DEPARTEMEN PRODUKSI II B
( Periode 4 Januari 29 Januari 2016 )
Disusun Oleh :
Johanes Hutasoit
Antony R Siagian
NIM 03121003046
NIM 03121003047
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
DI DEP. PRODUKSI II B
PT PETROKIMIA GRESIK
Periode : 04/01/2016 29/01/2016
Disusun oleh :
1. Johanes Hutasoit (NIM. 03121003046)
2. Antony R Siagian (NIM. 03121003047)
Menyetujui,
Manager Produksi II B
( Ir. BACHRONSYAH, MT )
Pembimbing
( AWANG SUSANTO )
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................
ii
iii
DAFTAR ISI
.........................................................................................................
xi
xii
viii
1.3. Visi, Misi dan Nilai-nilai Dasar PT. Petrokimia Gresik. ................
1.6.
10
11
13
13
1.7.
1.7.3.
17
17
Produk..........................................................................................
. 18
1.8.1.
1.8.2.
1.8.3.
35
1.9.3.
1.9.4.
Ketenagakerjaan .............................................................. 38
2.2.
3.1.1.
68
Air Proses ......................................................................... 68
69
75
3.1.5.
Listrik ................................................................................ 79
3.1.6.
Pengantongan .................................................................... 80
3.1.7.
3.2. Laboratorium.....................................................................................................................80
3.2.1.
3.2.2.
Alat-alat Laboratorium.................................................................81
3.2.3.
Prosedur Analisis...........................................................................82
3.2.4.
3.2.5.
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................100
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................104
LAMPIRAN...........................................................................................................................105
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1.1. Logo PT. Petrokimia Gresik ............................................................
Gambar 1.2. Peta Kabupaten Gresik dan Lokasi PT. Petrokimia Gresik .............
56
57
57
57
Gambar 2.10. Pabrik Pupuk NPK Granulasi I, II, III dan IV.................
58
59
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1.1. Jumlah Pegawai berdasarkan Jabatan 38 .............................................
Tabel 1.2. Jumlah Pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan....................................39
Tabel 3.1. Spesifikasi Bahan Bakar Gas Alam...............................................................69
DAFTAR LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur, penulis panjatkan berkat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas segala berkah dan rahma-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Kerja
Praktek yang dilaksanakan di PT Petrokimia Gresik yang dilaksanakan pada
tanggal 4 Januari 29 Januari 2016.
Kerja Praktek merupakan salah satu mata kuliah yang harus ditempuh oleh
mahasiswa Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) di bidang Teknik
Kimia. Diharapkan dengan kerja praktek ini, mahasiswa dapat melihat dan
mempraktekkan secara langsung aplikasi dari ilmu-ilmu yang diterima di bangku
kuliah.
Dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagi pihak.
Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
:
1.
2.
Kepala Seksi Grup CCR Phonska IV, ZK dan NPK PT Petrokimia Gresik
Beserta Kru Operator
5.
6.
7.
Orangtua dan keluarga besar penulis atas kasih sayang, perhatian, doa yang
selalu menyertai, dan dukungan yang selalu diberikan selama ini..
8.
9.
Serta semua pihak lainnya yang tidak bisa disebutkan penulis satu per satu
yang telah membantu selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di PT
Petrokimia Gresik.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan penulis.
Akhir kata, penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak khususnya mahasiswa Teknik Kimia
Gresik, 29 Januari 2016
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai peranan yang
penting dalam kemajuan bangsa sekaligus mempengaruhi keberhasilan
pembangunan masyarakat yang mandiri. Perkembangan IPTEK berfungsi
sebagai sarana percepatan peningkatan sumber daya manusia, perluasan
kesempatan kerja, peningkatan harkat dan martabat bangsa sekaligus peningkatan
kesejahteraan rakyat, pengarah proses pembaharuan, serta peningkatan
produktivitas.
Konsep pengembangan IPTEK dibangun oleh dua pihak yang saling
berkaitan, yakni praktisi di dunia industri dan akademisi di kalangan pendidikan.
Pembangunan di bidang pendidikan dilaksanakan seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan mengaplikasikan suatu sistem
pendidikan nasional dalam rangka peningkatan kemampuan sumber daya
manusia (SDM) nasional dalam berbagai bidang. Pendidikan tinggi sebagai
bagian dari pendidikan nasional dibina dan dikembangkan guna mempersiapkan
mahasiswa menjadi SDM yang memiliki kemampuan akademis dan profesi
sekaligus tanggap terhadap kebutuhan pembangunan dan pengembangan IPTEK
sehingga dapat dijadikan bekal pengabdian masyarakat. Pengembangan sumber
daya manusia di perguruan tinggi dilaksanakan melalui kegiatan belajar
mengajar, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Untuk mencapai hasil yang optimal dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dibutuhkan kerjasama dan jalur komunikasi yang baik
antara perguruan tinggi, industri, instansi pemerintah, dan swasta. Kerjasama ini
dapat dilaksanakan dengan penukaran informasi antara masing-masing pihak
tentang korelasi antara ilmu di perguruan tinggi dan penggunaan di dunia
industri.
Program Studi Teknik Kimia Universitas Sriwijaya menetapkan mata
kuliah Kerja Praktek (KP) sebagai mata kuliah wajib bagi mahasiswa Program
melewati proses yang kompleks mulai dari bahan bakunya, katalis yang
digunakan, hingga spek alat yang dipasang, sehingga sangat menarik untuk
dipelajari.
1.2.
untuk proyek di Jawa Timur yaitu di daerah Tuban, Pasuruan, dan Gresik.
Daerah Gresik akhirnya ditetapkan sebagai lokasi yang paling sesuai.
3) Tahun 1962
Pembangunan pabrik ini dilaksanakan berdasarkan Instruksi Presiden No.
01/Instr/1963 dan diatur dalam Keputusan Presiden No. 225 tanggal 4
Nopember 1964. Pelaksanaan pembangunan ini dilaksanakan oleh Cosindit
SpA dari Italia yang ditunjuk sebagai kontraktor utama.
4) Tahun 1968
Pada masa ini kegiatan berhenti dikarenakan krisis ekonomi yang
berkepanjangan, sehingga jalannya produksi harus berhenti. Dampak dari krisis
tersebut menyebabkan perusahaan mengalami krisis juga. Biaya operasi yang
tinggi (impor) yang tidak sesuai dengan penjualan menyebabkan perusahaan
mengalami kerugian. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan suntikan dana
dari kantor pusat.
5) Tahun 1971
Status badan usaha dari Proyek Petrokimia Surabaya diubah menjadi
Perusahaan Umum (Perum) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun
1971.
6) Tahun 1972
Perusahaan ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 10 Juli
1972. Selanjutnya tanggal tersebut diperingati sebagai hari jadi PT.
Petrokimia Gresik.
7) Tahun 1975
Status badan usaha PT. Petrokimia Gresik diubah menjadi Perusahaan
Perseroan berdasarkan Peraturan Pemerintah No.14 tahun 1975.
8) Tahun 1997
PT. Petrokimia Gresik melakukan holding dengan PT. Pupuk Sriwijaya
(Persero) sebagai induknya berdasarkan PP No.28 tahun 1997.
Pada saat ini PT. Petrokimia Gresik mempunyai beberapa bidang bidang
usaha antara lain :
1) Industri pupuk
2) Industri pestisida
3) Industri kimia
4) Industri peralatan pabrik
5) Jasa rancang bangun serta perekayasaan maupun jasa lainnya
Status PT. Petrokimia di Gresik :
1.3.
(1963 1971)
(1971 1975)
(1975- 1997)
(1997 sekarang )
1.3.1 Visi
profesionalisme
untuk
meningkatkan
pelanggan
Meningkatkan inovasi untuk memenangkan bisnis
Mengutamakan integritas dalam setiap hal
kepuasan
Gambar 1.2 Peta Kabupaten Gresik dan Lokasi PT. Petrokimia Gresik
1.6.
pelabuhan dan unit penjernihan air Babat dengan kapasitas 3000 m /jam.
3) Perluasan ketiga (10 Oktober 1984)
Pembangunan Pabrik Asam fosfat dan produk samping yang meliputi
pabrik asam sulfat, pabrik cement retarder, pabrik aluminium fluorida, pabrik
ammonium sulfat, asam fosfat, dan unit utilitas. Perluasan ini dilakukan oleh
kontraktor Hitachi Zosen Jepang.
4) Perluasan keempat (2 Mei 1986)
Pembangunan Pabrik Pupuk ZA III oleh tenaga-tenaga PT. Petrokimia
Gresik mulai dari studi kelayakan sampai pengoperasiannya.
5) Perluasan kelima (29 April 1994)
Pembangunan Pabrik Ammonia dan Pabrik Urea baru dengan teknologi
proses Kellog Amerika dan konstruksinya ditangani oleh PT. Inti Karya
Persada Teknik (IKPT) Indonesia. Pembangunan dimulai awal tahun 1991.
Dan ditargetkan beroperasi pada Agustus 1993. Pabrik ini mulai beroperasi
29 April 1994.
6) Perluasan keenam (25 Agustus 2000)
Pembangunan Pabrik NPK berkapasitas 300.000 ton per tahun dengan
nama PHONSKA. Konstruksi ditangani PT. Rekayasa Industri dengan
teknologi INCRO dari Spanyol. Pabrik ini telah diresmikan oleh Presiden
Republik Indonesia Abdurrahman Wahid pada tanggal 25 Agustus 2000.
7) Perluasan ketujuh (23 Maret 2005)
Pembangunan Pabrik ZK (Zwavelzuur Kalium) atau Kalium Sulfat
(K2SO4). Lisensor pabrik ini adalah China Jizhou City Potash Fertilizer
Co.Ltd. Kontraktor pabrik ini adalah konsorium Eastern Tech (Taiwan) dan
Timas (Indonesia). Pabrik ini mulai beroperasi pada tanggal 23 Maret 2005.
8) Perluasan kedelapan
Pembangunan Pabrik NPK Blending dengan kapasitas 300.00m ton/tahun.
