PENDAHULUAN
1.1.
kristal
berulang).
Metode
ini
pada
dasarnya
reaksi
Tujuan
Dalam percobaan ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui Teknik-teknik dasar dalam pemisahan dan
pemurnian zat padat dengan rekristalisasi.
2. Untuk mengetahui Fungsi Penambahan Arang/Norit pada rekristalisasi
3. Untuk mengetahui cara menghitung % Rendemen kristalisasi
1.5. Manfaat
Adapun manfaat yang di peroleh dari percobaan ini adalah :
1. Dapat mengetahui Teknik-teknik dasar dalam pemisahan dan
pemurnian zat padat dengan rekristalisasi.
2. Dapat
mengetahui Fungsi Penambahan
Arang/Norit
pada
rekristalisasi
3. Dapat mengetahui cara menghitung % Rendemen kristalisasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rekristalisasi
2.1.1 Pengertian Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah cara kristalisasi secara selektif suatu
senyawa dari campuran zat padat yaitu melarutkannya dalam suatu
pelarut yang cocok sekitar titik didihnya kemudian disaring selagi
panas untuk memisahkan zat padat tersuspensi/tak larut di dalam
larutan. Metoda rekristalisasi didasarkan pada prinsip bahwa senyawa
dipisahkan
dari
akan
mengkristal
bila
larutan
tersebut
didinginkan.
2. Pertumbuhan Kristal
Pertumbuhan kristal merupakan gabungan dari dua
proses yaitu :
Transportasi molekul-molekul atau (ion-ion dari bahan
yang
akan
di
kristalisasikan)
dalam
larutan
Penuntun
Praktikum
Kimia
Organik
Universitas Jambi)
2.1.2.2. Syarat - syarat kristalisasi
1. Larutan harus jenuh
Larutan yang mengandung jumlah zat berlarut
berlebihan pada suhu tertentu, sehingga kelebihan itu
tidak melarut lagi. Jenuh berarti pelarut telah seimbang
zat terlarut atau jika larutan tidak dapat lagi melarutkan
zat terlarut, artinya konsentrasinya telah maksimal
6
Metode kristalisasi
1. Pendinginan
Untuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang dratis
dengan menurunnya temperatur, kondisi lewat jenuh
dapat dicapai dengan pendinginan larutan panas yang
jenuh.
2.
Pemanasan
Untuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang sedikit
dengan menurunnya suhu. Kondisi lewat jenuh dapat
dicapai dengan penguapan sebagian pelarut.
3.
panas.
Bubuhkan sedikit norit.
Larutan tersebut dijenuhkan kembali.
Saring kembali dengan pemanas air.
Didinginkan larutan tersebut hingga es mencair.
Saring kristal tersebut.
d. Titik didih pelarut tidak melebihi titik leleh zat padat yang akan
direkristalisasi.
Cara memilih pelarut yang cocok:
Dipilih zat pelarut yang hanya dapat melarutkan zat yang akan
dimurnikan dalam keadaan panas, sedangkan zat pencampurnya tidak
padat yang dilarutkan supaya zat yang akan dilarutkan tidak terurai
Pelarut tidak bereaksi dengan zat yang akan dilarutkan.
Gambar 1
Setelah pengkristalan sempurna, garam dapat dipisahkan dengan
penyaringan.( Syukri, 1998.Kimia Dasar.ITB.BANDUNG)
2.2. Etanol
Gambar 2 : https://toksikologi519.wordpress.com/2015/01/02/toksisitasetanol/
2.2.1
Pengertian Etanol
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut,
atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap,
mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling
10
Kegunaan Etanol
Fermentasi gula menjadi etanol merupakan salah satu reaksi
organik paling awal yang pernah dilakukan manusia. Efek dari
konsumsi etanol yang memabukkan juga telah diketahui sejak
dulu. Pada zaman modern, etanol yang ditujukan untuk kegunaan
industri seringkali dihasilkan dari etilena.[1]
Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan
kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia.
Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna makanan, dan
obat-obatan. Dalam kimia, etanol adalah pelarut yang penting
sekaligus sebagai stok umpan untuk sintesis senyawa kimia
lainnya. Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai
bahan bakar. (http://id.m.wikipedia.org/wiki/etanol)
Gambar 3 : id.m.wikipedia.org/wiki/Asam_benzoat
11
2.3.2
2.4.
12
terutama
anak-anak,
setelah
termakan
kapur
barus
kewangiannya
Kapur barus untuk kamar mandi, taburkan saja di lantai kamar mandi
Sedangkan pada kamera digital, kapur barus juga akan merusak dan
merapuhkan PCB (printed circuit board) yaitu tempat chip dan elemen.
Parahnya lagi, kerusakan kamera yang diakibatkan oleh kapur barus
sangat sulit dan bahkan hampir tidak bisa diperbaiki lagi. Jadi, jangan
sekali-kali meletakkan kamera di dalam lemari pakaian yang ada kapur
barus atau pengharum pakaian lainnya.
Kapur Barus sebagai Zat Adiktif untuk meningkatkan Angka
Oktan
Kapur barus jaman dulu umumnya terbuat dari senyawa Naftalen yang
berasal dari pohon Kamfer. Naftalen merupakan suatu senyawa
aromatik yang sebenarnya juga berasal dari minyak bumi. Naftalen
memiliki angka Oktana yang cukup tinggi. Artinya kalau naftalen
dicampur dalam bensin, pasti akan menaikkan angka oktan bensin
tersebut. Jaman dulu penggunaan kapur barus dianggap masih bisa
ditolerir, dikarenakan angka oktan bensin waktu itu memang relatif
rendah dan juga syarat spesifikasi bensin belum seketat sekarang.
Namun sekarang produk kapur barus sudah jarang yang terbuat dari
naftalen. Kebanyakan saat ini , terbuat dari Para diklorobenzen. Suatu
Senyawa turunan aromatik yang lebih beracun dari naftalen. Senyawa
ini berpotensi menghasilkan asam korosif yang berbahaya bagi mesin
dan juga lingkungan.
Kalaupun kapur barus tersebut terbuat dari naftalen, sebenarnya juga
bisa bermasalah karena bisa mengganggu proses pembakaran bensin itu
sendiri. Kapur barus memiliki titik didih 218oC, sementara titik didih
bensin umumnya berkisar antara 27-200oC. Bahkan dominan titik
didihnya dibawah 190oC. Artinya, kalau kapur barus ini dicampurkan
ke dalam bensin , bisa berpotensi membentuk residu atau deposit arang
pada proses pembakarannya . Selain itu kapur barus memiliki angka
Melting Point ( titik leleh ) yang tinggi, yang berefek pada
penyumbatan di filter bahan bakar.
Lebih dari itu, penggunaan senyawa aromatik (apapun itu) sekarang
dibatasi kandungannya dalam bensin. Spesifikasi bensin premium ,
masih relatif tinggi kandungan aromatiknya. Kalau ditambahkan
16
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Tanggal dan Tempat Percobaan
Percobaan ini telah dilakukan di laboratorium kimia Fakultas Teknik
Universitas Jambi pada hari Jumat tanggal 16 oktober 2015
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat yang digunakan
17
18
3.4.
