Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Banyak kalangan yang melihat perkembangan politik, sosial, ekonomi dan
budaya di Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Bahkan, kekuatiran itu menjadi
semakin nyata ketika menjelajah pada apa yang dialami oleh setiap warganegara,
yakni memudarnya wawasan kebangsaan. Apa yang lebih menyedihkan lagi adalah
bilamana kita kehilangan wawasan tentang makna hakekat bangsa dan kebangsaan
yang akan mendorong terjadinya disorientasi dan perpecahan.
Pandangan di atas sungguh wajar dan tidak mengada-ada. Krisis yang dialami
oleh Indonesia ini menjadi sangat multidimensional yang saling mengait. Krisis
ekonomi yang tidak kunjung henti berdampak pada krisis sosial dan politik, yang
pada perkembangannya justru menyulitkan upaya pemulihan ekonomi. Konflik
horizontal dan vertikal yang terjadi dalam kehidupan sosial merupakan salah satu
akibat dari semua krisis yang terjadi, yang tentu akan melahirkan ancaman disintegrasi
bangsa. Apalagi bila melihat bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang plural
seperti beragamnya suku, budaya daerah, agama, dan berbagai aspek politik lainnya, serta
kondisi geografis negara kepulauan yang tersebar. Semua ini mengandung potensi konflik
(latent sosial conflict) yang dapat merugikan dan mengganggu persatuan dan kesatuan
bangsa (Hadi, 2002).
Dewasa ini, dampak krisis multidimensional ini telah memperlihatkan tandatanda awal munculnya krisis kepercayaan diri (self-confidence) dan rasa hormat diri
(self-esteem) sebagai bangsa. Krisis kepercayaan sebagai bangsa dapat berupa
keraguan terhadap kemampuan diri sebagai bangsa untuk mengatasi persoalanpersoalan mendasar yang terus-menerus datang, seolah-olah tidak ada habis-habisnya
mendera Indonesia. Aspirasi politik untuk merdeka di berbagai daerah, misalnya,
adalah salah satu manifestasi wujud krisis kepercayaan diri sebagai satu bangsa.
Tantangan bagi setiap negara dalam era globalisasi dimana hampir tidak ada
batasan dan tidak ada kendala dalam hal akses teknologi dan informasi menyebabkan
bergesernya nilai-nilai yang dianut oleh suatu bangsa. Informasi tidak terbatasa
menyebabkan suatu perubahan hampir dalam segala aspek kehidupan sosial dan
bernegara, baik politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, dan sendi-sendi kehidupan
yang lainnya.
Pergeseran nilai yang dianut suatu bangsa akan menciptakan suatu perubahan,
dan perubahan menjadi mutlak diperlukan atau merupakan suatu keniscayaan bagi
setiap bangsa. Yang membedakan suatu bangsa menjadi bangsa yang maju dan bangsa
yang tertinggal/terbelakang adalah bagaimana respon atau sikap bangsa tersebut
menghadapi perubahan.Indonesia sebagai bangsa yang besar juga tidak luput
menghadapi tantangan serupa. Pergeseran nilai-nilai di kehidupan masyarakat bisa
dilihat misalnya pada awal-awal tahun 1998 dimana kebangkitan reformasi dimulai,
terlihat, penyampaian aspirasi sering dilakukan di jalanan, anggota dewan yang
merupakan representasi rakyat ketika harus bersidang tidak lagi menjadiyes
man dalam pengambilan keputusan. Perubahan juga terlihat dalam pemilihan umum,
baik pemilihan presiden/wakil presiden atau pemilu kepala daerah. Disinilah
pentingnya bagi setiap orang untuk melakukan review kembali arti pentingnya
wawasan kebangsaan.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana cara mengaktualisasikan wawasan kebangsaan kedalam sendi
kehidupan bernegara, sehingga menjadi bangsa yang mandiri dengan semua potensi
yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Wawasan Kebangsaan
Pengertian atau istilah dari wawasan kebangsaan bila dilihat dari bentukan
katanya terdiri dari dua kata yaitu wawasan dan kebangsaan. Secara etimologi
istilah wawasan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) dalam berarti hasil
mewawas, tinjauan, pandangan dan dapat juga berarti konsepsi cara pandang.
Kebangsaan menurut Utomo dkk (2010: 35) berasal dari bangsa dapat mengandung arti
ciri-ciri yang menandai golongan bangsa tertentu dan dapat pula mengandung arti
kesadaran diri sebagai warga negara. Dengan kata lain, kebangsaan menunjukkan
pengertian kesadaran dan sikap yang memandang dirinya sebagai suatu kelompok
bangsa yang sama dengan keterikatan sosio-kultural yang disepakati bersama.
Keterikatan ini menjadi titik tolak untuk menyepakati tindakan yang akan dilakukan
dalam upaya mewujudkan cita-cita bersama.
Berbagai penafsiran terhadap wawasan kebangsaan, pada hakikatnya adalah
sama, yaitu tentang kesamaan cara pandang ke dalam (inward looking) dan cara
pandang ke luar (outward looking) sebuah bangsa terhadap berbagai permasalahannya.
Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Utomo, dkk (2010: 34), bahwa wawasan
kebangsaan adalah cara seseorang atau sekelompok orang melihat keberadaan dirinya
yang dikaitkan dengan nilai-nilai dan spirit kebangsaan dalam suatu negara.
Permasalahan tersebut terutama dalam di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya,
ideologi, dan pertahanan-keamanan.
Sejarah telah membuktikan, bahwa jatuh dan bangunnya sebuah bangsa sangat
tergantung kepada konsep wawasan kebangsaan yang mereka anut serta ideologi yang
mendukungnya. Semua itu berkaitan dengan konsep sebuah bangsa dalam
mensejahterakan
rakyatnya,
dan
tergantung
kepada
kemampuannya
dalam
bersatu.
Cinta akan tanah air dan bangsa.
Demokrasi atau kedaulatan rakyat.
Kesetiakawanan sosial.
Cita-cita mewujudkan masyarakat adil dan makmur.
Berdasarkan nilai-nilai dasar itu, wahana kehidupan religius diwujudkan dengan
memeluk agama dan menganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang
dilindungi oleh negara dan sewajarnya mewarnai hidup kebangsaan. Wawasan
kebangsaan membentuk manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia
seluruhnya sebagai obyek dan subyek pembangunan nasional menuju masyarakat adil
dan makmur berdasarkan falsafah hidup Pancasila.
Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia menunjukkan bahwa
wawasan kebangsaan menempatkan manusia pada pusat hidup bangsa. Hal ini berarti
bahwa dalam persatuan dan kesatuan bangsa masing-masing pribadi harus dihormati.
Bahkan lebih dari itu, wawasan kebangsaan menegaskan bahwa manusia seutuhnya
adalah pribadi atau subyekdari semua usaha pembangunan bangsa. Semua usaha
pembangunan dalam segala bidang kehidupan berbangsa bertujuan agar masingmasing pribadi bangsa dapat menjalankan hidupnya secara bertanggung jawab demi
persatuan dan kesatuan bangsa.
Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang merdeka, maju, dan
mandiri akan berhasil dengan persatuan dan kesatuan bangsa yang kukuh dan
berjaya. Tanpa itu, bangsa Indonesia dengan gampang terpecah-belah dan tidak akan
mampu bertahan dan beradaptasi dengan berhasil dalam zaman yang berubah dengan
cepat.
Cinta akan tanah air dan bangsa menegaskan nilai sosial yang mendasar.
Wawasan kebangsaan menempatkan penghargaan tinggi atas nilai-nilai kebersamaan
yang melindungi setiap warga dan menyediakan tempat untuk berkembang sesuai
dengan potensi masing-masing. Hal ini juga sekaligus mengungkapkan hormat
terhadap solidaritas manusia yang mengakui hak dan kewajiban asasi tanpa
diskriminasi atas dasar apapun.
Nasionalisme atau kebangsaan selalu berkaitan erat dengan demokrasi, karena
tanpa demokrasi, kebangsaan akan mati bahkan merosot menjadi fasisme/nazisme
atau berbagai bentuk isme berpikiran sempit. Hal ini bukan saja berbahaya bagi
kalangan minoritas dalam bangsa yang bersangkutan, tetapi juga berbahaya bagi
bangsa lain dan kemanusiaan umumnya.
Salah satu ciri khas negara demokratis yang membedakannya dari negara
yang totaliter adalah toleransi. Wawasan kebangsaan Indonesia menegaskan bahwa
demokrasi tidak sama dengan soal menang atau kalah, mayoritas atau minoritas.
Dalam demokrasi kita segala sesuatu dapat diputuskan dengan cara musyawarah dan
tidak mengutamakan pengambilan keputusan dengan suara terbanyak. Hal yang sama
nampak dalam kerukunan hidup beragama dan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
2.3. Unsur Wawasan Kebangsaan
Dalam membicarakan wawasan kebangsaan, terdapat tiga unsur yang penting
dan perlu dipahami, yaitu rasa kebangsaan, paham kebangsaan, dan semangat
kebangsaan.
Setiap orang tentu memiliki rasa kebangsaan dan memiliki wawasan
kebangsaan dalam perasaan atau pikiran, paling tidak di dalam hati nuraninya. Dalam
realitas, rasa kebangsaan itu seperti sesuatu yang dapat dirasakan tetapi sulit
dipahami. Namun ada getaran atau resonansi dan pikiran ketika rasa kebangsaan
tersentuh. Rasa kebangsaan bisa timbul danterpendam secara berbeda dari orang per
orang dengan naluri kejuangannya masing-masing, tetapi bisa juga timbul dalam
kelompok yang berpotensi dasyat luar biasa kekuatannya.
Menurut Utomo dkk (2010: 39), rasa kebangsaan adalah suatu perasaan seluruh
komponen bangsa terhadap kondisi bangsa Indonesia dalam perjalanan menuju masyarakat
adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Wawasan
kebangsaan
mengandung
pula
tuntutan
suatu
bangsa
pengalaman
serta
jabatan.
