NIM : I1B115012
A. Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler pada Bayi dan Anak
Ada 20 persen penurunan massa hingga berumur 3-15 tahun. Selama masa kanakkanak serat otot jantung meningkat tujuh kali dalam ukuran, dengan pembuluh darah
jantung meningkat jumlahnya untuk memasok darah (McCance dan Heuther, 2006).
Sirkulasi jantung pada anak berbeda dengan sirkulasi pada janin namun sama dengan
orang dewasa yaitu sisi kiri jantung memompa darah ke sirkulasi sistemik, yang
menjangkau seluruh tubuh kecuali sel-sel yang berperan dalam pertukaran gas di paruparu. Sisi kanan jantung memompa darah ke sirkulasi paru (pulmonalis), yang hanya ke
paru-paru untuk mendapat oksigen. Taraf kematangan otot jantung dan urat saraf yang
mengatur kegiatan jantung anak-anak lebih lemah dari pada orang dewasa. Oleh karena
itulah, bukan hanya detak jantung anak lebih cepat dibanding orang dewasa tetapi
perbedaan cepat-lambatnya detak jantung sebagai akibat keadaan yang berkaitan
dengannya juga lebih besar dibandingkan orang dewasa. Detak jantung orang dewasa
lebih lambat dibandingkan dengan anak. Semakin kecil umur seseorang, detak
jantungnya semakin cepat.
USIA
TD/NADI
Bayi (0-1 tahun) TD : 80/40
NADI : 120 - 130
Todler/Usia
TD : 80 100/64
Prasekolah (1-6
NADI : 80 - 105
tahun)
Anak Usia
TD : 94 112 /56
Sekolah
60
(6-12 tahun)
NADI : 70 -80
perempuan.
Pada daun dan katup aorta berkurangnya jumlah inti sel dan kalsifikasi
jaringan fibrosa. Daun katup menjadi kaku yang menyebabkan terdengarnya
bising sistolok ejeksi. Penebakan katup mitral dan aorta, yang disebabkan
degenerasi jaringan kolagen, pengecilan ukuran, penimbunan lemak dan
kalsifikasi.
2. Perubahan Fisiologi
a. Jantung
Terjadinya brown atrophy disertai akumulasi ipofusi (aging pigment) pada seratserat miocardium.
Penebalan dinding jantung menyebabkan jumlah darah yang ditampung lebih
afterload meningkat.
Menurunnya respon jantung terhadap reseptor -adrenergik. Menurunnya
perubahan-perubahan baroreseptor dan komoreseptor. Perubahan respon ini
membran saraf dan otot rangka dapat terjadi bila ada rangsangan dari luar sedangkan
pada membran sel otot jantung potensial aksi dapat terjadi tanpa adanya rangsangan.
Berbeda dari sel saraf dan sel otot rangka yang memiliki potensial membran istirahat.
Sel-sel khusus jantung tidak memiliki potensial membran istirahat. Sel-sel ini
memperlihatkan aktivitas pacemaker (picu jantung) berupa depolarisasi lambat
yang diikuti oleh potensial aksi apabila potensial membran tersebut mencapai ambang
tetap. Hal ini menimbulkan potensial aksi secara berkala yang akan menyebar
keseluruh jantung untuk menyebabkan jantung berdenyut secara teratur tanpa adanya
rangsangan melalui saraf. Potensial aksi sel otoritmik jantung mempunyai 4 fase: fase
0 (depolarisasi cepat), fase 1 (repolarisasi awal), fase 2 (plateu), fase 3 (repolarisasi
cepat), fase 4 (istirahat).
b. Peristiwa Mekanis pada Siklus Jantung
a. Middiastol Ventrikel, atrium masih berada dalam diastol. Karena perbedaan
rekanan ini maka katup AV terbuka, dan darah mengalir langsung dari atrium ke
dalam ventrikel sepanjang diastol ventrikel. Akibat pengisian pasif ini, volume
ventrikel secara perlahan meningkat bahkan sebelum atrium mulai berkontraksi.
b. Menjelang akhir diastol ventrikel, nodus SA mencapai ambang danmelepaskan
muaran. Impuls menyebar ke seluruh atrium, sepanjang kontraksi atrium,
tekanan atrium sedikit lebih tinggidaripada tekanan ventrikel sehingga katup AV
tetap terbuka.
c. Akhir diastol Ventrikel, Diastol ventrikel berakhir pada awitan kontraksi ventrikel.
Pada saat ini, kontraksi atrium dan pengisian ventrikel telah tuntas. Karena itu,
volume diastolik akhir adalah jumlah maksimal darah yang akan dikandung oleh
ventrikelselama siklus ini.
d. Eksitasi ventrikel dan awitan sistol ventrikel, setelah eksitasi atrium, impuls
merambat melalui nodus AV dan sistem penghantar khusus untuk merangsang
ventrikel. Secara bersamaan, kedua atrium berntraksi. Sewaktu kontraksi ventrikel
dimulai, tekanan ventrikel segera melebihi tekanan atrium.
e. Kontraksi Ventrikel Isovolumetrik, setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan
atrium dan katup AV tertutup, untuk membukaa katup aorta, tekanan ventrikel
harus terus meningkat sampai melebihi tekanan aorta.
f. Ejeksi Ventrikel, ketika tekanan ventrikel melebihi tekanan aorta, katup aorta
terbuka dan mulailah ejeksi darah. Volume ventrikel menurun secara bermakna
sewaktu darah dengan cepat dipompa keluar.
1. Irama Jantung Abnormal (Aritmia): disebabkan ketidakteraturan nodus S-A dan nodus
A-V atau gangguan sistem hantaran
2. Blok jantung: gangguan pada hantaran sehingga sebagian atau semua impuls tidak
mencapai ventrikel jantung berdenyut dengan irama sendiri
3. Blok jantung parsial: atrium berdenyut normal, frekuensi hantaran yang melalui nodus
A-V melambat mengakibaatkan ventrikel hanya berkontraksi sekali setelah atrium
kontraksi ke 2, 3 atau 4
4. Blok jantung komplet: atrium berdenyut normal, tetapi ventrikel berdenyut sendiri
dengan frekuensi: 20 40 x/menit
5. Fokus Ektopik: adalah defek hantaran yang menyebabkan denyut abnormal
6. Kontraksi Ventrikular Premature atau ekstra sistole
7. Geletar (flutter) dan fibrilasi: kontraksi cepat dan tidak terkoordinasi baik pada
ventrikel maupun atrium
8. Flutter jika frekuensi: 200 300 x/menit, jika lebih disebut fibrilasi
9. Fibrilasi atrial tidak mengancam kehidupan, sedang fibrilasi ventrikel akan
menyebabkan kematian.
DAFTAR PUSTAKA
Syaifuddin, Haji, 2011, Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC
Irawati, Lili. 2015. Aktifitas Listrik pada Otot Jantung. Jurnal Kesehatan Andalas 4(2)
Pearce, E.C. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedic. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Indonesia