Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknik Mesin

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

ISSN 2302-0245
pp. 1- 10

PERILAKU LELAH BAJA TAHAN KARAT AISI 304


DALAM LINGKUNGAN KOROSIF
Herdi Susanto1, M. Ridha2, Syifaul Huzni3
1,2,3)
Program Studi Magister Teknik Mesin, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111, email: ridha@tdmrc.org
1)

Jurusan Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Teuku Umar Meulaboh

Jl. Alue Peuyareng, Meureubo, Aceh Barat 23561, email: herdysusanto@yahoo.com


Abstract: Failure due to corrosion fatigue is a phenomenon that often occurs in the structure
associated with a corrosive environment. Step use of materials such as AISI 304 stainless has
been done, but a failure due to corrosion fatigue phenomena still occur and can not be
understood and explained by the experts. This study focused on assessing changes in behavior
of AISI 304 stainless steel are experiencing repeated loading in corrosive environment. The
behavior changes observed with fatigue testing in laboratory air and 3.5% NaCl solution,
using a fatigue testing machine type rotary bending, specimens were made according to ASTM
E-466 and ASTM F-1801 for corrosion fatigue testing. Fatigue testing presented in S-N curve
and fracture patterns observed, observed in 3.5% NaCl solution and constant stress
369.53MPa pit growth measurements done on seven levels and four levels of cycles for
corrosion potential and current measurements are presented in the polarization curve. The
results showed that the endurance limit of the laboratory air environment at stress 323.34 MPa
and 3.5% NaCl solution decreases, up to stress 277.15 MPa at 1.7x107 cycles. Ductile fracture
pattern is in the air and 3.5% NaCl solution is brittle. Pits and cracks growth, failure is
dominated by crack propagation and increase the number of cycles resulting in decreased
surface potential and corrosion current density increases.
Keywords : Fatigue behavior, AISI 304, S-N curve, pit growth, polarisation curve, 3.5%NaCl

Abstrak: Kegagalan akibat korosi lelah merupakan fenomena yang sering terjadi pada struktur
yang berhubungan dengan lingkungan korosif. Langkah penggunaan bahan tahan karat seperti
AISI 304 telah dilakukan, namun fenomena kegagalan akibat korosi lelah masih terjadi dan
belum dapat difahami dan dijelaskan dengan baik oleh para ahli. Penelitian ini difokuskan
untuk mengkaji perubahan perilaku baja tahan karat AISI 304 yang mengalami pembebanan
berulang dalam lingkungan korosif. Perubahan perilaku tersebut diamati dengan melakukan
pengujian lelah dalam lingkungan udara laboratorium dan 3,5% NaCl, menggunakan mesin uji
lelah tipe rotary bending, spesimen dibuat berdasarkan standar ASTM E-466 dan pengujian
lelah korosi ASTM F-1801. Pengujian lelah dipresentasikan dalam Kurva S-N dan pola
patahan diamati, dalam lingkungan 3,5%NaCl dan tegangan konstan 369.53 MPa pengukuran
pertumbuhan pit dilakukan pada tujuh tingkatan siklus dan empat tingkatan siklus untuk
pengukuran potensial dan arus korosi yang dipresentasikan dalam kurva polarisasi. Hasil
menunjukkan bahwa batas lelah lingkungan udara laboratorium pada tegangan 323.34 MPa dan
3,5% NaCl menurun, hingga tegangan 277.15 MPa pada siklus 1.7x107. Pola patahan diudara
bersifat ulet dan 3,5% NaCl bersifat getas. Pertumbuhan ukuran pit dan retak, terjadinya
kegagalan di dominasi oleh perambatan retak dan peningkatan jumlah siklus mengakibatkan
potensial permukaan menurun dan densitas arus korosi meningkat.
Kata kunci : Perilaku lelah, AISI 304, kurva S-N, pertumbuhan pit, kurva polarisasi, 3.5% NaCl

Kegagalan lelah (fatigue failure)

disebabkan oleh kelelahan lebih berbahaya

merupakan suatu fenomena yang sangat

daripada kegagalan statis dikarenakan

penting

50-90%

kegagalan tersebut terjadi tanpa peringatan

penyebab kegagalan mekanik disebabkan

terlebih dahulu, secara tiba-tiba dan

oleh kegagalan lelah. Kegagalan yang

menyeluruh (ASM Vol. 19, 1997: 1099)

karena

diperkirakan

Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus


2012

- 1

Jurnal Teknik Mesin


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Kelelahan

akibat

korosi

pernah

diantisipasi dengan baik, salah satu cara

pertama kali diungkapkan 60 tahun yang

cara yang dapat dilakukan adalah dengan

lalu dan lebih dikonsentrasikan pada

mengetahui kekuatan lelah bahan.

kerusakan kabel di bawah perairan laut.

