Anda di halaman 1dari 10

Rejeksi Uranium dan Ion Fluorida dalam Air Menggunakan Teknologi

Membran Nanofiltrasi dan Osmosis Balik


Abdullah Bin Makruf Syammach
Teknik Kimia, ITB, Jl. Ganesha No. 10, Bandung, Indonesia
makrufabdul@yahoo.com

Abstrak
Pencemaran air dapat diakibatkan oleh senyawa organik,inorganik,ataupun sejenis mikroba. Air yang
dinyatakan layak konsumsi harus memenuhi standar-standar air layak konsumsi yang telah ditetapkan.
Semakin mendesaknya kebutuhan air menuntut kita untuk menciptakan suatu proses guna mengurangi
kadar zat pencemar di dalam air. Salah satu zat pencemar inorganik yang cukup berbahaya yaitu
uranium dan fluorida. Zat tersebut mampu merusak organ ginjal dan dapat bersifat karsinogenik saat
membentuk spesi tertentu di dalam air. Proses yang dapat digunakan untuk menyaring kedua zat tersebut
dari air adalah proses nanofiltrasi dan reverse osmosis. Saat kedua proses tersebut dijalankan sendirisendiri,selektivitas yang dihasilkan kurang maksimal sehingga dibuat terobosan berupa perpaduan dari
kedua proses tersebut. Dengan melakukan perpaduan kedua proses tersebut,dapat dihasikan permeat
yang memiliki kandungan uranium dan fluorida dibawah batas bahaya kadar kedua zat tersebut. Pada
proses ini,proses pemisahan ion fluorida paling banyak terjadi dengan cara interaksi muatan dan seleksi
ukuran. Sementara proses pemisahan uranium paling banyak terjadi dengan proses seleksi ukuran dan
bergantung juga pada bentukan spesi uranium. Ada beberapa factor yang mempengaruhi selektivitas
membrane selama proses tersebut yaitu pengaruh kondisi operasi,pengaruh konsentrasi dan pH,interaksi
zat terlarut dengan zat terlarut lainnya,ciri-ciri membrane, dan gangguan serta kerusakan yang dapat
terjadi pada membrane.
Kata kunci : uranium,fluorida,reverse osmosis,nanofiltrasi,interaksi muatan,selektivitas,seleksi ukuran
1. Pendahuluan

Setiap makhluk hidup membutuhkan


air untuk menjalankan kehidupannya. Air
dibutuhkan untuk berbagai proses
metabolisme,pelarutan,pengaturan suhu,
dan lain-lain.
Sumber
air
untuk
memenuhi
kebutuhan makhluk hidup salah satunya
berasal dari air tanah dan air laut. Terdapat
beberapa jenis bahan pencemar dalam
sumber air,yaitu bahan organik,bahan
anorganik, dan mikroorganisme. Bahan
pencemar tersebut dapat membahayakan
kesehatan,misalnya
kandungan
ion
fluorida yang tinggi dapat menyebabkan
kerusakan gigi dan tulang. Selain
itu,kandungan uranium yang tinggi juga
dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan
bersifat karsinogenik.
Pengolahan air secara tradisional
meliputi proses adsorpsi, koagulasi,
flokulasi,
klarifikasi,
filtrasi,
dan
penghilangan mikroba. Pengolahan secara
tradisional
tersebut
tidak
mampu
menghilangkan pengotor-pengotor yang
memiliki ukuran sangat kecil seperti ion

fluorida dan spesi-spesi uranium(ukuran


berkisar pada skala nano).
Untuk
mengatasi
kekurangan
pengolahan
tradisional
tersebut
dikembangkanlah proses pengolahan
modern yaitu proses nanofiltrasi dan
osmosis balik. Kedua proses tersebut
dapat
merejeksi
partikel-partikel
berukuran kecil dan saat kedua proses
tersebut dipadukan,selektivitas membrane
akan sangat tinggi. Pada proses
nanofiltrasi dan osmosis balik terdapat
beberapa mekanisme pemisahan yang
umum terjadi yaitu diffuse larutan, seleksi
ukuran, interaksi muatan, dan adsorpsi.
Penjelasan lebih lanjut mengenai sifatsifat fluorida dan uranium serta
mekanisme yang terjadi pada proses
nanofiltrasi dan osmosis balik akan
dijelaskan lebih lanjut.
2.

