PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah adalah suatu benda yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang tersusun
dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan dan bahan organik
sebagai hasil sisa pelapukan tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium
pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu, baik itu sifat fisik, kimiawi juga
biologis. Untuk bidang pertanian, tanah merupakan media tumbuh tanaman.
Mediayang baik bagi pertumbuhan tanaman harus mampu menyediakan
kebutuhantanaman seperti air, udara, unsur hara, dan terbebas dari bahan-bahan
beracundengan konsentrasi yang berlebihan. Dengan demikian sifat-sifat fisik
tanahsangat penting untuk dipelajari agar dapat memberikan media tumbuh yang
ideal bagi tanaman.
Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting untuk penetapansifat-sifat
fisik tanah di laboratorium. Pengambilan contoh tanah untuk penetapansifat-sifat
fisik tanah dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah padasatu titik
pengamatan, misalnya pada lokasi kebun percobaan atau penetapan sifatfisik
tanah yang menggambarkan suatu hamparan berdasarkan poligon atau jenistanah
tertentu dalam suatu peta tanah.
Karena itu dalam pemanfaatannya manusia perlu mengetahui berbagai
macam jenis tanah dan sifatnya. Sehingga dalam berbagai percobaan dan
pengamatan contoh tanah sebagai objek harus sesuai agar tingkat kebenaran
analisis akurat.
B. Tujuan
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut (Saridevi,2013) ,ada dua belas ordo tanah menurut Soil Taxonomy
yaitu entisol, andisol, inseptisol, vertisol, ultisol, oxisol, alfisol, mollisol,
spodosol, histosol, aridisol, dan gleisol.
Menurut (Marbun 2014), taksnomi tanah adalah bagian dariklasifikasi tanah baru
yang menggunakan 6 ategori yaitu ordo, sub ordo,great goup, sb group, family
dan seri.
Tanah yang telah berkembang mempunyai sifat yang berbeda-benda meliputi
perbedaan sifat profil tanah seperti jenis dan susunan horizon, kedalaman solum
tanah, kandungan bahan organik dan liat, kandungan air, dan sebagainya
(Hardjowigeno,2010)
Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum yang berarti permulaan. Inceptisol
menduduki golongan tanah terluas kedua di dunia. Ciri khas Inceptisol ini adalah
tanah mulai berkembang, mempunyai epipedon Ochric (pucat) ,meskipun masih
sedikit memperlihatkan bukti adanya eluviasi dan iluviasi.Golongan tanah ini
dapat terjadi hampir dalam semua zone iklim yang memungkinkan terjadinya
proses pencucian. Inceptisol merupakan tanah yangmempunyai horizon alterisasi
yang telah kehilangan basa-basa atau besi danaluminium tetapi mengandung
mineral dan mineral terlapuk, tampa horizon iluviasi yang diperkaya dengan liat
silikat yang mengandung aluminium dan bahan organik amorf (Sevindrajuta,
2013).
Vertisols adalah tanah-tanah yang telah mempunyai perkembangan profil, yang
dicirikan oleh terbentuknya bidang kilir (slickenside) di lapisan bawah,kandungan
liat cukup tinggi (<30%) dan terdapat rekahan-rekahan di permukaantanah selebar
>1 cm dan dalam >50 cm pada musim kemarau (Soil Survey Staff,1998). Tanah
ini terbentuk dari bahan aluvium yang kaya akan basa-basa dan batuan sedimen
pada fisiografi dataran aluvial dan dataran. Umumnya solum tanah dalam, warna
tanah kelabu, tekstur halus, reaksi tanah netral sampai basa,dan kandungan bahan
organik rendah. Faktor pembatas utama adalah sifat mengembang dan mengkerut
sehingga terjadi rekahan yang cukup dalam dan lebar terutama pada musim
kemarau panjang (Susanto A.N. dan Marthen P. S.,2007).
Ultisol didefinisikan sebagai tanah yang mempunyai penciri horisonargilik atau
kandik dan kejenuhan basa < 35%. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di
Indonesia yang mempunyai sebaran luas, mencapai 45.794.000 ha atau sekitar
25% dari total luas daratan Indonesia (Subagyo, 2004).
III.
METODE PRAKTIKUM
IV.
banyak menyerupai sifat bahan induknya. Tanah yang dapat memiliki epipedon
okhrik dan horison albik seperti yang dimiliki tanah entisol juga yang menpunyai
beberapa sifat penciri lain (misalnya horison kambik) tetapi belum memenuhi
syarat bagi ordo tanah yang lain (Hardjowigeno, 1993). Inceptisol mempunyai
karakteristik dari kombinasi sifat sifat tersedianya air untuk tanaman lebih dari
setengah tahun atau lebih dari 3 bulan berturut turut dalam musim musim
kemarau, satu atau lebih horison pedogenik dengan sedikit akumulasi bahan selain
karbonat atau silikat amorf, tekstur lebih halus dari pasir geluhan dengan beberapa
mineral lapuk dan kemampuan manahan kation fraksi lempung ke dalam tanah
tidak dapat di ukur. Kisaran kadar C organik dan Kpk dalam tanah inceptisol
sangat lebar dan demikian juga kejenuhan basa. Inceptisol dapat terbentuk hampir
di semua tempat kecuali daerah kering mulai dari kutup sampai tropika. Tanah
inceptisol memiliki kadar alumunium dan kadar zat besinya tinggi. Keasaman
yang terkandung pada tanah ini adalah 5-7 dengan tingkat kejenuhan 72 %, oleh
karena itu tanah ini memiliki tingkat keasaman sedang (Darmawijaya, 1990).
Menurut pendapat Darmawijaya (1990), entisol dicirikan oleh bahan
mineral tanah yang belum membentuk horizon pedogenik yang nyata, karena
pelapukan baru diawali, atau hasil bahan induk yang sukar lapuk seperti pasir
kuarsa, atau terbentuk dari batuan keras yang larutnya lambat seperti batu
gamping, atau topografi sangat miring sehingga kecepatan erosi melebihi
pembentukan horizon pedogenik, atau pencampuran horizon oleh pengolahan
tanah atau hewan. Profil tanahnya tidak memperlihatkan translokasi bahan.
Entisol mempunyai kejenuhan basa bervariasi, pH dari asam, netral
sampai alkalin, KTK juga bervariasi baik untuk horizon A maupun C, mempunyai
nisbah C/N < 20% dimana tanah yang mempunyai tekstur kasar berkadar bahan
organik dan nitrogen lebih rendah dibandingkan tanah yang bertekstur lebih halus.
Hal ini disebabkan oleh kadar air yang lebih rendah dan kemungkinan oksidasi
yang lebih baik dalam tanah yang bertektur kasar juga penambahan alamiah dari
sisa bahan organik kurang dari pada tanah bertekstur halus (Munir, 1996).
Tanah vertisols relatif sulit diolah karena memiliki konsistensi yang sangat
kuat karena memiliki kandungan lempung yang tinggi yaitu lebih dari 30%,
bahkan menurut Prasetyo (2007) kandungan liat pada tanah vertisol dapat lebih
dari 60%. Tanah ini sangat keras pada waktu kering (musim kemarau) dan sangat
plastik dan lengket ketika basah. Pengolahan dapat dilaksanakan di dalam musim
kemarau baik secara manual maupun dengan menggunakan alat berat/traktor.
Prasetyo (2007) menambahkan, berdasarkan bahan induknya, tanah vertisol
memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda. Semua pedon yang diteliti mempunyai
tekstur yang tergolong pada liat berat dengan kandungan fraksi liat > 60%.
Tingginya kandungan faraksi lita berhubungan dangan bahan induk tanahnya.
Bahan induk vertisol terdiri atas alluvium, napal, peridotit, batu kapur, volkan
andesitik dan dasitik yang tergolong sudah lapuk serta endapan banjir dan
lakustrin yang memang sudah halus ukuran butirannya.
Sifat-sifat kimia tanah verstisol umumnya memiliki kesuburan kimia yang
tinggi, banyak mengandung Fe , memiliki KPK yang relatif baik, kejenuhan basa
++
relatif besar, kapasitas mengikat air (water holding capacity) yang tinggi dengan
pH tanah 6-8,5 (Supriyo, 2008). Secara kimiawi tanah ini kaya akan hara karena
mempunyai cadangan sumber hara yang tinggi dengan kapasitas tukar kation
tinggi dan pH netral hingga alkali (Deckers et al, 2001). Akan tetapi tingkat
kesuburannya dapat bervariasi menurut asal bahan induknya (Prasetyo, 2007).
