Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PANCASILA

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 4:


RISMA
FAUZAN AKBAR
ANI
SUCI INDAH CAHYANI
SAGITA CAHYANI
SARDIANA
WULANDARI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR (2015/2016)


PENDIDIKAN BIOLOGI ICP

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Keberadaan UUD 1945 yang selama ini disakralkan, dan tidak boleh diubah
kini telah mengalami beberapa perubahan. Tuntutan perubahan terhadap UUD 1945
itu pada hakekatnya merupakan tuntutan bagi adanya penataan ulang terhadap
kehidupan berbangsa dan bernegara. Atau dengan kata lain sebagai upaya memulai
kontrak social baru antara warga Negara dengan Negara maju apa yang dicitacitakan bersama yang dituangkan dalam sebuah peraturan dasar (konstitusi).
Perubahan konstitusi ini menginginkan pula adanya perubahan sistem dan kondisi
negara yang otoritarian menuju kearah sistem yang demokratis dengan relasi
lembaga Negara yang seimbang. Dengan demikian perubahan konstitusi menjadi
suatu agenda yang tidak bisa diabaikan. Hal ini menjadi suatu keharusan dan amat
menentukan bagi jalannya demokratisasi suatu bangsa. Realitas yang berkembang
kemudian memang telah menunjukkan adanya komitmen bersama dalam setiap
elemen masyarakat untuk mengamandemen UUD 1945. Bagaimana cara
mewujudkan komitmen itu dan siapa yang berwenang melakukannya serta dalam
suatu konstitusi seperti apa perubahan itu terjadi, menjadikan suatu bagian yang
menarik dan terpenting dari proses perubahan konstitusi itu. Karena dari sini akan
dapat terlihat apakah hasil dicapai telah mereprentasikan kehendak warga
masyarakat, dan apakah telah menentukan bagi pembentukan wajah Indonesa
kedepannya. Wajah Indonesia yang demokratis dan pluralistic, sesuai dengan nilai
keadilan social, kesejahteraan rakyat dan kemanusiaan. Dengan meliht kembali dari
hasil-hasil perubahan itu, kita akan dapat dinilai apakah rumusan-rumusan perubahan
yang dihasilkan memang dapat dikatakn lebih baik dan sempurna. [1]
2. RUMUSAN MASALAH
a. Jelaskan pengertian dan sejarah lahirnya konstitusi di Indonesia?
b. Jelaskan perubahan dan amandemen konstitusi Indonesia dengan perubahan
amandemen di Negara lain?
c. Sebutkan macam-macam kostitusi?
3. TUJUAN PENULIS
a. Untuk mengetahui pengertian dan sejarah lahirnya konstitusi di Indonesia.
b. Untuk perubahan dan amandemen konstitusi Indonesia dengan perubahan
amandemen di negara lain
c. Untuk mengetahui macam-macam konstitusi