9) Perluasan kesembilan
: 2.500 ton/tahun
: 700 ton/tahun
: 30.000 ton/tahun
Maleic Anhydride
: 1.200 ton/tahun
3) PT. PETROCENTRAL
Perusahaan ini merupakan hasil patungan antara: PT. Petrokimia Gresik
(9,8%), PT. Kodel Jakarta, PT. Supra Veritas, PT. Salim Chemical, PT.
Fosfindo Surabaya, dan PT. Unggul I.C. Mulai beroperasi tahun 1990 dengan
hasil produksi Sodium Tripoly Phosphate (STPP) dengan kapasitas 40.000
ton/tahun.
4) PT. KAWASAN INDUSTRI GRESIK
Perusahaan ini merupakan patungan antara PT. Petrokimia Gresik dan PT.
Semen Gresik dengan saham masing-masing 35% dan 65%. Perusahaan ini
menyiapkan kavling industri siap pakai seluas 135 ha, termasuk Export
Processing Zone (EPZ).
5) PT. PUSPETINDO
Merupakan perusahaan patungan antara : PT. Petrokimia Gresik (32,21%),
PT. Rekayasa Industri, PT. Mapindo Parama, dan BALCKE DURR A.G.
Jerman. Beroperasi mulai tahun 1992 dan bergerak dalam industri peralatan
seperti :
Bejana bertekanan
Menara
Alat penukar panas
Peralatan Cryogeni
Perdagangan umum
1.6.3. Yayasan PT. Petrokimia Gresik
Unit Kantin
Unit Pompa Bensin (SPBU)
Unit Simpan Pinjam
Jasa Cleaning Service, Service AC, Foto copy dan lain lain.
1.7. UNIT PRODUKSI DAN PRASARANA PT. PETROKIMIA GRESIK
1.7.1. Unit unit Produksi
PT. Petrokimia Gresik memiliki tiga unit produksi. Ketiga unit tersebut
diantaranya :
1) Unit
Produksi
(Unit
Pupuk
: 445.000 ton/tahun
b. Urea
: 462.000 ton/tahun
: 200.000 ton/tahun
d. PF-I/RFO
: 500.000 ton/tahun
e. PF-II
f. Phonska
: 500.000 ton/tahun
: 300.000 ton/tahun
g. NPK Kebomas
: 300.000 ton/tahun
h. Asam Phosphate
: 172.450 ton/tahun
i. Alumunium Flourida
: 12.600 ton/tahun
j. Cement Retarder
: 478.000 ton/tahun
k. Amonium Sulfat II
: 250.000 ton/tahun
l. Kalium Sulfat
: 10.000 ton/tahun
perusahaan. Unit unit prasarana yang dimiliki oleh PT. Petrokimia Gresik antara
lain :
1) Dermaga Khusus
Dermaga Khusus ini berfungsi sebagai penunjang kegiatan transportasi
bahan baku dan hasil produksi. Dermaga ini dibangun menjorok ke laut
sepanjang 1 km dengan bentuk T dengan ukuran panjang 625 m, lebar 36 m
dan 25 m dengan kedalaman air laut 15 17 m.
a. Kapasitas Dermaga
Kapasitas bongkar muat 3.000.000 5.000.000 ton / tahun.
Kapasitas sandar 6 kapal sekaligus, terdiri dari :
-
Kereta Api
Kereta api merupakan sarana transportasi yang digunakan untuk
menyalurkan hasil produksi dari PT. Petrokimia Gresik ke kota lainnya agar
penyaluran lebih lancar dan tepat waktu.
menampung dan mengolah limbah cair (total sebanyak 240 m /jam), limpah padat
(berupa debu), dan limbah gas
1.8.
PRODUK
Petrokimia menghasilkan produk pupuk dan produk non pupuk.
Produk pupuk utama dari PT. Petrokimia Gresik adalah pupuk nitrogen (ZA dan
Urea) dan pupuk fosfat (SP-36, NPK), dan produk non pupuk seperti bahan-bahan
kimia lainnya yaitu CO2 cair dan kering (dry ice), amoniak, asam sulfat, asam
fosfat, dan lainnya.
1.8.1. Spesifikasi Produk Utama
1.8.1.2. Pupuk Urea (SNI 02-2801-2010)
a. Spesifikasi pupuk urea:
- N-total %
- Biuret %
: 46 min
: 1.2 maks
- Air
: 0.5 maks
- Bentuk
: Kristal
- Sifat
b. Sifat Pupuk
-
Manfaat unsur hara Nitrogen yang dikandung pupuk Urea antara lain:
-
Nitrogen%
Sulfur%
: 20.8 min
: 23.8 min
FA%
: 0.1 maks
Air%
: 1.0 maks
Bentuk
: Kristal
Warna
: Putih (Nonsubsidi)
Orange (Subsidi)
Sifat
b. Sifat Pupuk
-
c. Keunggulan pupuk ZA
-
% : 34 min
- Sulfur
% : 5.0 min
- FA
% : 6.0 maks
- H2O
% : 5.0 maks
% : 30 min
- Bentuk
- Ukuran butir
: Butiran
: 65 % ( 2 4 mm )
- Warna
: Abu abu
b. Sifat Pupuk
- Tidak Higroskopis (mudah larut dalam air)
1.8.1.4. Pupuk DAP (SNI 02-2858-1994)
a. Spesifikasi pupuk DAP
- N total %
- P2O5 %
- Air%
: 18
: 46
- Bentuk
: Butiran
- Ukuran butir
: 80 % 2 4 mm
- Warna
- Sifat
: 1 maks
b. Sifat Pupuk
Mudah larut dalam air
Kemasan dalam kantong bercap Kerbau Emas dengan isi 50 kg.
1.8.1.5. Pupuk ZK (SNI 02-2809-2005)
a. Spesifikasi pupuk ZK
- Kalium (K2O )
- Sulfur
: 50 %
: 17 %
- Chlorida sbg Cl
: 2.5 % maks
- Air
: 1.0 % maks
- Bentuk
: Powder
- Warna
: Putih
- Sifat
b. Sifat Pupuk
: 15
: 15
- Sulfur (S)%
: 10
- Air%
: 2 maks
: 15
- Ukuran butir : 70 % 2 4 mm
- Warna
: Merah muda
- Sifat
b. Sifat Pupuk
-
Memacu
pembentukan
bunga, mempercepat
panen dan
: min 12,5%
: 10 25
- Kadar Air
: 4 - 12%
- pH
:4-8
- Bentuk
: Granul
- Warna
: Coklat kehitaman
b. Kegunaan :
-
: min 12,5%
: min. 99,5%
- Impuritis H2O
- Minyak
: maks. 0,5%
- Bentuk
: cair
: maks. 10 ppm
a. Spesifikasi :
- Kadar
: min. 98,0%
- Impuritis
Bentuk: cair
b. Kegunaan :
-
min. 50%
: maks. 1%
- Specific gravity
: maks. 1,7%
- Warna
- Bentuk
: cair
b. Kegunaan :
-
Industri pupuk
Bahan kimia
: min. 91%
: P2O5 maks.0,5%, P2O5 Ws maks. 0,02%
: maks. 8%
: maks. 0,5%
- SO3
- Air Kristal
: min. 42%
: min.19%
- Bentuk
: butiran
b. Kegunaan :
-
min. 94%
Impuritis
maks. 0,02%
-
Besi (Fe2O3)
: maks.0,07%
: maks.0,35%
: maks. 0,85%
: 0,7 mg/ml
b. Kegunaan :
-
: min. 99,9%%
- Kadar H2O
- H2S
- Kadar SO2
- Benzene
: maks. 1 ppm
- Asetaldehide
: maks. 0,1ppm
: maks. 0,02 ppm
sebagai metan
b. Kegunaan :
-
Industri pengawetan
: min. 99,7%
: maks. 0,05%
: maks. 5 ppm
b. Kegunaan :
-
Media pengawetan
berwarna
-
Kadar Grade B
kekuningan
-
Sisa pemijaran
: maks. 0,1%
: maks. 0,012%
: maks. 0,0005%
maks. 0,005%
b. Kegunaan :
-
Industri kimia
Bahan pembersih
: min. 99,50%
b. Kegunaan :
-
Keperluan medis
: min. 99,50%
: maks.100 ppm
b. Kegunaan :
-
: min. 79%
b. Kegunaan :
-
: 30%
: 42%
- Kadar H2O
- Bentuk
: 25%
- Warna
: putih kecoklatan
: 0,5%
: powder
b. Kegunaan :
-
Merupakan sumber Kalsium & Sulfat yang siap pakai dalam tanah.
: min 94%
- Kadar SO3
- Kadar CaO
: min 44%
: min 31 %
: min 19 %
- Impuritis
maks 0.6 %
- Kadar H2O bebas
: 20%
b. Kegunaan :
-
: 30 %
: 42 %
- Kadar H2O
: 25 %
- Bentuk
: Powder
- Warna
: 0.5 %
: Putih Kecoklatan
b. Kegunaan :
-
: 85 %
: Powder
- Warna
: Putih
b. Kegunaan :
-
: Granul
- Warna
: Kecoklatan
- pH
: 5-8
- Kadar Air
: < 20%
- Kemasan
b. Keunggulan :
-
Ramah lingkungan
:67
- Bentuk
: Powder
- Warna
: Hitam
- Kadar Air
: 10 12%
- Kemasan
b. Kegunaan
-
CaCO3
B: Min 1 %
- CuO
- ZnO
: Min 80 %
: Min 0,5 %
: Min 0,5 %
b. Kegunaan :
- Meningkatkan Ketersediaan Unsur Hara Makro Ca dalam tanah
-
Meningkatkan pH tanah
Mengandung
bahan
aktif
mikroorganisme
Lactobacillus
: Cair
- Warna
: Coklat
- Kemasan
Populasi 10 cfu/ml
Bacillus apiarius ( Menekan mortalitas unggas Populasi 10
cfu/ml)
Bentuk : Cair
b. Kegunaan :
-
1.9.
1. Komisaris Utama
2. Anggota Komisaris
3. Sekretaris Dekom
: Ir. Suprapti
2. Direktur Teknik
dan Pengembangan
3. Direktur Produksi
: Irwansyah, S.E.
