Materi
PeralatandanProsed 1. Mikroskop
ur2. TeknikMempelajarimikroorganism
ProsedurLaboratori
esecaramikroskopik
um
3. Teknikbiakanmurnimikroorganis
me
4. TeknikPencirianMikroorganisme
NutrisidanMetabolis 1. NutrisiatauNutrien
meMikroorganisme 2. FungsiNutrienbagimikroorganism
e
3. Penggolonganmikroorganismebe
rdasarkanataskebutuhan nutrient
4. Enzim
5. Metabolisme
PertumbuhandanPe 1. Pertumbuhanbakteri
rbanyakanMikroorg 2. Faseanisme
fasepertumbuhanmikroorganism
e
3. Analisispadapertumbuhanpopula
simikroorganisme
4. Konstantakecepatanpertumbuha
n
5. Pengaruhkadar nutrient
terhadappertumbuhan
PerhitunganKuantit
aifMikroorgansme
IntisariMateri
1. Perhitungansecaralangsung
2. Perrhitungansecaratidaklangsun
g
SterilisasidanDensif 1. Perlakuanfisik
eksi
2. Cara mekanik
3. Cara kimia
AntimikrobaatauAnt 1. Antibiotika
iinfeksi
2. Antiseptika
3. Densifektansia
4. Preservatif
ResistensiAntimikro MekanismeResistensiAntimikroba
ba
VirulensidanKolonis 1. Kapsul
asiMikroorganisme
2. FimbriedanPilus
3. EnterotoksindanEnzim
GenetikaMikroorgan 1. Pewarisan cirri dankeragaman
isme
2. Perubahanfenotipeakibatperubah
anlingkungan
3. Tipe-tipemutanbakteri
IsolasidanIdentifika 1. IsolasidanIdentifikasibakteri
siMikroorganisme
2. Kulturmurni
3. Uji-ujiIdentifikasi
4. Kunciidentifikasi
menurut teknik aseptic, yaitu menggunakan alat-alat yang setril dan aturan
laboratorium tertentu (Dwidjoseputro, 2005).
Pemindahan bakteri dari medium lama kemedium yang baru atau
dikenal dengan istilah inokulasi bakteri ini memerlukan banyak ketelitian.
Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang akan
dignakan untuk pengerjaan medium dan pengenceran inokulasi benar-benar
steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi, yaitu masuknya
mikroba lain yang tidak diinginkan sehingga biakan yang tumbuh didalam
medium adalah benar-benar biakan murni (Dwidjoseputro, 2005).
Dalam keadaan yang sebanarnya dapat dikatakan bahwa tidak ada bakteri
yang hidup secara tersendiri terlepas dari spesies yang lainnya. Kerap kali
bakteri pathogen kedapatan bersama-sama dengan bakteri saproba. Untuk
menyendirikan suatu spesies dikenal dengan beberapa cara, yaitu:
1. Pengenceran
Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Ia berhasil
memelihara Streptococcus Laktis dalam piaraan murni yang diisolasi dalam
sempel susu yang sudah masam. Suatu sempel dari suatu supensi yang
berupa campuran bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu tabung
yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian diambil kira-kira 1 ml
untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil
0,1 ml untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar
akan didapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam medium
tersebut, akan tetapi mungkin juga hanya akan memperoleh satu koloni saja.
Dalam hal yang demikian ini dapat dijadikan piaraan murni. Jika belum yakin,
bahwa koloni tunggal yang diperoleh tersebut merupakan koloni yang murni,
maka dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni sebagai
sampel (Dwidjoseputro, 2005).
