Anda di halaman 1dari 4

1

Relokasi Hiposenter Gempa dengan Menggunakan


Metode Joint Hypocenter Determination (JHD)
Abstrak Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan metode

Gempa bumi juga dapat dibedakan berdasarkan kedalaman.

Fandy Adji, Prof.Dr.Bagus Jaya Santosa, S.U, Sungkono M.Si


Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: fandy12@mhs.physics.its.ac.id
joint hypocenter determination untuk menentukan hiposenter
baru dan meng-improve nilai dari hiposenter yang didapat dari
data gempa.Pada percobaan ini digunakan data gempa sebanyak
20 event dengan masing masing event menggunakan 4
stasiun.Untuk pengolahan data yang dilakukan digunakan
perngkat lunak matlab untuk menentukan waktu tempuh
gelombang P dan perngakt lunak Velest untuk menentukan
hiposenter baru dan koreksi stasiun. Dari hasil yang didapatkan
dapat disimpulkan bahwa hasil hiposenter baru diketahui
perubahan nilainya tidak terlalu besar serta koreksi stasiun juga
tidak terlalu besar sehingga residu yang didapatkan untuk empat
stasiun bernilai nol.
Kata Kunci Hiposenter, JHD.

I.

KPENDAHULUAN

Ita ketahui peristiwa bencana alam tidak pernah dapat kita


prediksi atau kita ketahui sebelumnya. Salah satu peristiwa
bencana alam itu adalah gempa bumi. Gempa bumi adalah
getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan
gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh
pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu
wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di
alami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan
menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah
skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk
seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan
oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada
skala besarnya lokal 5 magnitude.
Jenis gempa bumi dapat dibedakan berdasarkan
penyebabnya ialah antara lain.Gempa bumi tektonik Gempa
Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu
pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang
mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang
sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan
atau bencana alam di Bumi, getaran gempa Bumi yang kuat
mampu menjalar keseluruh bagian Bumi. Gempa bumi
tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena
pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang
karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba.

Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya


berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam
kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu
berbahaya. Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang
hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah
permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya
menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang
hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan
bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang
besar.
Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi
yang dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan
yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan
akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut
tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat
itulah gempa Bumi akan terjadi.Gempa Bumi biasanya terjadi
di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa Bumi
yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan
kompresional dan translasional. Gempa Bumi fokus dalam
kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang
terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih
dari 600 km.
Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena
pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa Bumi
seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan
gunung berapi. Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga
terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di
balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian
lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau
akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh. pada beberapa
pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain
Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan
bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan
memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan
pemerintah. Gempa Bumi yang disebabkan oleh manusia
seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.

II. METODE
2.1 Picking Waktu Gelombang P
Dalam percobaan ini data yang digunakan merupakan data
berformat .seed dan .sac yang diunduh dari webdc.eu. Data ini
nantinya akan diproses dengan bantuan perangkat lunak
winquake dan Matlab untuk menentukan waktu tempuh dari
gelombang dari suatu event gempa. Dalam percobaan ini
digunakan sebanyak 20 event dengan persebaran didaerah
Amerika Selatan dengan stasiun yang digunakan sebanyak 4
stasiun.Untuk picking waktu gelombang sebelumnya data
yang berformat .seed harus diekstrak menjadi komponen
stasiun NE, SW, dan vertikal(Z). Dalam hal ini nantinya data
menjadi berformat .sac. Tiga komponen dari stasiun nantinya
hanya dipilih satu komponen yakni komponen z untuk
nantinya diidentifikasi waktu tempuh gelombang P. Selain itu
perlu dididentifikasi juga fase awal dari gelombang baik itu
fasenya turun maupun naik.Berikut ini contoh picking data
gelombang P.

