Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cairan tubuh merupakan factor penting dalam berbagai proses fisiologis
didalam tubuh manusia. Kemampuan kita untuk bertahan hidup sangat
tergantungdari cairan yang terdapat dalam tubuh kita. Oleh karena itu,
terdapat berbagaimekanisme yang berfungsi untuk mengatur volume dan
komposisi cairan tubuh agartetap dalam keadaan seimbang atau disebut juga
dalam keadaan Homeostasis.Sistemkardiovaskuler berfungsi untuk mensuplai
berbagai bahan yang penting melalui darahkeseluruh jaringan. Sistem-sistem
lainya seperti ginjal, paru-paru dan hati berfungsi untuk menjaga jumlah dan
komposisi cairan dalam tubuh agar selalu dalam keadaan seimbang. Apabila
terjadi ketidak seimbangan antara cairan yang ada dalam tubuh dan cairan
yang dibutuhkan oleh tubuh, maka akan terjadi ketidak seimbangan atau
terjadi gangguan pada berbagai system yang berhubungan dengan kebutuhan
cairantersebut. Kelainan tersebut dapat berupa kelebihan cairan maupun
kekurangan cairan.Cairan yang kita bahas adalah cairan tubuh yang salah satu
komposisinya

adalah

elektrolit,

dimana

cairan

tersebut

menempati

kompartmen intrasel dan ekstrasel.


Jumlah cairan pada pria dan wanita itu tidak sama, hal ini disebabkan olehkarena pada
seorang wanita jumlah jaringan lemaknya lebih besar daripada seorangpria. Pada bayi baru
lahir jumlah cairan tubuhnya dapat mencapai 75% dari berat badan, namun semua ini akan
berubah dan menurun dengan bertambahnya usia. Jadi persentase cairan tubuh (45% -80%,
45% pada wanita 60tahun dan 80% pada bayilaki-laki) disebabkan oleh variasi dari jumlah
jaringan lemak tubuh yang hanya mengandung kurang dari 10% air, sedangkan otot skelet
yang banyak terdapat pada tubuh seorang pria mengandung lebih dari 75% air dan ginjal
mengandung lebih dari 80% air.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dan komposisi air dalam tubuh?
2. Apa saja fungsi air dalam tubuh?
3. Bagaimana kebutuhan air sehari dalam tubuh?
4. Bagaimana keseimbangan cairan intraseluler?
5. Bagaimana keseimbangan cairan interstisial?
6. Bagaimana keseimbangan cairan intravaskular?
7. Apakah akibat ketidakseimbangan air dan elektrolit?
8. Bagaimana pengaturan asam basa dalam tubuh?
C. MANFAAT
1. Untuk mengetahui pengertian dan komposisi air dalam tubuh
2. Untuk mengetahui fungsi air dalam tubuh
3. Untuk mengetahui kebutuhan air sehari dalam tubuh
4. Untuk mengetahui keseimbangan cairan intraseluler
5. Untuk mengetahui keseimbangan cairan interstisial
6. Untuk mengetahui keseimbangan cairan intravaskular
7. Untuk mengetahui akibat ketidakseimbangan air dan elektrolit
8. Untuk mengetahui pengaturan asam basa dalam tubuh

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Komposisi Air Dalam Tubuh


a.) Pengertian
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan
intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan
yang berda di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler
adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok
yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan
transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem
vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel,
sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
b.) Komposisi Cairan dan Elektrolit dalam Tubuh
Agar dapat mempertahankan kesehatan dan kehidupannya, manusia
membutuhkan cairan dan elektrolit dalam jumlah dan proporsi yang tepat
di berbagai jaringan tubuh. Hal tersebut dapat dicapai dengan
serangkaian manuver fisika-kimia yang kompleks. Air menempati
proporsi yang besar dalam tubuh. Seseorang dengan berat 70 kg bisa
memiliki sekitar 50 liter air dalam tubuhnya. Air menyusun 75% berat
badan bayi, 70% berat badan pria dewasa, dan 55% tubuh pria lanjut
usia. Karena wanita memiliki simpanan lemak yang relative banyak
(relative bebas-air), kandungan air dalam tubuh wanita 10% lebih sedikit
dibandingkan pria. Air tersimpan dalam dua kompartemen utama dalam
tubuh, yaitu :
Cairan intraselular (CIS).
CIS adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh dan
menyusun sekitar 70% dari total cairan tubuh (total body
water[TBW]). CIS merupakan media tempat terjadinya aktivitas
kimia sel (Taylor, 1989). Pada individu dewasa, CIS menyusun

