Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara agraris yang ditandai dengan banyaknya jenis tanaman yang
dapat tumbuh subur. Salah satu jenis tanaman yang tumbuh subur seperti tanaman pangan utama
atau tanaman pokok. Disetiap daerah memiliki bahan makanan pokok yang berbeda seperti padi
dan jagung. Saat ini masyarakat Indonesia juga mengonsumsi roti yang berbahan dasar gandum,
sehingga gandum juga dapat dikatan sebagai bahan makanan pokok.
Dengan bahan makanan pokok yang berbeda-beda tentunya memiliki perbedaan juga
pada potensi dan produksi, teknologi dan strategi peningkatan produksi, teknologi budidaya
tanaman, penggunaan varietas unggul, strategi pemeliharaan serta panen dan pascapanennya.
Oleh sebab itu makalah teknologi produksi tanaman serealia ini kami susun.
1.2 Tujuan
Untuk mengetauhi potensi dan produksi, teknologi dan strategi peningkatan produksi,
teknologi budidaya tanaman, penggunaan varietas unggul, strategi pemeliharaan serta panen dan
pascapanen pada tanaman rambutan, mangga dan strawberry.
1.3 Manfaat
Untuk dapat memahami potensi dan produksi teknologi dan strategi peningkatan
produksi, teknologi budidaya tanaman, penggunaan varietas unggul, strategi pemeliharaan serta
panen dan pascapanen pada tanaman rambutan, mangga, dan strawberry. Tidak hanya memahami
tetapi mampu mengaplikasikannya.

BAB II
ISI
2.1 Potensi dan Produksi
2.1.1 Rambutan
a. Potensi
Buah hasil panen diolah secara tradisional oleh masyarakat untuk dijadikan
makanan dan minuman, misalnya manisan, dodol, keripik, minuman kaleng dan sale.
Bahan makanan berupa buah ini sesauai hasil penelitian Puslitbang Gizi, Departemen
Kesehatan, bernilai gizi cukup baik, terutama kandungan vitaminnya. Berikut adalah
produk produk olahan dari buah rambutan:

Gambar 1. Keripik Rambutan

Gambar 3. Dodol Rambutan

Gambar 2. Manisan Rambutan

Gambar 4. Sirup Rambutan

Selain sebagai makanan, rambutan juga berpotensi sebagai obat.


Beragam senyawa kimia yang terdapat dalam buah rambutan terbukti berkhasiat dalam
membantu mengobati berbagai penyakit seperti :
1.

Disentri

Kulit buah rambutan (10 buah) dicuci, lalu dippotong-potong seperlunya. Lalu
ditambahkan 3 gelas minum air bersih, selanjutnya rebus sampai airnya tersisa setengah.
2.

Setelah dingin, disaring dan diminum 2 kali sehari, masing-masing tiga perempat gelas.
Demam
Kulit rambutan yang telah dikeringkan (15 gr) dicuci. Kemudian ditambah 3 gelas air
bersih, lalu direbus sampai mendidih selama 15 menit. Setelah dingin, disaring dan diminum

3.

3 kali sehari, masing-masing sepertiga bagian.


Perawatan rambut
Daun rambutan secukupnya dicuci , lalu ditumbuk sampai halus. Sedikit air
ditambahkan, sambil diaduk rata sampai menjadi adonan seperti bubur. Lalu, diperas dan
didisaring dengan sepotong kain. Air yang terkumpul digunakan untuk membasahi kulit

kepala. Hal ini dilakukan setiap hari sampai terlihat hasilnya.


4.
Kencing manis
Biji rambutan (5 biji) digoreng sangran (sangria), lalu digiling sampai menjadi serbuk.
Kemudian, diseduh dengan satu cangkir air panas. Setelah dingin airnya diminum sekaligus.
5.

Lakukan 1-2 kali sehari.


Sariawan
Kulit kayu rambutan (3 ruas jari) dicuci, lalu direbus dengan 2 gelas air bersih sampai
tersisa satu gelas. Kemudian dipakai untuk berkumur selagi hangat.
b. Produksi
Produksi buah rambutan tahun 2010, 2011, dan 2012 berturut-turut adalah 522.852 ton,

811.909 ton, dan 741.949 ton. Buah rambutan masih dijual untuk konsumsi segar dalam negeri.
Hanya sedikit yang diolah untuk minuman dalam kaleng (canning). Ekspor rambutan pada tahun
2003 mencapai 604.006 kg dengan nilai ekspor US$ 958.850.
Tanaman rambutan sebagai salah satu komoditi asli Indonesia mempunyai peluang yang
cukup besar untuk dikembangkan. Ini dapat dilihat dari ketersediaan lahan dengan agroklimat
yang sesuai yang sumber daya manusia yang cukup memadai untuk pengembangan agribisnis.
Peluang pasar untuk pasar domestic maupun pasar luar negeri. Potensi pasar domestik
berkembang, berkaitan dengan adanya peningkatan kebutuhan gizi dan pendapatan penduduk.
Disamping itu didukung juga oleh harga buah rambutan yang lebih murah dari buah lain dan
kemudahan untuk mendapatkan buah rambutan tersebut. Diantara komoditas buah-buahan
tersebut, rambutan merupakan salah satu yang memiliki prospek pengembangan cukup baik.
Dilihat dari potensi produksi rambutan Indonesia menduduki tempat kedua terbesar setelah
Thailand (Silitonga, 2000). Sebagai salah satu komoditi ekspor, ekspor komoditi rambutan pada

Tabel 1 perkembangan ekspor rambutan Indonesia periode tahun 1999-2007 mengalami


peningkatan volume sebesar 24,52 persen pertahun, yaitu dari 230.706 kilogram pada tahun 1999
menjadi 396.093 kilogram pada tahun 2007.

Dari segi konsumsi domestik, buah rambutan termasuk salah satu buah yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat dan dari segi ekspor, buah rambutan cenderung meningkat setiap
tahunnya. Walau tidak lepas dari persaingan Negaranegara pesaing seperti Malaysia, Thailand,
Philipina dan Australia, namun peluang untuk Negara ini masih terbuka lebar. Perkembangan
ekspor rambutan Indonesia periode tahun 1999-2007 dapat dilihat pada Tabel 1.
2.1.2 Mangga
a. Potensi
Potensi ekspor mangga Indonesia masih berpeluang besar. Direktorat Jenderal
Hortikultura Kementrian Pertanian RI mencatat ekspor buah mangga dari Indonesia lebih banyak
diserap pasar dari negara-negara di Timur Tengah seperti Arab Saudi. Peluang pasar lainnya yang
dapat diraih produsen mangga Indonesia antara lain Amerika, Kanada (4,2 %), Eropa (15%),
China (9%), Timur Tengah (14%), Jepang (3%), dan Singapura (5%). Untuk memanfaatkan
potensi ekspor tersebut perlu peningkatan produktivitas dengan kualitas mangga yang baik dan
memenuhi standar ekspor. Dari sisi pengolahan buah mangga tidak hanya dikonsumsi sebagai