Kekuatan lelah baja tahan karat AISI

Penyelidikan yang lebih terpadu terhadap

304 dalam lingkungan udara laboratorium

fenomena

tahun

dan 3,5% NaCl yang dipelajari adalah

kemudian dan dicetuskan istilah kelelahan

hubungan tegangan dan siklus yang

akibat korosi (fatigue corrosion). Dewasa

dipresentasikan dalam kurva S-N dan

ini laporan mengenai kerusakan akibat

pengamatan

korosi lelah semakin bertambah dan saat

lingkungan 3,5% NaCl dan tegangan

ini

dianggap

konstan 369.53MPa yang dipelajari adalah

sebagai salah satu penyebab kegagalan

pengaruh siklus terhadap pertumbuhan pit

struktur. Hal ini tentu saja banyak terjadi

dan kurva polarisasi.

ini

fenomena

dilakukan

korosi

10

lelah

pola

patahan,

dalam

di daerah perairan laut dimana kondisinya


sangat agresif dan sering mengalami
beban/tegangan

berulang

METODE PENELITIAN

Material yang digunakan adalah baja

(Murdjito,

tahan karat AISI 304 yang didapatkan dari

2010:1)
Baja tahan karat AISI 304 adalah

PT.

Gitamulia

Cemerlang

dengan

jenis material yang banyak digunakan

persentase komposisi kimia 18.28Cr, 8.1Ni,

secara ekstensif dalam dunia industri

1.71Mn, 0.44Si, 0.042C, 0.036P, 0.008S.

seperti industri petrokimia, pembangkit

Sifat

mekanik
2

kekuatan

listrik termal, boiler, bejana tekan, alat

563.30N/mm

konstruksi dan transportasi dalam bidang

N/mm2 perpanjangan 67%.

teknik. Penggunaan yang luas dari baja

Ukuran

kekuatan

dan

tarik

luluh

dimensi

219.20

spesimen

tahan karat ini karena sifat mekanik dan

menggunakan standar ASTM E466-96

fisik serta ketahanan korosi yang sangat

(Tangentially

baik (Michael F. McGuire, 2008:229).

Gambar 1.

Aplikasi

baja

tahan

karat

Blending

Fillets),

lihat

pada

konstruksi dan transportasi baik diudara


maupun

air

laut

sangat

beresiko

mengalami kegagalan. Maka dari itu,


penanganan

yang

tepat

sangatlah

Gambar 1. Ukuran spesimen Uji lelah korosi

diperlukan untuk mendeteksi lebih awal


kegagalan yang mungkin terjadi pada baja

Mesin uji lelah yang digunakan tipe

tahan karat tipe AISI 304 sehingga

rotary bending Frekuensi 50 Hz dan putaran

kegagalan yang mungkin terjadi dapat

mesin 2900 rpm dan rasio tegangan R= -1

2-

Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus


2012

Jurnal Teknik Mesin


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Pengujian

kekasaran

permukaan

3,5% NaCl. Menggunakan mikroskop optik

dilakukan dengan sistem acak (2 spesimen)

Olympus dan galvanostat Hokuto Denko HA-

dilakukan

301 dan ossiloscope Tektronik TDS 304. Set-

dengan

sistem

acak,

untuk

memastikan sistem grinding dan polishing

up

pengukuran

polarisasi

yang dilakukan sesuai dengan standar ASTM

ditunjukkan pada Gambar 3

elektrokimia

E-466 (kekasaran permukaan maksimum


2m).
Pembebanan dilakukan dari tingkat
beban tertinggi 12 Kgf (0,9 x Tensile Strength)
hingga terendah pada batas lelah bahan (Julie
A. Bannantine et. al, 1990:5) dan dipresentasikan dalam kurva S-N lingkungan udara
laboratorium

dan 3,5% NaCl serta pola

Gambar 3. Set-up pengukuran polarisasi

patahan diamati pada tegangan 369.53MPa.


Set-up mesin uji kelelahan dengan alat
sirkulasi media korosif sesuai dengan standar
ASTM F1801-97, ditunjukkan pada Gambar 2.

