Anda di halaman 1dari 14

Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) - Setelah pada postingan


sebelumnya telah diuraikan subposting dalam pengembangan kurikulum sekolah (KTSP)
yaitu konsep dasar kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Maka pada subpostingan
kedua kali ini blog Membumikan Pendidikan akan share mengenai komponen-komponen
yang terdapat di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Langsung saja
uraiannya
di
bawah
ini.
Kurikulum merupakan subsistem pendidikan. Sebagai subsistem pendidikan, kurikulum
merupakan sebuah program yang direncanakan secara sistematis, yakni perangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pengajaran. Oleh sebab itu, kurikulum
memiliki komponen yang saling berkaitan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Komponen Kurikulum Tingkat Ssatuan Pendidikan (KTSP) tersebut secara garis besar
mencakup:

Visi dan misi satuan pendidikan,

Tujuan pendidikan satuan pendidikan,

Struktur muatan KTSP,

Kalender pendidikan,

Silabus, dan

RPP (sumber: BSNP 2006).

Visi dan Misi Satuan Pendidikan


Setiap satuan pendidikan harus memiliki visi. Visi itulah yang kemudian menjadi acuan
dalam mengembangkan misi dan program-program pendidikan di setiap satuan pendidikan.
Visi sekolah harus mengacu pada kebijakan pendidikan nasional dengan tetap memperhatikan
kesesuaiannya dengan kebutuhan siswa. Tujuan pendidikan nasional yang digunakan rujukan
setiap sekolah pasti sama. Akan tetapi, karena kebutuhan masyarakat yang dilayani oleh
masing-masing sekolah berbeda-beda, maka visi setiap sekolah pun tidak mesti sama.

Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan


Tujuan adalah apa yang akan dicapai atau dihasilkan oleh suatu sekolah dan waktu
pencapaiannya. Tujuan pendidikan Satuan Pendidikan merupakan tahapan wujud sekolah
menuju visi yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu, rumusan tujuan satuan pendidikan harus

jelas, mudah dipahami oleh semua pihak, mengacu pada visi yang telah dirumuskan, serta
mewadahi semua kebutuhan warga sekolah.

Tujuan pendidikan dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan. Menurut


Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, tujuan umum satuan pendidikan
dasar dan menengah adalah sebagai berikut.

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,


kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.

Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,


kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.

Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,


pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Berdasarkan rumusan tujuan umum pendidikan pada satuan pendidikan, dirumuskanlah


tujuan khusus pendidikan yang sesuai dengan visi dan kondisi serta kebutuhan warga
sekolah.
Untuk komponen-komponen KTSP yang lainnya akan diuraikan pada postingan selanjutnya.
Semoga dapat bermanfaat dan bisa menjadi lebih paham mengenai komponen kurikulum
tingkat satuan pendidikan atau KTSP.

http://www.membumikanpendidikan.com/2015/01/komponen-kurikulum-tingkat-satuan.html

KONSEP DASAR DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013


Tujuan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara,dan peradaban dunia.

Landasan Pengembangan Kurikulum 2013


1. Landasan Filosofis
Landasan filosofi merupakan landasan terpenting dalam pengembangan kurikulum.
Landasan filosofis sebagai dasar penentuan kualitas peserta didik yang akan dicapai dalam
kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik,
penilaian hasil belajar serta hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan.
Landasan filosofis dari kurikulum 2013 ini menekankan pada pengembangan seluruh potensi
peserta didik untuk menjadi manusia berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan uraian diatas, kurikulum 2013 (dalam kemendikbud, 2013) dikembangkan
dengan landasan filosofis sebagai berikut.

Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini
dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan
budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini,
dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik dimasa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian
kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan

generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan
kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan
pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai
kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu
bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan
orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.

Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini,
prestasi bangsa diberbagai bidang kehidupan dimasa lampau adalah sesuatu yang harus
termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu
proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan
memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan
budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat
kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan
kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013
memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga,
diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di
masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.

Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan


akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum
adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism).
Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama Mata pelajaran yang sama dengan nama
disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan
kecemerlangan akademik.

Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari
masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial,
kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang
lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum
2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam
berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun
kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.

2.