buah segar, namun juga dapat dijadikam makanan olahan seperti asinan, kari, pure, selai, sari
buah, minuman ringan, tepung, keripik dan manisan. Pengembangan agribisnis buah mangga ini
merupakan salah satu komoditas buah yang potensial untuk pangsa pasar domestik dan ekspor.
b. Produksi
Produksi mangga di Indonesia sebagian besar masih untuk konsumsi buah segar dalam
negeri (domestik). Produsen mangga tersebar di negara ASEAN adalah Indonesia. Produksi
mangga di Indonesia pada tahun 2010, 2011, dan 2012 berturutturut adalah 1.287.287 ton,
2.131.139 ton, dan 2.362.046 ton. Produksi buah mangga terus meningkat dari tahun ke tahun.
Negara tujuan ekspor buah mangga segar dari Indonesia, yaitu Taiwan, Singapura, dan
Hongkong. Volume ekspor mangga ke luar negeri mencapai 1.626 ton. Produsen mangga
terbesar kedua di Indonesia adalah Jawa Barat. Produksi mangga Jawa Barat pada Tahun 2011
mencapai 357.188 Ton atau sekitar 16,8 % dari produksi mangga nasional. Produksi mangga
Jawa Barat mengalami peningkatan produksi dari tahun sebelumnya sebesar 220.083 Ton atau
sekitar 160,5 % (BPS Propinsi Jawa Barat, 2012). Adanya peningkatan produksi mangga Jawa
Barat tersebut dikarenakan oleh meningkatnya populasi pohon yang produktif dan meningkatkan
produktivitas mangga sebesar 91,87 Kg per pohon. Namun, pada Tahun 2010 terjadi penurunan
produksi sebesar 65,6 % dari tahun sebelumnya. Produksi mangga Jawa Barat pada Tahun 2009
sebesar 398.159 Ton dan terjadi penurunan produksi pada Tahun 2010 menjadi sebesar 137.104
Ton. Penurunan produksi tersebut dimungkinkan karena faktor cuaca dimana curah hujan pada
Tahun 2010 sangat tinggi.
2.1.3 Strawberry
a. Potensi
Permintaan komoditas stroberi cukup tinggi pada pasar tradisional, pasar modern, hotel
dan restoran. Komoditas ini banyak digunakan pada berbagai olahan kue, selai, salad, jus, serta
dinikmati secara langsung. Pulau Bali merupakan daerah sentra penghasil stroberi (Fragaria sp).
Hal ini dapat dilihat baik dari luas panen,produksi, dan produktivitas komoditas stroberi di Bali.
b. Produksi

Komoditas stroberi mengalami fluktuasi dengan produksi tertinggi pada tahun 2009
menunjukkan angka produksi sebesar 10.354 Kw. Komoditas stroberi terus meningkat pada tiga
tahun belakangan.
2.2 Teknologi dan Strategi Peningkatan Produksi
2.2.1 Rambutan
Adapun beberapa strategi peningkatan produksi buah rambutan yaitu dengan :
1. IPTEK : tersedia informasi mengenai sumber keragaman genetik, diketahui marka atau
penanda molekuler DNA yang mencirikan sifat penting ,terbentuk metode pengujian kebenaran
varietas dan terciptanya varietas-varietas baru yang sesuai dengan perkembangan pasar.
2. Sistim kelembagaan : terbentuk lembaga yang mampu mengintegrasikan pihak pihak yang
terlibat dalam agribisnis mangga.
3. Terintegrasinya proses produksi mangga mulai dari perakitan varietas baru, perbanyakan bibit,
produksi di lapang, penanganan pasca panen dan distribusi ke konsumen baik di dalam maupun
di luar negeri.
4. Pengelolaan kebun yang lebih mudah dan lebih baik dengan diketahuinya jenis batang
bawah untuk mendapatkan tanaman dwarf dan tahan terhadap berbagai

cekaman akibat

lingkungan yang kurang sesuai untuk pertumbuhannya.

2.2.2 Mangga
Adapun beberapa strategi peningkatan produksi buah rambutan yaitu dengan :
1. IPTEK : tersedia informasi mengenai sumber keragaman genetik, diketahui marka atau
penanda molekuler DNA yang mencirikan sifat penting ,terbentuk metode pengujian kebenaran
varietas dan terciptanya varietas-varietas baru yang sesuai dengan perkembangan pasar.
2. Sistim kelembagaan : terbentuk lembaga yang mampu mengintegrasikan pihak pihak yang
terlibat dalam agribisnis mangga.

3. Terintegrasinya proses produksi mangga mulai dari perakitan varietas baru, perbanyakan
bibit, produksi di lapang, penanganan pasca panen dan distribusi ke konsumen baik di dalam
maupun di luar negeri.
4. Pengelolaan kebun yang lebih mudah dan lebih baik dengan diketahuinya jenis batang
bawah untuk mendapatkan tanaman dwarf dan tahan terhadap berbagai

cekaman akibat

lingkungan yang kurang sesuai untuk pertumbuhannya.

2.2.3 Starwberry
Ada lima poin yang untuk meningkatkan produksi buah stroberi:
1. Rajin menyiram
2. Rajin memupuk
3. Rajin memberi hormon buah
4. Rajin memangkas sulur
5. Rajin membuang daun tua dan daun rusak
2.3 Teknologi Budidaya Tanaman
2.3.3 Rambutan
1. Pembibitan
1. Persyaratan Benih : Benih yg diambil biasanya dipilih dari benih-benih yg disukai oleh
masyarakat konsumen antara lain: Rambutan Rapiah, Rambutan Aceh, Lebak bulus,
Rambutan Cimacan, Rambutan, Rambutan Sinyonya.
2. Penyiapan Benih : Persiapan benih biji yg dipergunakan sebagai pohon pangkal setelah
buah dikupas & diambil bijinya dengan jalan fermentasi biasa (ditahan selama 1-2 hari)
sesudah itu di angin-anginkan selama 24 jam (sehari semalam) & biji siap disemaikan.
Disamping itu dapat pula direndamdengan larutan asam dengan perbandingan 1:2 dari air

& larutan asam yg terdiri dari asam chlorida (HCl) 25% atau Asam Sulfat (H2S04) BJ =
1.84, caranya direndam selama 15 menit kemudian dicuci dengan air tawar yg bersih
sebanyak 3 kali berulang dengan air yg mengalir selama 10 menit & dianginkan selama
24 jam. Untuk menghidari jamur biji dapat dibalur dengan larutan Dithane 45, Attracol
70 WP atau fungisida lainnya.
3. Teknik Penyemaian Benih : Teknik penyemaian benih dipilih lahan yg gembur & mudah
mendapat pengairan serta mudah dikeringkan disamping itu mudah diawasi seperti:
mencangkul tanah sedalam 20-30 cm sambil dibersihkan dari rumput-rumput, batu-batu
& sisa pepohonan & benda keras lainnya. Kemudian tanah dihaluskan sehingga menjadi
gembur & buatkan bedang-bedeng yg berukuran 1-1,5 m lebar & tinggi sekitar 30 cm,
panjang disesuaikan dengan luas pekarangan/persawahan. Tetapi idealnya panjang
bedengan sekitar 10 m, dengan keadaan arah membujur dari Utara ke Selatan, supaya
mendapatkan banyak sinar matahari walaupun setelah diberi atap pelindung, dengan jarak
antara bedeng 30 cm & untuk menambah kesuburan dapat diberi pupuk hijau,
kompos/pupuk kandang yg sudah matang & benih siap disemaikan. Selain dengan
melalui proses pengecambahan juga biji dapat langsung ditunggalkan pada bedengbedeng yg sudah disiapkan, untuk menyiapkan pohon pangkal lebih baik melalui proses
pengecambahan, biji-biji tersebut ditanam pada bedeng-bedeng yg berjarak 10 X 10 cm
setelah berkecambah & berumur 1-1,5 bulan & sudah tumbuh daun sekitar 2-3 helai
maka bibit dapat dipindahkan dari bedeng persemaian ke bedeng penanaman.
4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian : Setelah bibit berkecambang & telah berumur 11,5 bulan disiram pagi sore, setelah kecambah dipindah ke bedeng pembibitan
penyiraman cukup 1 kali tiap pagi hari sampai menjelang mata hari terbit, dengan
menggunakan "gembor" supaya merata & tidak merusak bedengan & diusahakan air
dapat menembus sedalam 3-4 cm dari permukaan. Kemudian dilakukan pendangiran
bedengan supaya tetap gembur & dilakukan setiap 2-3 minggu sekali, rumput yg tumbuh
disekitarnya supaya disiangi, hindarkan dari serangan hama & penyakit, sampai umur
kurang lebih 1 tahun persemaian yg dilakukan terhadap pohon baru setelah itu dapat
dilakukan pengokulasian yg ditentukan dengan sistem Fokkert yg sudah disempurnakan
yg sebelumnya daun-daun dirontokkan pada pohon induk yg telah dipilih mata kulitnya