Gambar 2.1 Contoh Picking waktu tempuh gelombang P


Dari gambar terlihat bahwa waktu gelombang diambil dengan
menandai pada daerah yang menujam , kurva pertama dari
gambar 2.1 merupakan respon seismogram pada stasiun untuk
komponen z , dan kurva 2 merupakan kurva hasil perhitungan
dengan metode AKAIKE , sehingga pemilihan waktu tempuh
dipilih untuk daerah yang menujam seperti pada gambar 2.1.
2.2 Improvisasi Hypocenter
Untuk mengimprovisasi hypocenter dengan menggunakan
Joint Hypocenter Determination digunakn bantuan perangkat

lunak Velest. Dalam hal ini untuk menentukan hiposenter


perlu diinputkan parameter parameter tertentu dari suatu
event gempa. Dalam hal ini parameter yang perlu dimasukkan
ialah data stasiun yang meliputi data latitude dan longitude
dari stasiun , serta parameter yang dimasukkan juga ialah data
dari suatu event yakni tanggal kejadian , waktu kejadian ,
magnitude dari gempa, latitude, longitude, serta kedalaman
gempa. Dari parameter paremeter ini nantinya akan
dilakukan proses iterasi dari perangkat lunak Velest untuk
mendapatkan koreksi stasiun dan nilai hiposenter yang baru
sehingga nantinya akan didapatkan nilai hiposenter baru yang
nantinya dibandingkan nilai hiposenter yang lama.
III. DATA DAN PEMBAHASAN
Dari hasil pengolahan data dari perangkat lunak Velest
didapatkan nilai hiposenter yang baru sehingga didapatkan
data sebagai berikut.
Tabel3.1 Data Perbandingan hiposenter
Eve
nt

Latitude(o
ld)

longitude(
old)

12.9400S

71.1400W

8.9100S

75.1400W

21.8000S

68.4600W

20.7700S

70.5500W

14.3500S

76.2200W

15.2900S

75.3600W

14.5000S

75.8100W

16.0200S

72.0000W

22.3200S

68.6200W

10

22.4800S

68.3500W

11

22.3200S

68.6200W

12

19.6400S

69.1300W

13

20.4900S

69.1000W

14

21.5400S

69.4700W

15

17.8800S

69.8700W

Latitude(n
ew)

12.940
4S
8.9120
S
21.799
1S
20.768
2S
14.349
8S
15.290
2S
14.499
1S
16.020
2S
22.320
0S
22.480
0S
22.320
0S
19.639
9S
20.490
1S
21.538
8S
17.880
5S

Longitude(n
ew)
71.1409W
75.1393W
68.4599W
70.5497W
76.2196W
75.3596W
75.8110W
71.9993W
68.6200W
68.3500W
68.6200W
69.1297W
69.0994W
69.4709W
69.8702W

16

17.4000S

69.6800W

17

17.9200S

69.3700W

18

8.4200S

74.2900W

19

15.2800S

73.4200W

20

15.5000S

73.1500W

17.400
0S
17.920
4S
8.4213
S
15.279
9S
15.500
4S

[1 ] . PUJOL, JOSE.1998. COMMENTS ON THE JOINT DETERMINATION OF

69.6814W
69.3697W
74.2915W
73.4195W
73.1505W

Untuk data stasiun yang digunakan adalah sebagai berikut.


Tabel 3.2 Data perbandingan koreksi stasiun

St
asi
un
M
N
M
C
PA
TC
PB
01
PB
02

latit
ude(
old)
19.1
311
S
20.8
207
S
21.0
432
S
21.3
197
S

longit
ude(
old)

latitu
de(n
ew)

69.59 19.1
55W
311S
70.15 20.8
29W
207S
69.48 21.0
74W
432S
69.89 21.3
60W
197S

latit
ude(
new
69.5
955
W
70.1
529
W
69.4
874
W
69.8
960
W

Ko
re
ksi
St
asi
un
0.
78
0.
1

Re
si
du

0
0

0.
02

Dari table 3.2 terlihat bahwa residual stasiun bernilai nol.


IV. KESIMPULAN
Dari hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa hasil
hiposenter baru diketahui perubahan nilainya tidak terlalu
besar serta koreksi stasiun juga tidak terlalu besar sehingga
residu yang didapatkan untuk empat stasiun bernilai nol.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih pada Dosen pengajar
mata kuliah Seismologi yaitu Prof.Dr.Bagus Jaya Santosa,
S.U dan Sungkono , M.Si serta saudara Arya D. Chandra atas
bimbingannya dalam pelaksanaan hingga pembuatan laporan
ini.
DAFTAR PUSTAKA

HYPOCENTERS AND STATION CORRECTIONS.TENESSEE. CENTER FOR


EARTHQUAKE RESEARCH AND INFORMATION MEMPHIS STATE
UNIVERSITY MEMPHIS

Anda mungkin juga menyukai