PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hukum Pidana Militer adalah ke-tentuan hukum yang mengatur seorang militer tentang
tindakan-tindakan mana yang merupakan pelanggaran atau kejahatan atau merupakan larangan
atau keharusan dan diberikan ancaman berupa sanksi pidana terhadap pelanggarnya. Hukum
Pidana Militer bukanlah suatu hukum yang mengatur norma, melainkan hanya mengatur tentang
pelanggaran atau kejahatan yang dilakukan oleh Prajurit TNI atau yang menurut ketentuan
undang-undang dipersamakan dengan Prajurit TNI.
Dalam penerapannya Hukum Pidana Militer dipisahkan menjadi Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana Militer (KUHPM) sebagai hukum material dan hukum acara pidana militer sebagai-mana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer sebagai hukum
formal. Terhadap setiap perbuatan yang merupakan pelanggaran hukum dengan kategori tindak
pidana yang dilakukan oleh Prajurit TNI atau yang dipersamakan dengan Prajurit TNI, maka
berdasarkan ketentuan Hukum Pidana Militer harus diproses melalui Pengadilan Militer.
Prajurit TNI adalah bagian dari suatu masyarakat hukum yang me-miliki peran sebagai
pendukung ter-bentuknya budaya hukum di ling-kungan mereka. Kesadaran hukum di
lingkungan TNI tidak dapat diharapkan akan tegak jika para Prajurit TNI sebagai pendukung
budaya hukum tidak memberikan kontribusi dengan berusaha untuk senantiasa mentaati segala
peraturan yang berlaku serta menjadikan hukum sebagai acuan dalam berperilaku dan bertindak.
Pemahaman tentang kesadaran hu-kum perlu terus ditingkatkan sehingga terbentuk perilaku
budaya taat hukum dalam diri masing-masing individu Prajurit TNI. Prinsip supremasi hukum
yang menempatkan hukum di atas segala tindakan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia
harus terus menerus disosialisasikan kepada seluruh Prajurit TNI secara meluas se-hingga dapat
menjadi perilaku budaya baik dalam kedinasan maupun ke-hidupan sehari-hari. Peningkatan
kesadaran dan penegakan hukum bagi Prajurit TNI perlu dijadikan sebagai prioritas kebijakan
dalam pembinaan personel TNI, karena kurangnya pemahaman hukum di kalangan Prajurit TNI
merupakan salah satu penyebab terjadinya pelanggaran hukum di samping pengaruh-pengaruh
lainnya baik yang bersifat internal maupun eksternal.
TNI merupakan organisasi yang berperan sebagai alat pertahanan negara. Untuk dapat
melaksanakan peran tersebut, setiap Prajurit TNI di-harapkan mampu memelihara tingkat
profesionalismenya yaitu sebagai bagi-an dari komponen utama kekuatan pertahanan negara
dalam rangka men-jaga kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk memelihara tingkat profesional-isme Prajurit TNI agar selalu berada pada kondisi yang
diharapkan, salah satu upaya alternatif yang dilakukan adalah dengan tetap menjaga dan
meningkatkan kualitas moral Prajurit melalui pembangunan kesadaran dan penegakan hukum.
adalah tercapainya kadar kesadaran hukum dan penegakan hukum yang mantap,
dengan indikator adanya keserasian dan keseimbangan antara tuntutan hak dan
Prajurit TNI yang memiliki budaya patuh hukum sebagai landasan kemampuan
kualitas maupun kuantitas; dan terwujudnya Prajurit TNI yang profesional memiliki
dengan indikator tingkat disiplin yang cukup tinggi di dalam pelaksanaan tugas
militer.
kelulusan mata kuliah Hukum Pidana Militer dan agar lebih memahami dan
C. Metode penelitian.
penulisan ini.
E. Sistematika penulisan.
belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan dan manfaat analisa dan akhirnya
BAB III Kesimpulan-kesimpulan, Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari
PEMBAHASAN
militer terbagi atas beberapa tahapan yang meliputi tahap penyidikan, penuntutan, pemeriksaan
di Pengadilan Militer dan berakhir dengan proses eksekusi. Adanya tahapan-tahapan tersebut
terkait pula dengan pembagian tugas dan fungsi dari berbagai institusi dan satuan penegak
d. Hakim Militer di Pengadilan Militer yang mengadili memeriksa dan memutus perkara pidana
yang dilakukan oleh Prajurit TNI atau yang dipersamakan sebagai Praju-rit TNI menurut
undang-undang.
