Anda di halaman 1dari 8

Proceeding Simposium Nasional IATMI

25 - 28 Juli 2007, UPN Veteran Yogyakarta

_______________________________________________________________________________

FENOMENA GEN X DAN TANTANGANNYA DI TEMPAT KERJA


Oleh :

Sugembong - Star Energy


Sudarmoyo - UPN Veteran

ABSTRAK
Dalam kehidupan sehari-hari, akhir-akhir ini kita merasakan bagaimana sulitnya memotivasi anak-anak kita
untuk meraih sukses, demikian juga kita merasakan bagaimana sulitnya memotivasi karyawan untuk
mencapai produktivitas yang tinggi. Sering perintah atau anjuran tersebut terasa berlalu begitu saja tanpa
hasil. Nggak nyambung, nggak connect kata mereka. Kalau sudah begitu apa yang terjadi selanjutnya ?
mereka akan bekerja dalam dunianya masing-masing, dengan cara mereka sendiri.
Teknologi terus berkembang dengan cepat, globalisasi melanda dunia dengan segala implikasinya. Orang
bisa berkomunikasi setiap saat, kapan saja, dimana saja tanpa ada batas waktu dan tempat, borderless. Mal
dan plaza menggantikan pasar tradisional, Caf menggantikan warung kopi. Dugem pun marak dimanamana menggantikan disco tradisional dari rumah ke rumah jaman dahulu. Handphone ditenteng tiap hari
kemana-mana seolah olah tiada hari yang pas tanpa dia. Setiap hari kita jumpai gerombolan anak muda di
Star buck yang mana jarang kita jumpai sebelumnya.
Dunia telah berubah ! Perang Dunia II telah lama berlalu, generasi baby boomer mulai menyurut dan pensiun
satu demi satu. Muncullah generasi baru, generasi X yang akan menggantikannya. Siapa Gen-X, bagaimana
sifat dan tabiatnya, apa dampak keberadaan mereka di tempat kerja, dan bagaimana menanggulangi
fenomena ini ? Semua akan dibahas dalam paper ini.

PENDAHULUAN
Akhir-akhir ini banyak manager human resources
merasakan kesulitan dalam mengelola tenaga
kerjanya. Terutama mereka yang mempunyai
talenta yang tinggi dan berkerier dengan baik pada
suatu perusahaan tiba-tiba keluar. Berbagai caracara dan metoda untuk menahan pegawai telah
dilakukan namun tidak sepenuhnya berhasil.
Fenomena ini tidak hanya terjadi di perusahaan
minyak yang akhir-akhir ini banyak eksodus dari
perusahaan.

Kalau suatu perusahaan tidak mampu membendung


eksodus tersebut, hal ini tidak hanya mengganggu
kinerja saat ini namun juga kinerja jangka panjang
perusahaan.
Bertitik tolak dari hal tersebut, maka penulis mencoba
mengamati dan menganalisa kejadian-kejadian
tersebut melalui berbagai cara baik dari interviewinterview yang dilakukan terhadap pegawai yang
akan masuk maupun yang akan keluar, diskusi
dengan beberapa direktur, VP dan manajer human
resources, studi referensi dan survei sederhana kepada
kurang lebih 88 generasi muda.