5. Direktur Komersil
: Presiden Direktur
1977 1983
: Presiden Direktur
: Presiden Direktur
4. Ir. Endarto
1990 1995
5. Ir. Rauf Purnama
: Presiden Direktur
1995 2000
6. Ir. Arifin Tasrif
2000 2010
: Presiden Direktur
: Direktur Utama
: Direktur Utama
1.9.4. Ketenagakerjaan
Jumlah tenaga kerja di PT. Petrokimia Gresik berdasarkan data
yang diperoleh dari Biro Tenaga Kerja PT. Petrokimia Gresik per akhir April
2014 berjumlah 3348, yaitu:
1.9.4.1.Posisi Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat Jabatan
Tabel 1.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan (akhir april 2014)
Jabatan
Jumlah (Orang)
Direksi
Eselon I
5
26
Eselon II
71
Eselon III
201
Eselon IV
642
Eselon V
1.161
1.112
Bulanan Percobaan
130
Jumlah
3348
Pendidikan Akhir
Sarjana & Pasca Sarjana
D III
Jumlah (Orang)
657
67
SLTA
2.377
SLTP
174
SD
Jumlah
0
3.275
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
BAB II
DESKRIPSI PROSES
2.1 Pabrik Phonska IV
Phonska IV granulasi dalam pabrik II B memiliki kapasitas produksi
600.000 ton/tahun. Bahan baku yang digunakan terbagi menjadi 2 jenis,yaitu
bahan baku cair dan bahan baku padat. Proses pembuatan pupuk phonska secara
garis besar digambarkan pada diagram 2.1 dibawah ini
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
Hasil pencampuran bahan baku dialirkan ke tangki preneutralizer. Pada tangki
preneutralizer ini akan terjadi reaksi sebagai berikut :
1.
2.
+ NH4H2PO4(l)
(NH4)2HPO4(s) H = -1.300 kcal/kg NH3
2.Reaksi
pembentukan Ammonium Sulfat (ZA/Zwavelzour
Ammonium)
NH3(l)
+ H2SO4(l)
Gambar 2.2 Diagram Alir Proses Pembuatan Pupuk Phonska di Pabrik Phonska IV
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
2.1.2 Deskripsi Proses Pembuatan Pupuk Phonska
Tahapan proses produksi phonska meliputi beberapa tahap yaitu:
a. Pengumpanan Bahan Baku Solid (Feeding)
Bahan baku padat dari gudang penyimpanan ke pabrik dapat
dilakukan dengan menggunakan belt conveyor. Urea, ZA, KCl, dan filler
diumpankan ke dalam hopper menggunakan payloader. Hopper yang
berada di gudang penyimpanan digunakan sebagai media pengumpan
bahan baku padat tersebut ke belt conveyor. Bahan baku yang dilewatkan
dengan belt conveyor akan terlebih dahulu melewati filter magnetik untuk
menghilangkan logam yang terikut dalam bahan baku. Selanjutnya
bahan-bahan tersebut akan dipindahkan ke pabrik. Di dalam pabrik
Phonska, bahan baku tersebut akan dibagi menggunakan transalator atau
3
diverter ke dalam 4 buah bin. Tiga bin dengan kapasitas besar (55 m )
digunakan untuk menyimpan urea, ZA, KCl, dan filler. Sedangkan bin
terakhir digunakan untuk spillage yang dapat dipakai sebagai bahan baku
cadangan.
Berat bahan baku dalam bin dikonversikan sebagai ketinggian.
Bin dilengkapi dengan 43ystem43or ketinggian. Bila ketinggian bahan
baku dalam bin terlalu tinggi, high level switch akan menyebabkan
interlock pada 43ystem pengumpanan bahan baku yang berhubungan
dengan gudang penyimpanan, sehingga operator pay loader akan
menghentikan 43ystem pengumpanan. Alarm juga akan bekerja jika
terdapat kesalahan pada weighing cell atau kesalahan pembacaan akibat
adanya penyumbatan di dalam bin.
Pada bagian bawah masing-masing bin terdapat pintu keluaran
manual yang jika dibutuhkan dapat digunakan untuk mengisolasi bin.
Selain itu terdapat juga belt conveyor yang kecepatannya diatur oleh
pengontrol umpan pada bin. Semua belt conveyor itu dipasangi loading
cell yang memberikan indikasi jumlah aliran material yang sebenarnya.
Timbangan elektronik dapat dioperasikan secara otomatis dari control
room.
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
Bahan baku padat selanjutnya diangkut oleh bucket elevator
untuk diumpankan menuju granulator.
b. Penyiapan Slurry
Pada proses penyiapan slurry dilakukan di dalam Pre-Neutralizer
Tank. Bahan cair yang digunakan yaitu asam fosfat, asam sulfat, dan
amoniak serta steam dan liquor hasil pencucian di scrubber. Steam
digunakan untuk menaikkan suhu reaksi. Selain itu, steam juga dapat
digunakan untuk flushing pipa amoniak saat akan dilakukan shutdown.
Pada pre neutralizer ini akan terjadi reaksi sebagai berikut:
1. Reaksi pembentukan Ammonium Sulfat
NH3(l)
granulator adalah 115 C sedangkan kadar air dalam slurry mencapai 8-17
%. Kadar yang lebih rendah dapat tercapai apabila terdapat asam fosfat
konsentrasi tinggi.
Pre-Neutralizer memiliki pengontrol laju alir fosfat dan amoniak
cair. Asam fosfat yang diumpankan ke dalam Pre-Neutralizer berasal dari
unit scrubbing. Asam ini dicampurkan dengan asam fosfat konsentrasi
tinggi yang diumpankan ke dalam Pre-Neutralizer. Air proses kadangkadang juga ditambahkan ke dalam Pre-Neutralizer untuk mengencerkan
asam fosfat tersebut. Amoniak yang digunakan adalah amoniak cair agar
volum pipa yang digunakan lebih kecil. Amoniak dan asam sulfat
diumpankan ke dalam tangki melalui dinding bagian bawah tangki,
sedangkan asam fosfat diumpankan melalui bagian atas tangki.
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
c. Proses Granulasi
Untuk membuat pupuk phonska, semua bahan baku slurry dari PN
tank, recycle berasal dari produk yang berbentuk butiran halus, produk
oversize, produk undersize, dan sebagian produk komersil untuk menjaga
keseimbangan air dan panas yang digunakan. Recycle rasio berada pada
rentang 3-4 tergantung pada jumlah produk yang dihasilkan.
Pada semua grade, asam sulfat dapat langsung ditambahkan ke
dalam granulator yang selanjutnya akan bereaksi dengan amoniak yang
dimasukkan melalui ploughshare. Reaksi asam sulfat ini terjadi pada
permukaan granul menyebabkan granul tetap kering (yang merupakan
suatu keuntungan jika digunakan urea dengan kelarutan tinggi), keadaan
ini juga dapat membuat granul menjadi keras sehingga lebih mudah dalam
hal penyimpanan dan penanganannya.
Proses granulasi antara bahan baku padat da slurry membentuk
granul phonska akibat terjadinya reaksi kimia dan fisis. Reaksi yang terjadi
di dalam granulator adalah sebagai berikut:
1. Reaksi pembentukan Diammonium Phospat (DAP)
NH3(l) + NH4H2PO4(l)
H = -1.300 kcal/kg NH3
(NH4)2HPO4(s)
2. Reaksipembentukan
Ammonium)
NH3(l)
+ H2SO4(l)
Ammonium
(NH4)2SO4(l)
Sulfat(ZA/Zwavelzour
H = -1.500 kcal/kg NH3
secara langsung ke dalam
granulator agar granul yang dihasilkan lebih seragam, akan tetapi hal ini
tidak umum dilakukan. Urea yang digunakan akan sangat menyatu dengan
granul akibat panas yang dihasilkan dalam Pre-Neutralizer.
Granulator dilengkapi dengan flexing rubber panels untuk
menghindari scalling atau penumpukan produk. Granulator juga
dilengkapi dengan lump kicker agar tidak ada gumpalan yang tersisa di
dalam drum yang dapat mengganggu aliran padatan dan menjaga agar
gumpalan tersebut tidak terbawa ke dalam dryer. Lump Kicker akan
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
mengeluarkan gumpalan ke dalam grizzly yang akan membuat gumpalan
tersebut terpisah-pisah akibat aksi perputaran.
Padatan keluar dari granulator dengan kandungan kadar air
normal 2-3% dan diumpankan secara gravitasi ke dalam dryer untuk
memperoleh kadar air yang diinginkan yaitu 1% - 1,5%. Chute yang
menghubungkan dryer dan granulator harus dipasang dengan kemiringan
0
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
diumpankan ke dalam lump crusher. Gumpalan yang telah hancur akan
bergabung dengan keluaran dryer pada konveyor. Belt conveyor tersebut
dilengkapi dengan pemisah magnetik untuk memisahkan material besi
yang terbawa dalam produk yang dapat merusak screen atau crusher.
Timbangan dapat dipasang untuk memeriksa jumlah produk di
dalam proses granulasi / loop recycle. Udara yang keluar dari dryer
mengandung sejumlah amoniak yang lepas dari produk, debu, dan air yang
teruapkan dari produk saat dikeringkan. Udara akan dimasukkan ke dalam
cyclone, untuk memisahkan sebagian besar partikel yang terbawa gas.
Cyclone ini dilengkapi dengan rantai pembersih dan small vibrator
(elektrik) untuk mencegah penumpukan di dinding cyclone. Setiap cyclone
juga dilengkapi dengan sebuah hopper dan valve berjenis discharge flap,
untuk mengeluarkan debu dan digabungkan dengan recycle product pada
recycle belt conveyor. Setelah proses pemisahan partikulat, gas dihisap ke
dalam dryer scrubber. Dryer exhaust fan dipasang pada aliran keluaran
scrubber dan dilengkapi dengan inlet damper untuk mengatur jumlah
udara.
Produk kering diumpankan ke exit dryer conveyor. Dari situ
produk diumpankan ke exit dryer elevator, yang akan membawa produk ke
penyaring melalui screen feeder. Diantara exit dryer elevator dan screen
feeder terdapat recycle by pass diverter, yang dioperasikan secara manual.
