NUKLEUS PULPOSUS Fix 1
NUKLEUS PULPOSUS Fix 1
DI SUSUN OLEH :
1. Aan Dian Lestari
2. Bella Krisna Mareta
3. Desy Irawati
4. Dewi Nur Kholifah
5. Diny Tri Yulia C.S
6. Dita Deviyanti
7. Leni Sintya Dewi
8. Maria Ulfa
9. Salma Rayanti
10.Ulfi Apriyani
11.Rully Maidy
12.Septania Kharisma Pertiwi
11141053
11141057
11141061
11141062
11141064
11141065
11141079
11141080
11141094
11141097
11141092
11141095
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan karuniaNya, sehingga mendapat petunjuk dan kesabaran dalam
menyelesaikan tugas makalah ini. Tidak lupa shalawat dan salam semoga Allah SWT
curahkan selalu kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
kita dari alam kegelapan menuju alam yang diridhoiNya.
Makalah ini berisi sedikit pengetahuan tentang Asuhan Keperawatan Pada
Klien Nukleus Pulposus, melalui pembahasan pengertian Nukleus Pulposus dan
bagaimana cara perawat mnerapkan asuhan keperawatan yang sesuai terhadap pasien
tersebut dalam dunia kerja kesehatan yang nantinya diharap dapat menambah
pengetahuan pembaca tentang patologis dari Sistem Persyarafan. Selama pembuatan
makalah ini, telah banyak arahan dan petunjuk yang didapat dari dosen pengajar mata
kuliah Sistem Persyarafan II. Namun dalam penulisan makalah ini, mungkin jauh dari
apa yang dinamakan sempurna karena masih dalam tahap belajar. Oleh sebab itu,
dengan senang hati atas saran dan kritiknya untuk disusun selanjutnya.
Demikianlah makalah sederhana ini disusun, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita
semua.
System persyarafan
Page 1
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR..................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
....................................................................................................................................
1
1.2
Rumusan
Masalah
....................................................................................................................................
2
1.3
Tujuan
Penulisan
Makalah
....................................................................................................................................
2
1.4
Manfaat
....................................................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
A. KONSEP PENYAKIT......................................................................................................
4
2.1. Anatomi
Dan
Fisiologi
.............................................................................................................................
4
2.2. Definisi
.............................................................................................................................
6
2.3. Etiologi
.............................................................................................................................
7
2.4. Manifestasi
klinis
.............................................................................................................................
7
2.5. Patofisiologi
.............................................................................................................................
8
2.6. Web
System persyarafan
Of
Page 2
Caustion
.............................................................................................................................
9
2.7. Komplikasi
.............................................................................................................................
10
2.8. Pemeriksaan
Diagnostik
.............................................................................................................................
11
2.9. Penataklasanaan
Medis
.............................................................................................................................
13
2.10.
Pencegahan
....................................................................................................................................
15
BAB III KASUS HERNIA NUKLEUS PULPOSUS..................................................................
16
3.1. Pengkajian
.............................................................................................................................
17
3.2. Data
Fokus
.............................................................................................................................
31
3.3. Analisa
Data
.............................................................................................................................
33
3.4. Diagnosa
Keperawatan
.............................................................................................................................
36
3.5. Intervensi
Keperawatan
.............................................................................................................................
37
3.6. Implementasi
Keperawatan
.............................................................................................................................
39
3.7. Evaluasi
.............................................................................................................................
40
Page 3
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................................
42
3.2. Saran................................................................................................................................
42
DAFTAR PUSTAKA
System persyarafan
Page 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
HNP Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah penyakit yang disebabkan
oleh trauma atau perubahan degeneratif yang menyerang massa nukleus pada
daerah vertebra L4-L5, L5-S1, atau C5-C6 yang menimbulkan nyeri punggung
bawah yang berat, kronik dan berulang atau kambuh ( Doenges, 1999).
HNP sering terjadi pada daerah L4-L5 dan L5-S1 kemudian pada C5-C6
dan paling jarang terjadi pada daerah torakal, sangat jarang terjadi pada anakanak dan remaja tapi kejadiannya meningkat dengan umur setelah 20 tahun.
Insiden terbanyak adalah pada kasus Hernia Lumbo Sakral lebih dari 90 %, dan
diikuti oleh kasus Hernia Servikal 5-10 % . Pasien HNP lumbal seringkali
mengeluh rasa nyeri menjadi bertambah pada saat melakukan aktifitas seperti
duduk lama, membungkuk, mengangkat benda yang berat, juga pada saat
batuk, bersin dan mengejan. Rose dan Engstorm menyebutkan bahwa nyeri
yang bertambah pada saat batuk, bersin dan mengejan di sebabkan oleh
peningkatan tekanan intratekal yang transien sepanjang durameter. Wiener
mendapatkan sekitar 48-84 % pasien HNP lumbal mengalami rasa nyeri yang
bertambah saat batuk, bersin dan mengejan.
