Jurnal Nur Amroatun
Jurnal Nur Amroatun
SKRIPSI
Oleh:
NUR AMROATUN
NPM. 12320055
SKRIPSI
Oleh:
NUR AMROATUN
NPM. 12320055
ABSTRAK
PERBEDAAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM SEBELUM
DAN SESUDAH DIBERIKAN PENYULUHAN TENTANG
HIPERBILIRUBIN DI RSUD Dr.H.ABDUL MOELOEK
PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016
Oleh :
Nur Amroatun *)
Derajat kesehatan masyarakat dapat diukur dengan berbagai indikator kesehatan
antara lain kematian perinatal salah satunya hiperbilirubin sebanyak 6%. Hasil pre
survey yang peneliti lakukan diperoleh data pada tahun 2015 sebanyak 160 ibu
dengan bayi mengalami hiperbilirubin sebanyak 135 bayi. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui perbedaan pengetahuan ibu post partum sebelum dan sesudah
diberikan penyuluhan tentang hiperbilirubin di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek
Provinsi Lampung tahun 2016.
Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan one group pretest post test design
dengan metode pendekatan quasi eksperimen. Populasi penelitian ini adalah ibu
post partum yang ada diruang rawat kebidanan RSUD Dr.H.Abdul Moeleok
Provinsi lampung sejumlah 105 ibu post partum. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sejumlah 83 ibu post partum. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner dengan menggunakan analisa data uji t test.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pengetahuan (p value : 0,000)
dengan perbedaan pengetahuan ibu post partum sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan tentang hiperbilirubin di RSUD Dr.H.Abdul Moeleok Provinsi
Lampung tahun 2016. Diharapkan kepada pihak RSUD Dr.H.Abdul Moeloek
Provinsi Lampung agar meningkatkan pengetahuan ibu tentang hiperbilirubin
dengan metode penyuluhan dengan cara ceramah umum dan media cetak.
Kata Kunci : Hiperbilirubin, Pengetahuan, Penyuluhan
Kepustakaan : 18 (2007 2016)
*) Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
ABSTRACT
DIFFERENCES IN KNOWLEDGE OF POST PARTUM MOTHER
BEFORE AND AFTER COUNSELING ABOUT HIPERBILIRUBIN
IN HOSPITALS Dr.H. ABDUL MOELEOK LAMPUNG
PROVINCE IN 2016
By :
Nur Amroatun *)
The degree of public health can be measured by a variety of health indicators
include one hiperbilirubin perinatal mortality as much as 6%. Preliminary results
for the reaserchers dis a survey obtained data on 2015 is 160 mother with babies
have hiperbilirubin as many as 135 babies. The purpose of this study to determine
differences in knowledge of post partum mother before and after counseling about
hiperbilirubin in hospitals Dr. H. Abdul Moeleok lampung province in 2016.
This type of quantitative research design one group pretest posttest design with
metodhs quasi eksperimen. This study population was post partum mother in
maternity wards hospital Dr. H. Abdul Moeleok Lampung province some 105 post
partum mother. Samples used in this study is the 83 post partum mother. Data
collection using questionnaires using test data analisis was t test.
The result showed that there were differences in knowledge (p value : 0,000) with
post partum maternal knowledge gaps before and after counseling about
hiperbilirubin in hospital Dr. H. Abdul Moeleok Provinsi Lampung tahun 2016.
Expected that the hospital Dr. H. Abdul Moeleok Provinsi Lampung in order to
improve knowledge of mother about hiperbilirubin with public lecture and print
media.
Keyword
: Hiperbilirubin, Knowledge, Counseling
Bibliography : 18 (2007 2016)
*) Nursing Science Faculty Of Medicine, University of Malahayati
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Derajat kesehatan masyarakat
dapat di ukur dengan berbagai
indikator kesehatan antara lain
kematian perinatal, angka kematian
bayi, dan angka kematian balita.
Badan kesehatan dunia (WHO)
menyatakan bahwa angka kematian
bayi sebagian besar disebabkan oleh
asfiksia (20-60%), infeksi (25- 30%),
trauma
persalinan
(5-10%),
hiperbilirubin (6%) dan prevalensi
bayi berat badan lahir
rendah
diperkirakan 15%
dari seluruh
kelahiran di dunia dengan batasan
3,3%-3,8% dan lebih sering terjadi
di negara - negara berkembang atau
sosial ekonomi
rendah
(Riset
Kesehatan Dasar, 2013).
Salah satu penyebab tidak
langsung mortalitas pada bayi baru
lahir
adalah
hiperbilirubin.
