Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa
ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM)
yang berkualittas. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor
yang saling berhubungan, berkaitan dan saling bergantung,
diantaranya faktor pendidikan dan kesehatan. Kesehatan
merupakan syarat yang diperlukan agar upaya pendidikan
berhasil, selanjutnya pendidikan yang diperoleh akan sangat
mendukung
seseorang.

tercapainya
Untuk

peningkatan

membentuk

status

kualitas

kesehatan

manusia

yang

mampu mempunyai kemampuan kerja fisik yang tangguh,


mental kuat dan kesehatan prima, harus didukung tingkat
keadaan gizi yang baik. Keadaan gizi yang baik akan
meningkatkan kualitas hidup seseorang, kualitas hidup yang
tinggi akan mendukung hasil kerja efisien dan optimal.
Sebaliknya keadaan gizi tidak baik akan menurunkan daya
tahan tubuh terhadap penyakit infeksi serta produktivitas
kerja rendah (Depkes RI, 2006).
Kesehatan dan gizi merupakan faktor yang menentukan sumber daya
manusia (SDM) disamping juga merupakan Hak Azazi Manusia (HAM).

Pesatnya Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta


keberhasilan pembangunan negara kita telah terjadi peningkatan status
kesehatan baik tingkat individu, kelurga atau tingkat kesehatan penduduk
semakin membaik dan harapan hidup semakin meningkat (Adriyani &
Wirjatmadi 2012).
Pada saat ini Indonesia dihadapkan pada masalah gizi,
diantaranya adalah anemia gizi, kekurangan vitamin A,
kekurangan energi, protein dan kekurangan iodium. Diantara
5 masalah di atas, maka yang sering terjadi sampai saat ini
adalah anemia gizi. Kekurangan gizi merupakan penyebab
anemia yang mencapai persentasi sekitar 85,5%. Asupan
gizi sehari-hari ini dipengaruhi oleh ketersediaan bahan
pangan, pola makan dan peningkatan kebutuhan akan zat
besi untuk pembentukan sel darah merah yang lazim
berlangsung pada masa pertumbuhan (Arisman, 2010).
Masalah gizi remaja merupakan kelanjutan dari masalah gizi pada
usia anak yaitu anemia defisiensi besi serta kelebihan dan kekurangan berat
badan. Sedikit sekali yang diketahui tentang asupan pangan pada remaja,
meskipun asupan kalori dan protein sudah tercukupi, elemen lain seperti
besi, kalsium, dan beberapa vitamin ternyata masih kurang. Kekurangan
besi dapat mengakibatkan anemia dan keletihan. Remaja membutuhkan
lebih banyak besi dan wanita membutuhkan lebih banyak lagi untuk
mengganti besi yang hilang bersamaan dengan darah haid. Anemia pada
remaja putri adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dalam darah

kurang dari normal dimana nilai Hb normal pada remaja putri menurut
WHO adalah 12 gram % (Arisman, 2010).
Anemia defisiensi besi merupakan masalah kesehatan utama di dunia
terutama negara-negara berkembang dan prevalensinya masih sangat tinggi
dalam perkembangan suatu negara. Tanda-tanda anemia ini sendiri antara
lain; lemah, lesu, letih, lelah, sering mengeluh pusing dan mata berkunangkunang, kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.
Akibat anemia pada remaja putri yaitu; menurunkan kemampuan dan
konsentrasi belajar, mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak
mencapai maksimal, menurunkan kemampuan fisik, mengakibatkan muka
pucat (Ayu Bulan dkk, 2013).
Menurut WHO (2008), prevalensi anemia di dunia antara tahun 1993
sampai dengan tahun 2005 sebanyak 24,8% dari total penduduk dunia.
Menurut WHO remaja putri di Asia Tenggara sekitar 25-40% menderita
anemia (Wibowo, 2013). Di Amerika serikat, orang yang mengalami anemia
sebanyak 2%-10%. Negara-negara lain memiliki tingkat anemia lebih
tinggi. Pada perempuan muda terdapat dua kali lebih mungkin untuk
mengalami anemia di bandingkan laki-laki muda karena pendarahan
menstruasi yang teratur (Proverawati, 2011).
Menurut data Riskesdas 2013, prevalensi anemia di
Indonesia yaitu 21,7%, dengan proporsi 20,6% di perkotaan
dan 22,8% di pedesaan serta 18,4% laki-laki dan 23,9%
perempuan. Berdasarkan kelompok umur, penderita anemia
berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan sebesar 18,4% pada
kelompok

umur

15-24

tahun

(Badan

Penelitian

dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik


Indonesia tahun 2013 (Balitbangkes RI, 2013)).
Pada tahun 2014 Dinas kesehatan Provinsi Kalimantan
Selatan,
remaja

melaksanakan program penanggulangan anemia


putri

melakukan

tingkat

Provinsi

pemeriksaan

kabupaten/kota,

didapatkan

Hb

Kalimantan
remaja

hasil

Selatan
putri

prevalensi

di

dan
13

anemia

sebesar 49%. Pada tahun 2015 dilaksanakan kembali


pemeriksaan Hb remaja putri dan hasil prevalensi anemia
sebesar 29,13% (Bimtek anemia remaja, scribd 2016). Hasil
penjaringan kesehatan anak murid SMA/MA pada 12 sekolah
di wilayah Puskesmas Martapura 1 tahun 2016 diketahui
bahwa murid SMA Darul Hijrah Putri terbanyak menderita
anemia yaitu 25%.
Penelitian rumpiati, dkk (2010) tentang hubungan antara status gizi
dengan kejadian