2. Penuangan
Robert Koch (1843-1905) mempunyai metode lain, yaitu dengan mangambil
sedikit sampel campuran bakteri yang mudah diencerkan dan sampel ini
kemudian disebarkan didalam suatu medium yang terbuat dari kaldu dan
dengan
baik
kebanykan
akan
menyebabkan
terisolasinya
metode
isolasi
pada
agar
cawan
adalah
mengencerkan
mampu untuk hidup secara terus menerus. Jadi dalam perhitungan ini maka
yang dianggap sebagai sel hidup adalah sel yang membentuk koloni didalam
medium biakan atau dapat juga digunakan bakteri yang mampu membentuk
suspense didalam medium biakan. Sel-sel yang mampu hidup terus adalah
yang dihitung dengan berbagai metodeuntuk menetapkan jumlah selnya.
Pada jumlah total sel, maka ikut dihitung semua sel yang tampak atau yang
dapat dihitung dengan cara yang lainnya, sehingga dengan demikian sel-sel
mati dan cacat akan ikut erhitung. Untuk menentukan jumlah bakteri yang
ada didalam suatu medium maka apat digunakan beberapa cara sebagai
berikut:
1. Jumlah bakteri secara keseluruhan. Pada cara ini dihitung semua bakteri
yang ada didalam suatu medium biakan baik yang hidup maupun yang mati.
2. Jumlah bakteri yang hidup. Cara ini menggambarkan jumlah sel yng hidup
saja sehingga lebih tepat jika dibandingkan dengan cara yang petama
(muslin, 2011).
Pada
metode
perhitungan
cawan
dilakukan
pengenceran
yang
3. Dapat digunakan untuk mengisolasi dan identifikasi jasad renik kerena koloni
yang terbentuk mungkin berasal dari suatu jasad renik yang mempunyai
penampakan yang spesifik (Muslim, 2011).
Berikut ini beberapa sifat-sifat koloni pada agar lempeng mengenai
bentuk, permukaan dan tepi yaitu:
1.
http://maulidafarmasi.blogspot.com/2012/07/isolasi-dan-identifikasimikroba_9099.html
Tempat masuknya bakteri biasanya spesifik terutama untuk bakteri patogen, bakteri harus tumbuh
dan berkembang dalam tubuh hospes dan menyebar melalui system limfa dan aliran darah
menyebar ke seluruh jaringan,
Penyebaran infeksi memerlukan jalan keluar unuk menginfeksi hospes lainnya (port of exit). .
Istilah mikroorganisme yang biasanya merupakan penyebab penyakit disebut patogen dan
patogenitas adalah kemampuan mikroorganisme menyebabkan sakit. Virulensi berhubungan
dengan derajat patogenitas bakteri. Patogenitas dan virulensi berkaitan dengan penyebaran atau
toksigenitas. Penyebaran artinya kemampuan bakteri untuk masuk untuk masuk , menyebar dam
berkembangbiak di dalam jaringan hospes. Toksigenitas berhubungan dengan kemampuan
bakteri
menghasilkan
toksin.
Virulensi
dinyatakan
dengan
LD50
yaitu
konsentrasi
toksin dapat hancur oleh formalin, panas dan penyimpanan yang lama tetapi tidak untuk sifat
antigeniknya, contohnya toxoid untuk program imunisasi
b. Endotoksin.
Endotoksin ditemukan intraseluler, terdapat pada dinding sel bakteri dan toksin ini dilepaskan
oleh bakteri setelah bakteri hancur, endotoksin biasanya berhubungan dengan bakteri gram
negatif dan bersifat antigen lemah. Endotoksin bersifat tahan terhadap panas, polisakaridanya
tidak dapat dicerna oleh enzim proteolitik, endotoksin bersifat toksin lemah dan menginduksi
reaksi demam pada hospes dan dapat menyebabkan syok
Enzim ekstraseluler
Beberapa mikroorganisme memproduksi enzim ekstraseluler yang ikut berperan dalam
patogenitas, enzim tersebut adalah:
a. Enzim koagulase, berhubungan dengan patogenitas Staphylococcus. Uji koagulase dilakukan
menggunakan plasma menyebabkan terjadinya koagulasi.
