PENDAHULUAN
BAB II
ISI
2.1 Potensi dan Produksi
2.1.1 Rambutan
a. Potensi
Buah hasil panen diolah secara tradisional oleh masyarakat untuk dijadikan
makanan dan minuman, misalnya manisan, dodol, keripik, minuman kaleng dan sale.
Bahan makanan berupa buah ini sesauai hasil penelitian Puslitbang Gizi, Departemen
Kesehatan, bernilai gizi cukup baik, terutama kandungan vitaminnya. Berikut adalah
produk produk olahan dari buah rambutan:
Disentri
Kulit buah rambutan (10 buah) dicuci, lalu dippotong-potong seperlunya. Lalu
ditambahkan 3 gelas minum air bersih, selanjutnya rebus sampai airnya tersisa setengah.
2.
Setelah dingin, disaring dan diminum 2 kali sehari, masing-masing tiga perempat gelas.
Demam
Kulit rambutan yang telah dikeringkan (15 gr) dicuci. Kemudian ditambah 3 gelas air
bersih, lalu direbus sampai mendidih selama 15 menit. Setelah dingin, disaring dan diminum
3.
811.909 ton, dan 741.949 ton. Buah rambutan masih dijual untuk konsumsi segar dalam negeri.
Hanya sedikit yang diolah untuk minuman dalam kaleng (canning). Ekspor rambutan pada tahun
2003 mencapai 604.006 kg dengan nilai ekspor US$ 958.850.
Tanaman rambutan sebagai salah satu komoditi asli Indonesia mempunyai peluang yang
cukup besar untuk dikembangkan. Ini dapat dilihat dari ketersediaan lahan dengan agroklimat
yang sesuai yang sumber daya manusia yang cukup memadai untuk pengembangan agribisnis.
Peluang pasar untuk pasar domestic maupun pasar luar negeri. Potensi pasar domestik
berkembang, berkaitan dengan adanya peningkatan kebutuhan gizi dan pendapatan penduduk.
Disamping itu didukung juga oleh harga buah rambutan yang lebih murah dari buah lain dan
kemudahan untuk mendapatkan buah rambutan tersebut. Diantara komoditas buah-buahan
tersebut, rambutan merupakan salah satu yang memiliki prospek pengembangan cukup baik.
Dilihat dari potensi produksi rambutan Indonesia menduduki tempat kedua terbesar setelah
Thailand (Silitonga, 2000). Sebagai salah satu komoditi ekspor, ekspor komoditi rambutan pada
Dari segi konsumsi domestik, buah rambutan termasuk salah satu buah yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat dan dari segi ekspor, buah rambutan cenderung meningkat setiap
tahunnya. Walau tidak lepas dari persaingan Negaranegara pesaing seperti Malaysia, Thailand,
Philipina dan Australia, namun peluang untuk Negara ini masih terbuka lebar. Perkembangan
ekspor rambutan Indonesia periode tahun 1999-2007 dapat dilihat pada Tabel 1.
2.1.2 Mangga
a. Potensi
Potensi ekspor mangga Indonesia masih berpeluang besar. Direktorat Jenderal
Hortikultura Kementrian Pertanian RI mencatat ekspor buah mangga dari Indonesia lebih banyak
diserap pasar dari negara-negara di Timur Tengah seperti Arab Saudi. Peluang pasar lainnya yang
dapat diraih produsen mangga Indonesia antara lain Amerika, Kanada (4,2 %), Eropa (15%),
China (9%), Timur Tengah (14%), Jepang (3%), dan Singapura (5%). Untuk memanfaatkan
potensi ekspor tersebut perlu peningkatan produktivitas dengan kualitas mangga yang baik dan
memenuhi standar ekspor. Dari sisi pengolahan buah mangga tidak hanya dikonsumsi sebagai
buah segar, namun juga dapat dijadikam makanan olahan seperti asinan, kari, pure, selai, sari
buah, minuman ringan, tepung, keripik dan manisan. Pengembangan agribisnis buah mangga ini
merupakan salah satu komoditas buah yang potensial untuk pangsa pasar domestik dan ekspor.
b. Produksi
Produksi mangga di Indonesia sebagian besar masih untuk konsumsi buah segar dalam
negeri (domestik). Produsen mangga tersebar di negara ASEAN adalah Indonesia. Produksi
mangga di Indonesia pada tahun 2010, 2011, dan 2012 berturutturut adalah 1.287.287 ton,
2.131.139 ton, dan 2.362.046 ton. Produksi buah mangga terus meningkat dari tahun ke tahun.
Negara tujuan ekspor buah mangga segar dari Indonesia, yaitu Taiwan, Singapura, dan
Hongkong. Volume ekspor mangga ke luar negeri mencapai 1.626 ton. Produsen mangga
terbesar kedua di Indonesia adalah Jawa Barat. Produksi mangga Jawa Barat pada Tahun 2011
mencapai 357.188 Ton atau sekitar 16,8 % dari produksi mangga nasional. Produksi mangga
Jawa Barat mengalami peningkatan produksi dari tahun sebelumnya sebesar 220.083 Ton atau
sekitar 160,5 % (BPS Propinsi Jawa Barat, 2012). Adanya peningkatan produksi mangga Jawa
Barat tersebut dikarenakan oleh meningkatnya populasi pohon yang produktif dan meningkatkan
produktivitas mangga sebesar 91,87 Kg per pohon. Namun, pada Tahun 2010 terjadi penurunan
produksi sebesar 65,6 % dari tahun sebelumnya. Produksi mangga Jawa Barat pada Tahun 2009
sebesar 398.159 Ton dan terjadi penurunan produksi pada Tahun 2010 menjadi sebesar 137.104
Ton. Penurunan produksi tersebut dimungkinkan karena faktor cuaca dimana curah hujan pada
Tahun 2010 sangat tinggi.