Menjelang usia meningkat setelah 20 tahun, mulailah terjadi perubahanperubahan pada anulus fibrosus dan nukleus pulposus. Pada beberapa tempat
serat-serat fibroelastik terputus dan sebagian rusak diganti oleh jaringan
kolagen. Proses ini berlangsung terus-menerus sehingga dalam anulus fibrosus
terbentuk rongga-rongga. Nukleus pulposus akan melakukan infiltrasi ke dalam
rongga-rongga tersebut dan juga mengalami perubahan berupa penyusutan
kadar air. Jadi terciptalah suatu keadaan dimana disatu pihak volume materi
nukleus pulposus berkurang dan dipihak lain volume rongga antar vertebrae
bertambah
sehingga
terjadilah
penurunan
tekanan
intradiskal
yang
System persyarafan
Page 1
Tujuan Umum
Dengan dibuatnya makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami
penyakit pada Sistem Persarafan pada pasien dengan Hernia Nukleus
Pulposus.
b.
Tujuan Khusus
1) Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami tentang konsep dasar
penyakit Hernia Nukleus Pulposus.
2) Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi Hernia Nukleus Pulposus.
3) Mampu menjelaskan dan memahami tentang konsep asuhan keperawatan
pada pasien Hernia Nukleus Pulposus.
System persyarafan
Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Penyakit
2.1. Anatomi tulang belakang
Ruas-ruas tulang bekakang manusia ruas-ruas tulang belakang manusia
tersusun dari atas kebawah dan diantara ruas-ruas dihubungkan dengan tulang
rawan yang disebut cakram sehingga tulang belakang dapat tegak dan
System persyarafan
Page 3
ruas badan
ruasnya
besar, tebal
dan kuat,
taju
durinya
agak picak.
Bagian
ruas kelima
agak
menonjol
disebut
promontorium.
d. Vertebra sakralis (tulang kalangkang)
Ada 5 ruas. Ruas-ruasnya menjadi satu sehingga menyerupai sebuah tulang.
e. Vertebral koksigialis (Tulang ekor)
Ada 4 ruas. Ruasnya kecil dan menjadi sebuah tulang yang disebut
oskoksigalis. Dapat bergerak sedikit karena membentuk persendian dengan
sacrum.
Discus invertebratalis terdiri dari tiga bagian : Annulus fibrosus,, nucleus
pulposus, dan lempeng kartilago. Annulus fibrosus merupakan cincin yang liat
dan terususn atas 10 12 lapisan jaringan ikat yang konsentrik dan
fibrokartilago. Dibagian anterior diperkuat oleh ligamentum longitudinalis
anterior dan posterior. Nucleus pulposus terletak didalamnya pada posisi yang
System persyarafan
Page 4
Definisi
Diskus intervetrebalis adalah lempengan kartilago yang berbentuk
sebuah bantalan diantara dua tulang belakang. Material yang keras dari
vebrosa digabungkan dalam satu kapsul. Bantalan seperti bola dibagian
tengah
diskus
dinamakan
nucleus
pulposus.
Pada
hernia
diskus
System persyarafan
Page 5
Etiologi
Penyebab dari hernia nucleus pulposus (HNP) biasaya dengan
meningkatnya usia terjadi perubahan degenerative yang mengakibatkan
kurang lentur dan tipisnya nucleus pulposus. Anulus fibrosus mengalami
perubahan perubahan karena digunakan terus menerus. Akibatnya, annolus
fibrosus biasanya didaerah lumbal dapat menyembul atau pecah (Moore dan
Agur, 2013)
Hernia nucleus pulposus atau HNP kebanyakan juga disebabkan oleh
karena adanya suatu trauma derajat sedang berulang mengenai diskus
intervertebralis sehingga menimbulkan sobeknya annulus fibrosus. Pada
System persyarafan
Page 6
kebanyakan pasien gejala trauma bersifat singkat, dan gejala ini disebabkan
oleh cidera pada diskus yang tidak terlihat selama beberapa bulan atau
bahkan dalam beberapa tahun. Kemudian pada generasi diskus kapsulnya
mendorong
kearah
medulla
spinalis,
atau
mungkin
ruptur
dan
terhadap saraf spinal saat muncul dari kolumna spinal (Helmi, 2012).
2.4.
