Perkembangan Organisasi Asean Dan Mekanisme Ham Setelah Adanya Asean Charter Serta Implikasinya Terhadap Kerja Sama Regional
Perkembangan Organisasi Asean Dan Mekanisme Ham Setelah Adanya Asean Charter Serta Implikasinya Terhadap Kerja Sama Regional
Perkembangan Organisasi Asean Dan Mekanisme Ham Setelah Adanya Asean Charter Serta Implikasinya Terhadap Kerja Sama Regional
Perkembangan ASEAN
ASEAN merupakan organisasi Regional tingkat Asia Tenggara yang
merupakan wadah untuk melaksanakan kerjasama atau menjalin
hubungan multilateral dalam skala regional. ASEAN yang telah lebih dari
40 tahun menjalin kerjasama atas dasar kesukarelaan. ASEAN dirikan
tahun 1967, ikatan ASEAN bersifat longgar, yang berarti bahwa pada
awalnya ASEAN tidak mengikat secara hukum, hanya merupakan
perkumpulan persahabatan .
Namun, di era globalisasi saat ini, tentunya kebutuhan setiap
negara dalam hubungan internasionalnya semakin kompleks, dan hal ini
sudah
seharusnya
diakomodasi
oleh
wadah
regional,
yaitu
ASEAN . Sehingga konsentrasi ASEAN menjadi lebih luas tidak
hanya memfokuskan diri pada pengembangan ekonomi regional , dan
memfokuskan diri pada demokratisasi yang dapat mendukung
pengembangan perekonomian saja. Tetapi juga seiring dengan
perkembangan zaman masalah yang harus dihadapai oleh ASEAN
mencakup permasalahan batas wilayah antar anggota, masalah
keamanan, masalah politik, dan masalah penegakan hak asasi manusia
adalah masalah-masalah yang harus dihadapi oleh ASEAN pada masa
kini . Hal ini merupakan suatu indikasi bahwa ASEAN yang pada awalnya
bersifat longgar (sebagaimana penjelasan diatas) , menjadi dapat
mengikat secara hukum.
Oleh karena itu, diadakan suatu pertemuan 10 negara ASEAN di
Singapura pada tanggal 20 November 2007 untuk menandatangani
ASEAN Charter (Piagam ASEAN). Piagam tersebut diharapkan menjadi
landasan hukum yang mengikat seluruh anggota ASEAN menjadi
organisasi regional yang dianggap telah memiliki jatidiri baru yaitu
sebagai subjek hukum. ASEAN juga dianggap menjadi institusi yang
memiliki akuntabilitas dan sistem kepatuhan tertentu, dan sebagai
komunitas bersama di wilayah ekonomi , politik, keamanan juga sosial
kebudayaan.Selain itu Piagam ini dinilai penting artinya terutama dalam
politik global kontemporer, dimana negara-negara maju dapat melakukan
tekanan terhadap pemerintah yang melanggar HAM warga negaranya dan
tindakan ini akan merugikan kepentingan diplomatik negara yang
bersangkutan akibat isolasi dalam pergaulan internasional. Sehingga
upaya pemajuan dan perlindungan HAM menjadi penting[1], Oleh karena
itu tulisan ini hanya akan membahas ASEAN Charter yang berhubungan
dengan Hak Asasi Manusia.
Setelah adanya ASEAN Charter yang memiliki salah satu tujuan
penting/ prinsip penting berupa mengedepankan Hak Asasi Manusia ,
karena itu berdasarkan pasal 14 ASEAN Charter , ASEAN sepakat untuk
membentuk Badan HAM yang mekanismenya ditetapkan oleh para
menteri luar negeri. Dimana isi pasal 14 ASEAN Charter adalah sebagai
berikut :
1. Selaras dengan tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip Piagam ASEAN
terkait dengan pemajuan dan perlindungan hak-hak asasi dan
kebebasan fundamental, ASEAN wajib membentuk badan hak asasi
manusia ASEAN.
2. Badan hak asasi manusia ASEAN ini bertugas sesuai dengan kerangka
acuan yang akan ditentukan oleh Pertemuan para Menteri Luar Negeri
ASEAN
Badan yang diamanatkan untuk dibentuk tersebut adalah badan badan
khusus di dalam diri ASEAN yang mengurusi masalah hak asasi
manusia, dan setelah beberapa tahun ditandatanganinya piagam
ASEAN tersebut, maka dibentuklah suatu badan yang bernama AICHR
(ASEAN Intergovernmental Commision on Human Rights).
AICHR adalah badan yang memiliki tujuan sebagaimana TOR AICHR yaitu :
1. Untuk mempromosikan dan melindungi hak asasi manusia dan
kebebasan fundamental kebebasan dari masyarakat ASEAN;
2. Untuk menjaga hak bangsa-bangsa ASEAN untuk hidup dalam damai,
martabat dan kesejahteraan;
3. Untuk berkontribusi pada realisasi tujuan ASEAN sebagaimana diatur
dalam Piagam ASEAN dalam rangka meningkatkan stabilitas dan
harmonis dalam persahabatan, dan kerja sama antar daerah Negaranegara Anggota ASEAN, serta mata pencaharian kesejahteraan,,
kesejahteraan dan partisipasi masyarakat ASEAN di ASEAN Proses
membangun masyarakat;
4. Untuk mempromosikan hak asasi manusia dalam konteks regional,
mengingat kekhasan nasional dan regional dan saling menghormati
yang berbeda sejarah, budaya dan agamalatar belakang, dan dengan
mempertimbangkan keseimbangan antara hak dan tanggung jawab;
5. Untuk meningkatkan kerjasama regional dengan tujuan untuk
melengkapi nasional dan internasional upaya-upaya promosi dan
perlindungan hak asasi manusia, dan
6. Untuk menegakkan standar-standar hak asasi manusia seperti yang
ditentukan oleh Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, Wina yang
Deklarasi dan Program Aksi, dan internasional instrumen hak asasi
manusia di mana Negara Anggota ASEAN pihak.
Mekanisme penyelesaian
ASEAN (2007):
sengketa
setelah
adanya
Piagam
ASEAN
POLITICAL-SECURITY
COMMUNITY
ECONOMIC
SOCIO-CULTURAL
COMMUNITY
COMMUNITY
MINISTERIAL MEETING
INTERGOVERMENTAL COMMISSION
OF HUMAN RIGHTS
campur
dipertahankan,
Badan
HAM
tak
[1] Simela Victor Muhamad, Pemajuan dan Perlindunag Hak Asasi Manusia Dalam
Konteks Hubungan Internasional dan Indonesia
[2] Huala Adolf, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2006, hlm.129.
[3] Treaty Of Amity and Cooperation in South East Asia (TAC), 1976. Article 13
[4] Senandika Hukum
[5] http://nanajp.multiply.com/journal/item/3
[6] Art 14 ASEAN Charter.