BAB II

PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN KONSTITUSI
Konstitusi dalam Negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum
bentukan pada pemerintahan Negara-biasanya dimodifikasikan sebagai dokumen
tertulis. Dalam kasus bentukan Negara, konstitusi menurut aturan dan prinsipprinsip entitas politik dan hokum, istilah ini merujuk secara khusus untuk
menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar hukum termasuk
dalam bentukan struktur, prosedur, weweenang dan kewajiban pemerintahn
Negara pada umumnya, konstitusi umumnya merujuk pada pejaminan hak
kepada warga masyarakat.
2. SEJARAH LAHIRNYA KONSTITUSI DI INDONESIA
Sebagai Negara yang berdasarkan hukum, tentu saja Indonesia memiliki
konstitusi yang dikenal dengan UUD 1945. Eksistensi UUD 1945 sebagai
konstitusi di Indonesia mengalami sejarah yang sangat penjang hingga akhirnya
diterima sebagai landasan hukum bagi pelaksanaan ketatanegaraan di Indonsia.
Dalam sejarahnya, UUD 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 16 Juni 1945
oleh badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
atau dalam bahasa jepang dikenal dengan dokuritsu zyunbi tyoosakai yang
beranggotakan 21 orang, diketahui Ir. Soekrno dan Drs. Moh. Hatta sebagai
wakil ketua dengan 19 orang anggota yang terdiri dari 11 orang wakil dari Jawa,
3 orang dari Sumatra dan masin-masing 1 wakil dari Kalimantang, Maluku, dan
Sunda kecil. Badan tersebut (BPUPKI) ditetapkan berdasarkan maklumat
gunseikan nomor 23 bersamaan dengan ulang tahun Tenno Heika pada 29 April
1945.
Latar belakang terbentuknya kostitusi (UUD 1945) bermula dari janji Jepang
untuk memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia dikemudian hari. Janji
tersebut antara lain berisi sejak dari dahulu, sebelum pecahnya peperangan Asia
timur raya DAI Nippon sudah mulai berusaha membebaskan bangsa Indonesia
dari kekuasaan pemerintah hindia Belanda. Tentara Dai Nippon serentak
menggerakkan angkatan perangnya, baik di darat, laut, maupun udara, untuk
mengakhiri kekuasaan penjajahan Belanda.
Sejak saat itu Dai Nippon Teikoku memandang bangsa Indonesia sebagai
saudara mud serta membimbing bangsa Indonesia dengan giat dan tulus ikhlas di
semua bidang, sehingga diharapkan kelak bangsa Indonesia siap untuk berdiri
sendiri sebagai bangsa Asia Timur Raya. Namun janji hanyalah janji, penjajah
tetaplah penjajah yang selalu ingin lebih lama menindas dan menguras kekayaan
bangsa Indonesia. Setelah Jepang dipukul mundur oleh sekutu, Jepang tidak ingat
lagi akan janjinya. Setelah menyerah tanpa syarat kepada sekutu, rakyat
Indonesia lebih bebas dan leluasa untuk berbuat dan tidak bergantung pada
Jepang sampai saat kemerdekaan tiba. Dengan terpilihnya presiden dan wakilnya
atas dasar UUD 1945 itu, maka secara formal Indonesia sempurna sebagai

sebuah Negara, sebab syarat yang lazim diperlukan oleh setiap Negara telah ada
yaitu adanya:
Rakyat, yaitu bangsa Indonesia;
Wilayah, yaitu tanah air Indonesia yang terbentang dari sabang hingg ke
marauke yang terdiri dri 13.500 buah pulau besar dan kecil;
Kedaualatan, yaitu sejak mengucap proklamasi kemerdekaan Indonesia;
Pemerintah, yaitu sejak terpilihnya presiden ddan wakilnya sebagai
pucuk pimpinan pemerintah Negara.
Tujuan Negara yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan
pancasila, dan bentuk Negara yaitu Negara kesatuan. [2]
3. PERUBAHAN KONSTITUSI DI INDONESIA DAN DI BEBERAPA
NEGARA
1. Indonesia
Dalam UUD 1945 menyediakan satu pasal yang berkenaan dengan cara
perubahan UUD, yaitu pasal 37 yang menyebutkan:
1. Untuk mengubah UUD sekurang-kurangnya 2/3 dari pada anggota
MPR harus hadir;
2. Putusan diambil degan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 jumlah
anggota yang hadir.
Pasal 37 tersebut mengandung 3 norma, yaitu:
1. Bahwa wewenang untuk mengubah UUD ada pada MPR sebagai
lembaga tertinggi Negara;
2. Bahwa untuk mengubah UUD, kuorum yang dipenuhi sekurangkurangnya adalah 2/3 dari sejumlah anggota MPR;
3. Bahwa putusan tentang perubahan UUD adalah sah apabila disetujui
oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari anggota MPR yang hadir.
Jika dihadapkan pada klasifikasi yang disampaikan KC. Wheare,
merupakan bentuk konstitusi bersifat tegar, karena selain tata cara
perubahannya tergolong sulit, juga karena dibutuhkannya prosedur
khusus. Menurut KC. Wheare, tingkat kesulitan perubahan-perubahan
konstitusi memiliki motif-motif tersendiri yaitu:
1. Agar perubahan konstitusi dilakukan dengan pertimbangan yang
masak, tidak secara serampangan dan dengan sadar (dikehendaki);
2. Agar rakyat mendapat kesempatan untuk menyampaikan
pandangannya sebelum perubahan dilakukan;
3. Agar hak-hak perserongan atau kelompok seperti kelompok
minoritas agama atau kebudayaannya mendapat jaminan.

Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia, konstitusi atau UUD 1945 yang


diberlakukan di Indonesia, telah mengalami perubahan-perubahan dan
masa berlakunya di Indonesia, yakni dengan rincian sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

UUD 1945 (18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949);


Konstitusi RIS (27 Desember 1945 - 17 Agustus 1950);
UUD Sementara RI 1950 (17 Agustus 1950 5 Juli 1959);
UUD 1945 (5 Juli 1959 19 Oktober 1999);
UUD 1945 dan Perubahan I (19 Oktober 1999 18 Agustus 2000);
UUD 1945 dan Perubahan I dan II (18 Agustus 2000 9 November
2001);
7. UUD 1945 dan Perubahan I, II, III (9 November 2001 10 Agustus
2002);
8. UUD 1945 dan Perubahan I,II,III, dan IV (10 Agustus 2002).
2. Amerika Serikat
Pada tahun 1777, Negara ini menyusun suatu ladasan kerjasama bagi
ketiga belas bekas daerah jejahannya dalam bentuk articles of
confederation. Menurut aturan ini sistem pemerintahan dilakukan oleh
suatu badan yang disebut congres yng diberikan kekuasaan untuk
bertindak atas nama konfiderasi. Namun demikian bukan berarti
keputusan sepenuhnya atas nama kongres, akan tetapi keputusan itu baru
bisa dilaksanakan jika disetujui oleh sekurang-kurngnya 9 negara dari 13
negara yang tergabung.
Pengalaman pemerintahan atas dasar Articles of confederation memaksa
para pemimpin Negara-negara yang tergabung untuk berpikir lebih jauh
ke depan. Untuk itu mereka merasa perlu melakukan perubahan secara
fundamental agar berfungsi suatu pemerintah yang sentralistik tanpa ada
gangguan dan interverensi dari negara-negara berkembang. Untuk
maksud itu kongres membentuk suatu badan yang diberi nama
constitutional convention yang bertugas menyiapkan konstitusi bagi
negara-negara yang hendak melakukan kerjasama lebih erat. Badan ini
beranggotakan 55 orang yang diwakili 13 negara yang tergabung.
Sementara itu, dalam melakukan perubahan konstitusi, Amerika telah
banyak melakukan perubahan (amandemen) dengan memunculkan
beberapa syarat yaitu:
1. 2/3 dari perwakilan rakyat negara-negara dapat mengajukan usul
agar dijadikan perubahan terhadap Amerika Serikat;
2. Untuk keperluan perubahan konstitusi tersebut dewan perwakilan
rakyat federal harus memanggil siding konvensi;
3. Konvensi inilah yang melaksanakan wewenang merubah konstitusi.
3. Belanda
Perubahan konstitusi kerajaan Belanda terjadi beberapa kali yaitu
pada tahun 1814, 1848, dan 1972. Masalah perubahan konstitusi kerajaan

ini diatur dalam Bab (Hoofdstak) XIII dan terdiri 6 pasal yaitu pasal 193
(210 lama) sampai pada pasal 198 (215 lama). Cara yang dilakukan
dalam rangka perubahan itu adalah dengan memperbesar jumlah anggota
staten general parlemen sebanyak dua kali lipat. Keputusan tentang
perubahan atau penambahan tersebut adalah sah apabila disetujui
sejumlah suara yang sama dengan dua pertiga dari yang hadir, akan
tetapi dalam Grondwet (UUD) Belanda tahun 1815 prosedur di atas
diperberat, yaitu memenuhi kuorum yakni sekurang-kurangnya setengah
dari anggota siding staten general ditambah satu (UU 1814 pasal 144).
Dengan demikian perubahan UUD adalah sah apabila dihadiri oleh
sekurang-kurangnya setengah oleh jumlah anggota staten general yang
telah dijadikan dua kali lipat ditambah satu. [3]
Macam-Macam Konstitusi
1. Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis (written
constitution and unwritten constitution).
Suatu konstitusi disebut tertulis bila berupa suatu naskah (Doumentary
Constitution), sedangkan konstitusi tidak tertulis tidak berupa suatu
naskah (Non-Doumentary Constitution) dan banyak di pengaruhi oleh
tradisi konvensi. Contoh konstitusi Inggris yang hanya berupa kumpulan
dokumen.
2. Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (flexible and rigid
constitution).
Pengertian konstitusi fleksibel adalah konstitusi yang di amandemen
tanpa adanya prosedur khusus sedangkan konstitusi yang kaku adalah
konstitusi yang mensyarakatkan suatu adanya prosedur khusus dalam
melakukan amandemen. Dikatakan konstitusi itu flexible apabila
konstitusi itu memungkinkan adanya perubahan sewaktu-waktu sesuai
perkembangan masyarakat (contoh konstitusi Inggris dan Selandia baru).
Sedangkan pengertian konstitusi rigid apabila konstitusi itu sulit diubah
sampai kapan pun (contoh : USA, Kanada, Indonesia dan Jepang).
Ciri-ciri konstitusi fleksibel