2.1.3 Strawberry
a. Potensi
Permintaan komoditas stroberi cukup tinggi pada pasar tradisional, pasar modern, hotel
dan restoran. Komoditas ini banyak digunakan pada berbagai olahan kue, selai, salad, jus, serta
dinikmati secara langsung. Pulau Bali merupakan daerah sentra penghasil stroberi (Fragaria sp).
Hal ini dapat dilihat baik dari luas panen,produksi, dan produktivitas komoditas stroberi di Bali.
b. Produksi
Komoditas stroberi mengalami fluktuasi dengan produksi tertinggi pada tahun 2009
menunjukkan angka produksi sebesar 10.354 Kw. Komoditas stroberi terus meningkat pada tiga
tahun belakangan.
2.2 Teknologi dan Strategi Peningkatan Produksi
2.2.1 Rambutan
Adapun beberapa strategi peningkatan produksi buah rambutan yaitu dengan :
1. IPTEK : tersedia informasi mengenai sumber keragaman genetik, diketahui marka atau
penanda molekuler DNA yang mencirikan sifat penting ,terbentuk metode pengujian kebenaran
varietas dan terciptanya varietas-varietas baru yang sesuai dengan perkembangan pasar.
2. Sistim kelembagaan : terbentuk lembaga yang mampu mengintegrasikan pihak pihak yang
terlibat dalam agribisnis mangga.
3. Terintegrasinya proses produksi mangga mulai dari perakitan varietas baru, perbanyakan bibit,
produksi di lapang, penanganan pasca panen dan distribusi ke konsumen baik di dalam maupun
di luar negeri.
4. Pengelolaan kebun yang lebih mudah dan lebih baik dengan diketahuinya jenis batang
bawah untuk mendapatkan tanaman dwarf dan tahan terhadap berbagai
cekaman akibat
2.2.2 Mangga
Adapun beberapa strategi peningkatan produksi buah rambutan yaitu dengan :
1. IPTEK : tersedia informasi mengenai sumber keragaman genetik, diketahui marka atau
penanda molekuler DNA yang mencirikan sifat penting ,terbentuk metode pengujian kebenaran
varietas dan terciptanya varietas-varietas baru yang sesuai dengan perkembangan pasar.
2. Sistim kelembagaan : terbentuk lembaga yang mampu mengintegrasikan pihak pihak yang
terlibat dalam agribisnis mangga.
3. Terintegrasinya proses produksi mangga mulai dari perakitan varietas baru, perbanyakan
bibit, produksi di lapang, penanganan pasca panen dan distribusi ke konsumen baik di dalam
maupun di luar negeri.
4. Pengelolaan kebun yang lebih mudah dan lebih baik dengan diketahuinya jenis batang
bawah untuk mendapatkan tanaman dwarf dan tahan terhadap berbagai
cekaman akibat
2.2.3 Starwberry
Ada lima poin yang untuk meningkatkan produksi buah stroberi:
1. Rajin menyiram
2. Rajin memupuk
3. Rajin memberi hormon buah
4. Rajin memangkas sulur
5. Rajin membuang daun tua dan daun rusak
2.3 Teknologi Budidaya Tanaman
2.3.3 Rambutan
1. Pembibitan
1. Persyaratan Benih : Benih yg diambil biasanya dipilih dari benih-benih yg disukai oleh
masyarakat konsumen antara lain: Rambutan Rapiah, Rambutan Aceh, Lebak bulus,
Rambutan Cimacan, Rambutan, Rambutan Sinyonya.
2. Penyiapan Benih : Persiapan benih biji yg dipergunakan sebagai pohon pangkal setelah
buah dikupas & diambil bijinya dengan jalan fermentasi biasa (ditahan selama 1-2 hari)
sesudah itu di angin-anginkan selama 24 jam (sehari semalam) & biji siap disemaikan.
Disamping itu dapat pula direndamdengan larutan asam dengan perbandingan 1:2 dari air
& larutan asam yg terdiri dari asam chlorida (HCl) 25% atau Asam Sulfat (H2S04) BJ =
1.84, caranya direndam selama 15 menit kemudian dicuci dengan air tawar yg bersih
sebanyak 3 kali berulang dengan air yg mengalir selama 10 menit & dianginkan selama
24 jam. Untuk menghidari jamur biji dapat dibalur dengan larutan Dithane 45, Attracol
