Anda di halaman 1dari 7

PT Great River International merupakan perusahaan pakaian jadi

berkualitas tinggi dan terkemuka di Indonesia. PT Great River International


Didirikan oleh Sukanta Tanudjaja dan Sunjoto Tanudjaja pada tahun 1976
dengan nama PT. Great River Garments Industries. Kemudian pada tahun
1996 Berganti nama menjadi PT Great River International. Pada awalnya,
PT Great River International mengalami perkembangan yang sangat pesat
hal ini ditandai dengan diperolehnya beberapa kali penghargaan dari
majalah Asiamoney dan berhasil lulus sertifikasi ISO 9002 untuk quality
management. Namun mulai tahun 2002, PT. Great River International
mulai mengalami kesulitan keuangan dengan mengajukan permohonan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) ke Pengadilan Niaga.
Akuntan
kesalahan

publik

dalam

Justinus

mengaudit

Aditya

Sidharta

laporan

diindikasi

keuangan

PT.

melakukan

Great

River

Internasional, Tbk. tahun buku 2003. Kasus tersebut muncul setelah


adanya temuan auditor investigasi dari Bapepam yang menemukan
indikasi penggelembungan account penjualan, piutang dan asset hingga
ratusan

milyar

rupiah

pada

laporan

keuangan

Great

River

yang

mengakibatkan perusahaan tersebut akhirnya kesulitan arus kas dan


gagal dalam membayar utang. Berdasarkan investigasi tersebut Bapepam
menyatakan bahwa akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan
Great River ikut menjadi tersangka.
Kasus Great River berawal pada sekitar bulan Juli hingga September
2004, PT Bank Mandiri telah membeli obligasi PT Great River International,
Tbk sebesar Rp50 miliar dan memberi fasilitas Kredit Investasi; Kredit
Modal Kerja; dan Non Cash Loan kepada PT. Great River Internasional
senilai lebih dari Rp265 milyar yang diduga mengandung unsur melawan
hukum karena obligasi tersebut default dan kreditnya macet.
Sejak Agustus 2005, Bapepam menyidik akuntan publik yang
mengaudit laporan keuangan Great River tahun buku 2003. Bapepam
telah menemukan adanya:
a.

Overstatement atas penyajian akun penjualan dan piutang dalam


Laporan Keuangan GRIV per 31 Desember 2003

b.

Penambahan aktiva tetap perseroan, khususnya yang terkait dengan


penggunaan dana hasil emisi obligasi, yang tidak dapat dibuktikan
kebenarannya.
Akibatnya, Great River kesulitan arus kas. Perusahaan tidak mampu
membayar utang Rp 250 miliar kepada Bank Mandiri dan gagal membayar
obligasi senilai Rp 400 miliar.
Ketua Bapepam Fuad Rahmany menyatakan telah menemukan
adanya indikasi konspirasi dalam penyajian laporan keuangan perusahaan
tekstil tersebut. Berdasarkan hal-hal tersebut, Bapepam pada tanggal 22
November 2005 meningkatkan Pemeriksaan atas kasus GRIV ke tahap
Penyidikan. Sehubungan dengan tindakan Penyidikan tersebut, Bapepam
telah dan akan berkoordinasi dengan instansi penegak hukum terkait.
Menteri Keuangan (Menkeu) RI terhitung sejak tanggal 28 Nopember
2006 telah membekukan izin Akuntan Publik (AP) Justinus Aditya Sidharta
selama dua tahun. Sanksi tersebut diberikan karena Justinus terbukti
melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP)
berkaitan dengan Laporan Audit atas Laporan Keuangan Konsolidasi PT
Great River International Tbk (Great River) tahun 2003.
Pembekuan izin oleh Menkeu ini merupakan tindak lanjut atas Surat
Keputusan Badan Peradilan Profesi Akuntan Publik (BPPAP) Nomor
002/VI/SK-BPPAP/VI/2006 tanggal 15 Juni 2006 yang membekukan Justinus
dari keanggotaan Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik
(IAI-KAP).