Sifat-sifat Uranium dan Fluorida


serta Pengaruhnya terhadap
Kesehatan Manusia
Uranium merupakan unsur transisi
yang termasuk golongan Aktinida dengan

nomor atom 92. Uranium merupakan suatu


unsur yang bersifat radioaktif dan terdapat
isotop-isotopnya di alam. Berikut adalah
tabel yang menunjukkan isotop-isotop
utama dari unsur uranium beserta
kelimpahannya di alam:
Tabel 1. Isotop Uranium beserta
Kelimpahannya di Alam [6]
Isotop
Uraniun-238
Uranium-235
Uranium-234

Kelimpahan
99,273999,2752%
0,71980,7202%
0,00500,0059%

Uranium di alam ini tersebar pada


beberapa wilayah atau teritori. Persebaran
uranium beserta kandungan uranium pada
beberapa tempat disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 2. Konsentrasi Kandungan
Uranium pada Beberapa Tempat [1]
Lokasi
Alam
semesta
Matahari
Meteorit
Batuan
kerak
Air laut
Air payau
Tubuh
manusia

ppb(dalam ppb(dalam
berat)
atom)
0,2
0,001
1
10
1800

0,004
1
150

3,3
0,04
1

0,086
0,0002
0,03

Unsur Uranium dapat membentuk


beberapa senyawa yang digunakan pada
berbagai macam industry. Senyawasenyawa yang dapat dibentuk Uranium
yaitu:

UO3(Uranium Trioksida)
UF6(Uranium Heksafluorida)
UO2(Uraninit)
K2(UO2)2VO41-3H2O(Karnonit)

Unsur Uranium merupakan unsur


Radioaktif yang terus-menerus meluruh
memancarkan sinar alfa. Saat terjadi
kontaminasi Uranium di dalam tubuh

manusia, Sel tubuh manusia dapat


mengalami mutasi serta kerusakan pada
beberapa jaringan. Selain itu,kontaminasi
dalam jumlah besar dapat merusak bagian
reproduktif yaitu DNA atau RNA pada
tingkat seluler dan dapat merusak testis
atau plasenta pada tingkat organ.
Kontaminasi Uranium pada wanita
hamil dapat mengakibatkan terganggunya
pertumbuhan
janin
berupa
gagal
terbentuknya organ-organ pada embrio [8].
Di daerah Basra(Irak) telah terjadi
kontaminasi Uranium pada jumlah besar.
Berikut adalah hasil studi mengenai kasus
Congenital Malformations(Cacat Lahir):
Tabel 3. Jumlah Kelahiran dan
Jumlah Cacat Lahir di Basra(Irak) [17]
Tahun
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001

Jumlah
Natalitas
12,161
9,845
11,800
12,416
12,250
10,576
10,470
13,653
10,186
13,905
12,560
11,445

Jumlah
Cacat
Lahir
37
28
23
28
36
46
48
32
79
136
221
254

Fluorida adalah suatu ion bermuatan


negatif(Anion) yang berasal dari unsur
golongan halogen yaitu Fluorin(F). Ion
halide yang satu ini banyak digunakan
untuk produk pembersih mulut dan gigi
terutama untuk menghindari pembusukan
pada gigi karena bakteri [10]. Beberapa
makanan
dan
minuman
memiliki
kandungan fluorida di dalamnya. Berikut
adalah kandungan fluorida dalam beberapa
makanan dan minuman:
Tabel 4. Kandungan Fluoride pada
Beberapa Jenis Makanan dan Minuman
[9]

Makanan/
Minuman
Teh Hitam
Kismis
Anggur(Wine)
Air terfluoridisasi
Kentang
Panggang
Daging Domba
Wortel

Kandungan
Fluorida(mg/100g)
0,373
0,234
0,153
0,081
0,045
0,032
0,003

Beberapa senyawa beserta kelarutan


dalam air yang dapat dibentuk oleh ion
Fluoride dengan unsur logam ataupun non
logam disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 5. Sifat Kimia Senyawasenyawa fluorida [10]
Senyawa