Sifat elastis, artinya dapat disesuaikan dengan mudah


Dinyatakan dan dilakukan perubahan adalah mudah seperti
mengubah UU

Ciri- ciri konstitusi rigid

Memiliki tingkat dan derajat yang lebih tinggi dari UU


Hanya dapat diubah dengan tata cara khusus/istimewa

3. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat


tinggi (supreme and not supreme constitution).
Konstitusi derajat tinggi, konstitusi yang mempunyai kedudukan
tertinggi dalam negara (tingkatkan peraturan perundang-undangan).
Sedangkan konstitusi tidak derajat tinggi ialah konstitusi yang tidak
mempunyai kedudukan serta derajat seperti konstitusi derajat tinggi.
4. Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and
Unitary Constitution).
Bentuk negara akan sangat menentukan konstitusi negara yang
bersangkutan. Dalam suatu negara serikat terdapat pembagian kekuasaan
antara pemerintah federal (pusat) dengan negara-negara bagian. Hal itu
diatur di dalam konstitusinya. Pembagian kekuasaan seperti itu tidak
diatur dalam konstitusi negara kesatuan, karena pada dasarnya semua
kekuasaan berada di tangan pemerintah pusat.
5. Konstitusi Pemerintah Presidensial dan Pemerintah Parlementer
(President Executive and Parliamentary Executive Constitution).
Ciri-ciri Konstitusi sistem pemerintahan presidensial (strong) terdapat
ciri-ciri antara lain:

Presiden memiliki kekuasaan nominal sebagai kepala negara,


tetapi juga memiliki kedudukan sebagai Kepala Pemerintahan
Presiden dipilih langsung oleh rakyat atau dewan pemilih
Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislatif dan tidak
dapat memerintahkan pemilihan umum.

Ciri-ciri konsitusi sitem pemerintahan parlementer memiliki ciri-ciri


(Sri Soemanti):

Kabiet dipimpin oleh seorang perdaa mentri yang dibentuk


berdasarkan kekuatan yang menguasai parlemen
Anggota cabinet sebagian atau seluruhnya dari anggota parlmen
Presiden dengan saran atau nasihat perdana mentri dapat
membubarkan diadakan pemilihan umum. [4]

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Konstitusi (contitution) dalam negara adalah sebuah norma sistem politik
dan hukum bentukan pada pemerintahan negara, konstitusi memuat
aturan dan prinsip-prinsip entitas poitik dan hukum. Dalam sejarahnya,
Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei 945 sampai 16 Juni
1945 oleh (BPUPKI) yng beranggotakan 21 orang.

2. Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia, Konstitusi atau UndangUndang Dasar 1945 yang diberlakukan di Indonesia, telah mengalami
perubahan-perubahan dalam masa berlakunya di Indonesia.
3. Macam-macam konstitusi
a. Konstitusi tertulis dan tidak tertulis
b. Konstitusi fleksibel dan rigid
c. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajt tidak tinggi
d. Konstitusi negara serikat dan negara kesatuan
e. Konstitusi pemerintahan presidensial dan pemerintahan
parlementer

DAFTAR PUSTAKA
Dahlan Thaib,DPR dalam sistem Ketatanegaraan Indonesia, (Liberty, 1994). Mohammad
Fajrul Falaahk,Komisi konstitusi dan peran Rakyat dalam perubahaan UUD 1945, jurnal
Analisa CSIS Tahun XXXI/ 2002 No.2, (Jakarta: Penerbit Centre for Strategic and
international Studies, 2002). Bagar manan, Teori dan politik Konstitusi,(Yogyakarta: FH UUI
PRESS. 2003).
[1] Manan bagar, Teori dan Politik Konstitusi, (Yogyakarta; FH UUI PRESS. 2003) Hal 23
[2] Thaib Dahlan,DPR Dalam sistem ketatanegaan Indonesia.(Liberty, 1994) Hal 56
[3] Analisa CSIS Tahun XXXI/ 2002 No.2, (Jakarta:Penerbit Centr For Strategic and
international Studies,2002) hal 98

[4] Manan bagir, Teori dan teori dan politik Konstitusi,(Yogyakarta; FH UII PRESS. 2003)
Hal 77

Anda mungkin juga menyukai