Diverter ini dapat digunakan apabila sebagian atau seluruh unit akan
dikosongkan dalam waktu yang singkat. Produk akan jatuh ke dalam
sebuah penampung berkapasitas kecil. Produk dapat diumpankan kembali
ke dalam proses melalui suatu pay loader, dikirim kembali ke gudang
penyimpanan bahan baku untuk proses selanjutnya.
Screen feeder pertama berguna untuk mengoptimalkan distribusi
produk yang akan melewati screen. Screen bertipe double deck digunakan
karena memiliki efisiensi yang tinggi dan kemudahan dalam pemeliharaan
dan pembersihannya, dilengkapi dengan motor vibrator dan self cleaning
system. Material yang digunakan adalah baja AISI 316 L. screen ini
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
memiliki ukuran +4mesh 10 mesh. Dan screen bagian bawah berukuran
10 mesh.
Produk dengan ukuran yang sesuai (onsize) dari screening
diumpankan langsung ke small recycle regulator bin. Produk oversize
yang telah dipisahkan dijatuhkan secara gravitasi ke dalam pulverizer,
yang terdiri atas double opposed rotor chain mill atau tripple rotor mill,
yang dapat digunakan untuk beban besar dengan ruber line casing.
Terdapat diverter untuk mengganti jalur penyaring dan crusher secara
bergantian jika akan dilakukan perbaikan atau terjadi masalah dalam
pengoperasiannya.
Produk undersize dari screen jatuh secara gravitasi ke dalam
recycle belt conveyor, sedangkan produk onsize diumpankan ke recycle
regulator bin yang terletak di atas recycle regulator belt conveyor.
Conveyor tersebut memiliki kecepatan motor yang berbeda-beda, dikontrol
dari CCR. Kecepatan motor tersebut bergantung kepada set point product
extractor weigher, untuk mengatur jumlah produk komersil menuju bagian
akhir pengolahan produk.
Sisa produk komersil berukuran standar, yang biasanya berlebih,
akan dikembalikan ke recycle belt conveyor melalui hopper. Perhatian
khusus harus diberikan kepada recycle belt conveyor karena dioperasikan
pada kecepatan rendah, untuk mencegah terbuangnya produk, dan
penutupnya harus didesain sedemikian rupa untuk mencegah emisi debu.
Recycle conveyor akan mengumpulkan:
1.
2.
3.
4.
e. Pendinginan (Cooler)
Produk dengan ukuran onsize yang keluar dari conveyor
diumpankan ke dalam polishing screen untuk menghilangkan butiran halus
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
yang selanjutnya akan digabungkan dengan aliran recycle. Jenis penyaring
ini mirip dengan penyaring yang telah dijelaskan di atas. Penyaring ini
dilengkapi dengan screen feeder. Dari penyaring ini, produk komersil akan
dialirkan secara gravitasi ke cooler drum yang akan menurunkan
temperatur menggunakan 1 tahap pendinginan menggunakan udara kering
pendingin yang berasal dari exchanger yang digunakan untuk memanaskan
amoniak.
Beberapa grade NPK mempunyai kelembaban relatif kritis
0
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
Coating oil disimpan di dalam tangki coating oil, diisikan
langsung dari truk atau barrel dengan pompa portabel. Coating powder +
pigment dicampur dengan rasio 1:3 / 1:4, kemudian diumpankan ke coater
melalui screw feeder.
Untuk menambah sifat anticaking, salah satu coating agent
ditambahkan senyawa teraminasi sehingga dapat memberikan daya tahan
ekstra terhadap penyerapan air. Produk keluaran coater dimasukkan ke
final belt conveyor yang akan mengirim produk ke gudang penyimpanan
akhir. Pada coating ini, penambahan coating agent bertujuan untuk
menaikkan nilai CRH produk agar sama dengan CRH lingkungan,
sehingga produk yang dihasilkan sifat higroskopisnya akan berkurang.
Final belt conveyor dilengkapi dengan timbangan produk akhir.
Di dalam final product belt conveyor terdapat tempat pengambilan sampel
otomatis. Sampel diambil secara berkala dan digunakan untuk keperluan
analisis. Hasil analisis dilaporkan ke CCR. Produk dengan temperatur
yang tepat, kadar air yang rendah, jumlah butiran halus yang minimum,
dan dilapisi dengan baik terjamin tidak akan mengalami caking di dalam
storage.
Produk dikirim ke unit pengantongan (Departemen Produksi IIA)
dengan belt conveyor.
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
g. Penyerapan Gas (Gas Scrubbing)
Pabrik dilengkapi dengan sistem scrubbing dan peralatan
dedusting dengan tujuan membersihkan gas buang dan menangkap unsur
hara untuk di daur ulang. Sistem scrubbing ini terdiri dari 4 tahap.
Pencucian Tahap Pertama
Pencucian tahap pertama menggunakan alat yang dinamakan
granulator pre scrubber, untuk mencuci gas yang mengalir dari granulator
pre scrubber dan Pre-Neutralizer. Granulator pre scrubber terdiri dari
ventury scrubber dengan beda tekanan rendah dan cyclonic tower. Alat ini
dilengkapi sprayer pada pipa sebelum memasuki scrubber dengan tujuan
untuk menjaga pipa tetap bersih, pencucian awal, dan membasahi gas untuk
mencapai kondisi jenuh. Sisi dasar cyclone tower merupakan tangki
penampung larutan dan larutan disirkulasikan menggunakan pompa juga
sekaligus mentransfer larutan ke Pre-Neutralizer.
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
pompa yang sekaligus berguna untuk mentransfer sebagian larutan ke PreNeutralizer.
Pencucian Tahap Keempat
Tahap pencucian keempat dilakukan untuk memenuhi ketentuan
emisi gas buang. Tahap ini dilakukan menggunakan tower scrubber yang
dilengkapi pompa sirkulasi.
Pada saat sebagian besar amoniak tertangkap di scrubber, asam
encer lebih banyak digunakan untuk tahap pencucian kedua dengan tujuan
menangkap debu (di samping sisa amoniak) sehingga emisi fluor sangat
kecil. Tambahan air di Pre-Netralizer disuplai dari scrubber vessel dengan
pompa, berupa air yang mengandung sedikit senyawa sulfat.
Gas yang keluar dari Rotary drum cooler akan dicuci di dalam
tail gas scrubber, untuk mengurangi kandungan debu, bersama-sama gas
dari tahap pencucian kedua, untuk mengurangi kadar fluor di dalamnya
Suplai larutan pencuci, diambil dari tail gas scrubber dengan pompa,
sebagian larutan dari pompa ini masuk ke scrubber vessel untuk dipakai
sebagai larutan pencuci di venturi scrubber.
Larutan dari tahap pencucian pertama cairan di tail gas scrubber
yang berupa asam agak pekat akan ditransfer ke reactor Pre-Neutralizer.
Di dalam vessel tersebut larutan akan bercampur dengan asam fosfat pekat
dari daily tank untuk memenuhi kekurangan asam fosfat yang harus
diumpankan ke unit dan tidak digunakan sebelumnya di scrubbing system.
Tumpahan atau overflow dari beberapa tangki atau bekas air
untuk pembersihan ditampung di sump tank yang akan dikembalikan ke
proses dengan pompa (sump pump). Aliran larutan atau cairan yang masuk
ke unit akan dikontrol dan diukur secara otomatis. Amoniak diukur
menggunakan vortex type flow meter. Transfer larutan antar scrubber
diukur menggunakan magnetic flow meter yang berhubungan dengan level
control.
Asam Fosfat dan amoniak ke reactor dilengkapi dengan
perlengkapan interlock dengan system steam flushing. Dosing pump
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
digunakan untuk menginjeksikan defoamer ke scrubber dan tangki yang
menggunakan asam fosfat.
Unit granulasi dilengkapi dengan dedusting system untuk
mengurangi debu yang lepas. Alat tersebut dilengkapi system injeksi udara
panas di tiap titik isapan, untuk mencegah kondensasi di dalam ducting
yang menyebabkan lengket dan penumpukan debu peralatan system injeksi
udara panas terdiri atas fan dan steam yang dimasukkan ke heater.
2.2
Pabrik Pupuk ZK
Unit pabrik ZK (Zwafersuur Kalium) menggunakan proses Manheim yaitu
mereaksikan Kalium Klorida (KCl) dengan asam sulfat 98% di reaktor furnace
(Manheim reactor) yang dirancang oleh konsorsium Eastern Tech dan Timas
(Indonesia). Terdapat 2 Pabrik ZK, yaitu Pabrik ZK I dan ZK II masing-masing
dengan kapasitas produksi sebesar 10.000 ton/tahun dengan hasil samping asam
klorida (HCl) sebesar 12.000 ton/tahun.
2.2.1 Deskripsi Proses Pembuatan Pupuk ZK
Secara umum alur proses pembuatan pupuk ZK akan diuraikan melalui
diagram pada gambar 2.3. Proses pembuatan pupuk ZK yang digunakan di unit ini
adalah proses reaksi antara asam sulfat (H 2SO4) dan kalium klorida (KCl). Kedua
bahan ini direaksikan di dalam reactor furnace (Manheim Reaktor) untuk
membentuk K2SO4 (ZK) dan gas asam klorida (HCl). Reaksinya adalah sebagai
berikut:
2 KCl + H2SO4
K2SO4 +2HCl
Proses Mannheim adalah Reaksi antara KCl dan Asam Sulfat 98 % yang
terjadi di Reaktor Furnace (Mannheim Furnace) , Reaktor dioperasikan pada suhu
0
diatas 500 C.
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
Proses reaksi antara KCl dan Asam Sulfat adalah :
2 KCl + H2S04
K2S04+ 2 HCl
Reaksi Asam Sulfat dan KCl terjadi dalam dua tahap :
1). KCl + H2S04
KHSO4 + HCl
K2S04 + HCl
Reaksi yang pertama adalah reaksi eksotermis terjadi pada suhu rendah,
dan yang kedua adalah reaksi endotermis terjadi pada suhu tinggi. Untuk
meminimalkan kandungan Cl pada hasil produksi, ekses Asam Sulfat rendah
ditambahkan , kelebihan Asam sulfat dinetralkan dengan Calsium Carbonat atau
Natrium Carbonat tergantung pada persyaratan kemurnian produk.