Landasan Teoritis

Landasan teoritis merupakan landasan yang menjadi arahan dalam pengembangan


kurikulum 2013. Adapun landasan teoritis kurikulum 2013 menurut Permendikbud No 68
Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTs (dalam
Kemendikbud, 2013) adalah sebagai berikut.

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori pendidikan berdasarkan standar (standardbased education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum).
Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas
minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis
kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta
didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan,

dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum)
dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas,
dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum)
sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman
belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil
belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

3.

Landasan Yuridis
Landasan Yuridis merupakan landasan hukum dalam pengembangan kurikulum 2013.
Beberapa landasan yuridis kurikulum 2013 (dalam Kemendikbud, 2013) adalah sebagai
berikut.

1)
2)
a)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.


Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Penjelasan umum menjelaskan bahwa strategi pendidikan nasional dalam undang-undang

b)

ini meliputi pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (KBK).


Pada pasal 35 dijelaskan bahwa kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional

c)

yang telah disepakati.


Pada pasal 36, terdapat penjelasan tentang acuan dan prinsip penyusunan kurikulum yaitu:
(1) mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional, (2) dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah,

dan peserta didik, (3) Sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan memperhatikan:peningkatan iman dan takwa; peningkatan akhlak
mulia; peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; keragaman potensi daerah
dan lingkungan; tuntutan pembangunan daerah dan nasional; tuntutan dunia kerja;
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; agama; dinamika perkembangan
global; dan persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
d) Pada pasal 38 dijelaskan bahwa (1) kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar
dan menengah ditetapkan pemerintah, (2) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan
komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor
departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan
3)

menengah.
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional.
4)
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
a)
Pasal 1 butir 17 tentang pengertian kerangka dasar, menjelaskan bahwa tatanan konseptual
b)

kurikulum yang dikembangkan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.


Pasal 77 A tentang isi, fungsi dan kerangka dasar yaitu (1) berisi landasan filosofis,
sosiologis, psikopedagogis, dan yuridis sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.
(2)Digunakan sebagai: Acuan Pengembangan Struktur Kurikulum pada tingkat nasional;
Acuan Pengembangan muatan lokal pada tingkat daerah; dan Pedoman Pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.


c)
Pasal 77 B tentang struktur kurikulum menjelaskan pengorganisasian Kompetensi Inti (KI),
Kompetensi Dasar (KD), muatan pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar pada setiap
5)
a)
b)
c)
d)
e)

satuan pendidikan dan program pendidikan.


Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013.
No 54 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Pendidikan Dasar dan Menengah.
No 65 tentang standar proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
No 66 tentang standar penilaian pendidikan.
No 68 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SMP.
No 71 tentang buku teks pelajaran dan buku panduan guru untuk Pendidikan Dasar Dan
Menengah.

4.

Landasan Psikopedagogis

Dalam konvensi hak anak tahun 1990 (dalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIPUPI, 2007:54) dijelaskan bahwa perspektif psikopedagogis anak yang paling logis adalah
sampai sejauh mana seorang anak mampu mengubah dirinya sesuai dengan kondisi di
sekitarnya. Kemampuan mengubah kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan
pengaruh-pengaruh di sekitarnya.
Agar proses perkembangannya optimal, anak memerlukan berbagai kegiatan dan latihan
yang sesuai dengan keberadaannya dan sesuai dengan kebutuhan psikologisnya. Kegiatan dan
latihan dapat diperoleh anak melalui proses pendidikan. Namun yang perlu diperhatikan
dalam mendidik yaitu setiap kegiatan dan tugas yang dibebankan kepada anak sebagai siswa
harus sesuai dengan tingkat kemampuannya. Jika hal tersebut terabaikan, maka
ketidakberhasilan peserta didik dalam mencapai tugas-tugas di sekolah akan terjadi.
Berdasarkan uraian diatas, maka landasan psikopedagogis (dalam Kemendikbud, 2013)
adalah sebagai berikut:
a)

b)

c)

Relevansi
Kesesuaian program pembelajaran dengan tingkat perkembangan kemampuan anak, tingkat
unsur mentalnya (aspek kesesuaian) dan tingkat kebutuhan anak (aspek kecukupan).
Model Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pembelajaran yang dikembangkan berbasis kompetensi (sikap, keterampilan

dan

pengetahuan) sehingga dapat memenuhi aspek kesesuaian dan kecukupan.


Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran berorientasi pada karakteristik kompetensi sikap (Krathwohl):
(Menerima+Menjalankan+Menghargai+Menghayati+ Mengamalkan), keterampilan (Dyers) :
(Mengamati + Menanya + Mencoba + Menalar + Menyaji + Mencipta), dan pengetahuan
(Bloom & Anderson): (Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa +

Mengevaluasi +Mencipta).
Aktivitas Belajar: menggunakan pendekatan saintifik, karakteristik kompetensi sesuai
Jenjang (SD: Tematik Terpadu, SMP: Tematik Terpadu-IPA & IPS- dan Mapel, SMA :

Tematik dan Mapel).


Output Belajar: keseimbangan sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam diri peserta

d)

didik.
Outcomes Belajar: soft skill dan hard skill.
Penilaian
(1) Authentic Asessment : pada input, proses dan output.
(2) Kesesuaian teknik penilaian pada 3 ranah kompetensi : sikap,

pengetahuan dan keterampilan (tes dan portofolio).

Karakteristik Kurikulm 2013


Setiap kurikulum tentunya memiliki karakteristik yang hendak ditampilkan, agar dapat
membedakannya dengan kurikulum yang ada sebelumnya. Karakteristik ini juga akan
menggambarkan berbagai hal yang hendak diwujudkan melalui pelaksanaan kurikulum ini
termasuk strategi yang digunakan untuk mewujudkannya. Kurikulum 2013 dirancang dengan
karakteristik sebagai berikut:
1.

Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin

2.

tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;


Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan

3.

memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;


Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam

berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;


4.
Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan,
5.

dan keterampilan;
Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam

6.

kompetensi dasar mata pelajaran;


Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi
dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk

mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;


7.
Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan
(organisasi horizontal dan vertikal).
Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013
1.

Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata
pelajaran hanya sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi

2.

Didasarkan pada standar kompentensi lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan
pendidikan, jenjang pendidikan dan program pendidikan

3.

Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi

Adapun prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 lain yang dilaksanakan atas dasar beberapa
prinsip utama sebagai berikut:
a)

Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan.

b)

Kedua, standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti
yang bebas mata pelajaran.

c)

Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap,


keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

d)

Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai.

e)

Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti.

f)

Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian.
Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini menjadi sangat esensial dalam
mewujudkan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013. Pengembangan kurikulum 2013
(dalam Kemendikbud, 2012:12) didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.

1.

Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar mata
pelajaran. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan
untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah
menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan tertentu. Kurikulum
sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang
pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam rencana. Hasil belajar
adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di

2.

masyarakat.
Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan,
dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12
Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum
adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan
selama 12 tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan
pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada
setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas Standar
Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar Kompetensi
satuan pendidikan.

3.

Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa


sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas
dalam berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara
khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan ketrampilan dikemas
dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran dan diorganisasikan dengan
memperhatikan prinsip penguatan (organisasi horizontal) dan keberlanjutan (organisasi

vertikal) sehingga memenuhi prinsip akumulasi dalam pembelajaran.


4. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan yang
dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan Dasar dapat dipelajari dan dikuasai
setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis kompetensi.
5.
Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. Atas dasar prinsip perbedaan
kemampuan individual peserta didik, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk memiliki tingkat penguasaan di atas standar yang telah ditentukan (dalam sikap,
keterampilan dan pengetahuan). Oleh karena itu beragam program dan pengalaman belajar
disediakan sesuai dengan minat dan kemampuan awal peserta didik.
6.
Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
serta lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.
7.
Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi,
dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, budaya,
teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu konten kurikulum harus
selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni; membangun
rasa ingin tahu dan kemampuan bagi peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara
8.

tepat hasil-hasil ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.


Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan tidak boleh
memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan kurikulum didasarkan
kepada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan lingkungan hidup. Artinya,
kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari permasalahan di
lingkungan masyarakatnya sebagai konten kurikulum dan kesempatan untuk mengaplikasikan

9.

yang dipelajari di kelas dalam kehidupan di masyarakat.


Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pemberdayaan peserta didik untuk belajar
sepanjang hayat dirumuskan dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan dasar yang dapat
digunakan untuk mengembangkan budaya belajar.

10. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan


daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan
nasional dikembangkan melalui penentuan struktur kurikulum, Standar Kemampuan/SK dan
Kemampuan Dasar/KD serta silabus. Kepentingan daerah dikembangkan untuk membangun
manusia yang tidak tercabut dari akar budayanya dan mampu berkontribusi langsung kepada
masyarakat di sekitarnya. Kedua kepentingan ini saling mengisi dan memberdayakan
keragaman dan kebersatuan yang dinyatakan dalam Bhinneka Tunggal Ika untuk membangun
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
11. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi.
Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki
setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti
dengan proses perbaikan terhadap kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki
seorang atau sekelompok peserta didik.
Komponen-komponen Kurikulum 2013
Suatu kurikulum harus memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian ini meliputi dua
hal. Pertama kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan
perkembangan masyarakat. Kedua

kesesuaian antar komponen-komponen. Adapun

komponen-komponen pengembangan kurikulum, yaitu:


1.

Komponen tujuan
Komponen tujuan merupakan komponen pembentuk kurikulum yang berkaitan dengan
hal-hal yang ingin dicapai atau hasil yang diharapkan dari kurikulum yang akan dijalankan.
Dengan membuat tujuan yang pasti, hal tersebut akan membantu dalam proses pembuatan
kurikulum yang sesuai dan juga membantu dalam pelaksanaan kurikulumnya agar tujuan
yang diharapkan dapat tercapai.
Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:
a.
Tujuan Pendidikan Nasional
Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara
jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

b.

Tujuan Institusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan.

Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat
satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan sebagai berikut.
- Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
- Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
- Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
c.

Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata

pelajaran.
d.

Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran


Tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat didefinisikan

sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan
tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan.

2.

Komponen Isi
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam
kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis
bidang studi yang diajarkan dan isi program dari masing-masing bidang studi tersebut.

3.

Komponen Metode
Komponen metode atau strategi merupakan komponen yang cukup penting karena metode
dan strategi yang digunakan dalam kurikulum tersebut menentukan apakah materi yang

diberikan atau tujuan yang diharapkan dapat tercapai atau tidak. Dalam prakteknya, seorang
guru seyogyanya dapat mengembangkan strategi pembelajaran secara variatif, menggunakan
berbagai strategi yang memungkinkan siswa untuk dapat melaksanakan proses belajarnya
secara aktif, kreatif dan menyenangkan, dengan efektivitas yang tinggi. Pemilihan atau
pembuatan metode atau strategi dalam menjalankan kurikulum yang telah dibuat haruslah
sesuai dengan materi yang akan diberikan dan tujuan yang ingin dicapai.

4.

Komponen Evaluasi
Dalam pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat
ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang
bersangkutan. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan
untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria.
Komponen evaluasi merupakan bagian dari pembentuk kurikulum yang berperan sebagai
cara untuk mengukur atau melihat apakah tujuan yang telah dibuat itu tercapai atau tidak.
Selain itu, dengan melakukan evaluasi, kita dapat mengetahui apabila ada kesalahan pada
materi yang diberikan atau metode yang digunakan dalam menjalankan kurikulum yang telah
dibuat dengan melihat hasil dari evaluasi tersebut. Dengan begitu, kita juga dapat segera
memperbaiki kesalahan yang ada atau mempertahankan bahkan meningkatkan hal-hal yang
sudah baik atau berhasil.

G.

Perangkat Kurikulum 2013

1.

Standar Nasional Pendidikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

2.

Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah sesuai dengan Peraturan

3.

Menteri Pendidikan Dan Kebudayaa Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013.


Standar Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan

Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013.


4.
Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah sesuai dengan Peraturan Menteri
5.

Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013.


Standar Penilaian Pendidikan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013.

6.

Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah


Tsanawiyah sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun

7.

2013.
Buku Teks Pelajaran Dan Buku Panduan Guru Untuk Pendidikan Dasar Dan Menengah
sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
71 Tahun 2013.

http://jhonmiduk8.blogspot.co.id/2014/03/konsep-dasar-dan-pengembangan-kurikulum.html

Anda mungkin juga menyukai