b. Kolagenase adalah enzim yang dibentuk oleh Clostridium, bersifat dapat menghancurkan kolagen
sehingga menyebabkan bakteri menyebar ke jaringan
c. Hialuronidase adalah enzim yang diketahui sebagai faktor penyebaran bakteri. Enzim ini
diproduksi oleh Staphylococcus, Clostridium, Streptococcus dan Pneumococcus.
d. Streptokinase dikenal pula sebagai enzim fibrinolisin, diproduksi oleh Streptococcus,
Staphylococcus, dan Clostridium perfringens. Streptokinase merupakan enzim proteolitik plasma
yang disebut plasmin, plasmin dapat melarutkan plasma yang terkoagulasi dan aktifitas tersebut
memungkinkan bakteri menyebar
e. Hemolisin merupakan kelompok substansi terlarut yang diproduksi oleh Staphylococcus,
Pneumococcus, beberapa Clostridium, dan Steptococcus, hemolisin bersifat merusak jaringan.
Streptolisin memiliki kemampuan melisiskan eritrosit.
f. Leukosidin dalah substansi yang merusak leukosit, mereka diproduksi oleh streptococcus dan
staphylococcus
Flagel , berasal dari protein elastin yang berada di sitoplasma dan keluar badan bakteri berfungsi
sebagai organ pergerakan
Spora, bentuk vegetatif bakteri untuk bertahan pada lingkungan yang kurang menguntungkan
Inclusion bodies, vakuola yang berfungsi sebagai tempat sisa material di sitoplasma
Metode mikroskopis adalah merupakan upaya mendapatkan informasi sementara terhadap
bakteri penyebab infeksi, akan tetapi pembiakan biasanya diperlukan untuk identifikasi secara
pasti dan mengenal sifat bakteri.Tujuan dari pembiakan bakteri adalah terdiri dari tiga tujuan
utama yaitu:
1) Untuk menumbuhkan dan mengisolasi seluruh bakteri yang ada dalam spesimen
2) Untuk penentuan jenis bakteri mana yang pertumbuhannya paling menyerupai bakteri penyebab
infeksi dan bakteri mana yang sepertinya merupakan kontaminan
3) Untuk mendapatkan pertumbuhan bakteri yang cukup terhadap bakteri yang sesuai secara klinik
sehingga dapat diidentifikasi sesuai sifat pertumbuhannya
Media perbenihan
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zatzat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun
komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi
kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya sesuai kebutuhan bakteri.
Oleh karena bakteri yang berbeda memerlukan kebutuhan akan nutrisi yang berbeda pula ,
sehingga dikembangkan berbagai macam media pertumbuhan untuk digunakan dalam diagnosa
mikrobiologi.
Media perbenihan terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk cair dan padat (agar). Pada media cair,
bahan-bahan gizi dilarutkan dalam air sehingga pertumbuhan bakteri ditandai dengan perubahan
warna madia menjadi keruh, semakin banyak bakteri tumbuh akan semakin keruh larutan.
Diperlukan jumlah bakteri 106 sehingga dapat terlihat adanya pertumbuhan tanpa mikroskop.
Media padat dibuat dengan penambahan bahan pengeras pada campuran bahan gizi dan air.
Biasanya digunakan agarosa yang memiliki sifat cair pada suhu 95C tetapi berbentuk padat
pada suhu dibawah 50C. Dengan kondisi inkubasi yang sesuai bakteri dapat tumbuh dan
berkembang dalam jumlah yang banyak sehingga dapat dilihat tanpa menggunakan mikroskop.
Pertumbuhan bakteri membentuk kelompok yang terdiri dari satu jenis bakteri yang disebut
koloni, dengan kata lain dalam satu koloni adalah bakteri yang sama genus dan spesiesnya
memiliki karakteristik gen dan fenotip yang sama. Pembiakan bakteri yang terdiri dari satu
macam koloni yang seragam disebut dengan pembiakan murni. Pembiakan yang murni
diperlukan untuk identifikasi bakteri, untuk memudahkan pengambilan koloni yang sama ketika
ditanam pada media identifikasi
Bahan-bahan media pertumbuhan
1. Bahan dasar
a. Air (H2O) sebagai pelarut
b. Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi oleh
mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45C.
c. Gelatin adalah polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih
banyak jenis mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar.
d. Silica gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai pemadat media.