Uraian
rinci
tentang
paham
melalui program
pembangunan nasional baik fisik maupun non fisik. Sasaran pembangunan yang
bersifat fisik ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan yang
bersifat nonfisik diarahkan kepada pembangunan watak dan karakter bangsa yang
mengarah kepada warga negara yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha esa dengan
kebangsaan
diharapkan
mampu
ditransformasikan
kepada
adanyapemahaman
wawasan
kebangsaan
yang
benar,
perubahan
meningkatkan
wawasan
kebangsaan
dapat
dilakukan
melalui
pendidikan kebangsaan. Apabila hal ini dilakukan maka akan meningkatkan kualitas
kebangsaan masyarakat yang tercermin dengan berbagai hal seperti etos kerja,
semangat kerja, tidak adanya pelanggran hukum, tidak ada korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
Pemerintah merupakan subyek yang dominan dalam menyelenggarakan pendidikan
kebangsaan guna meningkatkan wawasan kebangsaan masyarakat, baik pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah dengan melaksanakan perencanaan pendidikan,
pengorganisasian dalam pendidikan kebangsaan, mengatur kegiatan dalam pendidikan
kebangsaan serta mengawasi jalannya pendidikan kebangsaan masyarakat.
Masyarakat sebagai obyek perlu menyiapkan diri dan tidak perlu resistensi
terhadap apa yang dilakukan oleh pemerintah karena ini adalah untuk kepentingan
masyarakat dan bangsa Indonesia mendatang dalam rangka membentuk nasionalisme
dan pembangunan karakter bangsa Indonesia. Hal ini sangat penting agar supaya
dipahami oleh bangsa Indonesia.
Metode yang digunakan adalah metode pendidikan, penataran dan pelatihan di
masyarakat baik di lingkungan pendidikan, di lingkungan kerja, maupun lingkungan
pemukiman. Dengan metode ini maka diharapkan masyarakat akan mempunyai
wawasan kebangsaan yang tinggi sehingga timbul kesadaran untuk berbangsa dan
bernegara yang lebih baik dari sekarang. Metode ini perlu pula didukung oleh sarana
dan prasarasana yang memadai.
BAB III
PENUTUP
Paham kebangsaan berkembang dari waktu ke waktu, dan berbeda dalam satu
lingkungan masyarakat dengan lingkungan lainnya. Dalam sejarah bangsa-bangsa
terlihat betapa banyak paham yang melandaskan diri pada kebangsaan. Ada
pendekatan ras atau etnik seperti Nasional-sosialisme (Nazisme) di Jerman, atas
dasar agama seperti dipecahnya India dengan Pakistan, atas dasar ras dan agama
seperti Israel-Yahudi, dan konsep Melayu-Islam di Malaysia, atas dasar ideologi atau
atas dasar geografi atau paham geopolitik.
Akan tetapi pengertian atau istilah dari wawasan kebangsaan bila dilihat dari
bentukan katanya terdiri dari dua kata yaitu wawasan dan kebangsaan. Secara
etimologi istilah wawasan berarti hasil mewawas, tinjauan, pandangan dan dapat juga
berarti konsepsi cara pandang. Wawasan kebangsaan sangat identik dengan wawasan
nusantara yaitu cara pandang bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasional yang
mencakup perwujudan kepulauan nusantara sebagaikesatuan politik, sosial budaya,
ekonomi dan pertahanan keamanan, serta mengenai diri dan lingkungan berdasarkan
ide nasional yang dilandasi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, sebagai
aspirasi suatu bangsa yang merdeka,berdaulat, dan bermartabat serta dijiwai tata
hidup dan tindak kebijaksanaan dalam mencapai tujuan nasional sehingga
kesejahteraan dapat diwujudkan bagi bangsa Indonesia dan bisa ikut dalam setiap
kegiatan ketertiban dunia.
Revitalisasi pemahaman wawasan kebangsaan bukanlah suatu pekerjaan
mudah, akan tetapi membutuhkan kerja keras dan energi yang tidak sedikit supaya
mewujudkan hasil yang optimal. Karena keberhasilan yang diinginkan dipengaruhi
oleh banyak aspek kehidupan, misalnya penegakan HAM, proses demokrasi,
globalisasi, keamanan, kepentingan nasional, dan lain-lain.
Pemahaman wawasan kebangsaan yang benar merupakan syarat keharusan
untuk dapat mengelola perubahan agar mampu menghasilkan bangun bangsa dan
negara seperti yang kita cita-citakan bersama. Perubahan lingkungan internal dan
eksternal yang dihadapi suatu bangsa senantiasa memiliki aspek positif maupun
negatif. Ada pihak yang diuntungkan dan ada pihak yang dirugikan oleh adanya
Basari,
Hasan
dan
Dahm,
Bernhard.
1987. Sukarno
dan
Perjuangan
Ginandjar.
1994.
Pembangunan
Nasional
dan
Wawasan
dan
Sujatno, Adi.
2009. Kepemimpinan
Semesta Intermedia.
Rahmadhany, R. 2007. Wawasan Kebangsaan Perekat Persatuan Pemuda Kepri. Di situs
Gerbang Informasi Kota Batam. Selasa, 27 Pebruari 2007.