sekitar 40% berat tubuh atau 2/3 dari TBW. Sisanya, yaitu 1/3 TBW
atau 20% berat tubuh, berada di luar sel yang disebut sebagai
cairan ekstra seluler (CES) (Price & Wilson, 1986).
Cairan ekstraselular (CES).
CES merupakan cairan yang terdapat di luar sel dan menyusun
sekitar 30% dari total cairan tubuh. CES meliputi cairan
intravascular, cairan interstisial, dan cairan transeluler. Cairan
interstisial terdapat dalam ruang antar-sel, plasma darah, cairan
serebrospinal, limfe, serta cairan rongga serosa dan sendi. Akan
tetapi,

jumlahnya

terlalu

sedikit

untuk

berperan

dalam

keseimbangan cairan. Guna mempertahankan keseimbangan


kimia dan elektrolit tubuh serta mempertahankan pH yang
normal, tubuh melakukan mekanisme pertukaran dua arah antara
CIS dan CES. Elektrolit yang berperan adalah : kation dan anion.
B. Fungsi Air dalam Tubuh
Air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, yaitu :
1. Pelarut dan alat angkut.
Air didalam tubuh berfungsi sebagai pelarut zat-zat gizi berupa
monosakarida, asam amino, lemak, vitamin dan mineral serta bahanbahan lain yang diperlukan tubuh seprti oksigen, dan hormon-hormon.
Zat-zat gizi dan hormon ini dibawa keseluruh sel yang membutuhkan.
Disamping itu air, sebagai pelarut mengangkut sisa-sisa metabolisme,
termasuk karbon dioksida dan ureum untuk dikeluarkan dari tubuh
melalui paru-paru, kulit, dan ginjal.
2. Katalisator.
Air berperan sebagaii katalisator dalam berbagai reaksi biologik
dalam sel, termasuk didalam saluran cerna. Air diperlukan pula utuk
memecah atau menghidrolisis zat gizi kompleks menjadi bntuk-bentuk
lebih sederhana.
3. Pelumas.
Air berperan sebagai pelumas dalam sendi-sendi tubuh.
4. Failitator pertumbuhan.

Air sebagai jaringan tubuh diperlukan untuk pertumbuhan. Dalam


hal ini air berperan sebagai zat pembangun.
5. Pengatur suhu.
Karena kemamapuan air untuk menyalurkan panas, air memegang
peranan penting dalam mendistribusikan panas di dala tubuh. Sebagian
panas yang dihasilkan dari metabolisme energi diperlukan untuk
mempertahankan suhu tubuh pada 37 drajat celscius. suhu ini palik
cocok untuk bekerjanya enzim-enzim di dalam tubuh. Kelebihan yang
diproleh dari metabolisme energi perlu segera disalurkan ke luar.
Sebagian besar pengeluarran kelebihan panas ini dilakukan melalui
penguapan air dari permukaan tubuh (keringat). Tubuh setiap waktu
mendinginkan diri melalui penguapan air. Kkehilangan panas melalui
kulit merupakan 25 % dari pengeluaran energi basal. Kehilangan air
yang terjadi sebanyak 350-700 ml/hari pada suhu dan kelembaban
lingkungan normal dinamakan kehilangan air insensibel atau secara
tidaak sadar. Semakin luas permukaan tubuh, semakin besar
kehilangan kecepatan panas hilang dari tubuh. Ini menguntungkan
tubuh pada suhu dingin dan merugikan pada suu panas.
6. Peredam bentturan.
Air dalam mata, jaringan saraf tulang belakang, dan dalam kantung
ketuban melindugi organ-organ tubuh dari benturan.
.
C. Kebutuhan Air Sehari Dalam Tubuh
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake atau masukan cairan
dan pengeluaran cairan. Pemasukan cairan berasal dari minuman dan
makanan.
Kandungan air dalam tubuh manusia sekitar atau sekitar 60%
70% dari berat tubuh. Tetapi, kandungan air dalam lemak hanya sekitar
10%, sehingga untuk yang orang yang mengalami problem kegemukan
atau obesitas, persentase kandungan air dalam tubuhnya bisa kurang dari
angka 60% tersebut. Faktanya orang yang mengalami kelebihan berat

