Anda di halaman 1dari 21

BAB 6

LINGKUNGAN EKONOMI AKUNTANSI


Tujuan pelaporan keuangan, menurut FASB, berasal sebagian besar
dari kebutuhan mereka yang menjadi sasaran informasi, yang selanjutnya sangat
tergantung pada sifat kegiatan ekonomi serta keputusan yang melibatkan para
pemakai itu. Oleh karena itu, pemahaman atas lingkungan ekonomi, hukum,
politik, dan social penting dalam penetapan standar. Alasan kedua mengapa
pemahaman atas lingkungan akuntansi ini begitu penting bagi akuntan adalah
bahwa lingkunganlah yang member akuntan harga harga yang digunakan
untuk mengukur aktiva dan ekuitas yang tercantum dalam neraca.
Para periset telah memeriksa lingkungan akuntansi dari beberapa sudut
yang berbeda. Mereka mempertimbangkan sifat system ekonomi serta mencatat
pemakai pemakai potensial akuntansi dalam system itu, dengan menanyakan
siapa yang menggunakan akuntansi, mengapa, dan apa preferensi mereka.
A. PEREKONOMIAN SWASTA
Karakteristik perekonomian sebagai perekonomian swasta dan
kapitalis membuat FASB menyatakan bahwa fungsi pelaporan keuangan
adalah menyediakan informasi yang berguna bagi mereka yang membuat
keputusan ekonomi tentang badan usaha dan tentang investasi dalam atau
pinjaman kepada badan badan usaha. Daftar mereka yang berpotensi
membuat keputusan ekonomi ini mencakup pemilik, pemberi pinjaman,
pemasok, pegawai, dan manajemen. Masing masingnya dianggap telah
melakukan investasi dalam badan usaha dan oleh karenanya, mempunyai
kepentingan dalam hasil investasi itu: pemasok mengharapkan pembayaran,
serta pegawai dan manajemen mengharapkan gaji dan upah. Perusahaan
harus menghasilkan cukup kas untuk memberikan imbalan (return) yang
diinginkan atas hasil investasi yang dilakukan kelompok kelompok ini.
Asumsi bahwa pemakai mempunyai kepentingan yang sama telah
mengundang kritik implicit dari beberapa sumber. Professor Standford,
William Beaver misalnya, mentabulasi berbagai pemakai informasi
akuntansi, memecahnya menjadi lima kelompok utama sebagai berikut:

Unsur unsur dalam lingkungan pelaporan keuangan


I.

II.

III.

IV.
V.

Investor
a) Terdiversifikasi vs. Tidak Terdiverifikasi
b) Aktif vs. Pasif
c) Professional vs. Nonprofessional.
Perantara Informasi
a) Analisis Keuangan
b) Badan Penentu Peringkat Organisasi
c) Badan Penentu Peringkat Saham
d) Pemberi Jasa Penasihat Investasi
e) Perusahaan Pialang
Regulator
a) FASB
b) SEC
c) Kongres
Manajemen
a) Perusahaan Besar vs. Kecil
b) Perusahaan Terbuka vs. Tertutup
Auditor
a) Kantor Nasional vs. Lokal
b) SEC Practice vs. Non SEC Practice

1. Pemegang Saham versus Pemegang Pernyataan


Para kritikus FASB berpendapat bahwa penekanan FASB pada pemilik
tidak sepenuhnya menghargai kompleksitas perekonomian modern. Mereka
menunjukan fakta fakta berikut:
1. Dana dana pension serta perantara keuangan besar lainnya memiliki
sebagian besar saham perusahaan perusahaan public sehingga
kepemilikan individual semakin jarang

2. Leveraged buyout (LBO) telah memperbesar bagian kewajiban dalam


neraca sampai ke titik di mana para kreditor mungkin dapat
melaksanakan lebih banyak kendali daripada pemegang saham.
3. Badan badan pemerintah mengendalikan sebagian

besar

perekonomian dalam kebanyakan Negara.


Mereka yang menganut pandangan yang lebih luas cenderung
berpendapat bahwa semua organisasi, bukan hanya perusahaan public,
mempunyai kewajiban untuk melapor bukan saja kepada para
pemegang saham tetapi kepada siapapun yang mempunyai penyertaan
(stake) dalam perusahaan yaitu para pemegang penyertaan
(stakeholder).
Pandangan ini jelas controversial. Yang penting disini bukanlah
masalah menentukan sikap tetapi hanya menekankan pandangan kita
tentang

bagaimana

perekonomian

berjalan

memang

akan

mempengaruhi pandangan kita tentang sifat informasi yang tepat yang


harus mengalir dari badan usaha kepada para unsur unsurnya.
2. Pasar Sekuritas
Para periset akuntansi khususnya tertarik pada pasar modal karena
pengamatan atas reaksi-reaksi pasar terhadap informasi akuntansi merupakan
cara untuk menguji teori teori akuntansi yang sebelumnya tidak ada. Salah
satu dilemma dalam penekanan pada kegunaan informasi bagi pemakai
individual adalah sulitnya menguji hipotesis hipotesis secara empiris.
Pengujian pasar tampaknya menawarkan jalan keluar untuk masalah ini
dengan memungkinkan periset memusatkan perhatian pada dampak para
investor sebagai satu kesatuan pasar.
Secara lebih umum, pendekatan terhadap teori yang didasarkan pada
pasar mengajukan dua tujuan untuk akuntansi. Pertama, informasi memang
perlu untuk memungkinkan alokasi sumber daya yang optimal diantara para
produsen. Suatu alokasi yang optimal akan terjadi bila para produsen dapat
memperoleh dana modal yang diperlukan untuk mencapai produk nasional
bruto yang maksimum dengan jumlah sumber daya tertentu.
Kedua, informasi diperlukan agar memungkinkan investor memiliki
portofolio sekuritas yang optimal menurut preferensi resiko imbalan (risk

return preference) investor tersebut di dalam kerangka harga harga sekuritas


yang ada di pasar. Dengan kata lain, informasi itu perlu untuk menetapkan
harga harga sekuritas yang mencerminkan hubungan resiko dan imbalan.
3. Efisiensi Pasar
Dalam bentuk teoritisnya, syarat syarat yang harus ada dalam pasar
yang efisien adalah:
1. Tidak ada biaya transaksi dalam memperdagangkan sekuritas.
2. Semua informasi yang ada sama tersedianya bagi semua pedagang
tanpa biaya.
3. Semua pedagang mempunyai harapan yang homogeny mengenai
implikasi informasi yang tersedia
Suatu pasar dapat dikatakan efisiensi sehubungan dengan informasi
tertentu, jika tidak mungkin mendapatkan laba abnormal dengan melakukan
jual beli berdasarkan informasi itu. Untuk membalik temuan pasar yang
efisien ini tidaklah cukup dengan menunjukan kasus kasus di mana
diperoleh laba yang berlebihan, karena definisi ini bersifat statistic, yaitu
definisi ini hanya berlaku secara rata rata.
Definisi efisiensi pasar menurut Fama, walaupun secara intuitif menarik
dalam beberapa hal, juga penuh dengan permasalahan. Bagaimana kita dapat
mengatakan informasi sepenuhnya tercermin dalam harga suatu sekuritas jika
kita mengatakan laba abnormal tidak dapat diperoleh, maka ia harus
mendefinisikan laba abnormal.
Para periset menghadapi dua sumber kesulitan lainnya dalam
menyelidiki efisiensi pasar. Pertama, hampir semua pengujian mengandalkan
model model penetapan harga yang teoritis untuk membedakan yang normal
dari yang abnormal. Oleh karena itu, pengujian pengujian itu merupakan
pengujian gabungan atas efisiensi pasar dan model tersebut. Karena model
model itu sendiri masih dalam pengembangan, hasil hasil efisiensi pasar
harus diperlakukan sebagai hasil tentative. Kedua, tidak ada harga yang
sebenarnya yang dapat dipakai untuk menguji divergensi. Harga harga
sekuritas hanya merupakan refleksi sentimentalitas masyarakat tentang masa
depan, berdasarkan informasi yang tersedia. Jika sentimentalitas atau

informasi, harga juga harus berubah. Jika sentimentalitas berubah mendadak,


demikian pula harga.
4. EMH Bentuk Lemah
EMH bentuk lemah menyatakan bahwa harga harga sekuritas
sepenuhnya mencerminkan informasi yang disiratkan oleh urutan harga
historis. Penelitian penelitian sebelumnya atas apa yang dikenal sebagai
random walk theory menemukan bahwa perubahan atas harga sekuritas
bersifat acak sehubungan dengan informasi yang tersedia sebelum perubahan.
Berarti, keuntungan yang berlebihan tidak dapat diperoleh hanya dengan
mengetahui harga sekuritas di masa lalu.
Pentingnya bentuk EMH ini bagi akuntansi adalah bahwa bentuk ini
menyiratkan bahwa informasi baru segera tertangkap dalam harga harga
sekuritas. Jika informasi baru itu tercermin dalam harga secara bertahap, satu
perubahan harga akan menjadi indikasi mengenai besar dan arah perubahan
harga berikutnya. Perubahan perubahan harga akan independen hanya jika
pasar serta merta menyesuaikan diri terhadap informasi baru; dan itulah
yang terbukti terjadi.
5. EMH Bentuk Kuat
EMH bentuk kuat menyatakan bahwa semua informasi yang relevan
yang tersedia tercermin dalam harga-harga sekuritas. Berarti harga-harga
sekuritas sepenuhnya mencerminkan informasi istemewa (orang dalam) dan
juga semua informasi yang tersedia bagi publik.
Menurut dasar a priori, informasi orang dalam dapat tercakup harga-harga
sekuritas paling sedikit dengan dua cara:

Untuk mendapatkan informasi orang dalam dalam melakukan jual beli

berdasarkan informasi tambahan permintaan sekuritas saja akan menaikan


harga samapi informasi itu diketahui umum atau tidak lagi relevan

Cara kedua informasi orang dalam dapat mempengaruhi harga-harga

sekuritas sebenarnya berkaitan dengan yang pertama. Jika mengetahui


menambah volume jual beli dalam sekuritas itu tersebut, partisipan-partisipan
lain dala pasar mengkonsumsi bahwa ada informasi positif atau negatif yang
tersedia

6. EMH Bentuk Semikuat


EMH Bentuk Semikuat menyatakan bahwa harga-harga sekuritas
mencerminkan semuainformasi yang tersedia bagi public. Ini mencakup
informasi mengenai harga-harga sekuritas sekarang dan sebelumnya, tetapi
tidak termasuk informasi orang dalam.Didefinisikan dengan cara lain, pasar
efisiensemikuat jika harga sekuritas berperilaku seakan-akan semua orang
sudah mengetahui informasi yang tersedia bagi publik.
7. Beberapa Implikasi bagi Akuntansi

Adanya Sumber-sumber Lain

Salah satu alasan mengapa pasar efisien semikuat adalah bahwa akuntansi
hanyalah salah satu sumber (dan mungkin bukan sumber utama) informasi
yang tersedia bagi publik mengenai perusahaann-perusahaan serta sekuritas
mereka.