anemia pada

remaja putri

di kelas

XI SMA

Muhammadiyah kota Madiun. Menunjukkan bahwa hampir seluruh


remaja putri yaitu 87,5% memiliki status gizi lebih dan mengalami anemia
ringan, sedangkan hampir sebagian remaja putri yaitu 45,5% memiliki
status gizi normal dan mengalami anemia ringan, lebih dari sebagian
remaja putri yaitu 69,9% memiliki status gizi kurang dan mengalami
anemia ringan. Jadi, ada hubungan antara status gizi dengan kejadian
anemia pada remaja putri di kelas XI SMA Muhammadiyah kota Madiun.
Penelitian Denistikasari (2016) tentang hubungan
antara asupan protein, zat besi (fe) dan vitamin C dengan

kejadian

anemia

pada

siswa

SMK

Penerbangan

Bina

Dhirgantara Karanganyar. Menunjukkan bahwa sebagian


besar siswi dengan asupan zat besi (Fe) kurang dan
mengalami anemia sebanyak 22 siswi (84,6%) dan siswi
dengan asupan zat besi baik dan mengalami anemia
sebanyak 5 siswi (41,7%). Jadi, ada hubungan antara asupan
zat besi (Fe) dengan kejadian anemia pada siswa SMK
Penerbangan Bina Dhirgantara Karanganyar.
Sesuai uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul Hubungan Status Gizi
dan Pola Konsumsi zat besi (Fe) dengan Anemia murid SMA
Darul Hijrah Putri di Cindai Alus Martapura.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Apakah
ada hubungan status gizi dan pola konsumsi zat besi (Fe)
dengan anemia murid SMA Darul Hijrah Putri di Cindai Alus
Martapura?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan status gizi dan pola konsumsi zat
besi (Fe) dengan anemia murid SMA Darul Hijrah Putri di
Cindai Alus Martapura.
2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi anemia murid SMA Darul Hijrah Putri di


Cindai Alus Martapura.
b. Menilai status gizi murid SMA Darul Hijrah Putri di Cindai
Alus Martapura.
c. Menilai pola konsumsi zat besi (Fe) murid SMA Darul
Hijrah Putri di Cindai Alus Martapura.
d. Menganalisis hubungan antara status

gizi dengan

anemia murid SMA Darul Hijrah Putri di Cindai Alus


Martapura.
e. Menganalisis hubungan antara pola konsumsi zat besi
(Fe) dengan anemia murid SMA Darul Hijrah Putri di
Cindai Alus Martapura.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran
remaja putri tentang kejadian anemia, sehingga remaja
putri dapat mengaplikasikan dikehidupan sehari-hari apa
saja hal baik yang bisa dilakukan untuk mengurangi
resiko terjadinya anemia.
2. Bagi Instalasi Terkait
Menambah informasi prevalensi kejadian anemia pada
remaja putri di Kabupaten Banjar sehingga dapat menjadi
pertimbangan untuk penyusunan program di bidang
kesehatan.
3. Peneliti Selanjutnya
Sebagai salah satu

masukan

atau

informasi

untuk

melakukan penelitian dengan variabel yang berbeda.

E. Keaslian Penelitian
N

Nama

Judul

Variabe

Metode

Perbedaan

o
1.

Peneliti
Rumpiat

Hubunga

l
Variabel

Deskript

Tambahan

i, Fitri

n Antara

Bebas:

if

Variabel

Ella dan

Status

Status

korelatif

bebas yaitu

Hidayat

Gizi

Gizi
Variabel

dengan

Pola

ul

Dengan

rancang

Konsumsi

an Cross

Zat Besi (Fe)

Terikat:
Mustafid

Kejadian
Kejadian

ah

Anemia

Sectiona dan metode


Anemia

Pada

l,

pengambilan

Remaja

pengam

sampel

Putri di

bilan

menggunaka

Kelas XI

sampel

SMA

menggu

stratified

Muhamm

nakan

random

adiyah

simple

sampling

Kota

random

Madiun

samplin
g

2.

Rossita
Denistik
asari

Hubunga

Variabel

Observasi

Perbedaannya

Bebas:

onal

pada penelitian

Asupan

analitik

tersebut

Protein,

dengan

variabel

zat besi

pendekata

bebasnya

dan

n cross

asupan zat besi

Dengan

vitamin

sectional.
pengam

menggunakan

n Antara
Asupan
Protein,
Zat Besi
Dan
Vitamin

Kejadian
Anemia
Pada
Siswi
SMK
Penerba
ngan
Bina
Dhirgant
ara
Karanga
nyar.

C
Variabel
Terikat:
Anemia

metode recall
bilan
sampel
menggu
nakan
simple
random
samplin
g
Pemeriksa
an Hb
mengguna
kan
cyanmethe
moglobin

24 jam
sedangkan
penelitian ini
pola konsumsi
zat besi dan
metode nya
menggunakan
metode FFQ,
pemeriksaan Hb
menggunakan
metode
HemoCue,
pengambilan
sampel
menggunaka

n
stratified
random
sampling

Anda mungkin juga menyukai