& kemudian setelah disiapkan tempat untuk penempelan mata kulit tersebut sampai mata
kulit itu tumbuh tunas, setelah itu tunas asli pada pohon induk yg telah ditempel
dipangkas, kemudian rawat dengan penyiraman 2 kali sehari & mendangir serta
membersihkan rumput-rumput yg ada disiangi, kemudian dapat juga diberi pupuk urea 10
gram untuk tiap 1 m untuk 25 tanaman rambutan.
5. Pemindahan Bibit : Cara pemindahan bibit yg telah berkecambah atau di cangkok
maupun diokulasi dapat dengan mencungkil/membuka plastik yg melekat pada media
penanaman dengan cara hati-hati jangan sampai akar menjadi rusak & dilakukan
penyungkilan sekitar 5 cm & agar tumbuh akar lebih banyak maka dlm penanaman
kembali akar tunggangnya dapat dipotong sedikit untuk menjaga penguapan kemudian
lebar daun dipotong separuh serta keping yg menempel dibiarkan sebab berfungsi sebagai
cadangan makanan sebelum dapat menerima makanan dari tanah yg baru. & ditanam
pada bedeng pembibitan dengan jarak 30-40 cm & ditutupi dengan atap yg dipasang
miring lebih tinggi di Timur dengan harapan dapat lebih banyak kena sinar mata hari
pagi.
2. Pengolahan Media Tanam
1. Persiapan : Pilihlah tanah yg subur, hindari daerah yg berkondisi tanahnya terlampau liat
& tidak memiliki sirkulasi yg baik, meskipun pada daerah perbukitan tetapi tanahnya
subur dengan cara membuat sengkedan (teras) pada bagian yg curam, kemudian untuk
menggemburkan tanah perlu dibajak atau cukup dicangkul dengan kedalaman sekitar 30
cm secara merata.
2. Pembukaan Lahan. Tanah yg akan dipergunakan untuk kebun rambutan dikerjakan semua
secara bersama, tanaman pengganggu seperti semak-semak & rerumputan dibuang &
benda-benda keras disingkirkan kemudian tanah dibajak/dicangkul. Bila bibit berasal dari
cangkokan pengolahan tanah tidak perlu terlalu dlm tetapi kalau dari hasil okulasi perlu
pengolahan yg cukup dalam. Kemudian dibuatkan saluran air selebar 1 meter & kedalam
disesuaikan dengan kedalaman air tanah, guna mengatasi sistem pembuangan air yg
kurang lancar. Tanah yg kurus & kurang humus atau tanah cukup liat diberikan pupuk

hijau yg dibuat dengan cara mengubur ranting-ranting & dedaunan & kondisi ini
dibiarkan selama kurang lebih 1 tahun sebelumnya.
3. Pembentukan Bedengan. : Setelah tanah keadaan gembur & buatkan bedeng-bedengan yg
berukuran 8 m lebar & tinggi sekitar 30 cm dengan perataan dasar atasnya guna
menopang

bibit

yg

akan

ditanam,

panjang

disesuaikan

dengan

luas

pekarangan/persawahan. Tetapi idealnya panjang bedengan sekitar 10 m, dengan keadaan


arah membujur dari utara ke selatan, supaya mendapatkan banyak sinar matahari pagi
walaupun setelah diberi atap pelindung, dengan jarak antara bedeng 1 m yg diharapkan
untuk lalu-lintas para pekerja & dapat dipergunakan sebagai saluran air pembuangan, &
untuk menambah kesuburan dapat diberi pupuk hijau, kompos/pupuk kandang yg sudah
matang
4. Pengapuran : Pengapuran pada dataran yg berasal dari tambak & juga dataran yg baru
terbentuk tidak bisa ditanami, selain tanah masih bersifat asam juga belum terlalu subur,
setelah lobang-lobang itu digali dengan ukuran penanaman di pekarangan & dasarnya
ditaburkan kapur sebanyak 0,5 liter untuk setiap lobang guna menetralkan pH tanah
hingga mencapai 6-6,7 sebagai syarat tumbuhnya tanaman rambutan, setelah 1 minggu
dari penaburan kapur diberi pupuk kandang supaya tanah menjadi subur.
5. Pemupukan : Setelah jangka waktu 1 minggu dari pemberian kapur pada lubang-lubang
yg ditentukan kemudian diberikan pupuk kandang sebanyak 25 kg (kurang lebih 1 blek)
& setelah 1 minggu lahan baru siap untuk ditanami bibit rambutan yg telah jadi.
3. Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanaman : Penyiapan pohon pangkal sebaiknya melalui proses
perkecambahan kemudian ditanam dengan jarak 10 x 10 cm setelah berkecambah &
berumur 1-1,5 bulan atau telah tumbuh daun sebanyak 3 helai maka bibit/zaeling dapat
dipindahkan pada bedeng ke dua dengan jarak 1-14 meter. Untuk menghindari sengatan
sinar matahari secara langsung dibuat atap yg berbentuk miring lebih tinggi ke Timur
dengan maksud supaya mendapatkan sinar matahari pagi hari secara penuh.

2. Pembuatan Lubang Tanaman : Pembuatan lubang pada bedeng-bedeng yg telah siap


untuk tempat penanaman bibit rambutan yg sudah jadi dilakukan setelah tanah diolah
secara matang kemudian dibuat lobang-lobang dengan ukuran 1 x 1 x 0,5 m yg sebaiknya
telah dipersiapkan 3-4 pekan sebelumnya & pada waktu penggalian tanah yg diatas & yg
dibawah dipisahkan yg nantinya dipergunakan untuk penutup kembali lubang yg telah
diberi tanaman, sedangkan jarak antar lubang sekitar 12-14 m.
3. Cara Penanaman : Setelah berlangsung selama 2 pekan lubang ditutup dengan susunan
tanah seperti sedia kala & tanah yg bagian atas dikembalikan setelah dicampur dengan 3
blek (1 blek kurang lebih 20 liter) pupuk kandang yg sudah matang, & kira-kira 4 pekan
& tanah yg berada di lubang bekas galian tersebut sudah mulai menurun baru rambutan
ditanam & tidak perlu terlalu dlm secukupnya, maksudnya batas antara akar & batang
rambutan diusahakan setinggi permukaan tanah yg ada disekelilingnya.
4. Lain-lain : Pada awal penanaman di kebun perlu diberi perlindungan yg rangkanya dibuat
dari bambu/bahan lain dengan dipasang posisi agak tinggi disebelah Timur, agar tanaman
mendapatkan lebih banyak sinar matahari pagi dari pada sore hari, & untuk atapnya dapat
dibuat dari daun nipah, kelapa/tebu. Sebaiknya penanaman dilakukan pada awal musim
penghujan, agar kebutuhan air dapat dipenuhi secara alamiah.
2.3.2 Mangga
Teknik budidaya mangga (on farm) meliputi kegiatan dari pembibitan, pengolahan media
tanam

(pengolahan

tanah),

penanaman,

pemeliharaan

tanaman

(penyiangan,

pembunbunan, pemangkasan, pemupukan, dan penyemprotan), serta panen. Sementara


pasca panen merupakan kegiatan off farm.
1. Pembibitan Mangga
Pembibitan mangga dilakukan dengan tiga cara. Pertama dengan perbanyakan
melalui biji, kedua perbanyakan melalui okulasi, dan ketiga perbanyakan dengan
pencangkokan.
1. Perbanyakan dengan Biji
Biji dipilih dari tanaman yang sehat, kuat dan buahnya berkualitas.
Biji dikeringkan dan kulitnya dibuang.

