KERACUNAN GAS
Oleh
KELOMPOK 19
1. DIONISIA R.W.DJAWA
2. MARATUS SOLIKHA
3. NOUR VIANA APRILIA
4. WIWIN PRATIWI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan tema
Keracunan Gas yang sederhana ini dapat terselesaikan tidak kurang dari
waktunya.
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidakalah lain untuk
memenuhi salah satu dari sekian kewajiban mata kuliah Sistem Pernapasan serta
merupakan bentuk langsung tanggung jawab penulis terhadap tugas yang
diberikan.
Pada kesempatan ini juga penulis menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Demikian pengantar yang dapat penulis sampaikan dimana penulis sadar
bahwa penulis hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan sehingga saran dan konstruktif akan senantiasa penulis nanti dalam
upaya evaluasi diri.
Akhirnya penulis hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidak sempurnaan
penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat
memberikan manfaat bagi penulis, pembaca, dan bagi seluruh mahasiswamahasiswi Universitas Airlangga.
Surabaya, Desember
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................... 2
1.2.1 Tujuan Umum .......................................................................... 2
1.2.2 Tujuan Khusus ......................................................................... 2
1.3 Manfaat ............................................................................................. 2
BAB II Tinjauan Pustaka .................................................................................... 3
A. Tinjauan Teori .................................................................................... 3
1. Karbon Monoksida (CO) .............................................................. 3
2. Karbon Dioksida (CO2) ................................................................ 4
3. Gas Khlor ...................................................................................... 4
4. Hidrogen Sianida .......................................................................... 5
5. Hidrogen Sulfida (HS) dan Karbon Disulfida .............................. 5
6. Sulfur Dioksida ............................................................................. 6
7. Gas Metan ..................................................................................... 7
8. Gas Butan dan Propan ................................................................... 7
9. Gas Nitrogen dan Nitrogen Dioksida ............................................ 7
Web Of Caution (WOC) ................................................................... 9
B. Konsep Asuhan Keperawatan ............................................................. 11
1. Pengkajian ..................................................................................... 11
2. Diagnosa Keperawatan ................................................................. 11
3. Perencanaan .................................................................................. 12
BAB III Asuhan Keperawatan Pada Ny P ....................................................... 16
1. Pengkajian ............................................................................................... 16
2. Analisa Data ............................................................................................ 17
3. Diagnosa Keperawatan ........................................................................... 18
4. Perencanaan ............................................................................................ 18
iii
5. Implementasi ........................................................................................... 19
6. Evaluasi ................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 22
iv
BA.B I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keracunan pada dasarnya harus dianggap sebagai satu kecemasan. Tanggapan
sedemikian perlu dibuat pada peringkat awal untuk
memastikan kesehatan-
kesehatan ini tidak dipandang ringan dan rawatan yang sesuai dapat diberikan
segera. Ini penting kerana keracunan boleh membawa kecelakaan dan berakhir
dengan maut pada mangsanya. Walaupun tanggapan sedemikian dibuat, analisa
kesehatan-kesehatan keracunan yang pernah dilaporkan menunjukkan bahawa
kebanyakan kesehatan tidak mengakibatkan kematian. Malahan, lebih kurang 3/4
dari kesehatan-kesehatan keracunan didapati tidak membahayakan dengan sedikit
saja gejala yang ditunjukkan. Dalam hal ini, penderita tidak harus dikenakan
tindakan rawatan yang serius sehingga boleh mengakibatkan komplikasi.
Pengetahuan tentang bahaya sesuatu bahan racun merupakan aspek yang
penting dalam perawatan kesehatan keracunan. Pengetahuan dapat mengurangi
tekanan psikologi yang dialami oleh penderita. Kendaraan bermotor (mobil)
adalah penyebab utama terjadinya keracunan gas karbon monoksida. Karbon
monoksida (CO) merupakan racun yang tertua dalam sejarah manusia. Sumber
terpenting gas CO adalah asap kendaraan bermotor, alat pemanas berbahan bakar
gas, lemari es gas, kompor gas, dan cerobong asap.Tahun 2008 di Amerika
Serikat, CO merupakan gas urutan pertama yang paling banyak menyebabkan
kematian. Sayers melaporkan bahwa dari 400.000 orang pekerja yang diteliti,
26.000 di antaranya diduga terpapar gas CO dalam dosis yang berbahaya.