Berat
Molekul

NaF
KF
NH4F
CaF2

42
58
37
78

MgF2

62

SrF2

126

AlF3

84

Kelarutan
dalam
air(g/L)
43(25 oC)
923(18 oC)
1000(0 oC)
0,015(18
o
C)
0,087(18
o
C)
0,117(18
o
C)
5,59(25oC)

Kandungan Fluorida dalam jumlah


kecil
dapat
mencegah
terjadinya
pengeroposan
gigi
atau
tulang.
Namun,kandung Fluorida tinggi justru
dapat menyebabkan keropos tulang dan
gigi serta dapat menimbulkan gangguan
saraf.
Ion fluorida dan Uranium banyak
ditemukan pada retakan batuan di kerak
bumi. Proses erosi pada batuan yang
dilakukan oleh air tanah dan air
permukaan mengakibatkan ion fluoride
dan uranium yang terdapat dalam mineral
batuan menjadi terlarut dalam air tanah
dan air permukaan. WHO(World Health
Organisation) menyatakan bahwa batas
aman kandungan fluoride dalam air
minum adalah 1,5 ppm dan kandungan

uranium yang aman adalah 0,015 ppm.


Jika air tanah dan air permukaan yang
mengandung Uranium dan Fluorida
melebihi batas aman kandungan kedua
unsur tersebut,maka proses pemurnian air
harus dilakukan dengan memanfaatkan
berbagai metode pemurnian salah satunya
dengan
proses
Nanofiltrasi
dan
RO(Reverse
Osmosis).
Keberadaan
Uranium dalam air minum kemasan
dikarenakan proses seleksi kandungan
logam pada sumber air minum tidak
dilakukan secara baik. Berikut disajikan
tabel kandungan uranium dalam air
minum kemasan di beberapa Negara:
Tabel 6. Konsentrasi Uranium dalam
Air Minum Kemasan di Berbagai Negara
[8]
No

Negara

1
2
3
4

Jerman
Jepang(Domestik)
Jepang(Impor)
Cina

Konsentrasi
rerata(g/L)
14,63
0,07
1,53
9,20

3. Deskripsi Proses Osmosis Balik dan

Nanofiltrasi
Pada dasarnya membrane adalah suatu
lapisan selektif antara dua fasa yang
proses
pemisahannya
dikarenakan
perbedaan potensial kimia. Perbedaan
potensial kimia dapat terjadi karena
adanya driving force dan untuk proses
Reverse Osmosis, Driving Force yang
dimaksud adalah adanya perbedaan
gradien tekanan. Proses Reverse Osmosis
memanfaatkan adanya beda tekan pada
membran selektif. Beda tekan ini
terbentuk karena adanya pemberian
tekanan pada salah satu sisi membran.
Proses Reverse Osmosis ini dapat
menyaring berbagai macam partikulat dan
beberapa ion. Mekanisme pemisahan yang
terjadi
yaitu
mekanisme
Solution
diffusion.
Yang
dimaksud
dengan
mekanisme pemisahan tersebut adalah
suatu zat terlarut yang dilarutkan dalam
material yang rapat sehingga larutan
tersebut
akan
berdifusi
melewati
membrane berdasarkan arah gradien

tekanan. Proses ini memanfaatkan


membrane yang tidak berpori dan
biasanya terbuat dari material selulos
triasetat,poliamida
aromatik,
dan
polieterurea.
Tabel 7. Karakterisasi Membran
Proses Osmosis Balik[24]
Ketebalan
Ukuran Pori
Prinsip
Pemisahan
Material

Driving Force

Sublayer(150 m)
Top Layer(1 m)
<2 nm
Diffusi Larutan
Selulos triasetat,
poliamida
aromatik,
Poliamida &
polieterurea
(polimerisasi
interfasa)
Tekanan air payau
(10 25 bar)
Tekanan air laut
(40-80 bar)