___________________________________________________________________________________
IATMI 2007-TS-44

PERUBAHAN GENERASI
Dari buku Motivating the Workforce,
menunjukan bahwa setelah perang Dunia II
berakhir terjadi peledakan penduduk dunia, jumlah
bayi lahir meningkat sampai 3.5 juta pertahun yang
sebelumnya berkisar dibawah 2.5 juta pertahun.
Jumlah bayi lahir tersebut meningkat terus dari
tahun ketahun hingga mencapai 4.5 juta setahun
ditahun 1960 an yang kemudian menurun secara
perlahan. Penduduk dunia yang lahir pada periode
tersebut dikenal dengan sebutan Baby Boomer
Baby boomer tersebut saat ini menduduki posisiposisi penting didalam organisasi dan perusahaan,
dimana usia mereka antara +/- 47 sampai dengan 62
tahun, usia yang matang untuk menduduki pada
posisi puncak, bahkan diantara mereka sebagian
sudah pada mulai pensiun, dimana usia pensiun
dibeberapa negara seperti Indonesia 56 tahun.
Secara alamiah beberapa posisi yang ditingggalkan
oleh generasi tersebut harus digantikan oleh
generasi berikutnya untuk menjaga kelangsungan
kehidupan organisasi dan perusahaan. Generasi ini
berbeda dengan generasi pendahulunya dari sifat
dan sikap hidupnya. Hal ini bisa diamati dan
dirasakan keberadaanya. Dari berbagai sumber dan
beberapa ahli menamakan generasi ini dengan
generasi X untuk membedakan dengan generasi
Baby Boomer.
Populasi tenaga kerja baby boomer saat ini
mencapai 45% selebihnya terdiri dari : generasi tua
(generasi yang lahir sebelum perang dunia II) 5%
dan generasi muda 50%. Generasi muda ini terdiri
dari generasi X dan generasi milenium. Generasi X
yang lahir antara tahun 1960an sampai dengan
1980an dan generasi Y yang lahir setelahnya.
Didalam dunia kerja saat ini, generasi baby boomer
sangat dominan dan mengontrol bisnis, etika
kerja Baby Boomer hampir sama dengan generasi
tua
dimana keadaan perang saat itu sangat
mempengaruhinya. Dimana mereka menciptakan
dunia kerja dengan sistem komando yang kaku ,
hirarki diperlakukan dengan ketat. Promosi dan
hadiah diberikan setelah yang bersangkutan
mengabdi dan membuktikan dirinya mampu dan
siap pada posisi lebih tinggi. Pegawai bekerja keras

untuk mencapai posisi dan jabatan yang penting dan


tinggi. Mereka mempunyai definisi kesuksesan yang
sama : meniti karier untuk mendapatkan penghargaan
dan tanggung jawab yang lebih tinggi hingga
mencapai posisi puncak.
Dua asumsi umum yang sering dilakukan generasi ini
kepada generasi barikutnya adalah : 1) Generasi
berikutnya akan mengukur kesuksesan sama dengan
generasi mereka. 2) Generasi tua percaya bahwa
generasi yang lebih muda akan menjalani step (path)
yang sama dengan mereka.

GENERASI X
Pada saat generasi X lahir, mereka dibesarkan oleh
generasi baby boomer dimana etika kerja generasi ini
sangat kuat, kerja keras adalah jalan menuju sukses.
Sehingga banyak waktu yang tersita ditempat kerja.
Pada umumnya mereka bekerja mulai pagi hari dan
pulang pada waktu hari sudah mulai malam. Tidak
jarang kedua orang tua mereka bekerja, sehingga
anak-anak tersebut dititipkan di day-care. Keadaan ini
akan mengurangi kuantitas dan intensitas hubungan
emosi antara orang tua dan anak.
Pada saat itu pula perubahan dunia terjadi begitu
cepat antara lain kemajuan teknologi televisi dan
komputer yang begitu cepat, sehingga arus informasi
dan pengetahuan dunia dapat dengan mudah dilihat.
Perubahan tatanan sosial, budaya dan politik terus
berlangsung menjadi tatanan dunia. Kultur lokal
mulai dimasuki oleh kultur dari luar yang mendunia.
Kondisi ekonomi orang tua generasi X berbeda
dengan orang tua generasi baby boomer, dimana kerja
keras baby boomer telah meningkatkan tingkat
perekonomian sehingga generasi X mempunyai
kesempatan untuk mulai menikmati kemajuan
teknologi baik melalui televisi, permainan-permainan
dan teknologi informasi. Sejak kecil mereka sudah
mengenal dengan komputer (PC) dan teknologi lain.
Bagi mereka teknologi sudah menjadi bagian
kehidupan sehari-hari. Teknologi digunakan untuk
melihat dunia dan mendapatkan informasi dunia
yang akan membantu dalam mengerjakan tugas-tugas.

