Anda di halaman 1dari 16

I.

PENDAHULUAN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang

dengan evolusi yang sangat mencengangkan. Hal ini dapat


dibuktikan dengan adanya penemuan-penemuan yang penting
dan dampak dari sains yang amat berguna bagi kehidupan,
begitu juga dengan ilmu dibidang Pertambangan.
Ilmu pertambangan yang kita pahami sebagai ilmu yang
mempelajari

tentang

pengolahan

suatu

proses

bahan

identifikasi,

galian

eksploitasi,

yang

merupakan

dan
satu

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.


Sebagai
pertambangan,

sebuah
ilmu

sub

tentang

disiplin

ilmu

bagaimana

dari

sebuah

ilmu
proses

pengolahan pada kegiatan penambangan untuk pencapaian


produksi memiliki peran sentral yang dapat memperlancar
proses penambangan endapan bahan galian.
A. Latar Belakang
Operasi dalam pengolahan mineral pada prinsipnya
sama seperti yang telah dilakukan ribuan tahun yang lalu.
Tentunya perkembangan peralatan dan system pengolahan pada
masa sekarang ini telah sangat lebih modern, tetapi masalah
yang di hadapi tetap sama, yaitu bagaimana mengolah mineral
dengan sifatnya yang keras, abarasive, susunan kristal yang
tidak homogen agar mendapat hasil pemisahan yang maksimal.
Pemrosesan atau pengolahan mineral adalah untuk
meningkatkan mutu atau kualitas dan kegunaan dari suatu
material dasar. Hasil pemrosesan yang dilakukan bisa berupa
bongkahan bongkahan mineral dengan ukuran dan bentuk
tertentu, ataupun hasil pengayaan kandungan logam secara

maksimum. Pemorosesan mineral yang digolongkan berdasarkan


ukuran produknya dan cara pemrosesannya dibagi menjadi dua
yaitu secara kering atau basah. Pada proses kering tidak
diperlukan air dalam proses ini, dan tidak boleh menggunakan air
dalam proses ini. Sedangkan proses basah yaitu penggunaan air
untuk efesiensi proses, instalasi yang lebih lengkap, dan tidak
diinginkannya debu sebagai hasil proses. Batu kapur merupakan
salah satu mineral industri yang banyak digukan oleh banyak
industri ataupun konstruksi.salah satunya di industri semen. Batu
kapur dapat terbentuk dengan beberapa cara yaitu,secara
organic, secara mekanik, ataupun secara kimia. Sebagian besar
batu kapur dialam terjadi secara organic, jenis ini berasal dari
pengendapan, cangkang/rumah kerang dan siput, foraminifera
atau ganggang atau berasal dari binatang koral/kerang. Untuk
batu kapur yang terjadi secara mekanik, sebetulnya bahannya
tidak jauh berbeda dengan jenis batu kapur yang terjadi secara
organic, yang membedakan adalah terjadi perombakan dari
bahan batu kapur tersebut yang kemudian terbawah oleh arus
dan biasanya diendapkan tidak jauh dari tempat semula.
Sedangkan yang terjadi secara kimia adalah batu kapur yang
terjadi dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu
dalam air laut ataupun air tawar.

Penambangan batu kapur di Indonesia umumnya dilakukan


dengan cara tambang Terbuka (Kuari) tanah
penutup(Overburden) yang terdiri dari tanah liat, pasir, dan koral
dikupas dahulu dengan menggukan bulldozer atau power
scraperselanjutnya penambangan dilakukan dengan cara
pengeboran dan peledakan, sampai diperoleh ukuran bongkah
yang diingikan, bongkahaan yang terlalu besar akan di bor dan

diledakan ulang (secondary blasting). Batu kapur dapat langsung


digunakan sebagai bahan baku misalnya pada industri
semen,akan tetapi untuk keperluan lainnya perlu pengolahan
terlebih dahulu misalnya dengan pembakaran cara ini
dimaksudkan untuk memperoleh kapur tohr.

B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pelaksanaan kerja praktek sebagai
berikut:
1.

Terciptanya suatu hubungan yang sinergis jelas terarah

antara dunia

perguruan tinggi dan dunia pertambangan

dalam kegiatan penambangan.


2.