Para Investor Terlindungi

Efisiensi pasar dalam bentuk semikuat tidak menyiratkan bahwa semua


investor akan memahami dan segera memperhitungkan semua informasi baru

Pasar Sebenarnya Canggih

Implikasi lain hipotesis pasar efisien bentuk semikuat adalah bahwa pasar
tidak dapat ditipu dengan muslihat atau permainan akuntansi.

8. Beberapa Kesalahpahaman
Beberapa kesalahpahaman muncul seputar sifat dan implikasi efisiensi pasar.
1.

Istilah itu tidak boleh dikacaukan dengan portofolio yang efisien, efisiensi
produktif, atau alokasi sumber daya yang efisien.

2.

Dengan mengamati reaksi-reaksi pasar terhadap prosedur akuntansi


alternatif, dapat ditaksir prosedur mana yang lebih disukai seseorang jika
dibandingkan dengan prosedur lainnya.

3.

Perlu ditekankan bahwa efisiensi pasar tidak menyiratkan adanya


kewaskitaan dipihak pasar. Yang disiratkannya adalah bahwa pasar
mencerminkan dugaan-dugaan terbaik dari semu partisipannya
berdasarkan pengetahuan yang ada pada saat tertentu.

9. Biaya Historis
Efisiensi pasar oleh sebagian orang dianggap tidak realistis dan bahkan
hanya merupakan kajian akademisnya. Konsep Harga Perolehan menyatakan
bahwa aktiva harus dimasukkan kedalam pembukuan dangan harga perolehan
aktiva itu. Biasanya konsep ini dijelaskan sebagai berikut:
biaya historis dianggap mewakili pengukuran harga yang objektif dalam
transaksi yang wajar. harga yang ditanggung untuk memperoleh suatu
aktiva oleh karenanya dapat diasumsikan mewakili nilai pasar aktiva itu pada
saat perolehannya.
B. MENILAI SEKURITAS
Hipotesis pasar efisien menjelaskan pengaruh informasi yang relevan
pada harga-harga sekuritas. Akan tetapi, untuk menguji efisiensi pasar atau
relevansi informasi, diperlukan suatu model teoritis untuk menjelaskan
factor-faktor atau parameter apa yang menentukan sekuritas dalam keadaan
ekuilibrium. Salah satu model yang telah dikembangkan adalah Capital
Asset Pricing model (CAPM). Sebelum menguraikan model tersebut, perlu
dilihat dahulu teori portofolio yang menjadi dasar model tersebut.
1. Teori portofolio
Teori portofolio didasarkan pada dua asumsi dasar mengenai keputusan
investasi dalam ketidakpastian:
1) Investor menghindari resiko (risk averse) dan lebih menyukai
imbalan yang lebih besar untuk tingkat resiko tertentu atau resiko
yang lebih rendah untuk tingkat imbalan tertentu.

2) Imbalan sekuritas mempunyai distribusi normal.


Imbalan portofolio adalah angka rata-rata dari imbalan setiap
sekuritas; tetapi variansi (ukuran resiko) portofolio itu tidaklah sama
dengan angka rata-rata variansi setiap sekuritas.
Mungkin akan diperlihatkan bahwa portofolio akan mencapai
maksismum bila terdapat korelasi yang sempurna antara sekuritas-sekuritas

di dalam portofolio itu. Semakin korelasi anatara sekuritas-sekuritas itu


turun dibawah satu, semakin kecil variansi portofolio. Tetapi memilih
sekuritas yang korelasinya tidak sempurna satu sama lain adalah apa yang
dilakukan orang bila melakukan diversifikasi.
Oleh karena itu, melalui diversifikasi seorang investor individual dapat
memperoleh tingkat resiko (portofolio) yang lebih rendah untuk imbalan
yang sama. Karena diversifikasi dengan mudah tersedia bagi semua investor,
pasar tidak akan membayar harga tertentu untuk resiko yang ditanggung
oleh investor yang tidak melakukan diversifikasi.
Pasar sebagai satu kesatuan dapat dipandang sebagai sebuah portofolio
sekuritas-sekuritas yang diperluas sampai mencakup semua sekuritas, yang
diberi bobot menurut nilai setiap sekuritas yang ditentukan dalam keadaan
ekuilibrium. Hal ini dikenal sebagai portofolio pasar. Jika semua investor
dapat meminjam dan memberi pinjaman dengan tingkat bunga yang bebas
risiko, mereka dapat meniru semua bauran risiko dan imbalan yang
mungkin, dengan hanya memiliki suatu kombinasi yang sesuai antara utang
bebas risiko dan portofolio pasar.
2. Model pasar
Banyak faktor yang mempengaruhi imbalan dan resiko sekuritas
tertentu. Profesor keuangan dari Stanford, William F. Sharpe, berdasarkan
pekerjaan mentor beliau Harry Markowitz, menyarankan agar faktor-faktor
ini dibagi menjadi dua kategori: faktor-faktor yang khusus bagiperusahaan
dan yang dikaitkan dengan pasar. Kategori kedua ini disebut resiko
sistematik; yang pertama disebut resiko spesifik atau nonsistematik. Secara
formal, persamaan untuk imbalan sekuritas ini dapat ditulis sebagai:
Tingkat imbalan atas aktiva i untuk periode t = tingkat imbalan atas
seluruh sekuritas dalam pasar untuk periode t + gangguan acak dalam
proses tersebut untuk periode t
Persamaan ini dikenal sebagai model pasar (market model) atau persamaan
karakteristik (characteristic equation). Asumsi utama dalam model pasar ini
adalah bahwa variasi-variasi dalam masing-masing sekuritas sebagian besar
disebabkan oleh faktor yang melanda seluruh pasar. Hal ini memungkinkan
kita mengganti satu faktor individual dengan satu faktor pasar.

3. Model menetapkan harga aktiva modal (CAPM)


CAPM menunjukan bahwa imbalan yang diharapkan untuk sekuritas
tertentu sama besar dengan imbalan atas suatu aktiva bebas risiko ditambah
risiko relatif ( disebut sebagai beta) sekuritas tersebut dikalikan dengan
selisih lebih antara hasil imbalan yang diharapkan dari portofolio pasar dan
hasil imbalan atas aktiva bebas risiko. Hal ini dinyatakan dalam persamaan:

Dimana: E(Rt) =
Rm

imbalan yang diharapkan atas sekuritas i


= imbalan atas sekuritas bebas risiko

E(Rm) = imbalan yang diharapkan atas portofolio pasar


Rf

= risiko relatif sekuritas i

Sedangkan beta diukur sebagai rasio antara kovariansi imbalan sekuritas


dengan imbalan portofolio pasar, terhadap variansi mereka.
4. Beberapa Implikasi CAPM
Salah satu kesulitan dengan penafsiran implikasi CAPM afalah bahwa
konsep risiko dan imbalan bersifat ex ante atau harapan dan risiko dikaitkan
dengan ketidakpastian pengembalian masa depan. Akan tetapi, sebagian besar
pengukuran pengembalian rata-rata dan beta bersifat ex post, dalam banyak
kasus dihitung dari suatu periode 60 bulan sebelumnya.
Salah satu keuntungan utama model penetapan harga aktiva modal dan
hipotesis pasar efisien dan teori portofolio pendukungnya adalah bahwa model
ini dapat diuji secara empiris. Akan tetapi, asumsi dan teknik-teknik statistik
yang digunakan membatasi validitas pengujian dan kesimpulan yang dapat
dicapai. Selain itu, riset tentang pengaruh akuntansi pada pasar modal hanya
dapat memberikan jawaban parsial atas pertanyaan-pertanyaan mengenai
validitas ukuran-ukuran akuntansi, derajat relevansi informasi akuntansi, dan
pilihan prosedur-prosedur akuntansi alternatif.
5. Menggunakan CAPM
Jika imbalan yang satu dikurangkan dengan dari yang lainnya akan didapat
apa yang disebut imbalan abnormal, yaitu selisih antara jumlah yang

sebenarnya diperoleh sekuritas itu dan jumlah yang seharusnya diperoleh


berdasarkan CAPM.
Jika imbalan abnormal dari waktu ke waktu dijumlahkan maka diperoleh
indikasi mengenai nilai informasi yang digunakan untuk memperoleh imbalan
diatas rata-rata.
6. Penetapan Harga Opsi
Terdapat beberapa jenis opsi. Opsi beli (call option) memberi investor hak
untuk membeli saham tertentu pada suatu saat dimasa depan dengan harga
ditetapkan sebelumnya, yang dikenal sebagai harga pelaksanaan (exercise
price). Opsi jual (put option) adalah bayangan cermin opsi beli; opsi ini
meberi investor hak untuk menjual saham pada suatu saat dimasa depan
dengan harga yang telah ditetapkan sebelumnya. Opsi-opsi saham yang
diberikan kepada para eksekutif sebagai pengganti gaji adalah salah satu
contoh opsi beli. Jika saham naik melebihi harga pelaksanaan, eksekutif itu
dapat membeli dengan diskon dan merealisasi laba. Utang konvertibel adalan
contoh lain-jika harga saham perusahaan naik, terdapat insentif bagi kreditor
untuk mengkonversi menjadi saham.
Nilai opsi beli yang sederhana, yang dapat dipakai hanya pada tanggal jatuh
tempo (expiration date) dan tidak membayarkan dividen, tidak akan pernah
kurang dari nol. Kita tidak akan memakai hak kita untuk membeli saham
tersebut jika harganya tidak melebihi harga pelaksanaan.

7. Beberapa Implikasi
Pertama, baik CAPM meupun model penetapan harga opsi menegaskan
bahwa yang menjadi, atau seharga menjadi, perhatian utama para pemegang
saham adalah ukuran-ukuran risiko. Kedua, model penetapan harga sekuritas
ini mempertanyakan penekanan ini. Namun, tidak seperti CAPM, model
penetapan harga opsi memperlihatkan adanya kebutuhan akan informasi
tentang risiko total-bukan hanya beta sekuritas. Ketiga, kedua model ini
member akuntan suatu kerangka dasar agar mereka dapat menurunkan teori
tentang bagaimana cara terbaik untuk melaporkan ekuitas.