badan atau obesitas itu memiliki presentasi kandungan air kurang dari
60%, sementara dalam tubuh kita mengandung atau sekitar 70% dari
berat badan adalah kandungan air. Karena dari itu tubuh kita membutuh
kan air yang cukup untuk kita konsumsi, air sangat berperan penting dalam
tubuh kita, kekurangan konsumsi air bisa membuat kita dehidrasi atau
kekurangan cairan tubuh. Secara umum orang dewasa membutuhkan 8 12 gelas air mineral perhari untuk di konsumsi, untuk perkiraan berat
badan, manusia membutuh kan air 1/2 once untuk setiap pound berat
badan kita. Kebutuhan cairan setiap hari antara 1.800-2.500 ml/hari.
Sekitar 1.200 ml berasal dari minuman dan 1.000 ml dari makanan.
1 kg = 2,20462262 pound
1 pound = 16 once "
contoh :
> berat badan 50kg, 16 x 50% = 8 atau setara dengan 8 gelas perharinya
> berat badan 60 kg, 16 x 60% = 9,6 atau setara dg 10 gelas perharinya
> berat badan 70 kg, 16 x 70% = 11,2 atau kira-kira 11 gelas perharinya
D. Keseimbangan Cairan Intraseluler
Cairan intraseluler adalah cairan yang terkandung dalam sel. Pada
orang-orang dewasa, sekitar 2/3 dari cairan tubuh adalah intraseluler, atau
kira-kira 25L pada rata-rata orang dewasa (70kg). Sedangkan hanya 1/2 dari
cairan tubuh bayi adalah intraseluler.
Sekitar 25 liter dari 40 liter cairan dalam tubuh kita terdapat dalam 100 triliun
sel, disebut cairan intraseluler yang meliputi 2/3dari seluruh cairan tubuh. Cairan
intrasel juga biasa disebut CIS. Cairan intrasel yang terdapat pada setiap sel
mempunyai komposisi yang berbeda, tetapi konsentrasinya dari tiap komposisi ini

dapat dikatakan sama dari sel satu ke sel lainya. Cairan intraselini mempunyai pH yang
sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pH pada cairan ekstrasel yaitu berkisar 6,8
sampai 7,2.
E. Keseimbangan Cairan Interstisial
Cairan interstitial merupakan cairan yang terdapat diantara sel, termasuk
diantaranya adalah cairan linfe. Cairan interstitial merupakan 75%dari jumlah cairan
ekstrasel sama dengan kira-kira 8L pada orang dewasa atau kurang lebih 10.5
liter pada seseorang denganberat badan 70kg. Relatif terhadap ukuran tubuh,
volume CIT kira-kira 2 kali lebih besar pada bayi baru lahir di banding
dengan orang dewasa.
F. Keseimbangan Cairan Intravaskular
Cairan intravaskular adalah cairan yang terkandung di dalam
pembuluh darah. Volume relatifnya sama pada orang dewasa dan anak.
Rata-rata pada orang dewasa kira-kira 5-6 L, 3L dari jumlah tersebut
adalah plasma, sisanya 2-3 L terdiri dari sel darah merah yang
mentransport oksigen dan bekerja sebagai buffer tubuh yang penting, sel
darah putih dan trombosit.

