Kalender pendidikan,
Silabus, dan
jelas, mudah dipahami oleh semua pihak, mengacu pada visi yang telah dirumuskan, serta
mewadahi semua kebutuhan warga sekolah.
http://www.membumikanpendidikan.com/2015/01/komponen-kurikulum-tingkat-satuan.html
Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini
dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan
budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini,
dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik dimasa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian
kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan
generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan
kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan
pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai
kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu
bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan
orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini,
prestasi bangsa diberbagai bidang kehidupan dimasa lampau adalah sesuatu yang harus
termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu
proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan
memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan
budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat
kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan
kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013
memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga,
diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di
masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari
masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial,
kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang
lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum
2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam
berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun
kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
2.
Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori pendidikan berdasarkan standar (standardbased education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum).
Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas
minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis
kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta
didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan,
dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum)
dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas,
dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum)
sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman
belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil
belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
3.
Landasan Yuridis
Landasan Yuridis merupakan landasan hukum dalam pengembangan kurikulum 2013.
Beberapa landasan yuridis kurikulum 2013 (dalam Kemendikbud, 2013) adalah sebagai
berikut.
1)
2)
a)
b)
c)
dan peserta didik, (3) Sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan memperhatikan:peningkatan iman dan takwa; peningkatan akhlak
mulia; peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; keragaman potensi daerah
dan lingkungan; tuntutan pembangunan daerah dan nasional; tuntutan dunia kerja;
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; agama; dinamika perkembangan
global; dan persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
d) Pada pasal 38 dijelaskan bahwa (1) kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar
dan menengah ditetapkan pemerintah, (2) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan
komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor
departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan
3)
menengah.
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional.
4)
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
a)
Pasal 1 butir 17 tentang pengertian kerangka dasar, menjelaskan bahwa tatanan konseptual
b)
4.
Landasan Psikopedagogis
Dalam konvensi hak anak tahun 1990 (dalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIPUPI, 2007:54) dijelaskan bahwa perspektif psikopedagogis anak yang paling logis adalah
sampai sejauh mana seorang anak mampu mengubah dirinya sesuai dengan kondisi di
sekitarnya. Kemampuan mengubah kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan
pengaruh-pengaruh di sekitarnya.
Agar proses perkembangannya optimal, anak memerlukan berbagai kegiatan dan latihan
yang sesuai dengan keberadaannya dan sesuai dengan kebutuhan psikologisnya. Kegiatan dan
latihan dapat diperoleh anak melalui proses pendidikan. Namun yang perlu diperhatikan
dalam mendidik yaitu setiap kegiatan dan tugas yang dibebankan kepada anak sebagai siswa
harus sesuai dengan tingkat kemampuannya. Jika hal tersebut terabaikan, maka
ketidakberhasilan peserta didik dalam mencapai tugas-tugas di sekolah akan terjadi.
Berdasarkan uraian diatas, maka landasan psikopedagogis (dalam Kemendikbud, 2013)
adalah sebagai berikut:
a)
b)
c)
Relevansi
Kesesuaian program pembelajaran dengan tingkat perkembangan kemampuan anak, tingkat
unsur mentalnya (aspek kesesuaian) dan tingkat kebutuhan anak (aspek kecukupan).
Model Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pembelajaran yang dikembangkan berbasis kompetensi (sikap, keterampilan
dan
Mengevaluasi +Mencipta).
Aktivitas Belajar: menggunakan pendekatan saintifik, karakteristik kompetensi sesuai
Jenjang (SD: Tematik Terpadu, SMP: Tematik Terpadu-IPA & IPS- dan Mapel, SMA :
d)
didik.
Outcomes Belajar: soft skill dan hard skill.
Penilaian
(1) Authentic Asessment : pada input, proses dan output.
(2) Kesesuaian teknik penilaian pada 3 ranah kompetensi : sikap,
Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin
2.
3.
dan keterampilan;
Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam
6.
Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata
pelajaran hanya sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi
2.
Didasarkan pada standar kompentensi lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan
pendidikan, jenjang pendidikan dan program pendidikan
3.
Adapun prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 lain yang dilaksanakan atas dasar beberapa
prinsip utama sebagai berikut:
a)
b)
Kedua, standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti
yang bebas mata pelajaran.
c)
d)
e)
f)
Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian.
Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini menjadi sangat esensial dalam
mewujudkan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013. Pengembangan kurikulum 2013
(dalam Kemendikbud, 2012:12) didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.
1.
Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar mata
pelajaran. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan
untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah
menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan tertentu. Kurikulum
sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang
pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam rencana. Hasil belajar
adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di
2.
masyarakat.
Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan,
dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12
Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum
adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan
selama 12 tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan
pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada
setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas Standar
Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar Kompetensi
satuan pendidikan.
3.
9.
Komponen tujuan
Komponen tujuan merupakan komponen pembentuk kurikulum yang berkaitan dengan
hal-hal yang ingin dicapai atau hasil yang diharapkan dari kurikulum yang akan dijalankan.
Dengan membuat tujuan yang pasti, hal tersebut akan membantu dalam proses pembuatan
kurikulum yang sesuai dan juga membantu dalam pelaksanaan kurikulumnya agar tujuan
yang diharapkan dapat tercapai.
Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:
a.
Tujuan Pendidikan Nasional
Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara
jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
b.
Tujuan Institusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan.
Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat
satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan sebagai berikut.
- Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
- Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
- Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
c.
Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata
pelajaran.
d.
sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan
tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan.
2.
Komponen Isi
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam
kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis
bidang studi yang diajarkan dan isi program dari masing-masing bidang studi tersebut.
3.
Komponen Metode
Komponen metode atau strategi merupakan komponen yang cukup penting karena metode
dan strategi yang digunakan dalam kurikulum tersebut menentukan apakah materi yang
diberikan atau tujuan yang diharapkan dapat tercapai atau tidak. Dalam prakteknya, seorang
guru seyogyanya dapat mengembangkan strategi pembelajaran secara variatif, menggunakan
berbagai strategi yang memungkinkan siswa untuk dapat melaksanakan proses belajarnya
secara aktif, kreatif dan menyenangkan, dengan efektivitas yang tinggi. Pemilihan atau
pembuatan metode atau strategi dalam menjalankan kurikulum yang telah dibuat haruslah
sesuai dengan materi yang akan diberikan dan tujuan yang ingin dicapai.
4.
Komponen Evaluasi
Dalam pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat
ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang
bersangkutan. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan
untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria.
Komponen evaluasi merupakan bagian dari pembentuk kurikulum yang berperan sebagai
cara untuk mengukur atau melihat apakah tujuan yang telah dibuat itu tercapai atau tidak.
Selain itu, dengan melakukan evaluasi, kita dapat mengetahui apabila ada kesalahan pada
materi yang diberikan atau metode yang digunakan dalam menjalankan kurikulum yang telah
dibuat dengan melihat hasil dari evaluasi tersebut. Dengan begitu, kita juga dapat segera
memperbaiki kesalahan yang ada atau mempertahankan bahkan meningkatkan hal-hal yang
sudah baik atau berhasil.
G.
1.
2.
Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah sesuai dengan Peraturan
3.
6.
7.
2013.
Buku Teks Pelajaran Dan Buku Panduan Guru Untuk Pendidikan Dasar Dan Menengah
sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
71 Tahun 2013.
http://jhonmiduk8.blogspot.co.id/2014/03/konsep-dasar-dan-pengembangan-kurikulum.html