Analisis Data
Dalam percobaan ini, data percobaan dianalisis dengan menghitung
rendemen sebagaimana :
%Rendemen =
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perlakuan
5
gr
Pengamatan
Asam
Benzoat
ditimbang
50 mL air dipanaskan
Asam Benzoat dicampurkan
hingga
mendidih
- Terdapat uap dan gelembung
Larutan Asam Benzoat menjadi
Larutan
Asam
Benzoat
Larutan
Benzoat
- Terdapat banyak gelembung
Asam
Benzoat
ditambahkan Norit
-
didalam campuran
Campuran yang
awalnya
berwarna
perlahan
hitam,
20
tersaring
Campuran di saring
sedangkan
Kristal
4.1.2
No
1
2
3
6
8
Perlakuan
Kapur barus ditimbang dan
Pengamatan
Beratnya 5 gr
dihaluskan
Sebanyak 20 mL dimasukkan ke
gelas ukur
saat
terbentuk gelembung
berwarna hitam, ketika terus
norit
dimasukkan
Penyaringan campuran
penyaringan
terjadi
kesalahan
Terbentuk Kristal jarum
1.3205 gr
0.927 gr
4.2 Pembahasan
Kristal adalah benda padat yang mempunyai permukaan-permukaan
datar. Karena banyak zat padat seperti garam, kuarsa dan salju ada dalam bentukbentuk yang jelas simetris, telah lama para ilmuwan menduga bahwa atom, ion
ataupun molekul zat padat ini juga tersusun secara simetris.
Rekristalisasi
adalah
suatu
metode
untuk
pemurnian
senyawa
Rekristalisasi merupakan
21
salah satu cara atau metode untuk memurnikan suatu zat padat, metode ini ditinjau
berdasarkan pada perbedaan daya larut antara zat yang dimurnikan dengan
pengotornya dalam suatu pelarut tertentu. Pemurnian yang di istilahkan sebagai
rekristalisasi pada prinsipnya adalah pelarutan Kristal kedalam pelarut yang sesuai
dan kemudian dikristalkan kembali. Dengan demikian impuritas
yang
terperangkap kedalam Kristal bias keluar seiring larutnya Kristal dalam pelarut.
Pada dasarnya peristiwa rekristalisasi behubungan dengan reaksi
pengendapan. Endapan merupakan zat yang memisah dari suatu fase padat dan
keluar kedalam larutannya. Endapan terbentuk jika larutan bersifat terlalu jenuh
dengan zat yang bersangkutan. Disamping untuk pemisahan bahan padat yang
sudah berbentuk kristal. Proses pemurnian ini disebut kristalisasi ulang
(rekristalisasi) dan terdiri atas dua tahap yaitu proses pelarutan dan proses
kristalisasi, karena kristalisasi ulang terutama merupakan proses pemurnian, maka
proses kristalisasi sering kali dihentikan sebelum waktunya (misalnya
pendinginan hanya sampai pada suhu tertentu, penguapan hanya sampai suatu
konsentrasi tertentu). Hal ini di maksudkan agar pengotor yang larut tidak ikut di
pisahkan.
Metode rekristalisasi melibatkan 5 tahapan: yaitu tahapan pertama
adalah pemilihan pelarut. Pada tahap ini pelarut yang terbaik adalah pelarut
dimana senyawa yang dimurnikan hanya larut sedikit pada suhu kamar tetapi
sangat larut pada suhu yang lebih tinggi, misalnya pada titik didih pelarut
itu. Pelarut itu harus melarutkan secara mudah pengotor-pengotor dan
harus mudah menguap,sehingga dapat dipisahkan secara mudah dari materi
yang dimurnikan. Tahap kedua yaitu kelarutan senyawa padat dalam pelarut
panas, pada tahap ini padatan yang akan dimurnikan dilarutkan dalam sejumlah
minimum pelarut panas dalam labu erlenmeyer. Pada titik didihnya, sedikit
pelarut ditambahkan sampai terlihat bahwa tidak ada tambahan materi yang larut
lagi. Hindari penambahan yang berlebih. Tahap tiga adalah penyaringan larutan,
pada tahap ini larutan jenuh yang masih panas kemudian disaring melalui kertas
saring yang ditempatkan dalam suatu corong saring. Tahapan keempat adalah
kristalisasi, pada tahap ini filtrat panas kemudian dibiarkan dingin dalam gelas
kimia. Zat padat murni memisahkan sebagai kristal. Kristalisasi sempurna jika
22
Jika
kristalisasi
tidak
terbentuk
selama
pendinginan filtrat dalam waktu cukup lama maka larutan harus dibuat lewat
jenuh. Dan tahap terakhir adalah proses sublimasi, naftalen yang merupakan
sampel dimasukkan kedalam gelas yang ditutupi dengan labu dasar bulat pada
bagian atasnya yang berisikan air, sedangkan pada mulut gelas kimia ditutupi
tissue agar pada saat proses sublimasi uap dari pemanasan naftalen tidak ada yang
keluar kemudian dipanaskan. Tujuan dari pemanasan tersebut yaitu untuk
mempercepat terjadinya reaksi pada naftalen.