Pada proses bermembran dikenal


istiliah
permeabilitas,solubilitas,dan
diffusivitas. Permeabilitas dapat diartikan
sebagai banyak jenis zat yang dapat
direjeksi oleh membrane. Solubilitas dapat
diartikan sebagai jumlah dari penetran
terserap dalam membran yang sangat
tergantung pada sifat kimia dari membran
dan penetran [23]. Sementara diffusivitas
dapat diartikan sebagai parameter kinetic
yang menunjukkan seberapa cepat suatu
penetran dipindahkan, yang sangat
tergantung pada kondisi operasi dan
ukuran molekul [23]. Berikut adalah
skema proses Reverse Osmosis:

Gambar 1. Skema Osmosis Balik dan


Perbandingannya dengan Osmosis
(diadaptasi dari [5])
Nanofiltrasi merupakan proses yang
terjadi akibat perbedaan gradien tekanan.
Proses ini memisahkan zat terlarut yang
berukuran lebih besar dari larutan dengan
menggunakan suatu membrane semipermeabel. Proses ini banyak digunakan
pada proses desalinasi air laut. Air masih
bisa melewati membrane pada proses
nanofiltrasi,sementara garam multivalent
dan bahan-bahan organic dengan berat
molekul yang rendah akan direjeksi oleh
membrane.
Tabel 8. Karakterisasi Membran
Proses Nanofiltrasi[21]
Ketebalan
Ukuran Pori
Prinsip
Pemisahan
Material

Driving Force

Sublayer(150 m)
Top Layer(1 m)
<2 nm
Diffusi Larutan
Poliamida
(polimerisasi
interfasa)
Tekanan (10 25
bar)

Suatu proses pasti memiliki kelebihan


dan
kekurangannya
masing-masing.
Kelebihan dan kekurangan tersebut harus
terlebih dahulu dianalisis sebelum
menentukan penggunaan proses mana
yang lebih tepat. Berikut disajikan
kelebihan
dan
kekurangan
proses
nanofiltrasi.

Tabel 9. Kelebihan dan Kekurangan


Proses Nanofiltrasi [4]
Kelebihan
Biaya Operasi
Murah

Kekurangan
Biaya investasi
awal tinggi

Energi yang

Mudah

diperlukan rendah

mengalami
fouling

Perawatan mudah
dan efisiensi ruang

Perhitungan
terhadap variable
yang
mempengaruhi
performansi harus
cermat

4. Proses NF dan RO untuk Rejeksi

Uranium dan Fluorida


Penghilangan kandungan uranium dan
fluorida dengan proses NF hanya terbatas
pada batas selektivitas 90-95%,sementara
dengan menggunakan proses RO dapat
mencapai tingkat selektivitas 96-98%
untuk rejeksi uranium dan fluorida.
Namun,terobosan terbaru menemukan
dengan cara memadukan kedua proses
tersebut menjadi suatu mekanisme baru
yaitu mekanisme NF/RO.

Gambar 2. Aliran Proses Desalinasi Air


dengan Kombinasi Proses NF dan RO
(diadaptasi dari [22])
Uranium dan kompleks Uranium yang
terbentuk memiliki berat molekul yang
cukup tinggi sehingga proses NF/RO
dapat
dilakukan
secara
efektif.
Bahkan,tingkat
selektivitas
dengan
mekanisme NF/RO ini dapat mencapai 9999,9%. Terdapat empat mekanisme
pemisahan utama pada proses NF/RO
yaitu
diffusi
larutan,seleksi
ukuran,interaksi muatan,dan adsorpsi.
a. Diffusi Larutan(Solution Diffusion)
Proses diffusi larutan merupakan
proses pemisahan yang umum terjadi pada
membrane tidak berpori. Proses ini
memiliki tiga tahapan penting,yaitu:

Zat
terlarut
terpisah
dari
pelarutnya dan terlarut pada
membran
Zat terlarut mengalami diffuse
pada
membran
dikarenakan
perbedaan gradien tekanan
Zat terlarut memasuki kembali
fasa pelarut pada permeat setelah
melewati membrane