Hal

ini

sesuai

dengan

Keputusan

Menkeu

Nomor

423/KMK.06/2006 tentang Jasa Akuntan Publik sebagaimana telah diubah


dengan Peraturan Menkeu Nomor 359/KMK.06/2003 yang menyatakan
bahwa

AP

dikenakan

sanksi

pembekuan

izin

apabila

AP

yang

bersangkutan mendapat sanksi pembekuan keanggotaan dari IAI dan atau


IAI-KAP

ANALISA PELANGGARAN ISA :


1. ISA 315 :
a. ISA 315.7 : auditor harus mempertimbangkan apakah
informasiyang diperoleh dari proses penerimaan atau

b.

c.

d.

e.

keberlanjutan hubungan dengan klient relevanuntuk


mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian material
ISA 315.9 : jika auditor bermaksud untuk menggunakan
informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya
dengan entitastersebut dan dari prosedur audit yang
dilaksanakan dalam audit sebelumnya, auditor harus
menentukan apakah informasi tersebut relevan dengan audit
kini
ISA 315.11 : auditor harus memperoleh suatu pemahaman
(point a-b). Untuk memungkinkan auditor memahami
golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang
diharapkan ada dalam laporan keuangan
ISA 315.15 : auditor harus memperoleh suatu pemahaman
tentang apakah entitas memiliki suatu proses untuk : (point ad) mengenai risiko bisnis
ISA 315.25 : auditor harus mengidentifikasi dan menilai risiko
kesalahan penyajian material pada : (point a-b)mengenai
laporan keuangan, akun, dan pengungkapan. Untuk
menyediakan suatu basis bagi perancangan dan pelaksanaan
prosedur audit lanjutan.

Uraian :
Akuntan publik Justinus Aditya Sidharta diindikasi melakukan
kesalahan dalam mengaudit laporan keuangan PT. Great River
Internasional, Tbk. tahun buku 2003. Kasus tersebut muncul setelah
adanya temuan auditor investigasi dari Bapepam yang menemukan
indikasi penggelembungan account penjualan, piutang dan asset
hingga ratusan milyar rupiah pada laporan keuangan Great River
yang mengakibatkan perusahaan tersebut akhirnya kesulitan arus
kas dan gagal dalam membayar utang. Bapepam telah menemukan
adanya:
a. Overstatement atas penyajian akun penjualan dan
piutang

dalam

Laporan

Keuangan

GRIV

per

31

Desember 2003
b. Penambahan aktiva tetap perseroan, khususnya yang
terkait dengan penggunaan dana hasil emisi obligasi,
yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
2. ISA 320 :
a. ISA 320.12 : auditor harus merevisi materialitas untuk
laporan keuangan secara keseluruhan (dan, jika berlaku,

materialitas untukgolongan transaksi, saldo akun atau


pengungkapan tertentu) pada saat auditor menyadari
adanya informasi selama audit yang mungkin saja
menyebabkan auditor menentukan jumlah materialitas
yang berbeda dari jumlah materialitas yang pertama kali
ditetapkan. (para : A13)
Uraian :
Auditor tidak menyadari adanya kejanggalan informasi selama
audit yang menyebabkan Great River kesulitan dalam arus kas, dan
Perusahaan tidak mampu membayar utang Rp 250 miliar kepada
Bank Mandiri dan gagal membayar obligasi senilai Rp 400 miliar.
3. ISA 330 :
a. ISA 330.6 : auditor harus merancang dan
mengimplementasikan prosedur audit lebih lanjut yang
sifat, saat dan luasnya didasarkan pada dan merupakan
respons terhadap risiko kesalahan penyajian material yang
telah dinilai pada tingkat asersi (para : A1-A3)
b. ISA 330.7 : dalam merancang prosedur audit lebih lanjut,
auditor harus : (point a-b) mengenai penyajian dan bukti
audit
c. ISA 330.18 : tanpa memperhatikan risiko yang telah dinilai
atas kesalahan penyajian material, auditor harus
merancang dan melaksanakan prosedur substansif untuk
setiap golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan
yang material (para : A42-A47)
d. ISA 330.20 : prosedur substansif yang dilakukan auditor
harus mencakup prosedur audit berikut yang berkaitan
dengan proses tutup buku laporan keuangan : (point a-b)
e. ISA 330.23 : jika kesalahan penyajian yang tidak
diharapkan oleh auditor pada waktu penilaian risiko
kesalahan penyajian material terdeteksi pada tanggal
interim, auditor harus mengevaluasi apakah penilaian risiko
yang berkaitan dan sifat, saat, atau luas prosedur
substansif yang direncanakan yang mencakup periode
setelah interim sampai dengan tanggal laporan posisi
keuangan untuk dimodifikasi (para : A58)
f. ISA 330.25 : berdasarkan atas prosedur audit yang
dilaksanakan dan bukti audit yang diperoleh, auditor harus
mengevaluasi sebelum menyimpulkan suatu audit, apakah
penilaian risiko kesalahan penyajian material pada tingkat
asersi tetap relevan ( para : A60-A61)