C. KESIMPULAN
Sudah banyak peneliti empiris yang dilakukan dalam dua dasawarsa
terakhir ini dengan menggunakan pandangan-pandangan efisiensi pasar,
model penetapan harga aktiva modal, serta model penetapan harga opsi.
Harapan awalnya adalah untuk memungkinkan, dengan memeriksa pengaruh
angka-angka akuntansi pada harga-harga usaha sekuritas, ditentukannya cara
yang paling bermanfaat untuk menyajikan hasil-hasil usaha perusahaan
kepada para pemegang saham.
Informasi akuntansi yang dipublikasikan diproduksi dan didistribusikan
dengan biaya tertentu bagi perusahaan (dan secara tidak langsung bagi
pemegang saham dan mungkin pihak-pihak lainnya) dan diterima secara
gratis oleh investor (dengan beberapa pengecualian, seperti perpustakaan
keuangan dan jasa-jasa keuangan khusus).
D. IKHTISAR
Bab ini menyajikan suatu garis besar mengenai lingkungan tempat
akuntansi beroperasi, dengan keyakinan bahwa sebelum kita dapat
mempertanggungjawabkan sesuatu, kita harus memahami apa yang kita coba
untuk dipertanggungjawabkan. Ringkasnya, bab ini menyimpulkan bahwa:
1) Akuntansi di dunia Barat beroperasi dalam perekonomian yang pada
hakikatnya bersifat swasta dan kapitalis. Pengaruh pemerintah memang
ada, tetapi relatif terbatas.
2) Para pemakai akuntansi dalam perekonomian ini beragam, tetapi mereka
mungkin memiliki kepentingan yang sama dalam prediksi arus kas masa
depan.
3) Pasar-pasar saham dalam perekonomian ini tampaknya efisien semikuat.

BAB 7
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
American Accounting Association mngatakan akuntansi adalah proses
mengidentifikasi, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi untuk
memungkinkan dilakukannya pertimbangan dan keputusani yang matang oleh para
pemakai informasi.
Accounting Principles Board menyatakan fungsi akuntansi adalah menyediakan
informasi kuantitatif yang terutama bersifat keuangan tentang satuan usaha ekonomi
agar berguna untuk pengambilan keputusan ekonomi.FASB menegaskan bahwa peran

pelaporan keuangan dalam perekonoman adalah untuk menyediakan informasi yang


berguna dalam pengambilan keputusan bisnis dan ekonomi.
A. PENDEKATAN PRESKRIPTIF
Ada model-model parsial menegenai pengambilan keputusan yang
sudah dikenal oleh para mahasiswa bisnis, ada model-model ekonomi yang
lebih umum yang dipelajari oleh para periset akademik dalam upaya
menyediakan pokok untuk model-model parsial.
1. Analisis Parsial
Alat-alat keputusan yang dikenal dalam akuntansi yang disebut modelmodel parsial contohnya analisis biaya-volume laba, analisis biaya relevan,
analisis regresi, pemrograman linier, dan model-model alokasi biaya. Modelmodel ini seringkali disertai oleh pembahasan mengenai bagaimana para
manajer gagal menggunakan model ini yaitu dengan menguraikan model-mdel
yang benar-benar digunakan manajer. Banyak dari model-model ini
mengasumsikan kepastian, walaupun sebagian analysis berakhir dengan
mnyatakan bahwa masalah risiko harus dipertimbangkan.
Model-model keputusan yang disederhanakan menggunakan banyak asumsi
yang biasanya tidak disadari oleh pemakai. Asumsi itu mencakup adanya
risiko yang konstan untuk seluruh proyek, kemampuan untuk mengganti arus
kas dengan utilitas dalam perhitungannya, kemampuan untuk memecah arus
kas menjadi segmen-segmen periodic, dan kemampuan untuk memisahkan
investasi dari keputusan pembiayaan.
2. Teori Pilihan
Tujuan teori pengambilan keputusan adalah memberikan suatu setting agar
kita dapat memeriksa asumsi-asumsi yang mendasari model-model. Teori
pengambilan keputusan dimulai dengan pemikiran mengenai tindakan yang
terbuka bagi individu-individu, hasil atau konsikuensi tindakan mereka, dan
fungsi preferensi yang menentukan bagaimana mereka akan memilih tindakantindakan yang terbuka bagi mereka.
Setiap tindakan mempunyai satu konsikuensi yang sudah diketahui karena kita
sebelumnya mengasumsikan dunia dengan kepastian sempurna. Individu