Reaktor Furnace adalah Dish-shapep Chamber yang tertutup dipanaskan
dari luar dengan minyak atau gas alam. KCl dan Asam Sulfat dimasukkan
kedalam reaktor dengan perbandingan tertentu. Campuran reaksi yang dipanaskan
dari luar dan diaduk oleh strainner, temperatur dikendalikan dengan memasang 4
buah element Temperature transmiter di bagian atas, samping kiri-kanan dan di
bagian
dasar Reaktor.
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
menetralisir asam bebas ditambahkan kapur atau sodium karbonat, setelah
itu dibawa ke Silo untuk dikantongi.
b. Bagging
Dari Silo 13.TK104 A/B , produk K2SO4 dikantongi dengan
kantong terbuat dari Lining Poly Etilene ( PE) . Mesin pengantongan di
unit produksi pabrik ZK didisain semi otomatis artinya Operator hanya
meletakan kantong dibawah timbangan dan menangani kantong selama
dijahit. Nama akan dicetak di kantong Poly Propilene (PP).
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
2.3 Pabrik Pupuk NPK Granulasi
Di dalam Kompartemen Produksi II B terdapat 4 Pabrik NPK, yaitu Pabrik
Pupuk NPK Granulasi I, II, III dan IV.
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
2.3.2 Diagram Alir Proses Pabrik NPK Granulasi
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
2.3.3 Deskripsi Proses Pabrik NPK Granulasi
Tahapan proses produksi Pupuk NPK meliputi beberapa langkah yang
cukup panjang, yaitu:
1)
: Kristal
Kadar
: Min. 46 %
Biuret
: Max. 1,0 %
Kadar Air
: Max. 0,5 %
Ukuran Granul
: 1 3,55 mm (90%)
Bulk Density
: 800kg/m
Sifat
: Higroskopis
: Kristal
: Min. 20,8 %
Kadar S
: Min. 23,8 %
FA
: Max. 0,1 %
Kadar Air
: Max. 1
: Tidak Higroskopis
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
Kalium Chloride / Potasium Chloride (KCl)
Rumus molekul
: KCl
Bentuk
: Kristal
Warna
: Putih
Kadar K2O
: Min. 60%
Kadar Air
: Max. 1%
Ukuran Granul
: 0,5-1,2 mm (90%)
3
Bulk Density
: 1300 kg/m
Organic Matter
: (NH4)2HPO4
Kadar N
: Min. 18%
P2O5
: Min. 46%
Kadar Air
: Max. 1,0 %
Ukuran Granul
: 1 4 mm (80%)
Titik leleh
: 155 C
Densitas
Warna
Sifat
: Tidak Higroskopis
Clay
Clay atau tanah liat Berfungsi sebagai
perekat antara bahan dan juga sebagai filler
(bahan isian). Clay berbentuk bubuk dengan
warna putih kecoklatan.
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
Micronutrient ( Khusus NPK Kebomas )
Micronutrient adalah bahan tambahan yang biasanya
meliputi unsur Cu, Zn, B, Fe, Mn, Mg, Mo, dan Cl.
Penambahan micronutrient ini disesuaikan dengan unsur
hara yang dibutuhkan oleh jenis tanah tertentu dan jenis
tumbuhan
tertentu,
sehingga
penambahan
bahan
3)
Proses Granulasi
Material dari Raw material Conveyor dibawa oleh Raw Material
Bucket Elevator menuju ke Granulator. Pada Proses granulasi atau
pembutiran ditambahkan steam dan slurry atau air. Slurry didapatkan dari
debu yang telah diikat, kemudian dikembalikan lagi kedalam Granulator.
Waktu tinggal dalam Granulator kira kira 45 menit. Semuar proses
diatur dari control room.
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
Pengeringan ( Dryer )
Untuk mengeringkan NPK granul di dalam dryer digunakan udara
panas dari furnace. Gas panas hasil pembakaran di dalam furnace
diencerkan dengan udara dari furnace fan. Temperatur udara panas inlet
o
dryer berkisar antara 180 230 C tergantung dari formula NPK granul
yang akan dikeringkan. Kadar air yang keluar dari granul maksimal 1%
o
Pendinginan (Cooler)
NPK Granul kering keluar dari dryer dibawa Product Dryer
Conveyor ke Cooler untuk didinginkan. Pendinginan dilakukan dengan
mengalirkan udara (suhu kamar) ke dalam cooler dengan sistem I
menggunakan cooler fan. Udara yang dialirkan adalh udara kering yang
memiliki RH (Humiditas) rendah. Pada proses pendinginan juga berfungsi
menurunkan kadar air menjadi 1 %. Suhu keluar dari cooler
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
o
7)
Pelapisan (Coater)
Pelapisan diperlukan terutama pada formulasi yang menggunakan
urea, karena sifat higroskopis bahan baku yang dapat mempercepat proses
caking, terutama jika terdapat variasi temperatur udara dan kadar air.
Coating agent terbuat dari silica powder atau dolomit dan Coating Oil,
spesifik sesuai keinginan. Coating Oil diumpankan ke dalam Coater Drum
menggunakan Metering Pump. Padatan diumpankan ke dalam coater
melalui screw dosing feeder.
Coating Oil disimpan di dalam tangki Coating Oil, diisikan
langsung dari truk atau barrel dengan pompa portabel. Coating powder +
pigment dicampur dengan rasio 1:3 / 1:4, kemudian diumpankan ke coater
melalui screw feeder. Untuk menambah sifat anti-caking, salah satu
coating
agent
ditambahkan
senyawa
teraminasi
sehingga
dapat
memberikan daya tahan ekstra terhadap penyerapan air. Pada proses ini
juga mikronutrien ditambahkan pada pupuk NKP Kebomas. Khusus untuk
NPK Kebomas tidak diberi zat pewarna.
8)
Bagging System
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
Produk NPK dari Final product bucket elevator masuk ke product
hopper yang dilengkapi dengan level indicator. Produk NPK di dalam
product hopper dikantongi dengan menggunakan bagging machine dan
dijahit menggunakan sewing machine. NPK dalam kantong kemudian
diterima oleh bagging product Conveyor kemudian dibawa forklift menuju
gudang penyimpanan sementara.
Gambar 2.21 Bagging System
proses
granulasi
yang
diatur
flow-nya.
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
BAB III
SARANA PENUNJANG
3.1`
UTILITAS
Dalam menjalankan proses produksinya, pabrik II dilengkapi oleh
perangkat penyediaan utilitas yang meliputi : air proses, bahan bakar minyak, gas
alam, listrik, steam/kondensat, instrument air, dan plant air.
3.1.1 AIR PROSES
Air proses yang dibutuhkan di Pabrik NPK Granulasi disuplai dari utilitas
II. Air utilitas II sendiri berasal dari utilitas I. Suplai air ke utilitas I berasal dari S.
Brantas (Water Intake Gunung Sari) dan S. Bengawan Solo (Water Intake
Babat). Air proses dari utilitas I akan ditampung di tangki 2-TK-951 (utilitas II)
kemudian didistribusikan ke unit-unit produksi di pabrik II, salah satunya ke
Pabrik NPK Granulasi.
4 kg/cm g
32 C ambien
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
Analisis
PH
7,5 8,5
Turbiditas
5 ppm
Konduktivitas
350 micromhos
Kesadahan total
Cl
< 60 ppm
3.1.1.1 Equalizer
Equalizer merupakan suatu bak/kolam yang berfungsi untuk mengontrol
air buangan dari pabrik I, II, dan III agar tidak mencemari lingkungan. Di sini, air
buangan di pantau di tujuh point pemantauan dan di point terakhir (point L) di
pasang pHmeter yang dibaca setiap jam. Batas aman sebelum dibuang ke
lingkungan adalah pada kisaran pH 5,5-6 sehingga setiap saat pHmeter di point L
menunjukkan penurunan pH maka NaOH harus segera diinjeksikan pada
streamline air limbah. Selain dengan injeksi NaOH, penaikan pH dapat dilakukan
dengan menginjeksikan larutan kapur. Cara ini jauh lebih murah dibanding injeksi
NaOH meskipun efeknya tidak secepat NaOH.
Kolam netralizer di mana air proses dinetralkan dengan injeksi kaustik
berdimensi 3,85 x 1,9 x 1,95 m dengan kapasitas 21396 kg air limbah (
3
= 1,5
kg/cm ). Injeksi dilakukan pada point V (kecepatan air 150 m /jam) dan pada
3
No
Senyawa
Kandungan
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
1
Karbondioksida
Nitrogen
1,59% mol
Metana
85,84 %mol
Etana
3,73 % mol
Propana
2,11 % mol
Iso-butana
0,52 % mol
n-Butana
0,63 % mol
C4 dan C5
9
10
H2S
Kadar Air
11
12
Tekanan
5 % Mol
0,58 % mol
25 ppm
10 lb/MMCF maksimum (pada 14,7 psia
0
dan 60 F)
> 300 psig
0
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
menjadi 35-40 C kemudian air dipompa dengan pompa P-911 A/B menuju tangki
TK-913.Di dalam tangki ini air boiler diinjeksi dengan CO2 untuk mengikat O2
bebas dalam air. CO2 ini ditampung dalam tangki TK-914 dalam bentuk larutan.
Setelah itu, air dipompa ke dalam boiler B-911 dengan pompa P-912 A/B. Asam
fosfat juga diinjeksikan ke dalam boiler untuk meningkatkan kelarutan garamgaram yang mudah mengendap serta mencegah terjadinya scaling.
Bahan bakar untuk membangkitkan steam terdiri dari gas alam dan solar
dengan laju alir masing-masing 500-700 L/jam dan 700 kg/jam. Solar yang
disimpan di dalam tangki TK-981 dipompa dengan pompa P-982 A/B melalui
oil filter untuk menyaring kotoran-kotoran yang mungkin terbawa. Selanjutnya
dari pompa fuel oil masuk ke ruang pembakaran dimana udara
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
pembakaran diperoleh dari udara atmosfer yang ditekan oleh blower C-911.
Steam yang dihasilkan merupakan low pressure dan medium pressure steam
dengan tekanan 6 kg/cm
continuous blow down banyak membawa kerak yang terbentuk di dalam boiler.