Meningkatkan tingakat kepedulian dan partisipasi pada

dunia industri pertambangan dalam memberikan kontribusi pada


system pendidikan nasional.
3.

Membuka pola pikir mahasiswa agar lebih mengetahui

aplikasi kerja dilapangan.


4.

Menggali seluruh potensi, wawasan mahasiswa agar dapat

membandingkan materi perkuliahan yang didapat dengan


mengaplikasikan kondisi kerja dilapangan.

C.

Rumusan Masalah

Identifikasi Masalah

Adapun permasalahan yang berhubungan dengan kegiatan


ini, yaitu:
1. Mengetahui

cara kerja alat Crusher dalam proses

pengolahan bahan semen


2. Mengetahui bahan bahan

dasar

yang digunakan

dalam proses pembuatan semen


3. Mengetahui reduksi ukuran batu gamping dan jumlah
rata rata produksi ton/jam yang dihasilkan dari alat
Crusher
Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah diatas maka dapat dirumuskan
beberapa masalah berikut:
1. Bagaimana cara kerja

alat

Crusher

dalam proses

pengolahan bahan semen


2. Apa saja bahan bahan dasar yang digunakan dalam
3.

proses pembuatan semen


Bagaimana proses reduksi ukuran batu gamping dan
jumlah rata rata produksi ton/jam yang dihasilkan dari
alat Crusher

D.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam kerja praktek ini adalah


metode kerja praktek langsung dilapangan adapun data-data
yang di peroleh dilapangan digabungkan dengan teori yang
relevan sehingga dari keduanya dapat diperoleh pendekatan
penyelesaian masalah.

Tahap penyelesaian masalah tersebut dilakukan sebagai


berikut :
1.

Studi Literatur
Dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang
menunjang, yang
-

2.

diperoleh dari :

Perpustakaan
Informasi-informasi
Grafik, dan tabel.

Penelitian di lapangan
Dalam pelaksanaan penelitian di lapangan ini akan
dilakukan beberapa tahap, yaitu:
-

Survei geologi permukaan, dengan melakukan


pengamatan secara langsung terhadap keadaan
geologi permukaan dan mencari informasi
pendukung yang berkaitan dengan permasalahan

yang akan dibahas.


Penentuan lokasi pengamatan, dengan menentukan
lokasi yang akan diamati dan mengambil data-data

yang diperlukan.
Mencocokkan dengan perumusan masalah, yang
bertujuan agar penelitian yang dilakukan tidak
meluas. Data yang diambil dapat digunakan secara

3.

efektif.
Pengambilan data
Dilakukan dengan cara :
-

Meneliti proses pengolahan yang sedang


berlangsung

4.

Mencatat kejadian yang terjadi dan wawancara

seperlunya.
Keakuratan Akulasi Data
Akulasi data ini bertujuan untuk :
-

Mengumpulkan dan mengelompokkan data untuk

memudahkan analisa nantinya.


Mengolah nilai karakteristik data-data yang mewakili
obyek pengamatan Mengetahui data, sehingga kerja

5.

menjadi efesien
Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan beberapa perhitungan
dan penggambaran. Selanjutnya disajikan dalam bentuk
grafik-grafik atau rangkaian perhitungan dalam
penyelesaian proses tertentu.

6.

Analisa hasil pengelompokkan data


Dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif guna
memperoleh kesimpulan sementara. Selanjutnya
kesimpulan sementara ini akan diolah lebih lanjut dalam
bagian pembahasan.

7.

Kesimpulan
Diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil
pengolahan data yang telah dilakukan dengan
permasalahan yang diteliti.

II.

LANDASAN TEORI
A. Defenisi dan Tujuan Pengolahan Bahan Galian

Pengolahan bahan galian adalah proses dimana bahan


galian diolah sedemikian rupa dengan menggunakan perbedaan
sifat fisika sehingga menghasilkan mineral yang bernilai
ekonomis dengan tidak mengubah sifat fisik atau kimia bahan
galian tersebut.