Hiperbilirubin merupakan salah satu
kegawatan yang sering terjadi pada
bayi baru lahir, sebanyak 25-50%
terjadi pada bayi cukup bulan dan
80% pada bayi dengan berat lahir
rendah dan merupakan diagnosa
awal sebelum terjadinya kern
ikterus. Hal ini dapat disebabkan
dari turunan ibu bayi itu sendiri
serta dapat pula dari kondisi bayi
itu sendiri (Vivian nany, 2010).
Di Indonesia diperoleh data
ikterus neonatorum dari Rumah Sakit
Umum Pusat Nasional Dr Cipto
Mangunkusumo (RSCM) ditemukan
merupakan
salah
satu
faktor
terjadinya bayi lahir dengan berat
bayi lahir rendah, wanita dengan
persalinan preterm umur kehamilan
34-36 minggu memiliki risiko bayi
BBLR namun dengan persalinan
cukup bulan juga memiliki risiko
bayi BBLR ( Leonardo, 2011).
Menurut Zabeen B (2010)
menyatakan bahwa BBLR dan
prematuritas
merupakan
faktor
risiko tersering terjadinya ikterus
neonatorum di wilayah asia tenggara,
sedangkan menurut Sukadi (2008)
menjelaskan
bahwa
Ikterus
neonatorum adalah keadaan klinis
pada bayi yang di tandai oleh
pewarnaan ikterus pada kulit dan
sklera akibat akumulasi bilirubin tak
terkonjugasi yang berlebih. Ikterus
secara klinis akan mulai tampak
pada bayi baru lahir bila kadar
bilirubin darah 5-7 mg/dL.
Penelitian yang dilakukan
Tazami, dkk (2013) diketahui bahwa
angka kejadian hiperbilirubinemia
meningkat pada neonatus jenis
kelamin laki-laki
dibandingkan
perempuan, meningkat pada kasus
neonatus
dengan
preterm
dibandingkan
dengan
neonatus
aterm, dan pemberian ASI yang
kurang dari 8 kali/hari (72% )
dibandingkan dengan frekuensi
menyusui ASI yang lebih dari 8
kali/hari (27,9% ).
Kurangnya informasi pada
orang tua yang tidak menyusui
bayi secara efektif memiliki resiko
masuknya / dirawatnya
kembali
bayi
di
rumah sakit. Jika
didapatkan bayi yang baru lahir
dengan hiperbilirubinemia, pesan
yang sering tidak
sengaja
disampaikan kepada ibu adalah
bahwa itu disebakan oleh menyusui
yang kurang efektif. Pendidikan
prenatal harus menjamin
bahwa
orang tua mengetahui tanda-tanda
menyusui
efektif
dan kapan
meminta bantuan. Perawat yang
memberikan pendidikan kesehatan
pada ibu yang telah melahirkan harus
berpengalaman dalam inisiasi dini,
menyususi ekslusif, tanda-tanda bayi
cukup asupan dan dukungan untuk
menyusui
bayi
dengan
hiperbilirubinemia (Mannel, 2010).
Pencegahan dan penanganan
hiperbilirubinemia
yaitu
mempercepat metabolisme
dan
pengeluaran bilirubin dengan early
feeding pemberian makanan dini
pada neonatus dapat mengurangi
terjadinya ikterus fisiologik pada
neonatus, karena dengan pemberian
makanan yang dini itu terjadi
pendorongan gerakan usus dan
mekonium lebih cepat dikeluarkan,
sehingga peredaran enterohepatik
bilirubin berkurang. Menyusui bayi
dengan ASI (Air Susu Ibu), bilirubin
juga dapat pecah jika bayi banyak
mengeluarkan feses dan urin. Untuk
itu bayi harus mendapatkan cukup
ASI. Seperti
diketahui, ASI
memiliki zat -zat terbaik bagi bayi
yang dapat memperlancar BAB dan
BAK. Akan tetapi pemberian ASI
juga harus dibawah pengawasan
Sebelum
Dan
Sesudah
Diberikan
Penyuluhan
Tentang Hiperblirubin Di
RSUD Dr. H. Abdul Moeleok
Provinsi Lampung Tahun
2016.
2. Tujuan Khusus
1. mengetahui
distribusi
frekuensi
karakteristik
responden meliputi umur
ibu, tingkat pendidikan
dan pekerjaan.
2. Untuk menegtahui rerata
pengetahuan ibu post
partum
tentang
hiperbilirubin
sebelum
diberikan penyuluhan di
RSUD
Dr.H.
Abdul
Moeloek
provinsi
lampung tahun 2016.