PERUBAHAN
KEBUTUHAN

TINGKAH

LAKU

&

Pengalaman pada saat anak-anak dan remaja akan


membentuk sifat dan tingkah laku dimasa dewasa.
Paradigma terbentuk dari sesuatu kondisi yang
dilihat, dirasakan dan keputusan-keputusan yang
dibuat oleh para pemimpin saat itu. Generasi Baby
Boomer dipengaruhi oleh situasi dengan
keberadaan TV, Rock & Roll, perang dingin, dan
ancaman nuklir. Generasi X melihat keberadaan
PC, AIDS, single parent, percampuran budaya, dan
pengurangan pegawai. Generasi sekarang hidup
dengan internet, cable vision, globalisasi,
September 11, dan masalah lingkungan.
Dengan kondisi orang tua mereka yang sangat
sibuk, dimana pada umumnya mereka sebagai
pekerja yang masuk kerja sebelum matahari terbit
dan pulang kerja setelah matahari terbenan, belum
ditambah dengan pekerjaan kantor yang dibawa
kerumah, maka intensitas hubungan antara orang
tua dan anak jauh berkurang dibandingkan dengan
generasi sebelumnya. Hubungan orang tua - anak
menjadi hambar, anak-anak mencari figur dengan
caranya sendiri. Pada generasi X mereka sudah sulit
mencari figur dibandingkan generasi sebelumnya.
Sehingga sebagian dari mereka bahkan tidak punya
figur atau tokoh yang diidamkan. Dari survei, pada
generasi X : 37.5 % tidak punya tokoh sedangkan
pada generasi Y mencapai : 70%.
Kecendeungan generasi muda yang serba instant ini
terlihat pada pemenuhan kebutuhan jangka pendek
yang dapat ditunjukkan dari survei dimana semakin
muda semakin banyak persentase pemenuhan
kebutuhan sekarang (Gen X : 25% & gen Y : 34%).
Perubahan ini terjadi karena pada generasi ini,
tingkat kehidupan mereka jauh lebih bagus pada
masa anak-anak, sehingga kebutuhan lebih mudah
dipenuhi oleh orang tuanya. Kebiasaan ini terbawa
sampai mereka dewasa.
Perubahan tingkah laku di tempat kerja
Perubahan tingkah laku terjadi karena pengaruh dari
lingkungan keluarga, pengaruh lingkungan sekitar
dan kebutuhan yang ingin dicapai. Perubahan sikap
tersebut bisa terbawa sampai ke perubahan sikap
dan tingkah laku di tempat kerja, beberapa

perubahan sikap dan tingkah laku tersebut bisa


terlihat dengan jelas seperti : pekerja yang mudah
berpindah tempat, pekerja yang ingin serba cepat,
kebutuhan bersosialisasi dan mencari figur leader
ditempat kerja.
Pekerja mudah berpindah tempat
Pekerja sekarang cenderung sering berpindah tempat
karena keinginan untuk memenuhi kebutuhan dengan
segera, sehingga mereka mencoba berpindah-pindah
untuk mendapatkan pendapatan lebih tinggi guna
memenuhi kebutuhan. Fenomena ini terjadi karena
juga didukung oleh sarana teknologi yang tersedia
seperti teknologi informasi, internet, handphone dll,
sehingga tawaran pekerjaan bisa didapat dengan
mudah dan proses perekrutan pegawai dilakukan
secara jarak jauh. Saat ini banyak lembaga atau
perusahaan yang sudah membidik pangsa pasar akibat
perubahan teknologi dan tingkah laku ini dengan
mendirikan perusahaan pencari tenaga kerja, job
hunter, head hunter dll.
Pekerja ingin serba cepat
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan saat ini,
generasi X cenderung tidak mau meniru langkahlangkah generasi sebelumnya. Jalan yang ditempuh
generasi baby bommer dinilai lambat, hal ini
ditunjang bahwa mereka punya banyak teman yang
bisa membantu untuk mengerjakan pekerjaan , selain
itu mereka juga lebih menguasai teknologi sehingga
dengan bantuan teknologi maka pekerjaan bisa
dikerjakan jauh lebih cepat. Hal ini berbeda dengan
generasi sebelumnya dimana teknologi komputer
(PC) masih belum tersedia pada saat itu. Keinginan
serba cepat ini tidak hanya didalam hal memperoleh
pendapatan namun juga dalam hal mendapatkan
jabatan. Dalam kenyataannya, saat ini banyak pekerja
usia 40an sudah menduduki jabatan utama di banyak
perusahaan.
Pekerja perlu waktu untuk bersosialisasi
Saat ini banyak bertumbuhan mal, plaza, tempat
karaoke, cafe-cafe sampai tempat-tempat klub malam,
hal ini menarik minat orang untuk berkumpul dan
bersosialisasi dengan teman-temannya. Fenomena ini
membuat suatu kebutuhan baru bagi mereka. Mereka
butuh sebagian waktunya untuk melakukan hal-hal