diasumsikan melakukan perhitungan yang dipelukan untuk menentukan


konsikuensi serta mendasarkan preferensi mereka pada perhitungan itu.
3. Ekonomi Informasi
Dalam suatu dunia yang tidak pasti, perekonomian dapat naik atau turun
dalam satu tahun kedepan. Empat syarat memaksimalkan nilai yang
diharapkan dari tindakan atau aksi dapat dibenarkan yaitu jika :
1) Preferensi-preferensi lengkap dan transitif
2) Dengan hasil-hasil yang identik, akan dipilih hasil dengan probabilitas yang
lebih tinggi
3) Situasi perjudian yang rumit dapat dipecah menjadi situasi-situasi yang lebih
sederhana
4) Ada perjudian tertentu yang tidak mempengaruhi individu. Hal ini disebut
asumsi ekuivalen-kepastian.
Dengan asumsi tersebut, kita memiliki sebuah model pilihan yang
mencakup ketidakpastian. Maka, saat ini ada kebutuhan yang logis akan
suatu teori inormasi yang menjelaskan bagaimana ketidakpastian
dipecahkan.
Ekonomi informasi telah mempertajam pandangan para akuntan mengenai
hal-hal apa yang membuat informasi bernilai dengan menekankan
hubungan antara informasi dengan para pemakainya. FASB menekankan
serangkaian kualitas yang seharusnya memberi nilai pada informasi.
Kualitas itu mencakup karakteristik-karakteristik seperti relevansi,
ketepatan waktu, dan keandalan. Pendekatan ekonomi informasi terbukti
bernilai karena menekankan fakta adanya ketidakpastian.
4. Teori Keagenan (Agency Theory)
Salah satu cara untuk memahami ekonomi informasi adalah dengan
memperluas model tersebut dari satu individu menjadi dua individu. Salah
satu dari dua individu ini menjadi agen untuk yang lain yang disebut dengan
principal. Si agen menutup kontrak untuk melakukan tugas-tugas tertentu bagi
principal, principal menutup kontrak untuk memberi imbalan pada si agen.
Dalam konteks khusus, para pemilik disebut evaluator informasi, agen-agen
disebut pengambil keputusan. Evaluator informasi bertanggung jawab memilih
system informasi. Pilihan mereka harus dibuat sedemikian rupa sehingga para

pengambil keputusan membuat keputusan terbaik demi kepentingan pemilik


berdasarkan informasi yang tersedia.
Teori keagenan memberikan tiang pokok bagi peranan penting akuntansi
dalam menyediakan informasi setelah suatu kejadian (pascakeputusan).
Penelitian dalam bidang teori keagenan mefokuskan pada masalah yang
ditimbulkan oleh informasi yang tidak lengkap yaitu ketika tidak semua
keadaan diketahui oleh kedua belah pihak yang mengakibatkan konsikuensi
tertentu tidak diperimbangkan oleh pihak-pihak tersebut. Situasi seperti ini
dikenal dengan asimetri informasi.
5. Teori Keputusan Multipribadi (Multiperson Decision Theory)
Sejauh ini pengambilan keputusan dan permintaan akan informasi yang
dihasilkannya difokuskan pada pilihan-pilihan yang diambil oleh individu
bahkan dalam teori keagenan memusatkan pada seorang pemilik yang memilih
system informasi. Sebuah cara umum untuk merangkum keinginan masyarakat
adalah dengan pemungutan suara mayoritas.
B. PENDEKATAN DESKRIPTIF
Sebelumnya upaya untuk membuat model normative untuk pngambilan
keputusan dengan melibatkan teori utilitas. Pada bagian ini difokuskan pada upaya
memahami bagaimana keputusan-keputusan sesungguhnya dibuat.
Pembahasan akan terpusat pada dua pertanyaan yang dipertimbangkan periset :
1. Bagaimana perusahaan memutuskan informasi mana yang harus diterbitkan?
Bagaimana dengan kata lain perusahaan memutuskan kebijakan pelaporan
keuangan?
2. Bagaimana individu memroses informasi yang diterima dalam mengambil
keputusan? Apakah teknik pemrosesan secara sistematis berbeda untuk setiap
individu?
Terdapat dua arah utama dalam riset akuntansi untuk menjawab 2 pertanyaan tersebut.
Pendekatan pertama yaitu akuntansi perilaku dimana didasarkan pada literature
psikologi dan memahami bagaimana individu menggunakan perangkat informasi
tertentu. Pendekatan kedua disebut dengan akuntansi positif dimana didasarkan pada
literature tentang ekonomi informasi, teori keagenan, dan pasar yang efisien untuk

membentuk hipotesis tentang bagaimana standar akuntansi ditetapkan. Namun namanama sebutan dari pendekatan tersebut dikritik karena beberapa alasan yaitu
menyiratkan bahwa bidang lain dalam riset akuntansi seperti akuntansi perilaku tidak
sama positifnya dalam hal pendekatan, selain itu nama tersebut menyatakan bahwa
pendekatan ini sama sekali nonnormatif terhadap akuntansi.
1. Kebijakan Laporan Korporasi
Salah satu pertanyaan oleh para periset akuntansi dicoba untuk dikaji
secara empiris adalah bagaimana perusahaan-perusahaan memilih prosedur
akuntansi yang mereka gunakan. Tentu saja pilihan-pilihan ini ditentukan
oleh FASB. Para akuntan aliran positif telah menjadikan pertanyaan ini
simpanan khusus mereka. Dari teori keputusan normative mereka membuat
serangkaian hipotesis yang relative provokatif yang telah mereka uji.
Bahasa yang digunakan dalam akuntansi positif adalah bahasa kontrak
atau perjanjian. Agar kontrak-kontrak yang eksplisit ataupun implicit
mempunyai arti penting, kita harus berasumsi bahwa kontrak-kontrak ini
mahal biaya pembuatan dan pembatalannya; jika tidak, pihak-pihak tersebut
akan membuat dan membatalkan kontrak tanpa ada hukuman. Maka
pernyataannya menjadi:
1) Pihak mana dalam kontrak yang meraup imbalan?
2) Pihak mana ytang menanggung risiko?
3) Atas keluaran-keluaran apa hasil-hasil ini didasarkan?
Pendekatan ini kadang-kadang sering disebut teori ekonomi hak property.
a. Kontrak Antara Manajemen dan Pemilik.
Salah satu bidang yang selama ini diteliti dalam akuntansi positif
menyangkut kontrak antara manajemen dan pemilik. Bidang ini sangat erat
berkaitan dengan teori keagenan. Manajer yang diberi imbalan karena angka
penghasilan bersih yang tinggi mempunyai dorongan yang jelas untuk
menaikkan angka-angka itu entah dengan memutuskan untuk memanipulasi
aturan-aturan yang ada atau, yang lebih menarik untuk teori akuntansi, dengan
memutuskan aturan-aturan akuntansi yang menguntungkan mereka.
b. Kontrak Antara Manajemen dan Kreditor.