70 WP atau fungisida lainnya.
3. Teknik Penyemaian Benih : Teknik penyemaian benih dipilih lahan yg gembur & mudah
mendapat pengairan serta mudah dikeringkan disamping itu mudah diawasi seperti:
mencangkul tanah sedalam 20-30 cm sambil dibersihkan dari rumput-rumput, batu-batu
& sisa pepohonan & benda keras lainnya. Kemudian tanah dihaluskan sehingga menjadi
gembur & buatkan bedang-bedeng yg berukuran 1-1,5 m lebar & tinggi sekitar 30 cm,
panjang disesuaikan dengan luas pekarangan/persawahan. Tetapi idealnya panjang
bedengan sekitar 10 m, dengan keadaan arah membujur dari Utara ke Selatan, supaya
mendapatkan banyak sinar matahari walaupun setelah diberi atap pelindung, dengan jarak
antara bedeng 30 cm & untuk menambah kesuburan dapat diberi pupuk hijau,
kompos/pupuk kandang yg sudah matang & benih siap disemaikan. Selain dengan
melalui proses pengecambahan juga biji dapat langsung ditunggalkan pada bedengbedeng yg sudah disiapkan, untuk menyiapkan pohon pangkal lebih baik melalui proses
pengecambahan, biji-biji tersebut ditanam pada bedeng-bedeng yg berjarak 10 X 10 cm
setelah berkecambah & berumur 1-1,5 bulan & sudah tumbuh daun sekitar 2-3 helai
maka bibit dapat dipindahkan dari bedeng persemaian ke bedeng penanaman.
4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian : Setelah bibit berkecambang & telah berumur 11,5 bulan disiram pagi sore, setelah kecambah dipindah ke bedeng pembibitan
penyiraman cukup 1 kali tiap pagi hari sampai menjelang mata hari terbit, dengan
menggunakan "gembor" supaya merata & tidak merusak bedengan & diusahakan air
dapat menembus sedalam 3-4 cm dari permukaan. Kemudian dilakukan pendangiran
bedengan supaya tetap gembur & dilakukan setiap 2-3 minggu sekali, rumput yg tumbuh
disekitarnya supaya disiangi, hindarkan dari serangan hama & penyakit, sampai umur
kurang lebih 1 tahun persemaian yg dilakukan terhadap pohon baru setelah itu dapat
dilakukan pengokulasian yg ditentukan dengan sistem Fokkert yg sudah disempurnakan
yg sebelumnya daun-daun dirontokkan pada pohon induk yg telah dipilih mata kulitnya
& kemudian setelah disiapkan tempat untuk penempelan mata kulit tersebut sampai mata
kulit itu tumbuh tunas, setelah itu tunas asli pada pohon induk yg telah ditempel
dipangkas, kemudian rawat dengan penyiraman 2 kali sehari & mendangir serta
membersihkan rumput-rumput yg ada disiangi, kemudian dapat juga diberi pupuk urea 10
gram untuk tiap 1 m untuk 25 tanaman rambutan.
5. Pemindahan Bibit : Cara pemindahan bibit yg telah berkecambah atau di cangkok
maupun diokulasi dapat dengan mencungkil/membuka plastik yg melekat pada media
penanaman dengan cara hati-hati jangan sampai akar menjadi rusak & dilakukan
penyungkilan sekitar 5 cm & agar tumbuh akar lebih banyak maka dlm penanaman
kembali akar tunggangnya dapat dipotong sedikit untuk menjaga penguapan kemudian
lebar daun dipotong separuh serta keping yg menempel dibiarkan sebab berfungsi sebagai
cadangan makanan sebelum dapat menerima makanan dari tanah yg baru. & ditanam
pada bedeng pembibitan dengan jarak 30-40 cm & ditutupi dengan atap yg dipasang
miring lebih tinggi di Timur dengan harapan dapat lebih banyak kena sinar mata hari
pagi.
2. Pengolahan Media Tanam
1. Persiapan : Pilihlah tanah yg subur, hindari daerah yg berkondisi tanahnya terlampau liat
& tidak memiliki sirkulasi yg baik, meskipun pada daerah perbukitan tetapi tanahnya
subur dengan cara membuat sengkedan (teras) pada bagian yg curam, kemudian untuk
menggemburkan tanah perlu dibajak atau cukup dicangkul dengan kedalaman sekitar 30
cm secara merata.
2. Pembukaan Lahan. Tanah yg akan dipergunakan untuk kebun rambutan dikerjakan semua
secara bersama, tanaman pengganggu seperti semak-semak & rerumputan dibuang &
benda-benda keras disingkirkan kemudian tanah dibajak/dicangkul. Bila bibit berasal dari
cangkokan pengolahan tanah tidak perlu terlalu dlm tetapi kalau dari hasil okulasi perlu
pengolahan yg cukup dalam. Kemudian dibuatkan saluran air selebar 1 meter & kedalam
disesuaikan dengan kedalaman air tanah, guna mengatasi sistem pembuangan air yg
kurang lancar. Tanah yg kurus & kurang humus atau tanah cukup liat diberikan pupuk
hijau yg dibuat dengan cara mengubur ranting-ranting & dedaunan & kondisi ini
dibiarkan selama kurang lebih 1 tahun sebelumnya.
