Analisis Tts Total Suspended Solid Dan T
Analisis Tts Total Suspended Solid Dan T
DISOLVED SOLID)
(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Air)
Dosen Pengampu: Khabibi, M.Si
Oleh :
Kelompok 4
Mentari Rosmilya D.
NIM. 24030111120002
Lathoiful Isyaroh
NIM. 24030111120012
Putri Pamungkas
NIM. 24030111120009
Eka Fitriani
NIM. 24030111130031
NIM. 24030111130032
Ana Marliana
NIM. 24030111130043
Icha Aisyah
NIM. 24030111140102
Anis Masiati
NIM. 240301111
NIM. 240301111
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2104
KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis TSS
(Total Suspended Solid) dan TDS (Total Dissolved Solid) sebagai salah satu tugas mata kuliah
pilihan Kimia Air dengan baik sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Tulisan dalam makalah ini merupakan hasil rangkuman dari berbagai referensi. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Bersama ini kami menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas ini dengan baik.
Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran
sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan untuk pelajaran bagi kita
semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa mendatang. Semoga dengan adanya tugas
ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
ISI
II.1 Air
Sifat fisik air yaitu diantara zat dengan massa molekul yang mirip. Air memiliki panas
spesifik yang paling tinggi diantara zat lain, yang berarti bahwa perubahan temperatur pada air
terjadi sangat lamban. Dibandingkan dengan banyak zat cair lain, air mempunyai viskositas dan
tegangan permukaan yang tinggi yang disebabkan oleh ikatan hidrogen. Ini menghasilkan
peningkatan kapilaritas air pada tanah dan menyebabkan hujan terbentuk dalam bentuk tetesan.
Sifat fisik air dalam fase padat dan cair berubah dengan temperatur. Dalam keadaan ini perbedaan
densitas berbeda lebih signifikan dari sebagian besar zat cair. Air dalam fase gas (uap air)
menggunakan sebagian tekanan di udara, sebagai tekanan uapnya (Mays, 2004).
II.2 Kualitas Air
Kualitas air menurut Sumarwoto (1984) ditentukan oleh banyak faktor, yaitu
zat terlarut, zat yang tersuspensi dan makhluk hidup khususnya jasat renik di dalam
air, maka dapat dikatakan bahwa kualitas air adalah tingkat pencemaran akibat
proses alami dan aktivitas budaya manusia yang mempengaruhi kelayakan air
ditinjau dari segi fisik, kimia, dan biologis.
2.2.1 Parameter Fisik Kualitas Air
Parameter fisik mendefinisikan sifat air dari penampakannya, rasa atau bau.
Padatan tersuspensi, warna, rasa dan bau, suhu dan kekeruhan masuk dalam
kategori ini.
a. Padatan Tersuspensi
Padatan tersuspensi dalam air dapat terdiri dari partikel anorganik dan
organik atau zat cair yang tidak tercampur. Padatan anorganik seperti lumpur,
lempung dan komponen tanah lain yang umum pada air permukaan. Bahan organik
seperti serat tumbuhan dan padatan biologi (sel alga, bakteri, dll.) juga komponen
umum dari air permukaan. Bahan-bahan ini adalah kontaminan yang secara alami
dihasilkan dari aksi erosi aliran air dipermukaan. Karena kapasitas penyaringan
tanah bahan tersuspensi jarang terdapat pada air tanah.
Padatan tersuspensi tidak diinginkan dalam air karena beberapa alasan.
Padatan tersuspensi secara aestetis tidak menyenangkan dan menyediakan tempat
adsorpsi untuk zat kimia dan biologi. Padatan tersuspensi organik mungkin
didegradasi secara biologi, menghasilkan produk samping yang tidak diinginkan.
Padatan terlarut yang secara biologi aktif (hidup) termasuk organisme penyebab
penyakit dan strain penghasil racun dari alga. Parameter padatan tersuspensi
digunakan untuk mengukur jumlah influen limbah, mengawasi beberapa proses
pengolahan dan mengukur jumlah efluen.
b. Warna
Air murni tidak berwarna, tapi air dialam sering berwarna oleh zat asing. Air
yang warnanya sebagian disebabkan bahan tersuspensi dikatakan memiliki warna
tampak (apparent color). Warna yang disebabkan oleh padatan terlarut yang tersisa
setelah penghilangan bahan tersuspensi dikenal sebagai warna sesungguhnya (true
color). Setelah hubungan dengan puing-puing organik seperti daun, batang pohon,
rumput atau kayu, air mengambil tannin dan asam humus dan berwarna coklat
kekuningan.
c. Rasa dan Bau
Banyak zat yang berhubungan dengan air dialam atau selama penggunaan
manusia memberikan rasa dan bau yang jelas. Termasuk mineral, logam dan garam
dari tanah, produk akhir dari reaksi biologi dan zat dilimbah. Zat anorganik lebih
mungkin menghasilkan rasa yang tidak disertai dengan bau. Bahan yang bersifat
alkali memberi rasa pahit pada air, sedang garam logam memberi rasa asin atau
pahit.
d. Suhu
Suhu tidak digunakan untuk mengevaluasi secara lansung air minum atau
limbah. Ini adalah salah satu parameter penting pada sistem air permukaan. Suhu
pada air permukaan berpengaruh terhadap sejumlah besar spesies biologi yang ada
dan kecepatan aktifitas mereka. Suhu mempunyai pengaruh pada banyak reaksi
kimia yang terjadi disistem perairan alam. Suhu juga punya pengaruh nyata pada
kelarutan gas dalam air.
e. Kekeruhan
Kekeruhan
dihamburkan
adalah
oleh
bahan
tersuspensi
dalam
air.