Continuous blow down ini ditampung dalam tangki TK-916 untuk memisahkan
uap yang mungkin terbentuk. Uap dari TK-916 dimasukkan ke dalam tangki
TK-913 dengan maksud menaikkan suhu boiler feed water sehingga kerja boiler
lebih maksimal.
Boiler yang digunakan memiliki sistem pengaman tekanan dan ketinggian :
Indikator low level.
Sistem pengamanan ketinggian berguna untuk menjaga agar ketinggian
cairan dalam boiler lebih dari 45 %. Alarm akan berbunyi pada ketinggian
45 %, sehingga operator dapat segera mengantisipasi. Bila antisipasi tidak
segera dilakukan, maka ketinggian cairan dalam boiler akan turun sampai 35
%. Jika hal tersebut terjadi, akan terjadi auto shut-off juga pada boiler.
Indikator alarm tekanan.
2
Bila tekanan boiler kurang dari 7,2 kg/cm , burner akan menyala sendiri.
2
Pada tekanan 8,2 kg/cm boiler akan auto shut-off disertai alarm tekanan
tinggi, dan apabila alat gagal bekerja, maka akan diikuti proses serupa pada
2
Safety valve bekerja pada tekanan 9,8 kg/cm dan 10,4 kg/cm yang akan
2
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
b. 03 B 911, kapasitas 12 ton
Kedua boiler berbahan bakar natural gas. Namun, apabila pasokan
natural gas mengalami kemacetan, bahan bakarnya dapat diganti solar. Pemakaian
solar sebenarnya tidak efisien oleh karena untuk memproduksi steam dalam
jumlah yang sama, solar yang dipakai lebih besar daripada natural gas yang
dipakai.
Natural gas yang digunakan sebagai bahan bakar boiler diperoleh dari Pabrik I.
Sumber gas alamnya sendiri terletak di Pulau Kangean, Madura.
Proses pembuatan steam dapat dijelaskan sebagai
berikut: 1. Lime softening
Air dari pabrik I dikenakan proses lime softening di tangki TK 912.
Tangki ini mempunyai dua fungsi, yakni sebagai filter dan lime softener.
Bagian bawah tangki berisi gravel yang tersusun dalam 3 susun ukuran
yang berbeda dengan ukuran gravel berurutan dari besar ke kecil. Susunan
gravel paling besar berada pada bagian terbawah. Di atas susunan gravel
terkecil terdapat resin untuk mengubah hard water menjadi soft water.
Resin akan mengadsorpsi mineral-mineral dalam air sehingga TH (Total
Hardness) air terukur menjadi 0.
Pada suatu saat resin mengalami kejenuhan sehingga perlu
diregenerasi. Auto-regeneration terjadi saat tangki sudah memproses air
3
sebanyak 300 m . Saat auto-regeneration tiba, valve air dari pabrik I akan
tertutup. Valve air garam terbuka, resin akan tercuci dengan air garam.
Pencucian berlangsung selama 1 jam 15 menit. Mineral-mineral akan
terikut dalam air garam, sehingga resin bias melakukan penjerapan
kembali. Namun, apabila setelah dicuci, penjerapan resin tidak membaik,
maka resin perlu diganti dengan resin yang baru.
2. Preheating I
Air kemudian masuk ke tangki TK 917 untuk mengalami pemanasan
awal. Pemanasan awal diperlukan agar boiler tidak bekerja terlalu berat.
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
Pemanas yang digunakan adalah condensate tangki TK 916 yang
merupakan penampung steam dan gas separator boiler.
3
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
3.1.3.2 Safety Device Boiler
Safety device boiler ada 6 macam. Safety device ini digunakan agar tidak
terjadi overheating atau hal-hal lain yang membahayakan lingkungan di
sekitarnya. Safety device-nya antara lain
a.
b.
Level Safety Low Low (LSLL) bekerja ketika level terukur 35%
c.
Pressure Safety High (PSH) bekerja ketika tekanan terukur 8,2 kg/cm
d.
Pressure Safety High high (PSHH) bekerja ketika tekanan terukur 9,0
kg/cm
e.
Pressure Safety Valve (PSV 914 A) bekerja ketika tekanan terukur 9,4
2
kg/cm
f.
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
Kondensat didrain di separator tingkat 1. Udara ditekan lagi ada silinder tingkat 2
2
: 7 kg/cm2
Temperatur
: ambien
Oil
: bebas
Udara Pabrik (Plant Air)
Tekanan
: 7 kg/cm2
Temperatur
Oil
: bebas
PF I dan PF II memiliki 6 kompresor udara yaitu 02.C-921 A/B, 02.C-922,
03.C-921 A/B/C dengan kapasitas maksimum sebesar 1,76 Nm3/jam untuk plant
air dan 560 Nm3/jam untuk instrument air. Udara yang dihasilkan memiliki
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
tekanan 7 kg/cm2 dan kadar air maksimum dalam udara tekan adalah 2000-3000
ppm.. Plant air didistribusikan ke bin bag blasters, granulator, line Asam Sulfat,
dan sparger Amonia.
Plant air/ Instrument air merupakan udara tekan yang berfungsi untuk
menggerakkan peralatan, mengoperasikan alat-alat kontrol/kendali, dan lain
sebagainya. Instrument air biasanya digunakan untuk mengoperasikan alat-alat
yang masih bekerja secara pneumatik. Instrument air harus bebas dari kandungan
air (udara kering). Plant air dan instrument air disuplai dari enam buah kompresor
yang dimiliki Utilitas II. Enam buah kompresor ini tiga diantaranya digunakan
untuk menyuplai instrument air dan tiga sisanya untuk plant air.
Udara luar dihisap oleh kompresor. Udara luar yang masuk ke dalam
kompresor melewati dua buah filter. Satu buah merupakan filter debu, satu yang
lain terintegrasi dalam kompresor. Kompresor yang digunakan adalah tipe
reciprocating yang mempunyai dua ruang tekan dan dua piston. Udara yang telah
ditekan dalam ruang tekan pertama dialirkan ke intercooler yang juga terintegrasi
dalam kompresor. Udara tekan didinginkan oleh air yang didinginkan oleh fan
dalam intercooler. Setelah mengalami penurunan suhu, udara ditekan lagi dalam
ruang tekan kedua
Udara dari kompresor masuk ke dalam tangki penampung. Setiap
kompresor memiliki satu tangki penampung. Untuk plant air, udara dari tangki
penampung langsung didistribusikan ke bagian-bagian yang membutuhkan. Untuk
instrument air, udara dilewatkan dulu pada tangki penyerap kelembaban berisi
alumina sebelum masuk tangki penampung.
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
Tangki
Penampung
Plant air
Kompresor
Intercooler
Kompresor
Compressor
filter
udara
Dust
Filter
Compressor
filter
Kompresor
Instrument
Intercooler
Kompresor
Penyerap air
Tangki
Penampung
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
3.1.5
Listrik
Listrik yang digunakan di pabrik NPK Granulasi diambil dari unit utilitas
pabrik II dengan besar daya 24 MVA, tegangan 20/6/0.38 kV, dan frekuensi 50
Hz. Utilitas II memperoleh listriknya dari PLN, GTG dan UBB.
Lampu penerangan
:220 volt
Peralatan instrumen
: 110 volt
6 kV/0,38
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
Emergency
: 24 VDC
3.1.6 Pengantongan
Unit pengantongan pabrik NPK Granulasi IV digabung dengan unit
pengantongan pabrik NPK Granulasi II dan III. Untuk pabrik NPK Granulasi
terdapat dua buah bagging machine, masing-masing bekerja dengan kapasitas 20
kg/bag dan 50 kg/bag. Dalam kurun waktu satu jam, mesin ini mampu
menghasilkan 900 bag.
3.1.7
lebar 25-26 meter dan kedalaman 12 meter untuk sisi darat serta 14 meter
untuk sisi laut pada kondisi surut. Kapasitas loading/unloading total sebesar 5 juta
ton/tahun dan kapasitas sandar adalah 5 kapal dengan masing-masing
10000 DWT pada sisi darat dan 3 kapal dengan masing-masing 30000-50000
DWT pada sisi laut. Fasilitas loading/unloading terbagi untuk material curah/in
bag dan material cair. Fasilitas loading/unloading untuk material curah/in bag
terdiri dari 2 Kangaroo Crane dengan kapasitas masing-masing 300 ton/jam,
CSU (Continuous Ship Unloader) dengan kapasitas 1000 ton/jam, dan bagging
ship loader dengan kapasitas 300 ton/jam. Sedangkan
loading/unloading
untuk material
fasilitas
LABORATORIUM
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
Tugas pokok laboratorium adalah melakukan analisa atau kegiatan pemantauan
kualitas terhadap bahan baku yang digunakan, serta pemantauan selama proses
produksi berlangsung. Beberapa tugas laboratorium Pabrik Phonska adalah ;
1. Melakukan analisa bahan baku dan hasil produksi secara kontinyu
2. Melakukan penelitian dan percobaan untuk membantu kelancaran
proses produksi
3. Melakukan pemantauan terhadap performance proses produksi dengan
melakukan analisa secara kontinyu terhadap pencemaran lingkungan
Parameter-parameter yang diuji di Laboratorium Phonska adalah sebagai berikut :
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
Autoanalyzer
Peralatan Karl-FischeR
: penentuan komposisi
: penentuan kandungan air dalam produk
Stacksampler
Screen
Hardness tester
pH meter
Termometer
: suhu padatan
Lampu UV
: kualitas coating
Silinder ukur
: bulk density
Spectrofotometer
Produk Akhir
laboratorium,
diambil
2 contoh masing-masing
200-300 gr
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
kemudian diaduk hingga homogen. Satu untuk analisa per 4 jam dan satu lagi
untuk disimpan/dikumpulkan selama 8 jam operasi (per shift), dengan tujuan :
a. Mudah dilakukan re-cek, jika terdapat hasil (yang diduga)
tidak representatif.
b. Untuk analisis komposisi kimia rata-rata per shift dan analisa mesh
produk satu kali shift.
3.