Tahapan yang kedua terjadi dengan laju


yang cukup lambat. Sehingga berdasarkan
metode tahap penentu laju,tahapan yang
paling lambat yang menentukan laju suatu
pemisahan dengan membrane. Pada kasus
ini,tahap diffusi lah yang berlangsung
lambat dan menjadi tahap penentu laju
proses
pemisahan.
Hukum
Fick
merumuskan
fluks
diffuse
dalam
persamaan matematis sebagai berikut:
(1)

Dari persamaan tersebut dapat


diinterpretasikan bahwa semakin tinggi
gradien konsentrasi pada membrane,maka
semakin tinggi pula fluks diffusi yang
terjadi. Selain itu,batas kelarutan zat
terlarut pada matriks membrane juga
mempengaruhi fluks diffuse yang terjadi.
b. Seleksi Ukuran(Size Exclusion)
Proses pemisahan dengan seleksi
ukuran memanfaatkan keberadaan pori
pada membrane. Dengan adanya pori
dengan ukuran tertentu,maka partikel yang
memiliki diameter melebihi diameter pori
akan direjeksi oleh membrane sementara
partikel yang memiliki diameter lebih
kecil dari pori membrane akan diteruskan
oleh membran.
Pada membrane yang digunakan pada
proses nanofiltrasi memiliki membrane
dengan ukuran sub-nano(berada pada
dimensi
nanometer).
Hal
tersebut
menyulitkan karakterisasi membrane
berdasarkan
ukuran
pori
spesifik.
Sehingga,untuk memudahkan karakterisasi
membran dilakukan pada variable
distribusi ukuran pori.

Ukuran membrane pada proses


nanofiltrasi yang umum digunakan adalah
sekitar 0,4-1,5 nm. Pengukuran ukuran
pori maupun ukuran partikel didasarkan
pada asumsi bahwa bentuk partikulat
adalah bola dan bentuk pori adalah suatu
silinder. Ilmuwan Stoke merumuskan
suatu jari-jari efektif partikel yang
berdifusi dengan menamakannya Stoke
radius. Jari-jari efektif partikel tersebut
dirumuskan secara matematis sebagai
berikut:
(2)
Uranium dan ion Fluorida yang
terlarut dalam air dapat dikelilingi oleh
molekul-molekul air. Wujud yang
terbentuk antara unsur tesebut dengan
molekul air yang mengelilinginya
dinamakan lapisan hidrasi. Karena lapisan
hidrasi memiliki ukuran yang lebih besar
daripada unsur uranium dan ion fluoride
sendiri sehingga dalam perhitungan jarijari Stoke perlu diperhatikan ion yang
terhidrasi tersebut.
Pada ion terhidrasi,keelektronegatifan
ion pusat dan ukuran dari ion pusat
mempengaruhi jari-jari Stokes. Semakin
besar elektronegatifitas dan semakin kecil
ukuran dari ion pusat,maka ion tersebut
akan menarik molekul air dengan kuat
sehingga lapisan hidrasi yang terbentuk
sulit untuk dipisahkan.
Unsur uranium memiliki kestabilan
sebagai ion uranil. Dalam air ion uranil
akan terhidrasi oleh lima molekul air. Ion
uranil memiliki jari-jari sekitar 0,24 nm
saat belum terhidrasi dan 0,46 nm saat
setelah terhidrasi. Dengan terhidrasinya
ion uranil tersebut,maka proses pemisahan
dengan Nanofiltrasi memungkinkan untuk
dilakukan.

c. Interaksi Muatan(Charge Interaction)


Proses pemisahan interaksi muatan
banyak digunakan saat ukuran pori
membrane lebih kecil daripada ukuran
jari-jari efektif partikel. Proses ini