yang dianggap penting bagi mereka yaitu


berkumpul dan menikmati kehidupan saat ini.
Akibat dari hal ini, pekerja harus bekerja lebih
cepat dikantor sehingga ada sebagian waktunya
yang bisa dipakai untuk berkumpul. Dari
pengamatan menunjukan bahwa mereka tidak
betah lebih dari 12 jam bekerja dikantor. Mereka
merasa mampu bekerja lebih cepat.

Pekerja mencari leader


Dengan situasi hubungan orang tua dan anak yang
makin terbatas pada saat generasi X dibesarkan,
maka anak-anak tersebut cenderung mencari figur
seseorang
yang bisa dianggap
mewakili
orangtuanya. Pencarian ini berjalan terus menerus
sampai akhirnya pada usia kerja. Generasi X
cenderung mencari leader yang bisa diajak bicara
bukan seorang bos atau manajer yang hanya
memerintah. Mereka mencari seorang role model
yang tidak hanya menyuruh namun juga yang bisa
memberi suri teladan. Seorang leader yang Walk the
Talk dan Talk the Walk.
Walk the Talk adalah seseorang yang melakukan
tindakan dan bertingkah laku sesuai dengan
ucapannya.
Apa yang diucapkan itu yang
dijalaninya, bukannya seorang yang hanya
menyuruh orang lain untuk berbuat demikian
sementara dia sendiri tidak melakukannya. Pada
saat generasi baby boomer, hal ini tidak banyak
masalah pada saat itu, kemungkinan tidak banyak
option pada saat itu, namun hal tsb. akan punya
banyak masalah pada saat sekarang.
Talk the Walk adalah berbicara atau mengatakan
sesutau yang telah dijalaninya dengan benar. Hal ini
menyangkut masalah budaya honesty dan integrity.
Generasi muda lebih mudah mencerna sesuatu yang
jelas, hitam dan putih, ringkas, dan tidak berbelit
belit. Kebenaran dan kejujuran akan sangat
membantu generasi X untuk memahami keinginan
leadernya.
GENERATION GAP
Generation Gap adalah perbedaan pandangan
antara generasi satu dengan generasi lainnya.

Dalam buku Motivating the Workforce oleh Cam


Martson dikatakan bahwa budaya generasi tua
sebelum perang dunia II (mature) hampir sama
dengan generasi setelah perang (Baby Boomer).
Namun budaya generasi Baby Boomer berbeda
dengan generasi X yang lahir setelah tahun 60an.
Beberapa sikap dan aspirasi baru karyawan generasi
muda (generasi X dan generasi setelahnya yang biasa
disebut generasi Y) adalah :

Etika kerja tidak lagi 10 jam per hari.


Sangat mudah dan singkat menguasai
teknologi yang ada ataupun teknologi yang
baru akan muncul.
Melemah loyalitas pada perusahaan
Perubahan prioritas hidup dipengaruhi oleh
sejarah kepegawaiannya.