Pengambilan contoh tanah sangat mempengaruhi tingkat kebenaran hasil
analisa di laboratorium. Metode atau pengambilan contoh tanah yang tepat sesuai
dengan jenis analisis yang akan dilakukan merupakan persyaratan yang perlu
diperhatikan (Hanafiah, 2004).
Contoh tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu
bagian tubuh tanah (horizon/lapisan/solum) dengan cara-cara tertentu dengan
sifat-sifat yang dimiliki (Hardjowigeno, 1987).
Pengambilan contoh tanah berupa contoh tanah terganggu dan agregat
utuh. Contoh tanah terganggu digunakan untuk analisis sebaran partikel tanah
(tekstur tanah) dan kandungan bahan organik tanah, sedangkan agregat utuh
digunakan untuk analisis kemantapan agregat tanah (Foth, 1986).
Dengan demikian pengambilan contoh tanah yang diambil di lapangan
haruslah representatif artinya contoh tanah tersebut harus mewakili suatu areal
atau luasan tertentu. Penyebab utama dari contoh tanah tidak represetatif adalah
kontaminasi, jumlah contoh tanah yang terlalu sedikit untuk daerah yang
variabilitas kesuburannya tinggi (Poerwowidodo, 1991).
Contoh tanah biasa atau contoh tanah-tanah terganggu untuk penetapanpenetapan kadar air, tekstur dan konsistensi. Pengangkutan contoh tanah terutama
untuk penetapan kerapatan, pH, dan permeabilitas harus hati-hati. Guncanganguncangan yang dapat merusak struktur tanah harus dihindarkan. Dianjurkan
untuk menggunakan peti khusus yang besarnya disesuaikan dengan jumlah
tabung. Waktu penyimpanan perlu diperhatikan. Contoh tanah yang terlalu lama
dalam ruangan yang panas akan mengalami perubahan, karena terjadi pengerutan
dan aktivitas jasad mikro (Hakim, 1986).
Tanah yang banyak mengandung pasir akan mempunyai tekstur yang
kasar, mudah diolah, mudah merembaskan air dan disebut sebagai tanah ringan.
Sebaliknya tanah yang banyak mengandung liat akan sulit meloloskan air, aerasi
jelek, lengket dan sukar pengolahannya sehingga disebut tanah berat. Beberapa
jenis tanah mempunyai sifat mengembang (bila basah) dan mengkerut (bila
kering). Akibatnya pada musim kering karena tanah mengerut maka tanah menjadi
pecah-pecah. Sifat mengembang dan mengerutnya tanah disebabkan oleh
kandungan mineral liat montmorillonit yang tinggi. Besarnya pengembangan dari
pengerutan tanah dinyatakan dalam nilai COLE (Coefficient Of Linear
Extensibility) atau PVC (Potential Volume Change = Swell index = index
pengembangan). Istilah COLE banyak digunakan dalam bidang ilmu tanah
(pedology) sedang PVC digunakan dalam bidang engineering (pembuatan jalan,
gedung-gedung, dsb) (Hardjowigeno,2007).
10
V.
11
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Tanah Andisol, Tanah yang Subur Akibat Letusan Gunung.
Disadur dari http://unguamalis.blogspot.com/2010/12/tanah-Andisoltanah-suburakibat-letusan.html. pada 17 April 2011 Pukul 22:20.
12
Gaol, Surya Karto Lumban. 2014. Pemberian zeolit kalium untuk meningkatkan
Ketersediaan hara K dan pertumbuhan kedelai di Entisol.
JurnalAgroteknologi Vol. 2 No. 3 Hlm 1151-1159
H. Nurhajati. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Usaha Nasional : Surabaya
Hakim, N, dkk. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
Hanafiah, Kemas. 2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Penerbit Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Hardjowigeno, S.2007. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo : Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Akamedia Pressindo. Jakarta
Hardjowigeno. Sarwono. 1987. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
Jenny, H., 1941. Factor of Soil Formation. McGraw-Hill Book Company, Inc.
New York And London
Marbun, Posma dkk. 2014.Klasifikasi Inseptisol pada ketinggian tempat
yangBerbeda di Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Hasundutan.
JurnalAgroteknologi Vol. 2 No. 4 Hlm 1451-1458.
Marthen, Chald. (2007). Soil, Morphology, Genesis and Classification. Chapter
15. Inceptisols. Weirberg & Darry Hans. UK. OL.Page: 178-188.
Nuryani, dkk. 2003. Sifat Kimia Inseptisol pada Sistem Pertanian Organik.
Jurnal Ilmu Pertanian. Vol. 10 No. 2 Hlm 63-69.Pr
Poerwowidodo. 1991. Ganesha Tanah. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta
Prasetya, B.H dan Suriadikarta D.A. .2006. Karakteristik, Potensi, dan
Teknologi Pengololaan Tanah Ultisol untuk Pengembangan Pertanian
Lahan Kering di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, 25(2), 2006 Hlm
39-47.
13
Prasetya, B.H. 2007. Perbedaan sifat-sifat tanah vertisol dari berbagai lahan
induk. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia Vol.9 No.1 Hlm 20-31.
Saridevi, Gusti Agung Ayu Ratih dkk. 2013. Perbedaan sifat biologi tanah pada
Beberapa penggunaan lahan i andisol, inseptisol, dan vertisol.
JurnalAgroteknologi Tropik Vol. 2 No. 4 Hlm 214-224. of 10
Sevindrajuta. 2013. Efek Pemberian Beberapa Takaran Pupuk Kandang Sapi
Terhadap Sifat Kimia Inceptisol dan Pertumbuhan Tanaman Bayam
cabut. Jurnal Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat Hlm 3-4.
Soil Survey Staff. (2010). Karakteristik dan Permasalahan Tanah Marginal dari
Batuan Sedimen Masam di Kalimantan, Jurnal Litbang Pertanian
29(4) :144.
Subagyo, H.,N. Suharta, dan A.B. Siswanto. 2004. Tanah-tanah pertanian di
Indonesia. Vol:4. Hlm. 21-66. Dalam A. Adimihardja, L.I. Amien, F.
Agus, D. Djaenudin (Ed) . Sumberdaya Lahan Indonesia dan
Pengelolaannya. Jurnal Ilmu Pertanaian dan Perikanan. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Supriyo, H. 2008. Catatan kuliah Kesuburan Tanah dan Pemupukan (KTB
617). Pasca Sarjana Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.
14
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi yang
tersusun dari bahan mineral sebagai hasil pelapukan bebatuan dan bahan organik
sebagai
hasil
pelapukan
sisa-sisa
tanaman
dan
hewan,
yang
mampu
15
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah. Antara lain pada proses
pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan
hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media
gerak hara ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian
bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air
yang diterima dipermukaan tanah ke bawah. Berdasarkan gaya yang bekerja pada
air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi, maka air tanah dibedakan
menjadi: air higroskopis,air kapiler dan air gravitasi.
Air terdapat di dalam tanah karena ditahan atau diserap oleh massa tanah,
tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik.
Baik kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu proses
pertumbuhan tanaman. Air diperlukan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan
biologisnya, antara lain untuk transpirasi, dalam proses asimilasi untuk
pembentukan karbohidrat, serta untuk pengangkutan fotosintesis ke seluruh
jaringan tumbuhan .
B. Tujuan
Menetapkan kadar air contoh tanah kering angin, kapasitas lapang dan kadar
air maksimum tanah dengan metode gravimetri (perbandingan massa air dengan
massa padatan tanah) atau disebut berdasarkan % berat
16
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk pertumbuhan yang baik atau optimum bagi tanaman diperluakn suatu
keadaan taat air yang baik dan seimbang sehingga akar tanaman dengan mudah
akan menyerap unsure hara. Tata air dan udara yang baik ini adalah jika pori terisi
air minimum 10% dan pori terisi udara minimal 10% atau lebih. Air tanah
merupakan salah satu bagian penyusun pada tanaman. Air tanah hamper
seluruhnya berada pada udara atau atmotsfer. Tanah mempunyai kapilaritas yang
berbeda-beda untuk menyerap dan mempertahankan kelembapannya tergantung
kepada struktur, tekstur, dan kandungan bahan organic yang terdapat di dalam
tanah (Kemas, Ali;2007)
Menurut (Hanafiah,2007) Batas dari tanah adalah batas antara tanah dan
udara, air dangkal, tumbuhan hidup, atau bahan tumbuhan yang belum mulai
terlapuk. Wilayah yang dianggap tidak mempunyai tanah, apabila permukaan
secara permanen tertutup oleh air yang terlalu dalam ( secara tipikal >2,5 m )
untuk tumbuhan tanaman tanaman berakar. Batas horizontal tanah adalah
wilayah dimana tanah berangsur beralih kedalam, area tandus, batuan atau es
17
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanahtanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah
bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir
umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau
liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: banyaknya
curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya
evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi),
tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau
kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah (Madjid,
2010).