Dengan melakukan pengolahan bahan galian, ada tujuan


yang di capai yaitu untuk memisahkan gangue mineral dari
mineral berharga sebanyak mungkin dengan tidak mengubah
sifat fisik ataupun kimia dari mineral tersebut. Mempersiapkan
atau menghasilkan produk dengan spesifikasi tertentu ( kadar
mineral/logam tertentu ) sehingga siap untuk dipasarkan lebih
lanjut, adapun tujuan yang sekaligus menjadi keuntungan dalam
pengolahan bahan galian diantaranya:
a. Mengurangi ongkos angkut
b. Mengurangi ongkos peleburan
c. Mengurangi kehilangan (losses) logam berharga pada
saat peleburan
d. Proses pemisahan secara fisik jauh lebih sederhana dan
menguntungkan dari pada proses pemisahan secara
kimia
e. Kemungkinan mendapatkan mineral lain yang berharga
B. . Definisi Crusher
Crusher merupakan mesin yang dirancang untuk
menghancurkan/mereduksi ukuran dari suatu jenis material.
Crusher dapat digunakan untuk mengurangi ukuran atau
mengubah bentuk bahan tambang sehingga dapat diolah lebih
lanjut. Cruseher merupakan alat yang digunakan dalam proses
crushing, Crushing merupakan proses yang bertujuan untuk
meliberasi mineral yang diinginkan dari mineral pengotornya.

Crushing biasanya dilakukan dengan proses kering, dan dibagi


menjadi tiga tahap, yaitu Prymary crushing, secondary crushing,
dan fine crushing.
Prymari crushing merupakan Merupakan peremukan tahap
pertama, alat peremuk yang biasanya digunakan pada tahap ini
adalahJaw Crusher dan Gyratory Crusher. Umpan yang
digunakan biasanya berasal dari hasil penambangan dengan
ukuran berkisar 1500 mm, dengan ukuran setting antara 30 mm
sampai 100 mm. Ukuran terbesar dari produk peremukan tahap
pertama biasanya kurang dari 200 mm.
Secondary Cruher merupakan peremukan tahap kedua, alat
peremuk yang digunakan adalah Jaw Crusher ukuran
kecil, Gyratory Crusher ukuran kecil, Cone Crusher, Hammer
Mill dan Rolls. Umpan yang digunakan berkisar 150 mm, dengan
ukuran antara 12,5 mm sampai 25,4 mm. Produk terbesar yang
dihasilkan adalah 75 m.
Fine crushing merupakan peremukan tahap lanjut dari secondary
crushing, alat yang digunakan adalah Rolls, Dry Ball Mills, Disc
Mills dan Ring Mills. Umpan yang biasanya digunakan kurang dari
25,4 mm.untuk memperkecil material hasil penambangan yang
umumnya masih berukuran bongkah digunakan alat peremuk.
Material hasil dari peremukan kemudian dilakukan pengayakan
atau screening yang akan menghasilkan dua macam produk
yaitu produk yang lolos ayakan yang disebut undersize yang
merupakan produk yang akan diolah lebih lanjut atau sebagai
produk akhir, dan material yang tidak lolos ayakan yang
disebut oversize yang merupakan produk yang harus dilakukan
peremukan ulang.

C. Jenis-jenis Crusher
Berikut ini ada beberapa type/ jenis crusher dan kegunaanya :
1. Jaw Crusher
Jaw Crusher adalah type crusher yang paling umum, dimana
sistem kerjanya memampatkan/menghimpit material hingga
hancur, biasa digunakan untuk menghancurkan batu jenis batu
yang keras, seperti batu kali, batu pegunungan, batu mineral,
batu emas, batu mangan, batu besi, dsb dgn target
penghancuran hanya sampai menjadi ukuran 1 - 5 cm.
Unjuk kerja dari Jaw Crusher sangat-sangat ditentukan oleh
ukuran Fly wheel ( Roda Gila) nya dan kekuatan Shaft, karena
kedua komponen tersebut berperan vital.
2. Impact Crusher
Impact Crusher adalah type crusher dengan sistem pukul rotary
dengan kecepatan rpm yang cukup tinggi, Impact crusher biasa
digunakan untuk menghancurkan batu kali dan batu gunung
dengan ukuran raw material tidak terlalu besar dan
menghasilkan produk dengan ukuran yang kecil (sekitar 1 - 5 cm)
yang variasi ukuran nya relatif lebih homogen. Mesin ini sangat
cocok untuk memproduksi abu batu atau jagungan untuk bahan
baku aspalt kering atau pembuatan paving block.