Silica gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi mikroorganisme autotrof obligat.
2. Nutrisi atau zat makanan
a. Nikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea. Media harus mengandung unsurunsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P;
unsur mikro seperti Fe, Mg
b. Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau anorganik sesuai
dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber karbon organik antara lain dari
karbohidrat, lemak, protein dan asam organik.
c. Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain dan sejumlah
vitamin.
3. Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan
tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk indikator perubahan pH
akibat produksi asam organik hasil metabolisme. Antibiotik ditambahkan untuk menghambat
pertumbuhan mikroba nontarget/kontaminan.
4. Bahan lain yang sering digunakan dalam pembuatan media
a. Peptone, peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver, darah,
susu, casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai.Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan
bagaimana cara memperolehnya.
b. Meat extract. Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak,limpa, plasenta dan daging
sapi.
c. Yeast extract. Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alcohol. Yeast extract
mengandung asam amino yang lengkap & vitamin (Bcomplex).
d. Karbohidrat. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino dan gas dari
karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunakan dalam amilum, glukosa, fruktosa,
galaktosa, sukrosa, manitol, dll.Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis fermentasi adalah
0,5-1%.
Klasifikasi dan fungsi media:
1. Medium berdasarkan sifat fisik
Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelahdingin media menjadi
padat..
Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit
kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semisolid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan
mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika
tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue)
semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini cair
maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan
difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen
meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata diseluruh
media.
Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth),
LB (Lactose Broth),TSB (Trypticase Soy Broth)
2. Medium berdasarkan komposisi
Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara
pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya
PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk
bahan ekstrak kentang, kita tidak
dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.
Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara
pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahandasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain
Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.
3. Medium berdasarkan tujuan
Media untuk isolasi
Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient
Broth, Blood Agar.
Media selektif/penghambat
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut
dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang
diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk
merangsang E.coli resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline.
Saltbroth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran
terhadap garam.
Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan
mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah,serum, kuning telur. Media
diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam
media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi
membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum
Agar, buffer charcoal yeast extract agar yang mengandung L-cystein dan bahan gizi lain
untuk pertumbuhan legionella pneumophila penyebab penyakit legionnair.
Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik.
Media ini digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolism suatu mikroba.
Contohnya adalah Kosers Citrate medium, yang digunakanuntuk menguji kemampuan
menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon.
Media untuk karakterisasi bakteri
Media yang digunakan untuk mengetahui kemampuan spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang
indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate
Broth, Lactose Broth,Arginine Agar.
Media diferensial
Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari bakteri lainnya yang sama-sama
tumbuh dalam media perbenihanberdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media
diferensial,misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria
berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di sekeliling koloni,
media Mac conkey agar merupakan media diferensial dan slektif karena tidak dapat
menumbuhkan bakteri gram positif.
Dari sekian banyak macam media, media yang paling sering digunakan untuk identifikasi
bakteri adalah :
1. Brain-Heart infusion (BHI) / perbenihan cair.
BHI adalah media penyubur yang berguna untuk pertumbuhan berbagai macam bakteri baik
bentuk cair maupun agar. Bahan utama terdiri dari beberapa jaringan hewan ditambah
pepton, buffer posfat, dan sedikit dekstrosa. Penambahan karbohidrat memungkinkan bakteri
dapat menggunakan langsung sebagai sumber energi. BHI biasanya digunakan untuk media
pertumbuhan spesimen darah
2. Perbenihan cair Gram negative (GN broth).
Media selektif gram negatif digunakan untuk pembiakan bakteri patogen saluran pencernaan
( salmonella spp dan shigella spp) dari spesimen faeces dan rectal swab. Larutan berisi
beberapa bahan aktif termasuk natrium sitrat dan natrium deoksikolat yang menghambat
pertumbuhan organisme gram positif dan mempercepat pertumbuhan bakteri gram negatif.