Komponen penting dari tanah adalah mineral, yaitu gabungan unsur-unsur
anorganik amorf dan kristal, merupakan salah satu sifat yang dapat menunjukkan
sifat karateristik tanah. Jenis mineral tanah terkait erat dengan tingkat
dekomposisinya dan dapat digunakan sebagai alat pendekatan dalam menentukan
kesuburan tanah. Bahan-bahan mineral ini merupakan kerangka dasar tanah
(Sirappa, 2002).
(Soetedjo dan Kartasapoetra, 2002) berpendapat bahwa, Faktor-faktor yang
mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah, iklim, topografi, adanya gaya
kohesi, adhesi, dan gravitasi. Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena butiran
butirannya berukuran lebih besar, maka setiap satuan berat (gram) mempunyai
luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap air dan unsur hara.
Tanah-tanah yang bertekstur liat, karena lebih halus maka setiap satuan
berat
mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air
dan menyediakan unsur hara lebih tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam
reaksi kimiadibanding tanah bertekstur kasar
Teknik pengukuran kadar air tanah diklasifikasikan ke dalam dua cara, yaitu
langsung dan tidak langsung. Pengukuran secara langsung adalah berupa
pemisahan air dari matrik tanah dan pengukuran langsung dari jumlah air yang
dipisahkan tersebut. Pemisahan air dari matriks tanah dapat dicapai melalui: (1)
18
pemanasan; (2) ekstraksi dan penggantian oleh larutan; atau (3) reaksi kimia.
Jumlah air yang dipisahkan ditentukan dengan: (1) mengukur perubahan
massa/berat setelah pemanasan dan (2) pengukuran kuantitatif dari hasil reaksi.
Pemisahan air dengan pemanasan biasa disebut dengan metode gravimetrik, dan
merupakan metode pengukuran secara langsung (Topp and Ferre, 2002). Metode
tidak langsung adalah dengan mengukur beberapa sifat fisik atau kimia tanah yang
berhubungan dengan kadar air tanah. Sifat ini meliputi konstanta dielektrik
(permitivity relatif), konduktivitas elektrik, kapasitas panas, kandungan ion H, dan
kepekaan magnetik. Berlawanan dengan metode langsung, metode tidak langsung
bersifat lebih tidak merusak atau nondestruktif, sehingga kandungan air dalam
contoh tidak berubah selama pengukuran. Akurasi dan ketepatan dari metode ini
tergantung kepada kedekatan hubungan antara sifat yang diukur dan kadar air
volumetrik (v)
19
III.
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Praktikum ini menggunakan alat dan bahan: Contoh tanah kering, botol
timbang, timbangan analitis, keranjang stainless, cawan tembaga porus, bejana
seng, kertas label, spidol, pipet ukuran 2mm, bak perendam, serbet, kertas saring,
oven, tang penjepit dan eksikator
B. Cara Kerja
1.
20
3.
21
5. Setelah waktu perendaman selesai, cawan tembaga porus diambil dari bak
perendam. Permukaan tanah yang mengembang diratakan dengan colet,
dibersihkan dengan serbet (lap), dimasukkan kedalam cawan petridis yang
digunakan pada waktu penimbangan pertama, lalu ditimbang (= b gram ).
6. Cawan tembaga porus dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan
suhu 105 - 110C.
7. Setelah waktu pengovenan selesai, cawan diangkat dengan tang penjepit
dn dimasukan kedalam eksikator selama 15 menit. Setelah itu diambil
dengan tang penjepit kemudian ditimbang beratnya (= c gram ).
Tanah yang ada di dalam cawan tembaga porus dibuang, cawan tembaga porus
dibersuhkan dengan kuas, dialasi dengan petridis yang sama lalu ditimbang
beratnya (= d gram ).
22
IV.
1.
Botol
Ulangan
Timbang
Kosong (a g)
(a) + contoh
(b) setelah
tanah (b g)
dioven (c g)
Kadar air
tanah kering
udara (%)
Ka 1
22,77 gr
31,95 gr
30,80 gr
14,32%
Ka 2
22,88 gr
32,25 gr
31,39 gr
10,10%
Rata-rata
12,21%
Perhitungan :
a1 = 22,77 gr
b1 = 31,95 gr
c1 = 30,80 gr
Kadar air 1 =
a2 = 22,88 gr
b2 = 32,25 gr
c2 = 31,39 gr
bc
ca x 100%
Kadar air 2 =
bc
ca x
100%
=
31, 9530, 80
30, 8022,77 x 100%
3 2,253 1,39
3 1,3922,88 x 100%
= 14,32 %
= 10,10 %
23
Rata rata =
2.
14,32+10,10
=12,21
2
Botol timbang
kosong ( a g )
basah (b g)
Ka 1
71,17 gr
83,08 gr
32,39%
Ka 2
79,48 gr
81,39 gr
-10,01%
Ulangan
Rata-rata
Perhitungan :
Kapasitas Lapang 1=
=
11,19%
2
x 100 + Ka
b(a+2)
2
x 100 +12,21
83,08(7 1,17+2)
= 32,39 %
Kapasitas Lapang 2=
=
2
x 100 + Ka
b(a+2)
2
x 100 +12,21
81,39(79,48+ 2)
= -10,01 %
Rata rata =
3 2,3910,01
=11,19
2
24
3.
Cawan+kertas
Ulangan
saring jenuh +
petridish (a g)
(a) + tanah
(b)
Petridis +
basah
setelah
cawan + kertas
jenuh air
dioven 24
saring setelah
(b g)
jam
dioven (dg)
Kadar air
maksimum
(%)
KAM-1
87,50 gr
147,44 gr
112,53 gr
87,98 gr
144,15%
KAM-2
89,79 gr
150,00 gr
115,15 gr
89,98 gr
139,21%
Rata-rata
141,95%
Perhitungan :
Kadar air maksimum =
( ba )(cd )
x 100
(cd )
Ulangan 1 :
Kadar air maksimum =
=
( 14 7,4487,50 )( 1112,5387,98)
x 100
(1 12,5387,98)
35,39
x 100
24,55
= 144,15 %
Ulangan 2 :
Kadar air maksimum =
=
( 150,0089,79 )(115,1589,98)
x 100
(115,1589,98)
35,04
x 100
25,17
= 139,21%
25
B. Pembahasan
Gaya adhesi adalah gaya tarik-menarik dua partikel atau lebih dari partikel
yang tidak sejenis. Mengakibatkan sebuah zat dapat menempel pada zat yang lain
(tetapi bukan gaya magnet atau gaya tarik gravitasi bumi). Gaya kohesi adalah
gaya tarikmenarik dua partikel atau lebih dari partikel yang sejenis.
Mengakibatkan sebuah zat tidak dapat menempel pada zat yang lain.Gravitasi
adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang memiliki massa
di alam semesta (Sugiono,2008).
Faktor tumbuhan dan iklim mempunyai pengaruh yang berarti pada jumlah air
yang dapat diabsorpsi dengan efisien tumbuhan dalam tanah. Kelakuan akan
ketahanan pada kekeringan, keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah faktor
tumbuhan yang berarti. Temperatur dan perubahan udara merupakan perubahan
iklim dan berpengaruh pada efisiensi penggunaan air tanah dan penentuan air
yang dapat hilang melalui saluran evaporasi permukaan tanah. Diantara sifat khas
tanah yang berpengaruh pada air tanah yang tersedia adalah hubungan tegangan
dan kelembaban, kadar garam, kedalaman tanah, strata dan lapisan
tanah(Buckman dan Brady, 1982).