Berikut ini, perubahan perspektif antara generasi tua


dan generasi muda menyangkut : waktu, teknologi
dan loyalitas.
Waktu
Waktu adalah uang. Namun beda generasi berbeda
dalam menilai arti dari uang ini. Untuk baby boomer,
waktu adalah hal-hal yang dapat kita investasikan
untuk keperluan masa depan. Boomer bekerja dan
menaruh banyak waktu (55 jam seminggu) dan
mengharapkan suatu reward atas investasinya
tersebut. Apakah mereka mendapatkan apa yang
mereka harapkan ? pada umumnya tidak.
Generasi muda menganggap waktu adalah sesuatu
yang bisa mereka kontrol, seperti halnya uang.
Contoh : kalau kita tidak mampu membayar pegawai
muda maka kita harus membayar dengan waktu kita
untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Generasi
muda tidak ingin untuk menginvestasikan waktunya
untuk pekerjaan yang tidak tentu. Dengan banyaknya
pekerjaan yang tidak secure,layoff dan perubahan
industri, mereka menganggap bahwa bekerja pada
suatu perusahaan adalah punya potensi risiko
ketidakpastian.
Technology Gap
Teknologi secara umum diakui sebagai kunci
kesuksesan suatu perusahaan. Untuk perusahaan kecil
penguasaan teknologi bisa didapat melalui konsultan

yang membantunya, namun untuk organisasi besar


perlu ada departemen khusus yang menangani
teknologi tersebut. Teknologi juga berkembang
terus menerus sehingga teknologi terus berubah.
Bagi generasi tua penguasaan perubahan teknologi
dirasa sesuatu yang tidak gampang dan
menakutkan. Namun bagi generasi muda, mereka
sangat antusias untuk mengeksplorasi perubahan
teknologi tersebut bagi mereka penguasaan
perubahan teknologi adalah sesuatu yang mudah
dan menyenangkan.
Loyalitas
Generasi muda punya banyak alasan mengapa
mereka tidak mudah percaya dengan para
pemimpinnya. Mereka sering mendapatkan
kebohongan-kebohongan dari para pemimpin
mereka, baik para pemimpin pemerintahan, militer,
perusahaan dan bahkan pemimpin spiritual.
Akibatnya mereka secara otomatis selalu
mempertanyakannya. Saat ini mereka kehilangan
kepercayaan pada institusi pemerintah dan swasta
dan
mereka
cenderung
menginvestasikan
loyalitasnya pada individu yang mereka anggap
benar. Mereka ingin bekerja pada bos yang benar.
Kalau mereka tidak bisa mendapatkannya maka
mereka akan pindah tempat sampai menemukannya.
Generasi tua tidak mempunyai kesempatan seperti
itu. Bekerja pada pemimpin yang tidak disukai
adalah bagian dari job description, kalau suka
pada bos itu adalah suatu bonus yang tak diduga
sebelumnya. Tidak cukup alasan bagi mereka untuk
keluar dari perusahaan hanya karena masalah bos
nya. Namun pada saat ini, untuk generasi muda,
dari suatu survei, loyalitas pada seseorang menjadi
alasan no 1 untuk tetap tinggal pada perusahaan
tersebut, terutama dalam masa kritis 3 bulan
pertama. Ketidak sukaan pada bos adalah alasan
utama mereka keluar dari suatu perusahaan.
TANTANGAN & SARAN
Dengan berjalannya waktu, generasi Baby Boomer
yang sarat dengan pengalaman mulai pensiun satu
demi satu. Di sisi lain, semua tahu kalau setiap
generasi mempunyai sifat dan sikap berbeda dengan
generasi lainnya. Generasi yang paling siap
menggantikan generasi Baby Boomer adalah