Manifestasi Klinis
Herniasi diskus disertai nyeri dapat terjadi pada bagian spinal
manapun : servikal, torakal, atau lumbal. Manifestasi klinis bergantung pada
lokasi, kecepatan perkembangan (akut atau kronik) dan pengaruh pada
struktur sekitarnya. Selain itu, gejala dari HNP adalah kejang otot,
kelemahan pada otot atau bagian atrophy, nyeri yang menyebar ke daerah
bokong, betis dan kak, nyeri diperparah jika batuk, tertawa, terjadi nyeri
pada pada tulang belakang, kekakuan pada kaki dan betis dan juga pada saat
duduk dalam jangka waktu yang lama.
Nyeri akan berkurang bila istirahat berbaring. Penderita seringkali
mengeluh kesemutan atau bahkan kekuatan otot menurun sesuai dengan
distribusi persarafan yang terlibat.
2.5.
Patofisiologi
Pada tahap pertama sobeknya annulus fibrosus itu bersifat
sirkumferensial. Karena adanya gaya traumatic yang berulang, sobekan itu
menjadi lebih besar dan timbul sobekan radial. Apabila hal ini telah terjadi,
maka resiko HNP hanya menunggu waktu dan trauma berikutnya saja. Gaya
presipitasi itu dapat diasumsikan seperti gaya traumatic ketika hendak
menegakkan badan waktu terpeleset, mengangkat benda berat, dan
sebagainnya.
Menjebolnya (Herniasi) nucleus pulposus dapat mencapai ke korpus
tulang belakang diatas atau dibawahnya. Bisa juga menjebol langsung ke
kanalis vertebralis. Menjebolnya sebagian nucleus pulposus kedalam
korpus. Vertebra dapat dilihat pada foto rontgen polos dan dikenal sebagai
nodus Schmorl. Sobekan sirkumferansial dan radial pada annulus fibrosus
System persyarafan
Page 7
WOC
trauma
kompresi dan
fraksi nukleus
System persyarafan
kelumpuhan
menekan
saraf
syok
spinal,
nyeri
pada annulus blok
kesulitan
otot
spinalserta
cord
simpatis
nucleus
servikal
lumer
spasme
otot
leher,
fibrosus
robekbernafas
pernafasan
Stress Fisik
ligament
longitudinal
Page 8
postolateral
pemisahan
gangguan
serabut
annulus
gangguan
lempeng
saraf
tulang
motorik
nucleus
tetraplegi
robek
mobilitas
Degenerasi
respon beban
berat
penurunan
kadar protein
dan air pada
daerah
peningkatan
rupture
pada
nucleus
lumbal
nucleus
intradistal
annulus
HERNIA
NUKLEUS
PULPOSUS
NYERI
POLA NAFAS
TIDAK
gangguan
saraf
sensorik
gangguan
saraf
motorik
mati rasa,
hilang
sensitivitas
kelumpuha
n
KURANG
cemas
PENGETAH
UAN
menekan
spinal cord
syok spinal
System persyarafan
Page 9
skiatika, nyeri punggung
bawah sampai kaki
NYERI
GANGGUA
N
MOBILITA
S FISIK
gangguan saraf
otonom
gangguan
fungsi rectum
dan kandung
kemih
2.7.
GANGGUAN
POLA
ELIMINASI
Komplikasi
a. Sindroma Cauda Equina
Yaitu hernia cakram yang menekan ekor sumsum tulang belakang
(cauda equina dan ditandai rasa baal di dubur dan sekitarnya, gangguan
buang air besar dan berkemih).
b. Kelumpuhan
HNP terjadi pada seluruh ruas tulang belakang mulai dari tulang
leher sampai tulang ekor (cervical,thorakal, lumbal atau sacrum). Daerah
sakitnya tergantung dimana terjadinya penjempitan, semisal dileher maka
akan terjadi migrain atau sakit sampai kebahu. Bisa juga terjadi
penjempitan di tulang ekor maka akan terasa sakit seperti otot ketarik
pada bagian paha atau betis, kesemutan, bahkan sampai pada
kelumpuhan.
c. Disfungsi ereksi
Kerusakan syaraf menuju atau dari penis dapat menyebabkan
disfungsi ereksi. Kerusakan serupa dapat diakibatkan dari bagian
panggul atau operasi perut (umumnya operasi prostat) .terapi radiasi ,
penyakit tulang belakang , diabetes, , multiple sclerosis atau gangguan
seputar syaraf.
d. Nyeri menahun
Nyeri oleh karna HNP yang menjeit saraf rasanya lebih
menggigit, terasa seperti terbaka atau seperti terkena sengatan listrik.