berprinsip pada gaya tolak-menolak dan


Tarik-menarik antar muatan,dalam kasus
ini antar partikel bermuatan(ion) dengan
membran bermuatan.
Muatan
dari
suatu
membrane
tergantung pada persebaran gugus fungsi
yang ada pada matriks membran. Dengan
adanya gugus fungsi yang bermuatan
negatif pada permukaan membrane,maka
pertikel bermuatan negatif seperti ion
fluorida dan menarik ion-lawan yang
bermuatan positif sehingga ion fluorida
dapat direjeksi dengan baik. Proses
tersebut
dinamakan
sebagai
kesetimbangan Donnan.
Prinsip berikutnya yaitu adalah prinsip
pelapisan muatan. Saat permukaan
membrane menarik ion bermuatan
lawannya,secara berangsur-angsur ion
dengan muatan
berbeda dengan
permukaan membrane akan melapisi
permukaan membrane. Dalam kondisi
seperti ini,muatan permukaan membrane
akan berubah mengikuti muatan dari ion
lawan sehingga dalam kondisi tersebut ion
yang semula direjeksi oleh membrane
tingkat rejeksi(selektivitas) terhadap ion
tersebut akan berkurang secara berangsurangsur
tergantung
pada
kondisi
keasaman(pH).
d. Adsorpsi
Adsorpsi memiliki arti sebagai
penyerapan unsur,ion,atau molekul oleh
permukaan suatu membrane. Terdapat dua
jenis adsorpsi,yaitu adsorpsi secara fisis
dan adsorpsi secara kimia. Adsorpsi secara
fisis dikarenakan adanya gaya van der
walls dari interaksi antar molekul dengan
permukaan membran. Adsorpsi secara
kimia yaitu terbentuknya suatu ikatan
kimia antara molekul yang diadsorpsi
dengan permukaan membrane yang
mengadsorpsi.
Pada kasus ion fluorida,proses
adsorpsi terjadi saat permukaan membran
bermuatan positif sehingga ion fluorida
yang bermuatan negatif dapat teradsorpsi.
Pada proses adsorpsi uranium,terdapat
tiga parameter penting yang berperan
dalam adsorpsi,yaitu:

Muatan kompleks ion yang dibentuk


oleh uranium dan muatan dari
membrane itu sendiri
Kereaktifan kompleks ion uranium
terhadap gugus fungsi yang ada
pada membrane
Ukuran relatif dari kompleks ion
uranium terhadap ukuran pori
membrane.
5. Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi
Proses NF/RO
Terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi keberlangsungan proses
Nanofiltrasi dan Osmosis Balik. Faktorfaktor tersebut adalah beberapa variabel
parameter operasi,konsentrasi dan pH
serta gangguan kerusakan membrane.
Berikut penjelasan dari masing-masing
faktor tersebut.

a. Parameter Operasi
Pengaruh parameter operasi yang akan
disorot yaitu tekanan. Kedua parameter
tersebut harus diatur sedemikian rupa
sehingga
saat
pengoperasian
membran,permeat yang sesuai dengan
spesifikasi yang kita inginkanlah yang
akan kita dapatkan.
Semakin
tinggi
tekanan
yang
diaplikasikan,retensi dari fluorida dan
uranium akan semakin tinggi. Selain
itu,penambahan
tekanan
dapat
mengakibatkan polarisasi konsentrasi zat
terlarut. Hal tersebut mengakibatkan
turunnya fluks dan menimbulkan tekanan
osmotic yang tinggi. Dengan tingginya
tekanan
osmotik,
kerusakan(fouling)
membran dapat terjadi.
b. Pengaruh Konsentrasi dan pH
Pada
ion
fluorida,perbedaan
konsentrasi umpan berpengaruh cukup
signifikan terhadap selektivitas membran
terhadap ion fluorida. Semakin tinggi
konsentrasi awal ion fluorida,maka
selektivitas membran terhadap ion fuorida
semakin menurun.
Hal ini menunjukkan suatu air yang
memiliki kadar ion fluorida tinggi,saat
dilakukan satu kali penyaringan dengan
membrane akan menghasilkan permeat