3. Untuk mengetahui rerata
pengetahuan ibu post
partum
tentang
hiperbilirubin
setelah
diberikan penyuluhan di
RSUD
Dr.H.
Abdul
Moeloek
Provinsi
Lampung tahun 2016.
4. Untuk mean perbedaan
pengetahuan ibu post
partum sebelum dan
sesudah
diberikan
penyuluhan
tentang
hiperbilirubin di RSUD
Dr.H.Abdul
Moeloek
provinsi Lampung tahun
2016.
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritik
Hasil
penelitian
dapat
dijadikan sebagai bahan
untuk
menambah
HASIL PENELITIAN
Sebagaimana tujuan penelitian, bab
2. Pendidikan
ini menyajikan hasil analisis
Tabel 4.2
mengenai perbedaan pengetahuan
ibu post partum di RSUD
Distribusi Frekuensi Responden
Dr.H.Abdul
Moeleok
Provinsi
Berdasarkan
Pendidikan di RSUD
Lampung
Dr.H.Abdul Moeleok
Pendidikan
Frekuensi Persen
tahun 2016,
Provinsi Lampung
Lulus SD
23
27.7
dimana
tahun 2016
Lulus SMP
26
31.3
Lulus SMA
28
33.7
Lulus PT
6
7.2
Jumlah
83
100.0
Berdasarkan
respondennya adalah ibu post partum
tabel 4.2 dapat diketahui
yang berjumlah 83 orang. Kemudian
bahwa
sebagian
besar
dari hasi pengolahan diperoleh hasil
responden
dengan
sebagai berikut.
pendidikan lulus SMA yaitu
sebanyak 28 responden
A. Gambaran
karakteristik
(33.7%).
responden
1. Umur
3. Pekerjaan
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Umur di RSUD
Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi
Lampung Tahun 2016
Umur
Frekuensi
20-29 Tahun
61
30-36 Tahun
22
Jumlah
83
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pekerjaan di RSUD
Dr.H.Abdul Moeleok Provinsi
Lampung tahun 2016
Pekerjaa Frekuens Persent
n
i
ase
Bekerja
37
44.6
Tidak
46
55.4
Bekerja
Jumlah
83
100.0
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui
bahwa sebagian besar responden
tidak bekerja/ Ibu Rumah Tangga
yaitu sebanyak 46 responden
(55.4%).
A. Analisa Univariat
Tabel 4.4
52.56
Tabel 4.5
Rerata Pengetahuan Ibu Post
Partum Setelah Diberikan
Penyuluhan Tentang
Hiperbilirubin Di RSUD
Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi
Lampung Tahun 2016
Variabel
Mean
Pengetahuan sesudah
68.78
penyuluhan
Berdasarkan tabel 4.3 dapat
diketahui bahwa nilai pengetahuan
dari 83 orang ibu post partum
sesudah
diberikan
penyuluhan
tentang hiperbilirubin di RSUD
dr.H.Abdul Moeloek
Provinsi
Tabel 4.6
Perbedaan pengetahuan ibu post
partum sebelum dan sesudah
diberikan penyuluhan tentang
hiperbilirubin di RSUD
Dr.H.Abdul Moeleok Provinsi
Lampung tahun 2016
Variabel
Mean
Pengetahuan
16.220
Sebelum dan
Sesudah Penyuluhan
Berdasarkan
tabel
4.4
dapat
disimpulkan
bahwa
mean
pengetahuan sebelum dan sesudah
dilakukan penyuluhan adalah 16.220,
dengan standar deviasi 12.585 dan
standar error mean 1.390. Hasil uji
statistik di dapatkan nilai p value
0.000, maka dapat disimpulkan ada
perbedaan yang signifikan pada
pengetahuan ibu post partum di
RSUD dr.H.Abdul Moeleok Provinsi
Lampung tahun 2016 sebelum dan
sesudah
diberikan
penyuluhan
tentang hiperbilirubin.
SD
12.585
PEMBAHASAN
Hasil analisa data diketahui
bahwa nilai pengetahuan dari 83
orang ibu post partum sebelum
diberikan
penyuluhan
tentang
hiperbilirubin di RSUD dr.H.Abdul
Moeleok Provinsi Lampung tahun
2016 dengan nilai mean 52,56,
standar deviasi 15,138, dengan nilai
minimum = 0 dan nilai maksimun =
75.
Hasil analisa data diketahui
bahwa nilai pengetahuan dari 83
orang ibu post partum sesudah
diberikan
penyuluhan
tentang
hiperbilirubin dengan nilai mean
68,78, standar deviasi 8,298 dengan
nilai minimum = 50 dan nilai
maksimum = 85.