Untuk mengoptimalkan selektfitas media, GN broth setelah diinkubasi 6-8 jam setelah
penanaman pertama harus diisolasi ulang dan diinkubasikan kembali, apabila melewati
waktu tersebut bakteri nonenterik patogen akan tumbuh melampaui pathogen
3. Columbia CNA mengandung darah
Agar Columbia CAN adalah media dasar yang mengandung tiga komponen sumber pepton dan
darah domba 5% yang tidak mengandung fibrin. Media ini juga dapat membedakan reaksi
bakteri berdasarkan kemampuan dalam menghemolisa darah. CNA adalah merupakan
antibiotic Colistin (C) dan Nalidixic acid (NA) yang ditambahkan ke dalam media untuk
menghambat mikroorganisme gram negatif dan menumbuhkan bakteri gram positif.
Contohnya untuk perbenihan Lactobacillus spp dari specimen secret vagina, streptococcus
yang menyebabkan infeksi pada vagina dan wanita hamil.
4. Hektoen Enteric agar (HE)
Terdiri dari garam empedu dan zat warna indikator (brom thymol blue dan fuchsin acid)
untuk memperlambat bakteri non patogenik gram negatif batang yang terdapat di saluran
pencernaan dan memberi kesempatan salmonella dan shigella tumbuh. Media HE juga
merupakan media differensial karena bakteri non enterik patogen akan tumbuh koloni
berwarna oranye sampai merah muda kekuningan. Koloni ini timbul dari organisme yng
memiliki
kemampuan
menfermentasi
laktosa
dalam
media,
kemampuan
meragi
menghasilkan asam yang akan menurunkan pH media dan meyebabkan perubahan indikator
bromthymol blue. Shigella tidak meragi laktosa sehingga sehingga warna media biru
kehijauan tidak berubah seperti karakteristik media diferensial, media mengandung feri
ammonium sitrat yang mendeteksi adanya produksi gas H 2S seperti salmonella spp. Dapat
terlihat melalui adanya presipitasi warna hitam pada media.
5. Mac conkey agar
Mac conkey agar adalah media selektif dan differensial yang paling sering digunakan. Media
ini terdiri dari zat warna Kristal violet untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif
dan jamur dan memungkinkan beberapa macam bakteri gram negatif batang tumbuh , netral
red sebagai pH indikator memberikan warna pink sampai merah pada koloni misalnya
salmonella spp. Untuk bakteri yang tidak meragikan laktosa misalnya shigella spp
memberikan warna koloni jernih transparan
Gambar 1. Media Mac conkey (meragi laktosa/kiri) dan (tidak meragi laktosa/kanan)
6. Phenyl ethyl alcohol (PEA)
PEA adalah agar darah domba yang ditambahkan phenyl etil alcohol untuk menghambat
pertumbuhan bakteri gram negatif darah domba 5% dalam PEA menyediakan kebutuhan
nutrisi untuk bakteri gram positif coccus seperti enterococcus, streptococcus dan
staphylococcus
bahan-bahan
intraseluler
seperti
haemoglobin,
hemin,dan
koenzim
nicotinamide adenine dinucleotida (NAD) yang dapat digunakan oleh bakteri yang sukar
tumbuh. Darah yang lisis memberikan warna coklat pada media sehingga disebut dengan
agar coklat. Biasanya bakteri patogen yang tumbuh pada media agar coklat yaitu: Neisseria
meningitidis ,Haemophilus spp (terlibat dalam infeksi saluran pernafasan dan telinga)
Kebanyakan bakteri klinik adalah terdiri dari bakteri aerob, anaerob fakultatif atau anaerob
obligat. Bakteri aerob adalah bakteri yang menggunakan oksigen sebagai reseptor elektron.