http://asmanfarmasi.blogspot.co.id/2014/05/laporan-praktikum-kimiaorganik_2.html
Terdapat beberapa cara dalam proses pemisahan dan pemurnian zat yaitu
antara lain: kristalisasi, detilasi, sublimasi, rekristalisasi, ekstraksi, kromatografi,
dan penukaran ion (William,2005). Tetapi yang dilakukan yaitu Rekristalisasi dan
Sublimasi yang bertujuan melakukan kristalisasi dengan baik, memilih pelarut
yang sesuai untuk rekristalisasi, menjernihkan dan menghilangkan warna larutan
serta memisahkan dan memurnikan campuran dengan rekristalisasi. Prinsip dari
pemisahan dan pemurnian zat padat akan lebih larut dalam pelarut panas
dibandingkan dengan pelarut dingin. Kristalisasi dari zat murni akan
menghasilkan Kristal yang identik dan teratur bentuknya sesuai dengan Kristal
senyawanya.
http://siti-khairun-nisa.blogspot.co.id/2012/03/pemisahan-dan-pemurnian-zat.html
Percobaan ini dilakukan pemisahan dan pemurnian zat dengan cara
rekristalisasi. Sampel yang digunakan pada percobaan ini adalah kapur barus atau
naftalen yang berwarna. Naftalen atau kapur barus merupakan senyawa yang
sangat mudah menyublim. Naftalen mudah diisolasi karena senyawa ini
menyublim dari larutan sebagai serpihan kristal tidak berwarna dengan titik leleh
800C. Saat dilakukan pemanasan secara sistem terisolasi, naftalen menyublim
dengan menyisakan kristal yang menempel didasar glass wool berupa jarum dan
pipih. Penggunaan naftalen yang berwarna bertujuan agar memudahkan untuk
memisahkan antara bahan-bahan pencemar atau pengotornya dengan zat murni
dari sampel tersebut.
http://lubabah.blogspot.co.id/2015/02/rekristalisasi.html
23
4.2.1
24
4.2.2
25
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1.
5.2
Saran
Dalam praktikum ini praktikan memberikan saran :
-
DAFTAR PUSTAKA
26
http://yaminanggri.blogspot.co.id201304diagram-fasa-cair-uap-sistem-
dua.jpg
Kimiamagic.
2010.
http://kimiamagic.blogspot.co.id/2010/02/rekristalisasi.html?m=1).
Di
Universitas Jambi
Wikipedia.
2015.
http://id.m.wikipedia.org/Etanol,
http://id.m.wikipedia.org/Asam_Benzoat
LAMPIRAN
27
A. PERHITUNGAN
a. Kristalisasi dari Pelarut Air
Kristalisasi yang terbentuk berwarna putih, berbentuk seperti jarum-jarum
kecil, berbau khas benzen / bau khas aromatis.
Berat asam Benzoat : 5 gram
Berat kertas : 1,48 gram
Berat kertas+kristal : gram
Berat kristal = - 1,48 = gram
Hasil reaksi:
- Serbuk asam Benzoat larut dalam metanol panas, namun tidak terjadi
perubahan warna pada campuran
- Terdapat gelembung dari norit tersebut, namun norit tidak larut (tetap
dalam bentuk padatan)
- Larutan menjadi bening karena kotorannya telah tersaring. Tidak
terdapat kristal pada saat penyaringan.