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
3.2.5 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
PT Petrokimia Gresik adalah sebuah perusahaan besar dengan ribuan
tenaga kerja. Keselamatan dan kesehatan tenaga kerja merupakan salah satu hal
utama yang harus dijaga agar produktivitas kerja tetap tinggi. Oleh karena itu,
prinsip-prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) diterapkan di PT
Petrokimia Gresik dalam seluruh kegiatannya. Dengan terciptanya sistem
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang melibatkan unsur manajemen,
tenaga kerja, kondisi, dan lingkungan kerja yang terintegrasi, kecelakaan dan
penyakit akibat kerja dapat dicegah, tempat kerja yang aman dan nyaman dapat
tercipta, efisiensi dan produktivitas kerja pun dapat ditingkatkan.
Pelaksanaan K3 di PT Petrokimia Gresik merupakan penjabaran dari
Undang-undang No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja dan Peraturan Menteri
Tenaga Kerja No.: PER/05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen K3.
3.2.5.1 Filosofi Dasar Penerapan K3
1. Setiap
tenaga
kerja
berhak
mendapatkan
perlindungan
atas
yang
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
mengutamakan K3 dan pelestarian lingkungan hidup dalam setiap kegiatan
operasionalnya. Direksi berusaha untuk selalu meningkatkan perlindung
K3 bagi setiap orang yang berada di tempat kerja serta mencegah adanya
kejadian dan kecelakaan yang dapat merugikan perusahaan.
Sesuai dengan nilai-nilai dasar tersebut , Direksi PT Petrokimia Gresik
menetapkan kebijakan K3 seba gai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
3.2.5.3 Organisasi K3
Organisasi K3 yang dibentuk di PT Petrokimia Gresik meliputi
Organisasi Struktural dan Organisasi Non Struktural
A. Organisasi Struktural
Organisasi K3 Struktural dibentuk agar dapat menjamin penerapan K3
di PT Petrokimia Gresik sesuai dengan Undang-undang No. 1 /70 serta
peraturan K3 lainnya dan penerapan K3 dapat dilaksanakan sebaikbaiknya sehingga tercapai kondisi yang aman, nyaman dan produktif.
Organisasi struktural yang membidangi K3 adalah Bagian K3 dan
bertangungjawab kepada Biro Lingkungan & K3.
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
KAKOMP TEKNOLOGI
KARO LINGKUNGAN
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
Fungsi P2K3 yang dibentuk PT Petrokimia Gresik adalah sebagai
berikut:
1. Menghimpun dan mengolah data K3
2. Membantu, menunjukkan dan menjelaskan faktor bahaya, faktor yang
mempengaruhi efisiensi dan produktivitas, APD (Alat Pelindung Diri),
serta cara dan sikap kerja yang benar dan aman
3. Membantu pengusaha atau pengurus untuk :
a. Mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan kerja
b. Tindakan koreksi dan alternatif
c. Mengembangkan sistem pengendalian bahaya
d. Mengevaluasi penyebab kecelakaan
e. Mengembangkan penyuluhan dan penelitian
f. Pemantauan gizi kerja dan makanan
g. Memeriksa kelengkapan peralatan K3
h. Pelayanan kesehatan tenaga kerja
i. Mengembangkan laboratorium dan interpretasi hasil pemeriksaan.
j. Menyelenggarakan administrasi K3
4. Membantu menyusun kebijakan manajemen K3 dan pedoman kerja
Manfaat yang diperoleh perusahaan dengan adanya pembentukan
P2K3, antara lain:
1. Kerjasama bidang K3 dapat berkembang
2. Kesadaran dan partisipasi tenaga kerja terhadap K3 meningkat
3. Forum komunikasi dalam bidang K3 yang terbentuk akan memudahkan
pelaksanaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan K3
4. Tempat kerja yang nihil kecelakaan dapat tercipta dan penyakit akibat
kerja dapat dicegah
Obyek Pengawasan P2K3, yaitu :
1. Sikap kerja yang dapat membahayakan
2. Keadaan yang dapat membahayakan
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
3. Kebersihan lingkungan kerja
Struktur Organisasinya sebagai berikut :
Ketua
Wakil Ketua
: Direktur Produksi
: Kakomp Teknologi selaku Management Representative
(MR)
Sekretaris I
Sekretaris II
Anggota Tetap
: 1.Kadep Keamanan
2.Karo Personalia
3. Kabag Pemadam Kebakaran
4.Kabag Pengendalian
Anggota Biasa
lembaga
pemerintah
dan/atau
lembaga
lainnya
untuk
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
Ketua
: Kakomp/Kasat/Sesper masing-masing Unit Kerja Setempat
Sekretaris : Kabag masing-masing Unit Kerja yang Ditunjuk
Anggota
Anggota Tetap
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
Anggota Bergilir: : Karyawan Eselon IV/V/Pelaksana yang ditunjuk masingmasing unit
Tugas dan Tanggung Jawab Sub-Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (P2K3), meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
10.
11.
12.
dan
pengawasan
secara
terpadu
semua
kegiatan
perusahaan.
Aktivitas K-3 yang dilakukan untuk mencapai nihil kecelakaan
diantaranya adalah :
1. Penerapan SMK3 sesuai dengan Permen No. 5/MEN/1996.
2. Pelatihan dan penyegaran K3 seluruh karyawan sesuai dengan jenjang
jabatannya.
3. Pengawasan peraturan K3
4. Pemeriksaan P2K3
5. Promosi K3 dengan Pagging System
6. Penerapan Surat Ijin Keselamatan Kerja.
7. Pembagian APD setiap karyawan sesuai dengan bahaya kerjanya
8. Pemasangan Safety sign dan Poster K3
9. Kampanye Bulan K3
10. Investigasi Kecelakaan untuk Pelaporan dan penyelidikan kecelakaan
kerja.
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
11. Membentuk dan mengefektifkan Safety Representative
12. Audit SMK3 Internal dan eksternal.
13. Pemeriksaan dan pemantauan gas-gas berbahaya
14. Pelatihan Penanggulangan Keadaan Darurat Pabrik atau STDL.
15. Pembinaan K3 tenaga bantuan.
16. Pembinaan K3 bagi pengemudi dan pembantu pengemudi B3.
17. Pembinaan K3 untuk mahasiswa PKL
18. Membuat rencana dan program kesehatan kerja karyawan
19. Meningkatkan Gizi kerja karyawan
20. Memeriksa lingkungan kerja
21. Pemeriksaan kebersihan tempat kerja
3.2.5.5 Evaluasi Kinerja K3
Pengukuran keberhasilan penerapan K3 di perusahaan agar sesuai
dengan tujuan perusahaan yang telah ditentukan, digunakan beberapa
parameter sebagai berikut.
1.
..............(2.1)
3.
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
Sistem penilaian dan pengukuran secara efektif terhadap
pelaksanaan program K3 di perusahaan. Pokok sasaran audit K3
adalah :
a. Management audit (penilaian pelaksanaan program K3 di
perusahaan)
b. Physical audit (penilaian perangkat keras di unit kerja seperti alatalat kerja, mesin peralatan dan lain-lain).
Audit K3 bertujuan:
a. Menilai dan mengidentifikasikan secara kritis dan sistematis
semua sumber bahaya potensial
b. Mengukur dan memastikan secara obyektif pekerjaan apakah telah
berjalan sesuai dengan perencanaan dan standar
c. Menyusun suatu rencana koreksi untuk menentukan langkah dan
cara mengatasi sumber bahaya potensial
Pelaksanaan Audit K3
a. Audit Intern:
Audit K3 intern dilakukan setiap 6 bulan sekali.
b. Audit Ekstern:
Audit K3 ekstern dilakukan 3 tahun sekali atau sesuai dengan
kebutuhan.
3.2.5.6 Kecelakaan Kerja
A. Pengertian
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
KECELAKAAN KERJA
KECELAKAAN INDUSTRI
di tempat kerja
karena bahaya kerja
UU No.
1/1970
UU No. 3/1992
( UU No.2/1951 dan PP No.33/1977)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
The Three Basic Causes
Poor Management Safety Policy & Decisions
Personal Factors
Environmental Factors
Indirect Causes
Unsafe Act
Basic
Unsafe Condition
Unplanned release of
Direct Causes
Energy and/or
Hazardous material
ACCIDENT
Personal
Injury
Property
Damage
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
Istilah
ini
dikenalkan
oleh
H.W.
Heinrich
(1931).
Dalam
LACK
BASIC
IMMEDIATED
OF
CAUSES
CAUSES
Management
Origin
Symptom
INSID
EN
LOS
S
Accident
Injury/Damage
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
Minum-minum atau makan makanan terlarang saat bekerja. Kondisi yang
tidak aman dapat berupa : Alat pelindung tidak baik; Bahan, peralatan,
perkakas rusak; Sistem (tanda-tanda) peringatan tidak baik; Adanya
bahan berbahaya dan beracun (B3); Penanganan/standar bantuan yang
tidak baik; Suasana yang berbahaya; Adanya asap dan bau-bauan; Bising;
dan pemaparan radiasi.
Cedera fisik dapat berupa cedera fisik ringan (minor injury)
dengan with minor potensial hazard maupun serious potensial hazard;
cedera fisik parah/berat (serious injury); cacat; hari kerja hilang; kejadian
utama (major) atau kekacauan (catastrop) kematian (fatal accident); dan
kerusakan
Kerugian immateriil dapat berupa kesedihan, beban tanggungan
berat yang tidak diduga, sakit fisik dan rasa tidak enak, serta timbulnya
problem psikologis (misal trauma). Kerugiaan materiil dapat berupa
kerugian yang diasuransikan, kerusakan barang yang tidak diasuransikan,
hilangnya jam kerja, serta turunnya kualitas produksi
C. Akibat Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja mengakibatkan berbagai macam kerugian seperti
cidera dan kerusakan hak milik. Kerugian yang lain adalah timbulnya
biaya-biaya ekstra sebagaiman yang dapat dilihat pada gambar berikut:
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
BIAYA KECELAKAAN DAN
PENYAKIT
Pengobatan/ Perawatan
$
Permukaan air
$5 HINGGA
BIAYA DALAM
PEMBUKUAN:
KERUSAKAN PROPERTI
(BIAYA YANG TAK
$1 HINGGA $3
BIAYA LAIN YANG
TAK
Kerusakan gangguan
Kerusakan peralatan dan perkakas
Kerusakan produk dan material
yang hilang
Biaya pemakaian pekerja
pengganti dan/ atau biaya melatih
Upah lembur
Ekstra waktu untuk kerja
KESELAMATAN
PROSE
BAHAN
ALAT
LINGKUNGAN
Gambar 3.10 Bagan Faktor Ancaman Resiko Kecelakaan Kerja
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
D. Pencegahan Kecelakaan Kerja
Pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan salah satunya
dengan cara pengamatan dan pengontrolan potensi bahaya (hazard).
