Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
B. Keluhan Utama :
Klien mengatakan sesak nafas.
C. Riwayat Kesehatan
Riwayat penyakit dahulu.
Klien tidak pernah mengalami penyakit serius sebelumnya, tapi akhir-akhir ini
klien sering mengalami sesak nafas dan sulit bernafas jika dalam posisi tidur.
Klien juga pernah tenggelam setahun yang lalu.
Riwayat penyakit keluarga.
Keluarga klien sebelumnya belum pernah mengalami penyakit ini.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
ANALISA DATA
NAMA: Tn. X
Umur : 45 Thn
No
Data
1.
Etiologi
ARDS
Trauma /cedera
pada membran
kapiler alveolar
Kebocoran cairan
kedalam ruang
interstisial alveolar
Odema
interstisial
Bersihan
nafas tak
efektif
Masalah
Bersihan Jalan
nafas tidak efektif.
Diagnosa Keperawatan
2.
ARDS
Trauma /cedera
pada membran
kapiler alveolar
Kebocoran cairan
kedalam ruang
interstisial alveolar
Kerusakan
pertukaran gas
Gangguan
pertukaran
gas
Gangguan
pertukaran gas
3.
ARDS
Trauma /cedera
pada membran
kapiler alveolar
Kebocoran cairan
kedalam ruang
interstisial alveolar
Ketidakseimbangan
ventilasi dan perfusi
Penurunan
pembentukan
surfaktan
Kolaps pada
alveolar
Komplians paru
menjadi menurun
Penurunan fungsi
paru
Perubahan status
kesehatan
Ansietas
Ansietas/ketakutan
Ansietas/ketakutan[uraikan
tingkatan]. b.d krisis situasi.
Ancaman untuk/perubahan
status kesehatan atau takut
mati.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Tujuan :
Itervensi
1.
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
1.Catat perubahan
dalam usaha dan pola
nafas.
selama 3x 24 jam,
dengan:
menjadi efektif,
pada tenggorokan
Pasien menyatakan
terbebas dari
2. Observasi adanya
penurunan ekspansi
dinding dada dan
adanya peningkatan
fremitus.
dypsnea.
DO: + Dispnea
Pasien dapat
+ Lemah
mempertahankan
+cyanosis
kepatenan jalan
3. Catat karakteristik
suara nafas.
N: 130X/menit
adanya
SB: 38C
ronchi/suara nafas
R: 27X/menit
bersih.
-
Pasien dapat
mengeluarkan
sputum tanpa
kesukaran.
- Pasien
4.Catat karakteristik
batuk (menetap,
efektif/tidak efektif)
dan karakteristik
sputum yang
diproduksi.
menunjukkan
perbaikan tingkah
laku yang
memperbaiki/
mempertahankan
kebersihan jalan
nafas.
TTVnormal;
SB: 36,5C
TD: 120/80 mmHg
5. Peliharakebersihan
jalan nafas bagian
atas dengan
memberi posisi
yang tepat dan
pemberian oksigen
sesuai program.
6. Peningkatan intake
oral jika mungkin.
Rasional
1.Penggunaan otototot
interkostal
/abdominal/leher
dapat meningkatkan
usaha dalam bernafas
2.
Pengembangan
dada dapat menjadi
batas dari akumulasi
cairan dan adanya
cairan
dapat
meningkatkan
fremitus
3. Suara nafas terjadi
karena adanya aliran
udara
melewati
batang
tracheo
branchial dan juga
karena
adanya
cairan, mukus atau
sumbatan lain dari
saluran nafas
4.Karakteristik batuk
dapat
merubah
ketergantungan pada
penyebab
dan
etiologi dari jalan
nafas.
Adanya
sputum dapat dalam
jumlah yang banyak,
tebal dan purulent
5. Pemeliharaan jalan
nafas bagian nafas
dengan paten
6. Penimbunan sekret
mengganggu
N: 80X/menit
ventilasi
predisposisi
perkembangan
atelektasis
infeksi
R: 20X/menit
NO
Diagnosa
keperawatan
2.
Tujuan
Setelah
diberikan
tindakan keperawatan
selama
3x24jam,
diharapkan gangguan
pertukaran gas tidak
terjadi,
dengan
kriteria hasil :
- Pasien
dapat
memperlihatkan
ventilasi
dan
oksigenasi
yang
Intervensi
1.Kaji
status
pernafasan,
catat
peningkatan respirasi
atau perubahan pola
nafa
2. Catat ada tidaknya
suara nafas dan adanya
bunyi nafas tambahan
seperti crakles, dan
wheezing
dan
dan
paru
Rasional
1. Takipneu adalah
mekanisme
kompensasi
untuk
hipoksemia
dan
peningkatan
usaha
nafas
2.
Suara
nafas
mungkin tidak sama
atau
tidak
ada
ditemukan. Crakles
terjadi
karena
peningkatan cairan di
adekuat
- Pasien
berpartisipasi
dalam program
pengobatan sesuai
situasi.