- Dilakukan perendaman dengan es batu selama
semua larutan
x 100 %
=
x 100 % = 66,025 %
28
Hasil reaksi:
- naftalen disublimasi Terbentuk kristal-kristal murni naftalen yang
menempel pada dinding-dinding filterflash. Kristal berbentuk monoklin
- kristal ditimbangBerat kristal adalah 0,9427 gram
% Rendemen Zat Organik
x 100 %
x 100 % = 94,27 %
B. SKEMA KERJA
a. Kristalisasi dari pelarut air
- Ditimbang sebanyak 5 gr
Asam benzoat
- Dimasukkan kedalam erlemneyer 250 mL
-
Diukur 50 mL
Air Panas
- Dimasukkan 50 mL
Larutan Asam
benzoat
29
- Didihkan
Karbon / Norit
- Ditimbang 1 gr
- Ditambahkan 1 gr
- Ditampung di Erlenmeyer
Larutan Asam
- Disaring dengan kertas saring
benzoat
- Panas
Dituang ke atas corong
Residu
Filtrat
Hasil
Ditimbang sebanyak 5 gr
Dimasukkan kedalam Erlenmeyer 100 mL
Etanol 95 %
-
Ditambahkan
Di aduk
Campuran
naftalen+etanol
- Dipanaskan dan didihkan
Diangkat
Ditambahkan 0.5 gr
Di aduk
Didihkan
Karbon / Norit
30
Residu
Didinginkan
Filtrat
Kristal
Hasil
C. GAMBAR PRAKTIKUM
5 gr Asam Benzoat
ditimbang
Dimasukkan
kedalam
gelas
kimia
31
Panaskan
diatas
air
pemanas
Bunsen
dan
Asam
Benzoat
Timbang
saring
Berat : 0,7 gr
mendidih,
kertas
Panaskan
campurkan
tersebut
Aquades
mendidih
kedalam
campurkan
dengan
Setelah
gelas
larutan
hingga
kemudian
tambahkan 7 ml
Asam Benzoat
Aquades
Timbang
Arang/Norit
sebanyak 5 gr
Masukkan Arang/Norit
tersebut kedalam
larutan
Asam
Benzoat
32
campuran hingga
telah
larut
kertas saring
Setelah cair,
lakukan
saring
pemanasan
tersebut
kembali
dilapisi
segera
larutan
Lakukan
penyaringan
selagi
larutan
masih panas
Setelah
didapatkan
filtrat,
biarkan
filtrat
tersebut
dingin
hingga
membentuk
kristal.
Hasil : jenis Kristal
yaitu jarum
33
Timbang
kaca
dalam
arloji
keadaan
Kapur
kosong
Setelah
halus,
Barus
sebanyak 5 gr
masukkan
Tambahkan
Arang/Norit,
aduk
mmbentuki 2 lapisan
Lalu,
akukan
penyaringan
Kristal
dicuci
menggunakan
kertas saring
secukupnya
dengan
etanol
95%
hingga
larutan
34
D. PERTANYAAN
1. Terangkan prinsip dasar rekristalisasi !
Jawab :
Prinsip dasar dari rekristalisasi adalah proses pembentukan senyawa dari
fasa cairnya menjadi fasa padatnya, dikarenakan senyawa tersebut
mencapai titik bekunya. Ketika mencapai titik bekunya, ikatan antara
molekulnya akan semakin kuat sehingga menyulitkan pergerakkan dari
molekulnya.
(Sumber : Penuntun Praktikum Kimia Organik 1 Universitas Jambi)
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses kristalisasi dan bentuk
kristal ?
Jawab :
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses kristalisasi, antara lain:
a.
b.
c.
35
(Sumber : http://yaminanggri.blogspot.co.id201304diagram-fasa-cair-uap-sistemdua.jpg )
36