Siapkan kotak persemaian ukuran 100 x 50 x 20 cm3 dengan media tanah kebun

dan pupuk kandang (1:1), biji ditanam pada jarak 10-20 cm.
Dapat pula mangga disemai dikebun dengan jarak tanam 30 x 40 atau 40 x 40

cm di atas tanah yang gembur.


Persemaian diberi naungan dari plastik/ sisa-sisa tanaman, tetapi jangan sampai

udara didalam persemaian menjadi terlalu lembab.


Biji ditanam dengan perut ke arah bawah supaya akar tidak bengkok.
Selama penyemaian, bibit tidak boleh kekurangan air.
Pada umur 2 minggu bibit akan berkecambah.
Jika dari 1 biji terdapat lebih dari 1 anakan, sisakan hanya satu yang benar-benar

kuat dan baik.


Bibit di kotak persemaian harus dipindahkan kemudian ditanam ke dalam

polybag jika tingginya sudah mencapai 25-30 cm.


Seleksi bibit dilakukan pada umur 4 bulan, bibit yang lemah dan tumbuh

abnormal dibuang.
Pindah tanam ke kebun dilakukan jika bibit telah berumur 6 bulan.
Perbanyakan dengan Okulasi
Perbanyakan terbaik adalah dengan okulasi (penempelan tunas dari batang atas

2.

yang buahnya berkualitas ke batang bawah yang struktur akar dan tanamannya

kuat).
Batang bawah untuk okulasi dalam bibit di persemaian yang sudah berumur 9-

12 bulan.
Setelah penempelan, stump (tanaman hasil okulasi) dipindahkan ke kebun pada

umur 1,5 tahun.


Okulasi dilakukan di musim kemarau agar bagian yang ditempel tidak busuk.
3.
Perbanyakan dengan Pencangkokan
Batang yang akan dicangkok memiliki diameter 2,5 cm dan berasal dari tanaman

berumur 1 tahun.
Panjang sayatan cangkok adalah 5 cm.
Setelah sayatan diberi tanah dan pupuk kandang (1:1), lalu dibungkus dengan

plastik atau sabut kelapa.


2. Pengolahan Media Tanam
1. Persiapan
Penetapan areal untuk perkebunan mangga harus memperhatikan faktor kemudahan
transportasi dan sumber air.
2. Pembukaan Lahan

Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan alang-alang serta


menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam. Membajak tanah
untuk menghilangkan bongkahan tanah yang terlalu besar.
3. Pengaturan Jarak Tanam
Pada tanah yang kurang subur, jarak tanam dirapatkan sedangkan pada tanah subur, jarak
tanam lebih renggang.
Jarak tanam standar adalah 10 m dan diatur dengan cara:

segi tiga sama kaki.

diagonal.

bujur sangkar (segi empat)


3. Teknik Penanaman
1. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat dengan panjang, lebar dan kedalaman 100 cm.
Pada waktu penggalian, galian tanah sampai kedalaman 50 cm dipisahkan dengan

galian dari kedalaman 50-100 cm.


Tanah galian bagian dalam dicampur dengan pupuk kandang lalu dikeringkan

beberapa hari.
Masukkan tanah galian bagian atas, diikuti tanah galian bagian bawah.
Pembuatan lubang tanam dilakukan pada musim kemarau.
2. Cara Penanaman
Lubang tanam yang telah ditimbun digali kembali dengan ukuran panjang dan

lebar 60 cm pada kedalaman 30 cm, taburi lubang dengan furadan 10-25 gram.
Polybag bibit digunting sampai ke bawah, masukkan bibit beserta tanahnya dan

masukkan kembali tanah galian sampai membentuk guludan.


Tekan tanah di sekitar batang dan pasang kayu penyangga tanaman.
3. Penanaman Pohon Pelindung
Pohon pelindung ditanam untuk menahan hembusan angin yang kuat.
Jenis yang biasa dipakai adalah pohon asam atau trembesi.
4. Pemupukan
Pupuk organik

Umur tanaman 1-2 tahun: 10 kg pupuk kandang,


Umur tanaman 2,5
8 tahun: 0,5 kg tepung tulang, 2,5 kg abu.
Umur tanaman 9 tahun: tepung tulang dapat diganti pupuk kimia SP-36, 50 kg

pupuk kandang, 15 kg abu.


Umur tanaman > 10 tahun: 100 kg pupuk kandang, 50 kg tepung tulang, 15 kg
abu.

Pupuk kandang yang dipakai adalah pupuk yang sudah tercampur dengan tanah.
Pemberian pupuk dilakukan di dalam parit keliling pohon sedalam setengah mata

cangkul (5cm).
Pupuk anorganik
Umur tanaman 1 - 2 bulan : NPK (10-10-20) 100 gram/tanaman.
Umur tanaman 1,5 - 2 tahun : NPK (10-10-20) 1.000 kg/tanaman.
Tanaman sebelum berbunga : ZA 1.750 gram/tanaman, KCl 1.080gram/tanaman.
Tanaman waktu berbunga : ZA 1.380 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 970 gram/

tanaman, KCl 970 gram/tanaman.


Tanaman setelah panen : ZA 2700 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 1.940

gr/tanaman, KCl 1.940 gram/tanaman.


5. Peningkatan kuantitas buah
Dari sejumlah besar bunga yang muncul hanya 0,3% yang dapat menjadi buah
yang dapat dipetik.Untuk meningkatkan persentase ini dapat disemprotkan polinator
maru atau menyemprotkan serbuk sari diikuti pemberian 300 ppm hormon giberelin.
Dengan cara ini, persentase pembentukan buah yang dapat dipanen dapat ditingkatkan
menjadi 1,3%
6. Perlakuan dengan zat pengatur tumbuh
Dilakukan dengan penyemprotan Zat Pengatur Tumbuh guna merangsang
cepatnya pertumbuhan bunga yang sekaligus merangsang pertumbuhan buah.
2.3.3 Strawberry
1. Penyiapan Lahan dan Penanaman
A. Pemilihan lingkungan
Tanaman ini bisa dibudidayakan di lahan, pot talang air dan secara hidroponik asalkan
lingkungannya sesuai dengan kebutuhan tanaman.
1. Suhu dan kelembaban :
Sebagai tanaman yang berasal dari daerah beriklim subtropik, stroberi juga dapat tumbuh dan
berproduksi dengan baik di daerah pegunungan Indonesia yang udaranya sejuk. Lokasi yang baik
untuk stroberi adalah ketinggian 1.00 1.500 m dpl., suhu udara 14 24o), dan kelembaban
yang relatif tinggi (85-95%), dan tidak mengalami suhu dan kelembaban yang ekstrim.
2. Tanah dan media tanam :

Stroberi menghendaki tanah gembur dengan porositas dan drainase baik. Karena itu sangat cocok
pada tanah yang kaya bahan organik dan mengandung pasir. Derajad kemasaman tanah atau pH
tanah yang ideal adalah 5,6-6,5. Sinar matahari dan panjang hari. Stroberi menyukai sinar
matahari penuh dengan lama penyinaran antara 8 10 jam/hari.
B. Pengolahan Tanah
3.