Potensi bahaya merupakan suatu keadaan yang memungkinkan
timbulnya kecelakaan atau kerugian berupa cidera, penyakit maupun
kerusakan/ketidakmampuan melaksanakan fungsi yang telah ditetapkan.
3.2.5.7 Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri bukan merupakan alat untuk melenyapkan
bahaya di tempat kerja, tetapi hanya merupakan usaha pencegahan dan
mengeliminir kontak antara bahaya dan tenaga kerja sesuai dengan standar
kerja yang ditetapkan. Sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970, penyediaan
alat pelindung diri adalah menjadi kewajiban dan tanggung jawab bagi
pengusaha atau pimpinan perusahaan. Macam macam alat pelindung diri
:
1.
Topi keselamatan
Untuk melindungi kepala terhadap benturan kemungkinan tertimpa
benda-benda yang jatuh, melindungi bagian kepala dari kejutan listrik
ataupun terhadap kemungkinan terkena bahan kimia yang berbahaya.
2.
3.
4.
Pelindung telinga
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
Untuk melindungi telinga terhadap kebisingan dimana bila alat
tersebut tidak dipergunakan dapat menurunkan daya pendengaran dan
ketulian yang bersifat tetap. Ada dua jenis pelindung telinga :
a.
Pelindung pernafasan.
Untuk melindungi hidung dan mulut dari berbagai gangguan yang
dapat membahayakan karyawan. Terdiri dari :
a. Masker kain
Dipakai ditempat kerja dimana terdapat debu pada ukuran lebih 10
micron.
b. Masker dengan filter untuk debu
Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu dan
dapat menyaring debu pada ukuran rata-rata 0,6 micron sebanyak
98 %.
c. Masker dan filter untuk debu dan gas
Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu dan gas
asam, uap bahan organik, fumes, asap dan kabut. Dapat menyaring
debu pada ukuran rata-rata 0,6 micron. Sebanyak 99,9 % dan dapat
menyerap gas/uap/fumes sampai 0,1 % volume atau 10 kali
konsentrasi maksimum yang diijinkan.
d. Masker gas dengan tabung penyaring (canister filter)
Digunakan
untuk
gas/uap/fumes
yang
melindungi
dapat
mata,
hidung,
menimbulkan
mulut
gangguan
dari
pada
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
-
yang
dapat
menimbulkan
gangguan
pada
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
Digunakan
untuk
gas/uap/fumes
melindungi
yang
dapat
mata,
hidung
menimbulkan
mulut
gangguan
dari
pada
7.
8.
9.
Sarung tangan
Digunakan untuk melindungi tangan terhadap bahaya fisik, kimia dan
listrik.
a. Sarung tangan kulit, dipakai bila bekerja dengan benda yang kasar,
tajam
b. Sarung tangan asbes, digunakan bila bekerja dengan benda yang
panas
c. Sarung tangan katun, digunakan bila bekerja dengan peralatan
oksigen
d. Sarung tangan karet, digunakan bila bekerja dengan bahan kimia
yang berbahaya, korosif dan iritatif
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
e. Sarung tangan listrik, digunakan bila bekerja dengan kemungkinan
terkena bahaya listrik
10. Sepatu pengaman
Untuk melindungi kaki terhadap gangguan yang membahayakan
karyawan di tempat kerja.
a. Sepatu keselamatan, digunakan untuk melindungi kaki dari benda
yang keras atau tajam, luka bakar karena bahan kimia yang korosif,
tertembus benda tajam dan untuk menjaga agar seseorang tidak
jatuh terpeleset oleh air/minyak
b. Sepatu karet, digunakan untuk melindungin kaki dari bahan kimia
berbahaya
c. Sepatu listrik, digunakan apabila bekerja dengan kemungkinan
terdapat bahaya listrik.
11. Baju pelindung
Untuk melindungi seluruh bagian tubuh terhadap berbagai gangguan
yang dapat membahayakan karyawan.
a. Baju pelindung yang tahan terhadap asam atau alkali (warna
kuning), digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh
terhadap percikan bahan kimia yang berbahaya baik asam, maupun
alkali
b. Baju pelindung terhadap percikan pasir, digunakan untuk
melindungi seluruh bagian tubuh terhadap percikan pasir pada saat
membersihkan logam dengan semprotan pasir
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
BAB IV
PENUTUP
Dari pembahasan bab-bab sebelumya dan pengamatan di lapangan selama
Kerja Praktek, maka dapat disimpulkan, bahwa :
1) Tujuan utama didirikanya PT.Petrokimia Gresik adalah Menjadi produsen
pupuk dan produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan produknya
paling diminati konsumen.
2) Unit Produksi PT. Petrokimia Gresik dibagi menjadi 3, yaitu Unit Produksi I,
II dan III.
Unit Produksi I (Unit Pupuk Nitrogen) terdiri dari pabrik amoniak,
pabrik Pupuk ZA (ZA I dan ZA III ) pabrik Pupuk Urea serta produk
samping berupa CO2 cair, Dry Ice, Nitrogen cair, Nitrogen gas, Oksigen
cair dan Oksigen gas.
Unit Produksi II ( Unit Pupuk Fosfat) terdiri dari pabrik Pupuk Fosfat
( PF-I dan PF-II) , pabrik Pupuk Majemuk (PHONSKA I, II, III dan IV)
dan Pabrik NPK I, II dan III)
Unit Produksi III terdiri dari pabrik Pupuk Fosfat (TSP-36), pabrik Asam
Fosfat pabrik Asam Sulfat, pabrik Pupuk ZA II dan , pabrik cement
retarder dan pabrik Alumunium Flourida
3) PT. Petrokimia Gresik menghasilkan beberapa produk berdasarkan pesanan
antara lain ZK , DAP, NPK KEBOMAS dan PETROGANIK , Hidrogen,
Gypsum, Purified Gypsum, Gypsum Pertanian, Kapur Pertanian. Sedangkan
produk inovasi PT. Petrokimia Gresik antara lain
Petrobiofertil, Petrogladiator, Petrokalsipalm, Petro Fish, Petro Chick dan
Petro Chili.
4) Proses produksi Pupuk PHONSKA adalah :
Pengumpanan Bahan Baku
ZA, Urea dan KCl dari gudang ke hopper diumpankan ke granulator
bersama-sama dengan bahan padat dari recycle conveyor.
Penyiapan Slurry
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
Reaksi netralisasi antara asam fosfat, asam sulfat dan amoniak terjadi di
pre-neutralizer, hasilnya berupa slurry yang mengandung ZA liquid,
MAP, asam fosfat dan air
Pengeringan
o
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
Proses Reaksi
Cone Mixer R-201 mengasidulasi phospate rock dengan MA untuk
mengubah fosfat yang tidak larut dalam air menjadi garam fosfat yang
larut dalam air ( pada)
Granulasi dan Pengeringan
Proses granulasi ROP SP-36 dilakukan dalam granulator M-361 dan
Granul SP-36 yang dihasilkan kemudian dikeringkan dalam Drum Drier
M-362.
6) Unit Penunjang ( Utility Unit ) PT. Petrokimia Gresik pada pabrik II antara
lain : air proses, bahan bakar minyak, gas alam, listrik, steam/kondensat,
instrument air, dan plant air.
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
DAFTAR PUSTAKA
Austin, G.T., 1984, Sheves Chemical Process, 5 th edition, New York : Mc
Graw-Hill Book Company.
Austin, G.T., 1996, Industri Proses Kimia, edisi 5, Jakarta : Erlangga.
Badger, Walter L and Banchero, Julius T. 1955. Introduction To Chemical
Engineering, International Edition. Japan : Mc Graw Hill Book
Company.
Bagian PF II. 2004. Unit Operasi Produksi Pupuk SP-36. PT. Petrokimia Gresik.
Bagian Phonska PT. Petrokimia Gresik, Operating Manual Pabrik Phonska II/III
Departemen Produksi II A, PT. Petrokimia Gresik, Gresik.
Christie, J. Gean Koplis. 1977. Transport Process and Unit Operation, 3rd Edition.
New Delhi : Prentice Hall Of India Limited.
Geankoplis, Christie J. 1997. Transport Processes and Unit Operation 3 th
edition. New Jersey: Prentice Hall.
Himmelblau, D. M. 1996. Basic Principles Dan Calculation in Chemical
Engineering, Sixth Edition. New Delhi: Prentice-Hall of India.
Instruction and Operating Manual for AR 4N Boiler, Book 1 dan 2, PT. Aalborg
Industries, Desember 1999.
Kern, Donald Q.1950. Process Heat Transfer. New York : Mc Graw Hill Book
Company.
Perry, R. H. and Don Green. 1999. Chemical Engineers Handbook, 7th Edition.
New York : Mc Graw Hill Book Company Ltd.
Smith, J.M, dkk. 2001. Chemical Engineering Thermodynamic. New York :
McGraw Hill
Smith, J. M. And Van Ness, H. C. 1984. Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamic, 3rd Edition. Singapore : International Student Edition.
Warren L. McCabe and Julian C. Smith. 1976. Unit Operation of Chemical
Engineering 5th Edition. New York. Mc Graw Hill Book.
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
Lampiran 1 : Bagan Struktur Organisasi PT Petrokimia Gresik
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
2. PRODUKSI UREA
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
3. PRODUKSI ZA I/III
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
2. PRODUKSI PF I,II
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
3. PRODUKSI NPK I,II,III, DAN IV
4. PRODUKSI ZK
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
C. UNIT PRODUKSI III
1. PRODUKSI ASAM POSFAT
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR
4. PRODUKSI ZA II
LAPORAN PRAKTEK
PT PETROKIMIA GRESIK, JAWA TIMUR