G. Ketidakseimbangan Air dan Elektrolit


Tipe dasar ketidakseimbangan cairan adalah sebagai berikut:
a. Ketidakseimbangan Isotonik
Kekurangan dan kelebihan isotonic dapat terjadi jika air dan
elektronik diperoleh atau hilang dalam proporsi yang sama. Kadar
elektrolit

dalam

serum

tetap

tidak

berubah,

kecuali

terjadi

ketidakseimbangan lain. Klien yang beresiko mengalami ini adalah


klien yang mengalami kehilangan cairan dan elektrolit melalui saluran
gastrointestinal, misal akibat muntah, pengisap lambung, diare, atau

fistula. Bayi dan lansia ( usia lanjut ) paling cepat terkena pengaruh
akibat kehilangan cairan dan elektrolit ini (Weldy, 1992). Penyebab
lain dapat meliputi perdarahan, pemberian obat-obat diuretic, keringat
yang banyak, demam, dan penurunan asupan per oral.
Kelebihan volume cairan terjadi saat air dan natrium dipertahankan
dalam proporsi isotonic sehingga menyebabkan hipervolemia tanpa
disertai perubahan kadar elektrolit serum. Klien yang beresiko
mengalami kelebihan volume cairan ini meliputi klien yang menderita
gagal jantung kongestif, gagal ginjal dan sirosis (Weldy, 1992).
- Penyebab beserta tanda dan gejala gangguan cairan
ketidakseimbangan isotonic meliputi :
1. Kekurangan Volume Cairan
Tanda dan gejala pemeriksaan fisik : nadi cepat tetapi
lemah, kolaps vena, hipotensi, frekwensi nafas cepat,
letargi, oliguria, kulit dan membrane mukosa kering,
turgor kulit tidak elastis, kehilangan berat badan yang
cepat.

Penyebab :
Kehilangan cairan dari system gastrointestinal, seperti
diare, muntah atau drainase.
Kehilangan plasma atau darah utuh, seperti pada luka

bakar atu perdarahan.


Keringat berlebihan
Demam
Hasil pemeriksaan laboratorium berat

jenis

urin

>1,025, peningkatan semu hematokrit >50%, peningkatan

semu nitrogen urea darah (BUN) >25mg/100ml.


Penyebab :
Penurunan asupan cairan peroral
Penggunaan obat-obatan diuretik

2. Kelebihan volume cairan

Tanda dan gejala pemeriksaan fisik : denyut nadi kuat,


pernapasan

cepat,

hipertensi,

distensi

vena

leher,

peningkatan tekanan vena, suara krakles di paru-paru,

peningkatan berat badan yang cepat.


Penyebab :
Gagal jantung kongestif
Gagal injal
Sirosis
Paningkatan kadar aldosteron dan steroid di dalam
serum
Hasil pemeriksaan laboratorium penurunan semu BUN
<10mg/100ml.
Penyebab :
Asupan natrium berlebihan

b. Sindrom Ruang-Ketiga

Sidrom ruang-ketida terjadi jika cairan terperangkap di dalam


suatu ruangan dan cairan di ruangan tersebut tidak mudah ditukar
dengan cairan ekstrasel. Klien yang menderita sindrom ruang-ketiga
akan mengalami efek kekurangan volume cairan ekstrasel. Sindrom
ini terjadi ketika cairan ekstrasel berpindah kedalam suatu ruangan
tubuh sehingga cairan tersebut terperangkap di dalamnya. Akibat
murni yang terjadi adalah kekurangan volume cairan di dalam
ekstrasel. Obstruksi usus yang kecil atau luka bakar dapat
menyebabkan perpindahan cairan sebanyak 5 sampai 10 liter keluar
dari ruang ekstrasel.
-