Bahan-bahan yang membahayakan terdiri dari
didapati tidak toksik. Kesehatan keracunan yang dilaporkan di negara ini yang
membahayakan seperti minyak angin yang mengandungi silisilat dan racun
makhluk perusak seperti paraquat dianggap berbahaya. Keracunan yang
membahayakan golongan tua biasanya dialami serius dan penderita akan
mengalami komplikasi serta maut. Dalam kebanyakan kesehatan, ia disebabkan
2
oleh obat-obatan yang digunakan untuk merawat penderita seperti obat penyakit
jantung, darah tinggi dan kencing manis. Keracunan berlaku apabila dosis obatobatan diambil secara berlebihan. Keadaan ini berlaku kerana kebanyakan bahan
yang dijual termasuk obat-obatan tidak mencatatkan kandungannya.
Oleh karena itu, langkah awal tertumpu kepada pengenalan pengetahuan
dan penilaian resiko. Ini mungkin dapat dilakukan dengan mudah jika kejadian
berlaku di depan kita. Apabila berhadapan dengan kejadian keracunan,
pendekatan yang boleh diambil termasuklah memberikan bantuan sokongan untuk
menstabilkan keadaan penderita. Kemudian mengeluarkan racun dari perut dan
usus atau bagian lain seperti kulit dan mata. Memberi penawar jika
ada,menyingkirkan bahan beracun yang telah diserap dari tubuh penderita.
Tindakan segera perlu dilakukan dalam menangani keracunan pada penderita
tergantung pada keluhannya.
1.2
Tujuan
2.
1.3 Manfaat
Mahasiswa mengetahui konsep keracunan gas dan mampu melakukan asuhan
keperawatan pada pasien keracunan gas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Teori
Keracunan pada system pernafasan banyak disebabkan oleh bahan kimia
industri dan polusi udara.
1.
c)
Gas Khlor
Gas khlor dan hydrogen bersifat korosif, antara lain digunakan sebagai
desinfektan air minum dan pemutih pakaian.
Tanda dan Gejala:
1) Batuk, tercekik
2) Sakit kepala, pening,
3) Badan lemah.
4) Setelah 6-8 jam karena terjadi edema paru menyebabkan
sesak,kekurangan oksigan
5) Sianosis.
Hidrogen Sianida
Hidrogen Sianida dan turunannya seperti akrilonitril, asetonitril, sianogen
kholorida, senyawa sianida, sianamid, nitroprusid, dan glikosida sianogenik,
merupakan racun yang kuat. HS digunakan sebagai fumigant dan digunakan
juga dalam sintesa senyawa kimia. Akrilonitril digunakan dalam memproduksi
karet sintetik dan sianogen khlorida juga digunakan dalam sintesa senyawa
kimia. Keracunan dapat terjadi karena menghirup uap senyawa sianida,
sianogen khlorida, akrilonitril, asetonitril, dan senyawa lain yang dapat
melepaskan sianida. Batas paparan HS 20 ppm.
Menghirup sianida dengan dosis 10 kali dosis fatal mengakibatkan tidak
sadar dengan segera, konulsi, dan kematian dalam waktu 1-15 menit. Jika
mendekati dosis fatal menyebabkan kepala pening, pernapasan cepat, muntah,
pucat, sakit kepala, mengantuk, tekanan darah turun, nadi cepat dan tidak
sadar. Kematian dalam keadaan konvulsi dapat terjadi dalam waktu 4 jam.
Menghirup uap akrilonitril dapat menyebabkan mual, muntah, diare, badan
lemah, sakit kepala dan ikterus. Jika menghirup uap sianida dan sianogen
khlorida berulang-ulang dalam jumlah kecil dapat menyebabkan kepala
pening, badan lemah, kongesti paru, sakit tenggorokan, konjungtivitis,
kehilangan nafsu makan dan berat badan, serta kemerosotan mental.
Antidotnya adalah racun sehingga diberikan jika betul-betul diperlukan,
terutama pada anak-anak.
1.
Segera berikan larutan natrium
nitrit 3% secara IV dengan kecepatan 2,5-5 ml per menit. Hentikan jika
tekanan darah sistolik dibawah 80 mmHg. Natrium nitrit akan membentuk
methemoglobin yang dengan sianida akan terbentuk sianomethemoglobin.
Pemberiannya disesuaikan dengan kadar hemoglobin dan berat badan
untuk dapat mengubah 26% hemoglobin menjadi methemoglobin.
Pembrian selanjutnya tergantung pada kadar methemoglobin yang
besarnya tidak lebih dari 40%.
2.
Selanjutnya
berikan
larutan
natrium tiosulfat 25% secara IV dengan kecepatan 2,5-5 ml per menit.
Dosisnya sesuai dengan kadar hemoglobin. Tiosulfat akan mengubah
sianida menjadi tiosianat.
3.
5.
Hidrogen Sulfida (HS) dan
Karbon Disulfida
HS akan dilepaskan pada penguraian senyawa yang mengandung belerang
ditempat pembuangan sampah dan juga terdapat di pabrik penyamakan kulit,
pabrik rayon, pabrik pemproses hasil laut, pabrik petrokimia, dan di loronglorong pertambangan. Selain itu, kalsium polisulfida, natrium sulfide,6
ammonium sulfide, dan tisetamid dengan air akan membebaskan HS. Karbon
disulfide yang banyak digunakan sebagai pelarut terutama di pabrik rayon
akan mendidih pada suhu 46C dan terbakar pada suhu 100C. HS mempunyai
efek anoksik, dan merusak secara langsung sel-sel sistem saraf pusat, saraf
perifer, dan system hemopoetik. Batas paparan 10 ppm.
Kematian karena keracunan HS disebabkan oleh edema paru dan kongest
paru. Sedangkan kematian yang disebabkan oleh keracunan disulfide
merupakan skibat perubahan degeneratif pada otak dan sumsum tulang
belakang.
Gejala Klinis :
1.
Keracunan HS
Jika kadar diatas 20 ppm akan menyebabkan sakit kepala, tidak dapat
tidur, batuk, badan lemah, mengantuk, edma paru, dan konjungtivitis. Jika
diatas 500 ppm terjadi tidak sadar dengan segera, depresi nafas, dan
kematian dalam 30-60 menit. Keracunan kronik menyebabkan tekanan
darah rendah, mual, kehilangan nafsu makan dan berat badan, gangguan
keseimbangan dan berjalan, dan batuk kronik.
2.
Keracunan Disulfida
Jika kadar antara 100-1000 ppm akan menyebabkan iritasi pada selaput
lendir, penglihatan kabur, mual, muntah, sakit kepala, tidak sadar,dan
kelumpuhan pernapasan. Jika kembali sadar akan terjadi iritabilitas ,
spasme otot, gangguan pengihatan dan perilaku psikotik dan masa
penyembuhan. Pada keracunan kronik timbul gejala perasaan aneh pada
anggota badan, kemudian kehilangan sensor dan kelemahan otot. Gejala
selanjutnya iritabilitas, hiang ingatan, penglihatan kabur, kehilangan nafsu
makan, insomnia, depresi mental, buta sebagian , kepala pening, badan
lemah, dan tremor. Refleks kornea dan pupil mungkin hilang.
Antidot
Dapat digunakan amil nitrit dan natrium nitrit untuk membentuk senyawa
sulfmethemoglobin, sehingga sulfida dapat lepas dari ikatan di jaringan.
Piridoksin 25mg/kg secara IV atau 1g/kg urea sebagai larutan 10 % secara IV
dapat juga digunakan sebagai akseptor sulfide.
Tindakan penanggulangan :
a.
Pindahkan penderita dari ruangan yang terkontaminasi.
b.
c.
Tindakan umum :
1.
Atasi adema yang terjadi.
2.
Penderita istirahat di tempat tidur selama 3-4 hari. Jika
terjasi kegelisahan kurangi rangsangan pada penderita.
6.
Sulfur Dioksida
Sulfur dioksida, sulfur trioksida, asam sulfit, dan asam sulfat merupakan
kontaminan atmosfer. Asam dioksida terjadi karena pembakarna bahan baker7
minyak dan batubara, di pabrik petrokimia, pabrik kimia lain, dan metalurgi.
Akibat keracunan sulfur dioksida, terutama iritasi bronki akut. Btas
paparannya 5 ppm.
Tindakan penanggulangan :
a.
Pindahkan penderita dari tempat yang terkontaminasi sulfur dioksida.
b.
Berikan pernafasan buatan dan hindari penggunaan antidot senyawa
kimia.
c.
Atasi pneumonia yang mungkin terjadi.
7.
Gas Metan
Gas metan terdapat dalam lorong-lorong pertambangan, dan gas dari
batubara (batubara banyak mengandung metan kira-kira 30%, hydrogen 50%,
dan karbon monoksida 5-15%). Sebenarnya bukan racun, namun karena
terkontaminasi CO menjadi bersifat racun.
Gas yang mengandung metan, antaea lain gas yang timbul karena proses
pembusukan bahan organic, misalnya tempat pembuangan sampah, yang
disebut sewer gas. Gas ini sangat beracun karena juga mengandunag HS.
Selain itu mudah meledak Karena mengandung metan dan gas-gas lain.
Karena kurang mengandung oksigen, toksisitasnya menjadi lebih besar. Sewer
gas juga terdapat dalam sumur yang tertutup atau yang dalam. Akibat
keracunan gas metan adalah sesak nafas.
Tanda dan Gejala:
1) Sakit kepala yang parah
2) Ddehidrasi sangat cepat.
3) Muntah juga dapat menjadi salah satu gejala.
4) Sulit untuk bernapas.
Tindakan penanggulangannya adalah diberi oksigen.
8.
1)
2)
3)
4)
9.
Gas Nitrogen dan Nitrogen
Dioksida
Gas nitrogen terdapat di pertambangan dan digunakan juga dalam
eksplorasi bawah laut. Akibat keracunan nitrogen terutama sesak nafas dan
tindakan penanggulangannya diberi oksigen.
Nitrogen dioksida
Nitrogen dioksida terdapat dipabrik asam nitrat, silo-silo dipertanian sebagai8
hasil penguraian senyawa organic, dan sebagai akibat penggunaan alat las.
Batas paparannya 5 ppm. Sebagai akibat keracunan nitrogen dioksida terutama
dispnea.
Gejala klinisnya mula-mula trakeobronkitis, kemudian bronchitis dan edema
paru.
Tindakan pencegahan :
Silo dan ruangan lain yang tertutup dimana terjadi penguraian senyawa
organic harus dialiri udara sebelum dibuka.
Tindakan penanggulangan :
a.
Atasi dispnea.
b.
Untuk mengatasi radang paru, dapat diberi prednisone 5 mg secara oral
tiap 6 jam. Setelah 1 bulan dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan tidak
diberi lagi setelah 1-2 bulan.
c.
Untuk mengatasi bronkopneumonia, berikan kemoterapi yang spesifik.
9
B.
b.
c.
d.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
Pengkajian
Identitas
Perlu dikaji riwayat pekerjaan, karena sumber keracunan berhubungan
dengan lingkungan tempat kerja, misalnya industri, pertanian,
pertambangan.
Riwayat penyakit sekarang
Perlu dikaji sumber keracunan, apakah bersifat korosif, keracunan
terjadi lewat mulut, kulit atau inhalasi, tanda-tanda dan gejala yang
ditemukan.
Riwayat penyakit dahulu
Perlu dikaji kemungkinan pasien pernah mengalami gejala-gejala yang
mengindikasikan keracunan kronik.
Pemeriksaan fisik
1)
B1 (Breathing)
Bisa ditemukan rhinorhoe, bersin, batuk, batuk darah, sesak nafas,
nasofaringitis, bronkitis akut, radang paru, takipnea, dan sianosis.
2)
B2 (Blood)
Bisa terjadi takikardi, tekanan darah turun, syok, infark miokard,
aritmia, perdarahan, kerusakan pembuluh darah, kolaps sirkulasi,
anemia, demam dan menggigil, kardiak arrest, asidosis akibat
penumpukan CO2.
3)
B3 (Brain)
Bisa timbul sakit kepala, pening, stroke, konvulsi, edma serebral,
tremor, tinnitus, kemerosotsn mental, koma.
4)
B4 (Bladder)
Kemungkinan terjadi oliguria, adema, dan uremia karena trjadi
gagal ginjal.
5)
B5 (Bowel)
Bisa ditemukan mual, muntah, anoreksia, rasa nyeri dihati, ikterus,
diare, penurunan berat badan.
Diagnosa Keperawatan
Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan hipoksemia dan kebocoran interstisial / alveolar.
Bersihan jalan tidak efektif berhubungan
dengan peningkatan sekresi dan bekuan darah di saluran nafas.
Perubahan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke serebral.
Defisit cairan dan elektrolit berhubungan
dengan haluaran berlebihan.
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan
kelemahan sekunder terhadap penurunan suplai oksigen.
10
3.
Perancanaan
1.
RR,
Dewasa : 16-20 x/mnt
Anak-anak
: Neonatus (30-60 x/mnt)
1 bulan -1 tahun (30-60 x/mnt)
1 tahun 2 tahun (25-50 x/mnt)
3 tahun 4 tahun (20-30 x/mnt)
5 tahun 10 tahun (15-30 x/mnt)
10 tahun (15-30 x/mnt)
Berikan
humidifier
oksigen dengan masker atau bag and mask (pada anak-anak
diberikan 900 cc/mnt), jika perlu pasang ventilator
R/ Memaksimalkan pertukaran oksigen secara terus-menerus
dengan tekanan yang sesuai
Berikan
istirahat
yang
Berikan
bronkodilator
misalnya aminofilin, albuteal dan mukolitik
R/ diberikan untuk mengurangi bronkospasme, menurunkan
viskositas sekret dan meningkatkan ventilasi
Pertahankan
posisi
tubuh / posisi kepala dan gunakan jalan nafas tambahan bila perlu
R/ Pemeliharaan jalan nafas bagian nafas dengan paten
Tekanan nadi:
Dewasa 60-100X/menit,
Anak-anak:
1) Usia 0-1 bulan=70-180X/menit
2) 2bulan-1 tahun=80-160X/menit
3) 2-5 tahun=90-150X/menit
4) 6-12 tahun=60-100X/menit
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
13
4.
14
5.
Vital sign :
1. TD : Dewasa (110/80-140/80 mmHg)
Anak-anak : 0 1 bulan (40/16 -90/60 mmHg)
2 bulan 1 tahun (70/45 100/70 mmHg)
2 tahun 5 tahun (75/45 115/80 mmHg)
6 tahun 12 tahun (90/55 130/80 mmHg)
13 tahun 18 tahun (90/50 140/90 mmHg)
2. Nadi : Dewasa (60-100 x/mnt)
Anak-anak : 0 1 bulan (70-180 x/mnt)
2 bulan 1 tahun (80-160 x/mnt)
2 tahun 5 tahun (90-150 x/mnt)
6 tahun 12 tahun (60-100 x/mnt)
3. RR : Dewasa : 16-20 x/mnt
Anak-anak : Neonatus (30-60 x/mnt)
1 bulan -1 tahun (30-60 x/mnt)
1 tahun 2 tahun (25-50 x/mnt)
3 tahun 4 tahun (20-30 x/mnt)
Senyawa Nitrit
Edema laring,
faring
Methemoglobin
Senyawa
Hidrokarbon
mengandung
Khlor
CO, Hidrogen
Sianida <10x
dosis fetal,
Hidrogen Sulfida
kronik
Hipoksia
B5
Koma
Konvulsi
B1
Anoksia Otak
B3
Edema
serebral
B2
Jaringan
paru
Hemoptisis
Bersihan jalan
nafas tidak
efektif
Syok
Kardiogenik
k
Gangguan
pompa Na-K
sel paru
B4
Hiperventilasi,
dispnea, sianosis
GFR
Aritmia
CO
Edema paru
Mual, muntah,
anoreksia
Oliguri,
perubahan cairan
& elektrolit
Gangguan perfusi
jaringan
(kardiopulmoner)
Gangguan
pertukaran gas
15
Gangguan
perfusi
jaringan
(serebral)
Defisit volume
cairan dan
elektrolit
Perubahan
eliminasi urine
B6
Keracunan gas
Hipoksia
Insufisiensi
O2
Metabolisme anaerob
ATP
Kelemahan
Intoleransi aktivitas
16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY P
1. Pengkajian
a.
Identitas
Nama
: Ny P
Umur
: 50 tahun
Jenis
: Perempuan
Alamat
: Jalan kembang indah 2/24
No. reg
: 000143
Diagnosa masuk
: Ditoksikasi gas
Tgl Pengkajian
: 08 Desember 2008
:
b.
Keluhan utama
: Sesak terasa berat
c.
d.
e.
Pemeriksaan fisik
B1 (Breath)
:
Sesak nafas (+)
batuk (+)
edem laring(+)
Masalah Keperawatan : Gangguan pola nafas
RR : 30x/mnt.
B2 (Blood)
:
Nadi : 106x/mnt
TD : 90/60 mmHg
CRT < 3 detik
Muka pucat (+)
konjungtiva pucat (+)
Sianosis (-)
Masalah Keperawatan : Resiko tinggi gangguan perfusi jaringan
B3 (Brain)
:
Pusing (+)
GCS : 4,5,6
Masalah Keperawatan : B4 (Bladder)
:
Urine bau khas dan tidak pekat (+)
Masalah keperawatan : B5 (Bowel)
:
Mual (+)
muntah (+)
Sulit menelan (+)
anoreksia (+)
17
18
Masalah keperawatan : Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Gangguan rasa nyaman nyeri
B6 (Bone)
:
K/U Lemah
Edema (-)
Kekuatan otot 5/5/5/5
Terpasang infuse di tangan kiri
Turgor kulit baik (+)
Masalah keperawatan : kelemahan
f.
Hb
WBC
RBC
PLT
Pemeriksaan Penunjang
: 10 gr/dl (12-14 gr/dl)
: 9,44 UL (5000-10.000 UL)
: 4,50 UL (4,5-6,0 UL)
: 316 UL (150-450 UL)
2. Analisa data
No
DATA
1. DS :
- Klien
mengatakan
sesak nafas
- batuk
DO :
- RR 30x/mnt
- pO2 70 mmHg
- pCO2 50 mmHg
- SpO2 94%
2.
DS :
- klien
mengatakan
sakit kepala
DO :
TD 90/60 mmHg
N : 106 x/mnt
CRT > 3 dtk
Konjunctiva pucat
BGA
Ph
PO2
PCO2
SPO2
HCO3
: 7,35 (N : 7,35-7,45)
: 70 mmHg (N : 80-100 mmHg)
: 50 mmHg (N : 35-45 mmHg)
: 94 % (N : 95-100%)
: 21 mEq/L (N : 21-28 mEq/L)
ETIOLOGI
Kernacunan gas CO
PROBLEM
Gangguan
pertukaran
gas
Mengiritasi mukosa di
laring
Oedem laring
Gangguan
pertukaran
gas
Syok cardigenik
Resiko tinggi gangguan
perfusi jaringan
Cardiac output menurun
Penurunan suplai O2 ke
serebral
Muka pucat
Hb 10 g/dL
19
3. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan pertukaran gas b.d oedem laring
b. Resiko tinggi gangguan perfusi jaringan b.d penurunan suplai O2 ke serebral
4. perencanaan
a. Gangguan pertukaran gas b.d oedem laring
Tujuan : Gangguan pertukaran gas dapat teratasi setelah di lakukan
tindakan keperawatan 2X24 jam
Kriteria Hasil:
RR 16-20 x/mnt
08 Des
2008
2.
08 Des
2008
No
Dx
1
Evaluasi
S : Klien mengatakan sesak nafasnya berkurang,
batuk berkurang.
O : - RR 28x/mnt
- pO2 80 mmHg
- pCO2 45 mmHg
SpO2 95%
A : Masalah teratasi sebagian
P : Rencana dilanjutkan
S : klien mengatakan sakit kepala berkurang
O:
TD 100/60 mmHg
N : 98 x/mnt
CRT > 3 dtk
Konjunctiva mulai normal
Muka pucat (-)
Hb 10 g/dL
A : Masalah teratasi sebagian
P : Rencana dilanjutkan
-
DAFTAR PUSTAKA
http://www.keracunan gas.com/tanda dan gejala keracunan gas diakses tanggal 28
Oktober 2009
http://www.kesehatan lingkungan.com/macam keracunan gas di akses tanggal 12
november 2009
Wilkinson, Judith M.2006.Buku saku diagnosa keperawatan dengan intervensi NIC
dan kriteria hasil NOC.Jakarta : EGC
Carpenitto, Lynda Juall.2006.Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 10.Jakarta :
EGC
Rab, Dr. H. Tabrani.1996.Prinsip Gawat Paru.Jakarta : EGC
Doengoes, E.Marlin.2000.Asuhan Keperawatan.Jakarta : EGC
22