yang masih memiliki kandungan ion


fluorida cukup tinggi. Sehingga diperlukan
lebih dari satu kali tahap penyaringan
untuk memperoleh air dengan konsentrasi
ion fluorida yang rendah.
Variabel konsentrasi awal pada proses
pemisahan uranium dengan NF/RO tidak
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap selektivitas membran terhadap
uranium. Namun,secara umum semakin
tinggi konsentrasi awal uranium maka
selektivitas membran akan semakin tinggi
terhada unsur uranium. Sehingga dalam
pemisahan uranium dari air, hanya dengan
satu kali proses NF/RO sudah dapat
menghasilkan air dengan kadar uranium
yang rendah.
pH memberikan pengaruh yang sangat
signifikan untuk selektivitas membran
terhadap ion fluorida. Semakin tinggi pH
pada proses NF/RO maka semakin tinggi
pula selektivitas membrane terhadap ion
fluorida.
Pada proses pemisahan Uranium
dengan NF/RO,variable pH memberikan
pengaruh yang cukup signifikan terhadap
selektivitas membran terhadap unsur
uranium. Semakin tinggi pH proses
tersebut,maka selektivitas membrane
terhadap uranium akan semakin rendah.
Perbedaan pengaruh pH terhadap
pemisahan uranium dan ion fluorida ini
membuat sistem pemisahan kedua zat
tersebut harus disusun sedemikian rupa
pada pH yang efektif untuk pemisahan
kedua zat tersebut dari air.
c. Gangguan dan kerusakan membran
Gangguan dan kerusakan membrane
dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu
zat organik,zat inorganik,dan makhluk
hidup. Gangguan ini dapat berupa
terhalanginya pori membrane ataupun
perubahan muatan permukaan membrane
karena terlapisi oleh zat inorganic tertentu.
Gangguan biofouling dikarenakan
adanya
akumulasi
mikroorganisme,
tumbuhan,alga, ataupun hewan pada
permukaan membrane. Akumulasi ini
dapat mengakibatkan berubahnya variable
operasi tekanan.
Gangguan
berikutnya
adalah
inorganic
scaling.
Gangguan
ini

diakibatkan tingginya konsentrasi zat


anorganik. Di dalam air zat anorganik
tersebut dapat membentuk ion-ion positif.
Saat permukaan membran bermuatan
negatif,ion-ion tersebut akan menempel
pada permukaan membrane dan melapisi
permukaan membrane. Dengan adanya
pelapisan ion positif tersebut,muatan
permukaan membrane akan berubah
menjadi positif. Hal tersebut akan
merugikan saat proses pemisahaan ion
fluorida dengan metode NF/RO.
Gangguan Organic fouling adalah
gangguan yang diakibatkan oleh zat-zat
organik yang berikatan kimia dengan
gugus fungsi yang ada pada permukaan
membrane polimer. Hal tersebut dapat
menyebabkan
tersumbatnya
pori
membrane
dan
dapat
mengurangi
selektivitas membran.
Gangguan-gangguan pada membrane
tersebut dapat diatasi dengan melakukan
pembersihan secara berkala. Selain
itu,penghilangan zat organic maupun
inorganic yang menempel pada permukaan
tertentu dapat dilakukan dengan pelarutan
selektif terhadap zat-zat yang menempel
tersebut tetapi tidak merusak karakteristik
membran.
6.

Kesimpulan
Kandungan uranium dan fluorida
dalam air minum berbahaya bagi
kesehatan karena dapat merusak organ
ginjal dan dapat bersifat karsinogenik.
Untuk mengurangi kadar zat tercemar
tersebut
dilakukan
suatu
proses
nanofiltrasi dan osmosis balik. Kedua
proses tersebut memanfaatkan perbedaan
gradient tekanan. Setelah melalui kedua
tahapan proses tersebut,kadar uranium dan
fluorida dapat dikurangi hingga 99%
sehingga air yang semulanya tidak layak
konsumsi menjadi layak konsumsi dan
tidak berbahaya bagi kesehatan.

Gradien konsentrasi[mol m-4]


Jari-jari Stoke[m]
Konstanta Boltzmann[J mol -1 K1

]
Suhu[K]
Viskositas[kg m-1 s-1]
diameter partikel[m]

Daftar Pustaka
[1]

Uranium: geological information,


available:http://www.webelements.co
m/uranium/geology.html, diakses pada
28-03-2016

[2]

Mulder,M.; Basic principles of


membrane technology, 2nd ed.,
Kluwer
Academic
Publishers:
Dordrecht, 2000.

[3]

Nath, K.; Membrane separation


processes, Prentice-Hall: New Delhi,
2008.