Penyebab beserta tanda dan gejala sindrom ruang ketiga meliputi


Tanda dan gejala pemeriksaan fisik : hipotensi,
peningkatan lingkar perut (yang disertai obstruksi usus halus,

asites).
Penyebab :
Hipertensi portal

Obstruksi usus halus


Peritonitis
Hasil pemeriksaan laboratorium natrium serum menurun

<135mEq/L dan albumin menurun <3,5g/100ml (hilang


dalam cairan yang terperangkap).
Penyebab :
Luka bakar

c. Ketidakseimbangan Osmolar

Ketidakseimbangan osmolar adalah kehilangan atau kelebihan air


saja

sehingga

konsentrasi

Ketidakseimbangan

(osmolalitas)

hiperosmolar

(dehidrasi)

serum
terjadi

dipengaruhi.
jika

ada

kehilangan air tanpa disertai kehilangan elektrolit yang proporsional,


terutama natrium,atau jika terdapat peningkatan substansi yang
diperoleh melalui osmosis aktif. Hal ini menyebabkan kadar natrium
serum dan osmolalitas (konsentrasi) serta dehidrasi intrasel meningkat.
Faktor-faktor resiko terjadinya dehidrasi meliputi kondisi yang
mengganggu kecukupan asupan oral. Klien lansia yang rapuh dan
lemah karena terjadi penurunan yang pasti pada cairan intrasel,
penurunan kemampuan konsentrasi di ginjal, penurunan respon
terhadap rasa haus, dan peningkatan proporsi lemak dalam tubuh
(Horne et al, 1991).
- Penyebab beserta tanda dan gejala gangguan ketidakseimbangan
osmolar meliputi :
1. Ketidakseimbangan hiperosmolar :
Tanda dan gejala pemeriksaan fisik : penurunan berat
badan, membrane mukosa menjadi kering dan lengket, rasa
haus, suhu tubuh meningkat, iritabilitas, konvulsi tarikan
atau ketegangan otot yang dapat menyebabkan kejang pada

bagian tubuh), koma.


Penyebab :
Diabetes insipidus
Interupsi dorongan rasa haus yang dikontrol secara
neurologis

10

Ketoasidosis diabetik
Pemberian cairan hipertonik
Diuresis hipertonik
Hasil
pemeriksaan
laboratorium natrium

serum

meningkat >145 mEq/L dan osmolalitas serum meningkat

>295mOsm/kg.
Penyebab :
Pemberian cairan hipertonik
Diuresis osmotic

2. Ketidakseimbangan hipoosmolar

Tanda dan gejala pemeriksaan fisik : tingkat kesadaran


menurun, konvulsi, koma.
Penyebab :
SIADH
Pemeriksaan laboratorium kadar
<136mEq/L

dan

osmolalitas

serum

serum

menurun

menurun

<280

mOsm/kg
Penyebab :
asupan air berlebihan

H. Pengaturan Asam Basa Dalam Tubuh


Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H+ ke
zat lain (disebut sebagai donor proton), sedangkan basa adalah zat yang
dapat menerima ion H+ dari zat lain (disebut sebagai akseptor proton).
Suatu asam baru dapat melepaskan proton bila ada basa yang dapat
menerima proton yang dilepaskan. Oleh karena itu, reaksi asam basa
adalah

suatu

reaksi

pelepasan

dan

penerimaan

proton.