3. Pembentukan Bedengan. : Setelah tanah keadaan gembur & buatkan bedeng-bedengan yg
berukuran 8 m lebar & tinggi sekitar 30 cm dengan perataan dasar atasnya guna
menopang
bibit
yg
akan
ditanam,
panjang
disesuaikan
dengan
luas
(pengolahan
tanah),
penanaman,
pemeliharaan
tanaman
(penyiangan,
Siapkan kotak persemaian ukuran 100 x 50 x 20 cm3 dengan media tanah kebun
dan pupuk kandang (1:1), biji ditanam pada jarak 10-20 cm.
Dapat pula mangga disemai dikebun dengan jarak tanam 30 x 40 atau 40 x 40
abnormal dibuang.
Pindah tanam ke kebun dilakukan jika bibit telah berumur 6 bulan.
Perbanyakan dengan Okulasi
Perbanyakan terbaik adalah dengan okulasi (penempelan tunas dari batang atas
2.
yang buahnya berkualitas ke batang bawah yang struktur akar dan tanamannya
kuat).
Batang bawah untuk okulasi dalam bibit di persemaian yang sudah berumur 9-
12 bulan.
Setelah penempelan, stump (tanaman hasil okulasi) dipindahkan ke kebun pada
berumur 1 tahun.
Panjang sayatan cangkok adalah 5 cm.
Setelah sayatan diberi tanah dan pupuk kandang (1:1), lalu dibungkus dengan
diagonal.
beberapa hari.
Masukkan tanah galian bagian atas, diikuti tanah galian bagian bawah.
Pembuatan lubang tanam dilakukan pada musim kemarau.
2. Cara Penanaman
Lubang tanam yang telah ditimbun digali kembali dengan ukuran panjang dan
lebar 60 cm pada kedalaman 30 cm, taburi lubang dengan furadan 10-25 gram.
Polybag bibit digunting sampai ke bawah, masukkan bibit beserta tanahnya dan
Pupuk kandang yang dipakai adalah pupuk yang sudah tercampur dengan tanah.
Pemberian pupuk dilakukan di dalam parit keliling pohon sedalam setengah mata
cangkul (5cm).
Pupuk anorganik
Umur tanaman 1 - 2 bulan : NPK (10-10-20) 100 gram/tanaman.
Umur tanaman 1,5 - 2 tahun : NPK (10-10-20) 1.000 kg/tanaman.
Tanaman sebelum berbunga : ZA 1.750 gram/tanaman, KCl 1.080gram/tanaman.
Tanaman waktu berbunga : ZA 1.380 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 970 gram/
Stroberi menghendaki tanah gembur dengan porositas dan drainase baik. Karena itu sangat cocok
pada tanah yang kaya bahan organik dan mengandung pasir. Derajad kemasaman tanah atau pH
tanah yang ideal adalah 5,6-6,5. Sinar matahari dan panjang hari. Stroberi menyukai sinar
matahari penuh dengan lama penyinaran antara 8 10 jam/hari.
B. Pengolahan Tanah
3.
Sebelum ditanami, gulma atau tumbuhan liar harus dibersihkan dengan dicangkul, dicabut
hingga akarnya, kemudian dikumpulkan di satu tempat. Hindari penggunaan herbisida agar
organisme dalam tanah lestari dan kesuburan tanah terjaga. Pencangkulan tanah dilakukan
sedalam 30-40 cm, selain untuk membersihkan gulma juga untuk menggemburkan tanah lapisan
atas.
4. Aplikasi kapur dan pupuk kandang
Setelah tanah gembur dan diratakan, sebarkan 20 40 ton/ha pupuk kandang sekitar 20 ton/ha
dengan 2 ton/ha kapur pertanian (dolomit), kemudian dicampur dengan tanah lapisan atas hinga
rata.
5.
Buatlah bedengan dengan lebar 1 00 cm, tinggi 40 cm, dan jarak antar bedengan = 50 cm,
dengan panjang bergantung pada ukuran lahan. Pasanglah mulsa plastik hitam perak, dan buatlah
lubang pada mulsa sebagai lubang tanam dengan jarak 40 x 30 atau 50 x 50 atau 50 x 40 cm.
Biarkan bedengan tertutup mulsa sekitar 1 bulan sebelum tanam agar terjadi reaksi sempurna
antar tanah, pupuk kandang dan kapur
C. Penyiapan Benih
Benih stroberi bisa diperoleh dengan cara membeli di Balitjestro (hasil kultur jaringan),
penangkar di daerah sentra produksi stroberi atau membuat sendiri. Petani stroberi bisa membuat
benih sendiri dengan stolon maupun anakan. Induk yang digunakan untuk perbanyakan benih
sebaiknya disiapkan tersendiri, bukan diambil dari tanaman untuk produksi. Induk tanaman
harus sehat, unggul, produksi dan mutu buah baik, beruumur 6-10 bulan.
Benih dari anakan : rumpun tanaman induk dipisahkan menjadi beberapa bagian (1 benih, 1
anakan), lalu ditanam dalam polibag (18 x 15 cm) yang diisi media campuran tanah lapisan atas :
sekam (pasir) : pupuk kandang/kompos halis = 1 : 1 : 1. Satu bulan berikutnya, benih siap
ditanam.