Bidang lain yang banyak diteliti menyangkut perjanjian utang. Oleh


karena itu, kreditor seringkali meminta manajemen untuk menandatangani
kontrak yang melindungi kepentingan kreditor. Seperti dengan hipotesis
bonus, manajemen juga memiliki dorongan untuk menggeser penghasilan dari
periode-periode masa depan ke periode sekarang karena hal ini memperkecil
rasio utang terhadap ekuitas.
c. Kontrak Antara Manajemen dan Masyarakat.
Para akuntan positif membuat hipotesis bahwa perusahaan-perusahaan
yang besar dan, karenanya, secara politis kelihatan, mempunyai dorongan
untuk menangguhkan penghasilan ke periode-periode masa depan. Mereka
relatif tidak banyak bicara mengenai kontrak antara manajemen dan
masyarakat umum serta antara manajemen dan pegawai.
2. Analisis Keuangan Individual
Pertanyaan kedua adalah bagaimana pemakai menganalisis informasi yang
mereka terima dalam mengambil keputusan. Salah satu temuan yang
tampaknya muncul secara konsisten adalah bahwa individu mempunyai
kemampuan yang terbatas untuk memproses informasi. Temuan umumnya
adalah bahwa keputusan menjadi lebih baik dengan bertambahnya informasi
sampai tercapai suatu titik dimana informasi yang tersedia menjadi terlalu
banyak untuk dianalisis individu itu. Pada titik itu saat individu mulai
mengalami apa yang disebut kelebihan informasi, pengambilan keputusan
mulai memburuk lagi. Titik terjadinya kelebihan informasi berbeda diantara
individu-individu.
a. Penjangkaran (anchoring).
Selama ini sudah teramati bahwa individu memilih potongan-potongan
informasi tertentu sebagai titik awal dan, dengan menggunakan informasi lain
yang tersedia, melakukan penyesuaian-penyesuaian untuk membentuk
prediksi. Kesulitan dalam proses penjangkaran ini adalah bahwa individu
biasanya gagal menyesuaikan diri sepenuhnya terhadap informasi baru, yaitu,
mereka tidak mengikuti aturan Bayes dalam merevisi probabilitas mereka

sebelumnya. Untuk mengurangi bias dalam penjangkaran, pertama adalah


penting bahwa angka-angka akuntansi mempunyai penafsiran semantis.
Kedua, keadaan ini tampaknya memberi anrgumen untuk sebanyak mungkin
menggunakan harga pasar kini dan bukan harga historis.
b. Fiksasi Fungsional,
ini berarti bahwa individu mengasumsikan bahwa symbol-simbol,
agregasi, atau pengganti (surrogate) yang mereka gunakan dalam melakukan
pertimbangan tentang masa depan mempunyai arti dan relevansi yang sama
dari waktu ke waktu, walaupun terjadi perubahan dalam apa yang diwakili
oleh simbol tersebut, atau dalam cara perhitungannya.
3. Kesimpulan.
Alasan untuk mempelajari sebanyak mungkin tentang pengambilan
keputusan individual dalam konteks akuntansi. Alasan-alasan itu mencakup:
1. Kemungkinan memperbaiki kualitas keputusan individu dan menurunkan
biaya pemrosesan informasi oleh akuntan dan investor.
2. Kemungkinan memperbaiki perangkat informasi yang tersedia bagi individu
dan pasar, walaupun hubungan dengan pasar saat ini masih belum jelas.

Untuk mencapai tujuan-tujuan di atas ada tiga metode yang dapat digunakan:
1. Riset atas proses keputusan individu dapat memberikan petunjuk mengenai
informasi apa yang harus disertakan dalam laporan keuangan.
2. Model penetapan harga aktiva modal mengasumsikan keadaan teknologi tertentu
dalam penggunaan informasi.
3. Adanya kemungkinan membuat model-model keputusan investasi yang akan
mengambil informasi yang tersedia dan memprosesnya sebagaimana yang akan
dilakukan investor.
4. Suatu Sintesis
Bagian ini membahas konflik besar antara cara orang sesungguhnya
mengambil keputusan dan cara teori normatif menggambarkan perilaku yang