3. Roll Crusher
Roll Crusher adalah type crusher dengan sistem gilas rotary
dengan kecepatan rpm yang relatif lebih rendah dari impact
crusher yaitu sekitar 300 rpm dan memiliki kapasitas produksi
yang jauh lebih besar. Unjuk kerja dari mesin Roll Crusher ini

bergantung pada jenis / kualiatas material gigi gilasnya, ukuran


shaft dan ukuran Fly Wheel ( Roda Gila) nya, yang semuanya
harus disesuaikan dengan raw material dan target kapasitas
produksi. Roll Crusher biasa banyak digunakan didunia
pertambangan, yaitu untuk menghancurkan batuan dengan
tingkat kekerasan dan keuletan yang relatif rendah, seperti batu
bara, batu kapur, bahan semen, batu tembaga, belerang, dsb.

4. Cone Crusher
Cone Crusher adalah type crusher yang cukup spesial dan
customize, prinsip kerja dari Cone Crusher ini yaitu menghimpit
material secara vertical rotary dengan kecepatan rpm yang
cukup sedang sekitar 500 rpm dan bertumpu pada kekuatan
pegas. Cone Crusher ini biasa digunakan sebagai
secundery crusher, crusher lanjutan yaitu menghancurkan
batuan dengan ukuran sekitar 5 - 10 cm utk menghasilkan
ukuran yang dikehendaki. Kelebihan dari mesin Cone Crusher ini
yaitu bisa menghasilkan struktur pecahan batu yang relatif
homogen dengan bentuk cubical ( kotak) , sehingga sangat
cocok untuk memproduksi batu tensla / batu pecah yang
digunakan untuk pembuatan jalan raya.

5. Shredder / Crusher Potong

Crusher Potong / Shredder adalah type crusher yang berfungsi


multiguna, bekerja dengan prinsip memotong material dengan
sistem rotary dan terdiri dari gigi pisau yang jumlah nya relatif
banyak. Mesin Crusher ini biasa digunakan untuk
menghancurkan / mereduksi ukuran menjadi serpihan kecil-kecil
dari berbagai jenis limbah industri, seperti limbah otomotif,
limbah elektronik, limbah cat, limbah kertas karton, limbah
logam plant, dsb.
6. Crusher Plastik.
Crusher ini merupakan type crusher potong juga, tetapi memiliki
konstruksi yang agak berbeda, berkerja dengan sistem potong
rotary dengan kecepatan rpm yg cukup tinggi. Biasa digunakan
untuk menghancurkan segala jenis material yang terbuat dari
bahan plastik menjadi serpihan dengan ukuran sekitar 1 cm2.
7. Hammer Mill
Mesin Crusher jenis Hammer Mill ini adalah mesin crusher yang
bekerja dengan prinsip pukul rotary dengan kecepatan rmp yang
tinggi. Hampir sama dengan Impact Crusher, tetapi utk hammer
mill biasa menghasilkan produk dengan kehalusan mencapai 80
mesh. Mesin Hammer mill ini biasa digunakan untuk
memproduksi pasir halus, konsentrat mineral, mineral ore,
tepung batu-batuan yg unsur unsur pembentuknya berupa
butiran halus seperti kapur, dolomite, zeolit, dsb.

8. Hammer Roller Mill


Mesin crusher jenis ini prinsip kerja nya sama seperti mesin
hammer mill, hanya saja proses nya dilanjutkan dengan roll mill.
Mesin Hammer Roller mill digunakan untuk membuat konsentrat
dari batu mineral dgn kekerasan tinggi, dan mampu
menghasilkan produk dengan tingkat kehalusan tinggi yaitu
mencapai 200 - 300 mesh. Sangat cocok utk digunakan dalam
penambangan emas, penampangan tembaga, supplier pupuk, produksi
dolomite, zeolit, batu kapur, dsb.