Benih dari stolon : Stolon yang telah memiliki 2 daun dan akar (calon akar) dipotong, akar/calon
akar dibungkus mos (akar tanaman hutan), lalu ditanam dalam polibag atau nampan tempat
perbenihan. Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah lapisan atas : sekam (pasir) :
pupuk kandang/kompos halis = 1 : 1 : 1. Agar tanaman cepat tumbuh, tempat perbenihan perlu
diberi kerudung plastik dan dijaga agar tanah selalu lembab dengan menyiram yang teratur.
Varietas di Balitjestro : Dorit, Lokal Berastagi, Sweet Charlie, Erlybright, Rosa Linda, Chandler,
California, Holibert, Aerut, Festival
D. Penanaman
a) Gali tanah yang berada di lubang mulsa sedalam 10-15 cm atau disesuaikan dengan
perakaran benih stroberi.
b) Keluarkan benih bersama tanahnya dari polibag secara hati-hati.
c) Tanaman benih satu tanaman/lubang, timbun dengan tanah dan jangan sampai titik
tumbuhnya tertimbun.
d) Lakukan penyiraman secukupnya.
buahnya relatif kecil, sekitar 18-20 gram. Rasanya manis dan kenyal dengan
aromanya yang tidak tajam.
b. Rambutan Lebak
Varietas rambutan Lebak yang berasal dari Lebak Bulus, Pasar Minggu, Jakarta
Selatan. Pada tahun 1985, rambutan ini dilepas sebagai varietas unggul oleh
Menteri Pertanian. Buahnya berbentuk bulat dan berwarna merah. Rambut
buahnya panjang, halus, agak jarang, dan berwarna merah dengan ujung
kekuningan. Daging buahnya berwarna putih, kenyal, berair banyak, dan ngelotok
dengan kulit biji melekat. Rasanya manis agak asam sehingga terasa segar.
Bijinya berukuran sedang dan berbentuk lonjong. Produksi pohon pertahun cukup
tinggi yaitu sekitar 50-100 kg.
c. Rambutan Binjai
Rambutan varietas Binjai berasal dari daerah Binjai Sumatera Utara. Rambutan
ini termasuk varietas terbaik di Indonesia. Rasanya manis, berair, sehingga terasa
segar dimakan. Buahnya berwarna merah tua, bentuknya bulat agak lonjong, kulit
buahnya tebal dan agak keras, rambut buahnya panjang, jarang-jarang, dan kasar.
Daging buahnya berwarna putih, kenyal, dan ngelotok dengan kulit biji melekat.
Bijinya bulat dan berukuran sedang.
d. Rambutan Antalagi
Rambutan Antalagi , buahnya berbentuk bulat panjang, agak pipih, dan
rambutnya agak pendek. Warna kulit buahnya kuning kehijauan, sedangkan
rambutnya berwarna hijau kekuningan dengan ujung merah. Daging buah
berwarna putih, ngelotok dengan kulit biji melekat, dan kering. Rasanya manis
dan aromanya agak harum.
Rambutan yang sudah diresmikan sebagai varietas unggul oleh Menteri
Pertanian ini berasal dari daerah Sungai Andai, Kalimantan Selatan. Salah satu
keunggulan Rambutan ini adalah produktivitas yang tinggi. Tanaman ini tumbuh
dan berbuah dengan baik di dataran rendah hingga ketinggian 500 mdpl dengan
tipe iklim basah yang memiliki curah hujan 1.500-3.000 mm/tahun dan memiliki
suhu 22-35 C.
Meskipun cocok dengan iklim yang basah, namun untuk merangsang
pembungaan diperlukan masa musim kemarau antara 3-4 bulan. Tanah yang
gembur dan subur lebih disenangi oleh tanaman ini, sehingga Rambutan antalagi
relatif tahan pada lahan gambut yang masam dan tanah latosol cokelat dengan pH
tanah 4-6,5.
e. Rambutan Zaenal
Saat ini luasa kebun Rambutan Zainal bertempat di desa Mahang Sungai Hanyar
Kecamatan Pandawan yang dikelolanya sejak tahun 1986 sekitar 60 borongan
yang mayoritas ditanami pohon rambutan yang aktif berproduksi disamping
memelihara pohon baru juga masih ada dipelihara memelihara empat pohon
indukan asli Rambutan Zainal yang buahnya besar hampir seukuran genggam
tangan ini. Buah Rambutan Zainal ukurannya lebih besar dari rambutan garuda,
isinya tebal dan isi tidak melekat dengan bigi serta sangat renyah di lidah, bulu
lebih panjang dan merah tua, kelopak isi lebih tebal dari rambutan garuda serta
kulit dan isi tidak melekat sehingga cocok dikonsumsi setiap orang dan tidak
merusak alat pencernaan. Varietas Rambutan Zainal telah dinyatakan sebagai
buah rambutan unggulan nasional yang diberi nama Rambutan Zainal,
penetapannya sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian RI Bungaran Saragih
Nomor 406/Kpts/PD.210/9/2003, tanggal 15 September 2003. Penetapan ini
sebelumnya telah dilakukan penelitian oleh 10 orang peneliti dari Balai
Cukurgondang,
Kecamatan
Grati,
Kabupaten
Pasuruan.
Garifta adalah hasil perkawinan mangga-mangga lokal kualitas terbaik. Dari perkawinan
inilah akan menghasilkan mangga garifta dengan rasa manis dan warna yang indah.
