Umar (Al-Marhum Kacpuri), Raja Serdang;
3.
(1822-1851) Sultan Thaf Sinar Basyar Syah Ibni Al-Marhum Tunaku Ainan Johan
Pahlawan Alam Shah (Al-Marhum Besar), Sultan Dan Yang Di-Pertuan Besar
Serdang;
4.
(1851-1879) Sultan Basyaruddin Syaiful Alam Syah Ibni Al-Marhum Sultan Thaf
Sinar Bashar Syah (Al-Marhum Kota Batu), Sultan Dan Yang Di-Pertuan Besar
Serdang;
5.
(1879-1946) Sultan Sulaiman Syariful Alam Syah Ibni Al-Marhum Sultan Bashar
Un-Din (Al-Marhum Perbaungan), Sultan Dan Yang Di-Pertuan Besar Serdang;
6.
(1946-1960) Tuanku Rajih Anwar Ibni Al-Marhum Sultan Sulaiman Sharif UlAlam Shah, Tengku Putra Mahkota, Kepala Rumah Tangga Istana Serdang;
7.
(1960-2011) Sri Sultan Tuanku Abu Nawar Sharifullah Alam Shah Al-Haj Ibni AlMarhum Sultan Sulaiman Sharif Ul-Alam Shah, Sultan Dan Kepala Rumah
Tangga Istana Serdang;
8.
(2001-2011) Sri Sultan Tuanku Lukman Sinar Bashar Shah Ii Ibni Al-Marhum
Sultan Sulaiman Sharif Ul-Alam Shah, Sultan Dan Kepala Rumah Tangga Istana
Serdang;
9.
(2011) Sri Sultan Tunaku Achmad Thalaa Sharif Ul-Alam Shah, Sultan Dan
Kepala Rumah Tangga Istana Serdang.
2.6.2
Kesultanan
2015).
Menurut riwayat, seorang Laksamana dari sultan Iskandar Muda Aceh
bernama Sri Paduka Gocah Pahlawan, bergelar Laksamana Khoja Bintan, menikah
dengan adik Raja Urung (negei) Sunggal, sebuah daerah Suku Karo yang sudah
memeluk agama Islam. Kemudian, oleh 4 Raja-Raja Urung Suku Karo yang sudah
27
Islam tersebut, Laksamana ini diangkat menjadi raja di Deli pada tahun 1630. Dengan
peristiwa itu, Kerajaan Deli resmi berdiri, dan Laksamana menjadi Raja Deli pertama.
Dalam proses penobatan Raja Deli tersebut, Raja Urung Sunggal bertugas selaku Ulun
Jandi, yaitu mengucapkan taat setia dari Orang-Orang Besar dan rakyat kepada rakyat.
Kemudian, terbentuk pula Lembaga Datuk Berempat, dan Raja Urung Sunggal
merupakan salah seorang anggota Lembaga Datuk Berempat tersebut (wikipedia,
2015).
Dalam perkembangannya, Tuanku Panglima Pedarap memiliki 4 anak yaitu:
Tuanku Jalaludin Gelar Kejuruan Metar (berasal dari turunan bangsawan Mabar,
Percut dan Tj.Mulia), Tuanku Panglima Pasutan (berasal dari turunan bangsawan Deli
dan Bedagai), Kejuruan Santun (berasal dari turunan bangsawan Denai dan Serbajadi),
dan Tunaku Umar Johan Alamsyah Gelar Junjungan (berasal dari turunan bangsawan
serdang dan Sei Tuan (Basarshah II) (melayuonline, 2015).
Pada tahun 1723 terjadi kemelut ketika Tuanku Panglima Paderap, Raja Deli
mangkat.
Kemelut
itu
terjadi
karena
Tuanku
Jalaludin
yang
seharusnya
menggantikannya memiliki cacat, sehingga tidak bisa menjadi raja. Putera ke-2,
Tuanku Panglima Pasutan yang sangat berambisi menjadi raja kemudian mengambil
alih tahta dan mengusir adiknya, Tuanku Umar bersama ibundanya Permaisuri Tuanku
Puan Sampali kewilayah Serdang (wikipedia, 2015).
Menurut
adat
Melayu,
sebenarnya
Tuanku
Umar
yang
seharusnya
2.6.3
28
Gambar 3. 25: istana bogok sultan serdang, rantau panjang, pantai labu 1728-1896-an
sumber: tembakaudeli, 2015
Tahun 1894, karena sering dilanda banjir Istana Rantau Panjang, maka Sultan
Sulaiman ingin meindahkannya. Controleur Belanda di Rantau Panjang mengajak
Sultan untuk membangun ibukota bersama di Lubuk Pakam. Sultan dengan tegas
menolak ajakan itu. Sultan lebih memilih Perbaungan sebagai ibukota baru Kesultanan
Serdang. Penolakan Sultan Sulaiman ini menjadi hal yang kurang menguntungkan
bagi colonial karena letaknya Perbaungan yang jauh dari Lubuk Pakam membuat
pengawasan terhadap sultan menjadi lebih sulit (tembakaudeli, 2015).
Tahun 1896, akhirnya Sultan Sulaiman memindahkan kekuasannya ke
Simpang Tiga, Perbaungan. Dibangunlah Istana Darul Arif, Kota Galuh dengan
megahnya (tembakaudeli, 2015).
Tahun 1903, Sultan Sulaiman membangun sebuah masjid yang dikenal sebagai
Masjid Raya Sulaimaniyah. Masjid ini didirikan seiring dengan dipindahkannya
ibukota Kesultanan Serdang dari Rantau Panjang ke Istana Kota Galuh, Perbaungan.
Nama masjid ini sendiri dinisbatkan kepada Sultan Sulaiman, yang membangunnya.
29
Sultan Sulaiman juga membangun masjid dengan nama yang sama dengan masjid
Sulaimaniyah di Pantai Cermin (tembakaudeli, 2015).
Sultan
Sulaiman
Syariful
Alamsyah
yang
masih
hidup
(tembakaudeli,2015).
2.6.4
30
2.6.5
2.6.6
a.
Istana
Gambar 3.30: peta lokasi istana, keadaan istana dahulu dan sekarang
Sumber: dokumentasi pribadi 2015
31
b.
Masjid
c.
Madrasah
32
d.
Perdagangan (Pasar)
e.
Klenteng
33