Pembersihan Gulma dan Penggemburan tanah

Sebelum ditanami, gulma atau tumbuhan liar harus dibersihkan dengan dicangkul, dicabut
hingga akarnya, kemudian dikumpulkan di satu tempat. Hindari penggunaan herbisida agar
organisme dalam tanah lestari dan kesuburan tanah terjaga. Pencangkulan tanah dilakukan
sedalam 30-40 cm, selain untuk membersihkan gulma juga untuk menggemburkan tanah lapisan
atas.
4. Aplikasi kapur dan pupuk kandang
Setelah tanah gembur dan diratakan, sebarkan 20 40 ton/ha pupuk kandang sekitar 20 ton/ha
dengan 2 ton/ha kapur pertanian (dolomit), kemudian dicampur dengan tanah lapisan atas hinga
rata.
5.

Pembuatan bedengan dan pemasangan mulsa

Buatlah bedengan dengan lebar 1 00 cm, tinggi 40 cm, dan jarak antar bedengan = 50 cm,
dengan panjang bergantung pada ukuran lahan. Pasanglah mulsa plastik hitam perak, dan buatlah
lubang pada mulsa sebagai lubang tanam dengan jarak 40 x 30 atau 50 x 50 atau 50 x 40 cm.
Biarkan bedengan tertutup mulsa sekitar 1 bulan sebelum tanam agar terjadi reaksi sempurna
antar tanah, pupuk kandang dan kapur
C. Penyiapan Benih
Benih stroberi bisa diperoleh dengan cara membeli di Balitjestro (hasil kultur jaringan),
penangkar di daerah sentra produksi stroberi atau membuat sendiri. Petani stroberi bisa membuat
benih sendiri dengan stolon maupun anakan. Induk yang digunakan untuk perbanyakan benih
sebaiknya disiapkan tersendiri, bukan diambil dari tanaman untuk produksi. Induk tanaman
harus sehat, unggul, produksi dan mutu buah baik, beruumur 6-10 bulan.

Benih dari anakan : rumpun tanaman induk dipisahkan menjadi beberapa bagian (1 benih, 1
anakan), lalu ditanam dalam polibag (18 x 15 cm) yang diisi media campuran tanah lapisan atas :
sekam (pasir) : pupuk kandang/kompos halis = 1 : 1 : 1. Satu bulan berikutnya, benih siap
ditanam.
Benih dari stolon : Stolon yang telah memiliki 2 daun dan akar (calon akar) dipotong, akar/calon
akar dibungkus mos (akar tanaman hutan), lalu ditanam dalam polibag atau nampan tempat
perbenihan. Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah lapisan atas : sekam (pasir) :
pupuk kandang/kompos halis = 1 : 1 : 1. Agar tanaman cepat tumbuh, tempat perbenihan perlu
diberi kerudung plastik dan dijaga agar tanah selalu lembab dengan menyiram yang teratur.
Varietas di Balitjestro : Dorit, Lokal Berastagi, Sweet Charlie, Erlybright, Rosa Linda, Chandler,
California, Holibert, Aerut, Festival
D. Penanaman
a) Gali tanah yang berada di lubang mulsa sedalam 10-15 cm atau disesuaikan dengan
perakaran benih stroberi.
b) Keluarkan benih bersama tanahnya dari polibag secara hati-hati.
c) Tanaman benih satu tanaman/lubang, timbun dengan tanah dan jangan sampai titik
tumbuhnya tertimbun.
d) Lakukan penyiraman secukupnya.

2.4 Penggunaan Varietas Unggul


2.4.1 Rambutan
Ada beberapa varietas unggul rambutan, yaitu ;
a. Rambutan Rapiah
Varietas Rapiah berasal dari Pasar Minggu, buahnya berwarna hijau kekuningan
dengan rambut yang sangat pendek dibanding jenis lain, kasar, agak jarang, dan
berwarna hijau dengan ujung kemerahan. Rapiah mempunya sifat unggul dimana
daging buahnya tebal, putih, kenyal, ngelotok, dan kering tidak berair. Ukuran

buahnya relatif kecil, sekitar 18-20 gram. Rasanya manis dan kenyal dengan
aromanya yang tidak tajam.
b. Rambutan Lebak
Varietas rambutan Lebak yang berasal dari Lebak Bulus, Pasar Minggu, Jakarta
Selatan. Pada tahun 1985, rambutan ini dilepas sebagai varietas unggul oleh
Menteri Pertanian. Buahnya berbentuk bulat dan berwarna merah. Rambut
buahnya panjang, halus, agak jarang, dan berwarna merah dengan ujung
kekuningan. Daging buahnya berwarna putih, kenyal, berair banyak, dan ngelotok
dengan kulit biji melekat. Rasanya manis agak asam sehingga terasa segar.
Bijinya berukuran sedang dan berbentuk lonjong. Produksi pohon pertahun cukup
tinggi yaitu sekitar 50-100 kg.
c. Rambutan Binjai
Rambutan varietas Binjai berasal dari daerah Binjai Sumatera Utara. Rambutan
ini termasuk varietas terbaik di Indonesia. Rasanya manis, berair, sehingga terasa
segar dimakan. Buahnya berwarna merah tua, bentuknya bulat agak lonjong, kulit
buahnya tebal dan agak keras, rambut buahnya panjang, jarang-jarang, dan kasar.
Daging buahnya berwarna putih, kenyal, dan ngelotok dengan kulit biji melekat.
Bijinya bulat dan berukuran sedang.

d. Rambutan Antalagi
Rambutan Antalagi , buahnya berbentuk bulat panjang, agak pipih, dan
rambutnya agak pendek. Warna kulit buahnya kuning kehijauan, sedangkan
rambutnya berwarna hijau kekuningan dengan ujung merah. Daging buah

berwarna putih, ngelotok dengan kulit biji melekat, dan kering. Rasanya manis
dan aromanya agak harum.
Rambutan yang sudah diresmikan sebagai varietas unggul oleh Menteri
Pertanian ini berasal dari daerah Sungai Andai, Kalimantan Selatan. Salah satu
keunggulan Rambutan ini adalah produktivitas yang tinggi. Tanaman ini tumbuh
dan berbuah dengan baik di dataran rendah hingga ketinggian 500 mdpl dengan
tipe iklim basah yang memiliki curah hujan 1.500-3.000 mm/tahun dan memiliki
suhu 22-35 C.
Meskipun cocok dengan iklim yang basah, namun untuk merangsang
pembungaan diperlukan masa musim kemarau antara 3-4 bulan. Tanah yang
gembur dan subur lebih disenangi oleh tanaman ini, sehingga Rambutan antalagi
relatif tahan pada lahan gambut yang masam dan tanah latosol cokelat dengan pH
tanah 4-6,5.
e. Rambutan Zaenal
Saat ini luasa kebun Rambutan Zainal bertempat di desa Mahang Sungai Hanyar
Kecamatan Pandawan yang dikelolanya sejak tahun 1986 sekitar 60 borongan
yang mayoritas ditanami pohon rambutan yang aktif berproduksi disamping
memelihara pohon baru juga masih ada dipelihara memelihara empat pohon
indukan asli Rambutan Zainal yang buahnya besar hampir seukuran genggam
tangan ini. Buah Rambutan Zainal ukurannya lebih besar dari rambutan garuda,
isinya tebal dan isi tidak melekat dengan bigi serta sangat renyah di lidah, bulu
lebih panjang dan merah tua, kelopak isi lebih tebal dari rambutan garuda serta
kulit dan isi tidak melekat sehingga cocok dikonsumsi setiap orang dan tidak
merusak alat pencernaan. Varietas Rambutan Zainal telah dinyatakan sebagai
buah rambutan unggulan nasional yang diberi nama Rambutan Zainal,
penetapannya sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian RI Bungaran Saragih
Nomor 406/Kpts/PD.210/9/2003, tanggal 15 September 2003. Penetapan ini
sebelumnya telah dilakukan penelitian oleh 10 orang peneliti dari Balai