-
4.Observasi
adanya
somnolen, confusion,
apatis,
dan
ketidakmampuan
beristirahat.
permukaan jaringan
yang disebabkan oleh
peningkatan
permeabilitas
membran alveoli
kapiler.
Wheezing
terjadi
karena
bronchokontriksi
atau adanya mukus
pada jalan nafas
3. Selalu berarti bila
diberikan
oksigen
(desaturasi 5 gr dari
Hb)
sebelum
cyanosis
muncul.
Tanda cyanosis dapat
dinilai pada mulut,
bibir yang indikasi
adanya hipoksemia
sistemik,
cyanosis
perifer seperti pada
kuku dan ekstremitas
adalah vasokontriksi.
4. Hipoksemia dapat
menyebabkan
iritabilitas
dari
miokardium
5.Menyimpan tenaga
pasien, mengurangi
penggunaan oksigen
N
O
Diagnosa keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
3.
Ansietas/ketakutan[uraikan
tingkatan]. B.d krisis situasi.
Ancaman untuk/perubahan
status kesehatan atau takut mati.
Ditandai dengan:
Setelah
diberikan
tindakan keperawatan
selama 2x24 jam,
diharapkan
ansietas/ketakutan
(spefisikkan)
px
dapat
berkurang,
dengan kriteria hasil :
1.Observasi
peningkatan pernafasan,
agitasi, kegelisahan dan
kestabilan emosi.
2.
Pertahankan
lingkungan yang tenang
dengan meminimalkan
stimulasi.
Usahakan
perawatan dan prosedur
1.Hipoksemia dapat
menyebabkan
kecemasan
2. Cemas berkurang
oleh meningkatkan
relaksasi
dan
pengawetan energi
yang digunakan.
DO: + cemas
+ takut
-Pasien
dapat
mengungkapkan
perasaan cemasnya
secara verbal
-Ketakutannya,dan
rasa cemasnya mulai
berkurang
4.Identifikasi persepsi
pasien dari pengobatan
yang dilakukan.
5. Dorong pasien untuk
mengekspresikan
kecemasannya
6. Membantu menerima
situasi dan hal tersebut
harus ditanggulanginya
7. Berikan informasi
tentang keadaan yang
sedang dialaminya
8.Identifikasi
tehnik
pasien yang digunakan
sebelumnya
untuk
menanggulangi
rasa
cemas
3.Memberi
kesempatan
untuk
pasien
untuk
mengendalikan
kecemasannya dan
merasakan
sendiri
dari pengontrolannya
4.
Menolong
mengenali
asal
kecemasan/ketakutan
yang dialami
5. Langkah awal
dalam
mengendalikan
perasaan-perasaan
yang teridentifikasi
dan
terekspresi.
6. Menerima stress
yang sedang dialami
tanpa denial, bahwa
segalanya
akan
menjadi lebih baik.
7. Menolong pasien
untuk menerima apa
yang sedang terjadi
dan
dapat
mengurangi
kecemasan/ketakutan
apa
yang
tidak
diketahuinya.
Penentraman
hati
yang palsu tidak
menolong
sebab
tidak ada perawat
maupun pasien tahu
hasil
akhir
dari
permasalahan itu
8. Kemampuan yang
dimiliki pasien akan
meningkatkan sistem
pengontrolan
terhadap
kecemasannya
Waktu
08:00
Implementasi
evaluasi
S: pasien
mengatakan sesak
nafas dan batuk sudah
berkurang, dan dapat
mengeluarkan sekret
tanpa kesulitan
O: TTV normal
SB: 36,5C
TD: 120/80 mmHg
N: 80X/menit
R: 20X/menit
A: Masalah belum
teratasi
P: Intervensi
dilanjutkan
13:00
Observasi adanya
somnolen, confusion,
apatis, dan
ketidakmampuan
beristirahat
Berikan istirahat yang
cukup dan nyaman
Observasi peningkatan
pernafasan, agitasi,
kegelisahan dan
kestabilan emosi
Pertahankan lingkungan
yang
tenang
dengan
meminimalkan stimulasi.
Usahakan perawatan dan
prosedur
tidak
menggaggu
waktu
istirahat bantu dengan
teknik relaksasi, meditasi.
S: pasien
mengatakan sudah
dapatb bernafas
dengan baik serta
cyanosis sudah
hilang
O:TTV
SB: 36,5C
TD: 120/80 mmHg
N: 80X/menit
R: 20X/menit
A: Masalah teratasi
19:00
Identifikasi
persepsi
pasien dari pengobatan P: Intervensi
yang dilakukan
dihentikan
Dorong pasien untuk
mengekspresikan
kecemasannya
Membantu menerima
situasi dan hal tersebut
harus ditanggulanginya S: pasien mengatakan
Berikan informasi tentang sudah dapat
keadaan yang sedang mengungkapkan
dialaminya
perasaan cemasnya
secara verbal
Mengakui dan
mau mendiskusikan
ketakutannya, rileks
dan rasa cemasnya
mulai berkurang
O: TTV normal
SB: 36,5C
TD: 120/80 mmHg
N: 80X/menit
R: 20X/menit
A: Masalah teratasi
P:Intervensi
dihentikan