Oleh :
Nama : Rodi Jumadil Akhir Hs
NIM
: 155100309011002
Kelas : C
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah di Indonesia dipengaruhi
oleh tanah subur yang dapat menumbuhkan segala bentuk tanaman dan
tumbuhan baik buah-buahan maupun sayuran. Sehingga dimanfaatkan oleh
para petani untuk bercocoktanam untuk memenuhi kebutuhan kehidupan
mereka dengan menjualnya ke masyarakat. Salah satu tanaman yang cocok
ditanam di Indonesia yaitu kakao.
Kakao (Theobroma cacao) adalah tumbuhan tahunan (perennial)
berwujud pohon yang tingginya mencapai 10 meter dan berasal dari daerah
tropis Amazon. Meskipun demikian, dalam pembudidayaan tingginya dibuat
tidak lebih dari 5 meter tetapi dengan tajuk menyamping yang meluas. Hal ini
dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif. Biji tumbuhan ini
menghasilkan produk olahan yang dikenal sebagai cokelat. Biji Kakao
merupakan bahan baku utama untuk membuat pasta cokelat, bubuk cokelat,
dan lemak.
Para petani di Solok Sumatera Barat, menanam tanaman kakao atau
biasanya masyarakat menyebutnya pohon cokelat kemudian hasilnya dijual
ataupun diolah. Banyaknya pengolahan yang tidak layak menurut beberapa
pihak industri cokelat yang melakukan kunjungan ke daerah tersebut
menyebabkan petani hanya menjualnya ke industri pengolahan cokelat
dengan jarak yang jauh. Kakao yang dihasilkan memiliki kualitas yang
sangat bagus, sehingga banyak hasilnya digunakan oleh industri dalam
negeri maupun industri luar negeri seperti negara tetangga Malaysia bahkan
negara cokelat seperti Belgia.
Sebagai anak negeri, penulis melihat kesempatan ini untuk dijadikan
konsep proyek industri cokelat yang akan berlokasi di Solok, Sumatera
Barat. Industri dibuat mendekati bahan baku sehingga rantai pasok tidak
panjang dan menimalisir biaya transportasi seperti yang dideskripsikan
diatas. Konsepnya dibuat secara detail tanpa mempertimbangkan faktor
biaya atau finansial.
1.2. Tujuan
1. Membuat konsep proyek Industri Cokelat Solok Sumatera Barat.
2. Menentukan keunggulan konsep proyek.
BAB II
INFORMASI UMUM
2.1. Rancangan Produk
Menurut Philip Kotler (1986), sebuah produk adalah sesuatu yang
dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau
dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan
konsumen. Produk yang akan diproduksi industri ini diklasifikasi menjadi
dua yaitu produk setengah jadi dan produk jadi. Produk setengah jadi yaitu
Pasta Kakao Kasar, Pasta Kakao Halus, Bubuk Cokelat Murni, dan Lemak
Kakao. Produk jadi dibagi atas dua jenis yaitu Bubuk Cokelat dan Permen
Cokelat. Macam-macam Bubuk Cokelat yaitu Bubuk Cokelat 3in1 Milk dan
Cokelat 3in1 Dark. Macam-macam Permen Cokelat yaitu Permen Cokelat
Milk, Permen Cokelat Milk Mente, Permen Cokelat Makadamia, Permen
Cokelat Dark, Permen Cokelat Dark Mente, Permen Cokelat Mika Tabung,
Permen Cokelat Mika Piramid, Permen Kemasan Toples, Permen Cokelat
Trapesium, Permen Cokelat Segitiga, dan Permen Cokelat Premium. Setiap
produk dikemas dalam berbagai kemasan kemasan mulai dari kapasitas
besar hingga kapasitas kecil. Beriku produk-produk yang akan dihasilkan
dan spesifiknya.
No.
Jenis Produk
1.
2.
Lemak Kakao
3.
4.
Spesifik
bentuk beku
warna cokelat
bentuk beku
warna kuning
bentuk bubuk
warna cokelat
bentuk bubuk
rasa susu
warna cokelat
rasa dominan cokelat yang pahit
5.
6.
lemak kakao
bentuk bar
rasa susu dengan mente
Mente
lemak kakao
7.
warna cokelat
rasa susu
8.
Permen Cokelat
bentuk bar
lemak kakao
Makadamia
bentuk bar
rasa dominan cokelat yang pahit
lemak kakao
bentuk bar
rasa dominan cokelat yang pahit dengan
10.
mente
Mente
lemak kakao
bentuk bar
bentuk pralin
11.
12.
Tabung
lemak kakao
13.
14.
15.
Permen Cokelat
Trapesium
kemasan toples
rasa milk dan dark
lemak kakao
bentuk trapesium
rasa milk dan dark
lemak kakao
bentuk segitiga
rasa dark
16.
lemak kakao
bentuk premium (kotak-kotak)
mencapai tujuan. Organisasi industri ini bertipe lini atau garis yaitu hubungan
setiap atasan terhadap bawahannya pada setiap cabang dan bawahan
diperintah atas satu atasan. Kelebihan organisasi lini yaitu manajemen
mudah karena pemimpin hanya seorang, pengambilan keputusan lebih
cepat, solidaritas karyawan tinggi, dan gaji karyawan rendah. Kekurangan
organisasi lini yaitu keputusan dan tanggung jawab bergantung pada satu
atasan, cenderung otoriter, perkembangan karyawan terbatas. Bagan
organisasi industri ini dapat dilihat pada gambar berikut.