Dirasakan menjalar kebagian bawah dan jika lebih parah lagi akan terasa
nyerinya dari belakang paha menyebar kebagian bawah hingga betis
pada satu sisi. Nyeri dapat timbul setiap saat tidak terbatas apakah
sedang beraktivitas tau sedang beristirahat. Berbeda dengan nyeri akibat
gangguan di saluran kemih. Jika hambatan ada di ginjal, nyeri terasa
System persyarafan
Page 10
yang
mencurigakan
adanya
sebagainya.
System persyarafan
Page 11
tuberkulosis,
keganasan
dan
Penatalaksanaan Medis
a. Terapi Konservatif
Tirah Baring : Penderita harus tetap berbaring di tempat tidur selama
beberapa hari dengan sikap yang baik adalah sikap dalam posisi setengah
duduk, tungkai dalam sikap fleksi pada sendi panggul dan lutut tertentu.
Tempat tidur tidak boleh memakai pegas atau per, dengan demikian
tempat tidur harus dari papan yang lurus dan di tutup dengan lembar busa
tipis. Tirah baring bermanfaat untuk nyeri punggung bawah mekanik
System persyarafan
Page 12
akut. Lama tirah baring bergantung pada berat ringannya gangguan yang
di rasakan penderita. Pada HNP, klien memerlukan tirah baring dalam
waktu yang lebih lama. Setelah tirah baring, klien melakukan latihan atau
di
pasang
korset
untuk
mencegah
terjadinya
kontraktur
dan
2.10. Pencegahan
Untuk pencegahan dari Hernia Nukleus Pulposus , lakukan:
a. Olahraga. Hal ini akan menjaga kelenturan dan kekuatan otot
b. Menghindari aktivitas berulang (repetitif)
c. Mengontrol berat badan sehingga tekanan pada ruas tulang belakang
tidak berat.
System persyarafan
Page 13
1. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri yang berhubungan
dengan
penjepitan
saraf
pada
diskus
BAB III
KASUS HERNIASI NUKLEUS PULPOSUS
Tn. N 60 tahun datang dengan keluhan nyeri pinggang bawah + sejak 2 bulan
yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan tajam dan terlokalisir di
pinggang bawah, nyeri juga tidak mengganggu aktivitas pasien. Namun nyeri dirasakan
semakin memberat sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Nyeri tajam dialami
terus menerus sepanjang hari, tidak bergantung baik siang ataupun malam. Nyeri juga
System persyarafan
Page 14
dirasakan menjalar ke paha kanan bagian belakang, tungkai bawah hingga jari-jari kaki
kanan. Pasien juga mengeluhkan bahwa nyeri dalam 1 minggu ini sudah menggangu
aktivitas. Pasien juga mengeluhkan tidak dapat melakukan aktivitas tanpa bantuan dari
anak atau istrinya. Nyeri dirasakan semakin berat saat pasien melakukan perubahan
posisi ( tidur ke duduk atau duduk ke berdiri), saat batuk, mengedan, dan bersin. Nyeri
dirasakan berkurang dengan posisi berbaring disertai posisi kaki yang ditekuk.
Pasien juga mengalami kebas di bagian lateral tungkai bawah kanan hingga ke
jari-jari kaki kanan. Kebas dialami sejak 2 hari yang lalu. Pasien tidak ada mengalami
keluhan buang air kecil maupun air besar. Tidak ada trauma tulang belakang, demam,
batuk lama, serta penurunan berat badan. Pasien pernah mengalami nyeri pinggang
bawah dialami sejak tahun 2005. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit baik hipertensi
maupun diabetes mellitus. Dalam keluarga pasien tidak ada riwayat penyakit baik
hipertensi maupun diabetes mellitus.
Pasien pernah berobat dengan keluhan nyeri pinggang bawah dan mendapat
terapi injeksi obat secara intratekal, hasilnya keluhan pasien membaik, tahun 2005.
Tahun 2011 sekitar 2 bulan yang lalu pasien juga berobat dengan keluhan nyeri
pinggang bawah dan mendapat terapi obat oral, hasilnya pasien membaik dengan
pengobatan. 1 minggu yang lalu pasien berobat dengan keluhan nyeri punggang bawah
ke dr.Sp.S sama seperti sebelumnya dan mendapat terapi obat oral namun hasilnya juga
tidak ada perbaikan. 5 hari yang lalu, pasien juga berobat dengan keluhan nyeri
punggang bawah ke dokter yang sama dan mendapat terapi obat oral namun hasilnya
juga tidak ada perbaikan. 2 hari yang lalu pasien berobat dengan keluhan nyeri
punggang bawah ke dokter yang sama dan mendapat terapi obat oral serta dianjurkan
menggunakan korset lumbal, namun hasilnya tidak ada perbaikan. Pasien merasa
khawatir dan takut akan penyakitnya karena telah melalui pengobatan yang cukup lama
namun penyakit belum dapat disembuhkan dan cemas dapat kehilangan pekerjaanya.