Keseimbangan asam basa adalah suat keadaan dimana konsentrasi ion


hydrogen yang diproduksi setara dengan konsentrasi ion hydrogen yang
dikeluarkan oleh sel. Pada proses kehidupan keseimbangan asam pada
tingkat molecular umumnya berhubungan dengan asam lemah dan basa
lemah, begitu pula pada tingkat konsentrasi ion H+ atau ion OH- yang
sangat rendah. Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion
hydrogen. Walaupun produksi akan terus menghasilkan ion hydrogen

11

dalam jumlah sangat banyak, ternyata konsentrasi ion hydrogen


dipertahankan pada kadar rendah 40 + 5 nM atau pH 7,4.
- Pengaturan keseimbangan asam basa diselenggarakan

melalui

koordinasi dari 3 sistem:


1. Sistem buffer
Menetralisir kelebihan ion hydrogen, bersifat temporer dan tidak
melakukan eliminasi. Fungsi utama system buffer adalah
mencegah perubahan pH yang disebabkan oleh pengaruh asam
fixed dan asam organic pada cairan ekstraseluler. Sebagai buffer,
system ini memiliki keterbatasan yaitu:
Tidak dapat mencegah perubahan pH di cairan ekstraseluler

yang disebabkan karena peningkatan CO2.


System ini hanya berfungsi bila system respirasi dan pusat

pengendali system pernafasan bekerja normal


Kemampuan menyelenggarakan system buffer tergantung pada
tersedianya ion bikarbonat. Ada 4 sistem bufer:
1. Bufer bikarbonat; merupakan sistem dapar di cairan
ekstrasel terutama untuk perubahan yang disebabkan oleh
non-bikarbonat.
2. Bufer protein; merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel
dan intrasel.
3. Bufer hemoglobin; merupakan sistem dapar di dalam
eritrosit untuk perubahan asam karbonat.
4. Bufer fosfat; merupakan sistem dapar di sistem perkemihan
dan cairan intrasel. Sistem dapat kimia hanya mengatasi
ketidakseimbangan asam-basa sementara. Jika dengan
buferkimia tidak cukup memperbaiki ketidakseimbangan,
maka pengontrolan pH akan dilanjutkan oleh paru-paru
yang berespon secara cepat terhadap perubahan kadar ion
H dalam darah akinat rangsangan pada kemoreseptor dan
pusat pernafasan, kemudian mempertahankan kadarnya
sampai ginjal menghilangkan ketidakseimbangan tersebut.
Ginjal mampu meregulasi ketidakseimbangan ion H secara
lambat dengan menskresikan ion H dan menambahkan

12

bikarbonat baru ke dalam darah karena memiliki dapar


fosfat dan amonia. Proses eliminasi dilakukan oleh paru
dan ginjal. Mekanisme paru dan ginjal dalam menunjang
kinerja system buffer adalah dengan mengatur sekresi,
ekskresi, dan absorpsi ion hydrogen dan bikarbonat serta
membentuk

buffer

tambahan

(fosfat,

ammonia).

Untuk jangka panjang, kelebihan asam atau basa


dikeluarkan melalui ginjal dan paru sedangkan untuk
jangka pendek, tubuh dilindungi dari perubahan pH dengan
system buffer. Mekanisme buffer tersebut bertujuan untuk
mempertahankan

pH

darah

antara

7,35-

7,45.

2. Sistem Paru
Peranan sistem respirasi dalam keseimbangan asam basa
adalah mempertahankan agar Pco2 selalu konstan walaupun
terdapat perubahan kadar CO2 akibat proses metabolism tubuh.
Keseimbangan asam basa respirasi bergantung pada keseimbanagn
produksi dan ekskresi CO2. Jumlah CO2 yang berada di dalam
darah tergantung pada laju metabolism sedangkan proses ekskresi
CO2 tergantung pada fungsi paru. Kelainan ventilasi dan perfusi
pada dasarnya akan mengakibatkan ketidakseimbanagn rasio
ventilasi perfusi sehingga akan terjadi ketidakseimbangan, ini
akhirnya menyebabkan hipoksia maupun retensi CO2 sehingga
terjadi gangguan keseimbangan asam basa.
3. Sistem Ginjal
Untuk mempertahankan keseimbangan asam basa, ginjal
harus mengeluarkan anion asam non volatile dan mengganti
HCO3-. Ginjal mengatur keseimbangan asam basa dengan sekresi
dan reabsorpsi ion hidrogen dan ion bikarbonat. Pada mekanisme
pemgaturan oleh ginjal ini berperan 3 sistem buffer asam karbonat,
buffer fosfat dan pembentukan ammonia. Ion hydrogen, CO2, dan