rasional. Ada dua pendekatan, pertama, penelitian perilaku dilakukan pada


tingkat individual. Kedua, biaya juga harus dipertimbangkan. Dalam
penelitian, yang dibahas dalam bab ini ada dua pandangan yang sangat
berbeda tentang perilaku manusia. Yang pertama, seorang manusia yang
rasional yang memiliki kekuatan komputasi yang super, tetapi kemudian
memperhitungkan adanya biaya-biaya untuk melakukan perhitunganperhitungan itu. Yang kedua, seorang manusia yang tidak begitu rasional dan
sangat bisa berbuat salah, yang mengandalkan aturan-aturan praktis.
C. PENDEKATAN ETIKA
Para ahli teori etika sudah mengusulkan banyak cara untuk mengarahkan
keputusan. Pendekatan-pendekatan ini diikhtisarkan dalam dua kelompok besar yaitu
pendekatan deontologist dan pendekatan teleologis.
1. Utilitarianisme
Seperti yang digunakan dalam kebanyakan teori ekonomi, utilitas seseorang
didasarkan hanya pada kepentingan orang itu sendiri. pembatasan yang sangat
penting pada preferensi konsumen ini disebut sebagai keadaan terjadinya
keegoisan preferensi oleh para ahli ekonomi; para ahli etika menyebutnya
egoisme. Peran regulator adalah memaksimalkan utilitas seluruh anggota
masyarakat. Seperti yang dikutip dari Profesor Joel Demski dari Yale:
Premis-premis dasar (dalam ekonomi informasi) adalah bahwa (1) informasi
merupakan komoditas yang perolehannya, seperti perolehan komoditas-komoditas
lain, merupakan masalah pilihan ekonomi, dan (2) seseorang dapat memahami
masalah yang samar ini dengan memanddang masalah-masalah informasi dalam
struktur formal ekonomi ketidakpastian atau teori keputusan.

2. Hak-hak Manusia
Para ahli pendukung teori hak-hak manusia menyatakan bahwa kita semua
mempunyai hak-hak alami hanya karena kita adalah manusia. Diantaranya adalah hak
untuk mengetahui. Pemerintah berkewajiban untuk mengungkapkan aksi-aksinya

pada masyarakat, bukan karena hal itu akan meningkatkan kesejahteraan sosial, tetapi
hanya karena itu adalah hak para pemberi suara.
Netralitas. FASB selama ini terus berpendapat bahwa peranannya adalah
menyediakan informasi yang netral dan tidak memihak. Kotradiksi yang seolah-olah
ada ini dapat dipecahkan dalam konteks teori hak-hak manusia dan bukan teori
utilitas.
3. Keadilan dan Kewajaran
Para pendukung teori keadilan berpendapat bahwa aksi-aksi yang tepat seharusnya
diarahkan bukan oleh tujuan akhir, bukan pula oleh hak para individu, melainkan oleh
apakah aksi-aksi itu secara inheren adil, yaitu apakah aksi-aksi itu wajar atau tidak.
Ahli teori akuntansi DR Scott, misalnya, berupaya mendasarkan standar-standar
akuntansi pada prinsip-prinsip berikut ini:
1. Keadilan perlakuan yang adil harus diberikan pada semua kepentingan yang
terlibat dalam situasi keuangan yang dicakup oleh akun-akun.
2. Kebenaran akun-akun tidak boleh menjadi alat untuk melakukan kesalahan
penyajian.
3. Kewajaran aturan akuntansi, prosedur, dan sebagainya tidak boleh hanya
melayani kepentingan tertentu.
Kontrak. Istilah hak dan keadilan mempunyai potensi untuk memberikan lebih
banyak. Pengertian mengenai kebutuhan akan informasi akuntansi. Suatu alternatif
terhadap teori kontrak menggunakan pendekatan kewajaran. Alternatif ini menyatakan
bahwa kewajiban perusahaan didefinisikan menurut kontrak-kontraknya dengan para
pemegang penyertaannya.
4. Pendekatan Positif Terhadap Etika
Kata moral dan etika masing-masing diturunkan dari kata Latin mores dan
kata Yunani ethos, dan hanya berarti kebiasaan yaitu, cara orang-orang sebenarnya
berperilaku. Sekarang ini, etika tanpa kecuali dilihat sebagai bagaimana orang
seharusnya berperilaku, dan tidak berperilaku. Dengan menoleh ke belakang,
seharusnya sekarang kita dapat melihat bahwa keputusan dipengaruhi baik oleh
kebiasaan sosial maupun perhitungan perorangan. Kebiasaan bukan lah satu-satunya

factor yang membatasi perhitungan. Oleh karena itu, etika mempunyai peran secara
potensial penting dalam memperdalam pemahaman kita tentang sifat akuntansi.
D. IKHTISAR
Beberapa tujuan penelitian pengambilan keputusan individu dalam konteks
akuntansi meliputi:
1. Kemungkinan peningkatan dalam kemampuan informasi keuangan untuk
menggambarkan secara akurat kejadian atau hal-hal nyata (signifikansi prediktif
perangkat informasi).
2. Pemahaman tentang bagaimana jumlah, jenis, dan format informasi akuntansi
keuangan mempengaruhi pertimbangan atau prediksi investor atau analis
(penggunaan petunjuk).
3. Pemahaman tentang kemampuan pengambil keputusan umtuk bereaksi dengan
akurat terhadap suatu persepsi lingkungan (akurasi reaksi).
4. Pemahaman tentang bagaimana individu menangani kompleksitas dalam
pengambilan keputusan dan pemahaman tentang pengaruh berbagai gaya
pengambilan keputusan pada bagaimana informasi digunakan (factor-faktor
perilaku).

Anda mungkin juga menyukai