Garifta adalah kependekan dari; Ga berarti Mangga, Rif berarti Research Institute for
Fruit, dan Ta hanya penambahan untuk mempercantik pengucapan.
Garifta Merah
mangga jenis ini memiliki produktivitas tinggi. Setiap pohon bisa menghasilkan 135
kilogram (kg) buah dalam setahun.
Grafita Gading
buahnya
terkena
cahaya
matahari.
Tekstur dagingnya agak lunak berserat kasar, rasanya manis, aromanya harum kuat.
Jumlah buahnya antara 1-4 buah dalam satu tandan. Waktu berbunga biasanya terjadi
pada bulan Juli-Agustus. Sedangkan waktu panen terjadi antara November-Desember.
2.4.3 Strawberry
1. Sweet Charlie (Amerika Serikat)
Varietas stroberi ini ditanam secara luas di dunia karena cepat berubah, berbuah besar dengan
warna jingga sampai merah, memiliki aroma yang tergolong kuat, sangat produktif dan tahan
terhadap serangan Colletotrichum.
2. Oso Grande (California)
Varietas stroberi ini secara digunakan secara luas di dunia. Ukuran buah sangat besar, buahnya
padat, pada bagian tengahnya bertekstur seperti busa, dan menghasilkan panen yang tinggi.
3. Tristar (Amerika Barat)
Varietas stroberi ini memerlukan panjang hari netral. Ukuran buah ini antara medium hingga
kecil, buah cocok untuk pengolahan makanan, dan tahan terhadap serangan penyakit red
stele dan embun tepung.
buah berakhir dengan harapan muncul tajuk-tajuk baru sebagai tempat munculnya
bunga baru pada musim berikutnya & hasil berikutnya dapat meningkat.
c. Pemupukan : Untuk menjaga agar kesuburan lahan tanaman rambutan tetap stabil
perlu diberikan pupuk secara berkala dengan aturan:
Pada tahun ke 2 setelah penanaman bibit diberikan pada setiap pohon dengan
campuran 30 kg pupuk kandang, 50 kg TSP, 100 gram Urea & 20 germ ZK
dengan cara ditaburkan disekeliling pohon/dengan jalan menggali disekeliling
pohon sedalam 30 cm selebar antara 40-50 cm, kemudian masukkan campuran
tersebut & tutup kembali dengan tanah galian sebelumnya.
Tahun berikutnya perlu dosis pemupukan perlu ditambah dengan komposisi 50 kg
pupuk kandang, 60 kg TSP, 150 gr Urea & 250 gr ZK dengan cara pemupukan yg
sama, apabila menggunakan pupuk NPK maka perbandingannya 15:15:15 dengan
ukuran diantara 75-125 kg untuk setiap ha, & bila ditabur dlm musim hujan &
dengan komposisi 250-350 kg apabila dilakukan saat awal musim penghujan
d. Pengairan & Penyiraman : Selama dua minggu pertama setelah bibit yg berasal
dari cangkokan/okulasi ditanam, penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari,
pagi & sore. & minggu-minggu berikutnya penyiraman dapat dikurangi menjadi
satu kali sehari. Apabila tanaman rambutan telah tumbuh benar-benar kuat
frekuensi penyiraman bisa dikurangi lagi yg dapat dilakukan saat-saat diperlukan
saja. & bila turunterlalu lebat diusahakan agar sekeliling tanaman tidak tegenang
air dengan cara membuat lubang saluran untuk mengalirkan air.
e. Waktu Penyemprotan Pestisida : Guna mencegah kemungkinan tumbuhnya
penyakit/hama karena kondisi cuaca/hewan-hewan perusak maka perlu dilakukan
penyemprotan pestisida umumnyadilakukan antara 15-20 hari sebelum panen &
juga apabila kelembaban udara terlalu tinggi akan tumbuh cendawan, apabila
musim penghujan mulai tiba perlu disemprot fungisida beberapa kali selama
musim hujan pestisida & insektisida
2.5.2 Mangga
1. Penyiangan
Penyiangan tidak dapat dilakukan sembarangan, rumput/ gulma yang telah dicabut dapat
dibenamkan atau dibuang ke tempat lain agar tidak tumbuh lagi. Penyiangan juga biasa
dilakukan pada waktu penggemburan dan pemupukan.
2. Penggemburan/ Pembubunan
Tanah yang padat dan tidak ditumbuhi rumput di sekitar pangkal batang perlu
digemburkan, biasanya pada awal musim hujan. Penggemburan tanah di kebun mangga
cangkokan jangan dilakukan terlalu dalam.
3. Perempelan/ Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk kanopi yang baik dan meningkatkan produksi. Ketika
tanaman telah mulai bertunas perlu dilakukan pemangkasan tunas agar dalam satu cabang hanya
terdapat 3 4 tunas saja. Tunas yang dipilih jangan terletak sama tinggi dan berada pada sisi
yang berbeda. Tunas dipelihara selama kurang lebih 1 tahun saat tunas-tunas baru tumbuh
kembali. Pada saat ini dilakukan pemangkasan kedua dengan meninggalkan 2-3 tunas.
Pemangkasan ketiga, 1 tahun kemudian, dilakukan dengan cara yang sama dengan pemangkasan
ke-2.