Karena
penyerapan
atau
dan
2.
3.
Fenol, istilah fenol dalam air limbah tidak hanya terbatas pada fenol,
C6H5OH, tapi bermacam-macam campuran organik yang terdiri dari satu atau
lebih gugus hidroksil.
4.
5.
6.
lumpur, plankton, serta limbah industri dan kotoran. Sumber lainnya bisa berasal dan limbah
rumah tangga, pestisida, dan banyak lainnya. Sedangkan, sumber anorganik berasal dari batuan
dan udara yang mengandung kasium bikarbonat, nitrogen, besi fosfor, sulfur, dan mineral lain.
Semua benda ini berentuk garam, yang merupakan kandungannya perpaduan antara logam dan
non logam. Garam-garam ini biasanya terlarut di dalam air dalam bentuk ion, yang merupakan
partikel yang memiliki kandungan positif dan negatif. Air juga mengangkut logam seperti timah
dan tembaga saat perjalanannya di dalam pipa distribusi air minum.
Sesuai regulasi dari Enviromental Protection Agency (EPA) USA, menyarankan bahwa
kadar maksimal kontaminan pada air minum adalah sebesar 500 mg/L (500 ppm). Kini banyak
sumber-sumber air yang mendekati ambang batas ini. Saat angka penunjukan TDS mencapai
1000 mg/L maka sangat dianjurkan untuk tidak dikonsumsi manusia. Dengan angka TDS yang
tinggi maka perlu ditindaklanjuti, dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Umumnya, tingginya
angka TDS disebabkan oleh kandungan potassium, khlorida, dan sodium yang terlarut di dalam
air. Ion-ion ini memiliki efek jangka pendek (short-term effect), tapi ion-ion yang bersifat toksik
(seperti timah arsenic, kadmium, nitrat dan banyak lainnya) banyak juga yang terlarut di dalam
air.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa pentingnya untuk memeriksa level TDS air
minum kita :
a. Rasa/Kesehatan
Air yang memiliki level TDS tinggi memiliki rasa yang kurang enak, terasa agak asin,
pahit, atau metalik.Bisa juga berindikasi terdapatnya mineral-mineral yang bersifat toxic.
Enviromental Protection Agency (EPA) USA, menyarankan bahwa kadar maksimal kontaminan
pada air minum adalah sebesar 500 mg/L (500 ppm).
b. Kinerja Filter
Pengujian ini untuk memastikan sistem reverse osmosis atau sistem purifikasi air
memiliki tingkat kemampuan pembuangan partikel-pertikel pengotor, dan diketahui kapan kita
harus mengganti filter (atau membran) sistem purifikasi air minum kita.
c. Kesadahan (Hardness)
Tingginya level TDS bisa mengindikasikan kesadahan air, yang akan menyebabkan
kerak .
d. Industri
Tingginya level TDS bisa berdampak pada kinerja beberapa peralatan, seperti boiler dan
cooling tower, produksi makanan dan minuman, dan banyak lainnya.
e. Makanan dan Minuman
Untuk mendapatkan rasa secangkir kopi yang lebih nikmat, salah satunya adalah menjaga
level TDS air yang digunakannya.
Air minum ideal adalah yang memiliki level TDS 0 50 ppm, dihasilkan dengan proses
reverse osmosis, deionizationm microflitration, distillation, dan banyak lainnya. Air gunung
(mountain spring) dan yang melalui proses filtrasi karbon berada di standar kedua. Rata-rata air
tanah (air sumur) adalah 150 300 ppm, masih dalam batas aman, namun bukan yang terbaik
terutama untuk para penderita penyakit ginjal.
Analisis Total Dissolved Solids (TDS) :
a. Pengambilan dan pengawetan sampel
Sampel harus representatif dengan cara pengambilannya yang benar.Botol sampel yang
digunakan sebelumnya harus dicuci hingga bersih dari sisa-sisa sampel kemudian dibilas dengan
air suling. Sampel dapat diawetkan beberapa hari tanpa mempengaruhi hasil analisa, dan
sebaiknya sampel tersebut disimpan dalam kulkas pada suhu sekitar 2-4oC. Perlu diperhatikan
bahwa setelah beberapa hari zat padat organis dapat terlarut sedangkan zat padat koloidal dapat
membentuk partikel-partikel yang lebih besar. Oleh karena itu sampel air yang telah disimpan
harus dianalisis sebelum 7 hari setelah pengambilan sampel dilakukan. Sebelum dianalisa, sampel
dikocok terlebih dahulu sehingga zat-zat yang terkandung di dalamnya tersebar merata dan
homogen.
b. Persiapan Cawan
Cawan penguapan dibersihkan kemudian dipanaskan dalam tanur pada suhu 550oC selama
1 jam. Kemudian dipindahkan ke dalam oven dengan suhu 105 oC menggunakan penjepit cawan.