Bakteri anaerob fakultatif dapat tumbuh pada kondisi aerob dan anaerob. Tetapi untuk bakteri
seperti Pseudomonas spp, Neisseria spp, Bordetela spp, Brucella spp dan Francisella spp adalah
bakteri obligat aerob yaitu bakteri yang tidak dapat tumbuh tanpa ada oksigen. Sedangkan
bakteri yang membutuhkan oksigen dalam jumlah sedikit disebut bakteri mikroaerofilik
b) Suhu
Bakteri pathogen biasanya tumbuh sangat baik pada suhu yang sama dengan suhu jaringan
dan organ tubuh hospes yaitu 37C walaupun demikian suhu pembiakan biasanya berada pada
rentang 35-37C. akan tetapi beberapa bakteri memerlukan suhu tertentu untuk inkubasinya
mislnya: campylobacter jejuni (42 C), listeria monocytogenes dan yersinia enterocolitica (dapat
tumbuh pada suhu 0 C tapi suhu optimum antara 20 dan 40 C
c) pH
pH adalah pengukuran konsentrasi ion hydrogen pada lingkungan mikroorganisme.nilai pH 7
menunjukkan kondisi netral, sedangkan pH lebih kecil dari 7 disebut asam dan lebih besar dari 7
disebut basa. Kebanyakan bakteri klinik menyukai kondisi pH diantara pH netral sekitar 6,7-7,5,
kebanyakan media yang diperjualbelikan telah mengandung buffer sehingga pengecekan ph
sudah tidak diperlukan lagi
d) Kelembaban
Air merupakan komponen yang sudah terdapat dalam media, baik pada media padat
ataupun cair tapi untuk penyimpanan dalam jangka waktu yang lama saat pembiakan bakteri
akan menyebabkan kehilangan sebagian besar kadar air yang timbul karena proses evaporasi.
Kehilangan air dari media dapat mengganggu petumbuhan bakteri melalui dua cara yaitu:
o berkurangnya air yang merupakan komponen penting yang akan digunakan untuk
metabolisme bakteri
o dengan berkurangnya air maka konsentrasi zat terlarut dalam media akan meningkat,
dengan meningkatnya konsentrasi zat terlarut akan meningkatkan tekanan osmotik
sehingga akan menekan sel bakteri dan sel akan lisis
Isolasi bakteri
Isolasi atau pembiakan adalah proses menumbuhkan mikroorganisme dari tempat infeksi
(lingkungan in vivo) melalui berbagai spesimen dan menumbuhkan dalam lingkungan tiruan di
laboratorium (lingkungan invitro). Ketika bakteri tumbuh pada media, pada umumnya populasi
bakteri akan mudah diamati tanpa mikroskop karena berada dalam jumlah yang banyak berupa
koloni bakteri sehingga memungkinkan untuk identifikasi laboratorik selanjutnya . Keberhasilan
pemindahan bakteri dari lingkungan in vivo ke in vitro memerlukan nutrisi dan lingkungan yang
dibutuhkan oleh bakteri patogen tersebut. Karena pada lingkungan in vivo bakteri dapat
menggunakan berbagai hasil metabolik dan jalur fisiologik untuk pertumbuhan selama berada di
dalam tubuh hospes kemudian secara tiba-tiba harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi
tiruan di laboratorium. Dengan demikian sangatlah penting untuk menyediakan nutrisi yang
dibutuhkan dan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan bakteri
Di dalam tubuh, populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri
dari campuran berbagai macam jenis bakteri untuk memisahkan bakteri patogen perlu dilakukan
isolasi di laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari
satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan kemampuan biokimiawinya.
Untuk memperoleh hasil yang baik dalam pertumbuhan bakteri maka perlu cara kerja
yang aseptik, dan sterilisasi ose sebelum digunakan mengambil koloni yang dicurigai sebagai
penyebab infeksi.
