Anda di halaman 1dari 8

ANALISA DAMPAK PEMBANGUNAN PUSAT PERBELANJAAN MOG (MALL

OLYMPPIC GARDEN) TERHADAP LINGKUNGAN MENGGUNAKAN CITRA


GOOGLE EARTH

TUGAS INDIVIDU
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Geografi Lingkungan
yang dibina oleh Bapak Ardyanto Tanjung

oleh
Nila Puspita Sari
100721403468

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
April 2013
ANALISA DAMPAK PEMBANGUNAN PUSAT PERBELANJAAN MOG (MALL
OLYMPPIC GARDEN) TERHADAP LINGKUNGAN MENGGUNAKAN CITRA
GOOGLE EARTH
1. Deskripsi Wilayah
Kota Malang, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota Malang
terletak pada ketinggian antara 429 - 667 meter diatas permukaan air laut dan letak
geografisnya yakni berada pada 112,06 - 112,07 Bujur Timur dan 7,06 - 8,02 Lintang
Selatan. Kota ini berada di dataran tinggi yang cukup sejuk, terletak 90 km sebelah selatan
Kota Surabaya, dan wilayahnya dikelilingi oleh Kabupaten Malang. Malang merupakan kota
terbesar kedua di Jawa Timur, dan dikenal dengan julukan kota pelajar.
Banyak pusat perbelanjaan di Kota Malang yang menjadi ajang rekreasi, belanja,
ataupun sekedar jalan-jalan ataupun cuci mata dari kalangan anak muda sampai kalangan

orang tua. Salah satu pusat perbelanjaan yang ada di kota Malang yaitu Mall Olympic Garden
atau biasa kita sebut MOG. Mall Olympic Garden (atau disingkat MOG) awalnya didirikan
pada tahun 2007 oleh salah satu perusahaan yakni PT.
Mustika Taman Olympic di atas lahan ruang terbuka hijau
kawasan Stadion Gajayana seluas 8,408 hektar.
Pembangunan meliputi fasilitas olah raga lainnya seperti
kolam renang, lapangan tenis indoor dan outdoor, lapangan
sepak bola luar, mal, hotel bintang empat dan taman. Mall
Olympic Garden MOG merupakan mal termuda di Kota
Malang yang bersebelahan dengan Stadion Gajayana. Mall
Olympic Garden (MOG) merupakan salah satu pusat perbelanjaan, fashion, tempat hiburan,
sekaligus terkenal sebagai salah stau mall terbesar yang berlokasi di kawasan Kota Malang
tepatnya di Jalan Kawi No.24, Malang.

Gambar : Peta lokasi MOG (Mall Olympic Garden)

2. Perkembangan Daerah Pembangunan Dilihat Dari Citra Google Earth


Tahun 2003

Berdasarkan citra google earth di atas, dapat disimpulkan bahwasanya pada tahun 2003
daerah kawasan Stadion Gajayana masih merupakan wilayah yang dilindungi oleh
pemerintah Kota Malang sebagai kawasan ruang terbuka hijau dan belum ada pembangunan
tempat perbelanjaan Mall Olympic Garden (MOG).
Tahun 2004

Berdasarkan citra google earth di atas, dapat disimpulkan bahwasanya pada tahun 2004
daerah kawasan Stadion Gajayana masih sama dengan tahun 2003 yakni dimanfaatkan
sebagai kawasan ruang terbuka hijau dan belum ada pembangunan tempat perbelanjaan Mall
Olympic Garden (MOG). Daerah ruang terbuka hijau yang berada di kawasan tersebut
dilindungi oleh pemerintah dan dimanfaatkan sebagai daerah resapan air hujan yang
melindungi kualitas dan kuantitas air tanah di wilayah Kecamatan Klojen dan sekitarnya.
Tahun 2006

Selanjutnya untuk tahun 2006, berdasarkan citra google earth terlihat bahwasanya daerah
tersebut mulai difungsikan sebagai pusat perdagangan berdasarkan Evaluasi RTRW Kota
Malang tahun 2001 2010. Terlihat bahwa sudah ada rencana pembangunan dan sudah ada
perubahan dari tahun 2004 dengan tahun 2006, dan perubahan itu berupa pembabatan ruang
terbuka hijau yang akan dimanfaatkan sebagai tempat pembangunan pusat perbelanjaan
MOG (Mall Olympic Garden).
Tahun 2009

Selanjutnya untuk tahun 2009, Kebijakan Pemerintah Kota Malang yakni akan membangun
Mal Olympic Garden (MOG) tepat di Stadion Gajayana Malang dengan nilai proyek sebesar
Rp 250 miliar dengan investor PT Mustika Taman Olympic yakni meliputi pembangunan
stadion, mal, hotel, lapangan parkir dan sarana olahraga lainnya sudah dilaksanakan dan
sudah resmi dibuka di tahun 2008 oleh PT Mustika Taman Olympic. Hal ini menandakan
bahwa ketersediaan ruang terbuka hijau di Kota Malang sudah semakin berkurang yang
tentunya akan berakibat pada menurunnya ketersediaan air bersih di Kota Malang.