Pasien bekerja sebagai mekanik disalah satu kantor alat-alat berat dengan posisi
kerja yang sering berjongkok dalam waktu yang lama serta posisi duduk dengan tubuh
menghadap ke satu sisi dalam waktu yang lama. Pasien memilki kebiasaan merokok
sejak 28 tahun yang lalu dan Olah raga ( jalan pagi) tidak rutin seminggu sekali. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi 72x/menit,
System persyarafan
Page 15
frekuensi napas 24x/menit, suhu 36,90C, mata tampak konjungtiva tidak pucat, sklera
anikterik. Telinga dan hidung dalam batas normal. Pada mulut tampak oral hygiene
baik, leher, paru, jantung, serta abdomen dalam batas normal.
3.2.1 Pengkajian Keperawatan
Tanggal Pengkajian
: 23 Maret 2012
Tanggal masuk
: 23 Maret 2012
Ruang/Kelas
: MELATI / I
Nomor Register
: 098788123
Diagnosa Medis
: HNP (Hernia Nukleus Pulposus)
a) Identitas Pasien
Nama Klien
: Tn. N
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Usia
: 60 tahun
Status Perkawinan
: Kawin
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Jawa
Pendidikan
: SD
Bahasa Yang Digunakan
: Indonesia
Pekerjaan
: Pekerja Bangunan
Alamat
: Jalan. Ternate No.35
Sumber Biaya (Pribadi,Perusahaan,Lain-lain : Pribadi
Sumber Informasi (Klien/Keluarga)
: Klien
Riwayat Keperawatan
Keluhan Utama : Nyeri punggung bawah
Riwayat Penyakit Sekarang :
Nyeri pinggang bawah + sejak 2 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit.
b)
Nyeri dirasakan tajam dan terlokalisir di pinggang bawah, nyeri juga tidak
mengganggu aktivitas pasien. Namun nyeri dirasakan semakin memberat sejak 1
minggu sebelum masuk rumah sakit. Nyeri tajam dialami terus menerus sepanjang
hari, tidak bergantung baik siang ataupun malam. Nyeri juga dirasakan menjalar ke
paha kanan bagian belakang, tungkai bawah hingga jari-jari kaki kanan. Pasien juga
mengeluhkan bahwa nyeri dalam 1 minggu ini sudah menggangu aktivitas. Nyeri
dirasakan semakin berat saat pasien melakukan perubahan posisi ( tidur ke duduk
atau duduk ke berdiri), saat batuk, mengedan, dan bersin. Nyeri dirasakan
berkurang dengan posisi berbaring disertai posisi kaki yang ditekuk.
Pasien juga mengalami kebas di bagian lateral tungkai bawah kanan hingga ke
jari-jari kaki kanan. Kebas dialami sejak 2 hari yang lalu. Pasien tidak ada
System persyarafan
Page 16
mengalami keluhan buang air kecil maupun air besar. Tidak ada trauma tulang
belakang, demam, batuk lama, serta penurunan berat badan.
Riwayat Penyakit Dahulu :
a.Riwayat nyeri pinggang bawah dialami sejak tahun 2005
b. Tidak ada riwayat HT
c.Tidak ada riwayat DM
Riwayat Penyakit Keluarga :
a. Tidak ada keluarga pasien yang memiliki keluhan serupa.
b. Tidak ada riwayat HT maupun DM
Riwayat Pengobatan
a. Tahun 2005 pasien berobat dengan keluhan nyeri pinggang bawah dan
mendapat terapi injeksi obat secara intratekal, hasilnya keluhan pasien
membaik.
b. Tahun 2011 sekitar 2 bulan yang lalu pasien juga berobat dengan keluhan nyeri
pinggang bawah dan mendapat terapi obat oral, hasilnya pasien membaik
dengan pengobatan.
c. 1 minggu yang lalu pasien berobat dengan keluhan nyeri punggang bawah ke
dr.Sp.S sama seperti sebelumnya dan mendapat terapi obat oral namun
hasilnya juga tidak ada perbaikan
d. 5 hari yang lalu, pasien juga berobat dengan keluhan nyeri punggang bawah ke
dokter yang sama dan mendapat terapi obat oral namun hasilnya juga tidak ada
perbaikan
e. 2 hari yang lalu pasien berobat dengan keluhan nyeri punggang bawah ke
dokter yang sama dan mendapat terapi obat oral serta dianjurkan
menggunakan korset lumbal, namun hasilnya tidak ada perbaikan.
Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram dan Keterangan tiga generasi dari
klien)
System persyarafan
Page 17
Keterangan :
Lakilaki
perempu
klie
n
Tinggal
serumah
meningg
al
menika
h
System persyarafan
: 74 kg
: 170 cm
: 25,6 (over weight)
Page 18
4. Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
5. Nadi
: 88 X/menit
6. Frekuensi Nafas
: 24 X/menit
7. Suhu Tubuh
: 36,5oC
8. Keadaan Umum
: Compos Metis
9. Pembesaran Kelenjar Getah Bening
10. Keadaan umum
11. Kesadaran
: Tidak ada
: Sakit sedang
: Composmentis
(GCS: E4V5M6 )
System persyarafan
Page 19
9. Sputum
: Tidak ada
10. Konsistensi
: Tidak
11. Terdapat darah
: Tidak
12. Palpasi dada
:13. Perkusi dada
:14. Suara nafas
: Sonor
15. Nyeri saat bernafas
: Tidak
16. Penggunaan alat bantu nafas
: Tidak
e. System kardiovaskuler
1. Sirkulasi perifer
- Nadi
: 88 X/menit
- Tekanan darah
: 120/80 mmHg
- Distensi vena jugularis
: Tidak
- Temperature kulit
: Hangat
- Warna kulit
: kuning
- Pengisian kapiler
: < 3 detik
- Edema
: Tidak ada
2. Sirkulasi jantung
- Kecepatan denyut apical :
- Irama
: Teratur
- Kelainan bunyi jantung : Tidak ada
- Sakit dada
: Tidak ada
*Timbulnya
:*Karakteristik
:*Skala nyeri
:g. Sistem Hematologi
Gangguan Hematologi :
- Pucat
: Tidak
- Perdarahan
: Tidak
h. System Saraf Pusat
:
- Keluhan sakit kepala
: Tidak ada
- Tingkat kesadaran
: Compos Metis
- Glasgow coma scale (GCS)
: 15 (G = 6 C=5 S=4)
- Tanda-tanda peningkatan TIK
: Tidak ada
- Gangguan Sistem Persarafan
: Tidak ada
- Pemeriksaan refleks
: Refleks spontan
i. Sistem Pencernaan
:
1. Keadaan mulut
: 1) Gigi
: Tidak caries
2) Penggunaan gigi palsu : Tidak
3) Stomatitis
: Tidak
4) Lidah Kotor
: Tidak
5) Salifa
: Normal
2. Muntah
: Tidak
- Isi
:- Warna
:- Frekuensi : - Jumlah
:3. Nyeri daerah perut
:-
System persyarafan
Page 20
4. Skala nyeri
5. Lokasi & karakteristik nyeri
6. Bising Usus
7. Diare
8. Warna Feces
9. Konsistensi Feces
10. Konstipasi
11. Hepar
12. Abdomen
::: 7x/menit
: Tidak
: feses normal
: lunak
: Tidak
: Normal
: Normal
j. Sistem Endokrin
Pembesaran Kelenjar Tiroid
: Tidak
Nafas berbau Keton
: Tidak
Luka Ganggren
: Tidak
k. System Urogenital
Balanced cairan
: Intake : Tidak Terkaji
B.a.k :
Warna :
Distensi//ketegangan kandung kemih :
Keluhan sakit pinggang
:
Skala nyeri
:
l. System Integumen
Turgor kulit
: baik
Temperature kulit
: Hangat
Warna kulit
: Normal
Keadaan kulit
: Normal
Kelainan kulit
: Tidak
Kondisi kulit daerah pemasangan infuse
: Tidak terkaji
Keadaan rambut : - Tekstur
: Baik
- Kebersihan : Baik
Tandai lokasi luka bakar pada diagram dibawah ini : Tidak ada
m. System Muskuloskeletal
Kesulitan dalam pergerakan
: Ya
Sakit pada tulang, sendi, kulit : Ya
Fraktur
: Tidak
Lokasi : di pinggang bawah menjalar ke paha kanan dan kiri bagian
belakang, tungkai bawah hingga jari-jari kaki.