Selanjutnya didinginkan di dalam desikator dan timbang segera pada saat akan digunakan.
c. Penentuan Zat Padat Terlarut
Sampel dikocok hingga homogen dan dipipet sebanyak 100 mL dan dilakukan
penyaringan menggunakan corong gelas. Sampel yang lolos dari kertas saring dituangkan ke
dalam gelas kimia. Selanjutnya, cawan yang berisi sampel tersebut diuapkan dan dikeringkan
dalam oven pada suhu 105oC sampai semua air menguap. Setelah itu cawan dikeluarkan dari
oven menggunakan penjepit cawan untuk didinginkan dalam desikator dan ditimbang segera
dengan neraca analitik hingga diperoleh berat konstan.
Untuk memperoleh nilai estimasi TDS yaitu:
TDS (mg/L) = (A-B) X 1000 / V
Keterangan:
ditimbang.Residu yang tertahan pada saringan dikeringkan sampai mencapai berat konstan pada
suhu 103C sampai dengan 105C. Kenaikan berat saringan mewakili padatan tersuspensi total
(TSS). Jika padatan tersuspensi menghambat saringan dan memperlama penyaringan, diameter
pori-pori saringan perlu diperbesar atau mengurangi volume contoh uji. Untuk cara kerjanya
adalah sebagai berikut :
a. Pengambilan dan pengawetan sampel
Sampel harus representatif dengan cara pengambilannya yang benar.Botol sampel yang
digunakan sebelumnya harus dicuci hingga bersih dari sisa-sisa sampel kemudian dibilas
dengan air suling. Sampel dapat diawetkan beberapa hari tanpa mempengaruhi hasil analisa, dan
sebaiknya sampel tersebut disimpan dalam kulkas pada suhu sekitar 2-4oC. Perlu diperhatikan
bahwa setelah beberapa hari zat padat organis dapat terlarut sedangkan zat padat koloidal dapat
membentuk partikel-partikel yang lebih besar. Oleh karena itu sampel air yang telah disimpan
harus dianalisis sebelum 7 hari setelah pengambilan sampel dilakukan. Sebelum dianalisa, sampel
dikocok terlebih dahulu sehingga zat-zat yang terkandung di dalamnya tersebar merata dan
homogen.
b. Persiapan Kertas Saring
Kertas saring dipanaskan di dalam oven pada suhu 105C selama 1 jam. Kemudian
didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang segera dengan neraca analitik
hingga didapatkan berat konstan (kehilangan berat sesudah pemanasan ulang kurang dari 0,5 mg.
c.
menggunakan corong gelas dan kertas saring. Kemudian kertas saring diambil dengan hati-hati
dan diletakkan diatas cawan untuk dipanaskan di dalam oven dengan suhu 105C selama 1 jam.
Selanjutnya didinginkan dalam desikator dan ditimbang dengan neraca analitik hingga
diperoleh berat konstan.
Untuk memperoleh estimasi TSS, dihitung perbedaan antara padatan terlarut total dan padatan
total.
TSS (mg/L) = (A-B) X 1000 / V
Keterangan :
A = berat kertas saring + residu kering (mg)
B = berat kertas saring (mg)
V = volume contoh (mL)
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Penentuan TDS dan TSS digunakan sebagai parameter dalam baku mutu air limbah atau
sebagai parameter pencemaran perairan, karena peranannya sebagai penduga pencemaran bahan
organik dan kaitannya dengan penurunan kandungan oksigen terlarut perairan (oksigen penting
bagi kehidupan biota air dan ekosistem perairan pada umumnya). Peranan TDS dan TSS dapat
sebagai penentu dan setara dengan parameter lainnya yang menjadi parameter kunci sehubungan
dengan dugaan pencemaran oleh kegiatan tertentu.
III.2 Saran
Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan terutama pada perairan, sebaiknya
perlu dilakukan pengujian atau penentuan COD, BOD, DO, TDS dan TSS secara berkala
sehingga ketika perairan mengandung bahan-bahan yang tidak sesuai dengan syarat baku mutu
air dapat segera ditindaklanjuti
SNI 06-6989.3:2004 Air dan air limbah Bagian 3: Cara Uji Padatan Tersuspensi Total (Total
Suspended Solid, TSS) Secara Gravimetri.
SNI 06-6989.27:2004 Air dan air limbah Bagian 27: Cara Uji Kadar Padatan Terlarut Total
(Total Dissolved Solids, TDS) Secara Gravimetri.
Sugiharto. 1987. Dasar-dasar Pengolahan Air Limbah. Cetakan Pertama. UI-Press:
Jakarta.