Anda di halaman 1dari 3

05/08/13

Home

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Jawa Tengah

Profil

Renstra

UPT

Basis Data

Artikel

Kontak Kami

Sitemap Newsticker: Menteri Pertanian Lantik 17 Pejabat Eselon I

5 Agustus 2013
12:35:12
Update Tanggal : 03-De c-2012, 12:31:55

MASTITIS PADA SAPI PERAH

Sumber Berita : Bidang Keswan


Radang ambing atau mastitis pada sapi
perah merupakan radang yang bersifat
akut, subakut maupun kronis, ditandai
oleh kenaikan sel di dalam air susu,
perubahan fisik maupun susunan air susu
dan disertai atau tanpa disertai patologis
pada kelenjar mammae. Mastitis pada
sapi perah merupakan salah satu penyakit
yang
sangat
merugikan,
karena
menurunkan kualitas dan produksi susu .
Mastitis pada sapi perah disebabkan oleh
berbagai jenis mikroba patogen yang
masuk ke dalam ambing melalui saluran
puting susu. Resistensi atau kepekaan
terhadap mastitis pada sapi, kambing atau
domba bersifat menurun. Gen-gen yang menurun akan menentukan ukuran dan struktur puting.
Kerugian kasus mastitis antara lain kehilangan produksi susu, kualitas dan kuantitas susu berkurang, banyak sapi
yang diculling. Penurunan produksi susu per kuartir bisa mencapai 30% atau 15% per sapi per laktasi, sehingga
menjadi permasalahan besar dalam industri sapi perah.

www.deptan.go.id/dinakkeswan_jateng/detailberita.php?id=333

1/4

05/08/13

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Jawa Tengah

Patogenesis
Proses mastitis hampir selalu dimulai dengan masuknya mikroorganisme ke dalam kelenjar melalui lubang
puting (sphincter puting). Sphincter puting berfungsi untuk menahan infeksi kuman. Pada dasarnya, kelenjar
mammae sudah dilengkapi perangkat pertahanan, sehingga air susu tetap steril. Perangkat pertahanan yang
dimiliki oleh kelenjar mammae, antara lain : perangkat pertahanan mekanis, seluler dan perangkat pertahanan
yang tidak tersifat (non spesifik). Penularan mastitis dari seekor sapi ke sapi lain dan dari kuarter terinfeksi ke
kuarter normal bisa melalui tangan pemerah, kain pembersih, mesin pemerah dan lalat.
Faktor lingkungan dan pengelolaan peternakan yang banyak mempengaruhi terjadinya radang ambing meliputi :
pakan, perkandangan, banyaknya sapi dalam satu kandang, ventilasi, sanitasi kandang dan cara pemerahan
susu. Pada ventilasi jelek, mastitis mencapai 87,5%, ventilasi yang baik mencapai 49,39%

Gejala Klinis
Secara klinis radang ambing dapat berlangsung secara akut, subakut dan kronik. Radang dikatakan bersifat
subklinis apabila gejala-gejala klinis radang tidak ditemukan saat pemeriksaan ambing. Pada proses radang
yang bersifat akut, tanda-tanda radang jelas ditemukan, seperti : kebengkakan ambing, panas saat diraba, rasa
sakit, warna kemerahan dan terganggunya fungsi. Air susu berubah sifat, seperti : pecah, bercampur endapan
atau jonjot fibrin, reruntuhan sel maupun gumpalan protein. Proses yang berlangsung secara subakut ditandai
dengan gejala sebagaimana di atas, namun derajatnya lebih ringan, ternak masih mau makan dan suhu tubuh
masih dalam batas normal. Proses berlangsung kronis apabila infeksi dalam suatu ambing berlangsung lama,
dari suatu periode laktasi ke periode berikutnya. Proses kronis biasanya berakhir dengan atropi kelenjar
mammae.

Diagnosis
Pengamatan secara klinis adanya peradangan ambing dan puting susu, perubahan warna air susu yang
dihasilkan. Uji lapang dapat dilakukan dengan menggunakan California Mastitis Test (CMT), yaitu dengan suatu
reagen khusus

www.deptan.go.id/dinakkeswan_jateng/detailberita.php?id=333

2/4

05/08/13

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Jawa Tengah

Pengobatan
Sebelum menjalankan pengobatan sebaiknya dilakukan uji sensitifitas. Resistensi Staphylococcus aureus
terhadap penicillin disebabkan oleh adanya - laktamase yang akan menguraikan cincin - laktam yang
ditemukan pada kelompok penicillin. Pengobatan mastitis sebaiknya menggunakan Lincomycin, Erytromycin dan
Chloramphenicol.
Disinfeksi puting dengan alkohol dan infusi antibiotik intra mamaria bisa mengatasi mastitis. Injeksi kombinasi
penicillin, dihydrostreptomycin, dexamethasone dan antihistamin dianjurkan juga. Antibiotik akan menekan
pertumbuhan bakteri penyebab mastitis, sedangkan dexamethasone dan antihistamin akan menurunkan
peradangan.
Pencegahan
Pencegahan terhadap mastitis ditempuh melalui dipping puting sehabis pemerahan dengan antiseptika, antara
lain: alkohol 70 %, Chlorhexidine 0,5%, kaporit 4% dan Iodophor 0,5 1%
Guna mencegah infeksi baru oleh bakteri penyebab mastitis, maka perlu beberapa upaya, antara lain :
Meminimalisasi kondisi-kondisi yang mendukung penyebaran infeksi dari satu sapi ke sapi lain dan
kondisi-kondisi yang memudahkan kontaminasi bakteri dan penetrasi bakteri ke saluran puting.
Air susu pancaran pertama saat pemerahan ditampung di strip cup dan diamati terhadap ada tidaknya
mastitis.
Pencelupan atau diping puting dalam biosid 3000 IU (3,3 mililiter/liter air). Penggunaan lap yang
14-Mar-2013
berbeda
untuk Kampung
setiap ekor sapi, dan pastikan lap tersebut telah dicuci dan didesinfektan sebelum
Daging Ayam
digunakan.
(Rp. 46.800,-/kg)
Pemberian nutrisi yang berkualitas, sehingga meningkatkan resistensi ternak terhadap infeksi bakteri
penyebab
mastitis. Suplementasi vitamin E, A dan -karoten serta imbangan antara Co (Cobalt) dan Zn
14-Mar-2013
(Seng)
perlu diupayakan untuk menekan kejadian mastitis.
Telur Puyuh
(Rp. 250,-/butir)
14-Mar-2013
File Terkait :
Telur Ayam Kampung
(Rp. 1.400,-/butir)
14-Mar-2013
Daging Kambing
(Rp. 71.650,-/kg)

Home

Informasi Harga

14-Mar-2013
Telur Itik
(Rp. 1.700,-/butir)
14-Mar-2013
Telur Ayam Ras
(Rp. 15.750,-/kg)
14-Mar-2013
Daging Ayam Broiler
(Rp. 26.150,-/kg)
14-Mar-2013
Daging Sapi Murni Selengkapnya
(Rp. 79.150,-/kg)

Banner

www.deptan.go.id/dinakkeswan_jateng/detailberita.php?id=333

3/4

Anda mungkin juga menyukai