Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang memiliki sekitar 17.504
pulau dengan panjang pantai 95.181 km, sehingga negara kita memiliki potensi
sumber daya wilayah pesisir laut yang besar. Ekosistem pesisir laut merupakan
sumber daya alam yang produktif sebagai penyedia energi bagi kehidupan komunitas
di dalamnya. Selain itu ekosistem pesisir dan laut mempunyai potensi sebagai sumber
bahan pangan, pertambangan dan mineral, energi, kawasan rekreasi dan pariwisata.
Hal ini menunjukkan bahwa ekosistem pesisir dan laut merupakan aset yang tak
ternilai harganya di masa yang akan datang. Komponen-komponen yang menyusun
ekosistem pesisir dan laut tersebut perlu dijaga dan dilestarikan karena menyimpan
sumber keanekaragaman hayati. Salah satu komponen ekosistem pesisir dan laut
adalah hutan mangrove.
Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman pantai, estuaria atau
muara sungai, dan delta di tempat yang terlindung daerah tropis dan sub tropis.
Dengan demikian maka mangrove merupakan ekosistem yang terdapat di antara
daratan dan lautan dan pada kondisi yang sesuai miangrove akan membentuk hutan
yang ekstensif dan produktif.
Menurut Nontji (1987), luas hutan mangrove di seluruh Indonesia
diperkirakan sekitar 4,25 juta hektar atau 3,98%. Pada umumnya mangrove dapat
ditemukan di seluruh kepulauan Indonesia. Areal hutan mangrove tersebar luas di
pesisir timur Sumatera, pesisir Kalimantan dan pesisir selatan Irian Jaya. Keberadaan
hutan mangrove di Jawa telah banyak mengalami kerusakan atau telah hilang sama
sekali karena ulah manusia.

Salah satu daerah hutan mangrove yang terdapat di pulau Jawa ialah di
Kabupaten Karawang tepatnya di Kecamatan Cilamaya. Di daerah tersebut memiliki
potensi hutan mangrove yang cukup besar, megingat wilayah tersebut merupakan
wilayah pesisir pantai. Hutan mangrove sendiri merupakan salah satu ekosistem
wilayah pesisir dan lautan yang sangat potensial bagi kesejahteraan masyarakat baik
dari segi ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.
Menurut Kepala Bidang Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP)
Kabupaten Karawang menyebutkan bahwa luas hutan mangrove di wilayah lumbung
padi ini mencapai 9.983 hektare (DKP Kabupaten Karawang).
Hal ini membuktikan bahwa Kabupaten Karawang memiliki potensi hutan
mangrove yang cukup besar. Untuk itu monitoring atau pemantauan terhadap
keberadaan hutan mangrove perlu dilakukan, oleh karena itu kami menggunakan
Sistem Informasi Geografis untuk memonitoring perkembangan serta persebaran
mangrove pada tahun 1990, 2001 dan 2010 yang terdapat di Kecamatan Cilamaya
Kabupaten Karawang.

B. Tujuan Penilitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengidentifikasi persebaran mangrove pada tahun 1990, 2001 dan 2010
Kecamatan Cilamaya Kabupaten Karawang.
2. Memetakan persebaran mangrove pada tahun 1990, 2001 dan 2010 Kecamatan
Cilamaya Kabupaten Karawang.

C. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Diharapkan dari penelitian ini dapat diperoleh gambaran mengenai persebaran
hutan mangrove di Kecamatan Cilamaya Kabupaten Karawang, sehingga dapat
menjadi masukan dan basis data serta rekomendasi bagi penyusun kebijakan
pengelolaan wilayah pesisir Kabupaten Karawang.
2. Sebagai sumber data dan masukan bagi peneliti lain yang memiliki objek
penelitian yang sama.
3. Diperoleh data zonasi kerusakan mangrove yang berada di Kecamatan Cilamaya
Kabupaten Karawang.

Anda mungkin juga menyukai