Banyaknya kandungan air tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan
air (moisture tension) dalam tanah tersebut. Kemampuan tanah dapat menahan air
antara lain dipengaruhi oleh tekstur tanah. Tanah-tanah yang bertekstur kasar
mempunyai daya menahan air yang lebih kecil dari pada tanah yang bertekstur
halus. Pasir umumnya lebih mudah kering dari pada tanah-tanah bertekstur
berlempung atau liat (Hardjowigeno, 1992).
Berdasarkan hasil Praktikum ini bahwa pada tanah kering udara rata-ratanya
12,21% , pada kapasitas lapang rata-ratanya 11,19%, dan pada kada air
maksimum pada KA1 32,39% dan pada KA2 -10,01% ini sama halnya sepertu
menurut Hardjowigeno (1993) bahwa air terdapat dalam tanahkarena ditahan
(diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan
drainase yang kurang baik. Air dapat meresap atau ditahan olehtanah karena
adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Lain halnya dengankadar air
maksimum, suatu jenis tanah ditentukan oleh daya hisap matriks atau partikel
tanah, kedalaman tanah dan pelapisan tanah Hakim. Tekstur tanahyang halus
menyebabkan porositasnya rendah sehingga mampu menahan air. Tinggi
rendahnya kadar air maksimum tergantung juga pada jenis tanah, sebabtanah juga
26
mempunyai tekstur yang berbeda pula. Demikian lah yang terjadi pada derajat
kerut tanah yang kami praktikumkan sama halnya dengan teori Menurut
(Hardjowigeno, 1993)
27
lapangnya
5. Tanah yang memiliki kapasitas lapang tertinggi adalah tanah liat dan tanah
merah yang memiliki partikel halus yang mudah padat dan merupakan
sistem koloid yang suka menahan air sukar
6. Tanah yang memiliki kapasitas lapang terkecil adalah pasir karena
mengandung banyak partikel yang kasar sehingga sulit mengikat air dan
air mudah mengalir ke bawah.
B. Saran
Pada percobaan penetapan kadar air tanah butuh ketelitian dalam pengamatan
dan perhitungan, jika sekali saja salah dalam pengamatannya maka
perhitungannya pun akan salah
DAFTAR PUSTAKA
28
29
30
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
31
Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar permukaan
planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai
akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk
dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula
Tanah tersusun dari empat bahan utama, yaitu : bahan mineral, bahanorganic, air
dan udara. bahan-bahan penyusun tanah tersebut jumlahnyamasing-masing
berbeda untuk setiap jenis tanah ataupun setiap lapisan tanah.Pada tanah lapisan
atas yang baik untuk pertumbuhan tanaman lahan kering(bukan sawah) umumnya
mengandung 45% bahan mineral, 5%bahan organic,20-30% udara, dan 20-30%
air.
Secara fisik tanah mineral merupakan campuran dari bahan anorganik, bahan
organik, udara dan air. Masing - masing fraksi mempunyai ukuran dansifat yang
berbeda beda. Bahan anorganik secara garis besar dibagi atasgolongan fraksi
tanah yaitu:
1. Pasir (0,05 mm 2,00 mm)
Bersifat tidak plastis dan tidak liat, daya menahan air rendah, ukuran yang
besar menyebabkan ruang pori makro lebih banyak, perkolasi cepat, sehingga
aerasi dan drainase tanah pasir relative baik. Partikel pasir ini berbentuk bulat dan
tidak lekat satu samalain.
2. Debu (0,002 mm 0,005 mm)
Sebenarnya merupakn pasir mikro. Tanah keringnya menggumpal tetapi mudah
pecah jika basah, empuk dan menepung. Fraksi debu mempunyai sedikit sifat
plastis dan kohesi yang cukup baik.
3. Liat (<0,002 mm)
Yaitu berbentuk lempeng, punya sifat lekat yang tinggisehingga bila dibasahi amat
lengket dan sangat plastis, sifat mengmbangdan mengkerut yang besar. Bila
kering menciut dan banyak menyerap energi panas, bila dibasahi terjadi
32
pengembangan volume dan terjadi pelepasan panas yang di sebut sebagai panas
pembasahan ( heat of wetting )
B. Tujuan
Mengetahui besarnya derajat kerut tanah dari beberapa jenis tanah dan
membandingkan besarnya derajat kerut tanah antar jenis tanah yang diamati
II.
TINJAUAN PUSTAKA
33
Tanah mempunyai ciri khas dan sifat-sifat yang berbeda-beda diantara tanah di
suatu tempat dengan tempat yang lain. Sifat-sifat tanah itu meliputi fisika dan sifat
kimia. Beberapa sifat fisika tanah antara lain tekstur, struktur, dan kadar lengas
tanah. Untuk sifat kimia menunjukan sifat yang dipengaruhi oleh adanya unsur
maupun senyawa yang terdapat di dalam tanah tersebut. Beberapa contoh sifat
kimia yaitu pH, kadar bahan organik dan Kapasitas Pertukaran Kation (KPK).
Setiap tanah memiliki sifat mengembang dan mengkerut (Aji, 2012).
Menurut (Sutanto,2005) Masing-masing fraksi mempunyai ukuran dan sifat yang
berbeda-beda.Tanah yang banyak mengandung pasir akan mempunyai tekstur
yang kasar,mudah untuk diolah, mudah untuk merembeskan air dan disebut
sebagai tanahringan. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi derajat kerut pada
tanah adalah Berat ringannya tanah akan menentukan derajat kerut tanah. Semakin
tinggi kandungan liat, semakin besar derajat kerut tanah. Selain itu, bahan organik
tanah berpengaruh sebaliknya. Semakin tinggi kandungan bahan organik tanah,
makaderajat kerut tanah semakin kecil.
Butiran pasir mempunyai matra kurang lebih seragam dan mempunyaibentuk
membulat walaupun permukaan luarnya tidak selalu halus, sertamempunyai
jenjang kekasaran tertentu yang terkait erat dengan keabrasifannya. Pisahan debu
terdiri dari kumpulan zarah berukuran garis tengah antarapisahan lempung dan
pisahan pasir. Secara meneralogis dan fisis, zarah debu inI mendekati zarah pasir,
hanya berukuran lebih kecil dan luas permukaan persatuan massa yang lebih
besar, serta seringkali terlapisi lempung yang terjerapkuat. Pada kasus tertentu
zarah debu memperlihatkan perangai fisiko kimiawi lempung (Akhmad, 2012).
Tanah yang memiliki derajat kerut pada urutan keempat adalah inceptisol. Pada
tanah Inseptisol profilnya mengandung horizon yang diperkirakan terbentuk agak
cepat dan kebanyakan hasil dari perubahan batuan induk. Horizon tidak
menggambarkan pelapukan yang hebat (Buckman, 1982).
Menurut (Bohn, 2009) PHA dapat dipegang di dalam ruang antar lapisan-lapisan
silikat mineral liat yang dapat mengembang sehingga dapat mencegah runtuhnya
34
Coefflcient
of
Linear
Extensibility
(COLE)
sebagai
parameter
III.
METODE PRAKTIKUM
35
B. Cara Kerja
Diambil tanah halus secukupnya
Dimasukkan kedalam cawan porselin
Ditambah air dengan botol semprot
Diaduk secara merata dengan colet sampai pasta tanah menjadi homogen
Dimasukkan kedalam cawan dakhil
Diketahui diameternya menggunakan jangka sorong
Dijemur dibawah terik matahari
Dilakukan pengukuran besarnya pengkerutan setiap 2 jam sekali sampai
diameternya konstan (diameter akhir)
IV.
Jenis
Tanah
Vertisol
35,42
27,60
27,63
26,75
27,30
26,91
35,20
29,94
27,40
27,38
27,33
26,93
35,31
28,77
27,51
27,06
27,31
26,92
36
Andisol
Entisol
Inseptisol
Ultisol
34,20
34,78
34,80
34,95
34,22
34,17
34,15
34,97
34,91
34,75
34,21
34,16
34,17
34,87
34,85
34,85
34,21
34,16
35,26
33,82
33,43
33,25
32,68
32,67
35,47
34,71
34,04
33,52
32,40
32,43
35,36
34,26
33,73
33,36
32,54
32,43
35,60
33,81
33,54
33,42
32,86
32,37
35,38
34,08
34,01
33,26
32,63
33,57
35,49
33,94
33,77
33,34
32,74
32,47
38,95
32,89
31,56
31,50
30,76
30,47
39,11
32,54
31,83
31,40
30,49
30,16
39,03
32,71
31,69
31,45
30,62
30,31
B. Pembahasan
Secara fisik tanah mineral merupakan campuran dari bahan anorganik, bahan
organik, udara dan air. Masing - masing fraksi mempunyai ukuran dan sifat yang
berbeda beda. Bahan anorganik secara garis besar dibagi atas golongan fraksi
tanah yaitu :
1. Pasir (0,05 mm 2,00 mm) yaitu Tidak plastis dan tidak liat,
dayamenahan air rendah, ukuran yang besar menyebabkan ruang pori
makrolebih banyak, perkolasi cepat, sehingga aerasi dan drainase tanah
pasir relative baik. Partikel pasir ini berbentuk bulat dan tidak lekat satu
samalain.
2. Debu (0,002 mm 0,005 mm) yaitu Merupakan pasir mikro. Tanah
keringnya menggumpal tetapi mudah pecah jika basah, empuk dan
menepung. Fraksi debu mempunyai sedikit sifat plastis dan kohesi
yangcukup baik.
37
38
V.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dan persobaan dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
suatu tanah semakin tinggi kandungan liatnya, maka semakin besar derajat kerut
tanah. Selain itu, bahan orgaik tanah berpengaruh sebaliknya. Semakin tinggi
kandungan bahan organik tanah, maka derajat kerut tanah semakin kecil.
B. Saran
Sebaiknya harus teliti dalam masukkan data hasil praktikum ini agar lebih aktual
39
DAFTAR PUSTAKA
40
41
42
43
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah dalam pertanian mempunyai peranan sebagai media tumbuhtanaman
dalam hal tempat akar memenuhi cadangan makanan, cadangan nutrisi (hara) baik
yang berupa ion-ion organik maupun anorganik. Untuk memenuhikebutuhan
tersebut diperlukan pengetahuan dalam mengetahui sifat fisik tanahseperti warna
tanah, tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah dan lain-lain.
Proses pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk (regolit)
menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahanorganik yaitu
sisa-sisa tumbuhan yang dilapuk oleh mikroorganisme dengan bahan mineral
dipermukaan tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah
dari bagian atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain,sehingga apabila kita
menggali lubang pada tanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang
berbeda sifat fisik, kimia, dan biologinya, lapisan-lapisaninilah yang disebut
dengan horizon tanah yang terbentuk dari mineral anorganik akar. Susunan
horizon tanah tersebut biasa disebut Profil Tanah.
44
Profil Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang
menunjukkan susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah sampailapisan
bahan induk dibawahnya. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk selaindipengaruhi
oleh perbedaan bahan induk sebagai bahan pembentuknya, juga terbentuk karena
pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air.
Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling jelas dan mudah ditentukandi
lapang. Warna mencerminkan jenis mineral penyusun tanah, reaksi kimiawi,dan
akumulasi bahan- bahan yang terjadi, misalnya kandungan bahan organik yang
tinggi pada tanah akan menimbulkan warna lebih gelap. Tekstur mencerminkan
ukuran partikel dari fraksi-fraksi tanah sedangkan struktur tanahmerupakan
kenampakan bentuk atau susunan partikel-partikel primer tanahhingga partikel
sekunder yang membentuk agregat. Konsistensi tanah merupakanketahanan tanah
terhadap tekanan gaya-gaya dari luar yang merupakan indikator derajat
manifestasi kekuatan dan corak gaya-gaya fisik yang bekerja pada tanahselaras
dengan tingkat kejenuhan airnya.
B. Tujuan
1. Menetapkan warna dasar beberapa jenis tanah dengan menggunakan buku
Munsell soil Color Chart
2. Menetapkan tekstur tanah dari beberapa jenis tanah
3. Menetapkan struktur tanah dari beberapa jenis tanah
4. Menetapkan konsistensi tanah dari beberapa jenis tanah
45
II.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Warna Tanah
Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan
dilapang. Warna tanah mencerminkan beberapa sifat tanah. Kandungan bahan
organic yang tinggi pada tanah akan menimbulkan warna lebih gelap. Tanah
dengan drainase yang jelek atau sering jenuh air berwarna kelabu. Tanah yang
mengalami dehidratasi senyawa besi akan berwarna merah.
Warna tanah akan berpengaruh pada keseimbangan panas dan kelembaban
tanah. Hal ini secra atidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman,
aktivitas organisme dan struktur tanah. Warna tanah digunakan juga dalam
penaksiran :
1. Tingkat pelapukan atau proses pembentukan tanah, semakin merah berarti
semakin lanjut pelapukannya
2. Kandungan bahan organic tanah
3. Drainase tanah, warna merah atau kecoklatan, berdrainase baik; sedangkan
berwarna kelabu berdrainase yang buruk
4.
Horizon
pencucian/pengendapan,
warna
putih
menunjukkan
46
horizon
Warna tanah dibedakan atas (A) warana dasar tanah (matriks) dan warna
karatan sebagai proses oksidasi dan reduksi alam tanah. Penetapan warna tanah
yang digunakan MUNSELL SOIL COLOR CHART, dimana dalam penetapan
warna harus dicatat HUE, VALUE, dan CHROMA.
a. HUE : Warna dominan sesuai dengan panjang gelombangnnya. Dimulai warna
merah (5R) dan warnna paling kuning (5Y), untuk tanah yang tereduksi (gley)
yaitu 5G, 5GY, 5BG dan N (netral)
b. VALUE : Merupakan kartu warna arah vertikal yang menunjukkan warna tuamuda atau hitam-putih dituliskan dibelakang HUE
c. CHROMA : Kartu warna yang disusun horizontal yang menunjukkan intensitas
cahaya.
2. Tekstur Tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan
struktur tanah ini terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu sama
lain oleh suatu perekat seperti bahan organic, oksida-oksida besi, dan lain-lain.
Struktur tanah merupakan susunan ikatan partikel tanah satu sama lain.
Ikatan tanah berbentuk sebagai agregat tanah. Apabila syarat agregat tanah
terpenuhi maka dengan sendirinya tanpa sebab dari luar disebut ped, sedangkan
ikatan tanah yang merupakan gumpalan tanah yang sudah terbentuk akibat
penggarapan tanah disebut clod. Pengamatan striktur tanah dilapang terdiri dari :
a. Pengamatan bentuk struktur/tipe struktur
Bentuk struktur Tanah :
Granular, yaitu struktur tanah yang berbentuk granul, bulat dan potous, struktur
ini terdapat pada horizon A
47
Gumpal (blocky), yaitu struktur tanah yang berbentuk gumpal membuat dan
gumpal bersudut, bentuknya menyerupai kubus dengan sudut-sudut membulat
untuk gumpal membulat dan bersudut tajam untuk gumpal bersudut, dengan
sumbu horizontal setara denngan sumbu vertikal, struktur ini terdapat pada
horizon B pada tanah iklim basah.
Prisma (prismatic), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertikal lebih besar
daripada sumbu horixontal dengan bagian atasnya rata, struktur ini terdapat pada
bagian horizon B pada iklim tanah kering
Tiang (columnar), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertikal lebih besar
daripada sumbu horizontal dengan bagian atasnya membulat, struktur ini terdapat
pada horizon B pada iklim kering.