KAJIAN PUSTAKA
Baja Tahan Karat AISI 304
AISI 304 adalah jenis baja tahan karat
austenitik, unsur pembentuk utamanya besi,
karbon

sangat

rendah

0,015-0,15%,

khromium berkisar 16,0-28,0% dan nikel


6,0-32,0%. Memiliki ketahanan korosi
yang baik karena mengandung unsur
kromium

yang

memiliki

karakteristik

khusus yaitu membentuk lapisan kromium


oksida
Keterangan :
1. Chamber 4. Resevoir
7. Pengunci beban
2. Pipa inlet 5. Pompa air
8. Beban
3. Pipa outlet 6. Motor listrik 9. Counter hour

````````````````

(Cr2O3)

jika

bereaksi

dengan

oksigen, jika lapisan ini rusak maka secara


10. Pengaduk larutan
11. Pompa udara
12. Limit switch
13. Tombol On/Off

Gambar 2. Set-up mesin uji kelelahan dengan


alat sirkulasi media korosif

Pengukuran pertumbuhan pit dan retak


diukur pada siklus 120x103, 220x103, 320x103,
420x103, 520x103, 620x103, 720x103. Pengukuran polarisasi elektrokimia diukur pada
siklus 0, 250x103, 500x103, 750x103. Dengan
tegangan konstan 369.53 MPa dan lingkungan

spontan akan terbentuk lapisan baru jika


kondisi lingkungan

mengandung cukup

oksigen (Michael F. McGuire, 2008:17).


Memiliki sifat mekanik, mampu las,
ketahananan korosi dan proses permesinan
yang baik membuat golongan austernitik
terutama AISI 304 menjadi material baja
tahan karat yang banyak digunakan dalam
dunia industri. Gambar 4. Secara umum
memperlihatkan rasio ketahanan korosi
Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus
2012

- 3

Jurnal Teknik Mesin


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

dan pemesinan baja tahan karat austenitik


AISI 304 (Dumenico Surpi, 2011:12).

Gambar 5. menunjukkan gaya-gaya


yang bekerja pada pengujian lelah tipe
rotary bending tegangan maksimum yang
bekerja spesimen berada pada daerah area
uji.
Dari

hasil

pengujian

ini

akan

diperoleh informasi mengenai kekuatan


lelah dari bahan dan pada benda uji yang
Gambar 4. Rasio Ketahanan korosi dan pemesinan baja tahan karat austenitik
Sumber : Dumenico Surpi, 2011:20

Kegagalan yang terjadi pada keadaan


beban dinamik dinamakan kegagalan lelah
failures).

terjadi

momen

Tegangan

Kekuatan Lelah

(fatigue

berputar diberikan beban maka akan

Pada

umumnya

kegagalan tersebut hanya terjadi setelah

lentur

lentur

sebesar

(M).

yang

terjadi

pada

permukaan bahan dapat ditentukan dengan


menggunakan momen inersia dan jarak
melintang benda uji dengan persamaan
sebagai berikut :

periode pemakaian yang cukup lama,


dimana

semuanya

mengalami

(1)

beban

berulang dan getaran. Kegagalan lelah


adalah hal yang sangat berbahaya karena
terjadi tanpa adanya peringatan awal (Jaap
Schijve, 2009:1).
Selain

variabel

tegangan

yang

Dimana :

= Tegangan lentur (kg/cm2)


d =
W =
=
L =

Diameter benda uji (cm)


Beban yang digunakan (kg)
3.14
Jarak antara beban dan titik
area pengujian (cm)

mempengaruhi umur lelah dari suatu


logam maka ada juga variabel lain seperti :
Ukuran benda uji, variabel metalurgi,

Kurva S-N
Metode dasar untuk penyajian data

korosi, keausan, kekasaran permukaan

kelelahan adalah menggunakan kurva S-N,

(Julie A. Bannantine et. al, 1990:11)

yaitu pemetaan tegangan (S) terhadap


jumlah siklus hingga terjadi kegagalan (N).
Nilai tegangan yang diplot dapat berupa
nilai tegangan maksimum, minimum atau
nilai rata-rata (Julie A. Bannantine et. al,
1990:11).
Gambar 6 menunjukkan kurva kelelahan untuk logam besi dan bukan besi

Gambar 5. Bentuk tegangan maksimum pada


pengujian lelah tipe rotary bending
Sumber : Anonymous, 1997:14

4-

Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus


2012

(non ferrous). Siklus S-N yang melampaui

Jurnal Teknik Mesin