13

NH3 diekskresi ke dalam lumen tubulus dengan bantuan energi


yang dihasilkan oleh mekanisme pompa natrium di basolateral
tubulus. Pada proses tersebut, asam karbonat dan natrium dilepas
kembali ke sirkulasi untuk dapat berfungsi kembali. Tubulus
proksimal adalah tempat utama reabsorpsi bikarbonat dan
pengeluaran asam. Ion hidrogen sangat reaktif dan mudah
bergabung dengan ion bermuatan negative pada konsentrasi yang
sangat rendah. Pada kadar yang sangat rendahpun, ion hydrogen
mempunyai efek yang besar pada system biologi. Ion hydrogen
berinteraksi dengan berbagai molekul biologis sehingga dapat
mempengaruhi struktur protein, fungsi enzim dan ekstabilitas
membrane. Ion hydrogen sangat penting pada fungsi normal tubuh
misalnya sebagai pompa proton mitokondria pada proses
fosforilasi oksidatif yang menghasilkan ATP. Produksi ion hidrogen
sangat banyak karena dihasilkan terus menerus di dalam tubuh.
Perolehan dan pengeluaran ion hydrogen sangat bervariasi
tergantung diet, aktivitas dan status kesehatan. Ion hydrogen di
dalam tubuh berasal dari makanan, minuman, dan proses
metabolism tubuh. Di dalam tubuh ion hidrogen terbentuk sebagai
hasil metabolism karbohidrat, protein dan lemak, glikolisis
anaerobik atau ketogenesis.

BAB III
PENUTUP

14

A. Kesimpulan
Cairan dan elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan fungsi tubuh
manusia. Kebutuhan cairan dan erektrolit bagi manusia berbeda-beda sesuai
dengan tingkat usia seseorang, seperti bayi mempunyai kebutuhan cairan
yang berbeda dengan usia dewasa. Kebutuhan cairan sangat di butuhkan
tubuh dalam mengangkut zat makanan kedalam sel,sisa metabolisme,sebagai
pelarut elektrolit dan nonelektrolit,memelihara suhu tubuh, mempermudah
eliminasi, dan membantu pencernaan. Disamping kebutuhan cairan, elektrolit
(natrium, kalium, kalsium, klorida, dan posfat) sangat penting untuk menjaga
keseimbangan asam basa, konduksi saraf, kontraksi mukular dan osmolalitas.
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter
penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel.
Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan
keseimbangan

garam

mempertahankan

dan

mengontrol

keseimbangan

osmolaritas

cairan.

Ginjal

ekstrasel

dengan

mempertahankan

keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine
sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal
dari

air

dan

garam

tersebut.

Ginjal

juga

turut

berperan

dalam

mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion


hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan.
Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah
paru-paru dengan mengeksresikan ion hidrogen dan CO2 dan system dapar
(buffer) kimia dalam cairan tubuh.
B. Saran
Untuk mengatasi kelebihan dan kekurangan cairan, baiknya asupan cairan
secukupnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://aslinar.blogspot.com/2011/10/keseimbangan-asam-basa.html
2. https://mail.google.com/mail/u/0/?

tab=wm#inbox/14a2f635ea5542c0?projector=1
3. http://arsyiel.blogspot.com/2011/08/cairan-dan-elektrolit.html

15

4. http://hermankampus.blogspot.com/2013/02/makalah-cairan-dan-

elektrolit.html
5. http://ciciliaassa.blogspot.com/2012/04/cairan-dan-elektrolit.html
6. http://ajjaye.blogspot.com/p/blog-page.html

16

Anda mungkin juga menyukai