Tahun 2011

Selanjutnya untuk tahun 2011, terlihat bahwa terdapat penambahan gedung tepatnya di sisi
kanan dari Mall Olympic Garden yang menandakan semakin berkembangnya pusat
perbelanjaan ini.
Tahun 2012

Selanjutnya di tahun 2012, berdasarkan citra google earth terlihat bahwasanya pembangunan
pusat perbelanjaan MOG di Kota Malang semakin berkembang pesat sering dengan
bertambahnya jumlah penduduk di kota Malang yang membutuhkan tempat-tempat
perbelanjaan. Penambahan gedung maupun fasilitas yang ada di MOG yakni penambahan
tempat parkir dan berbagai fasilitas lain yang mendukung kenyamanan dalam berbelanja.
Banyaknya pengunjung yang sering datang ke MOG sejak peresmian pembukaanya,
membuat berbagai pihak sponsor melirik mall ini sebagai tempat pameran dan ajang
kompetisi yang selalu ditunggu oleh warga Malang dan sekitarnya. Memang, selain sebagai
pusat perbelanjaan, tempat makan dan tempat hiburan, MOG kerap kali menghadirkan

pameran maupun event-event di hall lantai dasar. Berbagai kegiatan seperti pameran tersebut
nyatanya semakin banyak mengundang Ngalamers untuk datang ke MOG.
Tahun 2013

Selanjutnya di tahun 2013, keberadaan MOG semakin didatangi oleh berbagai kalangan,
sehingga saat ini ketersediaan fasilitas maupun tempat hiburan yang mendukung juga
semakin lengkap.
3. Dampak Pembangunan MOG (Mall Olympic Garden) Terhadap Lingkungan
Pembangunan Mall Olympic Garden megakibatkan berbagai dampak yang beragam, baik
dampak positif maupun dampak negatif. Dampak negatif dari pembangunan MOG antara lain
berdampak kepada ketersediaan daerah resapan dan limpasan air dan terhadap ketersediaan
RTH (ruang terbuka hijau) di kota Malang. Di samping terdapat dampak negatif,
pembangunan pusat perbelanjaan Mall Olympic Garden ini juga terdapat dampak positif, slah
satunya adalah penambahan tenaga kerja, dan penambahan
a. Dampak pembangunan MOG terhadap resapan dan limpasan air
Kecamatan Klojen yang merupakan pusat Kota Malang memiliki kondisi resapan
paling kritis dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Kota Malang. Air hujan yang teresap
ke dalam tanah di Kecamatan Klojen hanya sebesar 1,61% dari curah hujan seluruhnya,
sedangkan 98,39% lainnya menjadi limpasan. Hal ini disebabkan sedikitnya luasan lahan
resapan dan luasnya penutupan permukaan tanah oleh lapisan kedap air. Luas area resapan
Kecamatan Klojen semakin berkurang dengan adanya pembangunan Mal Olympic Garden
(MOG) seluas 8,408 hektar. Dengan adanya MOG maka luasan permukaan tanah yang
tertutup lapisan tidak tembus air akan bertambah sehingga dapat menurunkan resapan air
hujan serta meningkatkan limpasan air permukaan yang melebihi daya tampung saluran
drainase utama dan memperparah permasalahan banjir di Kecamatan Klojen.
Pembangunan MOG mengharuskan perubahan fungsi guna lahan Kawasan Stadion
Gajayana sebagai ruang terbuka hijau menajadi lahan terbangun. Lahan ruang terbuka hijau

seluas 8,408 hektar berkurang menjadi 1,607 hektar karena tertutupi oleh berbagai fasilitas
olah raga, gedung, mall dan hotel serta bahan pengeras lainnya seperti aspal dan paving
block. Berkurangnya lahan yang mampu meresapkan air ini mengakibatkan semakin
parahnya kondisi lahan resapan Kecamatan Klojen yang kritis. Berkurangnya nilai resapan
berakibat pada penurunan kuantitas ketersediaan air tanah Kecamatan Klojen. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Chairul Maulidi, dkk bahwa Sebelum pembangunan MOG,
lokasi studi mampu meresapkan air ke dalam tanah sebesar 96.327,43 m3/tahun. Sedangkan
setelah adanya pembangunan MOG, lokasi studi hanya mampu meresapkan air kedalam
tanah sebesar 18.417,12 m3/tahun.
b. Dampak pembangunan MOG (Mall Olympic Garden) terhadap RTH di kota
malang
Wilayah Stadion Gajayana adalah wilayah ruang terbuka hijau (RTH) yang berfungsi
sebagai wilayah resapan air. Penetapan wilayah Stadion Gajayana sebagai RTH diatur dalam
Perda nomor 7 tahun 2001 Tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Malang Tahun
2001-2011 terutama pada pasal 20 ayat 5 poin d yaitu Untuk lapangan olah raga yang ada
sekarang sebisa mungkin dihindari untuk peralihan fungsi sebagai kawasan terbangun, dan
hanya difungsikan sebagai RTH baik untuk tempat olah raga, taman kota maupun sebagai
peresapan air. Hal ini didukung pula dengan penetapan wilayah stadion Gajayana sebagai
wilayah yang tidak terbangun dan tidak dapat dialihfungsikan.
Banyak dampak fisik maupun non-fisik yang dirasakan masyarakat terkait
pembangunan MOG ini. Dampak fisik yang yang terjadi adalah berkurangnya lahan resapan
air, mengacu pada Permendagri nomor 1 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Perkotaan adalah minimal 30% luas kawasan perkotaan. Sebelum dibangunnya
MOG, luas daerah resapan di sekitar Stadion Gajayana hingga Jalan Kawi adalah 8.408 Ha
dan setelah dibangun MOG luas lahan resapan berkurang menjadi 1.607 Ha.
Berkurangnya lahan resapan ini berdampak pada munculnya banjir di kawasan Jalan
Kawi, Jalan Tenes dan sekitar wilayah MOG. Banyak warga Malang yang mulai merasakan
bahwa banjir yang terjadi di kawasan tersebut lambat laun akan semakin meluas jika lahan
resapan air tidak memadai. Walaupun sudah dibuat besi pengaman yang membuka aliran air
menuju gorong-gorong, tetap saja banjir masih sering terjadi. Selain menyebabkan banjir,
dampak lain dari berkurangnya ruang terbuka hijau adalah kondisi Kota Malang yang
semakin panas. Pohon-pohon yang seharusnya ada di sekitar Stadion Gajayana ditebang dan
dialihfungsikan menjadi tempat parkir liar untuk tempat parkir kendaraan yang akan masuk
ke kawasan MOG.
Dampak pembangunan MOG secara non-fisik adalah munculnya masalah lalu lintas
yang sering terjadi di sepanjang Jalan Kawi. Kecelakaan banyak terjadi, kemacetan di pusatpusat kegiatan menjadi langganan sehari-hari. Warga sekitar Jalan Tenes juga harus memutar
jauh jika ingin masuk ke Jalan Tenes karena harus berputar jauh. Selain itu, tingkat
kecelakaan juga relatif sering terjadi karena kemacetan yang tidak teratasi. Hal ini disebabkan
karena pengguna kendaraan terutama kendaraan bermotor saling berebut jalan. Kemacetan di
depan MOG disebabkan karena banyak pengendara yang terhalang oleh kendaraan yang
keluar dan masuk ke area MOG.

c. Dampak Pembangunan MOG terhadap penyerapan tenaga kerja


Dampak positif dari pembangunan MOG adalah banyaknya penyerapan tenaga kerja
untuk membantu pengoperasian pusat perbelanjaan ini. Pembangunan MOG yang sudah
beroperasional sejauh ini juga berdampak pada meningkatnya pendapatan asli daerah (PAD)
dari kompensasi perjanjian antara pemkot dengan investor dan juga meningkatkan peluang
usaha baru bagi masyarakat yang membuka stan atau toko di dalam kompleks MOG. Di sisi
lain, pembangunan pusat perbelanjaan MOG akan berdampak pada persaingan perbelanjaan
modern yang akan menguntungkan konsumsi masyarakat. Dari aspek sosial ekonomi,
pembangunan MOG juga berdampak kepada kehidupan masyarakat. Masyarakat akan
cenderung konsumtif, hasrat masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisional pun semakin
berkurang, pendapatan masyarakat tradisional semakin berkurang, dan pelanggaran siswa
didik pun akan meningkat. Nurul pun menganalisis dari sisi positif yang akan terjadi.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Dampak Pembangunan MOG (Mall Olympic Garden) Terhadap RTH Di Kota
Malang, (Online), (http://publicpolicyfiaub.blogspot.com/2011/04/dampakpembangunan-mog-mall-olympic.html), diakses 23 April 2013.
Anonim. 2012. Mall Olympic Garden, (Online), (http://halomalang.com/petamalang/detail/mall-olympic-garden-mog), diakses 23 April 2013.
Amaah. 2011. Mall Olympic Garden, (Online), (http://www.malang-guidance.com/mallolympic-garden/), diakses 23 April 2013.
Maulidi, Chairul, dkk. 2012. Dampak Pembangunan Mal Olympic Garden Terhadap
Resapan Dan Limpasan, (Online),
(http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/01/dampak-pembangunan-mal-resapandan-limpasan-air.html), diakses 23 April 2013.
Prasetya. 2006. Dialog Publik: Malang Olympic Garden, (Online),
(http://prasetya.ub.ac.id/berita/Dialog-Publik-Malang-Olympic-Garden-9069-id.html),
diakses 23 April 2013.
Wikipedia. Kota Malang, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Malang), diakses 23
April 2013.

Anda mungkin juga menyukai