Kondisi : nyeri terasa tajam, sakit untuk melakukan pergerakan,
kelemahan pada ekstermitas bawah
Kelainan bentuk tulang sendi
: Tidak
Kelainan struktur tulang belakang
: Tidak
Keadaan tonus otot
: Tidak
Kekuatan otot :
System persyarafan
5555
3333
Page 21
5555
3333
n. System psikiatrik
Tingkah
Laku
Perasaan
Hati
Orientasi
Kecerdasan
Daya Ingat
Normal
Agak cemas
:
:
Normal
Normal
Normal
o. Status Neurologis
Sikap Tubuh
Gerakan Abnormal
Kepala
:
:
:
N.III
Kanan
Normal/Normal
Normal/Normal
Normal/Normal
Lapang Pandang
Normal/Normal
Ptosis
-/-
Normal/Normal
Normal/Normal
Normal/Normal
+ (3 mm)
+
+
System persyarafan
Page 22
Kiri
+ (3mm)
+
+
Strabismus divergen
N.IV
Gerakan
mata
ke
-/-
lateral
bawah
Strabismus konvergen
Menggigit
N.V
N.VI
+/+
-/Normal/Normal
Membuka mulut
Normal/Normal
Sensibilitas muka
Reflek kornea
Normal/Normal
+
Trismus
-/-
Gerakan
mata
ke
bawah
Strabismus konvergen
N.VII Kedipan mata
Lipatan nasolabial
Sudut mulut
Mengerutkan dahi
Menutup mata
Meringis
Menggembungkan pipi
lateral
+/+
-/Normal/Normal
Simetris/simetris
Simetris/simetris
Normal/Normal
Normal/Normal
Normal/Normal
Normal/Normal
System persyarafan
Page 23
Tersedak
Denyut nadi
90x/mnt regular
Arkus Faring
Simetris/simetris
N.X
Bersuara
Normal/Normal
Menelan
Normal/Normal
Memalingkan kepala
Normal/Normal
Sikap bahu
Normal/Normal
N.XI
Mengangkat bahu
Normal/Normal
Trofi otot bahu
Eutrofi/Eutrofi
Sikap Lidah
Normal/Normal
Artikulasi
Normal/Normal
Tremor Lidah
-/N.XII
Menjulurkan Lidah
Normal/Normal
Trofi otot lidah
Eutrofi/Eutrofi
Fasikulasi Lidah
-/Sensibilitas
: normal
Fungsi Vegetatif
Refleks Patologis
Oppenheim (-/-),
Gonda (-/-), Schaefer (-/-), Hoffman Trommer (-/-).
PEMERIKSAAN KHUSUS
System persyarafan
Page 24
Posisi terlentang :
Lasegue : (-/+)
Braggard : (-/+)
Patrick : (-/+)
Kontra patrick : (-/+)
Posisi telungkup
Pasien sulit melakukan posisi telungkup
Gibbus : (-)
Posisi tegak
Deformitas :
Pelvis : dbn
Spasme otot :
Jongkok berdiri :
System persyarafan
Page 25
Pemeriksaan
Hematologi
Hasil
Nilai Rujukan
12,7
7,4
4,13
37,1
270
89,8
30,8
34,2
13,0
7,5
14,0-18,0 g/dl
4,0-10 ribu
4,0-6,2 juta
40-58 %
200-400 ribu
80-90 mikro m3
27-34 pg
32-36 g/dl
10-16 %
7-11 mikro m3
87
25,8
0,80
20
24
6,84
4,37
2,47
70-100 mg/dl
10-50 mg/dl
0,62-1,1 mg/dl
0-50 U/L
0-50 IU/L
6-8 g/dl
3,4-4,8 g/dl
2.0-4.0 g/dl
Darah Rutin
Hemoglobin
Leukosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
RDW
MPV
Kimia Klinik
Gula Darah Sewaktu
Ureum
Creatinin
SGOT
SGPT
Protein total
Albumin
Globulin
System persyarafan
Page 26
Tanda-Tanda Vital :
System persyarafan
Page 27
pasien
melakukan
perubahan
Suhu
: 36,5oC
Nadi
: 88 X/menit
Pernafasan
: 24 X/menit
Skala Nyeri
:8
P = terdapat penyempitan pada diskus
intervetebralis L4-L5, L5-S1
Q = nyeri terasa tajam
R = terletak di pinggang di pinggang bawah
Klien
penyempitan
pada
discus
disertai
penyempitan
System persyarafan
Page 28
foramen
5. Terdapat
nucleus
pulposus
yang
: Ya
: Ya
: Tidak
Kondisi
melakukan
pergerakan,
kelemahan
Tidak
Keadaan tonus otot
Tidak
Kekuatan otot :
5555
5555
3333
3333
System persyarafan
Page 29
Data
Masalah
Ds : Klien mengatakan nyeri pada Nyeri Akut
Etiologi
Agen
cedera
fisik,
penjepitan
pada
diskus
tekanan
Page 30
saraf
intervetebralis
di
daerah
memegang
bagian
nyeri
yang
dirasakan
Hasil pemeriksaan penunjang, antara
lain :
X-Foto LumboSacral AP-Lateral :
Kesan :
3.