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

batas lelah (N > 107), baja dianggap

korosi, menyebabkan penurunan sifat-sifat

mempunyai umur yang tak berhingga atau

lelah yang lebih besar jika dibandingkan

kegagalan diprediksi tidak akan terjadi,

dengan

sedangkan untuk logam bukan besi tidak

lingkungan

terdapat

2009:457).

batas lelah yang signifikan

dengan kurva S-N dengan gradien yang

penurunan
korosif

sifat

lelah

(Jaap

tanpa
Schijve,

Kondisi lingkungan yang korosif akan

turun sedikit demi sedikit sejalan dengan

menyerang

permukaan

logam

dan

bertambahnya jumlah siklus.

menghasilkan lapisan oksida atau produk


korosi. Umumnya oksida adalah sebagai
lapis

lindung

kerusakan

dan

korosi

dapat

mencegah

selanjutnya,

tetapi

pembebanan siklik dapat menyebabkan


pecahnya lapisan tersebut dan kerusakan
korosi berikutnya sehingga timbul korosi
sumuran yang berfungsi sebagai takikan.
Hal itulah yang menyebabkan penurunan
Gambar 6. Kurva kelelahan untuk logam besi
dan bukan besi
Sumber : George E. Dieter, 1992:4

kekuatan

lelah,

pengaruh

lingkungan

korosif ini menurunkan kekuatan lelah


logam hingga 10% hingga 50%

Kekuatan lelah atau batas

serta

lelah

dapat menyebabkan batas lelah menjadi

(endurance limit, Se) adalah tegangan yang

tidak jelas (hilang) (George E. Dieter,

memberikan

1992:47) seperti yang ditunjukkan pada

Tegangan

umur

tak

dibawah

menyebabkan

batas

logam

berhingga.
lelah

aman

akan

Gambar 7 berikut ini.

terhadap

kelelahan, hal ini disebabkan karena


gerakan dislokasinya akan terhambat oleh
atom-atom asing sehingga tidak akan
menghasilkan PSB (Presistant Slip Band)
(George E. Dieter, 1992: 4)

Korosi Lelah ( fatigue corrosion )


Korosi
kelelahan

lelah
bahan

adalah
yang

lingkungan

korosif.

berlangsung

secara

fenomena
terjadi

Proses

di
yang

Gambar 7. Pengaruh lingkungan terhadap kurva


S-N baja
Sumber : R. Winston & Herbert H. Uhlig, 2008:174

bersamaan antara

tegangan yang berulang dan serangan


Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus
2012

- 5

Jurnal Teknik Mesin


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Polarisasi Elektrokimia
Suatu logam atau elektroda tidak
berada

dalam

keseimbangan

larutan

elektrolit yang mengandung ionnya atau


terjadi perubahan potensial selama proses
elektrolisis,

dimana

potensial

anoda

menjadi lebih nobel dan katoda menjadi


lebih aktif ini disebut polarisasi ()
(Fontana. MG, 1978:14)
Terdapat dua jenis proses polarisasi,

Gambar 8. Skema empat kurva polarisasi


ekstrapolasi tafel
Sumber : N.G. Thompson and J.H. Payer, 1998:65

yaitu polarisasi aktivasi dan polarisasi


konsentrasi. Polarisasi aktivasi adalah

HASIL PEMBAHASAN

polarisasi yang dikendalikan oleh energi

Kekasaran Permukaan

bebas atau tenaga penggerak potensial ada


dipermukaan

elektroda

itu

sendiri.

Polarisasi konsentrasi adalah polarisasi

Hasil pengujian kekasaran permukaan


dari baja tahan karat tipe AISI 304
ditunjukkan dalam Tabel 1.

yang dikendalikan sebagai akibat dari


perubahan konsentrasi di dalam larutan di
dekat permukaan metal (Fontana. MG,
1978:308)
Polarisasi

merupakan

Tabel 1. Hasil pengukuran kekasaran permukaan


No.
Urut
01
02

No.
Spesimen
01
07

Harga Kekasaran
Permukaan (m)
0,056
0,044

parameter

penting untuk membuat pernyataan tentang

Hasil pengukuran kekasaran per-

laju proses korosi. Kelakuan korosi bahan

mukaan

pada suatu sampel logam, ditentukan

kekasaran permukaan antara 0,044 dan

dengan

0,056

mengaplikasikan

potensial

menunjukan

m,

ini

kisaran

menunjukkan

angka

bahwa

elektrokimia melalui pengukuran polarisasi

kekasaran permukaan spesimen masih