g. ISA 330.27 : jika auditor tidak memperoleh bukti audit yang


cukup dan tepat untuk suatu asersi laporan keuangan yang
material, auditor harus berusaha untuk memperoleh bukti
audit lanjutan. Jika auditor tidak dapat memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat, auditor harus menyatakan
opini wajar dengan pengecualian atau opini tidak
menyatakan pendapat terhadap laporan keuangan tersebut
Uraian :
Auditor dengan sengaja tidak
risiko

salah

saji

yang

menerapkan respon terhadap

material

sehingga

menyebabkan

overstatement atas penyajian akun penjualan dan piutang serta


penambahan

aktiva

perseroan

di

bagian

obligasi

yang

menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan dalam arus kas dan


gagal membayar utang. Berdasarkan informasi dari ketua Bapepam
Fuad Rahmany, auditor

telah melakukan tindakan konspirasi

dengan pihak entitas ( melakukan fraud ) dan tidak menerapkan


independensinya

sebagai

keuangan. AP bersangkutan

auditor

dalam

penyajian

laporan

menunjukkan kecerobohan dalam

melaksanakan prosedur audit. AP Justinus A. Sidharta juga tidak


melakukan prosedur substantive secara tepat. AP Justinus A.
Sidharta tidak melakukan perubahan penilaian risiko sebelum
berakhirnya audit. Bukti audit tidak cukup dan tepat sehingga
overstatement terjadi.
4. ISA 402 :
a. ISA 402.7 : tujuan auditor pengguna, ketika entitas
pengguna`menggunakan jasa dari suatu organisasi jasa
adalah :
a. Untuk memperoleh pemahaman tentang sifat dan
signifikasi jasa yang disediakan oleh organisasi jasa dan
dampaknya terhadap pengendalian internal entitas
pengguna yang relevan dengan audit, yang cukup untuk
mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian
material
b. Untuk merancang dan melaksanakan prosedur audit
sebagai respons terhadap risiko tersebut
Uraian :

Apabila AP Justinus A. Sidharta telah membuat audit plan


maka ap tersebut mengetahui pasti risiko pada PT Great River
Internasional Tbk sehingga tidak terjadi salah saji yang material.
Auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih
baik atas laporan keuangan. Mereka juga lebih mampu memberi
penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan dalam
laporan keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan
berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi
yang mendasari. Namun sesuai dengan tanggung jawabnya untuk
menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan suatu perusahaan,
maka akuntan publik tidak hanya perlu memiliki kompetensi atau
keahlian saja tetapi juga harus independen dalam mengaudit.
5. ISA 450 :
a. ISA 450.5 : auditor harus mengakumulasi kesalahan
penyajian yang diidentifikasi selama audit, selain kesalahan
penyajian yang secara jelas tidak penting
b. ISA 450.9 : jika manajemen menolak untuk mengoreksi
beberapa atau semua kesalahan penyajian yang
dikomunikasikan oleh auditor, auditor harus memperoleh
pemahaman tentang alasan manajemen untuk tidak
membuat koreksi dan harus memperhitungkan
pemahamannya tersebut pada waktu mengevaluasi
apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari
kesalahan penyajian material (para : A11-A12)
Uraian :
dalam laporan keuangan PT Great River Internasional Tbk
terdapat salah saji berupa :
Overstatement atas penyajian akun penjualan dan piutang dalam
Laporan Keuangan GRIV per 31 Desember 2003 dan Penambahan
aktiva tetap perseroan, khususnya yang terkait dengan penggunaan
dana

hasil

emisi

obligasi,

yang

tidak

dapat

dibuktikan

kebenarannya.
Seharusnya auditor melakukan koreksi terhadap salah saji
tersebut

karena

hal

ini

sangat

mempengaruhi

pengambilan

keputusan oleh pengguna laporan keuangan. AP Justinus A. Sidharta


tidak dapat bertidak sesuai dengan ISA 450.9 tentang manajemen
menolak koreksi salah saji yang dikomunikasikan oleh auditor.
Auditor wajib memperoleh pemahaman mengenai alasan penolakan

manajemen dan dapat mempertimbangkan pemahaman tersebut


ketika evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai