Paper Teknik Gas Alam
Paper Teknik Gas Alam
Oleh :
Meriandriani
03101002048
Aristia Khairunnisa
03101002075
03101002089
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
2013
Gas alam yang keluar dari sumur minyak mentah biasanya disebut associated gas.
Gas ini ada sebagai gas di atas minyak mentah yang terbentuk didalam tanah, atau
bisa saja larut dalam minyak mentah.
Gas alam yang keluar dari sumur gas dan sumur kondensat, di mana ada sedikit
atau bahkan tidak ada kandungan minyak mentah disebut non-associated gas.
Sumur gas biasanya hanya memproduksi gas alam mentah, sedangkan sumur
kondensat menghasilkan gas alam mentah bersama dengan hidrokarbon berat
molekul rendah. Gas ini pada fase cair pada kondisi ambien contoh;
pentana disebut sebagai gas alam kondensat (kadang-kadang juga disebut bensin
alami atau hanya kondensat).
Gas alam bisa disebut sweet gas ketika relatif bebas dari hidrogen sulfida, namun,
gas yang mengandung hidrogen sulfida disebut sour gas.
Gas alam mentah juga dapat berasal dari cadangan metana dalam pori-pori lapisan
batubara, dan terutama teradsorpsi ke permukaan batubara itu sendiri. Gas
tersebut disebut sebagai coalbed gas atau coalbed methane. Coalbed gas telah
menjadi sumber energi penting di akhir akhir ini.
Gas hidrokarbon yang lebih berat : etana (C2H6), propana (C3H8), butana
Gas alam mentah harus dimurnikan untuk memenuhi standar kualitas yang
ditetapkan oleh perusahaan pipa transmisi utama dan distribusi . Standar kualitas
bervariasi dari pipa ke pipa dan biasanya tergantung dari desain sistem pipa dan
pangsa pasar yang dilayaninya. Secara umum, penetapan standar gas alam antara
alain adalah:
Nilai heating value (nilai kalori) harus berada dalam kisaran tertentu.
Sebagai contoh, di Amerika Serikat, harus sekitar 1.035 +/- 5% BTU per kaki
kubik gas pada 1 atmosfer dan 60 derajat Fahrenheit (41 MJ +/- 5% per meter
kubik gas pada 1 atmosfer dan 15,6 derajat Celsius).
berat di gas alam sehingga tidak terjadi kondensasi selama proses transportasi
dalam pipa.
Kandungan hidrogen sulfida 0.25 grain H2S per 100 cubic feet gas atau
sekitar 4 ppm. Spesifikasi untuk CO2 biasanya tidak lebih dari dua atau tiga
persen per 100 cubic feet gas.
Aliran blok diagram di atas adalah konfigurasi umum untuk pengolahan gas alam
mentah dari non-associatedgas well dan bagaimana gas alam mentah diolah
menjadi gas jual kepada end user atau pasar. Hasil pengolahan gas alam mentah
dapat berupa :
kondensasi biasanya dialirkan kilang minyak dan air dibuang sebagai waste
water.
2.
Gas alam mentah kemudian dialirkan ke pabrik pengolahan di mana
pemurnian awal biasanya menghilangkan kandungan asam (H2S dan CO2).
Proses yang dipakai pada umumnya adalah Amine Treating yang biasa
disebut Amine Plant.
3.
Proses berikutnya adalah untuk menghilangkan uap air dengan
menggunakan proses penyerapan dalam trietilen glikol cair (TEG).
4.
Proses berikutnya adalah untuk mengubah menjadi fase gas alam cair
(NGL) yang merupakan proses paling kompleks dan menggunakan pabrik
pengolahan gas modern.
dahulu hingga temperatur sekitar -50C dan selanjutnya diproses di Plant 5 untuk
didinginkan lebih lanjut dan dicairkan.
Sedangkan fraksi beratnya dipisahkan lagi sesuai dengan titik didihnya
dengan beberapa alat (Deethanizer, Deprophanizer dan Debuthanizer) untuk
mendapatkan prophane, buthane dan condensate.
PLANT 4 - REFRIGERATION
Selain penurunan tekanan, proses pencairan gas alam dilakukan dengan
menggunakan sistem pendingin bertingkat. Bahan pendingin yang digunakan:
Propane dan Multi Component Refrigerant (MCR). MCR adalah campuran
Nitrogen, Methane, Ethane, Prophane dan Buthane yang digunakan untuk
pendinginan akhir dalam proses pembuatan LNG. Plant 4 menyediakan pendingin
Prophane dan MCR.
Baik prophane maupun MCR sebagai pendingin
diperoleh dari hasil sampingan pengolahan LNG.
Siklus Pendingin Prophane
Cairan prophane akan berubah fase menjadi gas prophane setelah temperaturnya
naik karena dipakai mendinginkan gas alam maupun MCR. Sesuai dengan
kebutuhan pendinginan bertingkat pada proses pengolahan LNG, kondisi cairan
prophane yang dipakai pendinginan ada 3 tingkat untuk MCR dan 3 tingkat untuk
gas alam. Gas prophane setelah dipakai untuk pendinginan dikompresikan oleh
Prophane Recycle Compresor 4K-1 untuk menaikkan tekanannya, kemudian
didinginkan oleh air laut, dan selanjutnya dicairkan dengan cara penurunan
tekanan. Demikian siklus pendingin propane diperoleh.
Siklus Pendingin MCR
Cairan MCR berubah fase menjadi gas MCR dengan kenaikan temperatur karena
dipakai pendinginan gas alam pada Main Heat Exchanger 5E-1. Gas MCR
tersebut dikompresikan secara seri oleh MCR First Stage Compresor 4K-2 dan
MCR Second Stage Compressor 4K-3 untuk menaikkan tekanannya. Pendinginan
dengan air laut dilakukan pada interstage 4K-2 dan 4K-3 serta pada discharge 4K3.
PLANT 5 - LIQUEFACTION
Pada Plant 5 dilakukan pendinginan dan pencairan gas alam setelah gas
alam mengalami pemurnian dari CO2, pengeringan dari kandungan H2O,
pemisahan Hg serta pemisahan dari fraksi beratnya dan pendinginan bertahap oleh
prophane. Gas alam menjadi cair setelah keluar dari Main Heat Exchanger 5E-1
dan peralatan lainnya selanjutnya ditransfer ke storage tank.
DAFTAR PUSTAKA
http://chemeng2301.blogspot.com/2013/05/proses-pembuatan-gas-alam-cair.html
(diakses 14 November 2013)