Pengawasan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH) dan


akhirnya mengusulkan komoditas rambutan zainal untuk dijadikan sebagai benih
unggul nasional.
2.4.2 Mangga
a. Mangga Garifta
Mangga Garifta yang sudah terdaftar dalam SK Kementerian Pertanian tahun
2009 ini memiliki empat jenis, yakni Garifta Merah, Garifta Kuning, Garifta Orange,
dan Garifta Gading. Mangga tersebut merupakan varietas unggul terbaik dan berasal dari
Desa

Cukurgondang,

Kecamatan

Grati,

Kabupaten

Pasuruan.

Garifta adalah hasil perkawinan mangga-mangga lokal kualitas terbaik. Dari perkawinan
inilah akan menghasilkan mangga garifta dengan rasa manis dan warna yang indah.
Garifta adalah kependekan dari; Ga berarti Mangga, Rif berarti Research Institute for
Fruit, dan Ta hanya penambahan untuk mempercantik pengucapan.
Garifta Merah

Mangga Garifta Merah


Mangga garifta merah berbentuk lonjong, berparuh, warna merah hijau, ketika buah kecil
pun sudah mengeluarkan warna merah keunguan (bergantung pada intensitas paparan
sinar matahari yang kena di kulit buah). Rasa buah manis, kadar gula sekadar 15.5 derajat
Brix, produksi per tahun 62 kg per pohon, aroma mangganya sedang kuat, agak berserat,
dagingnya lembut lunak.
Garifta Kuning

Mangga Garifta Kuning


Mangga varietas Garifta Kuning sangat menarik dengan warna kulit kuning keemasan.
Produksi buah rata - rata mencapai 77 kg/pohon/tahun. Mangga varietas ini memiliki
buah berbentuk jorong dengan berat per buah 320 - 400 g. Tekstur dagingnya agak lunak
berserat kasar, rasa dan aromanya harum kuat, jumlah buah pertandan 1 - 5 buah. Waktu
berbunga pada bulan Juni - Juli dan waktu panen terjadi pada bulan Oktober - November.
Keunggulan mangga varietas ini diantaranya mempunyai daya simpan pada suhu kamar
sekitar 6 - 10 hari setelah petik, rasanya manis dan harum. Mangga ini tumbuh dengan
baik pada dataran rendah dengan ketinggian 1 - 300 m dpl.
Garifta Orange

Mangga Garifta Orange


Mangga garifta orange ini sudah ada di Indonesia sejak 70 tahun silam. Setelah melewati
proses adaptasi panjang dan seleksi ketat, mangga ini terpilih sebagai salah satu mangga
unggul pada 2009. Tidak mengherankan jika mangga ini masuk kategori unggul, sebab

mangga jenis ini memiliki produktivitas tinggi. Setiap pohon bisa menghasilkan 135
kilogram (kg) buah dalam setahun.
Grafita Gading

Mangga Garifta Gading


Ciri khusus mangga garifta gading salah satunya adalah memiliki perpaduan warna
merah dan kuning dengan gradasi yang cantik pada buahnya yang berbentuk bulat.
Penampilannya makin menawan, dengan warna merahnya makin menyala ketika
perkembangan

buahnya

terkena

cahaya

matahari.

Tekstur dagingnya agak lunak berserat kasar, rasanya manis, aromanya harum kuat.
Jumlah buahnya antara 1-4 buah dalam satu tandan. Waktu berbunga biasanya terjadi
pada bulan Juli-Agustus. Sedangkan waktu panen terjadi antara November-Desember.
2.4.3 Strawberry
1. Sweet Charlie (Amerika Serikat)
Varietas stroberi ini ditanam secara luas di dunia karena cepat berubah, berbuah besar dengan
warna jingga sampai merah, memiliki aroma yang tergolong kuat, sangat produktif dan tahan
terhadap serangan Colletotrichum.
2. Oso Grande (California)
Varietas stroberi ini secara digunakan secara luas di dunia. Ukuran buah sangat besar, buahnya
padat, pada bagian tengahnya bertekstur seperti busa, dan menghasilkan panen yang tinggi.
3. Tristar (Amerika Barat)
Varietas stroberi ini memerlukan panjang hari netral. Ukuran buah ini antara medium hingga
kecil, buah cocok untuk pengolahan makanan, dan tahan terhadap serangan penyakit red
stele dan embun tepung.

4. Nyoho (Jepang dan Korea Selatan)


Secara umum, varietas stroberi ini ditanam di PVC. Penampilan buah sangat menarik,
mengkilap, buah padat, memiliki rasa yang sangat manis, sangat cocok untuk bahan makanan
olahan seperti bahan baku kue. Buah stroberi nyoho memiliki bentuk yang agak mengerucut.
5. Hokowaze (Jepang)
Varietas stroberi ini memiliki hasil panen tinggi, aroma tajam, sedikit lunak, sangat rentan
terhadap Verticcilium dan antraknosa, tetapi tahan terhadap serangan penyakit embun tepung.
6. Rosa Linda (Florida)
Varietas stroberi ini memiliki hasil panen tinggi dengan aroma buah yang kuat. Varietas ini di
gunakan sebagai buah meja dan olahan.
7. Chandler (California)
Varietas stroberi ini telah ditanam secara luas di dunia. Ukuran buah besar, hasil panen tinggi dan
tahan terhadap serangan virus.
2.5 Strategi Pemeliharaan
2.5.1 Rambutan
a. Penjarangan & Penyulaman : Karena kondisi tanah telah gembur & mudah
tanaman lain akan tumbuh kembali terutama Gulma (tanaman pengganggu),
seperti rumput-rumputan & harus disiangi sampai radius 1-2 m sekeliling tanaman
rambutan. Apabila bibit tidak tumbuh dengan baik segera dilakukan penggantian
dengan bibit cadangan.
b. Perempalan : Agar supaya tanaman rambutan mendapatkan tajuk yg rimbun,
setelah tanaman berumur 2 tahun segera dilakukan peempelan/ pemangkasan pada
ujung cabang-cabangnya. Disamping untuk memperoleh tajuk yg seimbang juga
berguna memberi bentuk tanaman, memperbanyak & mengatur produksi agar
tanaman tetap terpelihara. Pemangkasan juga perlu dilakukan setelah masa panen

buah berakhir dengan harapan muncul tajuk-tajuk baru sebagai tempat munculnya
bunga baru pada musim berikutnya & hasil berikutnya dapat meningkat.
c. Pemupukan : Untuk menjaga agar kesuburan lahan tanaman rambutan tetap stabil
perlu diberikan pupuk secara berkala dengan aturan:
Pada tahun ke 2 setelah penanaman bibit diberikan pada setiap pohon dengan
campuran 30 kg pupuk kandang, 50 kg TSP, 100 gram Urea & 20 germ ZK
dengan cara ditaburkan disekeliling pohon/dengan jalan menggali disekeliling
pohon sedalam 30 cm selebar antara 40-50 cm, kemudian masukkan campuran
tersebut & tutup kembali dengan tanah galian sebelumnya.
Tahun berikutnya perlu dosis pemupukan perlu ditambah dengan komposisi 50 kg
pupuk kandang, 60 kg TSP, 150 gr Urea & 250 gr ZK dengan cara pemupukan yg
sama, apabila menggunakan pupuk NPK maka perbandingannya 15:15:15 dengan
ukuran diantara 75-125 kg untuk setiap ha, & bila ditabur dlm musim hujan &
dengan komposisi 250-350 kg apabila dilakukan saat awal musim penghujan
d. Pengairan & Penyiraman : Selama dua minggu pertama setelah bibit yg berasal
dari cangkokan/okulasi ditanam, penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari,
pagi & sore. & minggu-minggu berikutnya penyiraman dapat dikurangi menjadi
satu kali sehari. Apabila tanaman rambutan telah tumbuh benar-benar kuat
frekuensi penyiraman bisa dikurangi lagi yg dapat dilakukan saat-saat diperlukan
saja. & bila turunterlalu lebat diusahakan agar sekeliling tanaman tidak tegenang
air dengan cara membuat lubang saluran untuk mengalirkan air.
e. Waktu Penyemprotan Pestisida : Guna mencegah kemungkinan tumbuhnya
penyakit/hama karena kondisi cuaca/hewan-hewan perusak maka perlu dilakukan
penyemprotan pestisida umumnyadilakukan antara 15-20 hari sebelum panen &
juga apabila kelembaban udara terlalu tinggi akan tumbuh cendawan, apabila
musim penghujan mulai tiba perlu disemprot fungisida beberapa kali selama
musim hujan pestisida & insektisida

f. Pemeliharaan Lain : Untuk memacu munculnya bunga rambutan diperlukan


larutan KNO.... (Kalsium Nitrat) yg akan mempercepat 10 hari lebih awal dari
pada tidak diberi KNO.... & juga mempunyai keunggulan memperbanyak
"dompolan" bunga (tandan) rambutan pada setiap stadium (tahap perkembangan)
serta mempercepat pertumbuhan buah rambutan.

2.5.2 Mangga
1. Penyiangan
Penyiangan tidak dapat dilakukan sembarangan, rumput/ gulma yang telah dicabut dapat
dibenamkan atau dibuang ke tempat lain agar tidak tumbuh lagi. Penyiangan juga biasa
dilakukan pada waktu penggemburan dan pemupukan.
2. Penggemburan/ Pembubunan
Tanah yang padat dan tidak ditumbuhi rumput di sekitar pangkal batang perlu
digemburkan, biasanya pada awal musim hujan. Penggemburan tanah di kebun mangga
cangkokan jangan dilakukan terlalu dalam.
3. Perempelan/ Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk kanopi yang baik dan meningkatkan produksi. Ketika
tanaman telah mulai bertunas perlu dilakukan pemangkasan tunas agar dalam satu cabang hanya
terdapat 3 4 tunas saja. Tunas yang dipilih jangan terletak sama tinggi dan berada pada sisi
yang berbeda. Tunas dipelihara selama kurang lebih 1 tahun saat tunas-tunas baru tumbuh
kembali. Pada saat ini dilakukan pemangkasan kedua dengan meninggalkan 2-3 tunas.
Pemangkasan ketiga, 1 tahun kemudian, dilakukan dengan cara yang sama dengan pemangkasan
ke-2.
4. Perlindungan dari Hama dan Penyakit
Perlindungan hasil produksi mangga dari hama dan penyakit dapat dilakukan dengan cara
mekanik, fisik, biologi, dan kimiawi.
Cara mekanik yaitu dengan membasmi hama dan penyakit secara langsung menggunakan
anggota badan maupun alat lainnya. Cara fisik yaitu memanipulasi lingkungan supaya kondisi

fisiknya tidak menguntungkan untuk hama dan penyakit pada buah mangga. Cara Biologi yaitu
dengan memanfaatkan musuh alami dari hama dan penyakit mangga. Cara terakhir yang
ditempuh yaitu menggunakan bahan kimia yang berfungsi untuk membasmi hama dan penyakit
pada mangga.
2.5.3 Strawberry
A. Pemasangan Pelindung Hujan
Tanaman stroberi sangat tidak tahan dengan curah hujan yang berlebihan. Karena itu, setelah
tanam segera pasang atap pelindung tanaman menggunakan plastik putih yang tembus cahaya.
Pelindung plastik dipasang pada kerangka yang berbentuk setengah lingkaran, dibuat dari bambu
yang dilengkung antara sisi bedengan. Pada pagi hari apabila cuaca baik, plastik pelindung perlu
dibuka, kemudian sore hari ditutup kembali untuk melindungi tanaman dari hujan pada malam
hari.
B. Pengairan
Stroberi termasuk kurang tahan terhadap perubahan kadar air tanah yang ekstrim. Karena itu,
lakukan pengairan secara teratur, 2 3 kali dalam seminggu kecuali pada musim hujan. Volume
siraman untuk setiap tanaman kurang lebih 150 250 cc bergantung pada fisik tanah, kelembaban
udara dan temperatur.
Pada masa pembungaan dan awal pembentukan buah, sebaiknya pemberian air dikurangi untuk
mendorong pertumbuhan generatif sehingga buah yang terbentuk dapat berhasil dengan baik.
C. Pemupukan
Pemupukan tanaman stroberi dalam bentuk larutan, hasilnya lebih baik dan penggunaan pupuk
lebih efisien dibandingkan dalam bentuk padatan
Strategi pemeliharaan
Pemangkasan Daun
Pangkas daun yang terseang penyakit, daun tua, dan daun yang terlalu rimbun agar tanaman
efisien melakukan fotosintesis dan penyakit tidak menular sehingga produksi dan mutu uahnya
prima. Pemangkasan daun tua juga akan mendorong tumbuhnya daun baru.

E. Pemangkasan Stolon
Pangkas/kurangi jumlah stolon yang terlalu banyak agar hasil fotosintesis lebih difokuskan untuk
menghasilkan buah, bukan untuk pertumbuhan stolon.
F. Penjarangan Bunga/buah
Buanglah bunga pertama dan buah stadium pentil yang jumlahnya terlalu banyak. Waktu
penjarangan buah adalah saat buah berukuran sebesar kelerang (umur 3 4 hari sejak berbunga).
G. Penyiangan Gulma
Perakaran stroberi relatif dangkal sehingga adanya gulma menyebabkan persaingan nutrisi dalam
tanah. Karena itu, gulma harus selalu dibersihkan secara mekanis dengan dicabut.
Itulah bebarapa tahapan dalam budidaya stroberi di lahan. Dengan teknologi yang tepat
diharapkan produksi akan meningkat sehingga stroberi dapat dikembangkan lebih luas lagi.
2.6 Panen dan Pascapanen
2.6.1 Rambutan
a. Panen
Ciri & Umur Panen
Buah rambutan yang telah matang dengan ciri-ciri melihat warna yg disesuikan dengan jenis
rambutan yang ada juga dengan mencium baunya serta yang terakhir dengan merasakan
rambutan yang sudah masak dibandingkan dengan rambutan yang belum masak, dapat dipastikan
bahwa pemanenan dilakukan sekitar bulan Nopember sampai Februari, juga dapat dipengaruhi
musim kemarau atau musim penghujan.