Berdasarkan analisa data,
interpretasi
dan
perbedaan
pengetahuan ibu post partum
sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan tentang hiperbilirubin
diperoleh nilai 2 mean adalah 16.220
(p - value 0,000) yang berarti ada
perbedaan sebelum dan sesudah
penyuluhan.
Hasil
tersebut
menunjukkan
bahwa
dengan
diberikannya penyuluhan tentang
hiperbilirubin
memberikan
perbedaan peningkatan pengetahuan
ibu post partum yang terlihat dari
hasil posstest pengetahuan ibu post
partum
yang
meningkat
dibandingkan dengan hasil pretest.
Peningkatan pengetahuan tersebut
dapat terlihat dari peningkatan yang
signifikan dari skor evaluasi setelah
dilakukan
penyuluhan
dengan
adanya perbedaan rata- rata (52,56
menjadi 68,78).
Pengetahuan adalah hasil
pengindraan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui
pendidikan
kesehatan
terhadap
pengetahuan, sikap dan keterampilan
ibu serta kejadian hiperbilirubinemia
pada bayi baru lahir di RSAB
Harapan Kita Jakarta didapat
pengetahuan, sikap dan keterampilan
ibu sesudah diberikan pendidikan
kesehatan tentang hiperbilirubinemia
terdapat peningkatan yang signifikan
dengan nilai p< 0,05. Hal ini
menunjukkan efektivitas pendidikan
kesehatan yang diberikan pada ibu
sesuai dengan uji homogenitas
karakteristik
responden
pada
kelompok intervensi dan kontrol
dengan p > 0,0.
Hasil
penelitian
yang
dilakukan oleh (Yurika, 2009)
dengan judul efektivitas pendidikan
kesehatan
terhadap pengetahuan,
sikap dan keterampilan ibu dalam
pemantauan perkembangan balita di
kelurahan sukaramai kecamatan
baiturrahman
banda
aceh
menunjukkan adanya peningkatan
yang bermakna pada pengetahuan (p
value 0,004), sikap (p value 0,05)
dan keterampilan (p value 0,019) ibu
sebelum dan sesudah diberikan
pendidikan kesehatan. Pendidikan
kesehatan yang diberikan oleh
perawat diharapkan akan mengubah
pengetahuan, sikap dan keterampilan
ibu post partum dalam memberikan
perawatan pada bayi baru lahir,
terutama untuk mengurangi angka
kejadian hiperbilirubin.
Setelah diberikan penyuluhan
tentang hiperbilirubin kepada 83
responden. Terdapat 76 (38%)
responden yang pengetahuannya
meningkat, 3 (1,5%) responden yang
pengetahuannya tetap sama dan 4
(2%) responden yang pengetahuan
belum ada peningkatan saat diberi
penyuluhan disebabkan beberapa
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
dan
pembahasan
perbedaan
pengetahuan ibu sebelum dan
sesudah
diberikan
penyuluhan
tentang hiperbilirubin di RSUD
Dr.H.Abdul
Moeloek
Provinsi
Lampung
tahun
2016
dapat
disimpulkan bahwa :
1. Karakteristik ibu post partum
yang menjadi responden dalam
penelitian ini sebagian besar
dengan umur 20-29 tahun
sebanyak 61 orang (73,5%),
memiliki tingkat pendidikan
SMA/sederajat sebanyak 28
orang (33,7%), dan pekerjaan
responden sebagai ibu rumah
tangga sebanyak 46 orang
(55,4%).
2. Diketahui pengetahuan ibu post
partum
sebelum
diberikan
penyuluhan
tentang
hiperbilirubin
di
RSUD
B. Saran
1. Bagi Pelayanan kesehatan
Diharapkan kepada pihak
rumah
sakit
agar
dapat
meningkatkan promosi kesehatan
untuk meningkatkan pengetahuan
ibu
post
partum
tentang
hiperbilirubin, baik dengan cara
diskusi atau dengan media
media lainnya.
2. Bagi masyarakat
Hasil
penelitian
ini
diharapkan dapat memberikan
wawasan kepada masyarakat
untuk mengenali tanda dan gejala
hiperbilirubin, serta mengetahui
cara pencegahan dan perawatan
bayi dengan hiperbilirubin.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dalam penelitian ini
terdapat banyak kendala dan
hambatan berhubungan dengan
keadaan ibu yang masih dalam
kondisi lemah pasca melahirkan,
Perilaku,
Cipta.
Jakarta,
Rineka
dokteran/article/view/1252/854
.