[4]

Proses Filtrasi dan beda tekan,


available:http://gudanginspiras.blogsp
ot.co.id/2011/10/filtrasi.html, diakses
28-03-2016

[5]

Seputar Reverse Osmosis, available:


https://advancebpp.wordpress.com/cat
egory/reverse-osmosis/, diakses 2803-2016

[6]

Isotopes of the Element Uranium,


available:http://education.jlab.org/itsel
emental/iso092.html, diakses 28-032016

[7]

Junjie Shen,Andrea Schafer,Removal


of Fluoride and Uranium by
Nanofiltration and Reverse Osmosis:A
Review,Chemosphere 117 (2014) 679691

[8]

Rita Hindin,
Bindu Panikkar,

Daftar Notasi
Fluks diffusi[mol h-1m-2]
Koefisien diffusi[m2 s-1]

Doug Brugge,
Teratogenicity of

depleted uranium aerosols: A review


from an epidemiological perspective,
Enviromental Health (2005) 4-17
[9]

Sari Opi Vita Mayang,Penentuan


Konsentrasi Uranium dalam Air
Minum Kemasan dengan Metode
Jejak Fisi, Bogor Agricultural
University,

Depleted

[12] What
is
Reverse
Osmosis?,
available:http://puretecwater.com/what
-is-reverse-osmosis.html, diakses 2903-2016
[13]

Reverse Osmosis Plants, available:


http://www.lenntech.com/systems/reve
rse-osmosis/ro/rosmosis.htm, diakses
29-03-2016

Team

idust.net/Tutorial/DBish002.htm
[16] Bem H, Bou-Rabee F: Environmental
and health consequences of depleted
uranium use in the1991 Gulf War. Env
Intl.

2004,30:123-134.

10.1016/S0160-4120(03)00151-X.

[10] G.

[11] University of Nebraska-Lincoln. "Two


major US aquifers contaminated by
natural uranium: Naturally occurring
uranium is being mobilized by farmrelated
pollution."
Available:
www.sciencedaily.com/releases/2015/
08/150817132508.htm (diakses pada
29-03-2016)

Study

(IDUST). 2003, available: http://www.

http://repository.ipb.ac.id/handle/1234
56789/14536 , (2013-12-03)

Haufe
, J.S.
Thrasher, T.
Yamazaki,Journal
of
Fluorine
Chemistry,Sciencedirect (2016)

Uranium

[17]

Peterson S: Remains of toxic bullets


litter Iraq. Christian Science Monitor.
2003, May 15, available:http://www.
csmonitor.com/2003/0515/p01s02woiq.html

[18] Domingo JL: Chemical toxicity of


uranium. TEN. 1995, 2: 74-78.
[19]

N. Hilal a, H. A1-ZoubP, N.A.


Darwish b, A.W. Mohammad c, M.
Abu Arabi d, A comprehensive review
of
nanofiltration
membranes:
Treatment, pretreatment, modelling,
and atomic
force
microscopy,
ELSEVIER Desalination 170 (2004)
281-308

[20] Jianquan Luo, Yinhua Wan, Effects of


pH and salt on nanofiltrationa
critical review, Journal of Membran
Science 438 (2013) 18-28
[21] I.G. Wenten, Khoiruddin, P.T.P. Aryanti,

[14] Nikolay Voutchkov, Advances in


Seawater Desalination Technology
,available:https://www.academia.edu/2
963449/Seawater_Desalination_Techn
ology, diakses 29-03-2016
[15] Bishop D: Just what is Depleted
Uranium,

Anyway?.

International

A.N. Hakim, 2010, Pengantar Teknologi


Membran,
Teknik
Kimia
Institut
Teknologi Bandung.

[22] I.G. Wenten, 2014. Perkembangan


Terkini di bidang Teknologi Membran,
Teknik
Kimia
Institut
Teknologi
Bandung.

[23] I.G. Wenten, Khoiruddin, A.N. Hakim,


P.T.P. Aryanti, 2012, Teori Perpindahan

10
Dalam Membran, Teknik Kimia Institut
Teknologi Bandung.

[24] I.G. Wenten, Khoiruddin, A.N. Hakim,


Osmosis Balik, 2014, Teknik Kimia
Institut Teknologi Bandung.

Anda mungkin juga menyukai