dari kaitan antara arus dengan potensial di

berada

bawah kondisi terkontrol (Fontana. MG,

permukaan yang diizinkan.

di

bawah

standar

kekasaran

1978:16)
Skema

empat

kurva

polarisasi

ekstrapolasi tafel seperti terlihat pada


Gambar 8.

Uji Lelah
Penelitian terhadap kekuatan lelah
baja tahan karat AISI 304 telah dilakukan
pada lingkungan udara laboratorium dan
lingkungan 3,5% NaCl, menggunakan
mesin uji lelah tipe rotating bending.
ditampilkan dalam bentuk kurva S-N

6-

Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus


2012

Jurnal Teknik Mesin


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

sebagai mana ditunjukkan pada Gambar 9.

Gambar 9. Kurva S-N baja tahan karat AISI 304


di lingkungan udara laboratorium
dan 3,4% NaCl

Gambar 10. Pola patahan baja tahan karat AISI


304 dalam lingkungan 3,5% NaCl
pada tegangan 369.53 MPa

Fenomena ini terjadi pada lingkungan

Gambar 9 menunjukkan kurva S-N

3,5% NaCl disebabkan karena larutan

dari baja tahan karat AISI 304, terlihat

3,5% NaCl berfungsi sebagai media

bahwa garis kurva pada lingkungan udara

pendingin

laboratorium

lelah

akibat tegangan geser yang terjadi lebih

(endurance limit) 323.34 MPa, sedangkan

kecil. Perputusan (rupture) yang terjadi

pada lingkungan 3,5% NaCl kekuatan

menunjukkan pola kegagalan getas (brittle

lelah baja menurun, hingga tegangan

failure) membentuk garis pantai (beach

277.15 MPa pada siklus 1.7x107. Hal ini

mark) ditunjukkan pada foto Gambar 10.

dengan

batas

sehingga

deformasi

plastis

menunjukkan bahwa kekuatan lelah baja

Baja tahan karat AISI 304 dalam

dipengaruhi oleh lingkungan tempat baja

lingkungan udara bersifat ulet, deformasi

tersebut beroperasi.

plastis dan tegangan geser yang terjadi

Fenomena khusus yang ditunjukkan

sangat besar ini dapat dilihat dari proses

oleh baja tahan karat AISI 304 dalam

pengujian

dimana

sebelum

patah

lingkungan 3,5% NaCl pada tegangan

temperatur meningkat seiring waktu di

diatas 369.53 MPa, dimana kekuatan

area uji spesimen Gambar 11.

lelahnya meningkat hingga 10 kali dari


kekuatan lelah dalam lingkungan udara
laboratorium. Selanjutnya menurun seiring
dengan menurunnya tegangan

dan me-

motong garis kurva S-N lingkungan udara


hingga menuju tegangan 277.15 MPa.

Gambar 11. Visual peningkatan temperatur


pada area uji spesimen baja tahan
karat AISI 304 pada tegangan
369.53 MPa

Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus


2012

- 7

Jurnal Teknik Mesin


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Foto

permukaan

patahan

juga

terlihat pada Gambar 13.

menunjukkan pola kegagalan ulet (ductile


failure) seperti terlihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Pola patahan baja tahan karat AISI


304 dalam lingkungan udara pada
tegangan 369.53 MPa

Gambar 13. Grafik pengaruh siklus terhadap


pertumbuhan pit dan retak pada
tegangan 369,63 MPa lingkungan
3,5% NaCl

Dari hasil diatas memperlihatkan

Gambar 13. menunjukkan bahwa pit

bahwa baja tahan karat AISI 304 baik

telah tumbuh dan berkembang pada siklus

digunakan pada lingkungan 3,5% NaCl,

120x103 dengan ukuran pit rata-rata

terutama untuk aplikasi-aplikasi tegangan

27,275 m dan pit terus berkembang

pada siklus rendah untuk perencanaan

hingga siklus 420x103 dengan ukuran pit

alat-alat berumur pendek dan perencanaan

rata-rata 137.91 m, ini memperlihatkan

mesin-mesin

per-

bahwa pada tegangan maksimum 369,63

timbangan atas kemungkinan komponen

MPa pertumbuhan ukuran pit sangat

menerima

selama

singkat dan kegagalan di dominasi oleh

pemakaiannya, dimana kekuatan lelahnya

perambatan retak dari siklus 520x103