Lempeng (platy), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertikal lebih kecil daripada
sumbu horizontal, struktur ini ditemukan d horizon A2 atau pada lapisan liat
Remah (single grain), yaitu struktur tanah dengan bentuk bulat dan sangat
poroud, dtrjtur ini terdapat pada horizon A.
b. Besarnya agregat tanah yang dinyatakan sebagai kelas struktur
Kelas struktur tanah :
Sangat halus atau sangat tipis
Halus atau tipis
Sedang
Kasar atau tebal
Sangat kasar atau sangat tebal
c. Pengamatan kuat lemahnya agregat tanah yang terbentuk yang dinyatakan
sebagai derajat struktur tanah
Derajat Struktur Tanah :
48
Tidak berstruktur
Lemah
Sedang
Kuat
3
Konsistensi
Tidak Plastis (Nilai 0) : yaitu dicirikan tidak dapat membentuk gulungan tanah
49
Agak Plastis (Nilai 1) : yaitu dicirikan hanya dapat dibentuk gulungan tanah
kurang dr 1 cm
Plastis (Nilai 2) : yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1
cm dan diperlukan sedikit tekanan untuk gulungan tersebut
Sangat plastis (Nilai 3) : yaitu dicirikan dapat membentuk gulingan tanah lebih
dari 1 cm dan diperlukan tekanan besar untuk merusak gulungan tersebut
Konsistensi lembab pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasistas lapang,
konsistensi dibagi 6 kategori sebagai berikut :
Lepas (Nilai 0) :yaitu dicirikan tanah tidak melekat satu sama lain atau antar
butir tanah mudah terpisah
Sangat Gembur (Nilai 1) : yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah sekali hancur
bila diremas
Gembur (Nilai 2) : yaitu dicirikan dengan hanya sedikit tekanan saat meremas
dapat menghancurkan gumpalan tanah
Teguh / Kokoh (Nilai 3) : yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan agak kuat
saat meremas tanah tersebut agar dapat menghancurkan gumpalan tanah
Sangat Tguh / Sangat Kokok (Nilai 4) : yaitu dicirikan dengan diperlukannya
tekanan berkali-kali saat meremas tanah agar dapat menghancurkan gumpalan
tanah tersebut
Sangat Teguh Sekali / Luar Biasa Kokoh (Nilai 5) : yaitu dicirikan dengan tidak
hancurnya gumpalan tanah meskipun sudah ditekan berkali-kali saat meremas dan
bahkan diperlukan alat abntu agar dapat menghancurkannya
Konsistensi Kering Penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah
kering udara, ini dibagi 6 kategori sebagai berikut :
Lepas (Nilai 0) : yaitu dicirikan butir-butir tanah mudah dipisah-pisah atau tanah
tidak melekat satu sama lain
50
Lunak (Nilai 1) : yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah hancur apabila diremas
atau tanah berkohesi lemah dan rapuh, sehingga jika ditekan sedikit saja akan
mudah hancur
Agak Keras (Nilai 2) :yaitu dicirikan gumpalan tanah baru akan ahncur jika
diberi tekanan pada remasan atau jika hanya mendapat tekanan jari-jari tangan
saja belum mampu menghancurkannya gumpalan tanah.
Keras ( Nilai 3): yaitu dicirkan dengan makin susah untuk menekan gumpalan
tanah dan makin sulitnya gumpalan untuk hancur atau makin diperlukannya
tekanan yang lebih kuat untuk dapat menghancurkan gumpalan tanah
Sangat Keras (Nilai 4) : yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan yang lebih
kuat lagi untuk dapat menghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan tanah makin
sangat sulit ditekan dan sangat sulit hancur
Sangat keras sekali/luar biasa keras (Nilai 5): yaitu dicirkan diperlukannya
tekanan yang sangat besar sekali agar dapat menghancurkan gumpalan tanah atau
gumpalan tanah baru bisa hancur dengan menggunakan alat bantu (pemukul)
(Munir, 1996)
Tekstur tanah merupakan perbandingan relative antara fraksi pasir, debu dan
liat dalam suatu massa tanah. Tekstur penting dalam penentuan sifat fisika, kimia
dan fisika kimia tanah. Ada 3 macam tekstur utama tanah , yaitu : tekstur pasir
(sand) yaitu tanah mengandung pasir, presentasinya >70%, lempung (loam) yaitu
bilatidak ada kandungan pasir dan liat, dan liat (clay) yaitu kandungan liat >35% .
definisi ini dapat diartkan dengan Kuantitatif dan Kualitatif (Hardjowigeno,
1992).
Secara kualitatif, tekstur tanah halus atau kasar. Semakin halus teksturnya,
kemampuan tanah menahan air relative tinggi, plastis, lengket, drainase buruk dan
sulit diolah. Tanah yang ringan mempunyai daya menahan air relative rendah,
aerasi baik air mudah lolos, dan mudah diolah. Secara kuantitatif, tekstur tanah
menunjukkan presentase fraksi-fraksi dalam massa tanah. Tekstur tanah
menunjukkan presentase fraksi-fraksi dalam massa tanah. Tekstur tanah di
51
lapangan dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah basah di
antarajari jempol dengan jari telinjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang
meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir,debu dan liat dengan cara sebagai
berikut: (Hardjowigeno, 1992).
52
III.
METODE PRAKTIKUM
B. Cara Kerja
Warna Tanah
1. Diambil tanah gumpal yang lembab secukupnya
2. Diletakkan dibawah lubang buku Munsell Soil Color Chart
3. Dicatat notasi warna ( Hue, Value, Chroma
Tekstur Tanah
1.
2.
3.
4.
Struktur Tanah
1. Diambil sebongkah tanah dari horizon tanah
2. Dijatuhkan dari ketinggian bongkahan tersebut dan pecahan tersebut
menjadi agregat mikro yang merupakan kelas struktur tanah
Konsistensi Tanah
1. Diambil sebongkahan tanah yang diberi sedikit air
2. Dipijit dengan ibu jari dan telunjuk
53
54
IV.
Tekstur Tanah
Notasi Warna
Nama Warna
Andisol
10 yr 2,5/2
Dark Brown
Ultisol
10 r
Duslly Red
Inseptisol
7,5 yr
Dark Brown
Entisol
10 yr 3/3
Dark Brown
Liat
Very
Lempung
Dark Brown
Berdebu
Vertisol
Warna Tanah
10 yr 2/2
Pasir
Berlempung
Lempung
Berliat
Lempung
Berliat
Struktur Tanah
55
Derajat
Tipe
Kelas
Andisol
Kersai
UF
Lemah (1)
Ultisol
Gumpal
Kasar
Kuat (3)
Inseptisol
Kersai
Sangat Halus
Entisol
Kersai
Sangat Halus
Kuat (3)
Vertisol
Remah
Kasar
Kuat (3)
Tak beragregat
(0)
Konsistensi
Konsistensi
Kelekatan
Keliatan
Lembab
Kering
Andisol
Ss
Po
Sh
Ultisol
Ss
Ps
Vt
Sh
Inseptisol
Ss
Ps
Entisol
Vertisol
So
Ps
Eh
Jenis Tanah
B. Pembahasan
56
sebagai akibat gaya-gaya aktif dalam proses pembentukan tanah. Warna tanah
juga sangat dipengaruhi oleh kadar lengas di dalamnya. Tanah yang kering,
warnanya lebih muda dibandingkan dengan tanah yang basah, hal ini karena
bahan koloid yang kehilangan air (Madjid,2009)
Menurut Hardjowigeno (2003) bahwa warna tanah berfungsi sebagai penunjuk
dari sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaanwarna permukaan tanah
umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi
kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah,
dimana kandungan bahanorganik umumnya rendah, warna tanah banyak
dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah. Di daerah
berdrainase buruk, yaitu di daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah
berwarna abu-abu karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+). Pada
tanahyang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah terendam air,
Feterdapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O3
(hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3. 3 H2O (limonit) yang berwarna
kuning cokelat. Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah dan kadangkadang kering, maka selain berwarna abu- abu (daerahyang tereduksi) didapat
pula becak-becak karatan merah atau kuning, yaitu di tempat-tempat dimana udara
dapat masuk, sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut. Keberadaan jenis
mineral dapat menyebabkan warna lebih terang.
Menurut (Subagyo, 1970) Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif
antara fraksi pasir,debu, dan liat dalam suatu massa tanah. Tekstur penting dalam
penentuan sifat fisika, kimia, dan fisika-kimia tanah. Ada 3 macamtekstur utama
tanah, yaitu : tekstur pasir (sand) yaitu tanahmengandung pasir, presentasinya >
70%, lempung (loam) yaitu bilatidak ada kandungan pasir dan liat, dan liat (clay)
yaitu kandungan liat> 35%. Definisi ini dapat diartikan dengan Kuantitatif dan
Kualitatif :
1. Secara Kualitatif
57
Tekstur menggambarkan tekstur tanah yang halus atau kasar. Semakin halus
teksturnya, kemampuan tanah menahan air relatif tinggi, plastis, lengket, drainase
buruk dan sulit diolah. Tanahyang ringan mempunyai daya menahan air relatif
rendah, aerasi baik,air mudah lolos, dan mudah diolah
2. Secara kuantitatif
Tekstur tanah menunjukan presentase fraksi-fraksi dalam massa tanah.Tekstur
tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit
tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus
kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat.