Inkubasi
Metode-metode yang digunakan untuk mengoptimalkan kondisi inkubasi :
inkubasi dilakukan pada suhu optimum untuk pertumbuhan bakteri (35C-37C) dan
kelembaban udara yang mengandung CO2 sekitar 3-5%
untuk pertumbuhan bakteri yang memerlukan CO2 lebih banyak diperlukan inkubasi pada
tempat khusus yang mengandung CO2 (tablet natrium bikarbonat dengan kelembaban dan
penutupan yang sangat erat akan menghasilkan CO2 yang cukup , sebagai alternatif dapat juga
dilakukan inkubasi pada sungkup lilin yang dapat menghasilkan CO2 3%
Identifikasi bakteri
Setelah isolasi, bakteri yang tumbuh pada media perbenihan dilakukan identifikasi
dengan tahapan sebagai berikut:
1) Evaluasi morfologi koloni
Evaluasi morfologi koloni dengan memperhatikan warna koloni, bentuk koloni (seperti titik,
bundar, berfilamen,atau tidak beraturan), elevasi koloni (cembung, cekung, datar), serta batas
koloni (halus atau tidak beraturan)
2) Pemeriksaan mikroskopis
Pemeriksaan mikroskopis dengan cara pewarnaan gram dengan melihat diferensiasi
(termasuk bakteri gram positif atau negatif), bentuk (coccus, batang, koma, atau pleimorf),
susunan (sendiri-sendiri, diplo, berantai, atau seperti anggur)
3) Uji biokimia
Uji biokimia dilakukan untuk melihat karakteristik bakteri melalui reaksi biokimia, yang
biasa dilakukan diantaranya:
1. TSIA (Tripel Sugar Iron Agar)
Digunakan untuk identifikasi bakteri gram negatif batang, untuk melihat kemampuan meragi
glukosa dan sukrosa atau laktosa. Contohnya hasil untuk Escherichia coli (acid/acid),
Salmonella thypii (alkali/acid+H2S) sedangkan Pseudomonas aerugenosa (alkali/alkali)
Gambar 5. Hasil uji pada TSIA
2. Fermentasi karbohidrat/gula-gula
Gambar 6. Hasil positif (tabung berwarna kuning) fermentasi gula-gu
Di alam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran
berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur
murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan kemampuan
biokimiawinya. Sehingga diharapkan dapat diidentifikasi dengan mudah, cepat, dan tepat
(Galung, 2009).
Penelitian mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk
memisahkan populasi campuran yang rumit, atau yang biasanya dikenal dengan istilah biakan
campuran, menjadi spesies yang berbeda- beda yang dikenal dengan istilah biakan murni. Biakan
murni tersebut terdiri dari satu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk (Pelczar,
1986).
http://primanandafauziah.blogspot.com/2012/09/isolasi-dan-identifikasimikroorganisme.html
Cara isolasi modern adalah dengan menggunakan alat yang canggih yaitu dengan alat
mikromanipulator. Alat ini terdiri dari alat manipulator yang dapat dilihat melalui suatu
mikroskop (Mulyono, 1992).
Karakterisitik Utama Mikroorganisme
Salah satu cawan dari kultur murni tersebut lalu dikarakterisasi morfologi koloninya.
Ciri-ciri koloni yang perlu diperhatikan dan dicatat yaitu bentuk koloni, tepian koloni,
elevasi dll. Tapi perlu diingat jika hanya mencatat karakteristik berdasarkan ciri di
atas, kita tidak terlalu hafal oleh karena itu perlu untuk digambar. Menggambar
koloni itu tidak mudah. Yang perlu digambar adalah koloni tunggal, bukan koloni
yang besar.jika menginginkan hasil lebih bagus sebaiknya memakai kamera dijital.
Umumnya koloni tunggal itu kecil-kecil dengan satuan mm. Jadi beberapa saran
untuk menggambar koloni yaitu:
1. cari koloni tunggal lalu gambar hati-hati dengan pensil (sebaiknya dengan
skala 1:1) tanpa perbesaran. Gambar dengan mata telanjang.
2. gambar koloni lebih detail dengan mikroskop stereo atau mikroskop cahaya.