4. Perlindungan dari Hama dan Penyakit
Perlindungan hasil produksi mangga dari hama dan penyakit dapat dilakukan dengan cara
mekanik, fisik, biologi, dan kimiawi.
Cara mekanik yaitu dengan membasmi hama dan penyakit secara langsung menggunakan
anggota badan maupun alat lainnya. Cara fisik yaitu memanipulasi lingkungan supaya kondisi
fisiknya tidak menguntungkan untuk hama dan penyakit pada buah mangga. Cara Biologi yaitu
dengan memanfaatkan musuh alami dari hama dan penyakit mangga. Cara terakhir yang
ditempuh yaitu menggunakan bahan kimia yang berfungsi untuk membasmi hama dan penyakit
pada mangga.
2.5.3 Strawberry
A. Pemasangan Pelindung Hujan
Tanaman stroberi sangat tidak tahan dengan curah hujan yang berlebihan. Karena itu, setelah
tanam segera pasang atap pelindung tanaman menggunakan plastik putih yang tembus cahaya.
Pelindung plastik dipasang pada kerangka yang berbentuk setengah lingkaran, dibuat dari bambu
yang dilengkung antara sisi bedengan. Pada pagi hari apabila cuaca baik, plastik pelindung perlu
dibuka, kemudian sore hari ditutup kembali untuk melindungi tanaman dari hujan pada malam
hari.
B. Pengairan
Stroberi termasuk kurang tahan terhadap perubahan kadar air tanah yang ekstrim. Karena itu,
lakukan pengairan secara teratur, 2 3 kali dalam seminggu kecuali pada musim hujan. Volume
siraman untuk setiap tanaman kurang lebih 150 250 cc bergantung pada fisik tanah, kelembaban
udara dan temperatur.
Pada masa pembungaan dan awal pembentukan buah, sebaiknya pemberian air dikurangi untuk
mendorong pertumbuhan generatif sehingga buah yang terbentuk dapat berhasil dengan baik.
C. Pemupukan
Pemupukan tanaman stroberi dalam bentuk larutan, hasilnya lebih baik dan penggunaan pupuk
lebih efisien dibandingkan dalam bentuk padatan
Strategi pemeliharaan
Pemangkasan Daun
Pangkas daun yang terseang penyakit, daun tua, dan daun yang terlalu rimbun agar tanaman
efisien melakukan fotosintesis dan penyakit tidak menular sehingga produksi dan mutu uahnya
prima. Pemangkasan daun tua juga akan mendorong tumbuhnya daun baru.
E. Pemangkasan Stolon
Pangkas/kurangi jumlah stolon yang terlalu banyak agar hasil fotosintesis lebih difokuskan untuk
menghasilkan buah, bukan untuk pertumbuhan stolon.
F. Penjarangan Bunga/buah
Buanglah bunga pertama dan buah stadium pentil yang jumlahnya terlalu banyak. Waktu
penjarangan buah adalah saat buah berukuran sebesar kelerang (umur 3 4 hari sejak berbunga).
G. Penyiangan Gulma
Perakaran stroberi relatif dangkal sehingga adanya gulma menyebabkan persaingan nutrisi dalam
tanah. Karena itu, gulma harus selalu dibersihkan secara mekanis dengan dicabut.
Itulah bebarapa tahapan dalam budidaya stroberi di lahan. Dengan teknologi yang tepat
diharapkan produksi akan meningkat sehingga stroberi dapat dikembangkan lebih luas lagi.
2.6 Panen dan Pascapanen
2.6.1 Rambutan
a. Panen
Ciri & Umur Panen
Buah rambutan yang telah matang dengan ciri-ciri melihat warna yg disesuikan dengan jenis
rambutan yang ada juga dengan mencium baunya serta yang terakhir dengan merasakan
rambutan yang sudah masak dibandingkan dengan rambutan yang belum masak, dapat dipastikan
bahwa pemanenan dilakukan sekitar bulan Nopember sampai Februari, juga dapat dipengaruhi
musim kemarau atau musim penghujan.
Cara Panen
Cara pemanenan yg terbaik adalah dipetik beserta tungkalnya yg sudah matang (hanya yg sudah
masak) sekaligus melakukan pemangkasan pohon agar tidak menjadi rusak. Pemangkasan
dilakukan sekaligus panen agar dapat bertunas kembali cepat berbuah apabila pemetikan tidak
terjangkau dapat dilakukan dengan menggunakan galah untuk mengkait tangkai buah rambutan
secara benar.
Periode Panen
Periode pemanenan buah rambutan dilakukan pada sekitar bulan Nopember sampai dengan
Februari (masa musim penghujan). Dengan dicari buah yg masak & yg belum masak supaya
ditinggal dulu & kemudian dipanen kembali
Prakiraan Produksi
Apabila penanganan & pemeliharaan semenjak pembibitan hingga panen dilakukan secara baik
& benar serta memenuhi aturan yg ada maka dapat diperkirakan mendapatkan hasil yg maksimal.
Setiap pohonnya dapat mencapai hasil minimal 0,10 kuintal, & maksimal dapan mencapai 1,75
kuintal setiap pohonnya.
b. Pascapanen
a) Pengumpulan : Setelah dilakukan pemanenan yg benar buah rambutan harus diikat secara
baik, biasanya dikumpulkan tidak jauh dari lokasi pohon sehingga selesai pemanenan secara
keseluruhan.
b) Penyortiran & Penggolongan : Tujuan penyortiran buah rambutan yg bagus agar harga
jualnya tinggi, biasanya dipilih berdasarkan ukuran & mutunya, buah yg kecil tetapi baik
mutunya dapat dicampur dengan buah yg besar dengan sama mutunya, yg biasanya dijual
dlm bentuk ikatan & perlu diingat bahwa dlm 1 ikatan diusahakan sama besar & sama baik
mutunya. & dilakukan sesuai dengan jenis rambutan, jangan dicampur adukkan dengan jenis
yg lain.
c) Penyimpanan : Penyimpanan yg terbaik untuk mengawetkan buah rambutan biasanya
dilakukan dengan jalan dibuat asinan/manisan & dimasukkan dlm kaleng/botol atau dapat
juga dengan menggunakan kantong plastik. Hal ini dapat menjaga kesterlilan & ketahanan
serta lama penyimpanannya.
d) Pengemasan & Pengangkutan : Hasil jual dapat tinggi tidak tergantung dari rasanya
saja,tetapi pada kenampakandan cara pengikatannya,apabilaakan dijual tidak jauh dari lokasi
maka cukup diikat & kemudian di angkut dengan kendaraan/dimasukkan dlm karung. Untuk
pengiriman dengan jarak yg agak jauh (antar pulau) yg membutuhkan waktu hingga 2-3 hari
lamanya perjalanan rambutan. Caranya di pak dengan menggunakan peti sebelum dipilih &
di pak sebaiknya dicuci terlebih dahulu dengan air sabun & dibilas kemudian dikeringkan,
setelah dipisah dari tangkainya, apabila ada yg terkena jamur sebaiknya direndam dulu
dengan larutan soda 1,5% selama 3-5 menit kemudian disikat dengan sikat yg lunak. Setelah
itu disusun berderet berbentuk sudut terhadap sisi peti, yg sebelumnya dialasi dengan lumut/
sabut kelapa, setelah itu dilapisi dengan kertas minyak. Setelah penuh lapisan atas dilapisi
lagi dengan kertas minyak & dengan sabut kelapa yg terakhir ditutup dengan papan,
sebaiknya kedua sisi panjang dibentuk agak gembung, biasanya penempatan peti bagian yg
pendek ditempatkan dibawah didalam perjalanan.
2.5.2 Mangga
a. Panen
Tanda buah sudah dapat dipanen adalah adanya buah yang jatuh karena matang sedikitnya
1buah/pohon, warna buah arumanis/manalagi berubah menjadi hijau tua kebiruan, warna buah
mangga golek/gedok berubah menjadi kuning/merah Buah yang dipetik harus masih keras.
Sebelum dilakukan pemanenan, lakukan sampling agar dapat diketahui tingkat ketuaan buah.
Selain tingkat ketuaan, mutu buah mangga dipengaruhi pula oleh cara panennya. Buah mangga
bisa dipanen pada tingkat kemasakan 80 85 %.
Cara Panen
memar.
Buah dipetik di sore hari dengan menggunakan pisau tajam atau dengan galah yang
buah.
Selain tingkat ketuaan, mutu buah mangga dipengaruhi pula oleh cara panennya.
Penanganan yang asal-asalan akan menyebabkan kulit buah menjadi luka sehingga
menurunkan kualitasnya.
Mutu buah mangga yang baik, tidak hanya dibutuhkan pasar luar negeri, juga
afkiran.
b. Pascapanen
Setelah di panen, lakukan penanganan pasca panen dengan baik, agar daya simpan dan
mutu buah lebih baik. Berdasarkan standar prosedur operasionalnya (SOP), kegiatan-kegiatan
penanganan pasca panen mangga yaitu pengumpulan, pengangkutan, sortasi, dan pengkelasan
(grade), pencucian, pencegahan penyakit, penyimpanan dan pengemasan, pemasaran, serta
pengangkutan dan ketepatan pengantaran/distribusi.
2.5.3 Strawberry
a. Panen
Ada teknik khusus pemanenan stroberri agar tanaman dan buah tidak rusak. Caranya,
buah di petik bersama tangkai buah dan kelopaknya dengan tangan secara hati-hati atau dengan
gunting. Buah yang dipetik sebaiknya sudah tua. Buah muda yang warnanya masih hijau
keputih-putihan dan besar jangan dipetik. Hal ini dikarenakan rasanya asam, walaupun setelah
diperam warnanya bisa menjadi merah. Strawberry mudah rusak setelah di panen. Bila terkena
gesekan sedikit atau ada bekas kuku dikulit, buah menjadi bonyok. Untuk mengatasi kerusakan
buah, hasil panen ditampung dalam tray plastik.
b. Pasca Panen
Pasca panen adalah suatu proses perlakuan pada buah-buahan setelah proses pemanenan.
Dengan tujuan agar dapat mempertahankan mutu dari buah tersebut, sehingga dapat menambah
pengahasilan dari petani itu sendiri.
Adapun tahapan-tahapan Pasca panen yaitu :
a.
Pengumpulan
b.
c.
BAB III
PENUTUP