Menurut (Soegiman, 1982) Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari
butir-butir tanah.Gumpalan struktur tanah ini terjadi karena butir-butir pasir, debu,
dan liatterikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksidaoksida besi, dan lain-lain. Struktur tanah merupakan susunan ikatan partikel tanah
satu sama lain. Ikatan tanah berbentuk sebagai agregat tanah. Apabila syarat
agregat tanah terpenuhi maka dengan sendirinya tanpa sebab dariluar disebut ped,
sedangkan ikatan yang merupakan gumpalan tanah yang sudah terbentuk akibat
penggarapan tanah disebut clod. Pengamatan struktur tanah dilapang terdiri dari:
A. .Pengamatan bentuk struktur /tipe struktur
Bentuk Struktur Tanah :
1. Granular, yaitu struktur tanah yang berbentuk granul, bulat dan porous,
struktur ini terdapat pada horison A.
2. Gumpal (blocky), yaitu struktur tanah yang berbentuk gumpalmembuat
dan gumpal bersudut, bentuknya menyerupai kubus dengansudut-sudut
membulat untuk gumpal membulat dan bersudut tajamuntuk gumpal
bersudut, dengan sumbu horisontal setara dengansumbu vertikal, struktur
ini terdapat pada horison B pada tanah iklim basah.
3. Prisma (prismatic), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertical lebih besar
daripada sumbu horizontal dengan bagian atasnya rata, struktur ini
terdapat pada horison B pada tanah iklim kering.
58
4. Tiang (columnar), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertikal lebih besar
daripada sumbu horizontal dengan bagian atasnya membulat,struktur ini
terdapat pada horison B pada tanah iklim kering.
5. Lempeng (platy), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertikal lebihkecil
daripada sumbu horizontal, struktur ini ditemukan di horison A2atau pada
lapisan padat liat.
6. Remah (single grain), yaitu struktur tanah dengan bentuk bulat dansangat
porous, struktur ini terdapat pada horizon A.
B. Besarnya agregat tanah yang dinyatakan sebagai kelas struktur Kelas
Struktur Tanah :
1.Sangat halus atau sangat tipis (very fine or very thin)
2.Halus atau tipis (fine or thin)
3.Sedang (medium)
4.Kasar atau tebal (coarse or thick)
5.Sangat kasar atau sangat tebal (very coarse or very thick).
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butirbutir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Keadaan
tersebut ditunjukkan dari daya tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah
bentuk. Gaya yang akan mengubah bentuk tersebut misalnya pencangkulan,
pembajakan, dan penggaruan. Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa tanah-tanah
yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada
alat pengolah tanah.
Menurut Wirjodihardjo dalam Sutedjo dan Kartasapoetra (2002) bahwa
intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut: (1) jenis mineral dan
jumlahnya, (2) kandungan bahan organik tanah, dan (3) kadar air tanah dan
tingkat hidratasi. Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa
dapat menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan
beragam warna dari putih sampai merah. Hematit dapat menyebabkan warna
tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi kandungan bahan organik
maka warna tanah makin gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit kandungan
bahan organik tanah maka warna tanah akan tampak lebih terang. Tanah dengan
59
kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah menyebabkan warna
tanah menjadi lebih gelap (kelam). Sedangkan tingkat hidratasi berkaitan dengan
kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna
reduksi (gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau.
Pengamatan kuat lemahnya agregat tanah yang terbentuk yang dinyatakan
sebagai derajat struktur tanah Derajat Struktur Tanah :
1.Tidak berstruktur (structureless)
2.Lemah (weak)
3.Sedang (moderate)
4.Kuat (strong)
60
tekstur halus pada horison Bt (karena kandungan liat maksimal pada horison ini),
struktur pada horison Bt berbentuk Blocky, konsistensi teguh, cutanliat terjadi
pathite banyak ditemukan konkresi
Tanah Andisol dicirikan sebagai tanah mineral yang mempunyai sifat andik
dengan kriteria diantaranya adalah mempunyai berat isi tanah kurang dari 0.9 g/cc
sampai kedalaman lebih dari 35 cm dan didominasi bahan amorf dan atau
mengandung abu vulkan, abu apung, lapili dan sebangsanya lebih dari 60%
sampai kedalaman 35cm atau lebih atau mempunyai pH NaF 1N lebih dari 9.4
(Munir, 1996)
Andisol di Indonesia terletak pada daerah yang mempunyai ketinggian 0
(pantai) hingga 3500 meter (puncak gunung) di atas permukaan laut, dengan
bentuk wilayah datar sampai bergunung serta di bawah kondisi iklim tropika
basah dan pada landscape vulkanik muda (Djaenudin & Sujadi, 1988). Bahan
induk andisol adalah berupa abu vulkanik yang dapat tersusun atas andesitodesitik, andesit , basalto andesitik dan basaltik (Tan, 1995)
Pengamatan tanah dengan indera memiliki banyak tujuan dan kegunaan di
berbagai bidanng salah satunya yaitu di bidang pertanian .pengamatan indra ini
penting untuk memudahkan petani dalam nenentukan baik tidaknya lahan untuk
ditanami tanaman serta tanaman apa yang baik untuk ditanam di lahan tersebut
melalui pengamatan warna tanah, tekstur tanahnya, struktur tanahnya, serta
konsistensi tanahnya.
61
V.
Struktur Tanah dari masing-masing tanah dengan urutan, kelas, dan derajat adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
62
63
DAFTAR PUSTAKA
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah . Akademika Presindo : Jakarta
Madjid, Abdul. 2009. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Bahan Kuliah Online. Fakultas
Pertanian: Yogyakarta.
Munir, M. 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia.. PT. Dunia Pusataka Jaya :
Jakarta.
Soebagyo, 1970 . Dasar-Dasar Ilmu Tanah II. PT Soeroengan : Jakarta
Soegiman. 1982. Ilmu Tanah. Bharatara Karya Aksara : Jakarta
Tan, Kim. 1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Balai Penelitian The dan Kina :
Bandung.Hardjowigeno. S., 1992. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika
Pressindo. Jakarta
64
65
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah adalah benda alam yang mempunyai tiga dimensi ruang yaitu panjang,
lebar, dan kedalaman. Setiap tanah mempunyai sifat-sifat yang khas (sets of
characteristic) yang merupakan hasil kerja faktor-faktor pembentuk tanah. Akibat
bekerjanya faktor-faktor pembentukan tanah ini, maka setiap jenis tanah akan
menampakkan profil tanah yang berbeda-beda. Ciri-ciri morfologi suatu tanah
sangat berguna untuk mengetahui jenis tanah dan tingkat kesuburan tanahnya.
Tindakan budidaya tanaman akan lebih cepat, bila didasarkan pada sifat morfologi
tersebut.
Fungsi utama tanah adalah sebagai medium alam untuk pertumbuhan tanaman.
Tanah menyediakan unsur-unsur hara sebagai makanan tanaman untuk
pertumbuhannya. Selanjutnya unsur hara di serap oleh akar tanaman dan
melaluidaun diubah menjadi persenyawaan organik sepertikarbohidrat, protein,
lemak, dan lain-lain yang amat berguna bagi kehidupan manusia dan hewan.
Untuk mengenal suatu jenis tanah, dilakukan praktikum pengenalan profil di
lapang. Profil tanah yang akan diamati ciri-cirinya harus memenuhi persyaratan
66
sebagai berikut : (1) masih alami, (2) Vertical dan (3) bidang pengamatan profil
tidak boleh terkena cahaya matahari.
Tanah berbentuk lapisan-lapisan diatas batuan terkonsolidasi sebagai akibat
interaksi dari bahan induk, iklim, makhluk hidup, topografi, dan pada periode
waktu tertentu. Walaupun batas bawah dari tanah tidak bisa didefinisikan, tetapi
batas bawah tersebut dapat ditandai dengan batas aktivitas biologi seperti batas
perakaran, dan kehidupan mikroba tanah. Jika aktivitas biologi lebih dari 200 cm,
maka secara konvensi batas terbawah tanah adalah 200 cm ( 2 meter ).