Saya sarankan untuk menggunakan mikroskop cahaya. Mula-mula dengan
perbesaran 4X10. jika menggunakan mikroskop cahaya penempatan cawan
di meja benda harus hati-hati. Perlu digambar tampak atas dan bawah
cawan. Jika menginginkan perbesaran yang lebih tinggi dapat digunakan
perbesaran 10X10, tapi jangan sampai lensa mengenai media atau biakan.
(bacaan lebih lanjut tentang morfologi koloni ada di sini)
Saya yakin setelah melakukan hal di atas Anda akan merasa lebih dekat, lebih
memiliki, lebih intim terhadap bakteri yang diteliti. Sering saya melihat mahasiswa
mengkarakterisasi koloni hanya dengan mencatat cirinya dan menggambar
seadanya. Setelah koloni dikarakterisasi, dilanjutkan dengan memperhatikan bentuk
sel. Ini merupakan tahap dimana menuntut mata untuk berlelah-lelah di
mikroskop.Untuk melihat sel maka hal yang harus dilakukan :
o Membuat preparat ulas. Saya sarankan jangan membuat preparat ulas dari biakan
cair, karena dikhawatirkan yang tumbuh bukan yang kita harapkan. Buatlah
preparat ulas dari biakan padat (koloni tunggal) sehingga milyaran bakteri dalam
preparat ulas tersebut adalah satu jenis. Fiksasi di atas api sebaiknya jangan
dilakukan terlalu lama. Intinya fiksasi adalah menguapkan air di atas slide, bukan
membakar slide dengan api. Dikhawatirkan panas akan mempengaruhi struktur sel.
o Melihat dengan mikroskop. Apakah Anda menginginkan melihat sel tersebut
dalam keadaan hidup atau mati? Jika hidup keuntungannya adalah dapat mengecek
motilitasnya. Namun sel bersifat transparan dan sulit terlihat bagi mata yang tidak
terlatih. Jika mati (hasil fiksasi) maka sel dapat diwarnai dengan zat pewarna dan
akan terkonsentrasi untuk melihat morfologinya saja. Untuk melihat sel gunakan
100X10.
Catatan : ada beberapa catatan pentingyang terkait dengan keahlian mencari
lapang pandang yang relevan, bagus dan jelas.
=Kadang-kadang waktu membuat preparat ulas, kita seringkali menyebarkan
suspensi tidak merata (seperti gambar). Kita harus tahu kira-kira dimana
tempat/letak lapang pandang yang menampakkan sel-sel terpisah satu sama
lain.untuk mendapatkan gambar yang bagus, harus dicari dimana kira-kira bagian
slide yang memiliki jumlah sel yang tepat. Pada saat perbesaran 4X10, geser-geser
dan cari daerah pinggiran, maksudnya jika pemfiksasian tidak rata pasti terdapat
penumpukan sel di suatu tempat atau pengonsentrasian sel, jadi kalau memilih di
pinggir, kita dapat melihat sel-sel yang jelas.
Hasil tiap perlakuan dilihat dengan mikroskop sehingga dapat benar-benar tahu apa
yang terjadi pada sel. Warna CV sebelum ditambah KI berwarna ungu cerah, tapi
setelah ditambah KI menjadi biru kehitaman.
Saran 2
.
Benar-benar diperhatikan tahapan paling krusial dalam pewarnaan gram yaitu
dekolorisasi. Alkohol dapat diteteskan pada sela-sela cover glass dan object glass
sehingga dapat diamati detik-detik terjadinya pelunturan. Disarankan dari berbagai
sumber pelunturan dilakukan selama 5 detik dan ada yang menyebutkan 10 detik.
Bakteri gram+ tidak selalu dapat mempertahankan kompleks CV-KI, namun hanya
mempertahankannya lebih lama dibanding gram-. Jadi diperlukan stopwatch untuk
menghitung waktu pelunturan dari bakteri uji dan kontrol. Untuk menekan
kesalahan lakukan hal ini beberapa kali.
Saran 3