generasi X. Maka sangatlah penting bagi para


manajer untuk mengerti perubahan sikap dan tingkah
laku pada generasi X. Dengan mengetahui sikap dan
aspirasinya maka lebih mudah bagi para manajer
mengelola tenaga kerjanya untuk mendapatkan
keuntungan bisnis, berikut beberapa hal yang bisa
dijadikan acuan tersebut :
1. Berkomunikasi secara lugas dan jelas
Generasi muda (X dan Y) ingin dan butuh
komunikasi yang lugas dan jelas (clear), langsung
to the point, tidak berbelit belit. Mereka perlu
diarahkan pada pekerjaan mereka. Tidak perlu
ada hidden agenda or messages. Pegawai muda
lebih sedikit punya toleransi dibanding generasi
sebelumnya. Kalau saya ingin mengerjakan
sesuatu, katakan !. Kalau anda punya rencana
yang jelas bagaimana saya bertindak, tolong
beritahu saya.
Dari survei, yang dilakukan secara acak terhadap
24 pegawai Star Energy dan UPN pada usia
generasi X, menunjukan bahwa hanya 8% yang
ingin dijelaskan secara umum mengenai tugas dan
pekerjaan mereka selebihnya 92% menginginkan
pemimpinnya untuk menjelaskan pekerjaan
secara rinci.
2. Jangan berasumsi
Ketika Boomer berkata Saya tidak akan
memberikan semua jawaban, kamu harus
mencarinya seperti yang saya lakukan dahulu
Generasi X akan merespon Saya tidak akan mau
bekerja dengan pekerjaan yang tolol ini, jika
kamu mau saya mengerjakan apa, katakan !.
Jangan berharap saya untuk mencari sesuatu
yang tidak jelas yang kamu inginkan.
Generasi muda perlu dijelaskan apa, kapan dan
bagaimana suatu pekerjaan harus dikerjakan.
Mereka berharap mereka diberitahu aturan dan
caranya mengerjakan sesuatu pekerjaan, tidak
berasumsi mereka akan mengerti dengan
sendirinya.

3. Rayakan keberhasilan
Pada generasi tua, perayaan ditempat kerja
terjadi pada saat pensiun atau promosi besar
ditandai dengan jam emas dan jabat tangan dari
bos. Perayaan tersebut adalah refleksi dari
pengakuan terhadap kerja keras selama ini.
Untuk situasi pada saat ini perayaan harus lebih
banyak dilakukan sebagai pengakuan dan
apresiasi terhadap prestasi kerja mereka dan
sekaligus membentuk budaya kerja. Perayaan
tidak harus selalu besar, bisa berupa makan
bersama, makan malam atau bahkan hal-hal
sederhana seperti mencatumkan namanya
dipapan pengumuman sebagai man of the
month, memasang balon di kursi kerja dll. Hal
ini dilakukan untuk menunjukan perhatian dan
pengakuan
atas
prestasi
kerja
yang
dilakukannya.

dari nilai-nilai Balanced Value for Stake Holders,


Respect People, Innovative & Entrepreneurial, Go
the Extra Mile, Honesty & Integrity, Teach Yourself
Daily, SHE, Teamwork, Awareness of Cost dan
Relationships are Important.
Dengan adanya nilai-nilai tersebut maka generasi X
akan sangat mudah dan jelas untuk memahami sikap
dan tingkah laku apa yang diharapkan oleh
perusahaan dalam mengerjakan suatu tugas. Bagi
mereka yang cocok dengan nilai-nilai tsb. akan lebih
nyaman dalam bekerja karena sesuai dengan hati
nuraninya, namun bagi yang tidak cocok akan segera
meninggalkan perusahaan. Dengan adanya nilai-nilai
ini maka memudahkan perusahaan dalam menseleksi
pelamar kerja. Adanya budaya perusahaan akan
membentuk suatu lingkungan kerja yang baik dan
kondusif.
Pengelolaan Manajemen Manusia Terpadu

TALENT MANAGEMENT
Bagaimana suatu perusahaan atau korporasi bisa
menarik, mempertahankan dan memotivasi pegawai
yang punya talenta tinggi pada saat ini ? Beberapa
pendekatan telah dilakukan dibanyak perusahaan
termasuk di Star Energy yaitu melalui pendekatan
pengelolaan sumber daya manusia yang terintegrasi.
Program-program tersebut antara lain :
1. Mengamalkan Budaya Perusahaan
2. Pengelolaan Manajemen Manusia Terpadu
3. Kepemimpinan Transformational
4. Program Mentoring & Succession Planning
Budaya Perusahaan
Selain visi dan misi, perusahaan perlu mempunyai
budaya. Budaya tersebut disebut sebagai budaya
perusahaan. Budaya ini terdiri dari nilai-nilai dan
sistem atau proses kerja. Nilai-nilai perusahaan
yang akan memberikan warna sikap dan tingkah
laku seseorang berbeda dengan orang lain. Budaya
ini perlu dikomunikasikan, diajarkan, dan
diamalkan oleh seluruh pegawai dari lini teratas
sampai lini terbawah. Di Star Energy nilai-nilai ini
terangkum dalam : BRIGHT STAR yang terdiri

Selain gaji, benefit dan lingkungan kerja yang


kondusif perlu dibarengi dengan pengelolaan tenaga
kerja yang baik dan terpadu. Perusahaan perlu
membuat career planning yang jelas dari mulai
pegawai baru hingga masa usia pensiun. Pegawai
baru perlu dijelaskan mengenai sistem evaluasi
kinerja, sistem promosi, karier dan lain-lain di suatu
perusahaan. Setiap leader harus memastikan sistem
tersebut dimengerti oleh setiap pegawai. Sehingga
pegawai mempunyai gambaran yang jelas akan karier
dan masa depannya.
Kepemimpinan Transformational
Dalam mengelola generasi X akan sangat sulit kalau
tipe kepemimpinan kita masih menggunakan caracara lama, seorang pimpinan yang hanya memerintah
dan menyalahkan. Tipe kepemimpinan untuk saat
sekarang sangat kritikal untuk menentukan betah
tidaknya / loyalitas seorang pegawai bekerja pada
suatu perusahaan. Seorang pimpinan harus bertindak
sebagai leader bukan sekedar manajer atau bos.
Kepemimpian
transformasional
adalah
kepemimpinan yang mengubah mind-set dari seorang
bos menjadi seorang leader. Seorang leader tidak
hanya memberi perintah tetapi juga memberi contoh
role model, dimana leader tsb. Bisa berperan sebagai
coach (pelatih), leader yang bisa memberi inspirasi

kepada bawahan, mampu sebagai partner, mampu


mengelola perkerjaan, mampu memberikan hasil
yang optimal, mampu mempengaruhi pengikutnya
dan mampu memilih penerusnya.
Mentoring & Succession Planning
Mentoring & Succession Planning adalah salah satu
program yang sangat penting bagi pergantian
kepemimpinan. Mentoring adalah jembatan atau
media untuk mentransfer soft skill dan pengetahuan
dari pegawai yang lebih senior kepada pegawai
yang lebih muda. Hal ini dilakukan untuk
menjembatani perbedaan (gap) antara 2 generasi.
Generasi muda yang ingin segera menggantikannya
namun disisi lain kekurangan dalam pengetahuan
dan pengalaman dan generasi tua yang penuh
pengalaman namun akan mencapai usia pensiun.
Dengan adanya program mentoring maka akan
terbentuk komunikasi antara kedua belah pihak
untuk memastikan terjadinya transfer pengetahuan
dan pengalaman.
Dipihak lain, generasi muda bisa mengukur
kemampuan
dan
pengalamannya
sebelum
menduduki jabatan tertentu. Dengan demikian
generasi muda mempunyai kesabaran untuk
mencari ilmu dan pengalaman yang cukup sebelum
menduduki jabatan tersebut. Dengan mentoring
program yang baik maka akan menghasilkan
succession kepemimpinan dengan baik.
KESIMPULAN
Dari hasil penelaahan : pengalaman sehari-hari,
studi referensi, diskusi dengan berbagai kalangan
dibagian human resources dan survei yang
dilakukan, maka bisa disimpulkan beberapa hal
berikut :
Perubahan dunia (teknologi, isu-isu sosial
budaya, politik dll) mendorong terjadinya
segmentasi antara satu generasi dengan
generasi berikutnya. Yang secara umum bisa
dibagi dalam : generasi Tua, generasi Baby
Boomer, generasi X dan generasi Y.
Keberadaan generasi Baby Boomer secara
perlahan akan digantikan oleh generasi X yang
mempunyai sifat dan aspirasi berbeda.

Para manajer perlu melakukan perubahan


pendekatan dalam mengelola tenaga kerja
generasi X untuk menghasilkan kinerja yang
optimal bagi perusahaan.
Para pemimpin harus mempunyai sifat
kepemimpinan yang transformational untuk
menjawab tantangan perubahan generasi.
Perlu dibuat suatu pengelolaan manajemen
manusia terpadu yang mengintegrasikan budaya
perusahaan, perencanaan karier dan program
mentoring & succession planning untuk
mengelola tenaga kerja bertalenta tinggi guna
kesinambungan bisnis perusahaan.

UCAPAN TERIMAKASIH
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
Keluarga, Manajemen Star Eenrgy, Rekan-rekan
HRD Star Energy, Rekan-rekan responden di Star
Eenergy dan UPN Veteran Yogyakarta, Para nara
sumber dan siapa saja yang telah membantu sehingga
selesainya paper ini.
REFERENSI
1. Motivating the Whats In It For Me?
Workforce, Marston, Cam., John Wiley &
Sons, Inc. Hoboken, New Jersey. 2007
2. Understanding Generation Y, McCrindle,
Mark, The Asutralian Leadership Foundation.
Tabel 1
Jenis Kelamin & Pekerjaan Orang Tua Responden
Jenis Kelamin

Usia 25-45 thn

Usia < 25 thn

Laki-laki

17

45

Perempuan

19

Total

24

64

Pekerjaan Orang Tua

Usia 25-45 thn

Usia < 25 thn

Karyawan

14

Peg. Negeri

23

Pengusaha

17

Lainnya

12

10

Total

24

64

Tabel 2
Hasil Survey
Deskripsi
1 Apakah anda punya banyak teman
2 Apakah anda punya "hero"
3 Apakah mengikuti trend teknologi sekarang
4 Apakah anda menikmati kehidupan modern
5 Apa arti sukses bagi anda
6 Apakah anda mau bekerja keras utk cita-cita
7 Apa arti kerja bagi anda
8 Bagaimana tugas harus diberikan
9 Bagaimana pimpinan harus berperan
10 Berupa apa penghargaan harus diberikan
11 Kalau salah, apa sebaiknya yang diberikan
12 Apa arti birokrasi bagi anda
13 Berapa kali per minggu rapat dilakukan
14 Prioritas yang mana yg penting bagi anda

Generasi X (Usia 25-45 thn)


ya
tidak
23
1
ya
tidak
15
9
ya
tidak
20
4
ya
tidak
20
4
kaya
jabatan
1
1
ya
tidak
24
0
serius
fun
11
10
detail
garis besar
10
2
arah
contoh
5
3
uang
barang
8
3
penjelasan
hukuman
11
2
memperlancar menghambat
2
6
tidak ada
1 kali
1
20
sekarang
jk panjang
6
18

lainnya
22
0
lainnya
3
keduanya
12
keduanya
16
lainnya
13
kesempatan
11
keduanya
16
lebih 2 kali
3

Generasi Y (Usia < 25 thn)


ya
48
ya
19
ya
39
ya
48
kaya
15
ya
58
serius
36
detail
29
arah
7
uang
13
penjelasan
31
memperlancar
3
tidak ada
5
sekarang
22

tidak
16
tidak
45
tidak
25
tidak
16
jabatan
16
tidak
6
fun
28
garis besar
12
contoh
7
barang
11
hukuman
2
menghambat
17
1 kali
47
jk panjang
42

lainnya
33

lainnya
keduanya
23
keduanya
50
lainnya
40
kesempatan
31
keduanya
44
lebih 2 kali
12

Anda mungkin juga menyukai