4.
6.
7.
8.
Degenerasi
diskus
intervertebralis L5-S1
9.
Bulging
pada
diskus
intervertebralis
L5-S1
disertai
foramen
neuralis
penyempitan
kanan kiri
10.
2.
Ds :
Hambatan
fisik
Do :
berhubunga
System persyarafan
Page 31
gangguan
neuromuscular
System Muskuloskeletal
n dengan
melakukan
pergerakan,
5555
3333
3333
tidak
dapat
melakukan
System persyarafan
Page 32
3.
ketidakberdayaan
dan
merasa
ada
individu
tidak
perubahan
klien cemas.
pekerjaan
Klien
tampak
khawatir
dalam
akan
kehilangan pekerjaannya.
Klien tampak tak berdaya dan tidak
ada harapan dengan penyakitnya.
No
1.
Diagnosa Keperawatan
Nyeri
(P&E)
akut
berhubungan
penjepitan
diskus
Tanggal
Ditemukan
yang Tanggal :
23 maret 2012
dengan
saraf
Tanggal
Teratasi
Belum teratasi
pada
intervetebralis
tekanan
di
daerah
Belum teratasi
gangguan neuromuscular
ditandai
dengan
keterbatasan
rentang
Koping
efektif
individu
tidak Tanggal :
23 maret 2015
berhubungan
dengan ketidakberdayaan
dan merasa tidak ada
System persyarafan
Page 33
Belum teratasi
Nama Jelas
dalam
pekerjaan.
Diagnosa Keperawatan
Nyeri
akut
NOC/TUJUAN
yang Setelah
NIC
secara
termasuk
lokasi,
karakteristik
durasi,
ujung saraf
teratasi.
NOC :
faktor presipitasi
2. kontrol lingkungan yang
Pain level:
1. melaporkan
nyeri
berkurang
2. tidak
menunjukan
eksperesi
wajah
menahan nyeri
3. mampu
mengontrol
nyeri
2.
Hambatan
mobilitas
berhubungan
gangguan
fisik Setelah
dengan tindakan
komprehensif
dapat
nyeri
mempengaruhi
seperti
ruangan,
suhu
pencahayaan,
dan kebisimgan
3. ajarkan tentang teknik
non faramakologi : tarik
nafas dalam
4. kolaborasi
pemberian
analgetik
dilakukan Exercise therapy:
asuhan Ambulance
vital
sebelum
rentang
gerak
System persyarafan
Page 34
sesudah
NOC:
1. aktivitas
dan
sign
klien
dalam mobilisasi
meningkat
3. latih
pasien
dalam
2. mengerti tujuan dan
pemenuhan
kebutuhan
peningkatan
ADL secara mandiri
mobilitas
sesuai kemampuan
3. memverbalisasikan
4. konsultasikan
dengan
perasaan
dalam
terapi
fisik
tentang
meningkatan
rencana ambulasi sesuai
kekuatan
dan
dengan kebutuhan
kemampuan
3.
Koping
individu
berpindah
tidak Setelah
dilakukan Coping Enhancement:
asuhan
1. hargai
pemahaman
teratasi.
NOC:
1. menunjukkan
mengidentifikasi strategi
fleksibilitas peran
2. mempunyai
perencanaan
kondisi kegawatan
3. menggunakan support
social
keterbatasan
dan
mengantisipasi
perubahan peran
Tanggal
23-03-2012
Tindakan
Paraf
1. melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif Ttd
termasuk lokasi, karakteristik durasi, vrekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
2. mengontrol
lingkungan
yang
dapat
System persyarafan
Page 35
23-03-2012
3.
23-02-2012
mengidentifikasi
Tanggal
23-032012
Evaluasi
Paraf
Nyeri
seperti
ditusuk-tusuk,
sifatnya
menetap,
R : Nyeri pada bagian punggung bawah sampai
menjalar ke paha,
System persyarafan
Page 36
2.
23-032012
3.
23-03-
2012
System persyarafan
Page 37
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diskus intervetrebalis adalah lempengan kartilago yang berbentuk
sebuah bantalan diantara dua tulang belakang. Material yang keras dari
vebrosa digabungkan dalam satu kapsul. Bantalan seperti bola dibagian
tengah
diskus
dinamakan
nucleus
pulposus.
Pada
hernia
diskus
System persyarafan
Page 38
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif, 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Persarafan . Jakarta : Salemba Medika
Harsono, 2009. Neurologi Edisi 2. Cetakan Ketujuh. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press
Batticaca, Fransisca B, 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika
System persyarafan
Page 39