akan naik hingga 10 kali dari kekuatan

hingga siklus 720x103. Rasio pertumbuhan

lelahnya diudara.

antara panjang dan lebar pit terlihat sangat

yang

tegangan

memerlukan

besar

Untuk aplikasi tegangan yang relatif

signifikan dimana pertumbuhan pit dan

lebih kecil faktor lingkungan 3,5% NaCl

retak di dominasi oleh pertumbuhan

dapat mengurangi umur kekuatan lelah

panjang retak.

baja hingga menurunkan batas lelah


(endurance limit).

Polarisasi Elektrokimia
Dari hasil uji polarisasi galvanostatik

Pertumbuhan Pit dan Retak


Laju pertumbuhan pit dan retak pada
tegangan maksimum 369,63 MPa seperti
8-

Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus


2012

secara anodik-katodik terhadap spesimen


baja tahan karat AISI 304 dipresentasikan
dalam

bentuk

grafik

berupa

kurva

Jurnal Teknik Mesin


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

polarisasi anodik dan katodik skala log

panjang dan lebar oleh panjang retak.

seperti Gambar 14.

Peningkatan

siklus

yang

terjadi

mengakibatkan nilai potensial permukaan


spesimen menurun dan densitas arus
korosi meningkat.
Saran
Data eksperimen dapat digunakan
untuk penelitian analitik dan simulasi
prediksi umur korosi lelah berikutnya.
Gambar 14. Hasil uji polarisasi katodik anodik
AISI 304 dalam 3,5% NaCl yang
mengalami beban dinamik

Gambar
jumlah

14

siklus

menunjukkan
lelah

bahwa

mempengaruhi

perubahan potensial yang terjadi pada


permukaan spesimen, dimana semakin
besar jumlah siklus lelah yang terjadi
mengakibatkan nilai potensial permukaan
spesimen menurun dan densitas arus korosi

DAFTAR PUSTAKA
ASM Handbook Vol 19, 1997, Fatigue and
Fracture, ASM International
Murdjito dkk, 2010, Studi Corrosion
Fatigue Pada Sambungan Las SMAW
Baja Api 5l Grade X65 Dengan
Variasi Waktu Pencelupan Dalam
Larutan HCl, Fakultas Teknik
Kelautan ITS
Michael F. McGuire, 2008, Stainless Steels
For Design Engineering, ASM
International, United State of Amerika.

meningkat

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Perilaku kurva S-N baja tahan karat
AISI 304 dengan batas lelah lingkungan
udara laboratorium 323.34 MPa dan
lingkungan 3,5% NaCl menurun, hingga
tegangan 277.15 MPa pada siklus 1.7x107.
Pola patahan pada tegangan 369,63
Mpa untuk lingkungan udara bersifat ulet

Dumenico Surpi, 2011, Stainless Steels,


Gruppo Lucefin, Italy
George E. Dieter, 1992, alih bahasa
Djaprie, Sriati, Metalurgi Mekanik,
Erlangga, Jakarta.
Julie

A. Bannantine et. al, 1990,


Fundamental of Metal Fatigue
Analysis, Prentice-Hall, New Jersey.

Jaap Schijve, 2009, Fatigue of Structures


and Materials, Springer Science,
Netherlands.

dan 3,5% NaCl bersifat getas.


Tegangan

369,63

MPa

dominasi

kegagalan untuk pertumbuhan ukuran pit


dan retak oleh perambatan retak, antara

R. Winston and Herbert H. Uhlig, 2008,


Corosion And Corosion Control, John
Willey and Sons, Hoboken, New
Jersey.
Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus
2012

- 9

Jurnal Teknik Mesin


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Neil G. Thompson and Joe H. Payer, 1998,


DC Electrochemical Test Methods,
NACE International, Houston, Texas.
Fontana.
MG,
1978,
Corrosion
Engineering, New York, McGraw Hill.
ASTM E 466 96, Standard Practice for
Conducting
Force
Controlled
Constant Amplitude Axial Fatigue
Tests of Metallic Materials.

10 -

Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus


2012

ASTM F1801 97 Standard Practice for


Corrosion Fatigue Testing of Metalic
Implant Materials.
Anonymous, 1997, Manual Operation For
10 Kgf-m Rotary Bending Fatigue
Testing Machine Model FTO 10, JT.
TOHSI Inc., Tokyo.

Anda mungkin juga menyukai