B. Tujuan
Mengetahui dan mempelajari profil pada tanah
67
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah merupakan hasil evolusi dan mempunyai susunan teratur yang unik
yang terdiri dari lapisan-lapisan atau horizon-horison yang berkembang secara
genetic. Proses-proses pembentukan tanah atau perkembangan horizon dapat
dilihat sebagai penambahan, pengurangan, perubahan atau translokasi. Tanaman
dan hewan memperoleh lingkungan pada semua jenis tanah, menjadi bagian dari
bahan organic. Dalam semua jenis tanah mineral-mineral menahan mineralmineral sekunder dan campuran lainnya dengan pembentukan serentak dan
dengan berbagai macam daya larutnya yang padat dipindahkan dari satu horizon
melewati dan memindahkan bahan-bahan yang dapat larut. Kebanyakan jenis
tanah mendapat tambahan debu, abu vulkanik atau sedimen-sedimen hasil kikisan
tanah-tanah di bagian yang lebih tinggi (Foth, 1999)
Menurut Hakim, dkk (1986), profil tanah merupakan penampang vertikal tanah
dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan induk di bawah tanah.
Pengamatan profil tanah meliputi pengamatan profil itu sendiri dan pengamatan
factor sekeliling yang mempengaruhi proses pembentukan tanah. Yang termasuk
factor sekeliling yang mempengaruhi antara lain : vegetasi, topografi, kedalaman
68
air tanah, usaha tani, serta ada tidaknya factor penghambat seperti bahaya banjir,
erosi, salinitas, keadaan berbatu dan sebagainya.
Meskipun tanah terdiri dari beberapa horizon, namun bagi tanaman, yang sangat
penting adlah lapisan atas yang biasanya mempunyai ketebalan dibawah 30cm,
bahkan bagi tanaman berakal dangkal seperti padi, palawija dan sayuran, yang
paling berperan adalah kedalaman di bawah 20cm. oleh karena itu, istilah
kesuburan tanah biasanya mengacu pada ketersediaan hara pada lapisan setebal
ini, yang biasanya disebut dengan lapisan olah (Harafiah, 2009)
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini
terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain seperti bahan
organi, oksida-oksida besi, dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan kecil ini
mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda-beda.
Menurut Subagyo (1970), struktur tanah yang baik ialah yang mengandung usnur
hara dan air dalam jumlah cukup dan seimbang serta mantap. Ini terdapat pada
strukturtanah yang ruang pori-porinya besar, mempunyai perbandingan yang sama
antara pori-pori makro dan mikro serta tahan terhadap pukulan tetesan hujan.
Menurut Hakim, dkk (1986), struktur dapat memodifikasi pengaruh tekstur dalam
hubungan dengan kelembaban, porositas, tersedianya unsure-unsur hara, kegiatan,
jasad hidup dan pertumbuhan akar. Terdapat empat tipe utama struktur, yakni
berbentuk lempeng, prisma, gumpal, dan spheriodal (Hardjowigeno, 2003).
69
III.
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah Bor tanah, Clinometer, kompas,
altimeter, pH saku, botol semprot, kertas label, meteran, larutan H2O2 3%, larutan
HCl 10%, larutan dipridil dalam 1N NH4Oac netral, aquades, buku Munsell Soil
Color Chart, Kantong plastik, spidol, buku pedoman pengamatan tanah lapang
dan daftar isian profil dan jangka sorong
B. Cara Kerja
1. Pilihlah tempat pembuatan profil tanah yang tidak terkena cahaya matahari
2. Dilakukan pengeboran tanah di tempat-tempat sekitar profil tanah sedalam
1 meter pada 2 atau 3 tempat berjarak 1 meter
3. Digali lubang dengan ukuran panjang 2m, lebar 1,5m dan kedalamannya
1,5m
4. Dibuat tangga kebawah untuk memudahkan pengamatan
70
IV.
0-18 cm
18-44 cm
44-62 cm
62-84 cm 84-102 cm
lapisan
Dalam
lapisan
Simbol
O 11cm
A1 6cm
A2 5cm
B1 11cm
B2 5cm
Berangsur
Jelas (C)
Jelas (C)
Berangsur
Jelas (C)
lapisan
Batas
lapisan
Batas
(G)
Rata (S)
topografi
Warna
tanah
(G)
Berombak
Rata (S)
Rata (S)
Rata (S)
Dark
Dark
Dark
Brown
Brown
Brown
(W)
Brown
Dark Bown
71
Tekstur
tanah
Lempung
Lempung
Lempung
Lempung
Pasir (S),
Berliat
Berliat
Berliat
(L)
Lempung
(CL)
(CL)
(CL)
Berliat
(CL)
Kandungan
bahan
Cukupan,
Cukupan,
Lemah,
Lemah,
Cukupan,
Sangat
Sangat
Sedang
Sedang
Liat
Gembur
Gembur
Tidak
Tidak lekat,
Lekat,
tidak
Tidak
lekat,
Plastis,
Tidak
lekat,
lekat, tidak
Sangat
Sangat
plastis,
tidak
plastis,
Plastis,
gembur,
Teguh
plastis,
Sangat
Sangat
Lunak
teguh
gembur
Berbuih
Banyak
kasar
kasar
(fragmen)
Struktur
tanah
konsistensi
gembur
Reaksi
Banyak
Banyak
H2O2
buih
buih
5,5
Tidak
Tidak
Berbuih
Sedang
Sedikit
Berbuih
Berbuih
Halus,
Sedang
pH
tanah
Berbuih
buih
(lapang)
Reaksi
terhadap
Buih
HCL
perakaran
kasar
72
sedikit
epipedon
Horison
penciri
bawah
padas
B. Pembahasan
Tanah merupakan lapisan bumi yang secara fisk berfungsi tempat tumbuh
berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan penyuplai
kebutuhan air dan udara, secara kimiawi berfungsi sebgai gudang dan penyuplai
hara atau nutrisi (senyawa organic dan anorganik sedrehanan dan unsure-unsur
esensial seperti N, P, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl dan lain-lain), dan secara
biologis berfungsi sebagai habitat biota (organisme ) yang berpartisipasi aktif
dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu, tumbu, proteksi) bagi
tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktifitas tanah
untuk menghasilkan biomassa dan produksi baik tanaman pangan, obat-obatan,
industry perkebunan, maupun kehutanan (Kemas A.H, 2009).
Profil tanah merupakan suatu iris dan melintang pada tubuh tanah, dibuat
dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang, dan lebar serta kedalam
tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan
tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-agaya alam
(natural forces) terhadap proses pembentukan mineral, serta oembentukan dan
pelapukan bahan-bahan koloid (Hakim dkk, 1986).
Hasil pelapukan batuan-batuan yang bercampur dengan sisa batuan dari
organism yang hidp diatasnya. Selain itu, terdapat pula uadara dan air di dakam
tanah. Air dakam tanah berasal dari aiar hujan yang ditahan oleh tanah sehingga
tidak meresap ketempat lain, di samping pencampuran bahan organic didalam
73
Pada praktikum kali ini, digunakan larutan seperti H2O2 dan HCl. Fungsi dari
H2O2 adalah untuk menguji adanya bahan organic. Sedangkan HCl, berfungsi
untuk mengetahui derajat keasaman suatu tanah dan menentukan adanya asam
karbonat dalam tanah. Berikut reaksi dari uji terhadap kandungan bahan organic
tersebut :
Mn + H2O2 akan mengeluarkan asap
CaCO3 + H2O2 akan bergelembung
74
Reaksi antara tanah dengan HCl tidak menunjukkan suatu reaksi, sehingga tidak
ada asam karbonat pada tanah yang diamati profilnya.
Hasil praktikum acara 5 yaitu, setiap kelompok mendapatkan satu horizon
tanah. Kelompok 1 mendapatkan horizon O dengan tebal 0-18 cm, dimana
horizon tersebut banyak mengandung unsure hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
Kelompok 2 mendapatkan horizon A1 dengan tebal 18-44 cm. pada horizon 2
berwarna dark brown. Kelompok 3 mendapatkan horizon tanah no 3 yaitu A2
dengan ketebalan 44-62 cm. kelompok 4 mendapatkan horizon B1 dengan
ketebalan 62-84 cm. kelompok 5 mendapatkan bagian tanah yang hampir
mendekati dark brown, dengan ketebalan 82-102 cm dengan warna dark brown.
Kemudian diambil contoh tanah diuji dengan cara seperti acara 4 yaitu
pengamatan dengan indra.
75
V.
76
DAFTAR PUSTAKA
77
78