sekitar industri,
dan
BAB III
DESKRIPSI PROYEK
3.1. Aspek Pemasaran
Menurut Sunyoto (2012), konsumen sasaran merupakan target
konsumen
yang
dapat
dipilih
oleh
perusahaan
setelah
melakukan
konsumen
dibagi
ke
dalam
kelompok-kelompok
berdasarkan
g. Mesin Pemasta
Pemastaan dilakukan menggunakan mesin pemasta kasar atau
screw type. Pemastaan ini disebut juga primary grinding (penghancuran
awal). Mesin ini berkapasitas 50 kg/jam dan alat penggeraknya
menggunakan motor listrik 3 HP. Prinsip kerja mesin ini menghancurkan
nib atau daging biji dengan menggunakan ulir. Pasta yang keluar dalam
bentuk cair karena lemak didalam biji meleleh. Lemak meleleh
Mesin Koncing
Prinsip kerja Mesin Koncing yaitu silinder mesin berputar searah
berlawanan arah dengan arah jam secara horizontal diikuti dua roda
granit yang berputar menggilas adonan cokelat secara vertikal. Dari
mesin penghalusan pasta masih memiliki aroma asam yang tidak
diinginkan. Disini aroma diuapkan sehingga cokelat memiliki aroma
cokelat yang khas. Koncing juga dilakukan untuk menghomogenkan
semua bahan sampai susu, cokelat dan gula dapat diselimuti dengan
baik oleh lemak. Proses ini dilakukan dengan menggunakan mesin
conching.
Mesin
ini
berkapasitas
15
kg/batch
dan
bergerak
Mesin Pencetak
Pencetakan dilakukan menggunakan mesin pencetakan dengan
kapasitas 15 kg/batch. Mesin ini bergerak menggunakan motor listrik
HP. Tempat pencetak memiliki bentuk bermacam-macam. Ada pralin,
cokelat bar kecil, bar besar, trapesium kecil dan trapesium besar.
k. Mesin Pengempa
Pengempaan dilakukan menggunakan alat press lemak kakao
atau butter press. Mesin ini berkapasitas 5 kg/batch dan bergerak
menggunakan motor listrik 20 HP. Silinder pengempa terbuat dari bahan
stainless stell dengan tebal 20 mm. Pasta yang dikempa nantinya akan
menghasilkan lemak kakao dan bungkil. Prinsip kerjanya mesin
meremas pasta untuk memisahkan lemak kakao dan tuas harus ditarik
Grinder
Mesin ini berkapasitas 25 kg/jam. Didalam mesin grinder
dilengkapi dengan pendingin untuk menjaga suhu bubuk tetap dingin.
Karena apabila terlalu panas bubuk akan menggumpal dan tidak bisa
dihancurkan atau digrinding. Didalam mesin grinder terdapat dua ruang
yang memiliki suhu yang berbeda. Ruang pertama adalah ruang umpan
dengan suhu 26C. Ruang kedua adalah ruang pendingin dengan suhu
10-12C. Mesin ini memiliki panjang 104 cm, lebar 84 cm dan tinggi 150
cm.
m. Mesin Koncing
Mesin conching ini untuk pembuatan minuman bubuk cokelat 3 in
1 yang berkapasitas 40 kg/jam. Tetapi dalam prosesnya tidak bisa
langsung 40 kg karena akan membuat kehalusannya tidak merata.
Sehingga dalam sekali proses hanya 2 kg selama 3 menit. Mesin
penghalus ini bergerak menggunakan motor listrik HP. Mesin ini
dilengkapi silinder penghalus yang terbuat dari bahan pelat SS dengan
tebal 3 mm. Panjang mesin ini adalah 860 mm, panjangnya 710 mm,
dan tingginya 1090 mm.
n. Mesin Ayak Bubuk
Mesin ayakan ini berkapasitas 2 kg/batch dengan waktu
pengayakan 1 jam. Mesin ini bergerak menggunakan motor listrik 1 HP.
Dimensi mesin ayakan adalah panjang 1220 mm, 1020 mm dan tinggi
870 mm. Ayakan terdiri dari dua tingkat.Bubuk yang lolos ayakan ini
yang nanti siap dijual atau digunakan untuk minuman 3 in 1. Sedangkan
yang tertinggal diatas ayakan 120 mesh akan dihaluskan kembali.
o. Mesin Pencampur
Pencampuran
dilakukan
dengan
menggunakan
mesin
Box
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan dkk. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka.
Jakarta
Heizer, Jay dan Barry Render. 2006. Manajemen Operasi Edisi Ketujuh. Salemba
Empat. Jakarta
Houghton, Mifflin dkk. 1985. The American Heritage Dictionary. Hills. USA
Kotler, P. 1989. Manajemen Pemasaran: Kunci/Penyelesaian Soal Soal.
Erlangga. Jakarta
Nurhayadi, Yadi dkk. 2006. Fisika SMP Kelas VIII. Penerbit Grasindo. Jakarta
Rauf, Muhiddin dkk. 2012. Jurnal Analisa Kapasitas Terpasang dan Terpakai
Mesin SMAW Berdasarkan Permintaan Pekerjaan Reparasi Kapal.
https://www.jurnal.reportstory.uhs.ac.id/analisa-kapasitas-terpasang-danterpakai-mesin-smaw-berdasarkan-permintaan-pekerjaan-reparasi-kapal.
html. Diakses pada tanggal 12 April 2016 pukul 20:09 wib
Suparjati, dkk. 2000. Tata Usaha dan Kearsipan. Kanisius. Yogyakarta
Sunyoto, D. 2012. Dasar-dasar Manajemen Pemasaran: Konsep, Strategi, dan
Kasus. CAPS. Yogyakarta