D. Alat pengecil ukuran


ALAT PENGECIL UKURAN (SIZE REDUCTION)
Semua cara yang digunakan untuk memotong partikel zat
padat dan dipecahkan menjadi kepingan kepingan yang lebih
kecil dinamakan size reduction atau pemecahan/ pengecilan
ukuran. Di dalam industri pengolahan, zat padat diperkecil
dengan berbagai cara yang sesuai dengan tujuannya. Produk
produk komersial biasanya harus memenuhi spesifikasi yang
sangat ketat dalam hal ukuran maupun bentuk partikelnya yang
sangat berpengaruh terhadap reaktifitas zat padat tersebut.
Pemecahan ini juga dapat memisahkan komponen yang
mungkin tidak diinginkan dengan cara mekanik, serta dapat juga
memperkecil bahan bahan berserat untuk memudahkan proses
penanganannya.
Secara umum tujuan dari size reduction atau pemecahan ini
adalah:

Menghasilkan padatan dengan ukuran maupun

spesifik permukaan tertentu

Memecahkan bagian dari mineral atau kristal dari

persenyawaan kimia yang terpaut pada padatan tertentu.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan alat size


reduction:

Ukuran umpan,

Size reduction ratio,

Distribusi ukuran partikel di arus produk,

Kapasitas,

Sifat bahan, seperti hardness, abrasiveness,

stickiness, densitas, flammability.

Kondisi basah atau kering.

Beberapa cara untuk memperkecil ukuran zat padat dapat


dilakukandengan menggunakan berbagai cara, yaitu:

Kompresi (tekanan)

Impak (pukulan)

Atrisi (gesekan)

Pemotong

Kompresi umumnya digunakan untuk pemecahan kasar zat padat


keras dengan menghasilkan relatif sedikit halusan. Pukulan
menghasilkan zat yang berukuran kasar, sedang, dan halus.
Atrisi menghasilkan zat yang sangat halus dari bahan yang lunak
dan tidak abrasif, sedangkan pemotongan menghasilkan ukuran
yang kasar dan beberapa yang halus. Peralatan pemecahan atau

pengecilan ukuran zat padat dapat dibedakan berdasarkan


bagaimana tenaga pemecah dilakukan, yaitu sebagai berikut:
-

Antara dua permukaan padatan,

seperti crushing dan shearing.


-

Pada satu permukaan padatan, seperti pukulan

(impact).
-

Tidak pada permukaan padatan tertentu tetapi

sebagai media disekitar padatan, seperti coloid mill.


-

Tidak dengan energi mekanik melainkan

menggunakan thermal shock, explosive shattering,


electrohydroulyc.
Berdasarkan ukuran zat padat yang akan dikecilkan (umpan)
maka peralatan pemecah atau pengecil ukuran zat padat
dibedakan atas:
-

Pemecahan kasar, yaitu menghasilkan padatan

dengan ukuran umpan antara 2 sampai 96 inchi.


-

Pemecahan antara (intermediate), yaitu

menghasilkan padatan dengan ukuran antara 2 sampai 3 inchi.


-

Pemecah halus, yaitu menghasilkan padatan

dengan ukuran 0.25 sampai 0.5 inchi.


Berdasarkan cara kerja dan ukuaran produk yang diperoleh,
maka peralatan size reduction dapat dibedakan menjadi empat
kelompok yaitu:
1.

Crusher (mesin pemecah)

2.

Grinder (mesin giling)

3.

Ultrafine Grinder (mesin giling ultra halus)

4.

Cutting machine (mesin pemotong)

III.

WAKTU DAN TEMPAT KERJA PRAKTEK


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan kerja

praktek, yaitu:
Waktu Pelaksanaan: terhitung selama tiga puluh (30) hari atau
selama satu bulan kegiatan kerja praktek, dimana yang
bersangkutan berencana masuk awal bulan April sampai
bulan Mei 2016. Adapun Tanggal kegiatan saya serahkan
kepada pihak perusahaan.
Tempat pelaksanaan: Perusahaan Tambang Semen PT.
BOSOWA yang berada di Kabupaten Maros Provensi Sulawesi
Selatan.
IV.

PENUTUP
Demikianlah proposal kerja praktek ini dibuat, tiada kata

yang dapat kami ucapkan selain ucapan terima kasih atas


perhatian dan kesediaan pihak perusahaan untuk menerima
kami melakukan penelitian, serta semua pihak yang telah
membantu baik bantuan moril maupun materil sehingga
kegiatan ini dapat terlaksana.

Anda mungkin juga menyukai