Ditinjau dari perannya dalam fung-si penegakan hukum militer, Koman-dan selaku Ankum
adalah atasan yang oleh atau atas dasar Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1997 tentang Hukum
Disiplin Prajurit diberi kewenangan menjatuhkan hukuman disiplin kepada setiap Prajurit TNI
yang berada di bawah wewenang komandonya apabila Prajurit TNI tersebut melakukan
pelanggaran hukum disiplin. Dalam hal bentuk pelanggaran hukum tersebut merupakan tindak
dapat bertindak sebagai Perwira Penyerah Perkara atau Papera yang oleh undang-undang diberi
Saran pendapat hukum dari Oditur Militer ini disampai-kan kepada Papera berdasarkan be-rita
Peran Oditur Militer dalam proses Hukum Pidana Militer selain ber-kewajiban menyusun berita
acara pendapat kepada Papera untuk terangnya suatu perkara pidana, juga bertindak selaku
pejabat yang diberi wewenang untuk bertindak sebagai penuntut umum dan sebagai pelaksana
putusan atau penetapan Pengadilan Militer. Oditur Militer juga dapat bertindak sebagai penyidik
untuk melakukan pemeriksaan tambahan guna meleng-kapi hasil pemeriksaan Penyidik Polisi
Militer apabila dinilai belum lengkap. Apabila Papera telah menerima berita acara pendapat dari
menentukan perkara pidana tersebut diserahkan kepada atau diselesaikan di Pengadilan Militer.
Salah satu bentuk penerapan konsep pendidikan yang efektif diantaranya adalah
dan ketaatan terhadap hukum dari para pemimpin atau koman-dan kepada prajurit
bawahannya.
mempengaruhi dan menumbuhkan kesadaran dan peran serta secara aktif seluruh
Prajurit TNI dalam setiap usaha peningkatan profesioanlisme. Wujud dari metode ini
hanya dapat dilaksanakan apabila terjalin hubungan ko-munikasi yang cukup akrab
antara atasan bawahan serta dilakukan dengan pemberian contoh dan keteladanan
dari para Komandan baik dalam pola pikir, pola sikap maupun pola tindak.
dan memberikan sanksi yang tegas, tepat dan adil kepada setiap Prajurit TNI yang
terbukti melakukan pelanggaran hukum dengan tanpa ada pengecualian.
keinsyafan serta daya cegah agar tidak terjadi pelanggaran hukum yang serupa
KESIMPULAN
Menjadi Prajurit TNI yang profesi-onal merupakan suatu proses jangka panjang serta
memperkuat rasa kesatuan dan soliditas kelompok. Lebih dari itu, diperlukan
adanya moral sebagai cermin kualitas pribadi seorang Prajurit TNI yang
dan dorongan yang muncul baik dari dalam diri setiap individu Prajurit TNI maupun
dari lingkungannya serta mampu melakukan persepsi terhadap sistem nilai yang
ada.
Moral tercermin dari sikap dan perilaku yang dibatasi adanya norma tentang
sesuatu yang baik dan yang buruk. Norma hukum yang menjadi suatu kesepakatan
tentang segala sesuatu yang boleh atau tidak boleh dilakukan dengan diberikan
Kesadaran seorang Prajurit TNI untuk tunduk dan taat kepada norma hukum yang
ada secara sadar telah mengikat dan mengatur dirinya sebagai wujud refleksi dari
untuk mewujudkan kualitas pribadi Prajurit TNI yang mengarah kepada terbentuk-
Norma hukum yang menjadi landasan tingkah laku dan perbuatan Prajurit TNI diatur
ketentuan hukum lainnya. Adanya aturan hukum tertulis ini pada hakikatnya untuk
hukum saat ini, tidak ada pilihan lain bagi para Prajurit TNI untuk selalu
sebagai dasar pembenar dalam setiap kinerjanya. Dengan adanya legalitas hukum
hukum yang ada. Peran komandan menjadi sangat pen-ting dalam rangka
yang efektif.
Kinerja aparat penegak hukum yang berada di dalam struktur organisasi TNI
tidaklah bersifat sendiri. Keberhasilan kinerja mereka akan sangat tergantung dari
kebijakan para Komandan sesuai fungsi dan kewenangannya yaitu sebagai Ankum
dan atau Papera maupun dalam pelaksanaan teknis operasional penegakan hukum
hukum melekat erat dalam fungsi pembinaan personel yang menjadi kewenangan
Penting untuk disadari bahwa profesionalisme tanpa dilandasi moral akan menjadi
Sesungguhnya dalam setiap diri Prajurit TNI, moral telah ditempatkan pada
eksternal dan internal yang berpengaruh besar terhadap kehidupan Prajurit TNI
hukum yang telah ada dan menghanyutkan diri ke dalam dampak negatif yang
ditimbulkan. Sebaliknya dengan berbekal jiwa juang sebagai Prajurit Sapta Marga
negatif ter-sebut. Semoga tulisan ini dapat menjadi bekal bagi rekan-rekan Perwira