Cara Panen

Cara pemanenan yg terbaik adalah dipetik beserta tungkalnya yg sudah matang (hanya yg sudah
masak) sekaligus melakukan pemangkasan pohon agar tidak menjadi rusak. Pemangkasan
dilakukan sekaligus panen agar dapat bertunas kembali cepat berbuah apabila pemetikan tidak
terjangkau dapat dilakukan dengan menggunakan galah untuk mengkait tangkai buah rambutan
secara benar.

Periode Panen

Periode pemanenan buah rambutan dilakukan pada sekitar bulan Nopember sampai dengan
Februari (masa musim penghujan). Dengan dicari buah yg masak & yg belum masak supaya
ditinggal dulu & kemudian dipanen kembali

Prakiraan Produksi

Apabila penanganan & pemeliharaan semenjak pembibitan hingga panen dilakukan secara baik
& benar serta memenuhi aturan yg ada maka dapat diperkirakan mendapatkan hasil yg maksimal.
Setiap pohonnya dapat mencapai hasil minimal 0,10 kuintal, & maksimal dapan mencapai 1,75
kuintal setiap pohonnya.
b. Pascapanen
a) Pengumpulan : Setelah dilakukan pemanenan yg benar buah rambutan harus diikat secara
baik, biasanya dikumpulkan tidak jauh dari lokasi pohon sehingga selesai pemanenan secara
keseluruhan.
b) Penyortiran & Penggolongan : Tujuan penyortiran buah rambutan yg bagus agar harga
jualnya tinggi, biasanya dipilih berdasarkan ukuran & mutunya, buah yg kecil tetapi baik
mutunya dapat dicampur dengan buah yg besar dengan sama mutunya, yg biasanya dijual
dlm bentuk ikatan & perlu diingat bahwa dlm 1 ikatan diusahakan sama besar & sama baik
mutunya. & dilakukan sesuai dengan jenis rambutan, jangan dicampur adukkan dengan jenis
yg lain.
c) Penyimpanan : Penyimpanan yg terbaik untuk mengawetkan buah rambutan biasanya
dilakukan dengan jalan dibuat asinan/manisan & dimasukkan dlm kaleng/botol atau dapat
juga dengan menggunakan kantong plastik. Hal ini dapat menjaga kesterlilan & ketahanan
serta lama penyimpanannya.
d) Pengemasan & Pengangkutan : Hasil jual dapat tinggi tidak tergantung dari rasanya
saja,tetapi pada kenampakandan cara pengikatannya,apabilaakan dijual tidak jauh dari lokasi
maka cukup diikat & kemudian di angkut dengan kendaraan/dimasukkan dlm karung. Untuk
pengiriman dengan jarak yg agak jauh (antar pulau) yg membutuhkan waktu hingga 2-3 hari
lamanya perjalanan rambutan. Caranya di pak dengan menggunakan peti sebelum dipilih &
di pak sebaiknya dicuci terlebih dahulu dengan air sabun & dibilas kemudian dikeringkan,

setelah dipisah dari tangkainya, apabila ada yg terkena jamur sebaiknya direndam dulu
dengan larutan soda 1,5% selama 3-5 menit kemudian disikat dengan sikat yg lunak. Setelah
itu disusun berderet berbentuk sudut terhadap sisi peti, yg sebelumnya dialasi dengan lumut/
sabut kelapa, setelah itu dilapisi dengan kertas minyak. Setelah penuh lapisan atas dilapisi
lagi dengan kertas minyak & dengan sabut kelapa yg terakhir ditutup dengan papan,
sebaiknya kedua sisi panjang dibentuk agak gembung, biasanya penempatan peti bagian yg
pendek ditempatkan dibawah didalam perjalanan.
2.5.2 Mangga
a. Panen
Tanda buah sudah dapat dipanen adalah adanya buah yang jatuh karena matang sedikitnya
1buah/pohon, warna buah arumanis/manalagi berubah menjadi hijau tua kebiruan, warna buah
mangga golek/gedok berubah menjadi kuning/merah Buah yang dipetik harus masih keras.
Sebelum dilakukan pemanenan, lakukan sampling agar dapat diketahui tingkat ketuaan buah.
Selain tingkat ketuaan, mutu buah mangga dipengaruhi pula oleh cara panennya. Buah mangga
bisa dipanen pada tingkat kemasakan 80 85 %.
Cara Panen

Apabila terjangkau tangan, buah dan tangkainya dipetik dengan tangan.


Sebaliknya apabila tidak terjangkau tangan, buah di panen dengan galah bambu yang

dilengkapi pisau pemotong dan penampung buah.


Pada saat pemetikan, buah jangan sampai terpotong, tercongkel atau jatuh sampai

memar.
Buah dipetik di sore hari dengan menggunakan pisau tajam atau dengan galah yang

diujungnya terdapat pisau dan keranjang penampung buah.


Untuk mendapatkan buah dengan tingkat ketuaan yang seragam, pemanenan buah

dilakukan secara bertahap, yaitu 2 4 kali sampai buah habis.


Sebelum dilakukan pemanenan, lakukan sampling agar dapat diketahui tingkat ketuaan

buah.
Selain tingkat ketuaan, mutu buah mangga dipengaruhi pula oleh cara panennya.
Penanganan yang asal-asalan akan menyebabkan kulit buah menjadi luka sehingga
menurunkan kualitasnya.

Mutu buah mangga yang baik, tidak hanya dibutuhkan pasar luar negeri, juga

dibutuhkan pasar dalam negeri.


Walaupun tingkat ketuaan buah dan ukuran buah memenuhi syarat mutu ekspor, tetapi
kalau ada luka pada permukaan kulit akan menyebabkan buah tersebut menjadi buah

afkiran.
b. Pascapanen
Setelah di panen, lakukan penanganan pasca panen dengan baik, agar daya simpan dan
mutu buah lebih baik. Berdasarkan standar prosedur operasionalnya (SOP), kegiatan-kegiatan
penanganan pasca panen mangga yaitu pengumpulan, pengangkutan, sortasi, dan pengkelasan
(grade), pencucian, pencegahan penyakit, penyimpanan dan pengemasan, pemasaran, serta
pengangkutan dan ketepatan pengantaran/distribusi.
2.5.3 Strawberry
a. Panen
Ada teknik khusus pemanenan stroberri agar tanaman dan buah tidak rusak. Caranya,
buah di petik bersama tangkai buah dan kelopaknya dengan tangan secara hati-hati atau dengan
gunting. Buah yang dipetik sebaiknya sudah tua. Buah muda yang warnanya masih hijau
keputih-putihan dan besar jangan dipetik. Hal ini dikarenakan rasanya asam, walaupun setelah
diperam warnanya bisa menjadi merah. Strawberry mudah rusak setelah di panen. Bila terkena
gesekan sedikit atau ada bekas kuku dikulit, buah menjadi bonyok. Untuk mengatasi kerusakan
buah, hasil panen ditampung dalam tray plastik.
b. Pasca Panen
Pasca panen adalah suatu proses perlakuan pada buah-buahan setelah proses pemanenan.
Dengan tujuan agar dapat mempertahankan mutu dari buah tersebut, sehingga dapat menambah
pengahasilan dari petani itu sendiri.
Adapun tahapan-tahapan Pasca panen yaitu :
a.

Pengumpulan

b.

Penyortiran dan penggolongan

c.

Pengemasan dan Penyimpanan.

BAB III
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai